Anda di halaman 1dari 7

PENGAJUAN PROPOSAL

KARYA TULIS ILMIAH TERAPAN

PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR DI KAPAL KMP. CAKALANG

A. MACHINERY SPARTICULER
MAIN ENGINE
Merk : YANMAR
Type : 6 RY 17 PGV
RPM : 1.850
Output : 1000 HP (736 KW) – at 1500 RPM
Serial Number : FJG. 0293

AUX ENGINE
Merk : MWM
Type : 6. 10T. GGE
Horse Power : 2 X 150 HP
Power Off Gen : 100/1360/114
RPM : 1500 RPM

B. Pengertian Perawatan Dan Tujuan Perawatan


1. Pengertian Perawatan
Perawatan adalah suatu usaha untuk memelihara keawetan dan
kesempurnaan dari suatu perlengkapan, dimana perlengkapan tersebut
harus selalu dalam keadaan baik dan siap pakai. Sedangkan menurut ardiyos
(1996), perawatan adalah suatu usaha untuk memelihara keawetan dan
kesempurnaan dari alat perlengkapan , agar alat perlengkapan tersebut
selalu berada dalam keadaan baik, benar, dan siap pakai.

2. Tujuan Perawatan
Adapun tujuan perawatan adalah sebagai berikut :
a. Memperpanjang masa pakai barang ( motor/mesin )
b. Menjamin kesiapan peralatan kerja
c. Menjamin keselamatan kerja
d. Menjamin kesiapan alat bila sewaktu – waktu diperlukan
e. Biaya diperendah untuk memperoleh keberuntungan.
f. Biaya diperendah untuk memperoleh kuntungan.

3. Jenis Perawatan

Pekerjaan pemeliharaan agar efektif harus dilakukan secara


menyeluruh dan teratur. Perlu suatu jadwal terperinci mengenai bagian-
bagian mesin induk, agar memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan
perawatan. Jarak dan waktu (interval) dalam melakukan perawatan hanya
merupakan standar umum.

Perawatan mesin terbagi dalam jarak dan waktu (interval). Adapun


jenis pemeliharaan tersebut meliputi :

a. Perawatan harian, Meliputi :


1) Pemeriksaan tangki harian bahan bakar
Pemeriksaan ini untuk mengetahui jumlah pemakaian bahan bakar dan
kemungkinan terdapatnya kebocoran pada tangki. Tangki ini harus
dikontrol setiap hari untuk membuang air atau kotoran yang mengendap
di dasar tangki.
Isi tangki tidak boleh kurang dari ukuran yang ditentukan, agar kotoran
tidak terbawa masuk kedalam mesin. Untuk mengetahui kapasitas tangki
dapat dilihat pada sisi tangki pada gelas penduga. Untuk membuang
kotoran atau air yang mengendap dapat dilakukan pada bagian bawah
tangki.
2) Pemeriksaan keadaan minyak pelumas
Beberapa tujuan pelumasan adalah sebagai berikut
a) Mengurangi keausan pada benda yang bergerak atau saling
bergesekan
b) Mendinginkan permukaan dengan membawa pergi panas yang
dibangkitkan oleh gesekan
c) Membersihkan permukaan dengan mencuci bersih butiran logam
yang dihasilkan dari gesekan
Agar tujuan pelumasan dapat tercapai, pemeriksaan minyak
pelumas ini perlu di lakukan. Keadaan minyak pelumas pada bagian-
bagian yang dilumasi perlu diperiksa setiap harinya. Penambahan minyak
pelumas perlu dilakukan apabila ada kekurangan, dan dilakukan
penggantian apabila keadaan minyak pelumas tidak sesuai lagi dengan
standar yang ditetapkan.

3) Pemeriksaan sirkulasi air pendingin


Pendinginan dimaksudkan untuk menjaga agar suhu dari dari bagian
motor tidak terlalu tinggi, akibat pembakaran bahan bakar atau gesekan
dari bagian-bagian yang bergerak antara satu dengan yang lainnya.
Agar terjadi pendinginan yang baik, air pendingin harus dapat kontak
langsung terhadap permukaan-permukaan yang didinginkan. Kontak ini
dapat terganggu bila ada yang menghalangi, misalnya :
a) Karat, lumpur,garam, kotoran-kotoran dan lainnya
b) Gelembung udara.
Perawatan periodik
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan menurut batas waktu yang
ditentukan, dan biasanya mengikuti petunjuk dari buku manual. Seperti
Membersihkan saringan bahan bakar

b. Perawatan Periodik
Perawatan periodik adalah perawatan yang dilakukan menurut batas waktu
yang ditentukan, dan biasanya mengikuti petunjuk dari buku manual. Perawatan
periodik ini biasanya dilakukan setiap 50-250 jam kerja. Adapun jenis-jenis
perawatan periodik adalah sebagai berikut :
1) Membersihkan saringan bahan bakar.
2) Membersihkan elemen saringan minyak pelumas
3) Penggantian minyak pelumas
4) Pemeriksaan air pendingin

c. Perawatan berkala

Perawatan berkala adalah perawatan yang dilakukan secara teratur atau rutin
diantaranya adalah :

1) Memeriksa minyak pelumas setiap kali sebelum mesin start


2) Gantilah minyak pelumas sesudah dipakai 250 jam kerja, kecuali mesin yang
masih baru atau selesai direparasi besar-besaran (over haul), penggantian
minyak pelumas dilakukan setelah 60 jam pertama.
Penggantian minyak pelumas dilakukan dangan terlebih dahulu
membuang minyak pelumas yang lama dengan jalan membuka baut
pembuangnya pada waktu motor masih panas atau setelah motor berhenti
bekerja. Disamping itu minyak pelumas juga harus dikeluarkan dari dalam
saringan dan pendingin minyak pelumas. Apabila diperlukan ganti kertas
saringannya.

C. PERAWATAN SISTEM BAHAN BAKAR


1. Saringan bahan bakar

Bersihkan saringan dari debu, air atau endapan lainnya setiap 250 jam
kerja, gantilah elemen saringan dengan yang baru setiap 1.000 jam kerja,
saringan pipa isap pompa bahan bakar, dimana saringan tersebut harus
dibersihkan setiap 250 jam.

2. Pembuangan udara

Pembuangan udara didalam bahan bakar sangat mengganggu kelancaran


dan menyebabkan mesin susah untuk distar. Oleh karena itu, udara harus
dikeluarkan dari saluran bahan bakar, terutama apabila terasa ada gejala
gangguan.

D. SIFAT BAHAN BAKAR


Sifat berikut yang mempengaruhi prestasi dan keandalan dari suatu mesin
diesel :
1) Penguapan
Untuk mesin diesel dalam skala kecil dibutuhkan penguapan bahan
bakar yang tinggi dari mesin diesel besar agar didapatkan penggunaan
bahan bakar yang lebih hemat, suhu buang rendah, dan asap minimum.

2) Residu karbon
Residu karbon adalah karbon yangg tertinggal setelah penguapan dan
pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini menunjukkan
kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan karbon pada
bagian mesin ( torak ).

3) Viskositas
Viskositas suatu minyak dinyatakan oleh volume tertentu dari minyak
untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin rendah jumlah
detiknya makin rendah viskositasnya. Alat untuk mengukur viskositas bahan
bakar adalah viskosimeter saybolt.
4) Kandungan blerang
Dalam sistem bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan
gas yang sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder yang
didinginkan, terutama kalau mesin beroprasi dengan beban rendah dan suhu
silinder menurun. Korosi yang sering disebabkan oleh gas balerang sering
didapati dalam sistem buang dari mesin diesel.
5) Abu
6) Air dan endapan
7) Titik nyala
Berbagai spesifikasi tidak mengijinkan kandungan balerang lebih dari
0,5-1,5%. titik nyala meruapakan suhu yang paling rendah yang harus di
capai dalam pemenasan minyak untuk menimbulkan uap yang dapat
terdapat dalam jumlah yang cukup untuk menyala/terbakar sesaat.
Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat
fahrenhet. mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang
penting, terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan
mudahnya penyalaan dan start mesin dingin.

8) Mutu pelayanan
Jenis pembakaran yang di peroleh dari bahan bakar dengan mutu
penyalaan yang baik akan memberikan mutu operasi yang lebih halus, mutu
pelayanan diukur dengan indek yang disebut angka setana, nilai bilangan ini
sebagi karakteristik bahan bakar diesel serupa dengan angka oktana pada
motor bensin.

Anda mungkin juga menyukai