Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA PESERTA MATA PELAJARAN

DIDIK Pemeliharaan Chasis Dan


(LKPD) Pemindah Tenaga
A. Kompetensi Dasar

B. Tujuan Pembelajaran

Nama Siswa :
Jurusan /Kelas : TKRO / II
Hari/Tanggal : Kamis, 2021

C. Materi Ajar
Poros propeller (propeller shaft) atau juga sering kita menyebutnya poros kopel
merupakan salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga  dan poros propeller ini terdapat pada
tipe kendaraan FR (Front Wheel Rear Drive)  dan 4WD (Four Wheel Drive)  dimana jarak
antara mesin dengan roda penggerak berjauhan sehingga memerlukan komponen tambahan
agar dapat meneruskan tenaga putar dari mesin ke roda belakang. Poros propeller terletak
diantara transmisi dan differential (gardan).

Fungsi poros propeller yaitu untuk meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari
transmisi menuju ke differential. Kontruksi poros propeller dibuat sedemikian rupa agar saat
memindahkan tenaga putar dari transmisi ke differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa
dipengaruhi dari kondisi permukaan jalan dan banyaknya beban.

1. Lebih jelasnya, fungsi dari poros propeller antara lain :


 Untuk dapat meneruskan atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke
differential dengan lembut
 Untuk meneruskan tenaga atau memindahkan tenaga putar dari transmisi menuju ke
differential pada saat kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata (naik turun)
 Dapat menyesuaikan terhadap perubahan jarak antara transmisi dengan differential ketika
kendaraan berjalan pada jalan yang tidak rata.

Pada umumnya poros propeller terbuat dari bahan tabung pipa baja yang memiliki kekuatan
tahanan (ketahanan) terhadap gaya puntir. Pada poros propeller juga dilengkapi dengan balance
weight (bandul penyeimbang) yang terpasang pada bagian luar pipa poros propeller dengan
tujuan pemasangan dari balance weight adalah untuk menjaga poros propeller agar tetap
seimbang ketika berputar sehingga tidak terjadi getaran pada poros propeller saat berputar.
2. Fungsi dan Komponen Poros Propeller (Propeller Shaft)
a. Slip yoke
Slip yoke berfungsi untuk menghubungkan poros output transmisi ke sambungan universal
atau universal joint pada bagian depan.
b. Front universal joint
Front universal joint atau sambungan universal depan berfungsi untuk mengikat slip yoke
pada drive shaft atau poros penggerak.
c. Drive shaft
Drive shaft atau poros penggerak berfungsi untuk meneruskan atau memindahkan tenaga
putar dari front universal joint ke rear universal joint (sambungan universal pada bagian
belakang).
d. Rear universal joint
Rear universal joint atau sambungan universal belakang berfungsi untuk melenturkan
sambungan yang menghubungkan antara poros penggerak (drive shaft) ke yoke.
e. Yoke
Yoke berfungsi untuk memegang rear universal joint (sambungan universal belakang) dan
menghubungkan poros propeller ke differential belakang.
3. Tipe-tipe poros propeller :
Pada umunya poros propeller terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe 2 universal joint dan tipe 3 universal
joint
a. Tipe 2 universal joint
Pada poros propeller tipe 2 universal joint, poros propeller ini memiliki 2 buah sambungan
universal (universal joint). Perhatikan gambar dibawah ini :

b. Tipe 3 universal joint


Pada poros propeller tipe 3 universal joint, poros propeller ini memiliki 3 buah sambungan
universal (universal joint). Perhatikan gambar dibawah ini :
Universal join yang terdapat pada poros propeller harus dapat mengatasi segala kondisi untuk
menyalurkan tenaga putar dari transmisi ke differential jika poros propeller sedang berputar
tanpa mengalami kerusakan atau patah. Sehingga pada universal joint harus memenuhi
beberapa syarat di bawah ini :
 Harus dapat menghindari dari kemungkinan terjadi kerusakan pada saat poros propeller
bergerak naik turun.
 Harus dapat berputar halus tanpa adanya suara (berisik).
 Harus memiliki kontruksi yang sederhana dan tidak mudah rusak .

4. Jenis-jenis sambungan universal (universal joint)dilihat dari kontruksinya dapat


dibedakan menjadi :
a. Hooke’s joint
Pada universal joint jenis hooke’s joint terdapat 2 macam yaitu tipe solid bearing cup
(sambungan universal yang dapat dibongkar) dan tipe sheel bearing cup (sambungan
universal yang tidak dapat dibongkar). Jenis hooke’s joint dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :

b. Slip joint
Panjang dari poros propeller dapat berubah-ubah karena disebabkan adanya perubahan jarak
atau posisi dari transmisi dan differential. Pada bagian ujung poros propeller yang terhubung
pada output transmisi dihubungkan dengan alur-alur untuk pemasangan slip joint. Hal ini
bertujuan agar panjang dari poros propeller dapat menyesuaikan dengan jarak antara output
transmisi dengan differential.

c. Trunion joint
Pada universal joint jenis trunion joint, sambungan ini merupakan kombinasi dari jenis
hooke’s joint dengan slip joint. Didalam bodi terdapat alur yang berfungsi sebagai tempat
masuknya poros propeller dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini sudah jarang
digunakan, karena dalam pemindahan tenaga putar dari mesin kurang baik dengan jenis slip
joint sendiri.

d. Flexible joint
Pada universal joint jenis flexible joint ini terdiri dari karet kopling yang keras dan terletak
diantara dua buah yoke yang berbentuk kaki tiga.
e. Constant velocity joint
Pada universal joint jenis constant velocity joint dapat memindahkan gaya putar lebih
lembut dibandingkan dengan jenis hooke’s joint

f. Mengenali Fungsi Penting Universal Joint


Dalam poros propeller juga dipasang universal joint. Pemasangan ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya loss power agar aliran putaran poros dapat berjalan semaksimal
mungkin. Dikutip dari laman lksotomotif.com, lokasi pemasangannya pun menerapkan konsep
siku lengan manusia, yaitu dipasang diantara sambungan yang bergerak pada kendaraan.

Meskipun nantinya akan terjadi pergerakan naik turun bodi kendaraan sehingga menyebabkan
tidak simetrisnya posisi roda dan mesin itu tidak akan menjadi masalah besar selama join kopel
terpasang. Selain itum join kopel juga dipasang pada setiap ujung poros propeller. Tujuan
pemasangan di spot ini ialah untuk menyerap perubahan sudut yang terjadi pada suspensi.
Walaupun universal joint menjadi komponen utama dalam poros propeller, tapi tidak semuanya
dapat dipasangkan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi join kopel agar mampu membantu
kinerja poros propeler, diantaranya:
1. Memiliki kontruksi yang tidak mudah rusak dan sederhana.
2. Tidak menimbulkan kebisingan atau berisik selama dipasang.
3. Mampu menghindari timbulnya kerusakan ketika poros propeler bergerak naik turun.

Kuanheun, 2021
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah

Jhonson E, Boimau, S.Pd Apolos Kofan, S.Pd.MM


NIP.190179 201101 1 002 NIP.19670406 200604 1 009

Catatan: LKPD ini dikumpulkan kembali bila sudah selesai menyelesaikan tugas yang ada di LKPD ini.
Maksimal pengumpulan adalah 1 minggu setelah LKPD ini diterima peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai