Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Permintaan pasar yang semakin meningkat pada bidang transportasi laut untuk

mobilitas barang dan pelayanan jasa angkutan tidak cukup hanya dengan menyediakan

kapal yang banyak akan tetapi, harus mengupayakan agar kapal selalu dalam keadaan baik

dan siap untuk beroperasi. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan perawatan dan

perbaikan yang terencana terhadap seluruh permesinan dan perlengkapan yang ada di kapal

dengan mematuhi semua aturan dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pihak

perusahaan.

Kelancaran operasional kapal sangat tergantung dari kondisi kerja dari mesin induk.

Agar kondisi kerja mesin induk selalu baik maka diperlukan perawatan secara rutin dan

terencana pada semua bagian mesin induk.

Mesin diesel adalah mesin yang digunakan untuk menggerakkan kapal dengan

pembakaran dalam (internal combustion engine) sebagai sumber tenaga (Bosch, Robert.

1924). Tenaga tersebut berasal dari pembakaran bahan bakar dan udara di dalam ruang

bakar dengan menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang telah bertekanan dan

bertemperatur tinggi sebagai akibat dari proses kompresi. Injector salah satu komponen

utama dalam sistem bahan bakar diantaranya adalah injector atau pengabut. Injcetor
2

berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari injection pump kedalam silinder

pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati posisi TMA. Injector

yang dirancang sedemikian rupa merubah tekanan bahan bakar dari injection pump yang

bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm 2,

tekanan ini mengakibatkan peningkatan suhu pembakaran didalam silinder meningkat.

Tekanan udara dalam bentuk kabut melalui injector ini hanya berlangsung setiap kali pada

setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah kompresi saja sehingga setelah sekali

penyemprotan dalam kapasitas tertentu dimana kondisi pengkabutan yang sempurna maka

injector yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau membuka

saluran injector ini sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut akan dialihkan

kembali kebagian yang lain atau ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran (overflow).

Untuk menjaga agar injector selalu dapat mengabutkan bahan bakar dengan sempurna

maka harus diadakan perawatan secara rutin dan terencana sesuai dengan instruction

manual book sehingga pembakaran dalam ruang silinder dapat maksimal. Dengan

demikian gangguan pada injector sangat mempengaruhi proses pembakaran sehingga

akan berpengaruh terhadap daya motor yang dihasilkan. Dari uraian diatas maka penulis

memilih judul : “PENGARUH KUALITAS INJECTOR PADA SISTEM

PEMBAKARAN MESIN INDUK DI KAPAL MERATUS BONTANG.”


3

B. RUMUSAN MASALAH DAN BATASAN MASALAH

1. Rumusan Masalah

Dari uraian tersebut di atas jelas bahwa injector yang bekerja kurang optimal

dapat menganggu proses pengabutan bahan bakar ke dalam silinder yang

mengakibatkan pembakaran dalam ruang bakar tidak sempurna sehingga tenaga yang

dihasilkan mesin induk akan berkurang. Oleh karena itu dalam perumusan masalah ini

yang akan di bahas meliputi :

a. Apa penyebab injector tidak berfungsi secara maksimal ?

b. Apa pengaruh kualitas injector pada system pembakaran mesin induk ?

2. Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan masalah ini, penulis menyadari keterbatasan ilmu

serta pengetahuan yang dimiliki, maka didalam pembahasan proposal ini mendapatkan

jawaban sehingga dapat memberikan wawasan yang sangat berguna bagi para taruna

atau pembaca lain. Khususnya tentang perawatan pada injector guna mengoptimalisasi

pembakaran didalam silinder pada mesin induk dikapal.

C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelitian injector mesin induk dikapal bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apa penyebab injector tidak berfungsi secara maksimal.

2. Untuk mengetahui pengaruh kualitas injector pada system pembakaran mesin induk.

3. Perawatan pada injector supaya tetap berkualitas.


4

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini di harapakan dapat menambah khasanah hasil dari penelitian ini

memberikan beberapa manfaat antara lain:

1. Bagi para pembaca

Memberi pengetahuan terhadap pembaca bila terjadi suatu masalah dan cara

penyelesaiannya dibidang injector pada sistem pembakaran mesin induk.

2. Bagi para masinis

Memberikan kontribusi bagi para masinis dalam mengatasi masalah-masalah injector

pada sistem pembakaran.

3. Bagi perusahaan pelayaran

Dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar bagi perusahaan pelayaran untuk

menentukan kebijakan baru dalam menejemen perawatan.

4. Bagi akademi

Untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang injector serta melengkapi sumber

pengetahuan di perpustakaan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. REVIEW PENELITIAN SEBELUMNYA

Pada review penelitian sebelumnya tentang injector sudah pernah di teliti

oleh Rinaldi (2013) di jelaskan secara terperinci yang berjudul Pengaruh

tekanan injector terhadap konsumsi bahan bakar pada engine diesel, analisa ini

adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tekanan injector terhadap

konsumsi bahan bakar pada engine OTSUKA diesel. Pengaruh yang sering

terjadi berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa dalam uji statistic menunjukkan perhitungan bahwa

pada setiap perbandingan tekanan injector standar adalah ( 210 kg/cm2 ).

Dan yang akan penulis jelaskan pada penelitian penulis adalah untuk

mengetahui penyebab dan pengaruh pada injector dapat berjalan secara

maksimal atau tidak. Dan juga indikasi-indikasi atau tanda-tanda sebelumnya

disaat injector berjalan secara tidak normal.

B. LANDASAN TEORI

1. Teori singkat tentang pembakaran mesin induk

Mesin diesel adalah mesin yang digunakan untuk menggerakkan kapal

dengan pembakaran dalam (internal combustion engine) sebagai sumber

tenaga (Bosch, Robert. 1924). Tenaga tersebut berasal dari pembakaran bahan

bakar dan udara di dalam ruang bakar dengan menyemprotkan bahan bakar ke
6

dalam udara yang telah bertekanan dan bertemperatur tinggi sebagai akibat

dari proses kompresi.

2. Injector

Menurut Muchlis (2012) salah satu komponen utama dalam sistem bahan

bakar diesel di antaranya adalah injector atau pengabut atau nosel. Injector

berfungsi untuk menghantarkan bahan bakar diesel dari pompa injector ke

dalam silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston)

mendekati posisi titik mati atas. Injector yang dirancang sedemikian rupa

merubahan tekanan bahan bakar dari pompa injector yang bertekanan tinggi

untuk membentuk kabut yang bertekanan antara 60 sampai 200 kg/cm 2,

tekanan ini menyebabkan peningkatan suhu pembakaran didalam silinder

meningkat menjadi 6000C. Untuk tekanan injector baru antara 151 – 159

kg/cm2. tekanan injector lama antara 145 – 155 kg/cm2

Tekanan udara dalam bentuk kabut melalui injector ini hanya

berlangsung satu kali pada setiap siklusnya yakni pada setiap akhir langkah

kompresi saja sehingga setelah sekali penyemprotan dalam kapasitas tertentu

dimana kondisi pengabutan yang sempurna maka injector yang dilengkapi

dengan jarum yang berfungsi untuk menutup atau membuka saluran injector.

Sehingga kelebihan bahan bakar yang tidak mengabut akan dialirkan

kembali kebagian lain atau ke tangki bahan bakar sebagai kelebihan aliran

(overflow).
7

3. Bagian bagian dari injector

Bagian-bagian injector antara lain :

Gambar 2.1. Komponen injector

Beberapa komponen injector beserta fungsinya:

a. Nozzle neddle (Jarum Pengabut)

Jarum pengabut berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang

akan dikabutkan melalui mulut pengabut. Jarum pengabut ditekan pada

bidang penutup oleh pegas penutup dengan tekanan yang dapat diatur

dengan perantara baut tekan. Oleh tekanan minyak gaya-gaya bekerja

pada bidang kerucut. Komponen aksial dari gaya mengangkat jarum

berlawanan arah dengan kerja pegas penutup. Jarum pengabut disebut

juga sebagai katup jarum untuk mengabutkan bahan bakar.


8

b. Nozzle (Mulut Pengabut)

Mulut pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar kedalam

ruang bakar. Pada akhir penyemprotan tekanan didesak menurun dan

jarum ditekan kembali pada bidang penutup. Pembukaan dan penutupan

jarum pengabut dapat diawasi dengan sebuah jarum periksa. Pada cara

pengabutan ini pompa bahan bakar mendesak, jika penyemprotan harus

dimulai dan pompa berhenti jika penyemprotan harus berakhir.

c. Spindel (alat penekan jarum)

Alat penekan jarum yang digunakan untuk menekan jarum pada

lubang injector pada saat proses pengabutan. Alat penekan jarum ini

sangat penting dalam proses injeksi karena tinggi rendahnya tekanan

dalam injector ditentukan disini.

d. Lock Nut (Mur pengunci/pengaman)

Terdapat pada injector motor diesel yang berguna sebagai pengaman

agar bagian-bagian dari injector tidak berubah pada waktu

menginjeksikan bahan bakar.

e. Adjusting Screw (baut penyetel)

Baut penyetel berfungsi untuk penyetelan kekuatan dan juga tekanan

dari penyemprotan injector baut penyetel berada diatas dari mur

pengaman yang berguna untuk melindungi bagian-bagian injector lain

dan digunakan untuk mengatur posisi mur pengaman dalam injector.

Adjusting screw atau baut penyetel terletak dibagian atas dari sebuah

injector.
9

f. Spring (pegas)

Pegas disini berguna pengontrol elastisitas dari injector pada saat

menginjeksikan bahan bakar agar alat penekan jarum dapat kembali

keposisinya lagi dan digunakan dalam penyetelan kekuatan injeksi bahan

bakar.

g. Spindle guide

Spindle guide berada pada kedua ujung spindle yaitu ujung bawah dan

ujung atas. Pada ujung atas berhubungan dengan spring retainer dan pada

ujung bawah berhubungan dengan jarum pengabut yang berfungsi agar

spindle dapat menekan jarum pengabut dengan baik.

h. Spring retainer (penahan pegas)

Spring retainer sebagai penghubung antara pegas dan spindle

berfungsi untuk menahan agar spindle tetap pada posisinya.

i. Air vent valve (katup pembuangan angin)

Katup pembuangan angin berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa

angin dalam sistem pada saat pemasangan injector.

4. Cara kerja injector

Menurut Aria (2014) tiga langkah sebelum dan sesudah penginjeksian adalah:

a. Sebelum penginjeksian

Bahan bakar yang bertekanan tinggi mengalir dari pompa injeksi

melalui oil passage menuju oil pool pada bagian bawah nozzle body.
10

b. Penginjeksian Bahan bakar

Bila tekanan pada oil pool naik, karena Ini akan menekan permukaan

nozzle needle. Bila tekanan ini melebihi tegangan pegas, maka nozzle

needle terdorong keatas dan akan menyebabkan nozzle menyemprotkan

bahan bakar, tepatnya beberapa derajat (kurang lebih 5°) sebelum TMA,

letikan api dari busi. Letikan api busi akan membakar campuran bahan

bakar dan udara yang terkompresi. Proses pembakaran berkisar kurang

lebih 10°, yang berakibat terjadi ledakan dan pukulan terhadap pada

permukaan piston.

c. Akhir Penginjeksian

Bila pompa injeksi berhenti mengalirkan bahan bakar, tekanan bahan

bakar turun dan pressure spring mengembalikan nozzle needle keposisi

semula (menutup saluran bahan bakar). Sebagian bahan bakar yang tersisa

antara nozzle needle dan nozle body, melumasi semua komponen dan

kembali ke over flow pipe.

5. Gangguan pada injector

Menurut loker pelaut (2014) injector merupakan salah satu yang turut

memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kualitas pembakaran

di dalam silinder mesin. Penetrasi dan atomisasi bahan bakar, di atur oleh

kondisi injector, agar terciptanya efesiensi suatu proses pembakaran. Injector

mesin diesel yang bermasalah yang paling umum menyebabkan masalah-

masalah tersebut adalah kotoran yang menyumbat nosel injector. Kotoran-


11

kotoran itu berukuran sangat kecil, berskala mikron (seperseribu milimeter),

namun seiring waktu akan terjadi penumpukan hingga akumulasinya

menghasilkan residu yang menyumbat injector. Sehingga mengakibatkan

proses pengabutan bahan bakar yang tidak sempurna, hal ini dapat

mengakibatkan proses pembakaran yang kurang sempurna.

Dan menurut Montir (2016) O-ring injector adalah karet gasket yang

terdapat di bagian ujung injector. Fungsi utama oring injector ini adalah untuk

mencegah terjadinya kebocoran bahan bakar pada injector. Seperti gasket lain

pada umumnya, oring injector seiring waktu akan menjadi aus dan rusak. Jika

O-ring injector sudah rusak, maka penggantian harus langsung dilakukan

untuk mencegah kebocoran bensin yang akan memperboros konsumsi bahan

bakar kapal.

6. Masalah yang ditimbulkan

Menurut widopo (2016) masalah yang ditimbulkan akibat gangguan dari

injector adalah sebagai berikut :

a. Kerugian panas dalam motor menjadi besar, karena tidak seluruhnya bahan

bakar yang disemprotkan oleh injector ke dalam silinder terbakar, sebagian

terbakar atau terbuang melalui cerobong sehingga panas yang dihasilkan

menurun maka dari itu tenaga yang dihasilkan akan berkurang.

b. Sisa-sisa pembakaran akan melekat pada lubang hisap dan pembuangan

antara katup dan dudukannya, terutama pada katup buang sehingga katup

tidak dapat menutup rapat.


12

c. Sisa-sisa pembakaran akan melekat pada dinding silinder dan kepala torak,

yang mana pada liner terdapat lubang sebagai tempat keluarnya minyak

lumas sehingga jika ada kendala yang diakibatkan oleh pembakaran tidak

sempurna menutupi lubang tersebut maka pelumasan akan terganggu

sehingga torak dan silinder menjadi aus.

d. Power yang dihasilkan tidak maksimal akibat pembakaran yang kurang

sempurna, sebagian terbakar atau terbuang melalui cerobong sehingga

panas yang dihasilkan menurun maka dari itu tenaga yang dihasilkan akan

berkurang.

e. Perjalanan tidak tepat waktu karena mesin induk tidak dapat bekerja

maksimal sehingga kecepatan yang diinginkan tidak tercapai akibat tenaga

yang dihasilkan oleh mesin induk tidak maksimal.

Pada sebuah mesin induk, bahan bakar akan tercampur dengan cepat

dengan udara yang mempunyai tekanan tinggi sebelum pembakaran.

Campuran akan terbentuk dan akan menyala akibat suhu akhir kompresi

yang tinggi yaitu 600ºC. Pada mesin induk pembakaran terjadi dikarenakan

oleh bahan bakar minyak yang disemprotkan berupa kabut kedalam

silinder yang bercampur dengan udara yang bersuhu tinggi. Dalam hal ini

kecepatan pembakaran tergantung pada baik buruknya percampuran antara

udara dengan bahan bakar. Oleh sebab itu maka bahan bakar harus

dikabutkan sehingga reaksi pembakaran dapat berlangsung cepat.

7. Perawatan pada injector


13

Loker pelaut (2014) juga menerangkan point-point penting yang harus

di perhatikan saat pengecekan dan membersihkan injector atau fuel injection

valve.

a. Periksa Injector

Sebelum mencabut injector, pastikan bahwa mesin aman, inlet bahan

bakar dan semua kran/klep yang berhubungan dengan injector ini sudah

dalam posisi tertutup.

b. Tutup Cylinder Head

Ketika katup bahan bakar akan dicabut dari kepala silinder, pastikan

untuk menutup lubang tempat injector dengan kain untuk menghindari

alat-alat atau suatu benda jatuh masuk ke dalam silinder.

c. Cek mesin pengetes injector

Sebelum pengujian injector, pastikan untuk memeriksa diesel oil,

hidrolik oil dan sistem kelistrikan alat pengetes injector tergantung pada

alat penguji ini, manual atau hidrolik. Periksa juga tekanan pembukaan

injector ini dari buku manual mesin jika belum tahu berapa tekanan

awalnya.

d. Kendorkan mur pengatur tekanan

Sebelum membuka injector untuk overhaul, jepit injector di alat

penjepit/tanggem di workshop, kendurkan mur pengatur tekanan atau

pressure setting screw sebelum lanjut membuka bagian-bagian lain dari

injector ini, tutup pegas, washer pengatur, rumah nozzle, dan jarum nozzle.
14

e. Rendam semua bagian injector dalam wadah berisi solar

Bersihkan injector dengan solar dan hilangkan semua deposit minyak

bahan bakar berat di bagian dalam.

f. Periksa pegas/per

Periksa ukuran panjang pegas/per, cek elastisitasnya, kerusakan atau retak,

juga periksa dudukan pegas dari kerusakan.

g. Periksa permukaan jarum nozzle

Periksa permukaan pemegang jarum dan berikan sedikit lapping/skir,

kemudian lapping/skir, cek mungkin ada goresan atau tanda yang tampak,

lakukan terus sampai akhirnya permukaan jarum halus. Ukir

permukaannya dan jika kurang dari yang diharuskan ganti dudukan.

h. Periksa gerakan jarum

Periksa permukaan ujung jarum dan pergerakan jarum pada saat

memasukan kedalam nozzle, mulus, tersendat, atau susah.

i. Bersihkan lubang nozzle

Bersihkan lubang nozzle dari arang/carbon bekas pembakaran dengan

kawat ukuran kecil.

j. Check injector

Setelah injector dibongkar dan dirakit kembali, test tekanan pembukaan,

atomisasi, kencing dan sebagainya lihat keterangan di gambar. Pastikan

untuk menggunakan kaca mata dan sarung tangan pada saat melakukan tes.
15

Periksa tekanan pembukaan dalam manual dan menambah atau

mengurangi tekanan pembukaan dengan bantuan mur pengatur tekanan

yang disediakan dibagian atas injector.

8. Perbaikan injector

Menurut Erul (2013) proses servis injector bisa dibedakan menjadi dua

tahap utama, yaitu pengetesan dan pembersihan. Ada beberapa tahap

pengetesan injector, pertama adalah tes leakage atau kebocoran, test tekanan

penyemprotan, dilanjutkan tes spray pattern atau pola semprotan nozzle.

Kemudian injector diukur kemampuan mengalirkan bahan bakar (flow test) dan

terakhir akan dilakukan simulasi pemakaian. Pembersihan juga dilakukan untuk

menghilankan kotoran yang menumpuk di nozzle.

Namun sebelum melakukan penyetelan, pasang injector pada tester

dengan longgar saja. Lakukan pembuangan udara yang ada pada saluran tester,

dengan menggerakan tuas sampai solar keluar pada sambungan pipa.


16

Gambar 2.2. Pengeluaran udara

Setelah itu mulai langkah kerja sebagai berikut :

a. Leakage test

Maksud dari test ini adaalah mengetahui apakah ada kebocoran

(Leakage) baik dari body injector maupun pada jarum nozzle.

Dua langkah melakukan test kebocoran dengan cara:

1) Buka kran saluran tekanan ke manometer, gerakan tuas tester sampai

manometer menunjukkan angka 80 bar, pertahankan posisi ini selama 20

detik. Lihat dan amati kebocoran pada ujung nozzle.

2) Amati dan rasakan ujung bodi nozzle dengan jari anda, apakah ada tetesan

atau ujung bodi nozzle menjadi basah, injector tidak boleh bocor sama

sekali. Kalau bocor di bodi, bahaya buat mesin karena bahan bakar bisa

menetes ke bagian luar mesin. Bisa kebakaran, sedangkan jika jarum


17

noselnya bocor, bahan bakar akan terus keluar meski injector menutup.

Tekanan bahan bakar keseluruhanpun akan turun. Tes ini dilakukan

dalam keadaan nosel tertutup (tidak dialiri arus listrik). Jika pada test ini

berhasil atau tidak ada kebocoran maka injector bisa dipakai.

Gambar 2.3. Pemeriksaan kebocoran

b. Test tekanan penyemprotan

Lakukan test penekanan penyemprotan, dengan cara gerakan tuas tester

dalam langkah penuh dengan kuat dan cepat, tekanan penyemprotan yang

memenuhi standard berkisar 90 – 125 bar, baca tekanan pada manometer.


18

Gambar 2.4. Test tekanan penyemprotan

c. Spray test

Dari tes ini diketahui pola penyemprotan injector. Pengabutan bahan

bakarnya harus bagus. Ada beberapa pola yang bisa digunakan. lakukan test

tekanan penyemprotan, dengan cara gerakkan tuas tester dalam langkah

penuh dengan kuat dan cepat, baca tekanan pada manometer Delapan puluh

persen mesin yang punya pola standar seperti yang paling kiri. Sisanya

punya pola standar seperti yang paling kanan. Dengan diketahui adanya

penyumbatan, maka bisa coba dilakukan pembersihan.

Gambar 2.5. Penyemprotan nozel

d. Flow test

Kemampuan total injector akan teruji pada test ini. Maka sebaiknya

mengetahui kapasitas standar yang diukur dalam satuan cc/menit. Untuk itu,

Injector akan diberi arus untuk membuka jarum nosel dan dialiri bahan

bakar dengan tekanan tertentu selama 15 detik. Kemudian alirannya diukur

apakah sesuai dengan kapasitas standartnya. Variabel pengetesan bisa


19

berbeda untuk tiap mesin. Misalnya injector mesin pada suatu mesin

berkapasitas 240 cc. Artinya selama 15 detik alat ini harus mengalirkan 60

cc bensin. Sedangkan tekanan bahan bakar saat tes biasanya diberikan

tekanan sebesar 5 bar, lebih tinggi dengan kondisi mesin sekitar 3-4 bar.

Resistance (tahanan) injector pun diukur masih sesuai dengan standart. Dari

tes ini, akan diketahui apakah kemampuan injector merata untuk setiap

silinder. Sebab saat pertama diukur, alirannya bisa berbeda-beda, mesin pun

bisa kasar, tidak bertenaga dan gampang terjadi detonasi. Setelah

dibersihkan tes ini dilakukan kembali untuk mengecek apakah pembersihan

yang dilakukan cukup efektif, apakah kemampuannya kembali normal dan

merata pada setiap silinder. Angka pengukuran berbeda masih bisa diterima

untuk pemakaian harian, asal deviasinya tidak terlalu besar.

9. Simulasi

Tahap ini diperlukan untuk memantau kinerja injector pada waktu dipakai.

Sehinga perlu simulasi kondisi mesin. Aliran bahan bakar diukur untuk tekanan

dan putaran mesin berbeda. Meski jarang terjadi, bisa saja injector bagus pada

1.000 rpm tetapi pada 2.000 rpm kurang baik.

10. Pembersihan

Jika diyakini masih bisa dipakai atau tidak bocor, injector bisa dibersihkan.

Ada dua cara pembersihan, pertama dengan cara quid cleaning. Caranya

dengan cairan khusus yang dialirkan terus menerus (injector dalam kondisi

terbuka) untuk mengikis kotoran. Kalau cara itu tidak berhasil, gunakan ultra

sonic cleaning. Injector direndam dalam wadah dengan cairan khusus juga
20

peranti itu dialirkan listrik untuk membuka tutup secara periodic. Sementara

pada cairan diberi gelombang getaran ultrasonic untuk mengikir endapan. Cara

ini terbukti mampu mengembalikan performa mesin.

11. Keuntungan jika injector bekerja optimal

Menurut Widopo (2016) injector merupakan komponen dari mesin induk yang

sangat penting, karena fungsinya untuk mengabutkan bahan bakar ke ruang

pembakaran, dan injector bekerja tanpa henti pada saat mesin induk dinyalakan

atau selama pelayaran. Oleh karena itu perlunya managemen perawatan dan

perbaikan yang baik agar injector tetap optimal dan dapat bekerja secara

maksimal. Berikut adalah beberapa keuntungan jika injector bekerja secara

optimal :

a. Pembakaran maksimal karena seluruh bahan bakar yang dikabutkan terbakar

semua didalam ruang bakar.

b. Tenaga yang dihasilkan maksimal karen proses pembakaran terjadi

sempurna.

c. Komponen-komponen dalam ruang bakar seperti torak dan silinder tidak

cepat aus yang disebabkan oleh pelumasan yang tidak sempurna karena

lubang sebagai keluarnya minyak lumas pada liner terhalang dengan sisa-

sisa pembakaran yang melekat pada dinding liner.

d. Perjalanan pelayaran ketempat tujuan tepat waktu karena mesin induk dapat

bekerja secara maksimal.

C. KERANGKA PENELITIAN
21

Meninjau dari teori-teori yang telah diuraikan di atas, dapat kita ketahui

bahwa peranan injector pada motor diesel sangat penting. Injector sebagai suatu

alat untuk mengabutkan bahan bakar sangat mempengaruhi kesempurnaan dari

proses pembakaran di dalam silinder. Apabila pembakaran di dalam silinder tidak

sempurna maka tenaga yang di hasilkan motor diesel tersebut akan berkurang

sehingga dapat menganggu kelancaran pengoperasian kapal. Pada dasarnya yang

menjadi penyebab timbulnya gangguan-gangguan pada injector adalah kurang

maksimalnya perawatan. Prinsip dari pengabutan adalah menekan bahan bakar

berupa zat cair dengan tekanan yang sangat tinggi melalui lubang yang sangat

kecil pada nozzle. Dengan demikian apabila tekanan yang dikehendaki tidak

tercapai, maka bahan bakar tidak dapat mengabut dengan baik. Dari hal tersebut

dapat kita ketahui bahwa pompa bahan bakar tekanan tinggi sangat

mempengaruhi kerja injector.

Berdasarkan wacana diatas, dapat dicari suatu pemecahan masalah dan

seharusnya dapat dikurangi bahkan dicegah dengan diterapkannya beberapa

strategi perawatan yang tepat sehingga pengoperasian kapal tidak terganggu.

Perawatan yang menyangkut perhatian, pegawasan, pemeliharaan, perbaikan, dan

faktor sumber daya manusia sebagai operator pelaksana dalam menciptakan

kondisi siap operasi dari suatu mesin induk kapal yang pada prinsipnya

memerlukan pananganan dan perawatan yang efektif dan efisisen, maka

diharapkan dapat menunjang opersional pelayaran yang telah direncanakan oleh

perusahaann pelayaran.
22

Kerangka Pemikiran “Pengaruh Kualitas injector Pada Sistem

Pembakaran Mesin Induk di Kapal”

Kondisi Main Engine

SDM PERAWATAN
1. Kemampuan
1. Schedule
2. Kedisiplinan 2. Ketersediaan
spare part
3. Ketertiban

BAIK TIDAK BAIK

INJECTOR
INJECTOR
Bekerja secara Optimal
Bekerja Tidak Optimal

DIATASI

1. Perawatan

2. Perbaikan

Gambar 2.6. kerangka Pemikiran


23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

penelitian kualitatif, yaitu penelitian proses analisa kualitatif yang mendasarkan

pada adanya hubungan sistematis antara variabel yang sedang di teliti, tujuan

analisa data kualitatif yaitu agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-

variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan

dalam penelitian. Hubungan antar semantic sangat penting karena dalam analisa

kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisa

kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisa data kualitatif ialah mengolah dan

menganalisa data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur,

terstruktur dan mempunyai makna.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Rencana tempat pelaksanaan penelitian di lakukan pada saat penulis bekerja

sebagai Masinis 2 di kapal MERATUS BONTANG selama 2 tahun dengan

mengumpulkan data yang di dapat nantinya.

C. JENIS DAN SEUMBER DATA

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan karya ilmiah terapan

ini, diperoleh data dan sumber :


25

1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas :

a. Data Kualitatif

Data yang biasa peneliti dapatkan yaitu langsung dari crew

engine ( adapun sumber data yang penulis gunakan terdiri atas awak kapal

yang mempunyai tugas di kamar mesin ) melalui pertanyaan – pertanyaan yang

menyangkut kinerja injector baik itu pada saat mengalami masalah maupun

dalam keadaan normal, pembahasan tentang kinerja injector dalam pembakaran

ini biasa dilaksanakan pada saat peneliti melakukan jaga di atas kapal, meeting

(pertemuan),  dan saat langsung mengadakan perbaikan pada injector tersebut.

2. Sumber data

a. Data Primer

Data ini merupakan data yang diperoleh  secara langsung dari

kapal  dengan jalan mengadakan wawancara langsung dengan masinis dan

KKM  tentang pembakaran mesin diesel kapal khususnya pada bagian

penyemprotan bahan bakar injector serta diperoleh dengan cara metode survey,

yaitu dengan mengamati, mengukur dan mencatat secara langsung di lokasi

penelitian.

b. Data Sekunder

Data ini merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur dan artikel-

artikel yang ada hubungannya dengan masalah dan merupakan data pelengkap

dari data primer yang didapat dari perusahaan serta hal-hal lain yang
26

berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder merupakan data yang tidak

diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data ini termasuk sebagai

data pendukung dari data primer. Penulis memperoleh data sekunder dengan

cara wawancara dan diskusi lansung dengan crew di kapal yang nantinya pada

saat bekerja diatas kapal.

D. Metode Pengumpulan Data

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan proposal penelitian ini dikumpulkan

melalui :

1. Metode Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan  dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada obyek

yang diteliti. Data dan informasi dikumpulkan melalui :

a. Observasi

Mengadakan pengamatan secara langsung dilapangan dimana penulis

melaksanakan praktek laut. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan langsung

dikapal saat akan melakukan prala, tentang menurunnya tekanan pompa bahan bakar,

adapun fakto-faktor yang mempengaruhinya sangat banyak sehingga perlu data yang

didapatkan benar-benar berasal dari narasumbernya langsung.

b. Wawancara

Mengadakan tanya jawab secara langsung dengan para perwira yang ada di

kapal dan para dosen di lingkungan Politeknik Pelayaran Surabaya. Metode

wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci

mengenai pertanyaan-pertanyaan atau banyak hal yang tidak dipahami dalam hal
27

permasalahan yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, diantaranya

tentang pengaruh kualitas injector pada sistem pembakaran mesin induk di kapal.

Wawancara ini dilakukan oleh penulis pada saat kuliah Diklat Peningkatan Tingkat I

online atau pada waktu senggang secara berdiskusi. Dalam metode ini data yang

diperoleh lebih praktis dan objektif, karena tidak semua permasalahan di atas kapal

dapat dijabarkan secara rinci dalam buku petunjuk (instruction manual book)

maupun buku lainnya, melainkan juga berdasarkan atas pengalaman-pengalaman

dosen profesi yang pernah bekerja sebagai Chief Engineer ataupun engineer di kapal.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dengan

membaca arsip-arsip yang ada di kamar mesin. Dan segala permasalahan yang dialami

oleh penulis sehubungan dengan kinerja injector tidak maksimal dalam pembakaran

yang kemudian penulis dapat analisa dan mengkaitkan dengan peranan perawatan dan

perbaikan dari mesin pendingin tersebut.

E. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literature, buku-

buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, untuk memperoleh

landasan teori yang akan digunakan dalam membahas masalah yang diteliti.

1. Metode Studi Pustaka

Adalah suatu cara penelitian untuk mengumpulkan data dengan menggunakan buku-

buku refrensi dan literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang diadakan.

F. TEKNIK ANALISIS DATA


28

Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data, penyajian data, dan

kesimpulan.

G. REDUKSI DATA

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data

adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat

diambil.

H. PENYAJIAN DATA

Tabel 3.1. Observasi

Pengaruh Kualitas Injector Pada


No
Sistem Pembakaran Mesin Induk Di Check Quality
.
Kapal

Nozzle
Apa pengaruh kualitas injector pada
1 O-ring
sistem pembakaran ?
Pegas

Bagaimana cara mendapatkan kualitas Seringnya perawatan

2 injector yang baik pada sistem dan mengkalibrasi

pembakaran ? injector

A. KESIMPULAN

Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.

Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil

tindakan pencegahan dan perawatan pada komponen – komponen injector


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


31

Gambar 4.1. MERATUS BONTANG

Pada penelitian ini penulis mengambil kasus tentang ‘PENGARUH KUALITAS

INJECTOR PADA SISTEM PEMBAKARAN MESIN INDUK DI KAPAL MERATUS

BONTANG’. Sedikit cerita tentang kapal MERATUS BONTANG, kapal ini bermesin 4 tak

dan menggunakan system gear box yaitu untuk menyalurkan tenaga atau daya mesin ke

salah satu bagian mesin lainnya, sehingga unit tersebut dapat bergerak menghasilkan sebuah

pergerakan baik putaran maupun pergeseran, mesin induknya buatan jepang yaitu Yanmar

6EY26 - 2 x 1920 kw / 750 rpm, kapal ini termasuk tipe, jadi seluruh bodinya terbuat dari

bahan baja.

Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat

memahami apa yang terjadi pada penulis saat di atas kapal. Dengan data kapal sebagai

berikut :

SHIP PARTICULAR

I. KAPAL CONTAINER

1. PEMILIK : PT. MERATUS LINE

2. NAMA KAPAL : MERATUS BONTANG

3. BENDERA : INDONESIA

4. TAHUN PEMBUATAN : 2010

5. BAHAN : BAJA

6. TYPE KAPAL : CONTAINER

7. KLASIFIKASI :BKI

8. CALL SIGN :PNNW


32

II. UKURAN UTAMA

1. PANJANG SELURUHNYA ( LOA ) : 39.0 METER

2. PANJANG GARIS TEGAK ( LBP ) : 36.20 METER

3. LEBAR DI LUAR GADING ( BM ) : 9.50 METER

4. TINGGI ( DEPTH ) : 3.60 METER

5. SARAT AIR ( DRAFT ) : 3.216 METER

6. GROSS TONAGE : 386.0 T

III. KAPASITAS TANGKI

1. FUEL OIL : 167.990 L

2. LUB OIL : 4.480 L

3. FRESH WATER : 100.00 L

4. DAILY TANK : 4.480 L

IV. MESIN UTAMA

1. MEREK : YANMAR

2. TYPE : 6EY26 ( 4 TAK )

3. HP : 2 X 1920 KW

4. CYLINDER : 6
33

5. FIRING ORDER : 1-5-3-6-2-4

5. RPM : / 750 RPM

6. YEAR : 2010

7. SERIES : 6EY26

8. JUMLAH MESIN : 2 (DUA)

V. MESIN BANTU

1. MEREK : HND

2. TYPE : TBD 234

4. JUMLAH MESIN : 4 ( EMPAT)

5. RPM : 1500

VI. KAPASITAS MUATAN

1. DECK CARGO : 160 T

2. CLEAR DECK SPACE : 22.0 M x 7.5 M

B. HASIL PENELITIAN

1. PENYAJIAN DATA

Injector adalah salah satu komponen utama dalam sistem bahan bakar mesin diesel

dan berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar diesel dari injection pump (fuel pump) ke

dalam silinder pada setiap akhir langkah kompresi dimana torak (piston) mendekati titik

mati atas (TMA). Injector dirancang untuk menerima tekanan bahan bakar dari injection
34

pump yang bertekanan tinggi untuk membentuk kabut yang bertekanan. Proses kerjanya

memperlukan tekanan yang tinggi dari pompa tekan bahan bakar (Fuel Injection Pump/

Bosch Pump) dengan tekanan antara 200kg/cm2 sampai 210 kg/cm2. Bahan bakar yang

masuk ke nozzel mampu mendorong needle valve keatas yang melawan tekanan nop

spring, dimana tekanan nop spring ini diatur oleh adjusting screw sesuai dengan tekanan

yang dikehendakinya. Pembukaan jarum dilakukan dengan tekanan bahan bakar, dengan

terangkatnya needle valve maka bahan bakar akan keluar melalui atomizer holes dengan

terpancar berupa kabut-kabut yang sangat halus. Untuk mencapai pengabutan bahan

bakar menjadi bentuk gas atau uap, diperlukan banyak hal yang mempengaruhi

pengabutan tersebut. Namun injector yang tidak mampu menghasilkan pengabutan

dengan sempurna akan membuat kerugian yang cukup besar terhadap tenaga mesin dan

selanjutnya terhadap kecepatan kapal itu sendiri.

Gambar 4.3. Main Engine MERATUS BONTANG


35

Gambar 4.4. Injector pada main engine

Tabel 4.1. Pemeriksaan

No Pengaruh kualitas injector pada Peran Masinis Check

sistem pembakaran mesin induk di

kapal

Nozzle √
Apa pengaruh kualitas injector pada
1 O-ring √
system pembakaran?
Pegas √

2 Bagaimana cara mendapatkan Perawatan rutin pada √

kualitas injector yang baik pada mesin induk


36

Mengkalibrasi injector √
system pembakaran?
sesuai dengan ketentuan

C. ANALISA DATA

Setelah melaksanakan analisa, adapun indikasi-indikasi injector yang berjalan secara tidak

normal, antara lain :

1. Mesin sulit di start

a. Gejala awal saat ada kerusakan pada injektor yakni mesin yang sulit dihidupkan.

Gejala ini muncul saat bensin yang disuplai dari injektor itu kurang dari jumlah

idealnya sehingga terjadi campuran yang kurus.

2. Temperatur gas buang jauh lebih tinggi

a. Gejala berikutnya ialah temperatur gas buang jauh lebih tinggi yang menyebabkan

kompresi turun

3. Warna asap gas buang berubah

a. Asap gas buang berubah menjadi hitam pekat ,dikarenakan pembakaran yang kurang

sempurna

Tabel 4.2. Perubahan temperature gas buang

tanggal Keadaan Temperatur

05 Januari 2020 Normal 220 ° C

06 Januari 2020 Normal 220 ° C

07 Januari 2020 Tidak Normal 380 ° C

08 Januari 2020 Tidak Normal 370 ° C

09 Januari 2020 Tidak Normal 370 ° C


37

Dalam perjalanan dari banyuwangi menuju pagerungan didapati suhu gas buang yang

Menaik tinggi yang menyebabkan temperratur menjadi tidak normal.

Adapun data pengamatan Pressure Injector Main Engine selama running hours 1000 sebagai

berikut :

Tabel 4.3. Pengamatan selama 1000 jam

Injector Cylinder Running 0 Hours Hasil Pengamatan

Main Engine Running 1000 Hours

1 200 Kg/cm2 170 Kg/cm2

2 200 Kg/cm2 180 Kg/cm2

3 200 Kg/cm2 170 Kg/cm2

4 200 Kg/cm2 170 Kg/cm2

5 200 Kg/cm2 180 Kg/cm2

6 200 Kg/cm2 180 Kg/cm2

4. Dalam pengumpulan data penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara dan

observasi. Dalam metode observasi, peneliti menganalisa penyebab tidak optimalnya

injector pada mesin induk terhadap kualitas pengabutan, antara lain:

1. O-ring

Fungsi utama O-ring ini adalah untuk mencegah terjadinya kebocoran bahan bakar

pada injector. Seperti gasket lain pada umumnya, O-ring injector seiring waktu akan

menjadi aus dan rusak. Jika O-ring injector sudah rusak, maka penggantian harus
38

langsung dilakukan untuk mencegah kebocoran bensin yang akan memperboros

konsumsi bahan bakar

2. Pegas

Pegas penekan jarum tidak bekerja dengan baik. Pegas penekan berfungsi untuk

menyetel kerapatan jarum terhadap mulut pengabut. Jika pada pegas yang sudah

lemah karena elastisitasnya berkurang, maka penyetelan kerapatan jarum tidak dapat

sempurna atau kurang pas sehingga tekanan bahan bakar yang dikabutkan menjadi

tidak maksimal, hal ini disebabkan karena keausan dari pegas yang bekerja terlalu

lama sehingga terjadi kelelahan bahan maka dari itu harus diganti dengan spring

yang baru.

3. Nozzle (Mulut Pengabut)

Mulut pengabut berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar kedalam ruang bakar.

Pada akhir penyemprotan tekanan didesak menurun dan jarum ditekan kembali pada

bidang penutup. Pembukaan dan penutupan jarum pengabut dapat diawasi dengan

sebuah jarum periksa. Pada cara pengabutan ini pompa bahan bakar mendesak, jika

penyemprotan harus dimulai dan pompa berhenti jika penyemprotan harus berakhir.

D. PEMBAHASAN

Pada tanggal 19 Mei 2020 saat kapal MERATUS BONTANG berangkat dari

Banyuwangi menuju Pagerungan, dalam kondisi mesin normal. Ditengah perjalanan

berlayar, mengalami masalah yang terjadi pada Main engine yaitu temperatur gas buang

pada Main engine tiba-tiba tinggi, sehingga RPM turun dan kecepatan turun. Terjadi alarm

yang menandakan suhu gas buang naik dan turun sehingga asap gas buang menjadi hitam,
39

kapal tidak mau mencapai kecepatan yang diinginkan dan hanya bisa melaju di bawah

critical revolution speed dan mengakibatkan suara mesin berubah. Dalam pembahasan ini,

penulis mencoba menjelaskan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan pengabutan tidak

optimal dalam injector, di antara lain.

1. O-ring

O-ring berpengaruh sebagai penyekat atau seal di antara komponen mesin agar media

yang ada di dalam komponen mesin tersebut tidak terjadi kebocoran. Kurangnya perawatan

dan pemeriksaan terhadap O-ring dengan cara mengganti yang baru atau spare. Pada saat

pemasangan O-ring, yakinkan semua permukaan bersih dari kotoran dan debu.

Periksa O-ring dari kotoran, debu, goresan dan cacat lainya yang akan menyebabkan

kebocoran.

Gambar 4.5. O-ring


40

2. Pegas

Pegas berpengaruh sebagai elemen elastis dimana pegas tersebut dapat

terdeformasi pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila beban dilepaskan

pegas akan kembali seperti sebelum terbebani. Kurangnya pemeriksaan dan pergantian

pegas, sesuai jam kerja injector. Dan mengganti pegas yang lama dengan yang baru.

Gambar 4.6. Pegas

3. Nozzle (Mulut Pengabut)

Jarum pengabut berfungsi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang akan dikabutkan

melalui mulut pengabut. Besarnya diameter dari lubang-lubang pengabut dibuat dengan

ukuran tertentu. Apabila lubang pengabut terlalu kecil maka akan mudah tertutup dengan

kotoran. Sedangkan apabila lubang pengabut terlalu besar maka bentuk kabut tidak akan

halus
41

Gambar 4.7. Mulut pengabut

Jadi penulis menyimpulkan salah satu penyebab terjadinya penyumbatan nozzle injector

salah satunya juga terdapat karena buruk nya kualitas bahan bakar yang disebabkan kurang

nya perawatan pada filter bahan bakar yang menyebabkan pada saat bahan bakar masuk ke

injector terdapat kotoran – kotoran yang berskala kecil yang menyumbat lubang nozzle

injector yang menyebabkan kurang sempurnanya pengabutan dalam mesin diesel. Dan

disaat pengabutan kurang sempurna akan banyak faktor yang mempengaruhi mesin induk

salah satunya :

1. Kurangnya tenaga pada mesin induk tersebut yang disebabkan oleh kotoran kotoran

kecil yang berhasil melewati filter bahan bakar dan akhirnya menutupi lubang nozzle

tersebut dan berpengaruh pada tenaga mesin itu.

2. Tercampurnya bahan bakar dan pelumas, yang disebabkan disaat nozzle injector yang

mengkabutkan kurang sempurna, terdapat bahan yang akan masuk pada pelumas yang

menyebabkan kurang kekentalan pada sistem lumas, dan disaat kekentalan pelumas

kurang pada standart mesin, mesin akan lebih cepat panas dan mempengaruhi kinerja

mesin induk itu sendiri


42

E. HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

1. Apa penyebab injector tidak berfungsi secara maksimal?

a. O-ring patah sehingga merusak saluran oli

b. Spring (pegas) kendor atau tekanan melemah

c. Lubang pengabut tersumbat atau terlalu lebar

2. Apa pengaruh kualitas injector pada sistem pembakaran mesin induk?

a. Kurang nya tenaga pada mesin induk tersebut

b. Tercampurnya bahan bakar dan pelumas, yang menyebabkan mesin akan lebih cepat

panas
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

penulis mengambil beberapa kesimpulan dari pengaruh tidak optimalnya pengabutan

bahan bakar terhadap proses pembakaran mesin diesel di kapal dengan harapan dapat

memberikan pedoman atau penyelesaian tentang masalah yang sama kepada pembaca,

yaitu sebagai berikut :

1. Apa penyebab injector tidak berfungsi secara maksimal ?

a. O-ring patah sehingga merusak saluran oli

b. Spring (pegas) kendor atau tekanan melemah

c. Lubang pengabut tersumbat atau terlalu lebar

2. Apa pengaruh kualitas injector pada sistem pembakaran mesin induk?

a. Kurang nya tenaga pada mesin induk tersebut

b. Tercampurnya bahan bakar dan pelumas, yang menyebabkan mesin akan lebih

cepat panas.

B. SARAN

Berdasar permasalahan yang terjadi dialami penulis terdapat saran yang disampaikan,

yaitu :

1. Mengganti O-ring yang lama dengan O-ring yang baru

2. Melakukan pembersihan berkala dengan cara merendam nozzle di dalam wadah yg

berisi HSD/MDO lalu menyikatnya dengan sikat kawat hingga bersih


45

3. Mengganti pegas yang lama dengan spare pegas yang baru.

4. Melakukan pemeriksaan rutin secara berkala

5. Sering melakukan pemeriksaan terhadap filter bahan bakar.


47

C. SaranDAFTAR PUSTAKA

Aria, Zack. (2014). makalah motor diesel tentang kerja injector(http.//

Zack92aria.blogspot.com),Diakses tanggal 7 April 2016

Ariwayanti,Muchlies. (2012) .Injector(Http://muchlisariwayanto.blogspot.com,Diakses

tanggal 7 April 2016

Bosch, Robert. 2001. Engine Management, Basic and Components.

Stuttgard : Robert Bosch Gmbh

Bosch, Robert. (1924). Pompa Injeksi ( Http://lokerpelaut.com/pompainjeksi)

Diakses tanggal 7 April 2016

Duniamaritim. (2014). fuel injection system (https://duniamaritim.id/sistem-injeksi-bahan-

bakar-pada-mesin-diesel-kapal-fuel-injection-system/) Diakses tanggal 24 Januari

2018

Erul. (2013). penyetelan injector (Http://Erul09.blogspot.compenyetelannosel)

Diakses tanggal 7 April 2016

Fatimah. 2016. Teknik Analisis SWOT. Jakarta : PT. Triasko Madra

Indrawan dan Yuniawati. 2014. Teknik Pengumpulan Data. Bandung : PT. Alfabeta

Kartono, Katini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : PT. Mandar Maju

Maleev, L dan DR.A.M. 1996. Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel. Jakarta : PT.

Pradnya Paramita

Lokerpelaut. (2014). overhaul injector

(Http://lokerpelaut.compoinpentingsewaktuoverhoulinjector),Diakses tanggal 6 April

2016
48

Montir.id (2015),Fungsi utama oring injector (https://montir.id/layanan/ganti-oring-

injector),Diakses tanggal 3 Februari 2018

Rinaldi. (2013). Pengaruh tekanan injector mitsubushi L300 diesel

(http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/poto/article/view/767),Diakses tanggal 4

Februari 2018

Saputra. (2013). Injection nozzle mesin diesel (http://saputranett.blogspot.com/2013/05/injection-

nozzle-mesin-diesel)

Setiawan. 2016. Kegiatan Menghimpun Informasi. Yogyakarta : Quadrant

Sugiyono. 2009. Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Bandung : CV

Alfabeta

Suhodo. (2002). “ system bahan bakar “(Http://www.scribd.com

PengabutanBBsistembahanbakar) ,Diakses tanggal 5 April 2016

Van Maanen, P. 1999. Motor Diesel Kapal, jilid 1. Jakarta : PT. Triasko Madra Harrington,

L. Roy. 1998. Marine Engineering. Jakarta : Djangkar

Winarno, Surakhmand. (1998). Metodologi penelitian (Http://www.Google.com/ Pengatur

metodologi penelitian),Diakses tanggal 7 April 2016

Widopo (2016), Gangguan pada injector (http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=447852&val=9483&title=TROUBLE%20SHOOTING%20SISTEM

%20INJEKSI%)

Anda mungkin juga menyukai