A. MACHINERY SPARTICULER
MAIN ENGINE
Merk : YANMAR
Type : 6 RY 17 PGV
RPM : 1.850
Output : 1000 HP (736 KW) – at 1500 RPM
Serial Number : FJG. 0293
AUX ENGINE
Merk : MWM
Type : 6. 10T. GGE
Horse Power : 2 X 150 HP
Power Off Gen : 100/1360/114
RPM : 1500 RPM
2. Tujuan Perawatan
Adapun tujuan perawatan adalah sebagai berikut :
a. Memperpanjang masa pakai barang ( motor/mesin )
b. Menjamin kesiapan peralatan kerja
c. Menjamin keselamatan kerja
d. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu – waktu diperlukan
e. Biaya diperendah untuk memperoleh keberuntungan.
f. Biaya diperendah untuk memperoleh kuntungan.
3. Jenis Perawatan
b. Perawatan Periodik
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan menurut batas waktu
yang ditentukan, dan biasanya mengikuti petunjuk dari buku manual. Perawatan
periodik ini biasanya dilakukan setiap 50-250 jam kerja. Adapun jenis-jenis
perawatan periodik adalah sebagai berikut :
1) Membersihkan saringan bahan bakar.
2) Membersihkan elemen saringan minyak pelumas
3) Penggantian minyak pelumas
4) Pemeriksaan air pendingin
c. Perawatan berkala
Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan secara teratur atau rutin
diantaranya adalah :
Bersihkan saringan dari debu, air atau endapan lainnya setiap 250 jam
kerja, gantilah elemen saringan dengan yang baru setiap 1.000 jam kerja,
saringan pipa isap pompa bahan bakar, dimana saringan tersebut harus
dibersihkan setiap 250 jam.
2. Pembuangan udara
2) Residu karbon
Residu karbon adalah karbon yangg tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini menunjukkan
kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada
bagian mesin ( torak ).
3) Viskositas
Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh volume tertentu dari minyak
untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin rendah jumlah
detiknya makin rendah viskositasnya. Alat untuk mengukur viskositas bahan
bakar adalah viskosimeter saybolt.
4) Kandungan blerang
Dalam sistem bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan
gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder yang
didinginkan, terutama kalau mesin beroprasi dengan beban rendah dan suhu
silinder menurun. Korosi yang sering disebabkan oleh gas balerang sering
didapati dalam sistem buang dari mesin diesel.
5) Abu
6) Air dan endapan
7) Titik nyala
Berbagai spesifikasi tidak mengijinkan kandungan balerang lebih dari
0,5-1,5%. titik nyala meruapakan suhu yang paling rendah yang harus di
capai dalam pemenasan minyak untuk menimbulkan uap yang dapat
terdapat dalam jumlah yang cukup untuk menyala/terbakar sesaat.
Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat
fahrenhet. mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang
penting, terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan
mudahnya penyalaan dan start mesin dingin.
8) Mutu pelayanan
Jenis pembakaran yang di peroleh dari bahan bakar dengan mutu
penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi yang lebih halus, mutu
pelayanan diukur dengan indek yang disebut angka setana, nilai bilangan ini
sebagi karakteristik bahan bakar diesel serupa dengan angka oktana pada
motor bensin.