AND
LOWER MACHINE
REVISI : 03
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kami, sehingga buku pegangan mechanic untuk Undercarriage and Lower
Machine bisa tersusun.
Harapan kami semoga buku ini bisa bermanfaat bagi mechanic dalam mengikuti training
Undercariage and Lower Machine dan memudahkan dalam memahami komponen undercarriage
dan final drive pada crawler yang benar serta pengukuran komponen undercariage.
Dengan demikian bisa diaplikasikan dengan baik setelah berada di lapangan nanti.
Seperti pepatah mengatakan,”Tiada Gading Yang Tak Retak”, dengan kerendahan hati maka
kami menyadari bahwa buku ini masih kurang sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca, demi kesempurnaan buku pegangan S.M.E
(Serviceman, Mekanik dan Elektrik) di waktu yang akan datang.
Agustus 2018
Wiwin Sriwiyatno
Operational Training Department
TRAINING PROFILE
Training Tittle
Undercariage and lower machine.
Training prerequisites
Sebagai persyaratan untuk mengikuti training Undercariage and Lower Machine adalah
mekanik PT. MADHANI TALATAH NUSANTARA yang belum mengikuti training
tersebut.
Training duration
20 Hours –2 Days
70 % Inclass
Ceramah
Diskusi
30 % Practice
Diskusi
Observasi
Training Outcome
Setelah mengikuti training dan dinyatakan lulus, peserta harus mampu :
Menjelaskan nama, letak dan fungsi component Undercariage.
Menjelaskan Jenis-jenis Final Drive.
Melakukan Pengukuran Component Undercariage.
Melakukan Perhitungan keausan Component Undercariage.
Training passed
Peserta dinyatakan lulus jika :
Nilai post test – Min . 75
Nilai praktek – Min. C
SEVEN HABITS
( 7 KEBIASAAN BAIK )
1. PROAKTIF.
Jadilah seseorang yang bersifat Proaktif.
Kerjakan sesuatu melalui inisiatif, motivasi yang tinggi, kemauan yang timbul dari
diri sendiri.
Orang yang reaaktif biasanya baru bertindak setelah ada sesuatu yang menggangu
dia, seperti ditanya, disuruh, diminta dan sebagainya.
6. SYNERGI.
Membiasakan diri untuk bekerja sama secara aktif dengan partner agar ada
kesimbangan didalamnya. Kemauan dan usaha untu kerjasama ini akan
menghasilkan suatu hubungan atau kelompok yang mempunyai Synergi yang tinggi.
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
GLOSARIUM
BAB I. FINAL DRIVE
Pelajaran 1 : Fungsi dan Prinsip Dasar Final Drive
Pelajaran 2 : Klasifikasi Final Drive
A. Single Reduction Rotated drive shaft
B. Single Reduction Fixed Drive Shaft
C. Double Reduction
D. Planetary Gear Type Rigid
E. Planetary Gear Type Semi Rigid
Ringkasan
Soal Latihan
BAB II. UNDERCARRIAGE
Pelajaran 1 : Fungsi dan Klasifikasi Undercarriage
Pelajaran 2 : Komponen Undercarriage
A. Track Frame
B. Track Roller
C. Carier Roller
D. Front Idler
E. Sprocket
F. Track Link
G. Track Shoe
BAB III. MEASUREMENT
A. ALAT-ALAT UKUR KOMPONEN
1. Multi Scale
2. Outside Diameter
3. Sprocket Wear Gauge
B. METODE PENGUKURAN
C. PEMERIKSAAN
1. Percent Worn Chart
2. Hour Left Chart
3. Perhitungan tanpa Hour Left Chart
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
menjelaskan pengertian dan fungsi final drive,
menunjukkan lokasi final drive pada sebuah bulldozer, dan
menjelaskan mengenai prinsip dasar final drive.
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
menyebutkan klasifikasi final drive, dan
menjelasakan prinsip kerja dari masing-masing tipe final drive.
Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive dengan tipe single reduction fixed drive shaft yang
menggunakan roda gigi lurus (spur gear). Tenaga penggerak berasal dari steering clutch yang disalurkan
ke pinion shaft (13) melalui final drive flange (1). Dari pinion shaft (13), putaran diteruskan ke
sprocket shaft (9) melalui gear (4) dan diteruskan ke sprocket (6) melalui sprocket boss (8).
Dengan demikian sprocket shaft akan berputar untuk menggerakkan sprocket.
13. Sprocket
14. Retainer
15. Final drive case
16. Cover
17. Pinion
18. Bearing retainer
19. Gear
20. Nut/bolt
21. Plate
22. Hub
23. Sprocket shaft
24. Bolt
Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe double reduction yang digunakan pada
bulldozer D20,21 series. Putaran dari steering clutch akan diteruskan oleh hub (22) ke pinion (17).
Pinion (17) akan berputar menggerakkan gear (19). Melalui hub (22), putaran dari gear (19)
diteruskan ke sprocket (13). Dengan demikian sprocket shaft (23) selalu dalam kondisi diam (fixed).
Double Reduction
Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe double reduction yang digunakan pada bulldozer
D80/85 series. Tenaga penggerak yang berasal dari steering clutch diteruskan melalui final drive flange
(1) ke 1st pinion shaft (3). Dari 1st pinion shaft (3), putaran diteruskan ke 1st gear (4), 2nd pinion
(5), dan 2nd gear (21). Dari 2nd gear (21), putaran diteruskan melalui final drive hub ke sprocket
hub (16) dan sprocket (8).
Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe planetary gear (rigid) yang digunakan pada
bulldozer D375A-5. Tenaga penggerak yang berasal dari steering clutch diteruskan melalui 1st pinion
(15). Melalui 1st gear (13), putaran dari 1st pinion (15) diteruskan ke sun gear (2). Putaran dari sun
gear (2) diteruskan ke planet pinion (10), tetapi ring gear (11) dalam keadaan terkunci dengan
cover (9), sehingga planetary pinion (10) berputar pada sumbunya dan juga berputar mengelilingin
sun gear (2).
Putaran dari carrier (3) selanjutnya diteruskan ke sprocket hub (4). Dimana arah putaran carrier (4)
sama dengan arah putaran sun gear (2). Putaran dari sprocket hub (4) selanjutnya diteruskan ke
sprocket teeth (7).
Sistem reduksi pada final drive tipe planetary gear (semi rigid) terdiri atas satu stage roda gigi lurus (spur
gear) dan satu set planetary gear. Sistem pelumasannya menggunakan sistem splash. Floating seal (19)
pada komponen ini berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran dari luar ke dalam dan mencegah
terjadinya kebocoran oli dari dalam ke luar.
UNDERCARRIAGE
Tujuan Bab 2:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 2, siswa mampu:
menjelasakan mengenai klasifikasi undercarriage,
menyebutkan nama-nama komponen undercarriage,
menunjukkan lokasi dari komponen-komponen undercarriage, dan
menjelaskan fungsi dari komponen-komponen undercarriage.
Referensi :
Manual:
Komatsu KUC Procedure Manual (edition 12)
Shop Manual Komatsu Bulldozer D375A-5
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan mengenai fungsi dan
klasifikasi undercarriage.
Fungsi Undercarriage
Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor
yang berfungsi:
untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
bersama-sama dengan sistem steering dan rem mengarahkan unit untuk bergerak maju,
mundur, ke kanan, dan ke kiri.
sebagai pembawa dan pendukung unit.
assembly, track frame, track rollers, dan sprocket. Pada pelajaran 2 akan dibahas secara lebih
mendalam dari masing-masing komponen tersebut.
Undercarriage assembly
Klasifikasi Undercarriage
Undercarriage dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe,yaitu: tipe rigid dan tipe semi rigid.
Tipe rigid
Pada undercarriage tipe ini, front idler tidak dilengkapi dengan rubber pad. Final drive juga tidak
dilengkapi dengan rubber bushing dan equalizing beam hanya menempel pada main frame. Contoh unit
yang menggunakan undercarriage tipe ini adalah bulldozer D80/85A dan D155A.
1 2 3 4
Rubber bushing
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
menyebutkan nama-nama komponen undercarriage,
menunjukkan lokasi dari komponen-komponen undercarriage, dan
menjelaskan fungsi dari komponen-komponen undercarriage.
Track Frame
Track frame merupakan tulang punggung daripada undrcarriage, sebagai tempat kedudukan komponen-
komponen undercarriage. Pada setiap crawler tractor terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada
bagian kiri dan kanan unit.
Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai kotak (box) yang disusun saling
menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas. Track frame khusus dirancang agar mampu melawan
beban kejut baik dalam kondisi kerja ringan maupun berat.
Berdasarkan cara pengikatannya (mounting) ke main frame, track frame diklasifikasikan menjadi
beberapa tipe, yaitu: tipe rigid mounting dan tipe pivot mounting. Berikut ini dijelaskan perbedaan antara
keduanya.
Rigid mounting
Main
Frame
Track Frame
Rigid Mounting
Track frame dengan tipe rigid ini diikat (mounting) ke main frame dengan kaku (rigidly). Track frame
dengan tipe seperti ini biasa digunakan pada unit-unit kecil, contohnya pada unit bulldozer D41-6.
Pivot mounting
Track frame dengan tipe pivot mounting seperti ini masing-masing track frame-nya dapat bergerak
secara bebas (independenly). Track frame ini digunakan pada unit-unit dengan ukuran menengah sampai
dengan unit yang berukuran besar. Track frame dengan tipe pivot mounting terdiri atas dua tipe, yaitu :
pivot shaft type dan diagonal brace type.
Equalizer Bar
Equalizer Bar
Pivot Shaft Type Track Frame Diagonal Brace Type Track Frame
Track Roller
Fungsi dan klasifikasi track roller
Track roller yang terdapat pada sebuah undercarriage
berfungsi sebagai pembagi berat unit ke track
dan sebagai pengarah track link. Track roller
teridiri atas dua jenis, yaitu single flange dan double
flange. Dua jenis track roller tersebut dipasang
dengan susunan tertentu pada masing-masing track
pada crawler tractor. Jumlah track roller yang Single Flange Double Flange
terpasang pada sebuah
undercarriage sangat tergantung dari panjangnya track, semakin panjang track maka semakin banyak
pula susunan track roller yang terpasang. Berikut ini ditunjukkan salah satu contoh susunan track roller
pada unit bulldozer D155.
Sprocket
Idler
D85E-SS-2 D275A-5
Pada ujung depan dan belakang frame, terpasang Track Roller type Single Flange yang bertujuan untuk
mengurangi kecepatan keausan yang terjadi selama unit dioperasikan belok kanan maupun kiri.
Struktur Track Roller
Carrier roller
Fungsi dan klasifikasi carrier roller
Carrier roller merupakan salah satu komponen undercarriage yang berfungsi untuk:
Menahan gulungan bagian dari track shoe assembly agar tidak melentur ke bawah.
Menjaga kelurusan track shoe assembly antara sprocket dengan idler.
Jumlah carrier roller yang terpasang pada tiap-tiap sisi track sangat tergantung pada panjang-pendeknya
track. Pada umumnya jumlah carrier roller yang terpasang adalah 1 atau 2 carrier roller pada tiap-tiap
sisi.
Terdapat dua tipe carrier roller, yaitu tipe flange (flange type) dan tipe flat (flat type). Carrier roller
tipe flange dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu center flange dan single flage.
Di samping ditunjukkan dua tipe carrier roller tipe flange, yaitu center
flange type dan single flange type.
Center flange type pada umumnya digunakan pada unit hydraulic
excavator, bulldozer ukuran kecil, dan dozer shovels.
Carrier roller dengan tipe flat pada umumnya digunakan pada hdraulic
excavator dan bulldozer dengan ukuran kecil.
Front Idler
Idler dipasang pada bagian depan dari track frame yang berfungsi sebagai pengarah (guide) track
link assembly dan peredam kejut. Pada bagian dalam dari idler dilengkapi dengan bushing dan shaft
serta oli yang berfungsi sebagai pelumas.
1. Yoke
2. Nut
3. Retainer
4. Recoil spring
5. Rod
6. Spring cylinder
7. Reatainer
8. Holder
9. Piston
10. Lubricator
11. Grease chamber cylinder
Sprocket
Fungsi sprocket
Sprocket berfungsi untuk:
Meneruskan tenaga gerak ke track melalui bushing.
Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat
bergerak.
Klasifikasi sprocket
Tipe srocket ada dua macam, yaitu solid sprocket dan
segmented sprocket.
Sprocket dengan tipe solid terbuat dari cast steel yang merupakan
satu kesatuan, sehingga jika ada salah satu teeth pada sprocket
yang mengalami kerusakan, maka untuk menggantinya harus
dilakukan pemotongan dan dilas kembali.
Solid sprocket
Segmented sprocket
Track Link
Fungsi track link
Track link berfungsi sebagai merubah gerakan putar menjadi gulungan dan empat
tumpuan dari track roller sehingga memungkinkan unit dapat berjalan. Komponen-komponen
utama dari track link terdiri atas: link, pin, bushing, dan seal ass’y. Track link terdiri dari dua tipe, yaitu:
sealed and lubricated type track dan grease sealed type track.
Link
Link berfungsi sebagai:
Penumpu berat unit ke landasan.
Tempat persinggungan dengan track roller dan carrier roller
Pemutus dan penghubung rangkaian rantai (khusus untuk master link).
Link terdiri dari dua tipe, yaitu: master link dan reguler link.
Master link
Seal
Sela berfungsi untuk mencegah terjadinya
kebocoran oli dan sebaliknya untuk
mencegah agar jangan sampai ada
kotoran dari luar yang masuk ke dalam
komponen. Terdapat beberapa tipe dari
seal yang digunakan pada track link,
yaitu: tipe F dan tipe W yang digunakan Tipe seal untuk sealed and lubricated track type
pada track link tipe sealed and lubricated
track link (SALT type), tipe W dan tipe V
yang digunakan untuk track link tipe
grease sealed type.
Jika dilihat dari atas, Posisi Track roller,idler dan carrier roller tidak sejajar dengan pusat
garis traktor. Penyebab: sementara (hanya saat ada beban) atau diagonal brace dan
frame undercarriage yang bengkok permanen .
Efek: keausan yang tidak rata dan cenderung ke salah satu sisi saja pada track link,
Carrier Roller, Idler, Track roller dan Track Shoe.
Perbaikan : meluruskan diagonal brace dan Track Frame.
Tilt
Miring Bila dilihat dari depan atau belakang, Track Frame miring ke arah atau menjauh
dari traktor. Penyebab:dudukan / mounting diagonal brace rusak
Efek: keausan tidak merata pada semua bagian berputar yang ada di Undercarriage
Perbaikan: Memperbaiki dan meluruskan dudukan diagonal brace
BOW
Busur
Mirip dengan toe-in dan toe-out, Track frame bengkok dan melengkung ke dalam atau
keluar tidak segaris dengan traktor.
Penyebab: Track Frame saja yang bengkok
Efek: mirip dengan toe-in dan toe-out kecuali Track roller belakang tidak terpengaruh
Perbaikan : meluruskan Track frame
Lateral Displacement
Pergeseran ke samping
Jika dilihat dari atas, tidak sejajar, tetapi bergerak mendekati atau menjauhi
garis tengah traktor dan track frame
Penyebab: pengaturan shim yang tidak tepat
Efek:Keausan Flage Idler tidak rata dan cenderung ke salah satu sisi
Perbaikan: Setel ulang posisi idler dengan pengaturan/pengganjalan shim yang benar.
Twist - Tilt
Melintir - Miring
Jika dilihat dari depan, Front Idler miring keluar dari bidang vertikal.
Penyebab: Mounting Fr
Efek: sama seperti toe-in atau toe-out ont Idler pada Frame mengalami kebengkokan
Perbaikan: sama dengan toe-in atau toe-out
Jika dilihat dari atas, sprocket tidak sejajar dengan garis tengah Track Frame.
Penyebab: shaft Sprocket bengkok
Efek: Keausan tidak rata cenderung di sisi pergesekan pada sprocket dan Ttrack link
Perbaikan: meluruskan atau mengganti shaft sprocket
Sprocket Twist
Jika dilihat dari belakang, sproket bersandar atau miring ke dalam atau keluar dari
Track Frame
Penyebab: Shaft sprocket bengkok ke atas atau ke bawah
Efek: sama seperti toe-in, toe-out
Perbaikan: sama seperti toe-in, toe-out
Lateral
Jika dilihat dari atas atau belakang, sprocket tetap sejajar dengan poros tracktor, tetapi
posisinya bergeser masuk atau keluar dari Track Frame
Penyebab: Pemasangan sprocket ke shaftnya tidak tepat
Efek: Menyebabkan keausan tidak rata pada Track Link,terutama pada Flange Carrier
Roller dan Flange Track Roller
Perbaikan: posisikan kembali sprocket dengan benar pada shaftnya.
Track Shoe
Fungsi track shoe
Track shoe hampir sama
dengan landasan sepatu yang
kita gunakan. Kita harus
sesuaikan landasan sepatu
dengan kondisi tanah tempat
kita berjalan. Sepatu yang kita
gunakan untuk mendaki gunung tentu berbeda dengan sepatu yang kita gunakan di ruang kantor. Hal
tersebut sama ketika kita melakukan pemilihan untuk track shoe pada sebuah crawler tractors. Crawler
tractor yang digunakan untuk bekerja di daerah rawa tentu memiliki track shoe yang berbeda dengan
crawler tractors yang digunakan untuk bekerja di daerah bebatuan.
Track shoe berfungsi untuk menimbulkan traksi dan kemudahan dalam bermanuver pada sebuah crawler
tractors. Seperti halnya kita dalam memilih jenis sepatu, jika kita salah dalam memilih track shoe, maka
akan berakibat alat kita akan mudah slip dan gaya dorong dan gaya tarik yang dihasilkan akan kecil.
Track Guard
Guard berfungsi untuk melindungi komponen-komponen undercariage dari kerusakan yang diakibatkan
oleh gesekan atau benturan dari luar, seperti kayu, batu, dan material keras lainnya. Komponen-
komponen yang dilindungi oleh guard diantaranya track roller dan final drive case.
MEASUREMENT
Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 3, siswa mampu:
Menjelasakan mengenai klasifikasi measurement tool,
Melakukan proses pengukuran pada undercariage,
Referensi :
Manual:
Komatsu KUC Procedure Manual (edition 12)
Shop Manual Komatsu Bulldozer D375A-5
Other tools :
To remove mud, the following auxiliary tools are also required :
a. 1 m Pinch bar b. Scoop.
1. Multi Scale.
Baca skala pada reguler scale yang ditunjuk oleh angka 0 pada 1st vernier.
Pada contoh di atas angka 0 pada 1st vernier terletak antara angka 41 dan 42 pada
reguler scale.
Selanjutnya perhatikan garis-garis skala pada reguler scale dan 1st vernier yang
saling berhubungan, kemudian baca angka skala pada 1st vernier lurus
berhubungan dengan garis skala pada reguler scale.
Berarti pembacaan adalah :
41 + 0.5 = 41.5 mm
Pembacaan tersebut di atas dipakai pada saat pengukuran ketebalan, diameter luar,
kedalaman atau ketinggian.
Pembacaan antara 1st vernier dengan 2nd vernier. Dipakai untuk pengukuran O.D ( outside
diameter ) dari track roller.
Kemudian kunci dengan memutar stopper, sehingga antara 1st vernier dengan
reguler scale tidak berubah / bergeser.
Pasang adaptor pada bolt yang dipakai untuk plug lubrication pada track roller.
Geser 2nd vernier, sampai groove pada 2nd vernier tepat pada pointer adaptor.
Baca scale antara 1st vernier dengan 2nd vernier yang saling berhubungan (
menjadi satu garis ).
Hasil pembacaan ini menunjukkan diameter luar dari track roller.
Cara pembacaan 1st vernier dengan 2nd vernier. Tingkat ketelitian pembacaan ini
adalah 1/5 mm.
Baca skala pada 1st vernier yang ditunjuk oleh angka 0 pada 2nd vernier
menunjukkan angka antara 254 - 256 mm.
Selanjutnya perhatikan garis skala pada 1st vernier dengan 2nd vernier yang saling
berhubungan ( menjadi satu garis ), kemudian baca angka skala pada 1st vernier.
Berarti pembacaannya adalah :
254 + 1.6 = 255.6 mm
Kegunaan sprocket wear gauge adalah untuk mengukur keausan gigi sprocket, baik yang
solid maupun segment type.
B. METODE PENGUKURAN
C. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan ialah meneliti bagiam – bagian yang telah aus dari komponen undercarriage,
sehingga dapat diketahui sudah berapa ( % ) keausan itu terjadi dan masih berapa lama dapat
dipakai. Di samping itu, dapat menentukan apakah komponen undercarriage tersebut harus
diremajakan ( rebuilding ) atau diganti ( replacement ).
Tetapi kalau tidak dilakukan pemeriksaan maka komponen tersebut akan rusak secara total
sehingga tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain dapat merugikan kita. Jadi kalau pada
waktu pemeriksaan diketahui keausan sudah mencapai service limit, maka cepat – cepatlah
diganti sebelum fatal.
Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :
• Menjaga komponen atau bagian dari undercarriage agar dalam keadaan bersih dan baik,
sehingga tidak mengganggu saat operasi.
• Memperhatikan pelumasan – pelumasan apa saja yang diperlukan, serta bagian –
bagian mana yang memerlukan nya, dan pemeriksaannya secara teratur agar selalu
diketahui kondisinya.
• Memeriksa bagian bagian yang telah aus dan sudah berapa prosen keausannya serta
sudah waktunya atau belum.
• Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagian - bagian yang memerlukannya.
• Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.
Tujuan diadakannya pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :
• Akan memperpanjang umur komponen undercarriage.
• Mencegah keausan yang berlebihan, yang sebenarnya komponen tersebut masih dapat
diperbaiki kembali. Tapi karena kurang diperhatikan maka komponen hancur sama
sekali sehingga tidak dapat diperbaiki lagi.
• Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya.
Kerugian bila tidak memperhatikan perawatan :
• Akan memperpendek umur dari komponen undercarriage. -
• Pemborosan spare part.
• Menurunkan efisiensi kerja unit tersebut.
Apabila diperoleh dari hasil pengukuran bushing O.D diameter 39.1 mm, maka tingkat keausan
untuk unit yang beroperasi di daerah sering mendapat beban kejut adalah sudah mencapai
70% sedang apabila unit dipakai pada operasi medan biasa, tingkat keausannya ( worn ) baru
mencapai 42 %.
Apabila hasil pengukuran tidak tercantum dalam percent worn chart maka keausan dapat
dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut :
Standart Value - Measured wear rate
Worn ( Wear Rate ) = X 100 %
Standart Value - Repair limit
Contoh :
Track roller D20 - 6 s/n 6001 - up. Hasil pengukuran 131.4mm.
Penyelesaian :
Dilihat dari percent worn chart, maka tingkat keausannya tidak terlihat. Masukkan ke
persamaan seperti di atas.
Dari percent worn chart atau dari perhitungan selanjutnya dipakai unutk menentukan sampai
berapa lama lagi komponen kerangka bawah /undercarriage masih dapat dipakai.
2. Hour Left Chart.
Hour left chart dipakai untuk mengestimasikan sampai berapa lagi komponen-komponen
kerang bawah / undercarriage masih dapat dipakai ( sampai mencapai repair dan rebuild
limit).
Penggunaan hour left chart ini harus disesuaikan dengan komponen kerangka bawah dan
type unit.
Garis mendatar pada hour left chart menunjukkan waktu operasi ( operating hours ), garis
vertikal menunjukkan tingkat keausan komponrn ( wear rate ).
Contoh :
Pengukuran Front Idler D85 - 18
Service meter menunjukkan 1600 jam.
Hasil pengukuran pada idler tread step 27.3 mm.
Penyelesaian :
Langkah 1 : Dari percent worn chart tingkat keausan pada idler tread step
adalah 70 %.
Catatan :1.Selalu pergunakan percent worn chart yang sesuai dengan komponen
untuk model dan serial number yang cocok.
2.Wear rate diperoleh dari hasil pengukuran yang selanjutnya dimasukkan ke
percent worn chart, maka angka wear rate ( % worn ) akan diperoleh dari
percent worn chart tersebut.
Langkah – langkah dalam membaca hour left chart.
Tarik garis ke arah atas dari angka 1600 operating hours ( service meter ).
Buat titik A pada pertemuan dari garis 1600 jam dan 70 %.
Tarik garis sejajar dengan yang paling dekat terhadap titik A, sampai garis tersebut
memotong garis wear rate 100 % ( atau titik B ).
Selanjutnya dari titik B tarik garis ke bawah sehinga memotong garis operation hour ( titik C )
diperoleh operating hoursnya adalah 2000 jam.
Titik C atau 2000 jam merupakan service limit dari idler tread step.
Maka idler tread step masih dapat dipakai lagi selama 2000 - 1600 = 400 jam, dari
waktu saat pengukuran.
70
a1 =
1.8
1600 x 100
1.8
70
a1 =
1600
a1 = 0,000119586
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hoursnya adalah sebagai
berikut :
k
y2 = a 2 . x2
Dimana : a1 = a2
1,8
100 = 0,000119586 . X2
1,8
x2 = 836.214,96
x2 = 1950,6377.
x dibulatkan menjadi 1950 jam maka idler tread step masih dapat dipakai lagi
selama 1950 - 1600 = 350 jam, dari waktu pada saat pengukuran.
Kedua istilah tersebut dia atas berdasarkan ketebalan Hardened Surface dari komponen. Di
shop manual ( Maintenance Standard ) kondisi repair limit adalah untuk replace ( 120 % ),
sedangkan kondisi rebuild-nya bisa ditentukan.
Namun demikian, ada juga shop manual yang mengatakan behwa repair limit di maintenance
standard dapat diperlakukan Rebuild atau Replace. Dengan demikian untuk lebih amannya
dalam menentukan rebuild atau replace adalah dengan berpedoman pada shop manual unit
masing – masing.