Mobil adalah kesatuan terdiri dari berbagai komponen yang tampak dan menyatu.
Masing-masing adalah mesin,chasis dan pemindah daya, listrik dan asesoris. Chasis sebagai
bagian dari komponen mobil terdiri dari rangka, sistem kemudi, sistem rem, sistem
suspensi,kopling, transmisi, poros propeller, differensial, roda yang terdiri dari ban dan pelek
serta Front Wheel Alignment. Karena banyaknya komponen chasis ini, maka diperlukan
keahlian yang khusus dalam merawat setiap komponen ini. Tingginya frekuensi pemakaian
mobil oleh konsumen mengakibatkan menurunnya unjuk kerja mesin secara keseluruhan. Hal
ini diakibatkan oleh gesekan dan panas yang terjadi antar komponen-komponen mobil yang
saling berhubungan . Akibat pemakaian yang lama akan terjadi keausan dan kerusakan.
Dari berbagai dunia usaha/dunia industri otomotip yang ada, ternyata banyak sekali
permasalahan yang dialami pada komponen-komponen chasis dan pemindah daya. Tentunya
dengan mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang timbul pada komponen-komponen
ini akan memudahkan dalam memperbaiki sekaligus mempercepat penanganan kasus bila
terjadi permasalahan. Kecepatan dan ketepatan dalam memperbaiki suatu komponen
merupakan salah satu daya tarik dunia usaha/dunia industri ( DU/DI ) otomotip dalam menarik
minat konsumen untuk mendatangi DU/DI tersebut. Semakin banyak konsumen yang datang,
tentunya akan menambah keuntungan, yang pada akhirnya kesejahteraan hidup dapat dicapai,
terutama bagi yang bergerak di bidang usaha otomotif.
56
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016
57
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016
wheel alignment terdiri dari penyetelan King pin inclination yang biasa disebut
sudut geometris dan ukuran roda-roda kemiringan sumbu kemudi adalah sudut
depan komponen suspensi dan yang dibentuk oleh garis imajinasi
komponen kemudi setelah terpasang antara bagian atas shock absorber dan
pada bodi. Pada umumnya dapat lower suspension arm ball joint dengan
dikategorikan sebagai berikut: garis vertikal dilihat dari depan
1) Camber kendaraan. Off set adalah jarak dari titik
Camber adalah besarnya sudut yang potong garis tengah ban dengan jalan ke
dibentuk oleh garis vertikal terhadap titik potong steering axis dengan jalan.
kemiringan garis pada pertengahan roda Off set yang lebih kecil akan membuat
dilihat dari bagian depan kendaraan. kemudi menjadi lebih ringan dan
Bila miringnya roda bagian atas kejutan akibat pengereman berkurang.
mengarah keluar maka disebut camber 4) Toe Angle
positif dan apabila miringnya ke arah Toe angle terdiri dari dua yaitu toe in
dalam maka disebut camber negatif. dan toe out. Bila roda dipandang dari
Tujuan camber negatif adalah untuk atas, bagian depan roda lebih kecil
mengutamakan agar kendaraan dapat kearah dalam dari pada bagian belakang
ringan pada saat berjalan lurus. Camber roda, maka ini disebut sebagai toe in.
negatif juga mengurangi ground Sebaliknya susunan berlawanan disebut
camber kendaraan selama toe out. Bila roda-roda depan memiliki
menggelinding (kemiringan kendaraan camber positif, maka bagian atas roda
selama membelok) untuk miring ke arah keluar, hal ini akan
menyempurnakan kemampuan belok menyebabkan roda-roda akan
kendaraan. Camber negatif didapat menggelinding ke arah luar pada saat
pada kendaraan dengan mesin depan mobil berjalan lurus, dan akan terjadi
dan penggerak roda depan. Sedang side slip. Dan ini akan mengakibatkan
kendaraan yang memiliki camber ban menjadi aus . Untuk itu toe in
positif , mengurangi beban bekerja pada digunakan pada roda-roda bagian depan
steering knuckle yang berposisi dekat untuk mencegah roda menggelinding
spindle dasar. keluar yang disebabkan oleh camber.
2) Caster 5) Turning Radius
Caster adalah sudut yang dibentuk oleh Turning radius adalah besarnya sudut
garis tengah steering axis dengan garis putar roda depan kendaraan berbelok ke
vertikal bila dilihat dari samping.Bila kanan atau ke kiri. Tujuan pemasangan
miringnya stering axis ke arah belakang turning radius adalah untuk
disebut caster positif, sebaliknya mendapatkan radius putar yang searah
kemiringan ke arah depan disebut dan sejajar, pada masing-masing roda
caster negatif. Pada umumnya caster ketika kendaraan berbelok. Apabila
positif yang dipakai, karena arah roda searah maka akan dapat
menghasilkan kestabilan kendaraan saat menghindarkan penyeretan terhadap
berjalan lurus dan daya balik kemudi roda. Dengan demikian pada sistem
setelah membelok. Jarak dari titik kemudi tidak terjadi getaran dan mobil
potong garis tengah steering axis dapat berbelok lembut. Turning radius
dengan jalan, ke titik pusat singgung merupakan salah satu dari unsur FWA
ban dengan jalan disebut trail. Caster yang digunakan bila ukuran bannya
positif yang terlalu besar menyebabkan besar dan kecepatan bertambah.
trail makin panjang dan daya balik Sedangkan pemindah daya adalah
kemudi makin besar. Akan tetapi sejumlah mekanisme yang memindahkan
kemudi cenderung menjadi lebih berat. tenaga yang dihasilkan oleh mesin untuk
Caster negatif membuat kemudi ringan, menggerakkan roda-roda kendaraan. Pemindah
tetapi kestabilan kendaraan saat daya umumnya yang digunakan ada dua jenis,
berjalan lurus menjadi berkurang dan mesin depan penggerak belakang ( front engine
kemudi kurang dapat dikontrol. rear drive ) dan jenis mesin depan penggerak
3) King pin Inclination depan ( front engine front drive ). Adapun
58
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016
komponen-komponen pemindah daya ini adalah roda kiri dan kanan. Jika putaran sama
: tentunya akan terjadi poros roda belakang
1. Kopling akan patah dan jalan kendaraan tidak baik,
Salah satu mekanisme dalam sistem disebabkan salah satu ban akan terseret
pemindah daya yang memungkinkan daya karena mempunyai sudut putar yang
yang dihasilkan oleh engine diteruskan dan berbeda. Dengan adanya differensial maka
dapat menghasilkan suatu usaha dengan kendaraan akan tetap stabil pada saat
adanya putaran roda adalah kopling. membelok. Fungsi differensial secara khusus
Kopling ditempatkan antara engine dan adalah :
transmisi yang berfungsi : a. Membedakan putaran antara roda kiri
a. Menghubungkan dan memutuskan dengan roda kanan terutama pada saat
putaran engine ke transmisi. membelok.
b. Membuat bekerjanya perpindahan gear b. Mengurangi putaran poros propeler
pada transmisi. sebanyak yang diperlukan oleh poros
c. Memungkinkan kendaraan dapat roda.
bergerak lembut atau lambat pada saat c. Dengan perkaitan gigi pemutar dan gigi
kendaraan mulai bergerak. ring akan mengubah arah tenaga putar
2. Transmisi poros propeler ke poros roda menjadi
Pada saat kendaraan mulai berjalan 900. Kerusakan yang terjadi pada chasis
diperlukan tenaga yang besar, tetapi ketika dan pemindah daya mobil seringkali
sudah berjalan, maka bukan tenaga lagi yang diakibatkan oleh tingginya frekuensi
diperlukan melainkan kecepatan. Untuk pemakaian mobil oleh konsumen.
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan Dengan frekuensi pemakaian mobil yang
transmisi yang terdiri atas berbagai tingkat tinggi, maka pada setiap komponen yang
perbandingan gigi ( gear ratio ) Transmisi bekerja akan mengalami
umumnya ditempatkan di antara kopling dan keausan/kerusakan. Hal ini diakibatkan
poros propeler. Transmisi memungkinkan oleh gesekan dan panas yang terjadi antar
kendaraan menghasilkan momen yang besar komponenkomponen mobil yang saling
( daya putar tinggi ) untuk gerakan pertama, berhubungan .
mempercepat gerakan dan meluncur pada Menurut Harold T. Glenn (81) kerusakan
tanjakan. Adapun secara ringkas fungsi dari pada sistem FWA disebutkan, front end trouble
transmisi adalah : shooting chart :1. Exessive looseness, 2. Hard
a. Mengatur kecepatan sesuai dengan beban steering, 3. Wanders, 4. Pulls to one side, 5.
dan kondisi jalan. Shimmy, low speed, 6. Shimmy, high speed,
b. Mengubah arah putaran roda , sehingga 7.Squels on turns, 8. Exessive tire wear.
kendaraan dapat bergerak mundur Harold T Glenn (85), Kerusakan pada
c. Memutus dan menghubungkan putaran, sistem rem hidrolis: conventional hydraulic
sehingga kendaraan dapat berhenti brake sistem trouble shooting chart : 1. Pedal
sementara mesin hidup. goes to floorboard, 2. One brake drags, 3. All
3. Poros Propeler brake drag, 4. Car pulls to one side, 5. Soft
Salah satu mekanisme sistem pemindah pedal, 6. Hard pedal, 7. One or more wheels
daya, yang memungkinkan besarnya putaran grab, 8. Erratic braking action, 9. Noisy
dari engine ke sistem penggerak roda bisa brakes.
disalurkan adalah dengan menggunakan Harold T Glenn (48), kerusakan pada
poros propeler. Pemindahan tenaga putaran kopling disebutkan, clutch trouble shooting
ini disalurkan dari transmisi ke differensial. chart : 1. Slipping, 2. Dragging, 3. Noise, 4.
Ujung depan poros propeler berhubungan Chattering Harold T. Glenn (50), menyebutkan
dengan transmisi yang terpasang dengan kerusakan pada transmisi :Transmission
kuat pada bodi kendaraan. Ujung lain troubleshooting chart :1. Noisy with car in
dihubungkan dengan rumah differensial motion, any gear, 2. Noisy in neutral, 3. Slips
pada rakitan as belakang. out of high gear, 4. Slips out of every gear, 5.
4. Differensial Slips out of first/reverse gear, 6. Difficult to
Pada saat kendaraan sedang membelok, shift, 7. Clashing when shifting, 8. Backlash.
maka roda belakang sebagai penggerak Harold T. Glenn (80), menyebutkan
mempunyai putaran yang berbeda antara kerusakan pada poros propeler, propeller shaft
59
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016
60
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016
61
Jurnal AUTINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7918 Vol. 1 Nomor 3 Juni Tahun 2016
Saran
Dari jenis kerusakan ini, dapat diberikan
saran bagi yang mempunyai kendaraan/ mobil,
agar lebih memperhatikan dan merawat sistem
roda dan FWA pada mobilnya dengan
senantiasa mengecek dan memeriksakan
mobilnya ke bengkel spooring dan balancing.
62