PROGRAM STUDI
TEKNIKA
Penelitian ini dilaksanakan saat praktek laut di atas kapal MV. TAISHO
milik perusahaan PT. INDO SHIPPING Indonesia selama satu tahun dua
hari terhitung dari tanggal 1 September 2019 sampai 3 September 2020.
Sumber data yang diperoleh adalah data langsung dari tempat penelitian
melalui observasi terhadap objek penelitian, dokumen, literature yang
berkaitan dengan judul skripsi pada saat melaksanakan praktek laut di
atas kapal dan wawancara langsung dengan kepala kamar mesin dan
para masinis di atas kapal, selain penelitian dilaksanakan di atas kapal
penulis juga mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
vi
ABSTRACT
Injector is the one of tools in the engine room that has function to inject the
fuel oil in mist form to the combustion space assisted by high pressure
pump called Bosch Pump. Bosch Pump will compress the fuel oil into
injector with high pressure, until the fuel forced and come out in mist form
from injector by the small size of injector hole. The purpose of this
research is to find out the influence caused by leakages of injector
concerning quality of combustion.
This research in located on the ship MV. TAISHO owned by PT. INDO
SHIPPING Indonesia for one year seventeen days starting from 1
September 2019 to 3 September 2021. Data source obtained is the direct
data from the place of research, documents, literature related to the title of
the thesis at the time of implementing marine practices on board and a live
interview with the chief engineer and the engineerings on board, in
addition to research carried out on the ship the author also studied the
books related to the problem under study.
The result this study indicate that analysis does not normally carburetion
the injector of main engine on MV. TAISHO is the stopped up of the hole
at the nozzle is very influence at the fuel into the injector. Because the fuel
that not clean or has a sewage into the injector. The drops of fuel at the
nozzle that caused fault of the fuel supply to the burning room inside
shape of mist, and the laxness at the injector component.
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motor diesel di atas kapal merupakan komponen yang sangat
penting untuk kelancaran operasional pelayaran. Sehingga perlu
dilaksanakan perawatan secara berkala dan terencana untuk menjaga
kestabilan operasionalnya. Operasional dari sebuah motor diesel
dikatakan stabil bilamana daya yang dihasilkan untuk tiap langkah
mencapai nilai rata-rata yang telah ditetapkan. Daya yang diberikan
pada motor diesel tergantung dari sistem pembakaran motor diesel
tersebut.
Pembakaran merupakan sebuah proses utama dari
pengoperasian motor diesel, di mana hasil dari pembakaran
dikompersi menjadi daya pada mesin. Pada proses pembakaran ini,
gerak yang diubah adalah gerak lurus vertikal menjadi gerak putar
yang nantinya diteruskan pada poros untuk memutar baling-baling.
Putaran dari baling-baling inilah yang menggerakkan kapal dalam
segala posisi, baik itu maju ataupun mundur. Bilamana semua itu
dalam kondisi yang stabil, maka operasi pelayaran akan berjalan
lancar, dan sebaliknya jika kinerja mesin tidak optimal, maka tenaga
yang dihasilkan oleh mesin induk kurang optimal akan mengakibatkan
aktifitas pelayaran akan terganggu.
Salah satu komponen yang terdapat pada motor diesel, yang
mempengaruhi sistem pembakaran adalah injektor. Injektor dalam
salah satu komponen mesin induk di atas kapal yang berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar yang akan disemprotkan oleh nosel injektor
ke dalam silinder. Injektor ini memiliki peranan yang sangat penting
dalam mendukung proses pembakaran pada mesin induk di kapal,
apabila injektor tidak bekerja dengan baik gas buang akan berasap
dan akan berpengaruh juga terhadap pemakaian bahan bakar.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mustholiq bahwa
menurunnya tekanan injektor akibat terjadinya gangguan pada pompa
injeksi yang menyebabkan tekanan bahan bakar injektor menjadi
berkurang, hal ini disebabkan karena tergoresnya plunger pada pompa
injeksi yang mengakibatkan plunger dan barrel tidak presisi.
Penurunan tekanan injektor juga dapat disebabkan adanya
penyumbatan pada lubang nosel dan kemacetan pada katup jarum
injektor.
Mengingat fungsi dari sebuah injektor yang memiliki peranan
begitu penting dalam sistem pembakaran maka perlu dijaga fungsinya
agar tetap stabil. Untuk itu, perlu adanya perawatan terhadap injektor
beserta seluruh komponen-komponennya agar tetap berfungsi dengan
baik.
Tekanan injektor yang dihasilkan saat menyemprotkan bahan
bakar harus mencapai 300-380 kg/cm2 pada buku manual MDM Batur.
Terkadang injektor tidak mampu menyemprotkan bahan bakar dengan
tekanan yang telah ditentukan yang mana masalah ini bisa
dikarenakan berbagai macam faktor.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis menuangkannya
dalam sebuah penelitian dan karya ilmiah dalam bentuk skripsi
dengan judul “Analisa Optimalisasi Penyemprotan Injektor ke
Dalam Ruang Pembakaran Motor Induk Di kapal MV.TAISHO”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada subbab
sebelumnya, penulis membuat rumusan permasalahan yang nantinya
akan dikembangkan dalam bab selanjutnya yaitu: Apa penyebab
menurunnya tekanan injektor pada proses pembakaran motor diesel
mesin induk?
2
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui adanya penyumbatan pada lubang nosel.
2. Untuk mengetahui terjadinya kemacetan pada katup jarum.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini yaitu :
1. Manfaat teoritis
Bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan
pemikiran atau memperkaya konsep-konsep, teori-teori terhadap
ilmu pengetahuan dari penelitian yang dilakukan, khususnya yang
terkait dengan penurunan tekanan injektor pada proses
pembakaran motor diesel.
2. Manfaat praktis
Bahwa hasil penelitian bermanfaat memberikan sumbangan
pemikiran bagi pemecahan masalah akan penelitian yang
dilakukan.
E. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, menurunya tekanan injektor pada
proses pembakaran motor diesel mesin induk adalah sebagai berikut :
1. Adanya penyumbatan pada lubang nosel.
2. Terjadinya kemacetan pada katup jarum.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Injektor
Menurut Japan International Cooperation Agency (2010), dalam
permesinan kapal mesin diesel. Katup penyemprotan bahan bakar
(Injector) merupakan satu cara pemasukan bahan bakar yang
disediakan pompa penyemprot bahan bakar ke dalam ruang
pembakaran. Syarat-syarat agar dapat terjadi pembakaran sempurna
adalah bahan bakar dikabutkan keseluruh ruang pembakaran agar
tercampur udara, dan campuran bahan bakar udara itu diusahakan
tetap bersuhu tinggi tanpa menyentuh torak ataupun dinding silinder.
Untuk terlaksananya hal di atas kondisi penyemprotan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk tiap langkah dorong jumlah bahan bakar yang disemprotkan
ke dalam silinder harus sesuai dengan beban terhadap mesin.
2. Penyemprotan bahan bakar ke dalam silinder harus di laksanakan
dengan tepat.
3. Laju penyemprotan dinyatakan dengan tepat.
4. Bahan bakar dikabutkan menjadi titik minyak halus.
Menurut Maleev (1991), dalam Operasi dan Pemeliharaan Motor
Diesel, mengemukakan bahwa injektor adalah katup penyemprotan
bahan bakar (nozzle), yang merupakan suatu cara pemasukan bahan
bakar ke dalam ruang pembakaran. Jika bahan bakar disemprotkan
ke dalam silinder melalui lubang yang diameternya 0,2 sampai 0,8
mm dengan tekanan tinggi sehingga terjadi pengabutan yang
menghasilkan pembakaran.
B. Fungsi Injektor
Arifin, Z. (2008), dalam buku Teknologi Motor Diesel, injektor
berfungsi mengatur bentuk kabutan bahan bakar yang di injeksikan ke
dalam silinder. Bentuk kabutan bahan bakar untuk tujuan atomisasi
dan penetrasi. Atomisasi untuk proses penguapan bahan bakar, agar
dapat bereaksi dengan oksigen, sedangkan penetrasi untuk
mendapatkan homogenitas campuran, yaitu diawali degan
penyebaran bahan bakar yang merata keseluru ruang pembakaran.
Injektor berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel
dari pompa injeksi ke dalam silinder pada setiap akhir langkah
kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA. Injektor yang
dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari pompa
injeksi yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang
bertekanan antara 300 sampai 380 kg/cm², tekanan ini mengakibatkan
peningkatan suhu pembakaran. Udara dalam silinder meningkat
menjadi 600 0C dan bahan bakar dikabutkan melalui injektor ini hanya
berlangsung satu kali pada setiap siklus yakni pada setiap akhir
langkah kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan dalam
kapasitas tertentu dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka
injektor yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup
atau membuka saluran injektor ini sehingga kelebihan bahan bakar
yang tidak mengabut akan dialirkan kembali kebagian lain atau ke
tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).
5
6. Mur penutup nosel fungsinya untuk memegang atau menahan
nosel terhadap dudukan injektor.
7. Rumah injektor fungsinya sebagai tempat dudukan dari
komponen-komponen injektor lainnya.
E. Sistem Pengabutan
Menurut Maanen, V. (1987), dalam buku Motor Diesel
mengemukakan pada sebuah motor diesel bahan bakar dicampur
dengan cepat dengan udara tekanan tinggi sebelum pembakaran,
campuran yang dibentuk akan menyala akibat suhu akhir kompresi
yang tinggi (527 – 627 0C).
Mengenai cara penyemprotan bahan bakar dan pembentukan
campuran dikenal dua sistem utama :
6
1. Penyemprotan Tidak Langsung
Bahan bakar disemprotkan ke dalam sebuah pembakaran
pendahuluan yang terpisah di ruang pembakaran utama. Ruang
tersebut memiliki 25% - 60% dari volume total ruang pembakaran.
Berbeda keuntungan dari penyemprotan tidak langsung
adalah karena penyalaan tepat (kelambatan penyalaan kecil) motor
tidak terlalu peka terhadap kualitas bahan bakar. Tekanan
pembakaran maksimal rendah dan motor bekerja dengan tenang,
dengan pengabut berlubang tunggal, lubang penyemprotan relatif
besar tidak akan terjadi bahaya penyumbatan.
Kerugian adalah rendemen motor rendah akibat kerugian
aliran dan kerugian panas di dalam ruang pendahuluan dan ruang
pusar. Mesin sangat sulit di nyalakan sehingga membutuhkan
bantuan penyalaan dalam bentuk spiral pijar atau sumber pijar.
Penyemprotan ruang pendahuluan dan penyemprotan ruang pusar
hanya diterapkan untuk motor putaran tinggi.
Sumber : https://www.kitapunya.net/2014/01/macam-ruang-bakar-mesin-
diesel.html
2. Penyemprotan Langsung
Menurut Santoso, B. (1989), dalam buku Teknis Praktis
Sevise Motor Diesel yaitu injeksi langsung pada motor diesel cara
7
kerjanya adalah nosel menyomprotkan bahan bakar dalam bentuk
kabut kedalam silinder sehingga proses pembakarannya terjadi
secara serempak. Sistem penyemprotan langsung diterapkan pada
motor putaran rendah dan motor putaran menengah dan pada
bagian besar motor putaran tinggi.
Sumber : https://www.kitapunya.net/2014/01/macam-ruang-bakar-mesin-
diesel.html
8
tinggi akibatnya akan sama dengan injeksi terlalu awal, kalau
kecepatan injeksi terlalu rendah, akibatnya sama dengan injeksi
yang sangat terlambat.
3. Distribusi dari bahan bakar dalam pembakaran
Distribusi bahan bakar akan menyusup keseluruh ruang
bakar yang berisi oksigen, oksigen untuk pembakaran, kalau
bahan bakar tidak di distribusikan dengan baik, maka sebagian
dari oksigen yang tersedia tidak akan di manfaatkan dan keluaran
daya mesin akan rendah.
4. Pengaturan waktu yang tepat dari injeksi bahan bakar
Pengaturan waktu yang tepat berarti mengawali injeksi
bahan bakar pada saat di perlukan adalah mutlak untuk
mendapatkan daya maksimum dari bahan bakar yang baik serta
pembakaran yang sempurna. Kalau bahan bakar di injeksikan
terlalu awal dalam daur, maka penyalaannya akan diperlambat
karena suhu udara pada titik ini cukup tinggi. Keterlambatan yang
berlebihan akan memberikan operasi yang kasar dan berisik dari
mesin serta memungkinkan kerugian bahan bakar karena
pembahasan dinding silinder dan kepala torak. Akibatnya adalah
borosnya bahan bakar dan asap dalam gas buang. Kalau
sebagian dari bahan bakar akan terbakar pada saat torak telah
jauh melampaui TMA. Kalau ini terjadi, maka mesin tidak akan
membangkitkan daya maksimum, gas buang akan berasap, dan
pemakaian bahan bakar menjadi boros.
9
Syarat tersebut bisa dipenuhi apabila :
1. Memasukkan bahan bakar kedalam silinder sesuai dengan
kebutuhan.
2. Mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan yang
diminta.
3. Mendistribusikan bahan bakar untuk memperoleh pembakaran
sempurna dalam waktu yang ditetapkan.
10
3. Akhir penginjeksian
Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan
bahan bakar turun, dan tekanan pegas (pressure spring)
mengembalikan katup jarum ke posisi semula. Pada saat ini katup
jarum tertekan kuat pada dudukan nosel dan menutup saluran
bahan bakar. Sebagian bahan bakar tersisa di antara pin dan
nozzle holder dan melumasi semua komponen dan kembali ke pipa
tangki bahan bakar (over flow). Katup jarum dan nozzle body
membentuk sejenis katup untuk mengatur awal dan akhir injeksi
bahan bakar dengan tekanan bahan bakar.
11
bakar mula-mula akan dikomprimir dalam silinder pompa dan pada
saluran penghubung antara pompa dengan pengabut sehingga
mencapai tekanan penyemprotan yang diisyaratkan dan kemudian
akan berlangsung penyemprotan dan pengabutan. Antara saat
langkah tekanan pompa dan saat awal penyemprotan terdapat suatu
periode perlambatan yang disebut dengan pelambatan penyemprotan.
Lama waktu kelambatan tersebut tergantung dari konstruksi dan
volume bahan bakar dalam pompa. Setelah butir-butir bahan bakar
pertama berada dalam silinder akan terjadi proses kimia dari
penyalaan dan pembakaran.
Menurut Maanen, V. (1983), secara teoritis sekitar 14,0 – 14.5
kg udara diperlukan untuk pembakaran 1 kg minyak bahan bakar.
Tetapi dalam hal ini sebagian partikel dari oksigen yang tercampur
nitrogen dan hasil pembakaran tidak mampu berperan serta dalam
proses pembakaran karena singkatnya waktu yang dibutuhkan.
Sejumlah carbon monoksida kemudian akan berbentuk atau partikel
carbon tetap belum terbakar. Maka, untuk menjamin pembakaran yang
sempurna dan untuk menghindari rugi panas karena pembakaran
monoksida harus terdapat kelebihan udara dalam silinder.
Perbandingan berat udara yang ada terdapat berat bahan bakar yang
diinjeksikan selama tiap langkah daya disebut perbandingan udara
bahan bakar.
Perbandingan ini merupakan faktor yang sangat penting dalam
operasi motor bakar. Dengan meningkatnya beban akan lebih banyak
bahan bakar yang diinjeksikan, tetapi jumlah udara dalam silinder
praktis akan tetap konstan, sehingga perbandingan bahan bakar
menurun. Meskipun mesin dibebani penuh perbandingan bahan bakar
antara 25-30% lebih besar dari pada 14,5 kg. Jadi harus banyak
kelebihan udara di atas minimum yang diperlukan untuk pembakaran
sempurna dalam silinder.
12
Agar bahan bakar dapat dimasukkan ke dalam silinder dengan
cara cepat, diperlukan suatu mekanisme yang amat teliti dan dapat
dipercaya. Mekanisme tersebut terdiri dari sebuah pompa bahan bakar
tekanan tinggi yang pada umumnya selalu digerakkan oleh sebuah nok
yang ditempatkan pada sebuah poros nok sebuah saluran bahan
bakar tekanan tinggi dan sebuah katup bahan bakar dengan pengabut
yang ditempatkan pada tutup silinder.
Menurut Maanen, V. (1990), suatu kerugian dari metode tersebut
adalah bahwa pada hasil pompa yang sedikit, jadi pada beban motor
rendah tekanan penyemprotan maksimal berkurang dengan cepat,
tekanan sisa akan berada di bawah tekanan gas/uap dari bahan bakar.
Akibatnya pembentukan kavitasi (pembentukan gelombang gas) di
dalam saluran bahan bakar, hal tersebut akan mengakibatkan
kelambatan penyemprotan yang besar dalam langkah tekanan pompa
yang berikutnya. Bahan bakar yang diterima di atas kapal pada
umumnya banyak mengandung kotoran berupa zat padat dan zat cair.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya proses yang ditempuh oleh bahan
bakar dari awal pelaksanaan bunker sampai bahan bakar siap
dipergunakan. Dengan kenyataan inilah yang menyebabkan
pembakaran tidak baik walaupun melalui saringan bahan bakar
sebelum masuk ke dalam pompa bahan bakar ke injektor untuk
dikabutkan. Jika tanpa pembersih, bahan bakar yang kotor akan
mengakibatkan rusaknya alat pengabut (injector) terutama dari nosel.
13
bar sebelum masuk ke pompa sirkulasi, tekanan pompa sirkulasi
berkisar antara 8-10 bar. Bahan bakar kemudian di dorong masuk
ke mesin induk melalui pemanas heater dan full flow filter, dan perlu
dipastikan kapasitas pompa sirkulasi harus melebihi jumlah yang
dibutuhkan oleh mesin induk, sehinga kelebihan bahan bakar yang
di suplai akan kembali ke tangki pengendapan melalui kotak
ventilasi yang mana pada katup tersebut akan melepaskan gas
membiarkan bahan bakar masuk kembali ke pipa pompa sirkulasi.
Sumber : https://www.maritimeworld.web.id/2011/05/fuel-oil-system-sistem-
bahan-bakar-in.html
14
I. Jenis-Jenis Nosel
Menurut Maleev (1991), dalam buku Operasi dan pemeliharaan
Motor Diesel yaitu nosel injektor terbagi menjadi beberapa jenis
seperti :
1. Nosel lubang tunggal (Single Hole Nozzle)
Semprotan atau kabutan bahan bakar yang di hasilkan
berbentuk tirus. Daerah sudut 40 - 50 yang dikeluarkan oleh ujung
nosel yang berlubang satu.
Pembuatan yang kurang sempurna dan saksama
menyebabkan penyemprotan bahan bakar tidak merata bila
sudutnya terlalu besar. Keadaan ini dapat membatasi sudut
semprotan yang bisa dipakai. Karena itu nosel lubang tunggal
dipakai pada mesin-mesin dimana bentuk ruang bakar akan
menimbulkan pusaran dan karenanya tidak membutuhkan
pengatoman bahan bakar yang halus dan semprotan yang
merata. Nosel lubang tunggal semacam ini juga baik karena
pembukaan lubang nosel yang luas bahkan pada mesin-mesin
putaran tinggi ukuran kecil.
NOZZLE BODY
FUEL GALLERY
PRESSURE SHOULDER
SPRAY HOLE
Sumber:https://www.google.com/search?q=nosel+berlubang+tung
gal&safe=strict
15
2. Nosel berlubang banyak (Multi Hole Nozzle)
Nosel ini banyak dipakai pada motor diesel dengan
penyemprotan secara langsung (Direct Injection) dimana
diperlukan penyemprotan bahan bakar meluas ke semua bagian
ruang bakar yang dangkal. Makin banyak jumlah pembukaan
semprotan bahan bakar yang bersih. Pembukaan lubang
semprotan mempunyai diameter 0,0006 inch sampai 0,0033 inch.
Jumlah dapat berbeda antara tiga sampai delapan belas lubang
pada mesin-mesin yang mempunyai ukuran besar diameter
silindernya.
FEED HOLE
Sumber : https://www.google.com/search?q=nosel+berlubang+tunggal&safe=strict
16
bekerja secara seragam dan teliti gerakannya akan mencegah
pembentukan kerak dan karbon pada ujung nosel.
FUEL GALLERY
PRESSURE
SOULDER
FEED HOLE
Sumber : http:/www.mech4study.com/2017/03/types-of-nozzle-in-ic-engine.html
17
2. Pada waktu tuas penekan ditekan perlahan-lahan, maka pada
suatu tekanan tertentu penyemprot akan mengeluarkan kabut
bahan bakar secara terputus-putus. Pancaran kabut bahan bakar
yang tidak normal merupakan bentuk selubung kerucut yang
terpecah, terpunting atau miring ke satu arah.
3. Apabila tuas penekan ditekan dengan tiba-tiba, maka penyemprot
bahan bakar akan menyemprotkan bahan bakar serupa dengan
keadaan yang terjadi didalam mesin. Untuk mesin dengan ruang
bakar turbulen, kerucut bahan bakar dipancarkan dari penyemprot
dengan sudut puncak ± 40o, namun besarnya sudut puncak
tersebut dapat berbeda, tergantung dari pada konstruksi nosel.
Penyemprot bahan bakar yang rusak tidak dapat mengabutkan
bahan bakar, dalam keadaan tersebut. Bahan bakar keluar dalam
bentuk titik-titik yang relatip besar. Disamping itu, akan terlihat
bahwa pemutusan pancaran bahan bakar tidak dapat dilakukan
sekaligus dan pada ujung penyemprot terlihat adanya tetesan
bahan bakar. Gambar, 2.8 menunjukkan bentuk semprotan bahan
bakar yang baik dan tidak baik, dari penyemprot yang
direncanakan membentuk kerucut kabut bahan bakar dengan
sudut puncak 4o.
18
K. Kualitas Pengabutan Bahan Bakar
Menurut Maanen, V. (1990), yaitu untuk mempertahankan
kualitas bahan bakar dalam mencapai suatu pengabutan yang baik
terhadap performance mesin induk maka ada beberapa hal yang harus
di perhatikan yaitu mengenai kandungan bahan bakar.
Beberapa kandungan bahan bakar yang harus di pertahankan
kualitasnya agar memperoleh suatu pengabutan yang baik yaitu :
1. Viskositas kinetis
Suatu ukuran untuk kekentalan bahan bakar. Viskositas
sangat dipengaruhi oleh suhu, satuan yang diakui saat ini adalah
centistoke (Cst) sama dengan mm2/det. Viskositas adalah ukuran
kekentalan suatu fluida yang menunjukkan besar kecilnya
gesekan internal fluida. Viskositas fluida berhubungan dengan
gaya gesek antar lapisan fluida ketika satu lapisan bergerak
melewati lapisan yang lain. Pada zat cair, viskositas disebabkan
terutama oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas,
viskositas muncul karena tumbukan antarmolekul. Setiap fluida
memiliki besar viskositas yang berbeda.
2. Titik nyala (flash point)
Suhu terendah yang harus dicapai dalam pemanasan minyak
untuk menimbukan uap yang terdapat dalam jumlah yang cukup
untuk menyala atau terbakar sesaat.
3. Kadar belerang
Kadar belerang sebagai molekul terikat pada zat C-H
sehingga tidak dapat dipisahkan. Kadar belerang sangat penting
mengingat timbulnya korosi pada suhu rendah dari bagian motor
karena pendinginan dari bahan pembakaran.
19
4. Kadar air
Air dapat mengakibatkan permasalahan pada waktu
pembersihan dari bahan bahar dan dapat mengakibatkan korosi
pada pompa bahan bakar dan pengabut.
5. Kadar abu
Kadar material anorganis dalam bahan bakar. Material
tersebut mungkin sudah ada dalam minyak bumi kasar, akan
tetapi dapat juga terbawa sewaktu transportasi.
6. Kadar alumunium
Bila dalam bahan bakar terdapat alumunium maka akan
mengakibatkan kerusakan berat akibat keausan dalam pompa,
bahan bakar, pengabut, pegas torak dan silinder.
20
M. Proses Dan Reaksi Pembakaran
Secara umum, pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau
reaksi oksidasi yang sangat cepat antara bahan bakar (fuel) dan oksidator
dengan menimbulkan panas atau nyala dan panas. Bahan bakar (fuel)
merupakan segala substansi yang melepaskan panas ketika dioksidasi
dan secara umum mengandung unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H),
oksigen (O), nitrogen (N), dan sulfur (S).
Sementara oksidator adalah segala substansi yang mengandung oksigen
(misalnya udara) yang akan bereaksi dengan bahan bakar (fuel). Dalam
proses pembakaran fenomena-fenomena yang terjadi antara lain
interaksi proses-proses kimia dan fisika, pelepasan panas yang berasal
dari energi ikatan-ikatan kimia, proses perpindahan panas, proses
perpindahan massa, dan gerakan fluida. Seperti telah diuraikan
sebelumnya, proses pembakaran akan terjadi jika unsur-unsur bahan
bakar teroksidasi. Proses ini akan menghasilkan panas sehingga akan
disebut sebagai proses oksidasi eksotermis. Jika oksigen yang dibutuhkan
untuk proses pembakaran diperoleh dari udara, di mana udara terdiri dari
21% oksigen dan 78% nitrogen, maka reaksi stoikiometrik pembakaran
hidrokarbon murni CmHn dapat ditulis dengan persamaan:
h2o+3,76(m+n/4)n2
21
N. Perawatan
Menurut Calder, N. (2007), dalam buku Marine Diesel Engines
yaitu semua nosel injektor dilakukan perawatan sesuai dengan jam
kerja yang sudah ditentukan oleh buku manual dari injektor tersebut,
kecuali apabila injektor bahan bakar tersebut mengalami masalah
sebelum jangka waktu perawatan maka perlu dilakukan perbaikan.
Untuk perawatan injektor yaitu membersihkan semua permukaan
komponen dalam injektor dengan tidak menggunakan pembersi yang
kasar. Beberapa petunjuk untuk membersihkan nosel injektor
berlubang banyak dengan kit adalah :
1. Lepaskan semua jejak endapan karbon dari bagian luar nosel dan
putar katup jarum dengan sikat kawat dan poles jarum dengan
sepotong kayu lunak, jangan gunakan pembersih yang kasar.
2. Bersihkan dudukan nosel dengan pengikis, menggunakan ujung
pengikis yang sesuai.
3. Bersihkan rongga dengan scrap.
4. Gunakan catok pin dengan ukuran yang sesuai dari kawat penusuk
untuk membersihkan lubang semprotan di ujung nosel.
22
O. KERANGKA PIKIR
Adanya Terjadinya
Penyumbatan Pada Kemacetan Pada
Lubang Nosel Katup Jarum
Analisis/Pembahasan
Kesimpulan/Saran
Sumber : Peneliti
23
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Batasan Istilah
1. Injektor yaitu alat untuk mengabutkan bahan bakar minyak
sehingga terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang sangat halus
sehingga bahan bakar minyak berubah bentuk menjadi kabut.
2. Pengabutan yaitu suatu proses terjadinya pecahan partikel bahan
bakar menjadi pecahan yang paling kecil sehingga mudah
terbakar.
3. Nosel adalah bagian dari injektor yang menyemprotkan bahan
bakar dari pompa injeksi ke dalam silinder dengan tekanan tertentu
untuk mengatomisasi bahan bakar secara merata.
4. Termometer adalah alat ukur temperatur.
5. Katup jarum adalah jarum pengabut dalam nosel.
6. injeksi adalah proses dari pengabutan bahan bakar.
7. Titik mati atas (TMA) adalah titik dimana injektor akan menyemprot
bahan bakar ke dalam ruang silinder.
8. Silinder adalah ruang dimana tempat terjadinya proses
pembakaran.
9. Viskositas adalah nilai kekentalan suatu cairan.
10. Fuel tank adalah tanki penampungan bahan bakar.
11. Fuel filter adalah saringan dari bahan bakar.
12. separator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan air yang
terkandung dalam bahan bakar.
13. Specifik gravity adalah berat jenis dari suatu cairan.
24
C. Jenis Dan Sumber Data
Sehubungan dengan penelitian ini, maka dibutuhkan sumber
data dalam menunjang pembahasan ini adalah:
1. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung yang diperoleh dengan cara metode survei, yaitu dengan
pengamatan dan mencatat secara langsung di tempat penelitian.
2. Data Sekunder
Merupakan data pelengkap untuk data primer yang didapat
dari berbagai sumber misalnya dari perpustakaan, buku-buku
bahan kuliah dan juga data-data yang bisa taruna peroleh dari
perusahaan serta semua yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Instrumen Penelitian
Observasi yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung
terhadap objek yang akan diteliti dilapangan pada waktu penulis
melakukan penelitian di kapal.
E. Teknik Dan Prosedur Pengumpulan Data
Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini
dikumpulkan melalui :
1. Metode Lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan
dengan cara mengadakan peninjauan langsung terhadap objek
yang diteliti, data dan informasi dikumpulkan melalui observasi yaitu
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang
akan dibahas dalam skripsi.
2. Tinjauan Pustaka (library research), selain penelitian yang
dilaksanakan di atas kapal penulis juga melakukan penelitian
dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas supaya
memperoleh landasan teori dalam membahas masalah yang diteliti.
25
F. Teknik Analisa Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis
destriktif dimana kegiatan yang dilakukan dengan memulai langkah
mengamati objek yang diteliti dan mencatat data-data yang menunjang
pada saat melaksanakan penelitian, kemudian menganalisa objek
tersebut untuk dipaparkan secara rinci data yang diperoleh.
26
G. JADWAL PENELITIAN
Tahun 2019
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan
1 data buku
referensi
2 Membahas judul
Pembimbingan
judul proposal
3
dan persetujuan
seminar
4 Seminar proposal
Tahun 2019
Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan data
penelitian
Tahun 2020
5 Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengambilan data
penelitian
Rekap dan
6 spesifikasi data
penelitian
Uji data
7
penelitian
8 Penyusunan
9 Seminar Hasil
10 Perbaikan
11 Bimbingan Tutup
12 Seminar Tutup
13 Perbaikan
14 Selesai
Sumber : Peneliti
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
28
Speed in (Kn) : 8.00
Speed (RPM) : 375
No. of Cylinder :6
Cyl. Bore (mm) : 500
Stroke Length (mm) : 2,000
3. Spesifikasi Injektor
Opening pressure : 300-380 bar
Tightening torque : 25 Nm
Inlet seat, max. diameter : 18 mm
Weight : 7,2 kg
C. Analisa Data
Bab ini akan dibahas tentang penyebab kurang optimalnya
penyemprotan injektor ke dalam ruang pembakaran pada mesin induk
di atas kapal dan cara pencegahannya.
29
dari pangkep ke waikelo (NTT) saat injektor dalam keadaan
normal. sehubungan dengan judul yang diangkat sebagai bahan
perbandingan yang diambil pada saat melakukan penelitian di
kapal :
Tabel 4.2 : Kondisi Injektor Normal
Suhu
Tekanan
No Jam jaga gas buang (silinder) (oC)
kg/cm2
1 2 3 4 5 6
1 00.00-04.00 300-380 380 380 370 370 380 380
2 04.00-08.00 300-380 380 380 365 370 370 370
3 08.00-12.00 300-380 380 380 370 370 375 380
4 12.00-16.00 300-380 370 380 370 370 380 380
5 16.00-20.00 300-380 370 380 360 370 380 370
6 20.00-24.00 300-380 375 380 370 370 380 375
Sumber : Log Book MV. TAISHO
b. Kondisi pada saat kerusakan (Abnormal)
Berdasarkan fakta yang diperoleh penulis di kapal MV.
TAISHO, pada tanggal 08 November 2019 dalam perjalanan dari
pangkep menuju waikelo (NTT), pada saat itu mesin induk
mengalami masalah temperatur gas buang pada silinder no 6
meningkat, dan menurunnya temperatur gas buang pada silinder
no. 1, sehingga pelayaran tertunda dan segera melakukan
perbaikan guna menghindari kerusakan fatal, setelah di check
dan dilakukan pengetesan tekanan pada pengetes injektor,
tekanan injektor silider no 6 dan injektor silinder no 1 menurun
250-290 kg/cm2 dikarenakan terjadi kemacetan pada katup jarum
dan terjadi penyumbatan pada lubang nosel.
Peristiwa ini terdeteksi pada saat pengambilan data gas
buang yang tertera pada parameter mesin induk yang mana gas
buang silinder no 1 menurun dan meningkatnya gas buang
30
silinder no 6. Sebelum melakukan pergantian jaga 20.00-24.00
seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Kondisi Injektor Abnormal
Suhu
Tekanan
No Jam jaga gas buang (silider) (oC)
kg/cm2
1 2 3 4 5 6
1 00.00-04.00 300-380 375 380 370 385 370 370
2 04.00-08.00 300-380 370 380 375 380 375 375
3 08.00-12.00 300-380 375 375 380 375 375 375
4 12.00-16.00 300-380 375 380 380 375 375 380
5 16.00-20.00 300-380 370 380 380 375 380 385
6 20.00-24.00 250-380 350 380 380 380 380 425
Sumber : Log Book MV. TAISHO
31
d. Uji data hasil penelitian
Konsep dan hasil uji data dalam grafik.
Perbandingan normal, tidak normal, dan setelah perbaikan injektor
pada silinder no. 1 dan no. 6 pada jam 20.00-24.00.
Gambar 4.1 : Grafik temperatur gas buang
420
400
380
Suhu (oC)
360
340
320
300
0
1 2 3 4 5 6 Cyl
Suhu Normal
Suhu Tidak Normal
Suhu setelah perbaikan
32
yang dihasilkan mesin berkurang dan temperatur gas buang
menurun, hal ini disebabkan oleh :
33
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tersumbatnya lubang nosel
Pemeriksaan dan pengecekan serta perawatan harus dilakukan
dengan penuh ketelitian serta menjaga kebersihan bagian-bagian
dari nosel injektor khususnya yang hendak di pebaiki, tidak boleh
berserakan melainkan diletakkan pada tempat tertentu dan dalam
posisi yang aman. Komponen-komponen tersebut terlebih dahulu
direndam dan dibersihkan dengan minyak (Diesel Oil) hingga bersih.
Setelah bersih, periksa dan lakukan perawatan sesuai jadwal.
a. Penanganan tersumbatnya lubang nosel
Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
penanganan perbaikan lubang nosel yang tersumbat karena
bahan bakar yang tidak bersih hingga menyebabkan terjadinya
pembentukan karbon pada dinding lubang nosel hingga lubang
nosel jadi buntu, langkah-langkah yang dilakukan sesuai buku
manual MV.TAISHO adalah sebagai berikut:
1) Lakukan pemeriksaan pada lubang nosel, baik lubang
pemasukan maupun lubang pengabutan bahan bakar yang
terdapat pada nosel dari sumbatan kotoran dan karbon dari
bahan bakar.
2) Bersihkan lubang nosel yang tersumbat dengan
menggunakan jarum secara perlahan dan hati-hati. Hal itu
dimaksudkan agar lubang nosel tidak rusak dengan terlebih
dahulu merendamnya dengan minyak lalu dibersihkan
dengan jarum hingga lubang tersebut tembus.
3) Setelah tembus rendam lagi dengan minyak kemudian
semprot dengan udara bertekanan. Lakukan hal tersebut
secara berulang hingga benar-benar bersih.
4) Lakukan pengetesan dengan terlebih dahulu meratakan
dudukannya, kemudian bersihkan lagi dengan minyak terus
semprot dengan udara bertekanan.
34
5) Saat melakukan pemasangan nosel pada dudukannya
dengan memperhatikan letak dan posisinya, yaitu harus
tepat pada pin yang ada, setelah itu kencangkan, dan
injektor siap untuk di uji.
6) Lakukan pengetesan sebagaimana prosedur, perhatikan
tekanan dan pengabutan yang terjadi pada saat pengetesan.
Bila mana pengabutan sudah bagus dan tekanan
pengabutan tercapai maka injektor tersebut sudah layak
pakai.
35
2. Kemacetan pada katup jarum
Kemacetan katup jarum akan mengakibatkan kebocoran atau
penetesan bahan bakar setelah selesai proses pengabutan dari
lubang-lubang pengabut. Hal ini disebabkan karena jarum pengabut
(needle valve) tidak dapat menutup rapat atau kembali pada
dudukannya dan akan menyebabkan pembakaran susulan akibat
bahan bakar menetes. Untuk mendapatkan tekanan yang di inginkan
adapun langkah–langkah yang dilakukan untuk menangani
kemacetan pada katup jarum yaitu:
a. Buka atau lepas kompone injektor.
b. Bersihkan jarum pengabut dan dudukannya dengan minyak diesel
oil sampai endapan kotoran bahan bakar bersih.
c. Gesekkan katup jarum pada dudukannya dengan paste.
d. Lakukan berulang hingga permukaan katup jarum rata pada
dudukannya, kemudian bersihkan pasta yang menempel pada
permukaan katup jarum dan dudukan injektor, jarum harus
meluncur pelan pelan dengan sendirinya.
e. Kemudian lakukan penyetelan tekanan penyemprotan dengan
cara mengurangi ataupun menambah tebal shim. Perbedaan
tebal 0,04 mm akan merubah tekanan penyemprotan 4 bar, atau
menambahkan shim dengan tebal 0,1 mm akan menambah
tekanan sebesar 10 kg/cm2.
f. Rakit kembali injektor dan lakukan pengetesan, perhatikan
tekanan dan pengabutan pada injektor lalu perhatikan juga
bahan bakar apakah masih ada yang menetes atau tidak. Kalau
bahan bakar tidak lagi menetes dengan pengabutan yang bagus
serta tekanan yang sesuai.
g. Injektor siap untuk dipakai atau dijadikan sebagai cadangan.
36
E. Perawatan Injektor
Dalam perawatan injektor ada tiga faktor yang menentukan baik
tidaknya perawatan injektor tersebut yaitu :
1. Waktu atau jadwal perawatan
Injektor yang digunakan pada mesin harus dirawat berdasarkan
jam kerja dari mesin sesuai Instruction Manual Book. Injektor harus
dirawat sesuai dengan jam kerjanya agar tidak menimbulkan
pengabutan yang kurang sempurna pada nosel. Sehingga
pembakarannya mengakibatkan naiknya temperatur gas buang,
seperti yang telah penulis alami saat melakukan praktek laut.
Dimana injektor sudah waktunya untuk dilakukan perawatan tetapi
ditunda sehingga pembakaran yang dihasilkan tidak sempurna dan
mengakibatkan daya mesin yang dihasilkan menurun.
2. Suku cadang / Spare Part
Masalah suku cadang atau suku cadang dalam perusahaan
pelayaran sangat diperhitungkan. Hal ini karena disamping harga
yang mahal juga memerlukan biaya untuk pengiriman suku cadang
tersebut. Seperti dalam suku cadang injektor, kadang-kadang
menimbulkan masalah dalam perawatan. Walaupun perawatan
sudah dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan dan orang
yang melakukan perawatan adalah orang yang berpengalaman dan
mengetahui tentang injektor tetapi jika suku cadang tidak ada akan
berdampak pada kurang optimalnya proses perawatan.
Sesuai pengamatan penulis sewaktu mengetes injektor pada
mesin induk dapat mengabut dengan baik pada tekanan 320 bar.
Jika injektor tidak dapat mengabut dengan baik berarti nosel tersebut
perlu diskir dengan grinding paste yang telah dianjurkan dalam buku
petunjuk perawatan mesin induk.
Setelah itu dilakukan pengetesan dan hasilnya baik. nosel tidak
tersumbat sehingga masih bisa digunakan. Sebaliknya apabila nosel
tersebut tersumbat maka harus segera diganti dengan yang baru.
37
Namun karena tidak memiliki suku cadang maka injektor tersebut
tetap harus digunakan sambil menunggu suku cadang. Hal ini jelas
mengganggu kelancaran pengoperasian kapal.
3. Sumber Daya Manusia
Selama perawatan injektor, masinis yang melakukan
pemeriksaan injektor harus mengetahui dan memahami cara
pemeriksaan injektor sesuai buku manual. Jadi dalam perawatan
injektor diperlukan sumber daya manusia yang terampil dan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang injektor.
38
khususnya pada ujung nosel yang sering mengalami pengecilan
lubang injeksi dan selalu dilakukan pengetesan secara berkala untuk
mengetahui apakah tekanan injektor masih normal dan konstan atau
tekanan injektor sudah berubah. Kekentalan dan suhu bahan bakar
juga sangat mempengaruhi kondisi injektor, maka dari itu harus tetap
dijaga karena mesin induk diatas kapal menggunakan bahan bakar
jenis MFO.
4. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi kotoran bahan bakar:
a. Melakukan pembersihan pada tangki bahan bakar.
b. Melakukan perawatan pada pesawat sentrifugal (purifier) agar
kinerja pesawat pemisahannya antara bahan bakar dan kotoran
maksimal.
c. Melakukan pembersihan pada saringan bahan bakar.
5. Langkah pengujian pengetesan injektor sebelum digunakan:
a. Tes tekanan penyomprotan.
b. Tes pengabutan.
c. Tes kebocoran.
39
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil uraian skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kurang optimalnya penyemprotan injektor ke dalam ruang
pembakaran diatas kapal disebabkan karena kurangnya
pengabutan akibat terjadi penyumbatan pada lubang nosel injektor.
2. Kotornya bahan bakar sangat mempengaruhi kondisi injektor.
Karena kotoran yang terus-terusan masuk ke dalam injektor dapat
menyebabkan pengendapan kotoran bahan bakar diantara
dudukan injektor dengan katup jarum yang mengakibatkan
turunnya tekanan bahan bakar injektor.
B. Saran
Adapun saran-saran yang penulis dapat berikan yaitu :
1. Senantiasa melakukan pemeriksaan terhadap injektor secara
berkala sesuai dengan jam kerja (running hours) yang ditetapkan
dengan mengikuti petunjuk sesuai dengan buku manual.
2. Senantiasa melakukan perawatan serta memperhatikan kondisi,
suhu, kekentalan bahan bakar, juga sistem bahan bakar, baik itu
tangki penyimpanan, pompa, saringan, ataupun pembersih bahan
bakar (purifier) agar bahan bakar selalu dalam keadaan bersih dan
kotoran tidak mudah masuk ke dalam injektor, sehingga tidak
terjadi penyempitan lubang nosel atau kerusakan yang lebih fatal
pada injektor.
40
DAFTAR PUSTAKA
Aslang. (2000). Motor Diesel dan Turbin Gas II, Politeknik Ilmu Pelayaran
Makassar.