Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam pemahamannya akan
lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior Mekanik dibidang Alat - Alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna,
maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat mengharap kritik dan saran dari para
pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi
untuk pemahaman dari isi dan makna terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga terselesaikannya buku ini.
Penyusun
Mechanic Development
VISION
To be the first choice billion dollar partner of our customers and bring value to
our people.
MISI
MISSION
B’EXCITE
EXCELLENCE
Keunggulan
CARING
Kepedulian
INTEGRITY
Integritas
TEAMWORK
Kerjasama
Open end wrench sering sekali dipakai untuk merakit maupun melepas bolt pada suatu mesin.
Bolt diputar setelah dipaskan bolt dengan mulut open end wrench.
Open end wrench di bagi menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Double open end wrench yaitu yang mempunyai dua kepala.
2. Single open end wrench yaitu yang mempunyai satu kepala.
Gambar 1.1. Double Open End Wrench Gambar 1.2. Single Open End Wrench
COMMON TOOLS 7
2. Open End Wrench Sledge Hammer
Bentuk lain dari single open end, dimana kunci ini dapat disambung dengan pipa maupun di
pukul dengan hammer.
Cara pemakaian :
Untuk memutar bolt, nut pada mesin, open end dipaskan pada kepala screw dan putar
handlenya. Pilihlah ukuran kunci yang sesuai dengan kepala bolt. Ukuran open end di tentukan
oleh besarnya bukaan atau lebar rahangnya yang di buat sedikit besar dari kepala bolt. Sebagai
contoh kepala bolt ukuran 3/8 inch artinya memiliki clearance (celah) 5 sampai 8 perseribu inch.
Celah bebas yang terlalu besar akan mengakibatkan sudut kepala bolt menjadi bulat
(mematahkan sudut-sudut bolt) atau memperlebar mulut open end (kunci pas). Sebaliknya
memaksa mulut open end (kunci pas) yang terlalu kecil pada kepala bolt, misalnya dipaksa
dengan cara memukul menggunakan palu, akan memperlebar mulut open end atau
mematahkan kepalanya.
Tidak ada problem keselamatan jika screwnya dapat diputar dengan mudah walaupun demikian,
jika diperlukan untuk mengencangkan ikatan screwnya sekuat mungkin atau melonggarkan
screw yang terikat dengan tarikan yang kuat maka mulut open end ( kunci pas ) harus dicocokan
secara benar-benar dan berulang - ulang. ke kepala screw,untuk memastikan keamanan saat
menarik kunci.
Mencocokkan open end (kunci pas) ke kepala screw seperti di tunjukkan pada gambar di bawah
ini adalah berbahaya, open end (kunci pas) bisa slip dengan mudah begitu open end (kunci pas)
di putar.
Jika tidak ada jalan lain untuk mencocokkan open end dengan cara ini, doronglah handle
(gagangnya) kearah kepala screw sambil memutarnya. Dengan demikian kepala screw tetap
pada bagian dalam rahang open end, serta open endnya tidak slip.
COMMON TOOLS 9
Kedalaman Pemasangan Mulut Kunci
Jika screw dapat diputar dengan mudah, peganglah handle kuncinya dekat kepalanya dan
putarlah kepala screwnya dengan mempergunakan ujung dari rahang kunci.
Jika diperlukan momen puntir yang agak besar untuk memutar screwnya, cocokkan atau
pasanglah rahang kunci bagian yang dalam pada kepala screw, untuk mencegah kemungkinan
kunci dari slip atau mulut kunci melebar.
Jika screw dapat di puntir dengan mudah, pegang handlenya dekat dengan kepala dan puntr
denga pergelangan tangan. Jika diperlukan momen puntir yang lebih besar untuk memutar
screw, peganglah handle dekat keujungnya dan tariklah dengan bahu anda.
Hindari mendorong kuncinya, mendorong akan menyebabkan buku - buku jari anda terkelupas
atau lebih parah lagi jika screw mendadak melonggar atau kuncinya slip. Jika kuncinya harus
didorong, doronglah kunci dengan hati - hati dengan telapak tangan terbuka clan ingatlah untuk
membalik mulut ( rahang ) kuncinya.
COMMON TOOLS 11
Sebanyak mungkin, putaran pada kunci dalam jarak yang ditunjukan di bawah. Tarikan pada
kunci melebihi jarak ini mengakibatkan kehilangan gaya dan kemungkinan memberikan pada
kunci untuk slip.
1. Memutar screw Hindarilah dengan memukul kunci dengan hammer ( kecuali open end
wrench sledge hammer ) Hal ini akan merusak kunci dan screw.
2. Hindarilah menambah momen puntir dengan memasang sepotong pipa pada
handlenya. Hal ini dikarenakan panjang dari handle kuncinya dirancang sedemikian
rupa sehingga momen puntir maksimumnya tidak melebihi batas dari screw yang
bersangkutan oleh karena itu, memperpanjang handlenya bisa mematahkan kepala
screw.
3. Hindarilah menambah momen puntir dengan menyambung dua kunci pada
rahangnya.
4. Hindarilah mempergunakan kunci sebagai palu.
5. Hati-hatilah jangan sampai menjatuhkan kuncinya.
Berbeda dengan open end wrench yang mempunyai atau memiliki mulut ( opening ) tetap, tetapi
adjustable wrench dapat divariasikan dengan menggerakkan rahang bawah ( lower jaw ) dengan
memutar ulir penyetelnya. Dengan demikian kunci ini dapat dipergunakan untuk screw yang
besarnya berlainan.
Bagaimana pun adjustable wrench bukan berarti tool yang efisien karena bisa di setel, selain
itu berat dan besar.
Peganglah handle dekat kepalanya. Cocokkan mulut kunci dengan kepala screw dan putarlah
worm penyetelnya sehingga pas dengan kepala screw. Jika mulut kunci tidak secara tepat
terhadap kepala screw, maka kepala screw atau kuncinya akan mengalami kerusakan.
Hindarilah memutar kunci searah titik rahang sebelah atas,j ika tidak kuncinya bisa slip dari screw
dan hindarilah memukul handle dengan palu atau menyambung handlenya dengan sepotong
pipa ketika memutar kuncinya.
COMMON TOOLS 13
Gambar 1.12. Cara Penggunaan Adjustable Wrench
Keterangan :
Menggunakan kunci yang besar untuk mengencangkan screw kecil akan mengakibatkan patah
pada screwnya. Ukuran pada Adjustable Wrench disesuaikan oleh overall length. Pada gambar
ukuran yang ada :
Kunci type ini memiliki dua kepala , dimana kepalanya berbentuk cincin ( ring ) . Dengan alur-
alur pada dinding sebelah dalam cincin yang mencengkram sudut - sudut dari kepala screw . Alur
- alur ini dinamakan titik. Untuk nut hexagonal, konstruksi standarnya 6 atau 12 titik (point), yang
6 titik memberikan cengkeraman paling kuat dari kunci yang 12 titik, tetapi yang 12 titik
mengurangi lingkaran kuncinya harus bergerak untuk dapat masuk pada kepala Bolt.
Yang 12 titik adalah yang paling banyak dan dapat dipasang pada kepala baut setelah memutar
30 derajat dari lingkarannya.
Kunci jenis ini biasanya pada kepala di offset pada permukaan pipih gagangnya (handle) untuk
memberikan celah bebas jari - jari tangan BOX WRENCH ( Ring Wrench ) biasanya digunakan
untuk melonggarkan bolt yang kencang dan juga untuk mengencangkannya. Ada berbagai jenis
gagang (handle ) yang di offset dengan sudut 15 ° ,45° dan 60 ° ini dipakai sesuai penggunaannya
(application).
COMMON TOOLS 15
Half moon wrench ( Starter and manifold wrench )
Bentuk lain dari double end ring wrench dimana kunci ini sangat efektif apabila handle yang lurus
tidak dapat digunakan untuk melepas screw.
Contoh :
Bolt pada PT Pump pada Engine cummins tidak dapat diputar apabila tidak menggunakan kunci
ini.
Yaitu kunci yang mempunyai satu kepala dan penggunaannya dengan memakai tubular handle.
5. Combination Wrench
Yaitu kunci yang memiliki kepala Ring ( BOX ) pada salah satu ujungnya dan kepala open end
pada ujung lainnya.
COMMON TOOLS 17
6. Socket Set
Kunci socket terdiri dari sebuah socket ( yang mana cocok dengan kepala hexagonal dari screw )
dan sebuah handle. Terdapat berbagai jenis handle untuk memenuhi penggunaannya, dengan
memilih handle yang sesuai maka kemungkinan untuk mempergunakan kunci socket dengan
efisien juga dengan adanya berbagai macam penyesuaian ( adaptor ) dan penyambungan (
Extention ) kunci socket menjadi sangat flexible ( mudah ) disesuaikan dengan keadaan.
Bagian dari handle yang dimasukkan kedalam socket berbentuk persegi empat yang disebut
Drive Square. Drive Square harus dimasukkan sepenuhnya kedalam lubang socket, jika tidak
maka handlenya bisa slip dari socketnya. Jika socketnya hanya memiliki satu lekukkan pasanglah
persegi empat penggeraknya sedemikian rupa sehingga bolanya terpasang pas dan tepat pada
lekukkannya. Hal ini bukanlah masalah jika socketnya memiliki lekukkan pada masing - masing
dari keempat sisinya.
Pada ujung socket yang pas atau cocok dikepala screw mempunyai lubang berbentuk hexagonal,
ukuran lubang ditentukan oleh lebar kepala dari screw, lebar dari ujung penggerak ( dimana
handle dipasang ) mempunyai ukuran bermacam - macam antara lain ¼ inch , 3/8 inch , ½ inch,
¾ inch dan 1 inch lebar ujung penggerak dengan ukuran ½ inch paling sering digunakan.
Pada umumnya , semakin besar ukuran lubang ujung socket, maka semakin besar ukuran
dilubang ujung penggeraknya seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini :
b. Handle
Penggerak pada ujung bengkoknya sesuai masuk kedalam socket, poros handle ini bengkok
pada ujungnya dan persegi empat.
COMMON TOOLS 19
• T - Sliding Handle
Handle dapat meluncur dengan bebas melalui lubang pada bagian ujung dari handle, dengan
demikian tidak perlu merubah posisi socket, handlenya digerakkan pada satu sisi untuk setengah
putaran, sisi yang lain untuk setengah putaran berikut dan seterusnya.
• Speeder Handle
Speeder handle dengan sebuah socket dapat memutar sejumlah screw dari ukuran yang sama
dengan cepat Tetapi walaupun demikian handle mempercepat ( speeder ) ini tidak cocok untuk
melonggarkan atau mengikat kuat screw.
Persegi empat penggeraknya ( drive square ) dipasang pada handle dengan memakai sebuah
pena ( pin ) dengan demikian handlenya dapat diputar dengan sudut yang di kehendaki.
Cara pemakaian :
Sebuah screw dapat dilonggarkan dengan cepat , dengan meletakkan handlenya pada posisi,
horizotal kemudian diputar, dapat juga dengan memasukkan poros pemutar kedalam lubang di
ujung handle kemudian memutar handlenya dengan poros tersebut . Selama handle pemutar
relatif panjang maka dapat memberikan momen puntir yang besar.
COMMON TOOLS 21
• Ratchet Handle
Handle ini memiliki mekanisme ratchet yang memungkinkan persegi empat pemutar (Drive
Square) untuk memutar pada satu arah dan mencegah berputar pada arah yang berlawanan.
Cara pemakaian :
a. Dengan demikian sebuah screw dapat diputar dengan gerakkan bolak - balik dari handle,
karena tidak diperlukan untuk mengepaskan kembali socketnya, efficiensinya tinggi.
b. Arah putaran drive square dapat diubah dengan sebuah tuas diatas kepala handle
cengkeraman ( pawl ) menghubungkan gigi socket ( ratchet wheel ). Untuk setiap 18
derajat handlenya berputar dan dapat dikembalikan ke posisi semula, dengan demikian
ratchet handle dapat dipergunakan pada ruangan yang sempit.
Sebuah penyambung ( Extention ) dapat dihubungkan dengan drive square dari handle ratchet,
dengan demikian handle dapat diputar pada tempat lebih lebih luas dan momen puntir yang
disalurkan ke socket melalui penyambung. Poros penyambung ( Extension bar ) memiliki lubang
persegi empat pada salah satu ujungnya yang dihubungkan pada drive square handle dan drive
square pada ujung lainnya untuk socket. JIS hanya menentukan dua Extension 150mm dan
250mm. Walaupun demikian ukuran yang lainnya dapat diperoleh dipasaran.
• Universal Joint
COMMON TOOLS 23
• Kunci Socket Opsional
COMMON TOOLS 25
7. Hexagon Wrench ( set screw / Allen Wrench )
Kunci ini adalah sebuah hexagonal / segi enam batang yang dibengkokkan bagian ujungnya,
ujung bengkoknya dipasang kedalam lubang kepala screw. Kunci tanam ini bisa diperoleh dalam
berbagai ukuran. Ukuran ( ketebalan ) di tentukan oleh sisi sejajar dari hexagon.
Kunci pipa digunakan untuk memutar pipa, poros dan lain-lain yang mana tidak bisa
dicengkeram dengan kunci lain. Kerugiannya adalah gigi kunci menggigit kedalam dan membuat
cacat pada benda kerja.
Tabel dibawah ini menunjukkan tipe dari kunci pipa. Kunci pipa ada yang digunakan untuk kelas
tugas berat ditandai hurup H dan untuk yang normal dengan tanda N .
Kunci pipa memiliki rahang yang bisa digeser dan disetel dengan sebuah cincin berulir,
rahangnya diberi engsel sehingga jika gagangnya ditarik kearah anda maka ikatan benda akan
dikencangkan dan akan melonggarkan bila diputar, sebaliknya jika disetel dengan tepat, mak
kunci pipa bisa bekerja seperti kunci ratchet.
Peganglah kuncidengan mulutnya mengarah pada anda. Letakkan mulutnya melingkari benda
kerja dan setelah rahang bawah menyentuh benda kerja dengan kuat, kemudian sentaklah
kuncinya kearah anda, benda kerja harus berputar dengan kunci. Kemudian dorong kuncinya
menjauhi anda, benda kerja harus slip didalam rahangnya. Hati - hatilah jangan membiarkan
kuncinya slip atau jatuh.
COMMON TOOLS 27
9. Kunci Kait ( Hook wrench )
Kunci kait dinamakan kunci pas kait ( hook spanner wrench ), dipergunakan untuk memutar nut
bulat dengan menyangkutkan ujung kait didalam alur dari pinggiran mur bulat.
Kunci kait bisa diperoleh dalam berbagai ukuran yang ditentukan oleh diameter luar dari nut
yang akan dilayani. Biasanya suatu kunci kait dapat dipergunakan untuk memutar nut dari dua
atau tiga ukuran yang berbeda.
Selain itu juga terdapat kunci kait yang dapat disetel ( adjustable hook wrench ) yang dapat
dipergunakan untuk berbagai jenis nut lingkaran sproket hub. Penyetelan dapat dilakukan
dengan memilih posisi pin dari rahangnya.
Torque Wrench adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya torque yang digunakan
untuk mengencangkan bolt, nut atau screw mesin.
COMMON TOOLS 29
Ada beberapa macam type dari torque wrench diantaranya :
Pemilihan screw driver di sesuaikan dengan screw yang akan di kerjakan, pemakaian screw driver
yang tidak sebanding dengan screw dapat merusak mata screw driver serta tidak efektif dalam
pekerjaannya.
Jangan menggunakan screw driver sebagai alat ungkit ( bar ), screw driver hanya untuk untuk
mengeraskan dan melonggarkan screw.
Jangan menggunakan screw sambil memukul handlenya disamping akan merusak handlenya (
pecah ) dan fungsi screw driver bukan untuk pahat.
Tidak di benarkan Screw Driver digunakan mengetes arus listrik sebagai contoh : mengecek Short
circuit pada battery , tidak saja merusak battery tetapi juga merusak ujung screw driver akibat
aliran panas.
COMMON TOOLS 31
2. Cross Driver
Cross Driver ini pada ujungnya berbentuk plus, cross driver jenis ini jika ujungnya patah tidak
bisa di perbaiki.
3. Offset Driver
Offset driver ini digunakan untuk ruangan yang sempit dan screw yang kencang.
• Double-Face Hammer
COMMON TOOLS 33
2. Hammer yang terbuat dari material lunak
Hammer ini digunakan untuk memukul komponen - komponen agar tidak rusak / cacat pada
permukaan yang dipukul Berdasarkan bahannya hammer ini di bag! menjadi beberapa jenis
antara lain :
Gambar 1.53.
COMMON TOOLS 35
4. Grip Pliers
Digunakan untuk memegang benda kerja yang silindris. Ada 2 macam Grip Pliers, diantaranya :
Aplikasi Pemakaian
COMMON TOOLS 37
1.5. PUNCH
1. Starting Punch
Starting punch digunakan untuk memukul paku keling ( rivet ) dan penggerak awal dalam
mengeluarkan pin lurus atau pin tirus.
2. Pin Punch
Pin punch digunakan untuk mengeluarkan pin setelah digerakkan dengan starting punch, jangan
menggunakan pin punch untuk penggerak awal dalam mengeluarkan pin.
3. Center Punch
Center punch digunakan untuk memberi tanda pada lokasi lubang yang akan dibor.
4. Aligning Punch
Aligning punch digunakan untuk menepatkan lubang agar tepat pada pemindahan komponen.
Jangan menggunakan aligning punch dengan dipukul seperti center punch.
2. Cape Chisel
Cape chisel digunakan untuk memotong pasak, groove yang sempit.
COMMON TOOLS 39
3. Round Nose Chisel
Round nose chisel digunakan untuk membuat groove setengah lingkaran dan memotong chip
disudut yang beradius.
File (kikir) yang banyak digunakan di work shop terlihat seperti dibawah ini.
COMMON TOOLS 41
1. Single cut file
Single cut biasanya digunakan untuk mengasah tool.
MACAM-MACAM BENTUKPULLER
COMMON TOOLS 43
1. External Puller
External puller digunakan untuk menarik gear dari shaft.
1. Taps
Taps ini digunakan untuk membuat ulir bagian dalam.
2. Dies
Dies ini digunakan untuk membuat ulir bagian luar.
COMMON TOOLS 45
40 ALAT BANTU (TOOLS)
BAB II
MEASUREMENT TOOLS 41
TOOLS
2. Mengukur diameter dalam
3. Mengukur kedalaman
MEASUREMENT TOOLS 43
TOOLS
2. Mengukur diameter dalam
Masukkan bills seluruhnya kebenda yang diukur, pastikan bahwa bills contact dengan
permukaan yang diukur dan baca hasil pengukuran.
3. Mengukur kedalaman
Dalam mengukur kedalaman , tidak diperbolehkan ujung dari alat ukur miring ujung dari alat
harus rata dengan benda kerja seperti gambar dibawah ini.
1. Dalam gambar terlihat bahwa garis titik nol yang berada antara 23 dan 24 mm maka
dibaca 23 mm.
2. Dalam gambar terlihat bahwa garis yang bertemu diangka 5 maka ditambah 0,5 mm.
3. Total pembacaan = 23 + 0.5 = 23,5 mm.
MEASUREMENT TOOLS 45
TOOLS
Dial indicator digunakan untuk mengukur :
1. Bend of a crankshaft.
2. Run out of a brake rotor.
3. Backlash of a differential gear.
4. End play of rear axle shaft.
Dalam menggunakan dial indicator biasanya dipakai juga stand untuk memperkuat pemasangan
dimana stand tersebut dilengkapi dengan magnet.
MEASUREMENT TOOLS 47
TOOLS
2.3. RULER
Ruler atau mistar adalah alat ukur yang paling sederhana yang digunakan untuk mengukur
panjang.
Straight Ruler
Straight ruler banyak terlihat dari bahan stainless steel. Straight ruler dengan metric system
menggunakan satuan milimeter sedangkan untuk English system menggunakan satuan inch.
Cara pembacaan :
Pembacaan dengan metric system
Contoh pembacaan yang benar adalah sebagai berikut :
1. 10 mm
2. 33 mm
3. 57 mm
4. 113 mm
MEASUREMENT TOOLS 49
TOOLS
Pembacaan dengan english system
Contoh
1. 5/8 inch
2. 1-7/16 inch
3. 1-15/32 inch
4. 4-53/64 inch
Cara pemakaian :
1. Rangkaikan komponen seperti gambar.
2. Masukan stud ( 6 ) kedalam silinder head.
3. Kunci handle ( 1 ) dengan bolt ( 4 ) dan nut ( 5 ).
4. Pasang bracket ( 3 ) pada handle dan tekan spring seat.
SPECIAL TOOLS 51
2. Liner Puller
1. Plate
2. Plate
3. Knuckle
4. Stud
5. Nut
6. Nut
7. Bolt
Cara pemakaian :
Push tool ini berfungsi untuk melepas dan memasang camshaft bushing.
1. Bar
2. Push tool
3. Push tool
4. Collar
5. Guide
6. Spacer
Cara pemakaian :
1. Gabungkan bar, push tool, collar, guide, dan spacer dengan benar.
2. Dengan memasang bushing ke lubang pada cylinder block, tekan bushing ke dalam.
• Pemasangan sesuai perintah : No. 3, No. 2, No. 1, No. 4, No. 5
~ Pasang bushing No. 2, No. 3, No. 4
Bar 1, Push tool 2, collar 4 dan guide 5 yang harus dipakai.
~ Pasang bushing No. 1
Push tool 3, collar 4 dan grip yang harus di pakai.
~ Pasang bushing No. 5
Push tool 3, spacer 6, collar 4 dan grip yang harus dipakai.
SPECIAL TOOLS 53
4. Piston Ring Tool
Piston ring tool di gunakan untuk melepas dan memasang piston ring pada piston.
Cara pemakaian :
Set jaws piston ring tool pada ring gap dan tekan lever sehingga ring piston akan mengembang
dan terlepas.
5. Liner Driver
Liner driver di gunakan untuk memasang cylinder liners kedalam cylinder block.
6. Piston Holder
SPECIAL TOOLS 55
Tabel 3.1. Tool Number and Applicable Engines Piston Holder
Cara pemakaian :
Piston ring compressor ini sama fungsinya dengan piston holder, hanya pada piston ring
compressor pemakaiannya dapat digunakan lebih dari satu model engine.
8. Feeler Gauge
Feeler gauge adalah alat ukur yang presisi digunakan untuk menyetel valve clearance.
Dalam menggunakan feeler gauge ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
SPECIAL TOOLS 57
Tabel 3.2. Tool Number and Applicable Engines Feeler Gauge
Holder berfungsi untuk mengetahui kerataan dari nozzle holder. Penggunaan pada engine
komatsu 92-1, 94-3, 105-1, 2,3, 153-4, SA 6D170-1, 6D 110 dan Engine cummins 743, 855.
Cara pemakaian
SPECIAL TOOLS 59
10. Hanger
Cara pemakaian :
Rat hanger pada bagian tengah cylinder block dengan menggunakan bolt cylinder head.
Keterangan :
1. Adapter
2. Plate
3. Nut
4. Thrust plate
Penggunaan pada unit D30-12,15, D40-1, D50-15,16, GD500-1, GD510R-1, GD600-1, GD650-1.
Cara pemakaian :
1. Set plate (2) dan adapter (1), letakkan Main Clutch ass'y diatas adapter.
2. Pasang puller 30 ton diatas main clutch ass'y dan ikat dengan lock nut.
3. Dengan bantuan hydraulic pressure pada puller, clutch spring akan tertekan dan
lepaskan nut pada main clutch ass'y.
4. Hydraulic pressure dikembalikan, lepaskan lock nut (3), main clutch sudah siap untuk
dibongkar.
SPECIAL TOOLS 61
Gambar 3.21. Cara Pemakaian Compressor pada Clutch Spring Type
Gambar diatas menunjukkan penggunaan alat tersebut yang dibantu dengan meggunakan tool
lain seperti :
1. Pump.
2. Puller 30 ton.
Keterangan :
1. Plate.
2. Plate.
3. Nut.
4. Thrust plate.
5. Sleeve.
6. Guide bolt.
7. Stand.
8. Spacer
9. Bolt.
10. Nut.
Contoh pemakaian :
SPECIAL TOOLS 63
2. Box wrenches spesifik
Box wrench spesifik ini digunakan untuk mengencangkan dan mengendorkan nut atau bolt pada
inner dan outer flanges pada steering clutch.
Keterangan :
1. Box wrench.
2. Center bolt.
Gambar 3.24. Tool untuk Melepas dan Memasang Steering Clutch Flange Nut.
Cara Pemakaian :
Tool ini digunakan untuk melepas drum ass'y ( inner dan outer flanges ) dari steering clutch.
Keterangan :
1. Plate.
2. Screw.
3. Washer.
4. Bolt.
5. Nut.
Cara pemakaian :
1. Pasang plate (1) pada flange atau drum dengan menggunakan bolt (4) dan washer (3).
2. Putar screw (2) pada pelepas dan tekan transfer shaft sehingga flange dan drum akan terlepas.
SPECIAL TOOLS 65
4. Tools untuk Press-fitting Steering Clutch Flange dan Drum
Tools ini digunakan untuk press-fitting pada steering clutch flange pada housingnya.
Keterangan :
1. Bolt.
2. Spacer.
3. Adapter.
Gambar 3.28. Tools Untuk Press-Fitting Steering Clutch Flange dan Drum
Cara pemakaian :
1. Tekan flange ke steering clutch shaft atau ke pinion utama shaft pada final drive, dan
pasang adapter (3) pada shaft.
2. Set spacer (2) seperti dalam gambar dan pasang puller 50 ton dengan menggunakan bolt
(1).
3. Dengan menggunakan hydraulic pressure pada puller maka flange atau drum akan
tertekan ke clutch housing.
Lifting tool ini digunakan untuk mengangkat atau memasang bevel pinion ass'y.
Cara pemakaian ;
Set socket pada lifting tool pada spline ke pinion gear dan bolt pada tool ke spline pada lifting
tool agar tidak keluar.
SPECIAL TOOLS 67
6. Lifting Tool Untuk bevel Gear.
Bentuk lain dari lifting tool yang digunakan untuk mengangkat bevel gear pada saat memasang
dan melepas.
Contoh pemakaian :
Keterangan :
1. Frame
2. Support
3. Nut
4. Screw
5. Hook
6. Extension
7. Nut
8. Screw
9. Holding Screw
10. Pilot
11. Adapter
12. Adapter
13. Adapter
14. Adapter
15. Pin Pusher
16. Guide
17. Spacer
18. Adapter
19. Pin Guide
Cara pemakaian :
SPECIAL TOOLS 69
Gambar 3.35. Cara Melepas dan Memasang Master Pin
Cara pemakaian :
1. Utamakan keselamatan, gunakan alat pelindung diri dengan lengkap dan benar.
2. Check level oli pump dan tambahkan oli jika diperlukan.
3. Pastikan shipping plug telah dipindahkan dan pasang breather cap.
SPECIAL TOOLS 71
2 1
3
1. Utamakan keselamatan, gunakan alat pelindung diri dengan lengkap dan benar.
2. Check level oli pump dan tambahkan oli jika diperlukan.
3. Posisikan 4 way valve pada posisi netral.
SPECIAL TOOLS 73
6. Atur posisi base dan cylinder sesuai kebutuhan.
Berfungsi untuk mengencangkan dan membuka nuts dan bolts dengan power hydraulic, sangat
cocok digunakan untuk baut – baut ukuran besar dengan jumlah baut yang banyak.
SPECIAL TOOLS 75
Cara pemakaian :
1. Pastikan nut atau bolt bersih, bebas dari debu, dan dapat bekerja dengan baik.
2. Setel tekanan pada pompa secukupnya untuk menyetel torque.
3. Posisi reaction foot (6) menghadap reaction point (14).
4. Mulai memompa.
5. Gunakan tool untuk mengencangkan atau melepaskan nut atau bolt.
6. Stop pompa setelah pekerjaan selesai.
Cara pemakaian :
1. Utamakan keselamatan, gunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap dan benar.
2. Pastikan tombol dalam keadaan OFF.
3. Hubungkan unit pneumatic impact wrench ke air supply.
4. Putar circle untuk mengatur arah putaran dan kecepatan yang diperlukan.
5. Genggam unit pneumatic impact wrench bersama-sama (2 orang).
6. Posisikan/ masukan socket ke baut yang akan dibuka atau dipasang.
7. Atur posisi tubuh dengan benar dan tepat.
8. Tekan tombol ON untuk memulai dan OFF untuk menghentikan.
SPECIAL TOOLS 77
78 ALAT BANTU (TOOLS)
BAB IV
DIAGNOSTIC TOOLS 79
1. Komponen Standard Set :
Keterangan :
1. Sensor
2. Amplifier
3. Operation manual
DIAGNOSTIC TOOLS 81
Cara pemakaian :
Salah satu penggunaan multi tachometer adalah untuk mengukur kecepatan putar engine.
Adapun cara pengukurannya sebagai berikut :
Satuan pengukuran pada pressure gauge menggunakan PSI ( Pounds Per Square Inch ), Kpa ( Kilo
Pascal ) dan kg/cm2.
4.3. THERMOMETER
Thermometer digunakan untuk mengukur temperatur atau suhu. Temperatur ada yang
menggunakan fluida dan ada yang digital. Temperatur yang digital dapat untuk mengukur suhu
dari -99,5 ºC sampai 1299 ºC.
Keterangan :
7
Gambar 4.6. Digital Thermometer
DIAGNOSTIC TOOLS 83
Aplikasi Digital Thermometer (complete set)
1. Flexible Sensor
Cocok untuk mengukur temperature fluida yang bertekanan ( water temperature, oil
temperature ). Ada 2 jenis mounting adapter :
Digunakan untuk mengukur pada permukaan temperatur brake disc, wet-type track bushing.
DIAGNOSTIC TOOLS 85
4.4. AVOMETER
Avometer atau Multitester adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan (V),
besarnya arus yang mengalir (I), dan besarnya tahanan (R). Multitester terbagi atas dua jenis,
yaitu :
Avometer digital dinilai lebih akurat dalam pembacaannya dibandingkan dengan yang analog
karena membutuhkan ketelitian dalam membaca hasil ukurnya.
Fungsi Avometer :
1. Mengukur tegangan DC
2. Mengukur tegangan AC
3. Mengukur kuat arus DC
4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor
5. Mengecek hubung-singkat / koneksi
Cara pemakaian :
1. Putar sakelar pemilih pada posisi skala yang kita butuhkan setelah alat ukur siap
dipakai.
2. Hubungkan probenya ke komponen yang akan kita ukur setelah disambungkan dengan
alat ukur.
3. Catat angka yang tertera pada multimeter digital.
4. Penyambungan probe tidak lagi menjadi prinsip sekalipun probenya terpasang terbalik
karena display dapat memberitahu.
Mengukur tegangan :
1. Pasang kabel berwarna hitam ke COM (ground), dan kabel berwarna merah ke lubang
dengan lambang V/Ohm.
2. Atur Selektor pada posisi DCV apabila ingin mengukur tegangan DC.
3. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika
tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
4. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada
posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
5. Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe
warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
6. Baca hasil ukur pada multimeter.
7. Ubah selector ke posisi ACV untuk mengukur tegangan AC.
1. Pasang kabel berwarna hitam ke COM (ground), dan kabel berwarna merah ke
lubang dengan lambang A (mA atau micro A).
2. Atur Selektor pada posisi DCA.
3. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus
yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
4. Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh
multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus
dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
DIAGNOSTIC TOOLS 87
5. Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan
AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke
beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
6. Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe
(-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
7. Baca hasil ukur pada multimeter.
Mengukur hambatan :
1. Pasang kabel berwarna hitam ke COM (ground), dan kabel berwarna merah ke lubang
dengan lambang 20A.
2. Atur Selektor pada posisi Ohmmeter....
3. Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
4. Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan
jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
5. Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
6. Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan
nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
Cara pemakaian :
DIAGNOSTIC TOOLS 89
2. Hydrometer dengan Pembiasan Cahaya
Cara pemakaian ;
Teteskan electrolit pada kaca refractrometer, kemudian baca berapa besarnya berat jenis
elektrolit tersebut ( lihat gambar ).
Cara pemakaian :
DIAGNOSTIC TOOLS 91
5. Pegang tool dengan satu tangan, dan pastikan ventilasi heatgun tidak tertutup.
6. Selalu periksa temperature dahulu pada area kerja yang tidak terlihat, karena
temperature yang digunakan bergantung pada material yang dikerjakan.
7. Jaga nozzle heatgun sejauh 7 cm dari bagian yang dikerjakan untuk mencegah
kerusakan pada tool.
8. Cabut heatgun dari power supply setelah digunakan.
9. Biarkan heatgun dan aksesorisnya dingin sekitar 30 menit sebelum disimpan kembali.
Pemeliharaan :
1. Lakukanlah pemeriksaan pada sling secara berkala.
2. Periksalah seluruh bagian sling, kerusakan biasanya mudah untuk dilihat.
3. Bila terkena larutan asam atau basah, cucilah baik-baik sebelum anda menyimpannya.
WORKSHOP EQUIPMENTS 93
2. Sling Kawat Baja ( Wire Sling )
Umum :
• Terbentuk dari jalinan kawat yang disusun disekeliling suatu sumbu / teras.
• Jalinan dan hamparan kawat yang sederhana disusun dengan arah yang berlawanan.
• Hamparan kawat dan jalinannya disusun searah ( pilinan langs ).
• Semakin banyak jumlah kawat yang terdapat dalam jalinan, semakin fleksibel tali itu.
• Tambang ini dapat digunakan untuk sistim penggerak, penderek, pengangkut, perlengkapan
penggantung dan pengangkat.
Pemeliharaan :
• Tali kawat baja harus diperiksa secara berkala.
• Perisalah secara berkala apakah terdapat kelainan - kelainan.
• Jika anda merasa ragu - ragu apakah tali itu cukup kuat untuk digunakan, pemeriksaan
secara seksama harus dilaksanakan oleh orang ahlinya.
Penyimpanan :
• Simpanlah ditempat yang kering, bersih dan bertutup.
• Anda tidak boleh langsung meletakkannya diatas tanah.
• Jangan biarkan tali bersentuhan dengan permukaan yang lembab, basah atau
berdebu, dengan besi - besi yang berkarat dan berkerak.
• Gantilah lapisan pelindung dengan yang baru bila perlu.
WORKSHOP EQUIPMENTS 95
3. Sling Rantai ( Sling Chain )
Umum :
Secara umum tersedia berbagai jenis sling rantai yang dapat digunakan dan masing-masing
memiliki keistimewaan tersendiri, sehingga dapat dibedakan satu sama lain, jenis - jenis tersebut
diantaranya :
Semakin tinggi grade sling rantai, makin besar kekuatan daya angkatnya. Tingkatan grade rantai
sling dapat diketahui dari “ Tag Instruction “ yang terpasang di sling tersebut atau melalui
referensi sertifikat pembeliannya.
Sling rantai yang tidak memiliki “ Tag Instruction “ tidak boleh digunakan. Rantai sling yang
kurang dari 8 mm (diameter) tidak boleh digunakan, kecuali bila sling rantai tersebut dilengkapi
dengan buku katalog dan sertifikat.
• Perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur pada sambungan atau feting dan keseluruhan
untaian mata rantai, serta pengaitnya ( hook ).
• Setiap untaian mata rantai yang cacat, bengkok, retak, aus harus dilaporkan ke supervisor.
• Kebersihan peralatan harus dipelihara.
Penyimpanan :
Disimpan ditiang pancang atau rak yang cocok diruang tertutup ( beratap ). Dijauhkan dari besi
berkarat dan beri cairan pelumas tipis tipis.
Pemeriksaan :
Contoh-contoh jenis sling rantai yang tidak boleh digunakan.
Retak
WORKSHOP EQUIPMENTS 97
5.2. PERLENGKAPAN PERALATAN PENGANGKATAN
1. Shackle ( Sekalem )
1. Shackle busur.
2. Shackle D.
• Bolt shackle umumnya terpasang langsung pada satu lubang dan harus mempunyai
satu kerah.
• Pada shackle yang lebih baik, bolt akan melewati kedua lubang dan diamankan oleh
suatu pasak pena belah atau yang sejenisnya.
• Shackle yang berpasak lebih aman untuk digunakan.
• Anda harus selalu menggunakan bolt yang cocok dengan shacklenya.
• Anda tidak boleh menggunakan shackle dengan cara miring, karena hal ini mengurangi
beban kerja yang aman.
WORKSHOP EQUIPMENTS 99
Eyebolt yang tidak berleher.
Dalam pemakaian hanya boleh digunakan untuk mengangkat vertikal saja. (Eyebolt yang tidak
bernut bisa.berbahaya sebab eyebolt itu dapat lepas atau ulirnya kendor).
Jika eyebolt yang tak berleher dan eyebolt ditarik miring seperti dalam gambar. Baut itu bisa
bengkok atau putus.
Beberapa contoh pemasangan sling pada eyebolt berleher,yang benar dan salah.