Prinsip injeksi bahan bakar yang diinginkan menurut adalah untuk dapat
memenuhi berbagai hal yang diharapkan dari kendaraan bermesin diesel,
sistem injeksi bahan bakar minyak (BBM) (termasuk pompa injeksi dan
nozzle) memainkan peranan yang penting karena secara langsung
mempengaruhi performa mesin dan kendaraan. Hal – hal yang diharapkan
antara lain, tekanan injeksi yang lebih tinggi, rate injeksi yang optimal,
control timing injeksi yang lebih presisi, dan kontrol kuantitas injeksi yang
lebih presisi. Maksud dari tekanan injeksi yang lebih tinggi, rate injeksi
yang optimal, control timing injeksi yang lebih presisi, dan kontrol
kuantitas injeksi yang lebih presisi adalah bahan bakar yang diinjeksikan
oleh nozzle berubah menjadi partikel – partikel yang lebih halus jika
tekanan injeksi dinaikkan. Hal ini memperbaiki pembakaran dan
menurunkan banyaknya asap yang terkandung dalam gas buang.
Komponen Utama Common Rail System
Supply pump menurut adalah pada dasarnya terdiri dari system pemompaan
konvensional seperti pompa tipe in-line (dua silinder), dilengkapi dengan PCV
(Pump Control Valve) untuk mengontrol kuantitas bahan bakar yang dipompakan,
sensor pengenalan silinder, serta feed pump. Feed pump itu sendiri yang terintegrasi
dalam supply pump, berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki bahan
bakar melalui fuel filter dan mengirimkannya ke ruang pompa
common rail menurut (Denso, 2005, p. 41), adalah untuk mendistribusikan bahan
bakar bertekanan tinggi (yang ditekan oleh supply pump), ke setiap injector silinder.
Injector menurut, berfungsi
menginjeksikan bahan bakar bertekanan
dalam rail kedalam ruang bakar mesin pada
timing injeksi, kuantitas
injeksi, rate injeksi, dan pola injeksi yang
optimal sesuai sinyal dari ECU (Electronic
Control Unit).
Pressure limiter berfungsi untuk melepas
tekanan dalam rail jika terjadi kondisi
dimana tekanan yang timbul dalam rail
menjadi tinggi sekali (abnormal). Katupnya
baru akan kembali tertutup setelah tekanan
dalam rail turun ke level tertentu. Bahan
bakar yang dilepaskan oleh pressure limiter
akan kembali ke tangki bahan bakar.
ECU (Electronic Control Unit), berfungsi untuk
memperhitungkan agar pembakaran menjadi optimal dengan
mengatur tekanan, jumlah dan waktu injeksi. ECU (Electronic
Control Unit) juga menjaga agar tekanan bahan bakar tetap tinggi
bahkan di saat rpm mesin dalam keadaan rendah sehingga
membuat konsumsi bahan bakar menjadi efisien dan rendah emisi.
Pembakaran pada Motor Bensin
Pada motor otto terjadi konversi energi dari energi panas ke energi mekanik yang
berupa gerak reciprocating piston.Energi panas tersebut diperoleh dari
pembakaran sejumlah bahan bakar yang telah bercampur dengan udara dengan
diawali oleh percikan bunga api dari busi (spark plug).Pada proses tersebut terjadi
reaksi kimia yang cepat antara hidrogen dan karbon pada bahan bakar dengan
oksigen yang terkandung dalam udara.
kondisi yang dibutuhkan pada proses pembakaran adalah[5] :
Rasio kompresi.
Kompresi rasio yang semakin tinggi akan meningkatkan kecepatan pembakaran.
Temperatur dan tekanan masuk (intake).
Peningkatan temperatur dan tekanan masuk dapat meningkatkan kecepatan pembakaran.
Turbulensi.
Turbulensi memegang peranan penting dalam proses pembakaran. Gerakan gas yang
turbulen di dalam ruang bakar secara intensif meningkatkan laju proses pembakaran.
Kecepatan motor.
Naiknya putaran motor akan meningkatkan turbulensi sehingga kecepatan pembakaran
akan naik.
Mesin diesel
Mesin diesel adalah Sebuah mesin pemicu kompresi, dimana
bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas yang dikompresi. Ketika
udara dikompresi suhunya akan meningkat, mesin diesel
menggunakan sifat ini untuk proses pembakaran. Udara di hisap ke
dalam ruang bakar mesin diesel dan dikompresi oleh piston yang
merapat, jauh lebih tinggi dari rasio compresi dari mesin bensin.
Beberapa saat sebelum piston pada posisi Titik Mati Atas (TMA) atau
BTDC (Before Top Dead Center), bahan bakar diesel disuntikkan ke
ruang bakar dalam tekanan tinggi melalui nozzle supaya bercampur
dengan udara panas yang bertekanan tinggi. Hasil pencampuran ini
menyala dan terbakar dengan cepat. Penyemprotan bahan bakar ke
ruang bakar mulai dilakukan saat piston mendekati (sangat dekat)
TMA untuk menghindari detonasi. Ledakan tertutup ini
menyebabkan gas dalam ruang pembakaran mengembang dengan
cepat, mendorong piston ke bawah dan menghasilkan tenaga linear.
Batang penghubung (connecting rod) menyalurkan gerakan ini ke
crankshaft dan oleh crankshaft tenaga linear diubah menjadi tenaga
putar. Tenaga putar pada ujung poros crankshaft dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan.
Waktu Pengapian (Ignition Timing)
Untuk mendapatkan tenaga yang maksimal dari engine maka campuran
udara-bahan bakar terkompresi harus memberikan tekanan yang maksimal
pada awal langkah ekspansi, sehingga pembakaran harus dimulai sebelum
piston mencapai TDC (top death centre). Hal ini dilakukan karena terjadi jeda
(time lag) antara pencetusan bunga api (spark) dengan awal terjadinya
pembakaran bahan bakar dan juga tergantung sifat pembakarannya
(combustion properties) masing- masing bahan bakar mempunyai waktu
tertentu untuk mengakhiri proses pembakaran. Akibatnya adalah tekanan
maksimum tidak dapat dihasilkan pada saat volume ruang bakar minimum
(TDC) sehingga muncul time losses.
Pengaturan waktu pengapian yang tepat merupakan hal yang penting
karena masing-masing engine memiliki waktu pengapian optimal pada kondisi
standarnya. Jika pencetusan bunga api terlalu cepat (soon) maka akhir
pembakaran akan terjadi sebelum langkah kompresi selesai sehingga tekanan
yang dihasilkan akan melawan arah gerakan piston yang berakibat pada
penurunan tenaga yang dihasilkan, hal ini disebut direct losses. Dan sebaliknya
jika pencetusan bunga api terlalu lambat (late) maka piston sudah melakukan
langkah ekspansi sebelum terbentuk tekanan yang tinggi akibatnya tenaga yang
dihasilkan tidak maksimal.
Beberapa hal yang mempengaruhi waktu pengapian (ignition timing):
1. Kecepatan engine
Dengan naiknya kecepatan engine maka laju pembakaran akan naik sehingga
waktu penyalaan harus lebih lambat.
2. Campuran bahan bakar-udara
Semakin kaya campuran bahan bakar udara maka pembakaran akan lebih
cepat. Sehingga waktu penyalaan harus dilambatkan mendekati TDC.
3. Bagian beban operasi
Persentase beban operasi diatur dengan bukaan katup (throttle). Pada beban-
beban sebagian waktu penyalaan harus dimajukan.
4. Tipe bahan bakar
Ignition delay akan bergantung jenis bahan bakar yang digunakan. Untuk
mendapatkan tenaga yang maksimal maka pada bahan bakar dengan laju
pembakaran yang lambat waktu pengapian harus dimajukan.
Kelebihan dan Kekurangan Mesin Diesel
Kelebihan mesin diesel:
Mesin diesel umumnya memberikan 25 hingga 30 persen jarak tempuh bahan
bakar lebih baik dibandingkan mesin bensin
Mesin diesel juga dapat memberikan penghematan bahan bakar
Bahan bakar diesel adalah salah satu bahan bakar paling efisien saat ini
Mesin diesel tidak memerlukan busi
Mesin diesel umumnya dibangun lebih kuat untuk menahan kompresi yang
lebih tinggi dan memiliki torsi lebih besar dibandingkan mesin bensin
Motor Bakar sebagai sebuah sumber tenaga penggerak memiliki prinsip yang
dimana energi dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar, Ada beberapa perbedaan
utama antara karakteristik mesin bensin dan mesin diesel. Mesin menggunakan
prinsip auto-ignition (terbakar sendiri). Sedangkan mesin bensin menggunakan
prinsip spark-ignition (pembakaran yang dipicu oleh percikan api pada busi). Oleh
karenanya motor l sering juga disebut dengan ”compression ignition engine”. Prinsip
injeksi bahan bakar yang diinginkan menurut adalah untuk dapat memenuhi
berbagai hal yang diharapkan dari kendaraan bermesin. Agar dapat mencapai suhu
dan tekanan pembakaran, tekanan kompresi pada mesin diusahakan mampu
mencapai 30-45kg/cm2, agar temperatur udara yang dikompresikan mencapai 500
derajat celsius, sehingga bahan bakar mampu terbakar dengan sendirinya tanpa
dipicu oleh letikan bunga api dari busi.
SEKIAN & TERIMA KASIH