Pertanyaan:
a. Analisis data hasil praktikum tersebut dan tarik kesimpulannya,
Berdasarkan hasil praktikum, konsumsi bahan bakar dengan
tekanan injeksi 110 rata-rata adalah 24, konsumsi bahan bakar
dengan tekanan injeksi 130 (spesifikasi) rata-rata adalah 25,
konsumsi bahan bakar dengan tekanan injeksi 170 rata-rata adalah
27, artinya konsumsi bahan bakar paling rendah atau irit adalah
pada saat tekana injeksi 110.
.
b. Buat penjelasan rasional kesimpulan anda tersebut.
Dalam teori, konsumsi bahan bakar paling irit adalah saat tekanan
injeksi sesuai dengan tekanan spesifikasi, karena ketika semakin
tinggi tekanan injeksi maka kabutannya akan semakin halus dan
semprotannya tidak jauh sehingga penetrasinya jelek, meskipun
atomisasinya bagus, akan tetapi pembakarannya menjadi tidak
sempurna dan berakibat konsumsi bahan bakar menjadi boros,
ketika semakin rendah tekanan injeksi maka kabutan menjadi
besar besar dan mengakibatkan sulit terbakar karena tidak
teratomisasi dengan baik, akibatnya konsumsi bahan bakar juga
1
menjadi boros. Akan tetapi dari hasil praktikum tidak sesuai
dengan apa yang ada di teori, artinya ada komponen lain yang
bermasalah/tidak sesuai dengan setelan sehingga menyalahi
dengan teorinya.
2
b. Apakah yang dimaksud dengan self-ignition, apa kaitannya
dengan proses bekerjanya motor Diesel?.
Self ignition adalah pembakaran spontan atau penyalaan sesuatu
tanpa percikan api atau api eksternal (api dari busi). Proses
pembakaran pada mesin diesel adalah pada langkah kompresi
udara dikompresikan sampai pada tekanan menjadi 70-90 kg/cm2
dan suhu 700-900 derajat celsius. Akibat proses kompressi ini
udara menjadi panas dan temperaturnya bisa mencapai sekitar
900 °C . Pada akhir langkah kompresi injektor/nozel
menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara panas yang
bertekanan sampai diatas 2000 bar. Solar dibakar oleh panas
udara yang telah dikompresikan di dalam silinder. Jadi dengan
begitu penyalaan bahan bakar pada mesin diesel tidak
menggunakan api dari busi tetapi dengan panas yang dihasilkan
oleh proses kompresi.
c. Jelaskan proses terjadinya self ignition yang terjadi pada motor
diesel, dan adakah kaitannya dengan komponen busi pijar?
Proses pembakaran pada mesin diesel adalah pada langkah
kompresi udara dikompresikan sampai pada tekanan menjadi 70-
90 kg/cm2 dan suhu 700-900 derajat celsius. Akibat proses
kompressi ini udara menjadi panas dan temperaturnya bisa
mencapai sekitar 900 °C . Pada akhir langkah kompresi
injektor/nozel menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara panas
yang bertekanan sampai diatas 2000 bar. Solar dibakar oleh
panas udara yang telah dikompresikan di dalam silinder. Jadi
dengan begitu penyalaan bahan bakar pada mesin diesel tidak
menggunakan percikan bunga api dari busi tetapi dengan panas
yang dihasilkan oleh proses kompresi ataupun penyalaan sendiri
(self-ignition). Busi pijar sendiri berfungsi untuk memanaskan
ruang bakar, khususnya ruang bakar bantu pada waktu starting.
3. Gambar berikut adalah sistem EMS pada motor diesel sistem common
rail motor diesel.
3
Pertanyaan:
a. Pilih tiga sensor yang ada dalam gambar (bebas pilihan) dan
jelaskan alasan keberadaan sensor tersebut untuk kenerja sistem
bahan bakar
4
pengaturan stabilitas putaran mesin, pengaturan untuk me-
matikan mesin), dengan menyertakan penjelasan sensor yang
berkerja.
Pengaturan jumlah bahan bakar : kebutuhan jumlah bahan bakar
pada mesin bervariasi, mulai dari tanpa beban hingga untuk beban
maksimum. Kebutuhan tanpa bahan bakar diperlukan saat mesin
dimatikan. Kebutuhan yang lain mulai dari mesin idle, hingga
putaran tinggi, akselerasi, variasi beban saat kecepatan tetap
karena kondisi yang tidak terkendali oleh handle gas. Pengaturan
jumlah bahan bakar pada pompa injeksi dengan menggunakan
pedal accelerator. Untuk sesor yang bekerja adalah air
temperature sensor (saat suhu udara masuk rendah maka jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan banyak dan sebaliknya),
accelerator sensor (saat di injak pedal acceleratornya maka jumlah
bahan bakar yang diinjeksikan akan semakin banyak)
1. Viscosity
Viscosity atau kekentalan suatu minyak pelumas adalah
pengukuran dari mengalirnya bahan cair dari minyak pelumas,
dihitung dalam ukuran standard. Makin besar perlawanannya
untuk mengalir, berarti makin tinggi viscosity-nya, begitu juga
sebaliknya.
2. Viscosity Index
Tinggi rendahnya indeks ini menunjukkan ketahanan
kekentalan minyak pelumas terhadap perubahan suhu. Makin
tinggi angka indeks minyak pelumas, makin kecil perubahan
viscosity-nya pada penurunan atau kenaikan suhu. Nilai
viscosity index ini dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
HVI (High Viscosity Index) di atas 80.
5
MVI (Medium Viscosity Index) 40 – 80.
LVI (Low Viscosity Index) di bawah 40.
3. Flash Point
Flash point atau titik nyala merupakan suhu terendah pada
waktu minyak pelumas menyala seketika. Pengukuran titik
nyala ini menggunakan alat-alat yang standard, tetapi
metodenya berlainan tergantung dari produk yang diukur titik
nyalanya.
4. Pour Point
Merupakan suhu terendah dimana suatu cairan mulai tidak bisa
mengalir dan kemudian menjadi beku. Pour point perlu
diketahui untuk minyak pelumas yang dalam pemakaiannya
mencapai suhu yang dingin atau bekerja pada lingkungan
udara yang dingin.
5. Total Base Number (TBN)
Menunjukkan tinggi rendahnya ketahanan minyak pelumas
terhadap pengaruh pengasaman, biasanya pada minyak
pelumas baru (fresh oil). Setelah minyak pelumas tersebut
dipakai dalam jangka waktu tertentu, maka nilai TBN ini akan
menurun. Untuk mesin bensin atau diesel, penurunan TBN ini
tidak boleh sedemikian rupa hingga kurang dari 1, lebih baik
diganti dengan minyak pelumas baru, karena ketahanan dari
minyak pelumas tersebut sudah tidak ada.
6. Carbon Residue
Merupakan jenis persentasi karbon yang mengendap apabila
oli diuapkan pada suatu tes khusus.
7. Density
Menyatakan berat jenis oli pelumas pada kondisi dan
temperatur tertentu.
8. Emulsification dan Demulsibility
Sifat pemisahan oli dengan air. Sifat ini perlu diperhatikan
terhadap oli yang kemungkinan bersentuhan dengan air.
Selain ciri-ciri fisik yang penting seperti telah dijelaskan
sebelumnya, minyak pelumas juga memiliki sifat-sifat penting,
yaitu:
9. Sifat kebasaan (Alkalinity)
Untuk menetralisir asam-asam yang terbentuk karena
pengaruh dari luar (gas buang) dan asam-asam yang terbentuk
karena terjadinya oksidasi.
10. Sifat detergency dan dispersancy
Sifat detergency: Untuk membersihkan saluran-saluran
maupun bagian-bagian dari mesin yang dilalui minyak pelumas,
sehingga tidak terjadi penyumbatan.
6
Sifat dispersancy: Untuk menjadikan kotoran-kotoran yang
dibawa oleh minyak pelumas tidak menjadi mengendap, yang
lama-kelamaan dapat menjadi semacam lumpur (sludge).
Dengan sifat dispersancy ini, kotoran – kotoran tadi dipecah
menjadi partikel – partikel yang cukup halus serta diikat
sedemikian rupa sehingga partikel – partikel tadi tetap
mengembang di dalam minyak pelumas dan dapat dibawa di
dalam peredarannya melalui sistem penyaringan. Partikel yang
bisa tersaring oleh filter, akan tertahan dan dapat dibuang
sewaktu diadakan pembersihan atau penggantian filter
elemennya.
11. Sifat tahan terhadap oksidasi
Untuk mencegah minyak pelumas cepat beroksidasi dengan
uap air yang pasti ada di dalam karter, yang pada waktu suhu
mesin menjadi dingin akan berubah menjadi embun dan
bercampur dengan minyak pelumas. Oksidasi ini akan
mengakibatkan minyak pelumas menjadi lebih kental dari yang
diharapkan, serta dengan adanya air dan belerang sisa
pembakaran maka akan bereaksi menjadi H2SO4 yang
sifatnya sangat korosif.
b. Jelaskan mekanisme kerja model sump filtering yang diper-
gunakan pada motor Diesel.
c. Jelaskan bagaimana system pelumasan dapat mempertahankan
kestabilan tekanan dan aliran.
Sistem pelumas dapat mempertahankan kesetabilan dan
alirannya karena dipasang katup pengatur tekanan, ketika
tekanannya berlebih maka katup relief akan terbuka dan
kelebihan tekanan pelumas akan dikembalikan ke karter, ketika
pendingin oli tersumbat maka katup relief juga akan terbuka
sehingga tetap menyalurkan oli ke sistem, hal ini juga terjadi saat
kondisi darurat yaitu oli yang ada di karter sudah kotor, oli tetap
akan disalurkan ke sistem meskipun tidak di saring agar tidak
terjadi kerusakan yang lebih parah pada mesin, dan apabila
tekanan pelumas kurang switch tekanan pelumas akan on
sehingga lampu indikator yang menunjukkan tekanan pelumas
kurang akan menyala sehingga pengemudi bisa mengetahuinya
dan bisa dengan cepat diperbaiki agar tidak terjadi kerusakan
yang parah pada mesin.