Anda di halaman 1dari 22

Sistem Pelumasan Mesin Diesel

Sistem pelumasan pada mesin atau motor diesel pada dasarnya sama dengan pelumasan yang ada
pada mesin bensin. Mesin diesel reatif lebih banyak menghasilkan karbon dari pada mesin bensin
selama pembakaran, jadi diperlukan oil filter (saringan oli) yang dirancang khusus. Sistem pelumasan
mesin diesel dilengkapi dengan pendingin oil (oil cooler) untuk mendinginkan minyak pelumas,
karena mesin diesel temperatur kerjanya sangat tinggi dan bagian-bagian yang bergerak juga
kerjanya lebih berat dari pada yang ada pada motor bensin.

Motor diesel membutuhkan minyak pelumas atau oli yang jenisnya berbeda dengan minyak
pelumas pada mesin bensin, Jadi pastikan bahwa minyak pelumas yang anda gunakan jenisnya tepat.
Apabila minyak pelumas mesin bensin digunakan pada mesin diesel, maka mesin akan cenderung
cepat aus yang nantinya akan berujung dengan kerusakan dan penggantian komponen komponen
mesin.

Sistem pelumasan pada motor diesel dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu :

a. Sistem pelumasan kering.

Penampung pelumas berada diluar mesin (Sump Tank).

b. Sistem pelumasan basah.

Penampung pelumas berada didalam mesin (Carter atau Crankcase).

Gambar Sistem Pelumasan Basah

Gambar Sistem Pelumasan Kering

Komponen Komponen Sistem Pelumasan Mesin Diesel

a). Saringan Oli

Mesin bensin pada umumnya mengunakan saringan full-flow type single elemen. Sedangkan mesin
diesel mengunakan filter dua elemen yang terdiri dari elemen aliran penuh dan elemen by-pass.
Elemen filter aliran penuh ditempatkan antara oil pump dan mesin dan seperti terlihat pada gambar
dibawah, elemen filter by-pass ditempatkan antara oil pan dari mesin.

Saringan Oli (Filter Oli)

Elemen aliran penuh menyaring kotoran-kotoran yang mempengaruhi kerja bagian-bagian mesin
yang berputar dan elemen bay-pass menyaring lumpur dan kerak karbon yang tercampur jadi satu di
dalam minyak pelumas. Kedua elemen ini mengalirkan minyak pelumas yang sangat bersih untuk
melumasi bagian-bagian mesin.

Baca Juga : Fungsi Saringan Oli (Filter Oli)

b. Pendingin Oli

Umumnya pendingin oil (oil cooler) yang digunakan pada mesin diesel adalah sejenis dengan
pendingin air. Tergantung pada tipe mesin, oil cooler dapat ditempatkan didepan mesin, di samping
atau di bawah radiator. Minyak pelumas dipompa oleh oil pump dan bersirkulasi melalui oil filter, oil
pan dan oil cooler. Minyak pelumas didinginkan oleh air pendingin mesin yang ada disekelilingnya
selama mengalir di dalam inti saluran minyak pelumas di dalam oil cooler. Dan kemudian mengalir
kesaluran minyak utama pada mesin. Pendingin oil (oil cooler) pada umumnya dilengkapi dengan
relief valve untuk mencegah terjadinya kerusakan karena kenaikan viskositas minyak pada
temperatur rendah.

c. Pompa Oli

Pompa oli berfungsi untuk memompakan dan mensirkulasikan oli ke bagian bagian mesin.

Lebih lengkap : Pompa Oli (Oli Pump)

Untuk Mesin Bensin : Sistem Pelumasan


SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL

Kamis, 22 November 2012 09:23

LATAR BELAKANG

Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga mekanik yang
dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam suatu proses pembakaran.

Motor diesel tebagi menjadi 2 komponen utama yaitu :

Gambar 1 komponen utama motor diesel

a. Bagian-bagian yang diam :

Kepala silinder

Blok silinder

Tabung silinder

Rumah engkol

Pan minyak pelumas

b. Bagian-bagian yang bergerak :

Torak

Batang torak

Poros engkol

Pompa bahan bakar

Katup pamasukan Katup pembuangan.


Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :

Memasukan udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.

Memampatkan udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )

Pembakaran bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.

Ekspansi gas hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.

Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.

Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian yang
bergerak, yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin dari
panas yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di hasilkan dari
proses pembakaran. Maka dari itu pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu elemen dasar
dalam permesinan, sebab apabila telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan pada suatu mesin,
maka secara otomatis mesin tersebut tidak dapat beroprasi.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL

1. Pengertian Pelumasan

Gambar 2. Bagan sistem pelumasan

Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang begerak secara
tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda
padat tadi yang :

Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua benda
sesuai dengan kondisi beban dan suhu.

Tetap membasahi permukaan kedua benda.

Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.

Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan yang
licin secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop
akan terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan lekukan-lekukan
mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu dengan yang lain, bagian
yang merupakan tonjolan dan lekukan pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila
kedua permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka terjadi suatu tahanan yang besar
karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan
lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan
yang tadi di sebut gesekan kering.

Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau diampelas,
karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.

Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih tetap
ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.

2. Fungsi Pelumasan

Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.

Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan

Fungsi lain dari pelumasan :

Sebagai media pendingin

menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan

Sebagai zat perapat kebocoran

menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder

Sebagai zat pembersih.

menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.


Sebagai peredam suara dari getaran

3. Sifat-sifat Minyak Pelumas

a. Umum.

Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak pelumas yang dapat
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan minyak pelumas adalah :

1) Tekanan bantalan

2) Kecepatan pergesekan

3) Bahan yang bergesekan

4) Ruang antara bahan yang bergesekan

5) Aksesabilitas

6) Suhu dan tekanan kerja

b. Viskositas

Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang menyebabkan fluida
tersebut melawan untuk mengalir.
Angka Viskositas SAE untuk pelumas motor

Angka viskositas

SAE

Rentantang Viskositas, Saybolt seconds

Pada suhu 1300F

Pada suhu 2100F

Min

Max

Min

Max

c. Viskositas Index

Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu dibandingkan
dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.

d. Pour Point

Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.

e. Flash Point

Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat percobaan,
sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap
tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C
tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.

f. Carbon Residu

Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.

g. Acidity atau Neutralization Number

Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari potassium hydroxide, yang
diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.

h. Warna

Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan kualitas
suatu minyak.

4. Bagian-bagian yang dilumasi

Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang saling
bergesekan misalnya :

a. Antara torak dan tabung silinder

b. Antara poros dengan bantalan poros


c. Antara roda-roda gigi dan sebagainya.

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN

1. Bak minyak pelumas.

Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan saringan
hisap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.

2. Saringan minyak pelumas

Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci,
sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna
putih atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada bantalan-
bantalannya, segera lakukan perbaikan

3. Tekanan minyak pelumas

Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang disyaratkan oleh pabrik
pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah pemerikasaan :

a. Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?

b. Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?

c. Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?


d. Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk kedalam
saluran minyak pelumas ?

e. Apakah ada bantalan yang rusak ?

f. Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya kotoran
didalam saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasannya.

MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN

1. Sistem pelumasan sump kering

Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak
pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.

Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah
filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut.
Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya

Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik yang
menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari
pada minyak pelumasnya

Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering

Keterangan :

Tangki penampungan 5. Tangki ekspansi (penampung

Filter 6. Filter

Pompa minyak pelumas 7. Bagian mesin yang dilumasi


Pendingin minyak 8. Pengatur tekanan minyak pelumas

2. Sistem pelumasan sump basah

Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya
sebagai penampung minyak pelumas.

Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan
tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh
menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya
dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump
basah yang umum diguunakan ialah:

a. Sistem percikan dan sirkulasi pompa

b. Sistem percikan dan tekanan

c. Sistem tekanan
Gambar 4 sistem pelumasan sump basah

Keterangan :

1. Tangki penampungan

2. Saringan hisap (strainer)

3. Pompa minyak pelumas (Pompa di dalam karter)

4. Saringan (filter)
5. Pendingin minyak pelumas

6. Bagian mesin yang dilumasi.

7. Katup pengatur tekanan minyak pelumas

MEKANISME PELUMASAN

. Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang bantalan,
dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak
pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan,
dan garis titik horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.

Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang,
permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya
normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan
ketebalan yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan
bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.

Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua
permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan pada
masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.

Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan minyak
pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-
masing titik pada kondisi gambar 4a dan gambar 5b.

Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat
sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat
kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran
film minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin
pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok terlihat
pada gambar 6.
Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas
Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS

Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak pelumas. Kadang-
kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu
berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat
(SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang telah
diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi golongan motor
bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama
menyatakan commercial, kedua duanya dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat)
kelas berturut-turut.
SAE : Society of Automotive Engineers

API : American Petroleum Institute

ASTM : American Society for Testing Materials.

Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system yang
baru.

Klasifikasi

Service mesin api

Minyak mesin ASTM

SA

Untuk service motor bensin dan diesel untuk mesin dalam keadaan biasa, yang tak memerlukan
kombinasi aditiv minyak

Tak termasuk aditiv, selain dari pada untuk pengentalan atau minyak penetrasi

SB

Untuk service motor bensin beban ringan.untuk mesin yang bekerja alam keadaan biasa ang
membtuhkan sedikit aditiv kombinasi dari minyak.

Miyak anti oxidant a gesekan


SC

Motor bensin untuk truk dan mobil yang dibuat antara 1964-1967 dan bekerja dibawah tahun 1964
dalam masa garansi pabrik. Minyak ini mempunyai sifat yang baik terhadap temperatur rendah dan
tinggi, melindungi pengendapan dan mempunyai sifat untuk mengurangi gesekan

Miyak ini sesuai dengan permntaan pabrik-pabrik untuk model 1964-1967 terutama dipakai untuk
mobil da mempunyai ketahanan pada temperatur rendah, anti pelumpuran dan anti karat.

SD

Untuk 1968 motor bensin truk dan mobil yang beroprasi dibawah 1962

Minyak sesuai permintaan pabrik-pabrik setelah 1968, terutama dipakai untuk mobil dan
mempunyai ketahanan pada temperature rendah anti pelumpuran dan anti karat

CA

Motor diesel biasa memakai bahan bakar bermutu tinggi. Minyak yang dipakai ini untuk spesifikasi
ini terutama pada pemakaian antara 1940 dan 1950, minyak ini dipakai dengan mutu bahan bakar
yang tinggi dan sifatnya anti karat pada bearing/bantalan dan mencegah pengendapan pada
temperatur tinggi

Dipakai untuk memenuhi kemampuan MIL-L-21004A pada motor-motor diesel tampa supercharger
dan motor bensin dengan pemakain bahan bakar kadar sulfur rendah

CB

Motor diesel dengan beban berat motor diesel yang bekerja pada oprasi biassa dengan mutu bahan
bakar yang rendah yang menyebabkan tempertur tinggi dan karat pada bantalan. Kadang-kadang
motor motor bensin dipakai dalam kasus ini. Minyak ini diformalisasikan tahun 1949. Minyak ini
dipergunakan untuk bahan bakar dengan kadar sulfur tinggi dan melindungi bantalan dari karat dan
temperature tinggi.

Minyak ini dipakai untuk motor bensin dan motor bensin tanpa turbocharger ini termasuk minyak
MIL-L-2104A yang ditest dengan kadar sulfur tinggi pada bahan bakar
Kesimpulan :

Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila telah
terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal
dengan baik.

Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat mengurangi
keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.

Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari gesekan
yang terjadi dan dari proses pembakaran.

Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah ditentukan.

Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.

Penulis :

Lutfi Jauhari

(Widyaiswara BPPP Tegal)

DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya Paramita,
Jakarta.

Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor Diesel,
Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.

Suharto, 1991, Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.

Sujanto, 1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.

V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga,
Jakarta.

Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT. Yanmar Indonesia, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai