Anda di halaman 1dari 48

UNDERCARIAGE

AND
LOWER MACHINE

REVISI : 03

PT. MADHANI TALATAH NUSANTARA


OPERATIONAL TRAINING DEPARTEMENT
2018
PENDAHULUAN i

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan
kemampuan kepada kami, sehingga buku pegangan mechanic untuk Undercarriage and Lower
Machine bisa tersusun.

Harapan kami semoga buku ini bisa bermanfaat bagi mechanic dalam mengikuti training
Undercariage and Lower Machine dan memudahkan dalam memahami komponen undercarriage
dan final drive pada crawler yang benar serta pengukuran komponen undercariage.
Dengan demikian bisa diaplikasikan dengan baik setelah berada di lapangan nanti.

Seperti pepatah mengatakan,”Tiada Gading Yang Tak Retak”, dengan kerendahan hati maka
kami menyadari bahwa buku ini masih kurang sempurna. Untuk itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca, demi kesempurnaan buku pegangan S.M.E
(Serviceman, Mekanik dan Elektrik) di waktu yang akan datang.

Agustus 2018

Wiwin Sriwiyatno
Operational Training Department

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
PENDAHULUAN ii

TRAINING PROFILE
Training Tittle
 Undercariage and lower machine.

Training prerequisites
 Sebagai persyaratan untuk mengikuti training Undercariage and Lower Machine adalah
mekanik PT. MADHANI TALATAH NUSANTARA yang belum mengikuti training
tersebut.

Supplementary training manual


 Untuk kelancaran proses pemahaman Undercariage and Lower Machine pada Crawler,
diperlukan sarana penunjang dari factory, sbb :
 Shop manual Komatsu Dozer dan Exavator.
 Part Book Unit Komatsu Dozer dan Exavator.
 Shop manual CAT Dozer

Training duration
 20 Hours –2 Days
 70 % Inclass
 Ceramah
 Diskusi
 30 % Practice
 Diskusi
 Observasi

Training Outcome
 Setelah mengikuti training dan dinyatakan lulus, peserta harus mampu :
 Menjelaskan nama, letak dan fungsi component Undercariage.
 Menjelaskan Jenis-jenis Final Drive.
 Melakukan Pengukuran Component Undercariage.
 Melakukan Perhitungan keausan Component Undercariage.
Training passed
 Peserta dinyatakan lulus jika :
 Nilai post test – Min . 75
 Nilai praktek – Min. C

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
PENDAHULUAN iii

SEVEN HABITS
( 7 KEBIASAAN BAIK )

1. PROAKTIF.
Jadilah seseorang yang bersifat Proaktif.
Kerjakan sesuatu melalui inisiatif, motivasi yang tinggi, kemauan yang timbul dari
diri sendiri.
Orang yang reaaktif biasanya baru bertindak setelah ada sesuatu yang menggangu
dia, seperti ditanya, disuruh, diminta dan sebagainya.

2. BEGIN WITH THE END MIND.


Mulailah sesuatu pekerjaan dengan tujuan jelas.
Jika orang tidak mempunyai target atau tujuan yang jelas maka orang tersebut
selamanya akan menemui kegagalan, sebab apa yang ia jalankan atau kerjakan
dilakukan tanpa arah ataupun perencanaan yang jelas.

3. PUT FIRTS THINK FIRTS.


Tempatkanlah yang utama dengan tujuan yang jelas.
Bila seseorang selalu mengerjakan yang kecil-kecil atau bukan utama, maka ia tidak
akan selesai dengan tugasnya.

4. THINK WIN – WIN.


Berpikirlah dan bertindaklah selalu untuk kebaikan maupun keuntungan kedua belah
pihak, jangan menjatuhkan orang lain untuk keuntungan diri sendiri.

5. SEEK TO UNDERSTAND AND TO BE UNDERSTOOD.


Belajarlah mengerti apa yang dimaksud atau dipikirkan oleh partner dan barulah
mencoba membuat partner mengerti apa yang kita maksud. Kebanyakan orang ingin
agar orang lain mengerti apa yang kita inginkan, tapi tidak mau mengerti apa yang
orang lain pikirkan.

6. SYNERGI.
Membiasakan diri untuk bekerja sama secara aktif dengan partner agar ada
kesimbangan didalamnya. Kemauan dan usaha untu kerjasama ini akan
menghasilkan suatu hubungan atau kelompok yang mempunyai Synergi yang tinggi.

7. SHARPEN THE SAW.


Asahlah kebiasaan anda dan teman anda setiap saat agar enam kebiasaan diatas
tidak terpolusi oleh kebiasaan lain.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
PENDAHULUAN iv

DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
GLOSARIUM
BAB I. FINAL DRIVE
Pelajaran 1 : Fungsi dan Prinsip Dasar Final Drive
Pelajaran 2 : Klasifikasi Final Drive
A. Single Reduction Rotated drive shaft
B. Single Reduction Fixed Drive Shaft
C. Double Reduction
D. Planetary Gear Type Rigid
E. Planetary Gear Type Semi Rigid
Ringkasan
Soal Latihan
BAB II. UNDERCARRIAGE
Pelajaran 1 : Fungsi dan Klasifikasi Undercarriage
Pelajaran 2 : Komponen Undercarriage
A. Track Frame
B. Track Roller
C. Carier Roller
D. Front Idler
E. Sprocket
F. Track Link
G. Track Shoe
BAB III. MEASUREMENT
A. ALAT-ALAT UKUR KOMPONEN
1. Multi Scale
2. Outside Diameter
3. Sprocket Wear Gauge
B. METODE PENGUKURAN
C. PEMERIKSAAN
1. Percent Worn Chart
2. Hour Left Chart
3. Perhitungan tanpa Hour Left Chart

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
FINAL DRIVE 1-1

Pelajaran 1: Fungsi dan Prinsip Dasar Final Drive

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
 menjelaskan pengertian dan fungsi final drive,
 menunjukkan lokasi final drive pada sebuah bulldozer, dan
 menjelaskan mengenai prinsip dasar final drive.

Pengertian dan Fungsi Final Drive


Secara umum final drive adalah susunan roda gigi yang biasanya berupa satu set roda gigi lurus dan
atau satu set roda gigi planet (planetary gear) sebagai roda gigi penggerak akhir yang berfungsi untuk
mereduksi putaran dan meningkatkan torsi unit, seperti pada bulldozer, dump truck, wheel loader, dan
lain-lain. Pada pembahasan kali ini, akan difokuskan pada pembahasan final drive pada bulldozer dan
excavator.

Lokasi final drive

Prinsip Dasar Final Drive


Prinsip kerja final drive sama dengan prinsip kerja pada transmisi, dimana terdapat pengurangan
kecepatan putar dan penambahan torsi dengan cara memanfaatkan perbedaan jumlah gigi pada roda
gigi.
Final drive dipasang melebar keluar dari badan unit setelah steering clutch. Dalam operasinya, final drive
dihadapkan pada tekanan permukaan yang besar disebabkan oleh beban goncangan dan benturan,
sehingga memerlukan perhatian yang lebih untuk pemilihan oli pelumas dan mencegah masuknya benda
asing ke dalam final drive case.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
FINAL DRIVE 1-2

Pelajaran 2 : Klasifikasi Final Drive

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
 menyebutkan klasifikasi final drive, dan
 menjelasakan prinsip kerja dari masing-masing tipe final drive.

Klasifikasi Final drive


Berdasarkan sistem reduksi, final drive pada bulldozer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Single reduction rotated final drive shaft (contoh: D31A-17)
 Single reduction fixed drive shaft (contoh: D20S-1,2,3)
 Double reduction (contoh: D75S-5, D80/85A-21, D150/155A-2)
 Planetary gear type (rigid) (contoh: D375A-3,5, D475A-3,5)
 Planetary gear type (semi rigid) (contoh: D275A-2)
Single Reduction Rotated Drive Shaft 1. Final drive flange
2. Cage
3. Pinion shaft (10 teeth)
4. Gear (63 teeth)
5. Final drive case
6. Sprocket
7. Ring
8. Sprocket boss
9. Sprocket shaft
10. Cover
11. Floating seal

Gambar disamping contoh Final drive


tipe single reduction rotated drive
shaft (D31E,S-20)

Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive dengan tipe single reduction fixed drive shaft yang
menggunakan roda gigi lurus (spur gear). Tenaga penggerak berasal dari steering clutch yang disalurkan
ke pinion shaft (13) melalui final drive flange (1). Dari pinion shaft (13), putaran diteruskan ke
sprocket shaft (9) melalui gear (4) dan diteruskan ke sprocket (6) melalui sprocket boss (8).
Dengan demikian sprocket shaft akan berputar untuk menggerakkan sprocket.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
FINAL DRIVE 1-3

Single Reduction Fixed Drive Shaft

Single reduction fixed drive shaft


1. Collar
2. Bearing cage
3. Bearing
4. Collar
5. Washer
6. Nut
7. Cover
8. Bushing
9. Bearing
10. Ring
11. Nut
12. Hub

13. Sprocket
14. Retainer
15. Final drive case
16. Cover
17. Pinion
18. Bearing retainer
19. Gear
20. Nut/bolt
21. Plate
22. Hub
23. Sprocket shaft
24. Bolt

Final drive tipe single reduction


fixed drive shaft (D20,21)

Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe double reduction yang digunakan pada
bulldozer D20,21 series. Putaran dari steering clutch akan diteruskan oleh hub (22) ke pinion (17).
Pinion (17) akan berputar menggerakkan gear (19). Melalui hub (22), putaran dari gear (19)
diteruskan ke sprocket (13). Dengan demikian sprocket shaft (23) selalu dalam kondisi diam (fixed).

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
FINAL DRIVE 1-4

Double Reduction

1. Final drive flange


2. Bearing Cage
3. 1st Pinion shaft (11 teeth)
4. 1st gear (48 teeth)
5. 2nd pinion (11 teeth)
6. Final drive case
7. Floating seal
8. Sprocket
9. Lock
10. Sprocket nut
11. Floating seal
12. Bearing
13. Cover
14. Nut
15. Seal guard
16. Sprocket hub
17. Seal guard
18. Sprocket shaft
19. Nut
20. Final drive hub
21. 2nd gear
22. Nut

Final drive tipe double reduction (D80/85)

Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe double reduction yang digunakan pada bulldozer
D80/85 series. Tenaga penggerak yang berasal dari steering clutch diteruskan melalui final drive flange
(1) ke 1st pinion shaft (3). Dari 1st pinion shaft (3), putaran diteruskan ke 1st gear (4), 2nd pinion
(5), dan 2nd gear (21). Dari 2nd gear (21), putaran diteruskan melalui final drive hub ke sprocket
hub (16) dan sprocket (8).

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
FINAL DRIVE 1-5

Planetary Gear Type (Rigid)

Final drive tipe planetary gear (rigid)


(D375A-5)

1. Floating seal 8. Floating seal guard 15. First pinion


2. Sun gear 9. Cover 16. Final drive case
3. Carrier 10. Planetary pinion 17. Bearing cage
4. Hub 11. Ring gear 18. Boss
5. Cover 12. Cover 19. Shaft
6. Sprocket boss 13. First gear 20. Wear guard
7. Sprocket teeth 14. First gear hub 21. Pivot shaft

Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe planetary gear (rigid) yang digunakan pada
bulldozer D375A-5. Tenaga penggerak yang berasal dari steering clutch diteruskan melalui 1st pinion
(15). Melalui 1st gear (13), putaran dari 1st pinion (15) diteruskan ke sun gear (2). Putaran dari sun
gear (2) diteruskan ke planet pinion (10), tetapi ring gear (11) dalam keadaan terkunci dengan
cover (9), sehingga planetary pinion (10) berputar pada sumbunya dan juga berputar mengelilingin
sun gear (2).
Putaran dari carrier (3) selanjutnya diteruskan ke sprocket hub (4). Dimana arah putaran carrier (4)
sama dengan arah putaran sun gear (2). Putaran dari sprocket hub (4) selanjutnya diteruskan ke
sprocket teeth (7).

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
FINAL DRIVE 1-6

Planetary Gear Type (Semi Rigid)

Final drive tipe planetary gear (semi rigid)


(D275A-2)

Sistem reduksi pada final drive tipe planetary gear (semi rigid) terdiri atas satu stage roda gigi lurus (spur
gear) dan satu set planetary gear. Sistem pelumasannya menggunakan sistem splash. Floating seal (19)
pada komponen ini berfungsi untuk mencegah masuknya kotoran dari luar ke dalam dan mencegah
terjadinya kebocoran oli dari dalam ke luar.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-1

UNDERCARRIAGE
Tujuan Bab 2:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 2, siswa mampu:
 menjelasakan mengenai klasifikasi undercarriage,
 menyebutkan nama-nama komponen undercarriage,
 menunjukkan lokasi dari komponen-komponen undercarriage, dan
 menjelaskan fungsi dari komponen-komponen undercarriage.

Referensi :
Manual:
Komatsu KUC Procedure Manual (edition 12)
Shop Manual Komatsu Bulldozer D375A-5

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-2

Pelajaran 1: Fungsi dan Klasifikasi Undercarriage

Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan mengenai fungsi dan
klasifikasi undercarriage.

Fungsi Undercarriage
Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah merupakan bagian dari sebuah crawler tractor
yang berfungsi:
 untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
 bersama-sama dengan sistem steering dan rem mengarahkan unit untuk bergerak maju,
mundur, ke kanan, dan ke kiri.
 sebagai pembawa dan pendukung unit.

Komponen undercarriage yang terpasang pada sebuah


bulldozer dan excavator

Jika dilihat dari fungsinya di atas, maka undercarriage adalah


Undercarriage
salah satu komponen yang sangat fital dari sebuah crawler
Other 45% - 60%
tractor. Komponen-komponen undercarriage harus dilakuakan
Steering
perbaikan atau penggantian (service) secara berkala, sebab
Blade
jika tidak akan berakibat pada menurunnya performa alat
tersebut, sehingga pengguna harus mengeluarkan banyak
biaya untuk perawatan undercarriage . Dari hasil penelitian
dikatakan bahwa biaya perawatan undercariage sekitar 45%-
60% dari total biaya perawatan alat.
Di bawah ini ditunjukkan sebuah struktur undercarriage assembly. Pada gamabar terlihat
beberapa komponen-komponen undercarriage, seperti front idler, carrier roller, track chain

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-3

assembly, track frame, track rollers, dan sprocket. Pada pelajaran 2 akan dibahas secara lebih
mendalam dari masing-masing komponen tersebut.

Undercarriage assembly

Klasifikasi Undercarriage
Undercarriage dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe,yaitu: tipe rigid dan tipe semi rigid.

 Tipe rigid
Pada undercarriage tipe ini, front idler tidak dilengkapi dengan rubber pad. Final drive juga tidak
dilengkapi dengan rubber bushing dan equalizing beam hanya menempel pada main frame. Contoh unit
yang menggunakan undercarriage tipe ini adalah bulldozer D80/85A dan D155A.

1 2 3 4

1. Idler 5. Track roller (single flange)


2. Track shoe 6. Track roller (double flange)
3. Carrier roller 7. Track roller guard
4. Sprocket 8. Track frame
8 7 6 5
Undercarriage tipe rigid

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-4

 Tipe semi rigid


Tipe kerangka bawah ini pada track frame-nya dilengkapi dengan rubber pad dan pada sprocket
dilengkapi dengan rubber bushing. Undercarriege tipe ini equalizing beam-nya diikat dengan pin pada
frame utama (Main frame)..

Rubber bushing

Equalizing Beam / Equalizer Bar.


Berfungsi
- Menahan beban pada bagian unit dan
meneruskannya ke Track Frame.
- Menstabilkan posisi unit ketika beroperasi di
medan yang tidak rata

Undercarriage semi rigid

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-5

Pelajaran 2: Komponen Undercarriage

Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
 menyebutkan nama-nama komponen undercarriage,
 menunjukkan lokasi dari komponen-komponen undercarriage, dan
 menjelaskan fungsi dari komponen-komponen undercarriage.

Track Frame
Track frame merupakan tulang punggung daripada undrcarriage, sebagai tempat kedudukan komponen-
komponen undercarriage. Pada setiap crawler tractor terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada
bagian kiri dan kanan unit.
Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai kotak (box) yang disusun saling
menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas. Track frame khusus dirancang agar mampu melawan
beban kejut baik dalam kondisi kerja ringan maupun berat.
Berdasarkan cara pengikatannya (mounting) ke main frame, track frame diklasifikasikan menjadi
beberapa tipe, yaitu: tipe rigid mounting dan tipe pivot mounting. Berikut ini dijelaskan perbedaan antara
keduanya.

 Rigid mounting

Main
Frame

Track Frame

Rigid Mounting

Track frame dengan tipe rigid ini diikat (mounting) ke main frame dengan kaku (rigidly). Track frame
dengan tipe seperti ini biasa digunakan pada unit-unit kecil, contohnya pada unit bulldozer D41-6.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-6

 Pivot mounting
Track frame dengan tipe pivot mounting seperti ini masing-masing track frame-nya dapat bergerak
secara bebas (independenly). Track frame ini digunakan pada unit-unit dengan ukuran menengah sampai
dengan unit yang berukuran besar. Track frame dengan tipe pivot mounting terdiri atas dua tipe, yaitu :
pivot shaft type dan diagonal brace type.
Equalizer Bar
Equalizer Bar

Pivot Shaft Diagonal Brace

Pivot Shaft Type Track Frame Diagonal Brace Type Track Frame

Track Roller
 Fungsi dan klasifikasi track roller
Track roller yang terdapat pada sebuah undercarriage
berfungsi sebagai pembagi berat unit ke track
dan sebagai pengarah track link. Track roller
teridiri atas dua jenis, yaitu single flange dan double
flange. Dua jenis track roller tersebut dipasang
dengan susunan tertentu pada masing-masing track
pada crawler tractor. Jumlah track roller yang Single Flange Double Flange
terpasang pada sebuah

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-7

undercarriage sangat tergantung dari panjangnya track, semakin panjang track maka semakin banyak
pula susunan track roller yang terpasang. Berikut ini ditunjukkan salah satu contoh susunan track roller
pada unit bulldozer D155.
Sprocket
Idler

D85E-SS-2 D275A-5

Pada ujung depan dan belakang frame, terpasang Track Roller type Single Flange yang bertujuan untuk
mengurangi kecepatan keausan yang terjadi selama unit dioperasikan belok kanan maupun kiri.
 Struktur Track Roller

Di samping ini ditunjukkan struktur dari sebuah


track roller. Seperti yang ditunjukkan pada
gambar di bawah, oli yang terdapat di dalam
track roller bertujuan untuk mengurangi
keausan yang terjadi akibat gesekan antara
bushing dengan shaft. Dikarenakan terdapat
adanya oli untuk pelumasan di dalam track
roller, maka di pasanglah floating seal. Floating seal yang dipasang pada track roller berfungsi
untuk mencegah terjadinya kebocoran oli dari dalam ke luar dan sebaliknya mencegah agar
jangan sampai debu, pasir, atau lumpur masuk ke bagian dalam track roller.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-8

Struktur Track Roller

 Track roller support


Track roller support merupakan komponen yang berfungsi sebagai
pemegang atau tempat dudukan dari track roller. Track roller support
terdiri dari dua tipe, yaitu tipe rigid dan tipe boogie.
Track roller support dengan tipe rigid berarti track roller-nya langsung
dipasang pada track framenya. Track roller support tipe boogie terbagi
ke dalam dua tipe, yaitu tipe X-boogie dan K-boogie. Di samping X-Boogie

ditunjukkan dua buah tipe track roller tipe boogie.


Jika dibandingkan dengan track roller support tipe rigid (conventional),
track roller support tipe boogie dapat menyesuaikan dengan bentuk
permukaan tanah dengan lebih baik, hal ini akan lebih
menguntungkan karena akan meminimalkan slip antara permukaan
tanah dengan track shoe. Dengan slip yang minimal, maka akan
menambah traksi dan memperpanjang umur dari komponen-
K-Boogie
komponen undercarriage.

X-Boogie Track Roller

K-Boogie Track Roller

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-9

Carrier roller
 Fungsi dan klasifikasi carrier roller
Carrier roller merupakan salah satu komponen undercarriage yang berfungsi untuk:
 Menahan gulungan bagian dari track shoe assembly agar tidak melentur ke bawah.
 Menjaga kelurusan track shoe assembly antara sprocket dengan idler.
Jumlah carrier roller yang terpasang pada tiap-tiap sisi track sangat tergantung pada panjang-pendeknya
track. Pada umumnya jumlah carrier roller yang terpasang adalah 1 atau 2 carrier roller pada tiap-tiap
sisi.
Terdapat dua tipe carrier roller, yaitu tipe flange (flange type) dan tipe flat (flat type). Carrier roller
tipe flange dibagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu center flange dan single flage.

Di samping ditunjukkan dua tipe carrier roller tipe flange, yaitu center
flange type dan single flange type.
Center flange type pada umumnya digunakan pada unit hydraulic
excavator, bulldozer ukuran kecil, dan dozer shovels.

Single flange type pada umumnya digunakan pada unit bulldozer


dengan ukuran sedang sampai besar dan dozer shovels.

Flange type carrier roller

Carrier roller dengan tipe flat pada umumnya digunakan pada hdraulic
excavator dan bulldozer dengan ukuran kecil.

Flat type carrier roller

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-10

 Struktur carrier roller


Struktur dari carrier roller seperti ditunjukkan pada gambar di samping
terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan struktur track roller.
Di dalam carrier roller juga terdapat oli pelumas untuk mengurangi
terjadinya keausan antara bushing dengan shaft. Dan juga terdapat seal
untuk mencegah terjadinya kebocoran oli ke luar dan sebaliknya
mencegah kotoran agar jangan sampai masuk ke dalam komponen
carrier roller.
Struktur carrier roller

Front Idler
Idler dipasang pada bagian depan dari track frame yang berfungsi sebagai pengarah (guide) track
link assembly dan peredam kejut. Pada bagian dalam dari idler dilengkapi dengan bushing dan shaft
serta oli yang berfungsi sebagai pelumas.

Struktur front idler

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-11

Track Adjuster & Recoil Spring


Recoil spring yang terdapat pada komponen undercarriage berfungsi untuk kejutan yang berasal dari
front idler, sehingga hal ini akan dapat memperpanjang umur komponen dan menambah kenyamanan
operator dalam mengoperasikan alat. Sedangkan track adjuster berfungsi agar kondisi kekencangan track
shoe assembly tetap terjaga.

Struktur recoil spring

1. Yoke
2. Nut
3. Retainer
4. Recoil spring
5. Rod
6. Spring cylinder
7. Reatainer
8. Holder
9. Piston
10. Lubricator
11. Grease chamber cylinder

Struktur recoil spring bulldozer


D375A-5

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-12

Sprocket
 Fungsi sprocket
Sprocket berfungsi untuk:
 Meneruskan tenaga gerak ke track melalui bushing.
 Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat
bergerak.

Srocket dengan tarck link

 Klasifikasi sprocket
Tipe srocket ada dua macam, yaitu solid sprocket dan
segmented sprocket.
Sprocket dengan tipe solid terbuat dari cast steel yang merupakan
satu kesatuan, sehingga jika ada salah satu teeth pada sprocket
yang mengalami kerusakan, maka untuk menggantinya harus
dilakukan pemotongan dan dilas kembali.

Solid sprocket

Sprocket dengan tipe segmented lebih banyak digunakan karena cukup


praktis penggunaannya karena mudah dilepas atau diganti satu
persatu.

Segmented sprocket

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-13

Track Link
 Fungsi track link
Track link berfungsi sebagai merubah gerakan putar menjadi gulungan dan empat
tumpuan dari track roller sehingga memungkinkan unit dapat berjalan. Komponen-komponen
utama dari track link terdiri atas: link, pin, bushing, dan seal ass’y. Track link terdiri dari dua tipe, yaitu:
sealed and lubricated type track dan grease sealed type track.

 Link
Link berfungsi sebagai:
 Penumpu berat unit ke landasan.
 Tempat persinggungan dengan track roller dan carrier roller
 Pemutus dan penghubung rangkaian rantai (khusus untuk master link).
Link terdiri dari dua tipe, yaitu: master link dan reguler link.

Master link

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-14

 Pin & bushing


Pin berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan antar link sedangkan bushing berfungsi
untuk mendapatkan sifat fleksibel ketika track bergerak menggulung. Seperti halnya link, pin dan bushing
juga terdiri dari dua tipe, yaitu master (pin & bushing) dan reguler (pin & bushing). Master pin dan
reguler pin mempunyai diameter yang sama, permukaan yang sama-sama rata tetapi pada master pin
terdapat chamfered dan center bore untuk mempermudah dalam identifikasi.

 Seal
Sela berfungsi untuk mencegah terjadinya
kebocoran oli dan sebaliknya untuk
mencegah agar jangan sampai ada
kotoran dari luar yang masuk ke dalam
komponen. Terdapat beberapa tipe dari
seal yang digunakan pada track link,
yaitu: tipe F dan tipe W yang digunakan Tipe seal untuk sealed and lubricated track type
pada track link tipe sealed and lubricated
track link (SALT type), tipe W dan tipe V
yang digunakan untuk track link tipe
grease sealed type.

Tipe seal untuk grease sealed track type

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-15

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-16

Track Frame & Diagonal Brace Toe In / Toe Out

Jika dilihat dari atas, Posisi Track roller,idler dan carrier roller tidak sejajar dengan pusat
garis traktor. Penyebab: sementara (hanya saat ada beban) atau diagonal brace dan
frame undercarriage yang bengkok permanen .
Efek: keausan yang tidak rata dan cenderung ke salah satu sisi saja pada track link,
Carrier Roller, Idler, Track roller dan Track Shoe.
Perbaikan : meluruskan diagonal brace dan Track Frame.

Tilt

Miring Bila dilihat dari depan atau belakang, Track Frame miring ke arah atau menjauh
dari traktor. Penyebab:dudukan / mounting diagonal brace rusak
Efek: keausan tidak merata pada semua bagian berputar yang ada di Undercarriage
Perbaikan: Memperbaiki dan meluruskan dudukan diagonal brace

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-17

BOW

Busur
Mirip dengan toe-in dan toe-out, Track frame bengkok dan melengkung ke dalam atau
keluar tidak segaris dengan traktor.
Penyebab: Track Frame saja yang bengkok
Efek: mirip dengan toe-in dan toe-out kecuali Track roller belakang tidak terpengaruh
Perbaikan : meluruskan Track frame

Lateral Displacement

Pergeseran ke samping
Jika dilihat dari atas, tidak sejajar, tetapi bergerak mendekati atau menjauhi
garis tengah traktor dan track frame
Penyebab: pengaturan shim yang tidak tepat
Efek:Keausan Flage Idler tidak rata dan cenderung ke salah satu sisi
Perbaikan: Setel ulang posisi idler dengan pengaturan/pengganjalan shim yang benar.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-18

Twist - Tilt

Melintir - Miring
Jika dilihat dari depan, Front Idler miring keluar dari bidang vertikal.
Penyebab: Mounting Fr
Efek: sama seperti toe-in atau toe-out ont Idler pada Frame mengalami kebengkokan
Perbaikan: sama dengan toe-in atau toe-out

Sprocket Toe In – Toe out

Jika dilihat dari atas, sprocket tidak sejajar dengan garis tengah Track Frame.
Penyebab: shaft Sprocket bengkok
Efek: Keausan tidak rata cenderung di sisi pergesekan pada sprocket dan Ttrack link
Perbaikan: meluruskan atau mengganti shaft sprocket

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-19

Sprocket Twist

Jika dilihat dari belakang, sproket bersandar atau miring ke dalam atau keluar dari
Track Frame
Penyebab: Shaft sprocket bengkok ke atas atau ke bawah
Efek: sama seperti toe-in, toe-out
Perbaikan: sama seperti toe-in, toe-out

Lateral

Jika dilihat dari atas atau belakang, sprocket tetap sejajar dengan poros tracktor, tetapi
posisinya bergeser masuk atau keluar dari Track Frame
Penyebab: Pemasangan sprocket ke shaftnya tidak tepat
Efek: Menyebabkan keausan tidak rata pada Track Link,terutama pada Flange Carrier
Roller dan Flange Track Roller
Perbaikan: posisikan kembali sprocket dengan benar pada shaftnya.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-20

Track Shoe
 Fungsi track shoe
Track shoe hampir sama
dengan landasan sepatu yang
kita gunakan. Kita harus
sesuaikan landasan sepatu
dengan kondisi tanah tempat
kita berjalan. Sepatu yang kita
gunakan untuk mendaki gunung tentu berbeda dengan sepatu yang kita gunakan di ruang kantor. Hal
tersebut sama ketika kita melakukan pemilihan untuk track shoe pada sebuah crawler tractors. Crawler
tractor yang digunakan untuk bekerja di daerah rawa tentu memiliki track shoe yang berbeda dengan
crawler tractors yang digunakan untuk bekerja di daerah bebatuan.
Track shoe berfungsi untuk menimbulkan traksi dan kemudahan dalam bermanuver pada sebuah crawler
tractors. Seperti halnya kita dalam memilih jenis sepatu, jika kita salah dalam memilih track shoe, maka
akan berakibat alat kita akan mudah slip dan gaya dorong dan gaya tarik yang dihasilkan akan kecil.

 Tipe track shoe


Seperti yang telah dijelaskan di
atas, bahwa pemilihan tipe
track shoe sangat penting. Tipe
track shoe yang digunakan
pada sebuah crawler tractors
sangat ditentukan oleh kondisi
landasan dimana alat tersebut
bekerja. Berikut ditampilkan
masing-masing aplikasi dari
tipe-tipe dari track shoe yang
digunakan pada crawler
Contoh tipe track shoe
tractors, termasuk kerugian dan
keuntungannya masing-masing.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-21

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
UNDERCARRIAGE 2-22

Track Guard
Guard berfungsi untuk melindungi komponen-komponen undercariage dari kerusakan yang diakibatkan
oleh gesekan atau benturan dari luar, seperti kayu, batu, dan material keras lainnya. Komponen-
komponen yang dilindungi oleh guard diantaranya track roller dan final drive case.

Roller guard untuk small bulldozer


Roller guard untuk large bulldozer

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-1

MEASUREMENT
Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada BAB 3, siswa mampu:
 Menjelasakan mengenai klasifikasi measurement tool,
 Melakukan proses pengukuran pada undercariage,

Referensi :
Manual:
Komatsu KUC Procedure Manual (edition 12)
Shop Manual Komatsu Bulldozer D375A-5

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-2

A. ALAT-ALAT UKUR KOMPONEN UNDERCARRIAGE.


Undercarriage Measuring Tool Kit

( No. 791 - 502 - 1001 ).

(1) Track Measuring Tool Kit ( Tool No. 791-502-1001).

Other tools :
To remove mud, the following auxiliary tools are also required :
a. 1 m Pinch bar b. Scoop.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-3

1. Multi Scale.

Gbr III - 1. Multi Scale dilengkapi dengan Adaptor.

Kegunaan multi scale yaitu dipakai untuk melaksanakan pengukuran :


 Ketinggian komponen
 Panjang, lebar, tebal suatu komponen.
 Diameter komponen
Cara pembacaan multi scale :
 Pembacaan antara regular dengan 1st vernier. Apabila menggunakan skala pada
regular scale dengan 1st vernier, maka tingkat ketelitian pembacaan sampai 1/20 mm.

Gbr III - 2. Cara pembacaan Multi Scale.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-4

Baca skala pada reguler scale yang ditunjuk oleh angka 0 pada 1st vernier.
Pada contoh di atas angka 0 pada 1st vernier terletak antara angka 41 dan 42 pada
reguler scale.
 Selanjutnya perhatikan garis-garis skala pada reguler scale dan 1st vernier yang
saling berhubungan, kemudian baca angka skala pada 1st vernier lurus
berhubungan dengan garis skala pada reguler scale.
 Berarti pembacaan adalah :
41 + 0.5 = 41.5 mm
Pembacaan tersebut di atas dipakai pada saat pengukuran ketebalan, diameter luar,
kedalaman atau ketinggian.
Pembacaan antara 1st vernier dengan 2nd vernier. Dipakai untuk pengukuran O.D ( outside
diameter ) dari track roller.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :


 Ukur ketinggian link tread seperti gambar di bawah ini.

 Kemudian kunci dengan memutar stopper, sehingga antara 1st vernier dengan
reguler scale tidak berubah / bergeser.
 Pasang adaptor pada bolt yang dipakai untuk plug lubrication pada track roller.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-5

Geser 2nd vernier, sampai groove pada 2nd vernier tepat pada pointer adaptor.

 Baca scale antara 1st vernier dengan 2nd vernier yang saling berhubungan (
menjadi satu garis ).
 Hasil pembacaan ini menunjukkan diameter luar dari track roller.
 Cara pembacaan 1st vernier dengan 2nd vernier. Tingkat ketelitian pembacaan ini
adalah 1/5 mm.

 Baca skala pada 1st vernier yang ditunjuk oleh angka 0 pada 2nd vernier
menunjukkan angka antara 254 - 256 mm.
 Selanjutnya perhatikan garis skala pada 1st vernier dengan 2nd vernier yang saling
berhubungan ( menjadi satu garis ), kemudian baca angka skala pada 1st vernier.
 Berarti pembacaannya adalah :
254 + 1.6 = 255.6 mm

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat penggunaan multi scale :

Pada pengukuran link height ( ketinggian ).


 Pengukuran ketebalan link dilaksanakan pada bagian tengah link.
 Jangan melaksnakan pengukuran pada shoe yang bengkok.
Pada pengukuran track roller outside diameter ( Diameter luar track roller ).
 Posisikan titik tengah track roller pada bagian tengah link.
 Jangan melaksanakan pengukuran pada shoe yang bengkok.
 Posisikan unit ( machine ) pada tempat yang rata sehingga antara link dan track
roller terjadi contek ( rapat tidak ada celah ).

2. Out Side Caliper.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-6

Gbr III - 3. Out side caliper.

3. Sprocket Wear Gauge.

Gbr III - 4. Sprocket wear gauge.

Kegunaan sprocket wear gauge adalah untuk mengukur keausan gigi sprocket, baik yang
solid maupun segment type.

B. METODE PENGUKURAN

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-7

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-8

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-9

C. PEMERIKSAAN

Pemeriksaan ialah meneliti bagiam – bagian yang telah aus dari komponen undercarriage,
sehingga dapat diketahui sudah berapa ( % ) keausan itu terjadi dan masih berapa lama dapat
dipakai. Di samping itu, dapat menentukan apakah komponen undercarriage tersebut harus
diremajakan ( rebuilding ) atau diganti ( replacement ).
Tetapi kalau tidak dilakukan pemeriksaan maka komponen tersebut akan rusak secara total
sehingga tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain dapat merugikan kita. Jadi kalau pada
waktu pemeriksaan diketahui keausan sudah mencapai service limit, maka cepat – cepatlah
diganti sebelum fatal.
Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :
• Menjaga komponen atau bagian dari undercarriage agar dalam keadaan bersih dan baik,
sehingga tidak mengganggu saat operasi.
• Memperhatikan pelumasan – pelumasan apa saja yang diperlukan, serta bagian –
bagian mana yang memerlukan nya, dan pemeriksaannya secara teratur agar selalu
diketahui kondisinya.
• Memeriksa bagian bagian yang telah aus dan sudah berapa prosen keausannya serta
sudah waktunya atau belum.
• Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagian - bagian yang memerlukannya.
• Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.
Tujuan diadakannya pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :
• Akan memperpanjang umur komponen undercarriage.
• Mencegah keausan yang berlebihan, yang sebenarnya komponen tersebut masih dapat
diperbaiki kembali. Tapi karena kurang diperhatikan maka komponen hancur sama
sekali sehingga tidak dapat diperbaiki lagi.
• Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya.
Kerugian bila tidak memperhatikan perawatan :
• Akan memperpendek umur dari komponen undercarriage. -
• Pemborosan spare part.
• Menurunkan efisiensi kerja unit tersebut.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-10

1. Percent Worn Chart.


Pengukuran keausan kerangka bawah/undercarriage sangat penting, agar dapat menentukan
sampai berapa lama lagi komponen undercarriage ini dapat dipakai. Hasil pengukuran
komponen kerangka bawah selanjutnya dimasukkan atau dibandingkan ke Percent Worn Chart
untuk masing-masing komponen, tipe unit dan serial number yang sama, sehingga diperoleh
tingkat keausan (worn) dalam satuan persent (%). Dalam Percent Worn Chart tingkat keausan
dibagi menjadi : Normal & Impact
Tingkat keausan normal berarti unit ( machine ) dioperasikan pada kondisi medan biasa.
Tingkat keausan impact berarti unit ( machine ) dioperasikan pada kondisi medan yang sering
mendapat beban kejut.
Tingkat keausan normal atau impact ditujukan terhadap pengukuran bushing out side diameter
( Diameter luar bushing ), dan link pitch sedang untuk komponen kerangka bawah lainnya tidak
dibedakan tingkat keausan normal ataupun impact ( hanya tercantum satu tingkat keausan ).
Contoh Bushing O.D untuk D20 - 6.

Apabila diperoleh dari hasil pengukuran bushing O.D diameter 39.1 mm, maka tingkat keausan
untuk unit yang beroperasi di daerah sering mendapat beban kejut adalah sudah mencapai

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-11

70% sedang apabila unit dipakai pada operasi medan biasa, tingkat keausannya ( worn ) baru
mencapai 42 %.
Apabila hasil pengukuran tidak tercantum dalam percent worn chart maka keausan dapat
dihitung dengan memakai persamaan sebagai berikut :
Standart Value - Measured wear rate
Worn ( Wear Rate ) = X 100 %
Standart Value - Repair limit

Contoh :
Track roller D20 - 6 s/n 6001 - up. Hasil pengukuran 131.4mm.
Penyelesaian :
Dilihat dari percent worn chart, maka tingkat keausannya tidak terlihat. Masukkan ke
persamaan seperti di atas.

Standard value 13, repair limit 127 mm, maka :


135 - 134.4
Worn = X 100 %
135 - 127
3.6
= X 100 %
8
= 45 %.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-12

Dari percent worn chart atau dari perhitungan selanjutnya dipakai unutk menentukan sampai
berapa lama lagi komponen kerangka bawah /undercarriage masih dapat dipakai.
2. Hour Left Chart.
Hour left chart dipakai untuk mengestimasikan sampai berapa lagi komponen-komponen
kerang bawah / undercarriage masih dapat dipakai ( sampai mencapai repair dan rebuild
limit).
Penggunaan hour left chart ini harus disesuaikan dengan komponen kerangka bawah dan
type unit.
Garis mendatar pada hour left chart menunjukkan waktu operasi ( operating hours ), garis
vertikal menunjukkan tingkat keausan komponrn ( wear rate ).
Contoh :
Pengukuran Front Idler D85 - 18
 Service meter menunjukkan 1600 jam.
 Hasil pengukuran pada idler tread step 27.3 mm.
Penyelesaian :
Langkah 1 : Dari percent worn chart tingkat keausan pada idler tread step
adalah 70 %.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-13

Catatan :1.Selalu pergunakan percent worn chart yang sesuai dengan komponen
untuk model dan serial number yang cocok.
2.Wear rate diperoleh dari hasil pengukuran yang selanjutnya dimasukkan ke
percent worn chart, maka angka wear rate ( % worn ) akan diperoleh dari
percent worn chart tersebut.
Langkah – langkah dalam membaca hour left chart.
Tarik garis ke arah atas dari angka 1600 operating hours ( service meter ).
Buat titik A pada pertemuan dari garis 1600 jam dan 70 %.
Tarik garis sejajar dengan yang paling dekat terhadap titik A, sampai garis tersebut
memotong garis wear rate 100 % ( atau titik B ).
Selanjutnya dari titik B tarik garis ke bawah sehinga memotong garis operation hour ( titik C )
diperoleh operating hoursnya adalah 2000 jam.
Titik C atau 2000 jam merupakan service limit dari idler tread step.
Maka idler tread step masih dapat dipakai lagi selama 2000 - 1600 = 400 jam, dari
waktu saat pengukuran.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-14

3. Perhitungan Tanpa Hour Left Chart.


Service limit dapat dihitung dengan memakai perhitungan, tingkat ketelitian
dengan memakai perhitungan lebih akurat jika dibandingkan dengan memakai
hour left chart. Persamaan yang dipakai sebagai berikut :
k
y = a.x

Dimana :y = Wear rate ( % )


x = Operation Hour ( jam )
k = Faktor ( untuk masing-masing komponen tidak sama )
a = Konstanta, yang harus dicari terlebih dahulu.
Mengambil contoh diatas dari point B, dimana dari percent worn chart diperoleh
keausan 70 % pada sercvice meter 1600 jam, sehingga :
k
y1 = a 1 . x1
Dimana : y1 = 70 %
x1 = 1600 jam
k = ( untuk idler tread step )
1.8
70% = a.1600

70
a1 =
1.8
1600 x 100
1.8

70
a1 =
1600

a1 = 0,000119586
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hoursnya adalah sebagai
berikut :
k
y2 = a 2 . x2
Dimana : a1 = a2
1,8
100 = 0,000119586 . X2

1,8

x2 = 836.214,96
x2 = 1950,6377.

x dibulatkan menjadi 1950 jam maka idler tread step masih dapat dipakai lagi
selama 1950 - 1600 = 350 jam, dari waktu pada saat pengukuran.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION
MEASUREMENT 3-15

D. REBUILD DAN REPLACE.


Rebuild di undercarriage adalah suatu perlakuan terhadap komponen undercarriage,
dimana kondisi keausannya sudah mencapai 100% batas rebuild. Perlakuanyang dilakukan
terhadap komponen tersebut adalah dengan cara menambal ( menambah daging ) pada bagian
yang aus, penambalan yang dimaksud adalah dengan pengelasan. Contoh-contoh komponen
undercarriage yang direbuild adalah sebagai berikut :

Sedangkan Replace adalah penggantian komponen undercarriage dengan yang baru,


dikarenakan kompenen tersebut sudah aus 130 %.

Kedua istilah tersebut dia atas berdasarkan ketebalan Hardened Surface dari komponen. Di
shop manual ( Maintenance Standard ) kondisi repair limit adalah untuk replace ( 120 % ),
sedangkan kondisi rebuild-nya bisa ditentukan.

Namun demikian, ada juga shop manual yang mengatakan behwa repair limit di maintenance
standard dapat diperlakukan Rebuild atau Replace. Dengan demikian untuk lebih amannya
dalam menentukan rebuild atau replace adalah dengan berpedoman pada shop manual unit
masing – masing.

PT MADHANI TALATAH NUSANTARA UNDERCARRIAGE


MECHANICAL TRAINING SECTION

Anda mungkin juga menyukai