Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

FUEL,WATER,OIL,AIR

Fuel, Air, Oil, Water for Engine

A. Udara untuk engine


Udara diperlukan untuk proses pembakaran didalam engine. Melalui udara yang digunakan oleh
engine hal ini dapat membuat perbedaan dalam pengoprasiannya. Semua internal combustion
engine menggunakan udara, dan engine tersebut dapat mengalami kerusakan yang sama apabila
menggunakan udara yang tidak sesuai.
Jika menggunakan udara yang sesuai maka ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh
diantaranya :
 Biaya opersional engine akan menjadi lebih murah
 Menghemat konsumsi bahan bakar
 Menghemat biaya perbaikan
 Engine anda akan mempunyai performa yang lebih baik
Hal tersebut bisa dilakukan jika anda membuat ketentuan untuk banyaknya volume udara bersih
yang masuk kedalam ruang bakar dan temperature yang sesuai untuk masuk ke engine.
1. Engine anda harus mempunyai udara yang cukup.
Engine harus selalu mendapatkan udara yang cukup untuk mengubah bahan bakar menjadi
tenaga. Ketika udara yang masuk kedalam engine tidak cukup maka akan timbul asap yang
berlebihan. Asap mengeluarkan fuel yang tidak terbakar melalui saluran buang, bahan bakar
yang terbuang sia-sia sebanyak 15% dari total penggunanaan bahan bakar.
Asap hitam terjadi akibat engine tidak mendapatkan udara yang cukup untuk membakar fuel.
Tidak semua sisa fuel yang tidak terbakar keluar melalui saluran buang, ada sebagian yang
menempel pada dinding liner dan turun tercampur dengan oli sehingga terjadi dilution ( oli
yang mengencer). Atau sisa pembakaran yang berupa karbon akan menempel pada ring
piston dan menempel pada lubang injector.
2. Engine harus mendapatkan udara yang bersih
Debu merupakan musuh engine yang paling besar. Sebagian besar udara mempunyai partikel
debu dan dapat menyebabkan abrasi pada material engine. Debu di udara selalu ada namun

35
tidak terlihat. Debu yang masuk kedalam saluran intake dapat menyebabkan abrasi pada
pistons, rings, liners, valves dan banyak komponen lainnya.
3. Temperature udara
Diesel engine sangat baik pada temperature udara antara (15 dan 320 C) engine dapat
bertahan pada temperature diatas atau dibawah range tersebut. Ketika tidak sesuai dengan
range tersebut dapat mengakibatkan engine menjadi drop..
4. Saluran intake terlalu panas
Engine horsepower akan mengalami penurunan sekitar 1% untuk setiap kenaikan suhu
sekitar 100 pada saluran intake jika kenaikan diatas 900 F [320 C]. Contoh Pada engine yang
mempunyai rated frekuensi 250 horse power hanya 240 horse power ketika temperature
saluran intake 1300F (540C] dengan pengiriman fuel yang sama.
5. Jika udara terlalu dingin
Cummins diesel beroprasi pada suhu 850F [290C], tetapi jika lokasi engine beroprasi pada suhu
yang lebih dingin atau dibawahnya pada waktu tertentu. Penurunan 600 pada saluran intake
mengakibatkan 1600 penurunan suhu pada saat kompresi.
Temperatur kompresi yang rendah dapat mengakibatkan beberpa efek pada saat engine
beroprasi diantaranya :
a. Kegagalan penyalaan bahan bakar
b. Keterlambatan penyalaan bahan bakar, detonasi,
c. Pembakaran yang tidak teratur
d. Oil dilution, lubricant problem, rings problem.
B. Bahan Bakar untuk Cummins® Engines
Jumlah bahan bakar yang dikonsumsi untuk mengoperasikan sebuah engine tergantung pada
ukuran engine dan lamanya waktu operasi. Fuel yang baik dibutuhkan oleh engine agar daya
guna engine maksimum dan sesuai dengan umur ekonomisnya serta engine bisa beroperasi
dengan baik, engine Cummins membutuhkan fuel dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Sebagai sumber energy untuk engine.
b. Mendinginkan dan melumasi bagian-bagian presisi dari pompa bahan bakar engine dan
injektor.
c. Memungkinkan emisi engine untuk memenuhi tingkat emisi yang diatur.

Bahan bakar yang memenuhi spesifikasi nasional dan internasional dapat digunakan jika sesuai
dengan spesifikasiyang tercantum dalam rekomendasi bahan bakar dari Cummins. Spesifikasi
bahan bakar yang direkomendasikan oleh cummins yaitu:

36
o
 Viscosity( 1.3 – 1.4 Centistokes pada suhu 40 C )

 Cetane Number (Minimum 42 diatas 0oC, Minimum 45 dibawah 0oC)


 Sulfur content (tidak melebihi dari 5000 ppm)
 Active sulfure ( cooper strip corrosion tidak melebihi 3 setelah 3 jam pada temperature 50
oC)

 Water Sediment (tidak melebihi 0.05 % Volume)


 Carbon residu (tidak melebihi 0.35% berat ditiap 10% volume residu)

 Density (0.816 sampai 0.876 g/cc di temperature 15 oC)

Engine merubah energi kimia menjadi energi kinetik untuk menghasilkan kerja. Energi
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (Petroleum Product).Tidak semua energi yang
diproduksi diubah menjadi kerja.
Meskipun engine modern mempunyai effisiensi sebanyak 45% dalam merubah bahan bakar
menjadi kerja, tetapi meninggalkan lebih dari 55% energi panas yang diproduksi sebagai energi
limbah. Energi limbah harus dibuang untuk melindungi engine dari kerusakan. ½ dari energi
limbah dibuang melalui exhaust system.
Limbah panas yang lainnya harus dibuang dengan cara lain. Cooling System menggunakan
coolant sebagai media pemindah panas untuk membuang limbah panas. Limbah panas
ditransfer ke coolant dari Cylinder Head, Liner, Oil Cooler, Turbo aftercooler dan EGR Cooler.
Limbah panas tersebut, kemudian terpancar ke udara oleh radiator. Dalam Temperatur dingin
coolant membantu menjaga suhu operasi engine melalui penggunaan thermostat.
Cummins merekomendasikan penggunaan coolant dengan additive sesuai dengan ASTM D-
6210 dimana coolant mengandung:
 Buffering
 Corrotion protection
 Foam control
 Silicate limit
 Scale/Deposit control
Kebanyakan pabrik Heavy Duty Engine merekomendasikan penggunaan coolant. EMA
(Engine Manufacturers Association) tidak merekomendasikan penggunaan air saja sebagai
pendingin.

37
D. Oil
Panas dapat ditimbulkan akibat adanya gesekan (friction) bahan-bahan atau material keras
antara dua permukaan yang bergerak relatif berlawanan satu sama lain, akibatnya terjadi
pengikisan atau abrasi pada sisi permukaan yang lebih lunak. Ketika engine berkerja banyak
sekali komponenyang saling bergesekan. Sehingga, pelumasan di antara dua permukaan
material keras yang bergesekan, dibutuhkan untuk mengurangi efek gesekan dan mencegah
abrasi. Cummins menginforasikan menggunakan CES (Cummins Engine Standart) 20081 untuk
off-Road engine, dimana kandungan sulfur bahan bakar lebih dari 350 ppm, akan
membahayakan engine jika rekomendasi dan interval penggantian olinya dilakukan secara asal-
asalan.
Oleh karena itu cummins membuat klasifikasi oli berdasarkan CES dan EMA (Engine
Manufacture Association) dimana hal ini nanti akan berkaitan dengan interval penggantian dan
rekomendasi poenggunaanya.

Dari tabel diatas cummins mengklasifikasikan untuk Heavy duty engine (L, M, N, ISX, dan
Signature) dan High horsepower engine (QSK dan QST) dapat menggunakan CES20075 atau
meiliki API CF-4. Namun untuk interval penggan- tiannya hanya sampai 250 jam. Sedangkan
midrange engine bisa menggunakan- nya, hanya saja interval penggantian olinya dikurangi jadi
setengahnya.
Cummins tidak mengijinkan penggunaan API service CD, CE, dan CG-4/SH digunakan pada engine
cummins, karena dapat menimbulkan kerusakan pada engine. Cummins merekomendasikan

38
penggunaan multigrade oil viscosity untuk semua engine. Untuk wilayah Indonesia dengan suhu

temperature diatas -15oC menggunakan SAE 15W-40.

E. Coolant untuk Engine Cummins®


Cummins sangat merekomendasikan untuk menggunakan coolant addictive pada sIstem
pendinginannya. Karena hampir 40% permasalahan yang terjadi di engine disebabkan
penggunaan coolant yang salah, dengan menggunakan coolant yang baik dapat mencegah
terjadinya Korosi, karat, kavitasi, gelembung udara, kerak dan anti beku.
1. Usur yang digunakan untuk membuat Heavy Duty Coolant
Untuk membentuk senyawa coolant yang baik harus mencampurkan air, Addictive coolant
dan glycol. Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara mencampur ketiga bahan tersebut agar
mendapatkan kualitas coolant yang baik

Dengan mencampurkan 50% water + 50% Glycol + DCA4 (Dengan perhitungan) maka akan
maendapatkan Heavy Duty Coolant. Kandungan tersebut berfungsi sebagai :
 Glycol diperlukan untuk menurunkan titik beku sampai -370C dan dapat menaikan titik didih
8%-50%.

39
 Unsur terbesar dalam DCA4 d terdiri dari Molybdate dan Nitrite jika dipadukan baik dan
sangat diperlukan untuk perlindungan terhadap logam.
 Air murni digunakan sebagai zat pencampur agar kapasitas coolant menjadi lebih banyak

a. Air Murni
Untuk mencampur ketiga unsur tersebut tentunya harus menggunkan air destilasi (air murni)
yang mengandung tingkat keasaman yang rendah. Namun jika anda ingin mencampur dengan
air biasa tentunya harus menggunakan water test trip untuk memastikan bahwa air yang
digunakan sesuai dengan rekomendasi. Karena air mineral mengandung unsur seperti calcium,
magnesium, chlorides, sodium dan sulfate.

Tabel 3 kandungan dalam air Mineral

ketika menggunakan air yang mengandung mineral akan menimbulkan hal-hal seperti yang
tertera pada tabel diatas

b. Cara menggunakan Water Trip

Ketika menggunakan water test trip kita harus


membandingkan hasil pengujian yang ada
pada strip dengan tabelnya.

1. Ambil sample air, uji dengan test trip pada


suhu antara 100 -500 C
2. Buka test trip dari bungkusnya dan jangan
pegang bagian yang berwarna
3. Celup selama 5 detik, kemudian angkat, 25
detik setelah diangkat bandingkan antara
test trip dengan tabel.
4. Pembacaan test trip tidak boleh lebih dari
35 detik.

40
 Hardness Level : water hardness umumnya digunakan untuk Mengetahui kadar calcium dan
magnesium carbonate. Ketika air dengan kadar hardness tinggi digunakan untuk cooling
heavy duty engine maka akan timbul kerak pada saluran cooling sehingga akan menghambat
penyerapan panas.

 Chloride Level : Kadar chloride yang tinggi pada air (sodium chloride) dapat menyebabkan
karat pada permukaan logam dan juga dan juga mempercepat lapisan endapan pada saluran
coolant yang berakibat pada penurunan terhadap perlindungan cooling system

 PH Level : PH seharusnya selalu di periksa. Jika PH terlalu rendah dapat menyebabkan


korosif pada besi campuran, aluminium componen, namun jika PH terlalu tinggi dapat
menyebabkan korosif pada sambungan las, tembaga, kuningan, aluminium. Jika PH terlalu
tinggi atau terlalu rendah tidak bisa digunakan sebagai campuran coolant.

Setelah menguji kualitas airnya maka langkah selanjutnya adalah menentukan kadar addictive
DCA-nya. Dengan menggunakan test trip. Sebelum menghitung kita harus Mengetahui
ketetapan formulanya. Sebagai acuan dalam perhitungan. Ketetapan formula ini bersifat tetap.
Batas kosentrasi DCA 4 (Ketetapan Formula)

•Anti freeze 0.3 s/d 0.8 unit / liter


•Non anti freeze 0.58 s/d 1.06 unit / liter
•Anti freeze 1.2 s/d 3 unit US / gallon
•Non anti freeze 2.2 s/d 4 unit US /
gallon

c. Penambahan DCA4 dapat juga dengan menggunakan perhitungan sbb :

X = DCA4 yang harus ditambahkan


Tabel Kemasan DCA4 yang tersedia dipasaran :

41
Contoh Pencampuran Coolant:
Berdasarkan tabel kemasan DCA4 diatas sebagai contoh : Bila DCA 60 L dalam satuan (unit )= 5
unit dan dalam satuan liter = 0.5 liter dapat diambil kesamaan bahwa DCA4 sebanyak 1 unit
sama dengan 0.1 liter.
Contoh : Jika kita membutuhkan DCA4 sebanyak 50 unit namun kemasannya dalam bentuk liter
maka tinggal dikalikan saja yaitu 50x0.1 = 5 Liter.

4. Pengujian Menggunakan TEST TRIP


Berdeda dengan water test trip. Test trip yang satu ini digunakan untuk menghitung kadar
campuran coolant. Cara menghitung kadar coolant yang pas harus memerhatikan hasil
pengujian menggunakan test trip. Test trip menggunakan tabel warna yang diberi keterangan
angka untuk menentukan apakah kadar coolant sudah cukup atau belum.

42
Keterangan :
Pada test trip terdapat 3 warna :
a. Warna strip paling atas menandakan kadar air & glycol yang ukurannya harus 50% (Freeze
Point) pada chart
b. Warna ke dua menandakan kadar Molybdate dan warna strip ketiga menandakan kadar
Nitrite yang keduanya jika di satukan/ bertemu dalam chart harus berada pada kolom
SERVICE, jika kadarnya berada pada kolom PRE CHARGE berarti tinggal tambahkan addictive
namun jika kolomnya berada di TEST berarti harus mengurangi ADDICTIVE.
Cara pengetesan TEST TRIP :
a. Ambil contoh air pendingin dari radiator/kran (petcock) dg temp. 10O C -55O C
b. Ambil satu strip dari botol dan segera tutup lagi botolnya. Jangan menyentuh bidang
pengetesan pada strip dan perhatikan tanggal kadaluarsanya.
c. Celupkan strip Celupkan strip ± 1 detik, angkat dan kibaskan 1 detik, angkat dan kibaskan ±
45 detik
d. Bandingkan warnanya dengan tabel.
e. Pembacaan ketiga bidang, jangan sampai lebih dari 30 detik
f. Tentukan pertemuan antara sodium molybite dan warna sodium nitrit sehingga didapatkan
kosentrasi DCA4
g. Tentukan pembacaan % Glycol freeze point
Perhatikan !
 Jika konsentrasi diatas 0.8 unit/lt, maka penggantian filter dilakukan dengan filter tanpa
DCA 4. Serta tidak dilakukan penambahan DCA4 sampai konsentrasi dilakukan penambahan
DCA4 sampai konsentrasi dibawah 0.8 unit/lt. Dan pengetesan dilakukan pada setiap jangka
pengantian oil engine.
 Jika konsentrasi antar 0.3 - 0.8 unit/L, maka tambahkan DCA4 Sesuai dengan yang
tercantum pada service chart.
 Jika konsentrasi dibawah 0.3 unit/lt, maka gantilah filter dan tambahkan DCA 4 sesuai
dengan yang tercantum pada precharge chart untuk menaikkan konsentrai DCA4 sampai
batas limit yang direkomendasikan.
5. Contoh Penggunaan DCA 4 pada Heavy Duty Engine
Contoh Kasus penggunaan DCA4 :
a. Konsentrasi Coolant (liter) = 0.6
b. Konsentrasi Coolant (Galon)= 1,2 – 3

43
*Note = Penggunaan ketetapan diatas karena kita menggunakan DCA4 + Antifreeze = 0.3 s/d 0.8
unit / liter, dan diambil nilai tengah yaitu 0.6
Diketahui :
a. Konsentrasi Rekomendasi = 0.6
b. Konsentrasi Hasil Test =0.4
c. Kapasitas Cooling 200 Liter
Maka DCA4 yang ditambahkan …?
Jawaban :

𝒙
= = 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑹𝒆𝒌𝒐𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒔𝒊 − 𝑲𝒐𝒏𝒔𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑯𝒂𝒔𝒊𝒍 𝑻𝒆𝒔𝒕
𝑲𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑪𝒐𝒐𝒍𝒊𝒏𝒈
𝒙
= 0.6 − 0.4
𝟐𝟎𝟎 𝑳𝒊𝒕𝒆𝒓
X = 200 x 0.2 = 4 Unit (4x 0.1 = 4 Liter DCA4 yang iitambahkan)

MAINTENANCE DCA4 SEBAIKNYA DILAKUKAN :


 Apabila terjadi pengurangan air pendingin Apabila terjadi pengurangan air pendingin yang
terlalu banyak atau tingkat konsentrasi DCA tidak diketahui

 Jika konsentrasi lebih dari 0.8 unit/lt, maka Pengetesan dilakukan pada setiap jangka waktu
penggantian oil engine sampai konsentrasi turun dibawah 0.8 unit/lt

5. PG Plus

PG Plus Adalah extended life coolant performa tinggi yang diformulasikan. PG Plus berbahan
dasar proplyne glycol yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya terhadap pemakai. PG plus
dapat melindungi mesin sampai 750.000 kilometer atau 12.000 jam.

Jika anda tidak mau menggunakan DCA maka bisa menggunakan PG Plus

44

Anda mungkin juga menyukai