Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan Umum Motor Diesel

Pencipta motor diesel adalah Rudolf Diesel, seorang jerman sekitar tahun

1819. Motor diesel adalah mesin pembakaran dalam (internal combustion engine)

yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai

bahan bakar dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut disemprotkan

(diinjeksikan) kedalam silinder yang didalamnya sudah terdapat udara dengan

tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga bahan bakar tersebut secara spontan

terbakar.

Pada motor diesel, udara di dalam silinder dikompresikan hingga menjadi

panas, bahan bakar diesel yang berbentuk kabut kemudian di semprotkan kedalam

silinder – silinder. Pada motor bensin, bahan bakar di atomisasikan, di campur

dengan udara, dikompresikan dan kemudiaan di bakar dengan loncatan bunga api

listrik. Pada motor diesel, bahan bakar di bakar oleh panas udara yang telah

dikompresikan di dalam silinder. Untuk memenuhi kebutuhan pembakaran

tersebut maka temperatur udara yang di kompresikan di dalam ruang bakar harus

mencapai 500C (932F) atau lebih. Oleh karena itu, motor diesel perbandingan

kompresinya di buat (15 : 1 – 22 : 1) lebih tinggi daripada mesin bensin ( 6 : 1 –

12 : 1) dan juga mesin diesel di buat dengan kontruksi yang jauh lebih kuat

daripada motor bensin. Dibandingkan dengan motor bensin pada motor diesel

mempunyai keuntungan dan kerugian sebagai berikut :

1
Keuntungan

a) Motor diesel mempunyai efisiensi panas yang lebih besar. Hal ini berarti

bahwa penggunaan bahan bakarnya lebih ekonomis daripada motor bensin.

b) Motor diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan elektrik igniter. Hal ini

berarti bahwa kemungkinan kesulitan lebih kecil daripada motor bensin.

c) Momen pada motor diesel tidak berubah pada jenjang tingkat kecepatan

yang luas. Hal ini berarti bahwa motor diesel lebih fleksible dan lebih

mudah di operasikan daripada motor bensin (hal inilah sebabnya motor

diesel di gunakan pada kendaraan – kendaraan yang besar ).

Kerugian

a) Tekanan pembakaran maksimum hampir dua kali mesin bensin. Hal ini

berarti bahwa suara dan getaran motor diesel lebih besar.

b) Tekanan pembakaranya yang lebih tinggi, maka motor diesel harus di buat

dari bahan yang tahan tekanan tinggi dan harus mempunyai struktur yang

sangat kuat. Hal ini berarti bahwa untuk daya kuda yang sama, motor diesel

jauh lebih berat daripada motor bensin dan biaya pembuatanya-pun menjadi

lebih mahal.

c) Motor diesel memerlukan sistem injeksi bahan bakar yang presisi. Dan ini

berarti bahwa harganya lebih mahal dan memerlukan pemeliharaan yang

lebih cermat di banding dengan motor bensin.

d) Motor diesel mempunyai perbandingan kompresi yang lebih tinggi dan

membutuhkan gaya yang lebih besar untuk memutarnya. Oleh karna iti,

motor diesel memerlukan alat pemutar seperti motor starter dan baterai yang

berkapasitas lebih besar.

2
2.2 Prinsip Kerja Motor Diesel

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Motor Diesel

1. Langkah Hisap (Intake Stroke)

Pada langkah hisap, udara di masukkan ke dalam silinder. Piston membentuk

kepacuman di dalam cilinder seperti pada motor bensin, piston bergerak ke bawah

dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB), terjadinya kevacuman ini

menyebabkan katup hisap terbuka dan memungkinkan udara segar masuk kedalam

cilinder. Katup buang tertutup selama langkah hisap.

2. Langkah Kompresi (Compression Stroke)

Pada langkah kompresi, piston bergerak dari titik mati bawah (TMB) ke titik mati

atas (TMA). Pada saat ini kedua katup tertutup. Udara yang dihisap selama langkah

hisap ditekan sampai tekananya naik sekitar 30 kg / cm2 (427 psi, 2,942 kpa) dengan

temperatur sekitar 500 – 800C (932 – 1472 F).

3. Langkah Usaha (Combustion Stroke)

Udara yang terdapat didalam cilinder di dorong keruang bakar pendahuluan

(precombustion chamber) yang terdapat pada bagian atas masing – masing ruang

bakar. Pada akhir langkah pembakaran, ignition nozzle terbuka dan menyemprotkan

kabut bahan bakar kedalam ruang bakar pendahuluan dan campuran udara – bahan

3
bakar selanjutnya terbakar oleh panas yang di bangkitkan oleh tekanan. Panas dan

tekanan keduanya naik secara mendadak dan bahan bakar yang tersisa pada ruang

bakar pendahuluan ditekan ke ruang bakar utama di atas piston. Kejadian ini

menyebabkan bahan bakar terurai menjadi partikel – partikel kecil dan bercampur

dengan udara pada ruang bakar utama (main combustion) dan terbakar dengan

cepat. Energi pembakaran mengekspansikan gas dengan sangat cepat dan piston

terdorong kebawah. Gaya yang mendorong piston ke bawah di teruskan kebatang

piston dan poros engkol dan di rubah menjadi gerak putar untuk memberi tenaga

pada motor.

4. Langkah Buang (Exhaust Stroke)

Pada saat piston menuju titik mati bawah,katup buang terbuka dan gas pembakaran

di keluarkan melalui katup buang pada saat piston bergerak ke atas lagi.Gas akan

terbuang habis pada saat piston mencapai titik mati atas,dan setelah itu proses

dimulai lagi dengan langkah hisap.Selama motor menyelesaikan empat

langkah(hisap,kompresi, pembakaran dan buang), poros engkol berputar dua kali

dan menghasilkan satu tenaga.Ini disebut dengan siklus diesel.

Tabel 2.1 Perbandingan motor diesel dengan motor bensin

Mesin
Motor Bensin Motor Diesel
Item

Langkah Campuran udara-udara Hanya udara yang

Hisap bakar dihisap ke dalam ( dihisap masuk

sudah ada yang

menggunakan prinsip motor

diesel)

4
Langkah Piston mengkompresikan Piston

Kompresi campuran udara-udara bakar mengkompresikan

udara untuk

menaikkan tekanan

dan temperatur

Langkah Busi Menyalakan campuran Bahan Bakar

Pembakaran yang bertekanan disemprotkan ke

dalam udara yang

bertemperatur dan

bertekanan tinggi dan

terbakar oleh panas

dari udara yang

ditekan

Langkah Piston mendorong gas buang Piston mendorong gas

Buang keluar dari silinder buang keluar dari

silinder

Pengaturan Diatur oleh banyaknya Diatur oleh

Output Tenaga campuran udara bahan bakar banyaknya bahan

yang dimasukkan bakar yang

diinjeksikan

(Banyaknya udara

yang dimasukkan

tidak diatur)

5
2.3 Sistem Bahan Bakar

Pada sistem bahan bakar motor diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari tangki

bahan bakar. Bahan bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat pada

bahan bakar dipisahkan oleh fuel sedimenter sebelum di alirkan ke pompa injeksi bahan

bakar.

Rakitan pompa injeksi terdiri dari pompa injeksi, govenor, timer dan feed pump. Ada

dua tipe pompa injeksi : tipe distributor dan tipe in-line. Dengan digerakan oleh mesin,

pompa injeksi menekan bahan bakar dan mengalirkanya melalui delivery line ke injection

nozzle,dan selanjutnya diinjeksikan kedalam silinder menurut urutan pengapian.

2.3.1 Saringan Bahan Bakar Dan Water Sedimeter

Pompa injeksi dan nozzle dibuat dengan presisi pada ketelitian 1/1000 mm (1/40 in).

Kemampuan mesin akan sangat terpengaruh bila bahan bakar tercampur debu atau air.

Saringan bahan bakar dan fuel sedi-menter digunakan untuk menyaring debu dan air

semacam itu.

1. Untuk Pompa Injeksi Tipe Distributor

Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi tipe distributor kebanyakan digabung

dengan priming pump dan water sedimenter. Priming pump adalah bagian manul yang

berisi piston gerak lurus untuk menghisap bahan bakar dari tangki pada saat

mengeluarkan udara palsu dari sistem bahan bakar dan biasanya dilengkapin dengan

pengunci agar tidak bekerja selama motor hidup.

Water sedimenter memisahkan air dan bahan bakar dengan memanfaatkan perbedaan

berat jenis. Bila tinggi air dan pelampung naik melebihi batas tertentu, magnet yang ada

di dalam pelampung akan menutup reed switch, dan menyalakan lampu indikator pada

6
meter kombinasi untuk memperingatkan pengemudi bahwa air sudah terkumpul pada

water sedimenter. sedimenter mempunyai kran di bawahnya, air dapat dikeluarkan

dengan membuka kran dan menggerakan priming pump.

2. Pemisahan Air Dan Pelampung

Air lebih berat dari bahan bakar diesel sehingga akan berada dibawah. Pelampung lebih

ringan dari air tetapi lebih berat dari bahan bakar. Oleh sebab itu, pelampung akan naik

bila permukaan air dibawah bahan bakar naik. Pada saat mencapai ketinggian water

detection switch(reed switch) magnet didalam pelampung akan menghubungkan switch,

dan lampu indikator akan menyala.

3. Untuk Pompa Injeksi Tipe In-line

Pompa injeksi tipe in-line menggunakan filter dengan elemen kertas. Pada bagian atas

filter body terdapat sumbat ventilasi udara yang dipergunakan untuk mengeluarkan

udara yang mungkin dapat tercampur dengan bahan bakar. Pada saat sumbat ventilasi

udara dilonggarkan, gerakan priming pump akan mengeluarkan udara dari sistem bahan

bakar. Priming pump pada pompa injeksi tipe in-line merupakan satu unit bersama feed

pump yang dipasangkan pada bodi pompa injeksi.

Water sedimenter yang digunakan tipenya sama dengan pada tipe distributor. Biasanya

dipasangkan terpisah dari saringan bahan bakar.

2.3.2 Pemanas Bahan Bakar

Lilin yang tidak larut yang terdapat pada bahan bakar diesel akan membeku sebagian

pada temperatur udara yang mendekati nol derajat (celcius) dan akan menyumbat filter bahan

bakar. Untuk mengatasi hal seperti ini maka ditambahkan pemanas bahan bakar sebagai

option pada sistem bahan bakar. Bagian utama pemanas bahan bakar terdiri dari elemen

pemanas dan vacuum switch.

7
1. Vacuum Switch

Vacuum switch dipasangkan pada bagian atas fuel filter untuk menghindari perbedaan

tekanan bagian inlet dan outlet pada fuel filter. Bila perbedaan tekanannya lebih besar

dari ketentuan magnet akan bergerak ke arah bagian outlet dan menghubungkan reed

switch. Ini mengakibatkan arus listrik mengalir melalui elemen pemanas bahan bakar.

2. Elemen Pemanas Bahan Bakar

Elemen pemanas dipasangkan di dalam fiel filter housing, memanaskan housing dan

selanjutnya bahan bakar mengalir melalui housing. Elemen ini dibuat dari bahan

keramik yang tahanannya dapat naik tajam bila temperaturnya naik. Oleh karena itu,

elemen itu sendiri dapat digunakan sebagai alat kontrol temperatur yang dapat

menghentikan arus listrik bila temperaturnya telah mencapai batas tertentu. Cara ini

kerjanya lebih aman dari pada dengan elemen pemanas konvensional.

2.3.3 FEED PUMP(Untuk Pompa Injeksi Tipe In-Line)

Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke

pompa melalui fuel filter. Feed pump adalah single-acting pump yang dipasang pada bagian

sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh camshaft pompa injeksi. Manual pump juga dipasang

di sini untuk mengeluarkan udara dari saluran bahan bakar bila diperlukan sebelum mesin di

hidupkan. Ruang bahan bakar pada pompa injeksi harus terus-menerus terisi bahan bakar

dalam jumlah yang cukup, tetapi fuel pump tidak dapat memberikan bahan bakar yang cukup

pada saat mesin kecepatannya tinggi. Oleh karena itu, bahan bakar diesel harus dialirkan ke

pompa injeksi pada tekanan tertentu dan untuk tujuan itu tekanan pengaliran dipertahankan

pada 1,8 - 2,2 kg/cm2 (25 – 31 psi, 177 – 216 kpa).

2.3.4 Pompa Injeksi

8
Pompa injeksi biasanya dipasangkan dibagian sisi mesin dan digerakkan oleh chamshaft

melalui timing gear atau sebuah timing belt. Ada 2 ( dua ) tipe pompa injeksi : tipe distributor

dan tipe in-line.

1. Pompa Injeksi Tipe Distributor

Bahan bakar diesel dibersihkan oleh water sendi meter dan fuel filter dan ditekan ke

rumah pompa injeksi oleh valve type feed pump yang mempunyai empat buah vane.

Bahan bakar melumasi komponen pompa pada saat mengalir ke pump plunger.

Sebagian bahan bakar kembali ketangki melalui overflow screw sambil mendinginkan

bagian-bagian pompa yang dilewatinya.

Pump plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena bergeraknya drive

shaft, camplate, tappet roller, plunger spring dan bagian-bagian lain. Gerakan bolok-

balik plunger menaikan tekanan bahan bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery

valve ke injection nozzle mechanical governor mengatur banyaknya bahan bakar yang

disemprotkan dari nozzle dengan menggerakan spill ring sehingga merubah saat akhir

langkah efektif plunger.

Feul injection timing diatur oleh pressure timer. Timer itu sendiri diatur oleh tekanan

pengiriman dari feed pump. Posisi tapped roller diubah-ubah oleh timer untuk mengatur

injection timing.

Mesin mati bila injeksi bahan bakar berakhir : pada saat starter switch of, arus yang

mengalir ke fuel out-off solenoid terputus dan saluran bahan bakar tertutup oleh

selonoid plunger akibatnya penginjeksian bahan bakar akan berhenti dan mesin akan

mati.

2. Pompa Injeksi Tipe In-line

Feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar dan menekan bahan bakar

yang telah disaring oleh filter ke pompa injeksi. Pompa injeksi tipe in-line mempunyai

9
cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan jumlah silinder pada mesin. Cam

menggerakan plunger sesuai dengan firing order mesin. Gerak lurus bolak-balik dari

punger ini menekan bahan bakar dan mengalirkannya ke injection nozzle melalui

delivery valve.

Delivery valve memegang dua peranan penting : mencegah aliran bahan bakar balik

dari saluran bahan bakar ke daerah plunger dan menghisap bahan bakar dari injection

nozzle untuk menghentikan injeksi denga cepat.

Plunger dilumasi dengan bahan bakar diesel dan camshaft oleh minyak pelumas mesin.

Governor mengatur banyaknya bahan bakar yang disemprotkan oleh injection nozzle

dengan menggeser control rack. Gorvernor dibedakan dalam dua tipe yaitu : Simple

mechanical Centrifugal governor dan Combined governor yang merupakan kombinasi

antara pneumatik governor dengan mechanical centripugal governor. Timing injeksi

bahan bakar diatur oleh automatik centripugal timer.

Mesin mati jika control rack digerakan ke arah akhir bahan bakar.

2.3.5 Injection Nozzle Dan Nozzle Holder

Injection nozzle terdiri dari nozzle body dan needle. Nozzle menyemprotkan bahan

bakar dari pompa injeksi kedalam silinder dengan tekanan tertentu untuk mengatomosasi

bahan bakar secara merata.

Pompa injeksi adalah sejenis katup yang dikerjakan dengan sangat presisi dengan

toleransi 1/1000 mm (1/40 in). Oleh karena itu, bila nozzle perlu diganti maka nozzle body

dan needle harus diganti secara bersama-sama. Injection nozzle harus dilumasi dengan bahan

bakar diesel.

Nozzle holder memegang nozzle dengan retaining nut dan distance piece. Nozzle holder

terdiri dari adjusting washer yang mengatur kekuatan tekanan membukanya katup nozzle.

10
2.4. Sistem Pemanasan Pendahuluan

Bila motor diesel dihidupkan dalam keadaan dingin, ruang bakarnya masih dalam

keadaan dingin dan tekanan udara kadang-kadang panasnya kurang untuk membakar bahan

bakar. Problem ini sering terjadi pada motor-motor diesel yang dilengkapin dengan ruang

tambahan(auxiliary chamber), hal ini disebabkan luas areal ruang bakar yang luas.

Dengan alasan ini, diperlukan busi pijar pada ruang bakar motor diesel tipe ruang

tambahan. Aliran listrik dialirkan ke busi pijar sebelum dan selama mesin diengkol

(dihidupkan) untuk memanaskan ruang bakar, dengan demikian dapat diatur temperatur udara

yang dikompresikan pada tingkat yang cukup tinggi. Sebagian besar sitem injeksi langsung

tidak mempunyai busi pijar, disebabkan memiliki luas permukaan yang kecil dan sedikit

sekali panas yang hilang. Di areal yang dingin, temperatur udara luar kadang-kadang sangat

rendah dan mesin sukar dihidupkan. Dengan alasan ini, pada beberapa motor diesel

dilengkapin dengan intake air heater yang berfungsi untuk menaikkan temperatur

Udara masuk.

2.5. Pemeriksaan sistem bahan bakar diesel

2.5.1. Membuka saringan / filter bahan bakar

1. Lepaskan bagian filter bahan bakar dari penopang filter bahan bakar

2. Lepaskan filter bahan bakar

a. Keluarkan bahan bakar dari filter bahan bakar, kendorkan baut sumbat, dan

keluarkan bahan bakar filter bahan bakar.

b. Tempatkan kap filter bahan bakar dalam ragum yang lembut

c. Lepaskan swit warning filter bahan bakar dari baut union filter bahan bakar (LJ)

Kendorkan mur pengunci dan lepaskan union drain dan ring-O

d. Lepaskan filter bahan bakar

Gunakan SST, lepaskan filter bahan bakar.

11
SST 09228 – 34010 untuk LN Thailand

09228 – 64010 untuk diluar LN Thailad

e. Pasang filter bahan bakar baru

a. Periksa dan bersihkan permukaan pemasangan bahan bakar

b. Gunakan bahan bakar pada gasket pada filter bahan bakar baru

c. Putar dengan ringan filter bahan bakar ketempatnya dan kencangkan sampai

gasket saling berhubungan menempel dengan dudukkan

d. Kencangkan dengan menambahkan ¾ putaran dengan tangan

f. Pasang Swit peringatan filter bahan bakar ke dalam warning filter bahan bakar

baru

a. Pasang ring O baru ke swit warning

b. Gunakan bahan bakar ke ring O pada swit warning

c. Pasang swit warning ke filter bahan bakar baru dengan tangan

2.5.2 Sistem pemanas bahan bakar

1. Lepaskan pemanas bahan bakar dari kat filter bahan bakar

2. Periksa pemanas bahan bakar

a. Gunakan kevakuman 34,7 ± 5,3 kva, atau lebih ke vort / bilik swit

kevakuman

b. Gunakan O meter ukur tahanan antara terimal 1 dan body swit

Tahanan pada 20oC = 0,5 – 2,0 Ω

Apabila tahanan tidak sesuai dengan spesifikasi, lepaskan atau ganti

pemanas bahan bakar dan unit swit kevakuman.

3. Periksa swit kevakuman

a. Periksa hubungan swit

12
Gunakan ohmeter, cek bahwa tidak ada hubungan antara terima 1 dan body

swit. Apabila terjadi hubungan, ganti pemanas bahan bakar dan swit

kevakuman

b. Periksa kerja swit

1. Gunakan kevakuman pada 34,7 ± 5,3 kPa atau lebih ke bilik swit

kevakuman

2. Gunakan ohmmeter, cek adanya hubungan anatara terminal 1 dan body

swit.

Apabila terdapat hubungan, ganti pemanas bahan bakar dan unit swit

kevakuman.

4. Pasang kembali pemanas bahan bakar ke kap filter bahan bakar

Momen : 3,19 N-m (32,5 kgf-cm, 28 in-lbf)

2.5.3. Pemanas bahan bakar (LN)

1. Lepaskan konektor pemanas bahan bakar

2. Periksa Pemanas bahan bakar

a. Gunakan kevakuman 34,7 ± 5,3 kPa (260 ± 40 mmHg, 10,24 = 1,57 in.Hg)

atau lebih pada bilik swit kevakuman.

b. Gunakan ohmmeter, ukur tahanan antara terminal 1 dan body swit.

c. Pasang baut union dengan memutarnya menggunakan tangan sampai berhenti

bergerak

d. Putar kembali baut union sesuai petunjuk pada ilustrasi

Catatan : Apabila baut union telah berputar pada petunjuk yang sama seperti

dilakukan rangka kabel, geser/rubah arah union pengering.

3. Pasang kembali bagian filter bahan bakar ke penahan/penopang filter

bahan bakar

13
4. Isi kembali filter bahan bakar dengan bahan bahan bakar

Operasikan pompa tangan sampai anda merasakan tahanan lebih

5. Start mesin dan cek dari kebocoran bahan Bakar

2.5.4 Swit Kevakuman (LN)

Tahanan pada 20oC (68oF) :

Apabila tahanan tidak sesuai spesifikasi, ganti pemanas bahan bakar dan unit swit

kevakuman .

1. Lepaskan swit kevakuman dari kap filter bahan bakar

2. Periksa hubungan swit kevakuman

a. Periksa hubungan swit

Gunakan ohmmeter periksa bahwa tidak ada hubungan antara terminal 1 dan

body swit.

Apabila terdapat hubungan, ganti swit kevakuman.

b. Periksa kerja swit

1. Gunakan kevakuman 26,7 ± 6,7 kPa (200 ± 50 mmHg, 7,87 ± 1,97 in.Hg)

atau lebih ke bilik swit kevakuman.

2. Gunakan ohmmeter, cek adanya hubungan antara terminal 1 dan body swit.

Apabila tidak ada hubungan, ganti swit kevakuman.

2.5.5. Relai Pemanas Bahan Bakar (LN)

1. Lepaskan relai pemanas bahan bakar

Lokasi : Lihat lokasi relai pada diagram kabel elektrik / listrik

2. Periksa relai pemanas bahan bakar

a. Periksa hubungan relai

1. Gunakan ohmmeter, cek adanya hubungan antara terminal 1 dan 2.

Apabila terjadi hubungan, ganti relai

14
2. Cek bahwa tidak adanya hubungan antara terminal dan 5

Apabila terjadi hubungan, ganti relai.

b. Periksa cara kerja relai

1. Gunakan voltase baterai melalui terminal 1 dan 2

2. Gunakan ohmmeter, cek adanya hubungan antara terminal 3 dan 5

Apabila tidak ada hubungan, ganti relai.

c. Pasang kembali relai pemanas bahan bakar

2.6. Identifikasi gangguan pada sistem bahan bakar diesel

1. Mesin susah hidup dan nyendat – nyendat saat jalan

Penyebabnya adalah aliran bahan bakar tidak sempurna

a. Analisa gangguan

Komponen – komponen dari sistem bahan bakar diesel terdiri dari Tanki minyak,

pipa saluran bahan bakar, priming pump, saringan bahan bakar, injektion pump,

nozzle. Tanki bahan bakar yang kotor akan mengakibatkan saringan bahan bakar

tersumbat, sehingga mempengaruhi daripada aliran bahan bakar yang mengalir

pada injektor / nozle. Sehingga apabila dilakukan start awal mesin susah hidup

dan jika sudah hidup dan jalan mesin mengalami nyendat – nyendat

Cara mengatasi :

Lepaskan tanki bahan bakar dari dudukanya dan bersihkan tanki bahan bakar dari

kotoran atau karat, setelah tanki bahan bakar bersih lepaskan selang masuk dan

selang balik yang terdapat pada saringan bahan bakar lalu semprot semua pipa

saluran bahan bakar dengan menggunakan komptresor agar pipa saluran dapat

mengaliri bahan bakar dengan baik, bersihkan saringan bahan bakar, jika tidak

dapat di bersihkan ganti saringan bahan bakar dengan yang baru. Setelah itu

15
periksa kerja daripada priming pump jika tidak bagus maka lakukan penggantian

priming pump.

b. Mesin tidak mau hidup

Ada kalanya dikarenakan faktor usia pemakaian daripada nozzle, noozzle

mengalami penyumbatan di karenakan kotoran yang menyumbat, hal ini akan

mempengaruhi daripada pengkabutan bahan bakar di ruang bakar. Sehingga bahan

bakar tidak dapat terbakar dengan sendirinya.

Cara mengatasi :

Lakukan over houl komponen noozzle dan bersihkan bagian - bagian dari noozzle

yang rentan dengan penyumbatan, lakukan juga pengetesan noozzle setelah selesai

di bersihkan, jika saat pengetesan terjadi pengkabutan yang tidak sesuai dari

ketentuan maka ganti noozzle dengan yang baru.

2.7. Temuan

Berdasarkan pemantauan penulis kerusakan yang sering terjadi pada engine yaitu

mesin mengalami nyendat – nyendat bahkan mesin tidak mau hidup bukan dikarenakan

baterai yang tidak bagus, kerusakan ini berawal dari tidak maksimalnya perawatan yang

dilakukan. Bukan hanya itu saja jika dalam penanganan perawatan sistem bahan bakar tidak

dikerjakan dengan baik, hal ini juga akan menjadi dampak yang tidak baik juga bagi

pekerjanya ( teknisi ).

Pemeriksaan yang biasa dilakukan oleh para mekanik terdiri dari pemeriksaan tanki

bahan bakar, pipa saluran bahan bakar, saringan bahan bakar, priming pump, injektion pump,

dan noozzle,. Dari pemantauan penulis, mekanik dalam menangani pembersihan saringan

bahan bakar diesel ini dengan cara membersihkan saringan bahan bakar diesel dengan di

hentak – hentakkan saringan bahan bakar ke lantai lalu di isi dengan solar, kemudian

16
disemprot dengan udara bertekanan tinggi dengan kompresor udara. Setelah kelihatan bersih

saringan bahan bakar di pasang kembali.

Dengan pembersihan seperti ini penulis menilai pembersihan tidak efektif dan efisien

karena dapat mengakibatkan saringan bahan bakar menjadi rusak dan elemen – elemen

penyaringnya sudah pasti juga tersumbat. Selain itu cairan yang di gunakan akan berserakan

di lantai, dan ada juga yang mengalir ikut dengan air dan mengakibatkan kecelakaan kerja

bagi mekanik dan pencemaran lingkungan, hal akan berakibat buruk bagi generasi

berikutnya.

17

Anda mungkin juga menyukai