Anda di halaman 1dari 47

MODUL

MENDIAGNOSIS DAN MEMPERBAIKI


KERUSAKAN SISTEM KOPLING

XI / 4

Penyusun
AHMAD BAKHTIAR RIFQI, S.Pd

TEKNIK KENDARAAN RINGAN OTOOTIF


SMK DIPONEGORO LEBAKSIU
TAHUN 2017
VERIFIKASI BAHAN AJAR

Pada hari ini Senin tanggal 17 bulan Juli tahun 2017 Bahan Ajar Mata Pelajaran
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif SMK Diponegoro Lebaksiu. telah diverifikasi oleh
Ketua Jurusan/Ketua Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

Lebaksiu, 17 Juli 2017

Ketua Jurusan/ Ketua Program Keahlian Penulis

M. MUBASIR, S.Pd A. BAKHTIAR RIFQI, S.Pd

Mengetahui,
Kepala Sekolah

AGUSALIM, S.Ag
PRAKATA

Modul Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan digunakan


sebagai panduan kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi yaitu Mendiagnosis
kerusakan sistem kopling dan Memperbaiki sistem kopling . Modul ini dapat digunakan
untuk Siswa Program Keahlian Teknik Otomotif Khususnya Teknik kendaraan ringan otomotif.

Modul ini memberikan latihan untuk memahami kopling mobil yang terdiri dari pengenalan
komponen, konstruksi, cara kerja, pemeriksaan dan perbaikan.

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul ini, sehingga saran dan
masukan yang konstruktif sangat penyusun harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan
manfaat.

Lebaksiu, Juli 2017


Penulis
DESKRIPSI MATA PELAJARAN

A. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi Inti
1. Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional
2. Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan
dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan
keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar *)
1. KD pada KI pengetahuan
Mendiagnosis kerusakan sistem kopling
2. KD pada KI keterampilan
Memperbaiki sistem kopling
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator KD pada KI pengetahuan
a. Memahami fungsi dan cara kerja sistem kopling
b. Memeriksa komponen sistem kopling
c. Membuat skema diagnosis kerusakan sistem kopling
2. Indikator KD pada KI keterampilan
a. Memperbaiki kerusakan system kopling
b. Menyimpulkan hasil perbaikan kerusakan system kopling

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja sistem
kopling
2. Melalui mengumpulkan data prosedur pemeriksaan siswa dapat
memeriksa komponen sistem kopling
3. Melalui mengumpulkan data prosedur perbaikan siswa dapat membuat
skema diagnosis kerusakan system kopling
4. Dengan mendemonstrasikan siswa dapat memperbaiki system kopling
5. Dengan menalar siswa dapat menyipulkan kerusakan system kopling
DAFTAR ISI

Verifikasi Bahan Ajar ii


Prakata iii
Deskripsi Mata Pelajaran iv
Daftar Isi v
BAB I JUDUL BAB 1
A. Deskripsi Singkat
B. Tujuan Pembelajaran (yang sesuai dengan materi Bab I)
C. Materi
1.
2.
D. Rangkuman
E. Latihan Soal
BAB II JUDUL BAB
A. Deskripsi Singkat
B. Tujuan Pembelajaran (yang sesuai dengan materi Bab II)
1.
2.
C. Materi
D. Rangkuman
E. Latihan Soal
Daftar Pustaka
BAB I
MENDIAGNOSIS KERUSAKAN SISTEM KOPLING

A. Deskripsi
Judul modul ini adalah Pemeliharaan Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
Kendaraan Ringan, di dalamnya akan dibahas mengenai mendiagnosis kerusakan
system kopling meliputi ; fungsi dan cara kerja kopling, komponen unit kopling,
pemeriksaan hingga diagnosis kerusakan komponen kopling.

B. Tujuan Pembelajaran
Hasil belajar modul ini, diharapkan siswa akan dapat:
1. Melalui pengamatan siswa dapat menjelaskan fungsi dan cara kerja sistem
kopling
2. Melalui mengumpulkan data prosedur pemeriksaan siswa dapat memeriksa
komponen sistem kopling
3. Dengan mendemonstrasikan siswa dapat memeriksa system kopling

C. Uraian Materi
SISTEM KOPLING

URAIAN

Kopling (clutch) terletak di antara me-sin dan transmisi, dan berfungsi


untuk menghubungkan dan memutuskan pu-taran mesin ke transmisi

Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh kopling adalah :


 Harus dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut
 Harus dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip
 Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat

KONSTRUKSI
1
Kopling terdiri dari :
2
1. Clutch disc (plat kopling)
3 2. Pressure plate
3. Diapragm spring
4. Release bearing
4 5. Clutch cover
6. Release fork
7. Release cylinder

1
5

5 3
4
6

1. TUTUP KOPLING (CLUTCH COVER)


 Uraian
Clutch cover terikat pada flywheel. Ini berarti bahwa saat mesin berputar
clutch cover juga berputar.
Syarat utama yang harus dimiliki oleh clutch cover adalah balance dan mampu
memindahkan panas dengan baik.
Clucht cover ini dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Clutch Cover Tipe Coil Spring

Tipe ini terdiri dari :


3
1. Clutch disc
1 2. Pressure plate
3. Release fork
4. Release bearing
5. Release lever
6. Pressure spring
7. Clutch cover

5 2

1
7

Tipe ini mempunyai keuntungan :


 Penekanan terhadap plat kopling lebih kuat.

Dan kerugian :
 Tenaga untuk menekan pedal kopling besar.
 Konstruksi rumit sehingga harganya mahal.

Cara Kerja :
 Saat pedal ditekan

Release fork menekan release bearing, release bearing menekan


release lever sehingga release lever mengangkat pressure plate
melalui pivot pin melawan tekanan pressure spring dan
menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara
flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat
diteruskan ke input shaft transmisi.
 Saat pedal dilepas

Release fork tidak menekan release bearing, release bearing


tidak menekan release lever sehingga pressure spring menekan
pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke
flywheel. Terjadi perpindahan tenaga :

Mesin (flywheel)  clutch cover  pivot pin  release lever 


pressure plate  clutch disc  spline  input shaft transmisi.

a. Clutch Cover Tipe Diapragm Spring

3 Tipe ini terdiri dari :

4 1. Diapragm spring
1 2. Clutch disc
3. Release fork
4. Release bearing
5. Pressure plate
6. Clutch cover
7. Pivot ring
8. Retracting spring
2

Tipe ini mempunyai keuntungan :


7
 Tenaga penekanan pedal kopling lebih ringan
8
 Penekanan terhadap plat kopling lebih merata
 Tenaga pegas tidak akan berkurang karena5 gaya sentrifugal saat kecepatan
tinggi.

Dan kerugian :
 Penekanan terhadap plat kopling lebih kecil.

Cara Kerja :

 Saat pedal ditekan


Release fork menekan release bearing, release bearing menekan
diapragm spring sehingga diapragm spring mengangkat pressure
plate melalui pivot ring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak
lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin
tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi.
 Saat pedal dilepas

Release fork tidak menekan release bearing, release bearing


tidak menekan diapragm spring sehingga diapragm spring
menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc
ke flywheel. Terjadi perpindahan tenaga :

Mesin (flywheel)  clutch cover  pivot ring  diapragm spring 


pressure plate  clutch disc  spline  input shaft transmisi.

2. PLAT KOPLING (DISC CLUTCH)


Plat kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga dari mesin ke transmisi dengan lembut tanpa terjadi slip.

Plat kopling terdiri dari facing yang


berfungsi sebagai bidang gesek yang
dikeling pada cushion plate yang
berfungsi untuk memperlembut saat
kopling berhubungan, dan cushion
plate dikeling pada disc plate.
Pada plat kopling juga terdapat torsion
damper yang berfungsi untuk meredam
kejutan saat kopling berhubungan
2. MEKANISME PENGGERAK

Mechanical clutch terdiri dari :

1. Clutch pedal
2. Clutch release lever
3. Clutch release cable
4. Release fork
5. Clutch cover

5
Ada dua tipe kopling
2
3
a. Kopling Mekanis (Mechanical Clutch)
1

b. Kopling Hidraulis (Hydraulic Clutch)

5
2 ini, gerakan pedal kopling dirubah menjadi tekanan hidraulis
Pada tipe
oleh master cylinder yang kemudian dite-ruskan ke release fork melalui
release cylinder. 4
Tipe ini terdiri dari :
1. Clutch pedal
2. Master cylinder
3
3. Flexible hose
1 4. Release cylinder
5. Release fork
6. Clutch cover

2. BANTALAN PEMBEBAS

Bantalan pembebas (release bearing ) memudahkan garpu pembebas


bergerak mundur dan maju sepanjang penopang batalan depan transmisi,
untuk menekan putaran diapragma atau lengan pembebas pada jenis pegas
coil dan membebaskan kopling.
DIAGRAM DIAGNOSIS
TROUBLE SHOOTING
1. Kopling Sulit Bebas (Susah Pindah Gigi)

Kurang tinggi
1. Periksa tinggi pedal kopling Stel

Oke
Terlalu besar
2. Periksa freeplay pedal kopling Stel

Oke

3. Periksa udara dalam sistem kopling

Bocor
4. Periksa pipa kopling Ganti

Oke
Bocor
Oke 5. Periksa master cylinder Ganti

Oke
Bocor
6. Periksa release cylinder Ganti

Aus,rusak
7. Periksa plat kopling Ganti

2. Kopling Selip

Tidak ada
1. Periksa freeplay pedal kopling Stel

Oke
Aus,berminyak,
2. Periksa permukaan kopling terbakar Ganti

Aus
Periksa seal transmisi/crankshaft Ganti
Oke

Aus
3. Periksa pegas diapragma/penekan Ganti unit kopling
9) Prosedur trouble shooting :
a) Kopling Sulit Bebas (Susah Pindah Gigi)
Kurang tinggi
1. Periksa tinggi pedal kopling Stel
Oke
Terlalu besar
2. Periksa freeplay pedal kopling Stel

Oke

3. Periksa udara dalam sistem kopling

Bocor
4. Periksa pipa kopling Ganti

Oke
Bocor
Oke 5. Periksa master cylinder Ganti

Oke
Bocor
6. Periksa release cylinder Ganti

Aus,rusak
7. Periksa plat kopling Ganti

a. Kopling Selip

Tidak ada
1. Periksa freeplay pedal kopling Stel

Oke
Aus,berminyak,
2. Periksa permukaan kopling terbakar Ganti

Aus
Periksa seal transmisi/crankshaft Ganti
Oke

Aus
3. Periksa pegas diapragma/penekan Ganti unit kopling
LANGKAH KERJA

PEMERIKSAAN MASTER SILINDER


Setelah semua bagian dibersihkan, periksa dan gantilah bagian-bagian
yang rusak.
a) Kerusakan atau keausan pada lubang silinder utama
dan permukaan luar piston.
b) Pegas penekan lemah.
c) Kerusakan pada reservoir.
d) Kerusakan pada tutup reservoir, lubang angin tersubat.
e) Pelampung reservoir rusak.
f) Mangkuk silinder, spacer mangkuk piston dan gasket
rusak atau aus.
Catatan : Bagian-bagian sebaiknya diganti pada waktu
membongkar karena sukar diketahui cacat
tidaknya, terutama karet-karet yang kualitasnya
dapat berubah setiap waktu.
PEMERIKSAAN SILINDER PEMBEBAS
Setelah semua bagian dibersihkan, Periksalah bagian-bagian yang
dibongkar terhadap keausan, karat atau kerusakan.

PEMERIKSAAN PEDAL KOPLING


(1) Periksa Bahwa tinggi pedal kopling benar.
Tinggi pedal dari lantai : 156 – 166 mm

(2) Bila perlu, setel Tinggi Pedal Kopling.


(a) Kendorkan mur pengunci (1) dan setel tinggi pedal dengan
memutar baut penyetop (2).
(b) Kencangkan mur pengunci.
Momen pengencangan : 24 Nm (240 kg-cm, 17 ft-lb)
(3) Periksa bahwa Gerak Bebas Pedal dan Batang Pendorong ( push
rod) Benar.
(a) Gerak Bebas Pedal
Tekan Pedal perlahan-lahan, sampai permukaan hambatan
terasa.
Gerak Bebas Pedal : 5 – 15 mm (0,197 - 0,591 in)
(b) Gerak Bebas Batang Pendorong
Tekan pedal dengan jari perlahan-lahan, sampai terasa
adanya sedikit pertambahan hambatan.
Gerak Bebas Batang Pendorong pada ujung Pedal :
1,0 – 5,0 mm (0,039 - 0197 in)
MENYETEL GERAK BEBAS PEDAL DAN BATANG PENDORONG

(a) Kendorkan mur pengunci


(3) dan setel kebebasan
pedal dengan memutar
push rod (4)
Kebebasan push rod
pada bagian atas :
1 – 5 mm

(b) Tekan pedal kopling


beberapa kali dan cek
apakah kebebasan pedal
keseluruhan masih dalam
limit.
Total : 5 – 15 mm

b) Isi tangki cadangan (reservoir) dengan minyak rem dan lakukan


pembuangan udara sistem pembebas kopling. Periksalah selalu
tangki cadangan. Bila perlu tambahkan minyak rem.
Cara membuang udara pada sistem pembebas kopling
(1) Pasangkan ujung selang plastik pada ujung nepel pembuang
udara silinder pembebas dan ujung yang lain pada kaleng
yang berisi minyak rem setengah bagian.
(2) Keluarkan udara dari saluran kopling.
Caranya :
(a)Pompalah pedal kopling beberapa kali.
(b)Sementara pedal ditekan, kendorkan nepel pembuang
udara sampai minyak rem keluar. Kencangkan
nepel
kembali.
(c)Ulangi prosedur di atas
beberapa kali, sampai tidak
ada lagi gelembung udara
di dalam minyak rem yang
keluar.
(c) Kencangkan nepel pembuang udara.
Momen : 11 Nm (110 kg-cm, 8 ft-lb)

(2) Periksa ada tidaknya kebocoran minyak kopling pada


sambungan dari master silinder ke silinder pembebas.
1) PELEPASAN UNIT KOPLING

1. Rakitan transmisi
2. Clip hub bantalan
pembebas
3. Bantalan pembebas &
hub
3. Garpu pembebas
4. Tutup kopling
5. Plat kopling

Gambar : Komponen-komponen Kopling

a) Lepas penutup kopling dan kopling.


(1) Buatlah tanda pada penutup
kopling dan roda penerus.

(2) Kendorkan setiap baut satu


putaran pada suatu saat
hingga pegas penegang
menjadi bebas.
(3) Lepaskan baut pengikat dan
tarik penutup kopling
bersama dengan plat
kopling.
Petunjuk : Hati-hati, agar plat kopling tidak terjatuh.
b) Lepas bantalan pembebas bersama hub, garpu dan boot dari
transmisi.
(1) Lepas klip dan lepas bantalan bersama hub.
(2) Lepas pegas penegang (tipe kontrol kabel).
(3) Lepas garpu dan boot.

Release Bearing

2) PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN KOMPONEN KOPLING.


a) Pemeriksaan plat kopling terhadap keausan atau kerusakan.
Menggunakan vernier
caliper (jangka sorong),
ukur kedalaman kepala
paku keling.
Kedalaman kepala paku
keling minimum : 0,3
mm (0,012 in), bila
diketahui ada kelainan,
ganti plat kopling.

b) Periksa keolengan (Run-Out) plat kopling.

Menggunakan dial gauge, ukur


keolengan plat kopling.
Keolengan maksimum : 0,8 mm
(0,031 in), bila berlebihan,
gantilah plat kopling dengan
yang baru.

c) Periksa keolengan (run- out) roda penerus.

Menggunakan dial gauge, ukur


keolengan roda penerus.
Keolengan maksimum : 0,1 mm
(0,004 in).

d) Periksa bantalan pilot (Pilot Bearing).


Putar bantalan dengan tangan,
sambil memberikan tekanan pada
arah aksial.
Bila bantalan macet atau terlampau
besar tahanannya, gantilah bantalan
pilot.
Petunjuk : Bantalan telah dilumasi
secara permanen dari pabrik, dan
tidak memerlukan pembersihan atau
pelumasan kembal
e) Mengganti Bantalan Pilot.
(1) Lepaskan bantalan pilot dengan SST (09303 –
35010).
Catatan : Jangan melepas bantalan kecuali perlu.

(2) Pasang pilot bearing yang baru menggunakan SST


(09307-12010).
Catatan : Sebelum dipasang, berilah gemuk Serba guna pada
bantalan.

f) Periksa Pegas diaphragma terhadap keausan.


Menggunakan Vernier caliper
(jangka sorong), ukur
kedalaman dan lebar
keausan pegas diaphragma.
Limit kedalaman : 0,6
mm (0,024 in)
Limit lebar : 5,0
mm (0,197 in)
g) Periksa bantalan Pembebas (Release bearing).

Putar bantalan dengan


tangan, sambil memberikan
tekanan pada arah aksial.
Bila bantalan macet atau
terlampau besar tahanannya,
gantilah bantalan pilot.

Petunjuk : Bantalan telah dilumasi secara permanen dari pabrik,


dan tidak memerlukan pembersihan atau pelumasan
kembali.

h) Mengganti Bantalan Pembebas (Release bearing).


(1) Lepaskan bantalan pembebas dari hub nya dengan
menggunakan SST (09315 – 00010).
Catatan : Jangan melepas bantalan kecuali perlu.

Mesin Pres

Realease bearing

(2) Pasang bantalan pembebas yang baru pada hub,


dengan menggunakan SST (09315 – 00010).
Catatan : Periksalah bahwa bantalan berputar lembut (Tidak
ada tahanan) diwaktu diputar dengan tekanan.

Mesin pres
Release bearing

3) PEMASANGAN UNIT KOPLING


Perhatian : Pasang semua bagian-bagian menurut kebalikan dari
urutan pada waktu melepas.
a) Bersihkan flywheel dan plat penekan (pressure plate) dengan kertas
amplas.

b) Pasangkan Piringan kopling (clutch disc) pada flywheel


menggunakan center clutch/SST (09301-20020).

c) Pasangkan Tutup Kopling (Clutch Cover).


(1) Tepatkan tanda pada tutup kopling dari roda penerus
(fly wheel)

(2) Kencangkan baut pengikat dengan rata dalam


beberapa tahap, sampai tutup kopling terduduk dengan
baik.
Momen Pengencangan : 19 N.m (195 kg.cm, 14 ft-lb)
d) Periksa/cek ujung-ujung pegas diaphragma mengenai ketepatan
pemasangannya dengan menggunakan alat ukur ketebalan (feeler
gauge) dan SST (09302-30031).
Limit penyimpangan : 0,5 mm (0,020 in)

Feeler gauge

e) Jika melebihi limit penyimpangan, lakukan penyetelan dengan SST :


(09333-00011) dari set (09301-00012).

f) Lumasi dengan gemuk (Gemuk Molybdenum Dislphide Lithium)


pada ujung garpu dan permukaan persinggungan hub pembebas.

g) Lumasi gemuk (Gemuk Molybdenum Dislphide Lithium) pada alur


hub pembebas dan gemuk MP pada permukaan persinggungan
pegas diaphragma.
h) Lumasi dengan gemuk (Gemuk Molybdenum Dislphide Lithium)
pada ulir-ulir piringan dan gemuk MP pada pegas diaphragma.

i) Pasang boot, garpu dan bantalan pembebas dengan hub pada


transmisi.
(1) Pasang boot dan garpu pembebas.
(2) Pasang pegas penegang (tipe kontrol kabel).
(3) Klip, amankan bantalan dan hub terhadap transmisi.

release fork

4) Pasang Unit Transmisi


Pasang semua bagian-bagian menurut kebalikan dari urutan pada
waktu melepas.

D. Rangkuman 1
1) Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah
kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan
tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan
(pemakai/penggunaan tenaga).
2) Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian
fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian
kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan
menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan.
3) Terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik
dan sistem hidrolis.
4) Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah sebagai
berikut :
a) Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengemudi
melalui injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja kopling.
b) Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan
kaki pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c) Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan
tuas pembebas berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas
pembebas.
d) Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk mengembalikan
posisi pedal kopling setelah dipergunakan untuk mengoperasikan
kopling.
5) Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut :
a) Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari
pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b) Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yang
dihasilkan dari master silinder kopling.
c) Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master
silinder menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan
diteruskan ke tuas pembebas kopling.
d) Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal
kopling. Komponen ini hanya dipergunakan pada kedndaraan berat.

E. LATIHAN SOAL
1) Apakah fungsi sistem pengoperasian kopling pada kendaraan bermotor?
2) Sebutkan komponen utama pengoperasian kopling system mekanis, dan
jelaskan fungsi masing-masing komponen tersebut!
3) Sebutkan komponen utama pengoperasian kopling system hidrolis, dan
jelaskan fungsi masing-masing komponen tersebut! tunggal?
4) Apakah fungsi boster pada sistem pengoperasian kopling? Jelaskan
secara singkat prinsip kerjanya?
5) Apakah fungsi bleeder plug pada pengoperasian kopling system hidrolis,
dan kapan komponen tersebut dipergunakan?

f. Kunci jawaban formatif 2


1) Fungsi sistem pengoperasian kopling pada kendaraan bermotor adalah
mengendalikan fungsi kopling yaitu memutus dan menghubungkan
penyaluran tenaga mesin keroda penggerak.
2) Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah sebagai
berikut :
a) Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengemudi
melalui injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja kopling.
b) Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan
kaki pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c) Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan
tuas pembebas berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas
pembebas.
d) Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk mengembalikan
posisi pedal kopling setelah dipergunakan untuk mengoperasikan
kopling.
3) Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai
berikut :
a) Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari
pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b) Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yang
dihasilkan dari master silinder kopling.
c) Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master
silinder menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan
diteruskan ke tuas pembebas kopling.
d) Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injaka pedal
koplin . Komponen ini hanya dipergunakan pada kedndaraan berat.
4) Fungsi boster adalah untuk memperingan tenaga injak pedal kopling.
Prinsip kerjanya memanfaatkan tekanan udara yang disalurkan pada
piston boster kopling.
5) Bleeder plug adalah sebuah baut bleeding, yang berfungsi untuk
mengeluarkan udara dari sistem hidrolis
BAB II
JUDUL BAB

A. Deskripsi
Judul modul ini adalah Pemeliharaan Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
Kendaraan Ringan, di dalamnya akan dibahas mengenai memperbaiki kerusakan
system kopling meliputi perbaikan kerusakan komponen kopling.

B. Tujuan Pembelajaran
Hasil belajar modul ini, diharapkan siswa akan dapat:
1. siswa dapat mengetahui prosedur
perbaikan kerusakan komponen sistem kopling
2. Dengan mendemonstrasikan siswa
dapat memperbaiki system kopling

B. Materi (diberi judul yang sesuai)

2). Pembongkaran, Pemeriksaan, Penggantian dan Pemasangan


Kopling

Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,


memeriksa, memperbaiki jika memungkinkan dan memasang kembali
unit kopling dan komponen-komponennya.
a). Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah
terlebih dahulu melepas komponen-komponen lain yang terkait/
menghalangi, antara lain :
 Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
 Propeller unit (untuk kendaraan tipe FR atau FWD)
 Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release
bearing dan release fork akan terbawa pada rumah transmisi,
sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan melepas pengunci
release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya
dari rumah transmisi. Release fork dan release bearing akan
terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi
dilepas. Langkah-langkah melepas unit kopling adalah :
 Berilah/ buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel
 Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk
menahan plat kopling pada tempatnya
 Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel
dengan urutan menyilang secara bertahap dan merata, sampai
tekanan tidak ada tekanan pegas
 Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan
clutch cover dan clutch disc

Gb.1. Pembongkaran unit kopling


Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
 Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan samapai clutch
disc terjatuh.
 Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan
fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau gemuk.
 Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat
mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat
penekan dapat dengan mudah dibingkar, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
o Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover
menahan tekanan pegas kopling.
Gb.2. Penekanan clutch cover unit kopling

o Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel


maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas
o Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

Gb.3. Penekanan clutch cover unit kopling

o Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.


o Lepaskan clutch cover
o Lepaskan pegas-pegas penekan

Gb.4. Melepas clutch cover unit kopling

o Lepaskan pin dan release lever


Gb.5. Melepas clutch cover unit kopling

b). Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling


Release bearing
Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan
tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan
pada pelumasannya. Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan
adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran,
luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya
sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Gb.6. Pengujian release bearing

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian kerja sebagai


berikut :
 Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah
axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya
ganti dengan yang baru!
 Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada
semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak
tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika
kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan
yang baru!

Pegas Penekan dan Tuas Pembebas


 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Gb.7. Pemeriksaan keausan pegas

 Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas


gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm
dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi
ganti dengan yang baru!

Gb.8. Pengukuran keausan pegas


 Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge).
Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan
permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.
Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.
Gb.9. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas

 Pemeriksaan dengan dial indikator


Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan
pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm
atau ujung tuas pembebas. Untuk memudahkan pengukuran
pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin.
Penyimpangan maximal : 0.5 mm.

Gb.10. Pemeriksaan kerataan tinggi pegas

 Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan


Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi
tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan
ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku manual). Semakin
besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.

Gb.11. Pengukuran panjang dan kesikuan pegas penekan

 Pemeriksaan tegangan pegas penekan


Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan
kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin.
Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar
tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan
pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan
antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan
membuat penekanan kopling tidak merata.

Gb.12. Pengukuran tegangan pegas penekan

 Perbaikan/ penyetelan
Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan
penyetelan kerataan :
o Pegas diaphragm
Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan
kerataan dengan SST seperti terlihat pada gb. berikut!

Gb.13. Penyetelan kerataan tinggi pegas

o Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut
penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan
dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan
tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
Gb.14. Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas

Plat Penekan
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan
mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti dengan plat
penekan baru.
 Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge
dan filler gauge. Ketidakrataan max. adalah 0.5 mm.

Gb.15. Pengukuran kerataan plat penekan

 Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan


menggunakan mesin bubut atau jika tidak memungkinkan, ganti
dengan plat penekan baru.

Plat Kopling
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti
dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan
jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm.
Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling
atau ganti dengan plat kopling baru.

Gb.16. Pengukuran kedalaman paku keling

Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas


kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan
bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru
dengan urutan menyilang. Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan dial indikator.

Gb.17. Penggantian kampas kopling

 Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika


ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti
dengan plat kopling unit baru.
 Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/
pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling
harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet
atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat
kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling
dengan yang baru.
Gb.18. Pengukuran run-out plat kopling

Fly Wheel
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak
pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan
dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,
ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan
kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear
yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara
dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100 oC, kemudian lepaskan ring
gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan
mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120 oC karena bisa
mengubah sifat logam.
 Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indikator periksalah
run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly
wheel dengan yang baru.

Gb.19. Pengukuran run-out fly wheel

 Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga


pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan
yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.
Gb.20. Pemeriksaan pilot bearing

Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot


bearing lama dengan SSt sliding hamer dan kemudian
memasangkan pilot bearing baru.

Gb.21. Melepas pilot bearing Gb.22. Memasang pilot bearing

c). Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali
dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling. Pemasangan
adalah dengan urutan sebagai berikut :
 Letakkan pressure plate pada dudukan alat/ mesin penekan.
 Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
 Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan
posisi yang tepat.
 Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
 Lakukan penekanan clutch cover dengan alat/ mesin penekan
sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/
penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
Gb.23. Pemasangan unit kopling

 Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan


tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling
dan unit kopling dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah
sebagai berikut :
 Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
 Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat
kopling.

Gb.24. Pemasangan center clutch

 Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center


clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
 Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang
telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock
pin.
 Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
 Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap.
Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock
pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi
posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
 Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan
yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.
Gb.25. Pemasangan unit kopling
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release
lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya
dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada
beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci
release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap
release fork terpasang dengan baik.

Gb.26. Pelumasan bagian-bagian unit kopling

Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang


unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe
FR dan FWD) dan release cylinder.

c. Rangkuman 1
1). Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan putaran
mesin ke transmisi dengan lembut/ halus.
2). Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling satu arah,
kopling magnet dan kopling fluida.
3). Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : rumah kopling,
plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan, bantalan
pembebas dan garpu pembebas.
4). Pemeriksaan unit kopling secara visual kondisi plat kopling, plat
penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft transmisi.
5). Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran kerataan plat
penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/ run-out plat kopling;
kesikuan dan panjang pegas penekan, tegangan pegas penekan; serta
kerataan/ run-out fly wheel.
6). Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi kerja release
bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat kopling, torsin
dumper dan hub serta pilot bearing.
7). Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi diaphragm
spring dan atau ketinggian tuas penekan.

d. Tugas 1.
1). Lakukan pengamatan unit kopling gesek plat banyak pada sepeda
motor, buatlah gambar sederhana (sket) dan jelaskan prinsip
kerjanya!

e. Tes Formatif 1
1). Uraikan komponen konstruksi utama sebuah unit kopling gesek, dan
jelaskan fungsi masing-masing komponen!
2). Buatlah gambar sederhana (sket) plat kopling dan jelaskan bagian-
bagian serta fungsinya!
3). Buatlah gambar sederhana (sket) pemeriksaan release bearing dan
jelaskan pemeriksaannya!
4). Sebutkan pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada plat kopling dan
jelaskan cara pemeriksaannya!
5). Jelaskan langkah-langkah merakit unit kopling yang telah terbongkar!

f. Kunci Jawaban Formatif 1


1). Komponen konstruksi utama sebuah unit kopling gesek adalah :
a). Plat kopling
Berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari fly wheel dan
plat penekan ke input shaft transmisi.
b). Plat penekan
Berfungsi untuk menekan plat kopling terhadap fly wheel dengan
adanya tekanan pegas penekan.
c). Pegas penekan
Berfungsi untuk memberikan gaya tekan kepada plat penekan
d). Rumah kopling/ tutup kopling
Berfungsi untuk dudukan komponen-komponen unit kopling,
sebagai tumpuan tuas penekan serta untuk memungkinkan
terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin dengan
akurat dan cepat.
e). Tuas penekan
Berfungsi untuk meneruskan gaya pedal kopling yang melalui
bantalan pembebas untuk menekan pegas penekan
f). Bantalan pembebas
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong dari release fork ke
tuas pembebas/ pegas diaphragm pada saat pedal kopling
ditekan.
g). Garpu pembebas
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong/ tarik dari pedal kopling
untuk menekan bantalan pembebas.

2). Bagian-bagian plat kopling meliputi :

Clutch Hub Facing (kampas kopling)

Torsion spring dumper

Disc plate (Plat kopling )

Paku keling/ rivet

a). Clutch hub


Berfungsi sebagai tempat perkaitan unit plat kopling dengan input
shaft transmisi yang memungkinkan unit plat kopling dapat
bergerak sedikit maju dan mundur.
b). Disc plate
Berfungsi sebagai rangka utama dari unit plat kopling untuk
menahan beban kerja.
c). Torsion dumper
Berfungsi untuk meredam hentakan/ puntiran saat kopling mulai
menghubungkan/ meneruskan putaran dan pada saat akselerasi
maupun deselerasi
d). Kampas kopling/ facing
Berfungsi untuk memperbesar gesekan, sehingga effisiensi
pemindahan tenaga dan daya mesin optimal.
e). Cushion plate
Berfungsi untuk dudukan facing atau kampas kopling serta
memperhalus kerja kopling.
f). Paku keling/ rivet
Berfungsi untuk menyatukan kampas kopling dan cushion plate
serta menyatukan cushion plate dan disc plate.

3). Pemeriksaan Release bearing :

 Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah


axial. Jika putaran kasar dan atau terasa ada tahanan sebaiknya
ganti dengan yang baru!
 Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada
semua arah untuk memastikan self-centering system agar tidak
tersangkut. Hub dab casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika
kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan
yang baru!
4). Pemeriksaan pada plat kopling meliputi :
 Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada
kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak.
Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu
hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus.
Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keling dengan
jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm.
Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti dengan plat
kopling baru.
 Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika
ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti
dengan plat kopling unit baru.
 Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub. Kaitkan/
pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling
harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet
atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
 Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen
(mesin/alat-pemutar) dan dial indikator periksalah run-out plat
kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling
dengan yang baru.

5). Langkah-langkah merakit unit kopling yang telah terbongkar adalah


sebagai berikut :
Pemasangan diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah
kopling, dengan urutan sebagai berikut :
 Letakkan pressure plate pada dudukan alat/ mesin penekan.
 Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
 Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi
yang tepat.
 Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
 Lakukan penekanan clutch cover dengan alat/ mesin penekan
sehingga pegas penekan tertekan sehingga baut pemegang/
penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
 Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi
pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan
unit kopling dapat dilakukan. Prosedur pemasangannya adalah
sebagai berikut :
 Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling
 Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat
kopling.
 Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center
clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.
 Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang
telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.
 Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover
 Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap.
Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock
pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi
posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.
 Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan
yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.

Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever


shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan
sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa
bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork
terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork
terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang
unit transmisi, unit pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR
dan FWD) dan unit release cylinder.
DAFTAR PUSTAKA

Gill, Paul W. dkk.;Fundamentals of Internal Combustion Engine . New


Delhi : Oxford & IBH Publishing CO., 1976.

Johnson, James A.V.. Automotive Diagnosis and Tune Up. New York :
McGraw Hill Company, 1972.

Maleev, V.L., terjemahan oleh Bambang Priambodo; Operasi dan


Pemeliharaan Mesin Diesel..Jakarta : Penerbit Erlangga, 1991.

Nakoela Soenarto dan Shoichi Furuhama, Motor Serba Guna. Jakarta : PT.
Pradnya Paramita. 1985.

Toboldt, William. K dan Johnson, Larry; Automotive Encyclopedia, Illinois :


The Good-heart - Willcox Company, inc. 1983.

Wardan Suyanto; Teori Motor Bensin, Jakarta : Depdikbud. 1989.

Wiranto Arismunandar dan Osamu Hirao; Pedoman Untuk mencari Sumber


Kerusakan, merawat, dan menjalankan kendaraan bermotor.
Jakarta : PT. Pradnya Paramita, 1991.

Anonim, Suzuki SE416 Vitara, Service Manual.

Anonim, Hino Truck Chasis model FD3H, FF3H, FM3H, GD3H, GH3H,
GT3H, Workshop Manual, Hino Motors, Ltd

Anda mungkin juga menyukai