Anda di halaman 1dari 44

ANALISA OPTIMALISASI PENYEMPROTAN INJEKTOR KE DALAM

RUANG PEMBAKARAN PADA MOTOR INDUK DI KAPAL


MV.TAISHO

RAHMAT SAIPUL HAMZAH


NIT: 14.32.168

PROGRAM STUDI
TEKNIKA

PROGRAM DIPLOMA IV PELAYARAN


POLITEKNIK ILMU PELAYARAN MAKASSAR
TAHUN 2020
ABSTRAK

RAHMAT SAIPUL HAMZAH, 2021. Analisa Optimalisasi Penyemprotan


Injektor Kedalam Ruang Pembakaran Pada Motor Induk Di Kapal MV.
TAISHO (Dibimbing oleh Supardi M.S.i, M.Mar.E dan Dr.Rukmini
S.T.,M.T).

Injector merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menyemprotkan


bahan bakar keruang pembakaran dalam bentuk kabut dengan bantuan
pompa tekanan tinggi yang disebut bosh pump. Bosh pump ini yang akan
menekan bahan bakar kedalam injector dengan tekanan tinggi, sehingga
bahan bakar terdesak dan keluar melalui lubang injector yang berukuran
kecil sehingga keluar dalam bentuk kabut. Adapun tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui lebih sistematik pengaruh injector terhadap
meningkatnya suhu gas buang pada mesin induk.

Penelitian ini dilaksanakan saat praktek laut di atas kapal MV. TAISHO
milik perusahaan PT. INDO SHIPPING Indonesia selama satu tahun dua
hari terhitung dari tanggal 1 September 2019 sampai 3 September 2020.
Sumber data yang diperoleh adalah data langsung dari tempat penelitian
melalui observasi terhadap objek penelitian, dokumen, literature yang
berkaitan dengan judul skripsi pada saat melaksanakan praktek laut di
atas kapal dan wawancara langsung dengan kepala kamar mesin dan
para masinis di atas kapal, selain penelitian dilaksanakan di atas kapal
penulis juga mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penyebab pengabutan pada


injector mesin induk di MV. TAISHO adalah tersumbatnya lubang pada
nosel sangat berpengaruh pada bahan bakar yang masuk kedalam
injector karena bahan bakar yang tidak bersih atau terdapat kotoran
masuk kedalam injector, menetesnya bahan bakar pada nosel disebabkan
karena kurangnya supply bahan bakar kedalam ruang bahan bakar dalam
bentuk kabut, dan kelonggaran pada komponen injector.

Kata Kunci : Bahan Bakar, Nosel, Injector

vi
ABSTRACT

RAHMAT SAIPUL HAMZAH, 2021. Analysis of the optimization of Injector


spraying into the Combustion chamber on the main motor on board MV.
TAISHO (Supervised by Supardi M.S.i, M.Mar.E and Rukmini S.T.,M.T) .

Injector is the one of tools in the engine room that has function to inject the
fuel oil in mist form to the combustion space assisted by high pressure
pump called Bosch Pump. Bosch Pump will compress the fuel oil into
injector with high pressure, until the fuel forced and come out in mist form
from injector by the small size of injector hole. The purpose of this
research is to find out the influence caused by leakages of injector
concerning quality of combustion.

This research in located on the ship MV. TAISHO owned by PT. INDO
SHIPPING Indonesia for one year seventeen days starting from 1
September 2019 to 3 September 2021. Data source obtained is the direct
data from the place of research, documents, literature related to the title of
the thesis at the time of implementing marine practices on board and a live
interview with the chief engineer and the engineerings on board, in
addition to research carried out on the ship the author also studied the
books related to the problem under study.

The result this study indicate that analysis does not normally carburetion
the injector of main engine on MV. TAISHO is the stopped up of the hole
at the nozzle is very influence at the fuel into the injector. Because the fuel
that not clean or has a sewage into the injector. The drops of fuel at the
nozzle that caused fault of the fuel supply to the burning room inside
shape of mist, and the laxness at the injector component.

Keywords : Fuel Oil, Nozzle, injector

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Motor diesel di atas kapal merupakan komponen yang sangat
penting untuk kelancaran operasional pelayaran. Sehingga perlu
dilaksanakan perawatan secara berkala dan terencana untuk menjaga
kestabilan operasionalnya. Operasional dari sebuah motor diesel
dikatakan stabil bilamana daya yang dihasilkan untuk tiap langkah
mencapai nilai rata-rata yang telah ditetapkan. Daya yang diberikan
pada motor diesel tergantung dari sistem pembakaran motor diesel
tersebut.
Pembakaran merupakan sebuah proses utama dari
pengoperasian motor diesel, di mana hasil dari pembakaran
dikompersi menjadi daya pada mesin. Pada proses pembakaran ini,
gerak yang diubah adalah gerak lurus vertikal menjadi gerak putar
yang nantinya diteruskan pada poros untuk memutar baling-baling.
Putaran dari baling-baling inilah yang menggerakkan kapal dalam
segala posisi, baik itu maju ataupun mundur. Bilamana semua itu
dalam kondisi yang stabil, maka operasi pelayaran akan berjalan
lancar, dan sebaliknya jika kinerja mesin tidak optimal, maka tenaga
yang dihasilkan oleh mesin induk kurang optimal akan mengakibatkan
aktifitas pelayaran akan terganggu.
Salah satu komponen yang terdapat pada motor diesel, yang
mempengaruhi sistem pembakaran adalah injektor. Injektor dalam
salah satu komponen mesin induk di atas kapal yang berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar yang akan disemprotkan oleh nosel injektor
ke dalam silinder. Injektor ini memiliki peranan yang sangat penting
dalam mendukung proses pembakaran pada mesin induk di kapal,
apabila injektor tidak bekerja dengan baik gas buang akan berasap
dan akan berpengaruh juga terhadap pemakaian bahan bakar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mustholiq bahwa
menurunnya tekanan injektor akibat terjadinya gangguan pada pompa
injeksi yang menyebabkan tekanan bahan bakar injektor menjadi
berkurang, hal ini disebabkan karena tergoresnya plunger pada pompa
injeksi yang mengakibatkan plunger dan barrel tidak presisi.
Penurunan tekanan injektor juga dapat disebabkan adanya
penyumbatan pada lubang nosel dan kemacetan pada katup jarum
injektor.
Mengingat fungsi dari sebuah injektor yang memiliki peranan
begitu penting dalam sistem pembakaran maka perlu dijaga fungsinya
agar tetap stabil. Untuk itu, perlu adanya perawatan terhadap injektor
beserta seluruh komponen-komponennya agar tetap berfungsi dengan
baik.
Tekanan injektor yang dihasilkan saat menyemprotkan bahan
bakar harus mencapai 300-380 kg/cm2 pada buku manual MDM Batur.
Terkadang injektor tidak mampu menyemprotkan bahan bakar dengan
tekanan yang telah ditentukan yang mana masalah ini bisa
dikarenakan berbagai macam faktor.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis menuangkannya
dalam sebuah penelitian dan karya ilmiah dalam bentuk skripsi
dengan judul “Analisa Optimalisasi Penyemprotan Injektor ke
Dalam Ruang Pembakaran Motor Induk Di kapal MV.TAISHO”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada subbab
sebelumnya, penulis membuat rumusan permasalahan yang nantinya
akan dikembangkan dalam bab selanjutnya yaitu: Apa penyebab
menurunnya tekanan injektor pada proses pembakaran motor diesel
mesin induk?

2
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya penyumbatan pada lubang nosel.
2. Untuk mengetahui terjadinya kemacetan pada katup jarum.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini yaitu :
1. Manfaat teoritis
Bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan
pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap
ilmu pengetahuan dari penelitian yang dilakukan, khususnya yang
terkait dengan penurunan tekanan injektor pada proses
pembakaran motor diesel.
2. Manfaat praktis
Bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pemecahan masalah akan penelitian yang
dilakukan.
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, menurunya tekanan injektor pada
proses pembakaran motor diesel mesin induk adalah sebagai berikut :
1. Adanya penyumbatan pada lubang nosel.
2. Terjadinya kemacetan pada katup jarum.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Injektor
Menurut Japan International Cooperation Agency (2010), dalam
permesinan kapal mesin diesel. Katup penyemprotan bahan bakar
(Injector) merupakan satu cara pemasukan bahan bakar yang
disediakan pompa penyemprot bahan bakar ke dalam ruang
pembakaran. Syarat-syarat agar dapat terjadi pembakaran sempurna
adalah bahan bakar dikabutkan keseluruh ruang pembakaran agar
tercampur udara, dan campuran bahan bakar udara itu diusahakan
tetap bersuhu tinggi tanpa menyentuh torak ataupun dinding silinder.
Untuk terlaksananya hal di atas kondisi penyemprotan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk tiap langkah dorong jumlah bahan bakar yang disemprotkan
ke dalam silinder harus sesuai dengan beban terhadap mesin.
2. Penyemprotan bahan bakar ke dalam silinder harus di laksanakan
dengan tepat.
3. Laju penyemprotan dinyatakan dengan tepat.
4. Bahan bakar dikabutkan menjadi titik minyak halus.
Menurut Maleev (1991), dalam Operasi dan Pemeliharaan Motor
Diesel, mengemukakan bahwa injektor adalah katup penyemprotan
bahan bakar (nozzle), yang merupakan suatu cara pemasukan bahan
bakar ke dalam ruang pembakaran. Jika bahan bakar disemprotkan
ke dalam silinder melalui lubang yang diameternya 0,2 sampai 0,8
mm dengan tekanan tinggi sehingga terjadi pengabutan yang
menghasilkan pembakaran.

B. Fungsi Injektor
Arifin, Z. (2008), dalam buku Teknologi Motor Diesel, injektor
berfungsi mengatur bentuk kabutan bahan bakar yang di injeksikan ke
dalam silinder. Bentuk kabutan bahan bakar untuk tujuan atomisasi
dan penetrasi. Atomisasi untuk proses penguapan bahan bakar, agar
dapat bereaksi dengan oksigen, sedangkan penetrasi untuk
mendapatkan homogenitas campuran, yaitu diawali degan
penyebaran bahan bakar yang merata keseluru ruang pembakaran.
Injektor berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel
dari pompa injeksi ke dalam silinder pada setiap akhir langkah
kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA. Injektor yang
dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari pompa
injeksi yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang
bertekanan antara 300 sampai 380 kg/cm², tekanan ini mengakibatkan
peningkatan suhu pembakaran. Udara dalam silinder meningkat
menjadi 600 0C dan bahan bakar dikabutkan melalui injektor ini hanya
berlangsung satu kali pada setiap siklus yakni pada setiap akhir
langkah kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan dalam
kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka
injektor yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup
atau membuka saluran injektor ini sehingga kelebihan bahan bakar
yang tidak mengabut akan dialirkan kembali kebagian lain atau ke
tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).

C. Bagian Injektor Dan Fungsinya


Menurut Calder, N. (2007), dalam buku Marine Diesel Engines
yaitu terdapat beberapa bagian-bagian utama pada injektor yaitu:
1. Katup jarum berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar dengan
kecepatan tinggi.
2. Nosel berfungsi sebagai rumah katup jarum (neadle valve).
3. Saringan (Filter) adalah penyaring kotoran yang ikut terbawa
bersama bahan bakar.
5. Pegas berfungsi untuk bergerak secara elastis sehingga katup
jarum nosel dapat bergerak membuka dan menutup lubang nosel.

5
6. Mur penutup nosel fungsinya untuk memegang atau menahan
nosel terhadap dudukan injektor.
7. Rumah injektor fungsinya sebagai tempat dudukan dari
komponen-komponen injektor lainnya.

D. Gambar Komponen Injektor

Gambar 2.1: Komponen injektor

Sumber : Instruction Manual Book

E. Sistem Pengabutan
Menurut Maanen, V. (1987), dalam buku Motor Diesel
mengemukakan pada sebuah motor diesel bahan bakar dicampur
dengan cepat dengan udara tekanan tinggi sebelum pembakaran,
campuran yang dibentuk akan menyala akibat suhu akhir kompresi
yang tinggi (527 – 627 0C).
Mengenai cara penyemprotan bahan bakar dan pembentukan
campuran dikenal dua sistem utama :

6
1. Penyemprotan Tidak Langsung
Bahan bakar disemprotkan ke dalam sebuah pembakaran
pendahuluan yang terpisah di ruang pembakaran utama. Ruang
tersebut memiliki 25% - 60% dari volume total ruang pembakaran.
Berbeda keuntungan dari penyemprotan tidak langsung
adalah karena penyalaan tepat (kelambatan penyalaan kecil) motor
tidak terlalu peka terhadap kualitas bahan bakar. Tekanan
pembakaran maksimal rendah dan motor bekerja dengan tenang,
dengan pengabut berlubang tunggal, lubang penyemprotan relatif
besar tidak akan terjadi bahaya penyumbatan.
Kerugian adalah rendemen motor rendah akibat kerugian
aliran dan kerugian panas di dalam ruang pendahuluan dan ruang
pusar. Mesin sangat sulit di nyalakan sehingga membutuhkan
bantuan penyalaan dalam bentuk spiral pijar atau sumber pijar.
Penyemprotan ruang pendahuluan dan penyemprotan ruang pusar
hanya diterapkan untuk motor putaran tinggi.

Gambar 2.2 : Penyemprotan secara tidak langsung

Sumber : https://www.kitapunya.net/2014/01/macam-ruang-bakar-mesin-
diesel.html

2. Penyemprotan Langsung
Menurut Santoso, B. (1989), dalam buku Teknis Praktis
Sevise Motor Diesel yaitu injeksi langsung pada motor diesel cara

7
kerjanya adalah nosel menyomprotkan bahan bakar dalam bentuk
kabut kedalam silinder sehingga proses pembakarannya terjadi
secara serempak. Sistem penyemprotan langsung diterapkan pada
motor putaran rendah dan motor putaran menengah dan pada
bagian besar motor putaran tinggi.

Gambar 2.3: Penyemprotan langsung

Sumber : https://www.kitapunya.net/2014/01/macam-ruang-bakar-mesin-
diesel.html

F. Persyaratan Injeksi Bahan Bakar


Adapun persyaratan-persyaratan utama yang harus dipenuhi
oleh sistem injeksi bahan bakar agar dapat tercapai pengabutan yang
optimal yaitu, mempunyai beberapa hal yang harus dipertahankan
yakni:
1. Pengabutan yang baik dari bahan bakar
Dari arus bahan bakar menjadi semprotan kabut harus
disesuaikan dengan jenis ruang bakar. Pengabutan yang baik
akan mempermudah pengawalan bahan bakar dan menjamin
bahwa setiap butiran kecil dari bahan bakar dikelilingi oleh partikel
oksigen yang dapat di campur dengannya.
2. Kecepatan yang sesuai dari injeksi bahan bakar
Kecepatan injeksi mempunyai pengaruh yang serupa
dengan pengaturan waktu. Kalau kecepatan waktu injeksi terlalu

8
tinggi akibatnya akan sama dengan injeksi terlalu awal, kalau
kecepatan injeksi terlalu rendah, akibatnya sama dengan injeksi
yang sangat terlambat.
3. Distribusi dari bahan bakar dalam pembakaran
Distribusi bahan bakar akan menyusup keseluruh ruang
bakar yang berisi oksigen, oksigen untuk pembakaran, kalau
bahan bakar tidak di distribusikan dengan baik, maka sebagian
dari oksigen yang tersedia tidak akan di manfaatkan dan keluaran
daya mesin akan rendah.
4. Pengaturan waktu yang tepat dari injeksi bahan bakar
Pengaturan waktu yang tepat berarti mengawali injeksi
bahan bakar pada saat di perlukan adalah mutlak untuk
mendapatkan daya maksimum dari bahan bakar yang baik serta
pembakaran yang sempurna. Kalau bahan bakar di injeksikan
terlalu awal dalam daur, maka penyalaannya akan diperlambat
karena suhu udara pada titik ini cukup tinggi. Keterlambatan yang
berlebihan akan memberikan operasi yang kasar dan berisik dari
mesin serta memungkinkan kerugian bahan bakar karena
pembahasan dinding silinder dan kepala torak. Akibatnya adalah
borosnya bahan bakar dan asap dalam gas buang. Kalau
sebagian dari bahan bakar akan terbakar pada saat torak telah
jauh melampaui TMA. Kalau ini terjadi, maka mesin tidak akan
membangkitkan daya maksimum, gas buang akan berasap, dan
pemakaian bahan bakar menjadi boros.

Menurut Arismunandar, W. (1988), penyomprotan bahan bakar


ke dalam silinder dilaksanakan dengan menggunakan sebuah alat
yang dinamai penyomprotan bahan bakar. Bahan bakar yang
disemprotkan itu harus habis terbakar sesuai dengan prestasi yang
diharapkan.

9
Syarat tersebut bisa dipenuhi apabila :
1. Memasukkan bahan bakar kedalam silinder sesuai dengan
kebutuhan.
2. Mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan yang
diminta.
3. Mendistribusikan bahan bakar untuk memperoleh pembakaran
sempurna dalam waktu yang ditetapkan.

G. Cara Kerja Injektor


Menurut Sukoco (2013), bahan bakar yang ditekan oleh pompa
injeksi masuk masuk ke injektor melalui seluran tekan. Tekanan bahan
bakar akan mendorong jarum pengabut ke atas melawan tegangan
pegas, hingga jarum terangkat membuka lubang injektor dan bahan
bakar masuk ke dalam silinder, pada saat proses penekanan ini
kemungkinan ada bahan bakar yang merembes melalui celah antara
jarum dan rumah nosel. Kebocoran ini kemudian di salurkan kembali
ke tangki melalui saluran balik.
Menurut Arifin, Z. (2011), dalam buku System Bahan Bakar
Motor Diesel. Cara kerja injektor ada 3 yaitu :
1. Sebelum penginjeksian
Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa
injeksi melalui saluran minyak pada rumah pengabut menuju ke
kolam minyak (oil pool) pada bagian bawah dudukan nosel.
2. Penginjeksian bahan bakar
Bila tekanan bahan bakar pada kolam minyak naik, maka
tekanan ini akan menekan permukaan ujung katup jarum. Bila
tekanannya melebihi kekuatan pegas, maka katup jarum akan
terdorong ke atas oleh tekanan bahan bakar dan katup jarum
terlepas dari dudukan nosel. Kejadian ini menyebabkan nosel
menyemprotkan bahan bakar keruang bakar.

10
3. Akhir penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan
bahan bakar turun, dan tekanan pegas (pressure spring)
mengembalikan katup jarum ke posisi semula. Pada saat ini katup
jarum tertekan kuat pada dudukan nosel dan menutup saluran
bahan bakar. Sebagian bahan bakar tersisa di antara pin dan
nozzle holder dan melumasi semua komponen dan kembali ke pipa
tangki bahan bakar (over flow). Katup jarum dan nozzle body
membentuk sejenis katup untuk mengatur awal dan akhir injeksi
bahan bakar dengan tekanan bahan bakar.

Menurut Maanen, V. (1990), bahan bakar motor diesel harus


dicampur dengan waktu yang cepat dengan udara tekanan tinggi
sebelum pembakaran. Campuran terbentuk akan menyala akibat suhu
akhir kompresi yang tinggi (900ºK atau sama dengan 627ºC). Pada
mesin induk pembakaran terjadi dikarenakan oleh bahan bakar minyak
yang disemprotkan berupa kabut ke dalam silinder yang bercampur
dengan udara bersuhu tinggi. Dalam hal ini kecepatan pembakaran
tergantung pada baik buruknya pencampuran antara udara dengan
bahan bakar. Oleh karena itu maka bahan bakar harus dikabutkan
sehingga reaksi pembakaran dapat berlangsung cepat. Adapun prinsip
dari pengabutan adalah menekan bahan bakar pada nosel. Semakin
baik pengabutan bahan bakar, maka akan semakin sempurna
pembakarannya. Dalam ruang pembakaran selain terjadi suhu yang
tinggi, juga akan terjadi tekanan maksimum akibat pembakaran.
Dengan demikian silinder juga dibebani secara mekanis, apabila
campuran bahan bakar dengan udara tidak seimbang maka proses
pembakaran tidak akan terjadi dengan sempurna.
Bahan bakar dengan bantuan pompa tekanan tinggi dipompakan
pada saat tepat ke katup bahan bakar yang dilengkapi dengan
pengabut. Pada waktu dimulai dengan langkah tekan maka bahan

11
bakar mula-mula akan dikomprimir dalam silinder pompa dan pada
saluran penghubung antara pompa dengan pengabut sehingga
mencapai tekanan penyemprotan yang diisyaratkan dan kemudian
akan berlangsung penyemprotan dan pengabutan. Antara saat
langkah tekanan pompa dan saat awal penyemprotan terdapat suatu
periode perlambatan yang disebut dengan pelambatan penyemprotan.
Lama waktu kelambatan tersebut tergantung dari konstruksi dan
volume bahan bakar dalam pompa. Setelah butir-butir bahan bakar
pertama berada dalam silinder akan terjadi proses kimia dari
penyalaan dan pembakaran.
Menurut Maanen, V. (1983), secara teoritis sekitar 14,0 – 14.5
kg udara diperlukan untuk pembakaran 1 kg minyak bahan bakar.
Tetapi dalam hal ini sebagian partikel dari oksigen yang tercampur
nitrogen dan hasil pembakaran tidak mampu berperan serta dalam
proses pembakaran karena singkatnya waktu yang dibutuhkan.
Sejumlah carbon monoksida kemudian akan berbentuk atau partikel
carbon tetap belum terbakar. Maka, untuk menjamin pembakaran yang
sempurna dan untuk menghindari rugi panas karena pembakaran
monoksida harus terdapat kelebihan udara dalam silinder.
Perbandingan berat udara yang ada terdapat berat bahan bakar yang
diinjeksikan selama tiap langkah daya disebut perbandingan udara
bahan bakar.
Perbandingan ini merupakan faktor yang sangat penting dalam
operasi motor bakar. Dengan meningkatnya beban akan lebih banyak
bahan bakar yang diinjeksikan, tetapi jumlah udara dalam silinder
praktis akan tetap konstan, sehingga perbandingan bahan bakar
menurun. Meskipun mesin dibebani penuh perbandingan bahan bakar
antara 25-30% lebih besar dari pada 14,5 kg. Jadi harus banyak
kelebihan udara di atas minimum yang diperlukan untuk pembakaran
sempurna dalam silinder.

12
Agar bahan bakar dapat dimasukkan ke dalam silinder dengan
cara cepat, diperlukan suatu mekanisme yang amat teliti dan dapat
dipercaya. Mekanisme tersebut terdiri dari sebuah pompa bahan bakar
tekanan tinggi yang pada umumnya selalu digerakkan oleh sebuah nok
yang ditempatkan pada sebuah poros nok sebuah saluran bahan
bakar tekanan tinggi dan sebuah katup bahan bakar dengan pengabut
yang ditempatkan pada tutup silinder.
Menurut Maanen, V. (1990), suatu kerugian dari metode tersebut
adalah bahwa pada hasil pompa yang sedikit, jadi pada beban motor
rendah tekanan penyemprotan maksimal berkurang dengan cepat,
tekanan sisa akan berada di bawah tekanan gas/uap dari bahan bakar.
Akibatnya pembentukan kavitasi (pembentukan gelombang gas) di
dalam saluran bahan bakar, hal tersebut akan mengakibatkan
kelambatan penyemprotan yang besar dalam langkah tekanan pompa
yang berikutnya. Bahan bakar yang diterima di atas kapal pada
umumnya banyak mengandung kotoran berupa zat padat dan zat cair.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya proses yang ditempuh oleh bahan
bakar dari awal pelaksanaan bunker sampai bahan bakar siap
dipergunakan. Dengan kenyataan inilah yang menyebabkan
pembakaran tidak baik walaupun melalui saringan bahan bakar
sebelum masuk ke dalam pompa bahan bakar ke injektor untuk
dikabutkan. Jika tanpa pembersih, bahan bakar yang kotor akan
mengakibatkan rusaknya alat pengabut (injector) terutama dari nosel.

H. Sistem Sirkulasi Bahan Bakar


Bahan bakar HFO dari tangki berganda di pompa dengan

pompa yang digerakkan dengan eletrik motor menuju tangki


pengendapan, dari tangki pengendapan bahan bakar di pompa ke
separator, sebelum masuk ke separator bahan bakar melewati
saringan dan pemanas (heater). Dari tangki pengendapan (service
tank) bahan bakar di dorong dengan pompa suplai yang
digerakkan secara eletrik dengan menjaga tekanannya sekitar 4-6

13
bar sebelum masuk ke pompa sirkulasi, tekanan pompa sirkulasi
berkisar antara 8-10 bar. Bahan bakar kemudian di dorong masuk
ke mesin induk melalui pemanas heater dan full flow filter, dan perlu
dipastikan kapasitas pompa sirkulasi harus melebihi jumlah yang
dibutuhkan oleh mesin induk, sehinga kelebihan bahan bakar yang
di suplai akan kembali ke tangki pengendapan melalui kotak
ventilasi yang mana pada katup tersebut akan melepaskan gas
membiarkan bahan bakar masuk kembali ke pipa pompa sirkulasi.

Gambar 2.4 : Sistem sirkulasi bahan bakar

Sumber : https://www.maritimeworld.web.id/2011/05/fuel-oil-system-sistem-
bahan-bakar-in.html

14
I. Jenis-Jenis Nosel
Menurut Maleev (1991), dalam buku Operasi dan pemeliharaan
Motor Diesel yaitu nosel injektor terbagi menjadi beberapa jenis
seperti :
1. Nosel lubang tunggal (Single Hole Nozzle)
Semprotan atau kabutan bahan bakar yang di hasilkan
berbentuk tirus. Daerah sudut 40 - 50 yang dikeluarkan oleh ujung
nosel yang berlubang satu.
Pembuatan yang kurang sempurna dan saksama
menyebabkan penyemprotan bahan bakar tidak merata bila
sudutnya terlalu besar. Keadaan ini dapat membatasi sudut
semprotan yang bisa dipakai. Karena itu nosel lubang tunggal
dipakai pada mesin-mesin dimana bentuk ruang bakar akan
menimbulkan pusaran dan karenanya tidak membutuhkan
pengatoman bahan bakar yang halus dan semprotan yang
merata. Nosel lubang tunggal semacam ini juga baik karena
pembukaan lubang nosel yang luas bahkan pada mesin-mesin
putaran tinggi ukuran kecil.

Gambar 2.5 : Nosel berlubang tunggal

FEED HOLE NEEDLE VALVE

NOZZLE BODY

FUEL GALLERY
PRESSURE SHOULDER

SPRAY HOLE

Sumber:https://www.google.com/search?q=nosel+berlubang+tung
gal&safe=strict

15
2. Nosel berlubang banyak (Multi Hole Nozzle)
Nosel ini banyak dipakai pada motor diesel dengan
penyemprotan secara langsung (Direct Injection) dimana
diperlukan penyemprotan bahan bakar meluas ke semua bagian
ruang bakar yang dangkal. Makin banyak jumlah pembukaan
semprotan bahan bakar yang bersih. Pembukaan lubang
semprotan mempunyai diameter 0,0006 inch sampai 0,0033 inch.
Jumlah dapat berbeda antara tiga sampai delapan belas lubang
pada mesin-mesin yang mempunyai ukuran besar diameter
silindernya.

Gambar 2.6 : Nozzle berlubang banyak

FEED HOLE NEEDLE VALVE

FEED HOLE

FUEL GALLERY PRESSURE SOULDER

SPRAY HOLE SAC

Sumber : https://www.google.com/search?q=nosel+berlubang+tunggal&safe=strict

3. Nosel model Pintle Type


Nosel jenis ini dipergunakan untuk motor Diesel dengan
sistem kamar depan dan kamar pusar, dipasang dengan katup-
katup ujung-ujungnya mempunyai batang atau pena yang disebut
“Pintle”. Yang bentuknya disesuaikan dengan bentuk semprotan
yang diinginkan. Dengan pembentukan pena yang cocok,
diperoleh akan penyemprotan bahan bakar silindris yang
berlubang dengan daya tinggi ataupun semprotan bahan bakar
berbentuk konis yang berongga dengan sudut 60 0. Nosel jenis ini

16
bekerja secara seragam dan teliti gerakannya akan mencegah
pembentukan kerak dan karbon pada ujung nosel.

Gambar 2.7 : Nozzle model pintle

FUEL GALLERY
PRESSURE
SOULDER

FEED HOLE

SPRAY PINTLE SAC

Sumber : http:/www.mech4study.com/2017/03/types-of-nozzle-in-ic-engine.html

J. Pengujian Dan Penyetelan Injektor


Pengujian dan penyetelan pada katup penyemprotan bahan
bakar, menurut Arismunandar, W. & Tsuda, K. (2008), dalam buku
Motor Diesel Putaran Tinggi, yaitu :
1. Pengujian penyemprotan bahan bakar dilakukan dengan
mempergunakan alat penguji penyemprotan (Nozzle Teste).
Dalam hal ini penyemprotan bahan bakar, dipasang pada ujung
pipa tekan dari alat penguji tersebut di atas. Tekanlah tuas
penekannya perlahan-lahan, sementara itu perhatikanlah
besarnya tekanan yang dapat dibaca pada manometer yang
terpasang pada alat penguji, justru pada saat bahan bakar mulai
keluar dari penyemprot bahan bakar. Kalau tekanan penyemprot
tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka keadaan
tersebut dapat diatasi dengan menyetel pegas pengatur tekanan
penyemprotan yang ada pada penyemprotan bahan bakar yang
bersangkutan, sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pabrik
pembuatnya.

17
2. Pada waktu tuas penekan ditekan perlahan-lahan, maka pada
suatu tekanan tertentu penyemprot akan mengeluarkan kabut
bahan bakar secara terputus-putus. Pancaran kabut bahan bakar
yang tidak normal merupakan bentuk selubung kerucut yang
terpecah, terpunting atau miring ke satu arah.
3. Apabila tuas penekan ditekan dengan tiba-tiba, maka penyemprot
bahan bakar akan menyemprotkan bahan bakar serupa dengan
keadaan yang terjadi didalam mesin. Untuk mesin dengan ruang
bakar turbulen, kerucut bahan bakar dipancarkan dari penyemprot
dengan sudut puncak ± 40o, namun besarnya sudut puncak
tersebut dapat berbeda, tergantung dari pada konstruksi nosel.
Penyemprot bahan bakar yang rusak tidak dapat mengabutkan
bahan bakar, dalam keadaan tersebut. Bahan bakar keluar dalam
bentuk titik-titik yang relatip besar. Disamping itu, akan terlihat
bahwa pemutusan pancaran bahan bakar tidak dapat dilakukan
sekaligus dan pada ujung penyemprot terlihat adanya tetesan
bahan bakar. Gambar, 2.8 menunjukkan bentuk semprotan bahan
bakar yang baik dan tidak baik, dari penyemprot yang
direncanakan membentuk kerucut kabut bahan bakar dengan
sudut puncak 4o.

Gambar 2.8 : Beberapa bentuk pengabutan yang tidak baik

Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2018/04/pemeriksaan-injektor- nosel-


nozzle-pada.html

18
K. Kualitas Pengabutan Bahan Bakar
Menurut Maanen, V. (1990), yaitu untuk mempertahankan
kualitas bahan bakar dalam mencapai suatu pengabutan yang baik
terhadap performance mesin induk maka ada beberapa hal yang harus
di perhatikan yaitu mengenai kandungan bahan bakar.
Beberapa kandungan bahan bakar yang harus di pertahankan
kualitasnya agar memperoleh suatu pengabutan yang baik yaitu :
1. Viskositas kinetis
Suatu ukuran untuk kekentalan bahan bakar. Viskositas
sangat dipengaruhi oleh suhu, satuan yang diakui saat ini adalah
centistoke (Cst) sama dengan mm2/det. Viskositas adalah ukuran
kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya
gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan
gaya gesek antar lapisan fluida ketika satu lapisan bergerak
melewati lapisan yang lain. Pada zat cair, viskositas disebabkan
terutama oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas,
viskositas muncul karena tumbukan antarmolekul. Setiap fluida
memiliki besar viskositas yang berbeda.
2. Titik nyala (flash point)
Suhu terendah yang harus dicapai dalam pemanasan minyak
untuk menimbukan uap yang terdapat dalam jumlah yang cukup
untuk menyala atau terbakar sesaat.
3. Kadar belerang
Kadar belerang sebagai molekul terikat pada zat C-H
sehingga tidak dapat dipisahkan. Kadar belerang sangat penting
mengingat timbulnya korosi pada suhu rendah dari bagian motor
karena pendinginan dari bahan pembakaran.

19
4. Kadar air
Air dapat mengakibatkan permasalahan pada waktu
pembersihan dari bahan bahar dan dapat mengakibatkan korosi
pada pompa bahan bakar dan pengabut.
5. Kadar abu
Kadar material anorganis dalam bahan bakar. Material
tersebut mungkin sudah ada dalam minyak bumi kasar, akan
tetapi dapat juga terbawa sewaktu transportasi.
6. Kadar alumunium
Bila dalam bahan bakar terdapat alumunium maka akan
mengakibatkan kerusakan berat akibat keausan dalam pompa,
bahan bakar, pengabut, pegas torak dan silinder.

L. Teori Penyebab Pengabutan Tidak Normal


Sistem Bahan Bakar Diesel” bahan bakar yang diakibatkan
kurangnya pemeliharaan terhadap alat-alat pendukung sistem bahan
bakar seperti tangki-tangki dan saringan bahan bakar. Hal ini
menyebababkan terjadinya penyempitan lubang pada nosel yang bila
mana di biarkan bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan pada
lubang tersebut.

Pengabutan tidak normal biasanya juga terjadi karena menetesnya bahan


bakar pada ujung nosel. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya
pembakaran yang tidak sempurna karena adanya bahan bakar yang
menetes. Bahan bakar yang menetes tersebut bisa terjadi sebelum dan
sesudah waktu pembakaran yang mengakibatkan terjadinya pembentukan
gas dalam ruang bakar. Pembentukan gas tersebut bercampur dengan
udara pembakaran. Akibatnya bahan bakar yang di semprotkan kedalam
ruang bakar tidak terbakar dengan sempurna. Akibat dari pembakaran
tidak sempurna ini menyebabkan adanya asap hitam pada cerobong.

20
M. Proses Dan Reaksi Pembakaran
Secara umum, pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau
reaksi oksidasi yang sangat cepat antara bahan bakar (fuel) dan oksidator
dengan menimbulkan panas atau nyala dan panas. Bahan bakar (fuel)
merupakan segala substansi yang melepaskan panas ketika dioksidasi
dan secara umum mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), nitrogen (N), dan sulfur (S).
Sementara oksidator adalah segala substansi yang mengandung oksigen
(misalnya udara) yang akan bereaksi dengan bahan bakar (fuel). Dalam
proses pembakaran fenomena-fenomena yang terjadi antara lain
interaksi proses-proses kimia dan fisika, pelepasan panas yang berasal
dari energi ikatan-ikatan kimia, proses perpindahan panas, proses
perpindahan massa, dan gerakan fluida. Seperti telah diuraikan
sebelumnya, proses pembakaran akan terjadi jika unsur-unsur bahan
bakar teroksidasi. Proses ini akan menghasilkan panas sehingga akan
disebut sebagai proses oksidasi eksotermis. Jika oksigen yang dibutuhkan
untuk proses pembakaran diperoleh dari udara, di mana udara terdiri dari
21% oksigen dan 78% nitrogen, maka reaksi stoikiometrik pembakaran
hidrokarbon murni CmHn dapat ditulis dengan persamaan:

CmHn + (m+n/4)o2 +3,76(m+n/4)N2 = mco2 + n/2

h2o+3,76(m+n/4)n2

Persamaan ini telah disederhanakan karena cukup sulit untuk memastikan


proses pembakaran yang sempurna dengan rasio ekivalen yang tepat dari
udara. Jika terjadi pembakaran tidak sempurna, maka hasil persamaan di
atas CO2 dan H2O tidak akan terjadi, akan tetapi terbentuk hasil oksidasi
parsial berupa CO, CO2, dan H2O. Juga sering terbentuk hidrokarbon tak
jenuh, formaldehida dan kadang-kadang didapat juga karbon. Pada
temperatur yang sangat tinggi gas-gas pecah atau terdisosiasi
menjadi gas-gas yang tak sederhana, dan molekul-molekul dari gas dasar
akan terpecah menjadi atom-atom yang membutuhkan panas dan
menyebabkan kenaikan temperatur. Reaksi akan bersifat endotermik dan
disosiasi tergantung pada temperatur dan waktu kontak.

21
N. Perawatan
Menurut Calder, N. (2007), dalam buku Marine Diesel Engines
yaitu semua nosel injektor dilakukan perawatan sesuai dengan jam
kerja yang sudah ditentukan oleh buku manual dari injektor tersebut,
kecuali apabila injektor bahan bakar tersebut mengalami masalah
sebelum jangka waktu perawatan maka perlu dilakukan perbaikan.
Untuk perawatan injektor yaitu membersihkan semua permukaan
komponen dalam injektor dengan tidak menggunakan pembersi yang
kasar. Beberapa petunjuk untuk membersihkan nosel injektor
berlubang banyak dengan kit adalah :
1. Lepaskan semua jejak endapan karbon dari bagian luar nosel dan
putar katup jarum dengan sikat kawat dan poles jarum dengan
sepotong kayu lunak, jangan gunakan pembersih yang kasar.
2. Bersihkan dudukan nosel dengan pengikis, menggunakan ujung
pengikis yang sesuai.
3. Bersihkan rongga dengan scrap.
4. Gunakan catok pin dengan ukuran yang sesuai dari kawat penusuk
untuk membersihkan lubang semprotan di ujung nosel.

22
O. KERANGKA PIKIR

Sesuai dengan judul penelitian maka susunan kerangka pikir


adalah sebagai berikut :

Gambar 2.9 : Kerangka Pikir

Optimalisasi penyemprotan injektor


terhadap ruang pembakaran pada motor
induk di atas kapal

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

Adanya Terjadinya
Penyumbatan Pada Kemacetan Pada
Lubang Nosel Katup Jarum

Adanya Kotoran Pada Kotoran Bahan Bakar


Lubang Nosel Mengendap Antara Katup Jarum
dan Dududkan Injektor

Analisis/Pembahasan

Kesimpulan/Saran

Sumber : Peneliti

23
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian di kapal MV. TAISHO selama satu tahun yang
dimulai pada tanggal 01 September 2019 sampai dengan 03
September 2020.

B. Batasan Istilah
1. Injektor yaitu alat untuk mengabutkan bahan bakar minyak
sehingga terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang sangat halus
sehingga bahan bakar minyak berubah bentuk menjadi kabut.
2. Pengabutan yaitu suatu proses terjadinya pecahan partikel bahan
bakar menjadi pecahan yang paling kecil sehingga mudah
terbakar.
3. Nosel adalah bagian dari injektor yang menyemprotkan bahan
bakar dari pompa injeksi ke dalam silinder dengan tekanan tertentu
untuk mengatomisasi bahan bakar secara merata.
4. Termometer adalah alat ukur temperatur.
5. Katup jarum adalah jarum pengabut dalam nosel.
6. injeksi adalah proses dari pengabutan bahan bakar.
7. Titik mati atas (TMA) adalah titik dimana injektor akan menyemprot
bahan bakar ke dalam ruang silinder.
8. Silinder adalah ruang dimana tempat terjadinya proses
pembakaran.
9. Viskositas adalah nilai kekentalan suatu cairan.
10. Fuel tank adalah tanki penampungan bahan bakar.
11. Fuel filter adalah saringan dari bahan bakar.
12. separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan air yang
terkandung dalam bahan bakar.
13. Specifik gravity adalah berat jenis dari suatu cairan.

24
C. Jenis Dan Sumber Data
Sehubungan dengan penelitian ini, maka dibutuhkan sumber
data dalam menunjang pembahasan ini adalah:
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung yang diperoleh dengan cara metode survei, yaitu dengan
pengamatan dan mencatat secara langsung di tempat penelitian.
2. Data Sekunder
Merupakan data pelengkap untuk data primer yang didapat
dari berbagai sumber misalnya dari perpustakaan, buku-buku
bahan kuliah dan juga data-data yang bisa taruna peroleh dari
perusahaan serta semua yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung
terhadap objek yang akan diteliti dilapangan pada waktu penulis
melakukan penelitian di kapal.
E. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini
dikumpulkan melalui :
1. Metode Lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara mengadakan peninjauan langsung terhadap objek
yang diteliti, data dan informasi dikumpulkan melalui observasi yaitu
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
akan dibahas dalam skripsi.
2. Tinjauan Pustaka (library research), selain penelitian yang
dilaksanakan di atas kapal penulis juga melakukan penelitian
dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas supaya
memperoleh landasan teori dalam membahas masalah yang diteliti.

25
F. Teknik Analisa Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
destriktif dimana kegiatan yang dilakukan dengan memulai langkah
mengamati objek yang diteliti dan mencatat data-data yang menunjang
pada saat melaksanakan penelitian, kemudian menganalisa objek
tersebut untuk dipaparkan secara rinci data yang diperoleh.

26
G. JADWAL PENELITIAN

Tabel 3.1 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Tahun 2019
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan
1 data buku
referensi
2 Membahas judul
Pembimbingan
judul proposal
3
dan persetujuan
seminar
4 Seminar proposal
Tahun 2019
Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan data
penelitian
Tahun 2020
5 Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan data
penelitian
Rekap dan
6 spesifikasi data
penelitian
Uji data
7
penelitian
8 Penyusunan
9 Seminar Hasil
10 Perbaikan
11 Bimbingan Tutup
12 Seminar Tutup
13 Perbaikan
14 Selesai

Sumber : Peneliti

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian


1. Tempat
Tempat penelitian dilaksanakan di kapal MV. TAISHO, adapun
objek yang diteliti adalah penyebab kurang optimalnya
penyemprotan injektor ke dalam ruang pembakaran pada motor
induk di kapal.
2. Waktu
Adapun waktu penelitian di kapal MV. TAISHO, yaitu selama 1
tahun.
B. Ship Particular Dan Spesifikasi Mesin Induk
Objek penelitian penulis lakukan pada injektor mesin induk di
kapal MV. TAISHO.
1. Ship Particular MV. TAISHO
Tipe : General Cargo
Bendera : INDONESIA
IMO Number : 9425306
Call :3FN12
Builder : NANJING WUIJIAZUI SHIPBUILDING
Owner : PT. INDOSHIPPING
Tonase Kotor (GT) : 1031.TON
Jumlah Crew : 18 Orang
Panjang Keseluruhan : 65.40 m
Lebar (B) : 11 m
Max. Draft : 4,4 m
2. Spesifikasi Mesin Induk
Maker : Dosan MAN-B&W
Model/Type : 6M26AGTE
Power (kW) : 1200

28
Speed in (Kn) : 8.00
Speed (RPM) : 375
No. of Cylinder :6
Cyl. Bore (mm) : 500
Stroke Length (mm) : 2,000
3. Spesifikasi Injektor
Opening pressure : 300-380 bar
Tightening torque : 25 Nm
Inlet seat, max. diameter : 18 mm
Weight : 7,2 kg

C. Analisa Data
Bab ini akan dibahas tentang penyebab kurang optimalnya
penyemprotan injektor ke dalam ruang pembakaran pada mesin induk
di atas kapal dan cara pencegahannya.

1. Data Hasil Pengamatan Langsung Objek yang Diteliti


Tabel 4.1. Jam Kerja Untuk Komponen Injektor
No Komponen Injektor Jam Kerja

1 Fuel Valve Setiap 8000 jam operasi, periksa


kondisi dan perbaikan yang harus
dilakukan
2 Fuel Nozzle Setiap 8000 jam bagian operasi
harus diganti
3 Spindle Guide Setiap 16000 jam bagian operasi
harus diganti
4 Non Return Valve Setiap 8000 jam perbaikan operasi
harus dilakukan

Sumber : Instruction Manual Book Main Engine

a. Sebelum rusak (Normal)


Adapun data-data yang diperoleh penulis mengenai injektor
pada tanggal 04 November 2019 ketika melaksanakan pelayaran

29
dari pangkep ke waikelo (NTT) saat injektor dalam keadaan
normal. sehubungan dengan judul yang diangkat sebagai bahan
perbandingan yang diambil pada saat melakukan penelitian di
kapal :
Tabel 4.2 : Kondisi Injektor Normal
Suhu
Tekanan
No Jam jaga gas buang (silinder) (oC)
kg/cm2
1 2 3 4 5 6
1 00.00-04.00 300-380 380 380 370 370 380 380
2 04.00-08.00 300-380 380 380 365 370 370 370
3 08.00-12.00 300-380 380 380 370 370 375 380
4 12.00-16.00 300-380 370 380 370 370 380 380
5 16.00-20.00 300-380 370 380 360 370 380 370
6 20.00-24.00 300-380 375 380 370 370 380 375
Sumber : Log Book MV. TAISHO
b. Kondisi pada saat kerusakan (Abnormal)
Berdasarkan fakta yang diperoleh penulis di kapal MV.
TAISHO, pada tanggal 08 November 2019 dalam perjalanan dari
pangkep menuju waikelo (NTT), pada saat itu mesin induk
mengalami masalah temperatur gas buang pada silinder no 6
meningkat, dan menurunnya temperatur gas buang pada silinder
no. 1, sehingga pelayaran tertunda dan segera melakukan
perbaikan guna menghindari kerusakan fatal, setelah di check
dan dilakukan pengetesan tekanan pada pengetes injektor,
tekanan injektor silider no 6 dan injektor silinder no 1 menurun
250-290 kg/cm2 dikarenakan terjadi kemacetan pada katup jarum
dan terjadi penyumbatan pada lubang nosel.
Peristiwa ini terdeteksi pada saat pengambilan data gas
buang yang tertera pada parameter mesin induk yang mana gas
buang silinder no 1 menurun dan meningkatnya gas buang

30
silinder no 6. Sebelum melakukan pergantian jaga 20.00-24.00
seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Kondisi Injektor Abnormal
Suhu
Tekanan
No Jam jaga gas buang (silider) (oC)
kg/cm2
1 2 3 4 5 6
1 00.00-04.00 300-380 375 380 370 385 370 370
2 04.00-08.00 300-380 370 380 375 380 375 375
3 08.00-12.00 300-380 375 375 380 375 375 375
4 12.00-16.00 300-380 375 380 380 375 375 380
5 16.00-20.00 300-380 370 380 380 375 380 385
6 20.00-24.00 250-380 350 380 380 380 380 425
Sumber : Log Book MV. TAISHO

c. Kondisi setelah perbaikan (Normal)


Setelah dilakukan perbaikan injektor silinder no 1 dan no 6
pada tanggal 9 november 2019, perjalanan menuju waikelo (NTT)
di lanjutkan kembali. Maka penulis kembali mengambil data dari
pada injektor untuk mengamati perkembangan dari objek penelitian.
Hasil data yang didapatkan setelah perbaikan yaitu :
Tabel 4.4 : Kondisi Setelah Perbaikan
Suhu
Tekanan
No Jam jaga gas buang (silider) (oC)
kg/cm2
1 2 3 4 5 6
1 00.00-04.00 300-380 375 380 380 380 380 375
2 04.00-08.00 300-380 370 380 375 380 375 375
3 08.00-12.00 300-380 375 375 380 375 375 375
4 12.00-16.00 300-380 380 380 380 375 375 375
5 16.00-20.00 300-380 375 380 380 375 380 380
6 20.00-24.00 300-380 375 380 380 375 380 375

Sumber : Log Book MV. TAISHO

31
d. Uji data hasil penelitian
Konsep dan hasil uji data dalam grafik.
Perbandingan normal, tidak normal, dan setelah perbaikan injektor
pada silinder no. 1 dan no. 6 pada jam 20.00-24.00.
Gambar 4.1 : Grafik temperatur gas buang

420

400

380
Suhu (oC)

360

340

320

300

0
1 2 3 4 5 6 Cyl

Suhu Normal
Suhu Tidak Normal
Suhu setelah perbaikan

Berdasarkan data di atas yang diperoleh penulis pada saat


pengambilan data di kapal MV. TAISHO tentang tekanan injektor
pada mesin induk. Penulis menemukan faktor-faktor yang
menyebabkan kurang optimalnya penyemprotan injektor ke dalam
ruang pmbakaran diatas kapal, yaitu :
1) Tersumbatnya lubang pada nosel
Pengabutan pada Injektor sangat penting untuk pembakaran,
dengan kurang sempurnanya pengabutan dapat menyebabkan
pembakaran di dalam ruang bakar tidak sempurna sehingga daya

32
yang dihasilkan mesin berkurang dan temperatur gas buang
menurun, hal ini disebabkan oleh :

a) Kotornya bahan bakar


Tersumbatnya lubang pada nosel sangat di pengaruhi oleh
bahan bakar yang masuk ke dalam injektor. Karena bahan
bakar yang tidak bersih atau terdapat kotoran masuk ke dalam
injektor, maka kotoran tersebut akan menempel di sekitar
dinding pada lubang, dan dalam jangka waktu yang agak lama
dengan adanya panas yang di peroleh dari proses pembakaran
mengakibatkan terjadinya pembentukan karbon pada dinding
lubang nosel tersebut, yang akhirnya menutup lubang lubang
pada nosel.
b) Terjadinya pembentukan karbon pada ujung nosel
Sistem pembakaran yang tidak sempurna juga
menyebabkan terjadinya pembentukan karbon yang menempel
pada permukaan ujung nosel yang berbentuk butiran-butiran
karbon, apabila dibiarkan karbon-karbon tersebut akan
bertambah banyak dan akhirnya akan menyebabkan
terhambatnya bahan bakar yang dikabutkan ke dalam ruang
bakar.
2) Terjadinya kemacetan pada katup jarum
Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap
terjadinya kemacetan sehingga proses pengabutan kurang
sempurna. Kandungan belerang yang terlalu tinggi yang terdapat
di dalam bahan bakar akan menyebabnya timbulnya
pengendapan.
Kualitas bahan bakar yang kurang sehingga sering terjadi
penyumbatan pada saringan bahan bakar oleh kotoran seperti
lumpur.

33
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tersumbatnya lubang nosel
Pemeriksaan dan pengecekan serta perawatan harus dilakukan
dengan penuh ketelitian serta menjaga kebersihan bagian-bagian
dari nosel injektor khususnya yang hendak di pebaiki, tidak boleh
berserakan melainkan diletakkan pada tempat tertentu dan dalam
posisi yang aman. Komponen-komponen tersebut terlebih dahulu
direndam dan dibersihkan dengan minyak (Diesel Oil) hingga bersih.
Setelah bersih, periksa dan lakukan perawatan sesuai jadwal.
a. Penanganan tersumbatnya lubang nosel
Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penanganan perbaikan lubang nosel yang tersumbat karena
bahan bakar yang tidak bersih hingga menyebabkan terjadinya
pembentukan karbon pada dinding lubang nosel hingga lubang
nosel jadi buntu, langkah-langkah yang dilakukan sesuai buku
manual MV.TAISHO adalah sebagai berikut:
1) Lakukan pemeriksaan pada lubang nosel, baik lubang
pemasukan maupun lubang pengabutan bahan bakar yang
terdapat pada nosel dari sumbatan kotoran dan karbon dari
bahan bakar.
2) Bersihkan lubang nosel yang tersumbat dengan
menggunakan jarum secara perlahan dan hati-hati. Hal itu
dimaksudkan agar lubang nosel tidak rusak dengan terlebih
dahulu merendamnya dengan minyak lalu dibersihkan
dengan jarum hingga lubang tersebut tembus.
3) Setelah tembus rendam lagi dengan minyak kemudian
semprot dengan udara bertekanan. Lakukan hal tersebut
secara berulang hingga benar-benar bersih.
4) Lakukan pengetesan dengan terlebih dahulu meratakan
dudukannya, kemudian bersihkan lagi dengan minyak terus
semprot dengan udara bertekanan.

34
5) Saat melakukan pemasangan nosel pada dudukannya
dengan memperhatikan letak dan posisinya, yaitu harus
tepat pada pin yang ada, setelah itu kencangkan, dan
injektor siap untuk di uji.
6) Lakukan pengetesan sebagaimana prosedur, perhatikan
tekanan dan pengabutan yang terjadi pada saat pengetesan.
Bila mana pengabutan sudah bagus dan tekanan
pengabutan tercapai maka injektor tersebut sudah layak
pakai.

b. Penanganan sumbatan karena pembentukan karbon pada ujung


nosel
Pemeriksaan dan perwatan yang harus dilakukan sesuai
buku manual MV. TAISHO pada system permasalahan seperti
diatas, terlebih dahulu merendam dengan minyak. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut :
1) Bersihkan karbon yang menempel pada ujung nosel,
kemudiam tusuk lubang pengabut dengan jarum lalu
bersihkan dengan minyak kemudiam semprot. Lakukan
hingga berulang sampai bersih.
2) Pasang kembali nosel pada dudukan terlebih dahulu dengan
meratakan dengan dudukannya kemudian ikat dengan
kencang dan injektor siap untuk di uji.
3) Waktu melakukan pengetesan, perhatikan pengabutan dan
tekananya. Bilamana pengabutan dan tekanan telah sesuai
dan tidak ada masalah lain, maka injektor tersebut suda
layak untuk di pakai.
4) Injektor siap untuk dipakai ataupun di jadikan sebagai suku
cadang.

35
2. Kemacetan pada katup jarum
Kemacetan katup jarum akan mengakibatkan kebocoran atau
penetesan bahan bakar setelah selesai proses pengabutan dari
lubang-lubang pengabut. Hal ini disebabkan karena jarum pengabut
(needle valve) tidak dapat menutup rapat atau kembali pada
dudukannya dan akan menyebabkan pembakaran susulan akibat
bahan bakar menetes. Untuk mendapatkan tekanan yang di inginkan
adapun langkah–langkah yang dilakukan untuk menangani
kemacetan pada katup jarum yaitu:
a. Buka atau lepas kompone injektor.
b. Bersihkan jarum pengabut dan dudukannya dengan minyak diesel
oil sampai endapan kotoran bahan bakar bersih.
c. Gesekkan katup jarum pada dudukannya dengan paste.
d. Lakukan berulang hingga permukaan katup jarum rata pada
dudukannya, kemudian bersihkan pasta yang menempel pada
permukaan katup jarum dan dudukan injektor, jarum harus
meluncur pelan pelan dengan sendirinya.
e. Kemudian lakukan penyetelan tekanan penyemprotan dengan
cara mengurangi ataupun menambah tebal shim. Perbedaan
tebal 0,04 mm akan merubah tekanan penyemprotan 4 bar, atau
menambahkan shim dengan tebal 0,1 mm akan menambah
tekanan sebesar 10 kg/cm2.
f. Rakit kembali injektor dan lakukan pengetesan, perhatikan
tekanan dan pengabutan pada injektor lalu perhatikan juga
bahan bakar apakah masih ada yang menetes atau tidak. Kalau
bahan bakar tidak lagi menetes dengan pengabutan yang bagus
serta tekanan yang sesuai.
g. Injektor siap untuk dipakai atau dijadikan sebagai cadangan.

36
E. Perawatan Injektor
Dalam perawatan injektor ada tiga faktor yang menentukan baik
tidaknya perawatan injektor tersebut yaitu :
1. Waktu atau jadwal perawatan
Injektor yang digunakan pada mesin harus dirawat berdasarkan
jam kerja dari mesin sesuai Instruction Manual Book. Injektor harus
dirawat sesuai dengan jam kerjanya agar tidak menimbulkan
pengabutan yang kurang sempurna pada nosel. Sehingga
pembakarannya mengakibatkan naiknya temperatur gas buang,
seperti yang telah penulis alami saat melakukan praktek laut.
Dimana injektor sudah waktunya untuk dilakukan perawatan tetapi
ditunda sehingga pembakaran yang dihasilkan tidak sempurna dan
mengakibatkan daya mesin yang dihasilkan menurun.
2. Suku cadang / Spare Part
Masalah suku cadang atau suku cadang dalam perusahaan
pelayaran sangat diperhitungkan. Hal ini karena disamping harga
yang mahal juga memerlukan biaya untuk pengiriman suku cadang
tersebut. Seperti dalam suku cadang injektor, kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam perawatan. Walaupun perawatan
sudah dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan orang
yang melakukan perawatan adalah orang yang berpengalaman dan
mengetahui tentang injektor tetapi jika suku cadang tidak ada akan
berdampak pada kurang optimalnya proses perawatan.
Sesuai pengamatan penulis sewaktu mengetes injektor pada
mesin induk dapat mengabut dengan baik pada tekanan 320 bar.
Jika injektor tidak dapat mengabut dengan baik berarti nosel tersebut
perlu diskir dengan grinding paste yang telah dianjurkan dalam buku
petunjuk perawatan mesin induk.
Setelah itu dilakukan pengetesan dan hasilnya baik. nosel tidak
tersumbat sehingga masih bisa digunakan. Sebaliknya apabila nosel
tersebut tersumbat maka harus segera diganti dengan yang baru.

37
Namun karena tidak memiliki suku cadang maka injektor tersebut
tetap harus digunakan sambil menunggu suku cadang. Hal ini jelas
mengganggu kelancaran pengoperasian kapal.
3. Sumber Daya Manusia
Selama perawatan injektor, masinis yang melakukan
pemeriksaan injektor harus mengetahui dan memahami cara
pemeriksaan injektor sesuai buku manual. Jadi dalam perawatan
injektor diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang injektor.

F. Solusi Pemecahan Masalah


1. Deskripsi
Hasil analisa, penelitian dan perbaikan yang dilakukan peneliti
maka dinyatakan bahwa menurunya tekanan injektor diakibatkan
oleh karena adanya penyumbatan pada lubang nosel injektor dan
macetnya katup jarum, hal ini terjadi karena pengaruh bahan bakar
yang kotor.
2. Solusi
Setelah mengetahui penyebab menurunnya tekanan injektor
pada proses pembakaran motor diesel mesin induk maka langkah-
langkah yang dilakuan yaitu :
a. Untuk mengembalikan tekanan yang normal pada proses
pembakaran dapat dilakukan dengan cara melakukan
pembersihan dan perawatan, lihat kondisi nosel apabila masih
layak. Jika sudah tidak layak maka lakukan penggantian suku
cadang dengan yang baru.
b. Setelah itu lakukan pengetesan dengan memberi tekanan secara
berkala. Pastikan bahan bakar yang keluar dari dalam injektor
mengalami pengabutan.
3. Penanganan
Agar injektor selalu dalam keadaan yang optimal dan suhu gas
buang dalam keadaan stabil maka harus dilakukan perawatan

38
khususnya pada ujung nosel yang sering mengalami pengecilan
lubang injeksi dan selalu dilakukan pengetesan secara berkala untuk
mengetahui apakah tekanan injektor masih normal dan konstan atau
tekanan injektor sudah berubah. Kekentalan dan suhu bahan bakar
juga sangat mempengaruhi kondisi injektor, maka dari itu harus tetap
dijaga karena mesin induk diatas kapal menggunakan bahan bakar
jenis MFO.
4. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi kotoran bahan bakar:
a. Melakukan pembersihan pada tangki bahan bakar.
b. Melakukan perawatan pada pesawat sentrifugal (purifier) agar
kinerja pesawat pemisahannya antara bahan bakar dan kotoran
maksimal.
c. Melakukan pembersihan pada saringan bahan bakar.
5. Langkah pengujian pengetesan injektor sebelum digunakan:
a. Tes tekanan penyomprotan.
b. Tes pengabutan.
c. Tes kebocoran.

39
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil uraian skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kurang optimalnya penyemprotan injektor ke dalam ruang
pembakaran diatas kapal disebabkan karena kurangnya
pengabutan akibat terjadi penyumbatan pada lubang nosel injektor.
2. Kotornya bahan bakar sangat mempengaruhi kondisi injektor.
Karena kotoran yang terus-terusan masuk ke dalam injektor dapat
menyebabkan pengendapan kotoran bahan bakar diantara
dudukan injektor dengan katup jarum yang mengakibatkan
turunnya tekanan bahan bakar injektor.

B. Saran
Adapun saran-saran yang penulis dapat berikan yaitu :
1. Senantiasa melakukan pemeriksaan terhadap injektor secara
berkala sesuai dengan jam kerja (running hours) yang ditetapkan
dengan mengikuti petunjuk sesuai dengan buku manual.
2. Senantiasa melakukan perawatan serta memperhatikan kondisi,
suhu, kekentalan bahan bakar, juga sistem bahan bakar, baik itu
tangki penyimpanan, pompa, saringan, ataupun pembersih bahan
bakar (purifier) agar bahan bakar selalu dalam keadaan bersih dan
kotoran tidak mudah masuk ke dalam injektor, sehingga tidak
terjadi penyempitan lubang nosel atau kerusakan yang lebih fatal
pada injektor.

40
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2008). Teknologi Motor Diesel. Yogyakarta.

Arifin, Z. (2011). System Bahan Bakar Motor Diesel. Yogyakarta.

Arismunandar, W. & Tsuda, K. (2008). Motor Diesel Putaran Tinggi. Jakarta.

Arismunandar, W. (1988). Motor Bakar Torak. Bandung.

Aslang. (2000). Motor Diesel dan Turbin Gas II, Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.

Intruction Manual Book. 2010. MV.TAISHO.

Japan International Cooperation Agency (JICA). (2010), Diesel Engine III.

Calder, N. (2007). Marine Diesel Engines.

Maanen, V. (1987). Motor Diesel. Erlangga.

Maanen. (1983). Motor Diesel Kapal. Erlangga.

Maanen, V. (1990). Operasi dan pemeliharaan Mesin Diesel. Erlangga.

Romzana (2000), Injeksi Bahan Bakar. Jakarta.

Santoso, B. (1989). Teknis Praktis Sevise Motor Diesel. Surabaya.

Sukoco (2008). Teknologi Motor Diesel. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai