Anda di halaman 1dari 22

SISTEM CHASSIS

1.1. Definisi dan Sejarah Chassis

Chassis atau rangka adalah salah satu komponen pada kendaraan yang
berfungsi sebagai penopang berat dan beban kendaraan, mesin serta penumpang.
Biasanya chassis dibuat dari kerangka besi/ baja yang berfungsi memegang bodi
dan mesin engine dari sebuah kendaraan. Syarat utama yang harus terpenuhi adalah
Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan.
Chassis merupakan komponen utama dan sangat penting pada mobil, dimana
chassis ini yang menopang axle, kemudi untuk arah kendaraan, roda, ban,dan rem
untuk menghentikan kendaraan saat berjalan.

Rangka mobil pertama kali dibuat oleh Charles dan F. Duryea dari
Springfield, Massachussets, Amerika pada tahun 1893. Mobil tersebut mirip sebuah
andong tanpa kuda. Mobil Duryea kemudian diikuti oleh elwood G. Hayhes.
Dirancang dan dibuat pada tahun 1894 oleh perusahaan Apperson Brothers.
Kemudian Henry Ford membuat mobil pertama pada tahun 1897. Perkembangan
teknologi rangka mobil relatif cepat. Dari hasil yang kasar dan produksi lambat
sampai ke hasil yang halus, indah, cepat, dan efisien seperti sekarang. Bentuk mobil
tertutup baru muncul pada 1911. Tutup mobil bagian atas pada waktu itu masih
sangat sederhana. Fungsinya hanya sekedar melindungi penumpang dari hujan dan
terik matahari. Tutup bodi ada yang dibuat dari kanvas, tetapi ada juga dari pelat
yang dipres sehingga sangat kuat. Tutup mobil yang demikian dikenal dengan
sebutan hardtop, contohnya Toyota Land Cruiser.
1.2. Jenis-jenis Rangka atau Chassis

Adapun macam-macam rangka atau Chassis pada kendaraan yaitu sebagai


berikut.

1. Rangka Monokok (Chassis Monocoque)

Gambar 1.1 Chassis Monocoque

Yang pertama adalah chassis mobil jenis monocoque dimana bentuk dari
chassis mobil ini menyatu terhadap bodi mobil. Dibuat dari lipatan lipatan plat
baja kuat namun ringan yang selanjutnya digabungkan menjadi satu kesatuan
utuh terhadap bodi mobil. Dengan demikian maka beban mobil pun menjadi
lebih ringan dengan adanya chassis ini, efeknya sudah tentu pasti yaitu
meningkatkan efisiensi pemakaian bahan bakar kendaraan.

Chassis jenis ini sedang populer penggunaannya saat ini, di mana konstruksi
antara rangka dan bodi dibuat menyatu. Chassis jenis ini pertama kali dipakai
pada mobil Lancia Lambda pada 1923, dan diikut pada 1934 oleh Citroen serta
Chrysler. Saat ini, hampir semua model mobil penumpang menggunakan
Chassis seperti ini, sebut saja beberapa yang populer adalah Avanza dan Xenia.
Chassis jenis ini, bodi kendaraan berfungsi sebagai Chassis, sehingga bentuknya
sangat tergantung dari model dari kendaraan itu sendiri. Kekuatan utamanya,
terdapat pada lembaran baja yang disatukan atau diperkuat, contohnya pada
sedan. Adapun keuntungan serta kerugian dari penggunaan rangka model ini
yaitu.

Tabel 1.1 Kelebihan dan Kekurangan rangka jenis Monocoque.


No. Kelebihan Kekurangan

1. Ruang Cabin lebih bisa Cukup ringkih, apalagi saat


dimaksimalkan mengalami kecelakaan berat.

2. Karena bisa mereduksi bobot, Sensitif terhadap getaran


sehingga kendaraan lebih irit

3. Punya center gravity lebih Saat bodi rusak karena kecelakaan


rendah, membuat efek body- agak sulit diperbaiki
roll bisa diperkecil

4. Memiliki bantingan lebih Kurang tangguh apabila


lembut
membawa beban yang berat
2. Chassis ladder frame (Chassis Tangga)

Gambar 1.2 Chassis ladder frame

Dinamakan chassis ladder frame atau rangka Tangga karena model atau
bentuk chassis ini mirip dengan tangga, dan chassis jenis ladder frame ini
adalah salah satu jenis chassis mobil paling tua yang hingga saat ini masih
dipakai dan tetap eksis untuk diaplikasikan ke kendaraan pengangkut heavy duty
seperti chassis yang digunakan untuk minibus, bus, truk dan kendaraan berat
sejenisnya. Ukuran chassis ladder frame ini lumayan berat sehingga nantinya
selain bermanfaat untuk menopang beban angkut yang berat juga akan
mempengaruhi performa kendaraan. Maka dari itulah chassis model ini tidak
lagi diaplikasikan untuk mobil dengan ukuran yang kecil. Rangka ini juga
memiliki keuntungan serta kerugian, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.2 Kelebihan dan Kekurangan rangka jenis ladder frame


No. Kelebihan Kekurangan
1. Kuat dan menyerap terhadap Bobotnya lebih berat dan rumit
getaran yang ditimbulkan jalan. konstruksinya
2. Mudah didesain, dibangun, dan Ruang cabin mobil biasanya lebih
dimodifikasi. kecil
3. Tak terlalu sulit untuk diperbaiki Memiliki bobot yang besar, sehingga
apabila terjadi tabrakan. mempengaruhi peforma kendaraan
3. Chassis Tubular Space Frame

Gambar 1.3 Chassis Tubular Space Frame

Model chassis ini dirancang dengan menggunakan berbagai macam jenis


besi balok maupun besi pipa menjadi satu rangkaian utuh dimana bentuk dari
chassis ini hampir mirip dengan kontruksi kendaraan yang digunakan. Jenis
chassis model ini paling banyak diaplikasikan ke kendaraan balap / mobil balap.
Untuk kuat lemahnya chassis tubular space frame ini pun dipengaruhi oleh dua
hal, yang pertama adalah kualitas mutu bahan chassis, dan yang kedua adalah
kualitas dari sambungan sambungan las nya.

Ada dua hal yang sangat penting yang harus dicapai dalam merangcang
rangka pada mobil - mobil balap pada kecepatan tinggi. Yang mana syarat
tersebut adalah kerangka harus ringan dan kaku (rigid). Rangka yang ringan itu
sangat penting dalam hal untuk mendapatkan akselerasi yang sempurna yang
didapatkan dari tenaga mesin. Sedangkan rangka yang kaku ( Rigid ) juga sangat
penting, dimana kekakuan pada rangka diharapkan dapat mempertahankan
kontrol yang tepat pada geometri suspensi yang bertujuan untuk menjaga roda
tetap bersentuhan dengan permukaan arena balap.
Sayangnya kedua tujuan ini sering kali bertentangan dan sangat susah dalam
aplikasinya. Desain terbaik untuk mencapai keduanya antara berat dan
kekakuan adalah bagian dari seni dan ilmu teknik mobil balap. Karena rangka
jenis ladder frame tidak cukup kuat dan memberikan nilai kekakuan kecil,
insinyur balap motor mengembangkan desain 3 dimensi (triangle) yang terbuat
dari besi - besi bulat yang diapakai pada bekerangka jenis tubular. Adapun
kelebihan serta kekurangan pada rangka jenis ini, yaitu sebagi berikut.

Tabel 1.3 Kelebihan dan kekurangan Chassis Tubular Space Frame


No. Kelebihan Kekurangan
1. Rangka jenis ini lebih kaku Sangat rumit, mahal dan butuh waktu
(rigid) dan ringan lama untuk membuatnya
2. Mampu menahan rotasi yang Hanya mungkin untuk mobil buatan
ditimbulkan oleh suspensi tangan
3. Sangat bagus di perlindungan Akses cabin sulit
kekakuan torsional, ketahanan
beban berat, dan beban impact
4. Chassis backbone (Tulang Punggung)

Gambar 1.4 Chassis Backbone

Model dan desain dari chassis ini bentuknya mirip dengan tulang punggung
dimana struktur di bagian depan dan di bagian belakang saling terhubung dengan
rangka tube yang posisinya melintang di sepanjang tengah kendaraan. Chassis
model backbone ini hampir semuanya memiliki struktur yang kaku, serta chassis
ini memiliki kemampuan untuk menahan seluruh beban diatasnya, kebanyakan
chassis ini diaplikasikan kedalam mobil jenis sport car. Desainnya sangat
sederhana, dimana hanya terdiri dari sebuah besi bulat yang mana didalamnnya
terdapat rumah poros penggerak dari mesin bagian depan ke roda - roda
belakang. Soal keamanan, jenis kerangka ini tidak memiliki tingkat keamanan
yang tinggi bagi pengemudinya apabila terjadi tabrakan dari samping. Adapun
kelebihan serta kekurangan dalam penggunaan rangka ini, yaitu sebagai berikut.

Tabel 1.4 Kelebihan dan kekurangan Chassis Backbone


No. Kelebihan Kekurangan
1. Cukup kuat untuk sports car Kurang kuat untuk sports car besar
ukuran kecil
2. Mudah dan murah untuk Tidak ada perlindungan dari
produksi dalam jumlah kecil tabrakan dari samping
3. Konstruksi lebih sederhana Butuh badan mobil berbobot ringan
5. Chassis aluminium space frame

Gambar 1.5 Chassis alumunium space frame

Chassis jenis ini ialah model chassis yang dikembangkan pertama kali oleh
pabrikan mobil Audi bersamaan dengan sebuah perusahaan pembuatan
aluminium Alcoa. Walaupun rangka ini lebih kaku, model dari chassis
aluminium space frame ini didesain untuk dijadikan pengganti dari chassis
monokok dimana memiliki keunggulan utama yakni bobotnya lebih ringan
sekitar 40% dari bentuk chassis yang dibuat sama persis namun menggunakan
material non aluminium. Pada sudut dan sambungan yang sangat diperhatikan,
bagian yang diekstrusi dihubungkan dengan pengecoran logam aluminium yang
kompleks (node). Selain itu, metode pengencangan dengan mekanisme terbaru
dikembangkan untuk menyambung bagian-bagian komponen yang lain. Jenis
rangka ini cukup rumit dan biaya produksi jauh lebih tinggi daripada
monocoque baja yang biasa. Sehingga harga jual mobilnya pun lebih mahal.
Adapun kelebihan serta kekurangan dari penggunaan rangka ini yaitu.

Tabel 1.5 Kelebihan dan kekurangan Chassis alumunium space frame


No. Kelebihan Kekurangan
1. Konstruksi rigid (kaku) Harga material yang mahal
2. Bobot yang ringan Rangka yang rumit
1.3. Bagian-bagian pada Chassis

Secara umum, Chassis kendaraan disusun dari komponen powertrain dan


suspensi. Powertrain bertugas mengalirkan tenaga mesin ke roda, sementara sistem
suspensi akan menunjang keamanan san stabilitas kendaraan, bagian-bagian
penunjang chassis tersebut antara lain.

1. Kopling

Gambar 1.6 Kopling

Fungsi kopling adalah menghubungkan dan memutuskan putaran


mesin ke transmisi dengan lembut. Kopling sangat berguna saat dipakai
ketika kita akan menjalankan mobil atau ketika sedang macet, dengan
adanya kopling proses pemidahan gigi transmisi akan terasa lebih halus.
Kopling terdiri dari dua buah logam yang berputar dengan RPM sama yakni
flywheel dan pressure plate, serta kampas kopling yang berada ditengah dua
logam ini. Saat pressure plate menekan kearah flywheel akan menyebabkan
kampas kopling terjepit dan hal itu membuat putaran mesin terhubung ke
transmisi. Namun pada sistem kopling otomatis atau yang biasa kita kenal
dengan torque converter. Kopling ini bekerja berdasarkan gaya tekan
fluida. Gaya tekan fluida ini akan semakin besar seiring bertambahnya
putaran mesin, sehingga kita tidak perlu melakukan pengoperasian kopling
secara manual.
2. Transmisi

Gambar 1.7 Transmisi

Fungsi transmisi adalah untuk memanipulasi output mesin. Kita tahu ada
beberapa kondisi dimana sebuah mobil harus memerlukan torsi besar dan ada pula
kondisi yang menuntut mobil memiliki kecepatan tinggi. Tugas transmisi adalah
mengatasi kondisi diatas, dengan mengatur rasio perpindahan antar roda gigi. Pada
posisi 1, maka perbandingan roda gigi cenderung besar sehingga putaran output
transmisi jauh lebih kecil dibandingkan input transmisi. Namun torsinya sangat
besar. Ketika gigi 2 dan seterusnya perbandingan gigi akan semakin kecil, hal itu
membuat tingkat percepatan output semakin besar namun torsi maksimalnya
semakin turun. Dalam transmisi, torsi berbanding terbalik dengan RPM mesin.

Sama halnya dengan kopling, transmisi juga memiliki versi otomatis. Versi
ini bisa menyesuaikan perbandingan gigi sesuai jalan dan kecepatan kendaraan.
Sehingga kita perlu fokus ke kemudi saja tanpa meributkan perpindahan tuas
transmisi.
3. Poros Propeller (Poros Kopel)

Gambar 1.8 Poros Propeller

Fungsi dari Poros propeller adalah untuk meneruskan atau


memindahkan tenga utar dari transmisi menuju differential. Konstruksi
poros ini dibuat sedemikian rupa agar saat memindahkan tenaga putar dari
transmisi ke differential dapat dilakukan dengan lembut tanpa dipengaruhi
dari kondisi permukaan jalan dan banyaknya beban.

Pada kendaraan penggerak FR atau 4WD akan ditemui komponen


berbentuk tabung panjang yang terbuat dari baja. Komponen ini adalah
propeller shaft, yang berfungsi untuk menghubungkan putaran transmisi di
bagian depan mobil dengan axle dibagian belakang mobil.

Alasan penggunaan komponen berbentuk pipa ini adalah agar


perpindahan tenaga bisa berlangsung efektif. Jika kita pakai rantai, maka
resikonya rantai akan cepat mulur karena pemuaian dan suara yang berisik.
Tapi karena kita menggunakan poros besi, maka akan lebih tahan terhadap
pemuaian dan gaya puntir akan disalurkan secara sempurna.
4. Universal Joint

Gambar 1.9 Universal Joint

Fungsi dari universal joint adalah sebagai penghubung poros


propeller dengan poros transmisi dan poros differential (gardan),universal
joint ini berbentuk seperti tanda tambah dimana pada bagian ujung-
ujungnya dipasangkan sebuah roller bearing. Keempat ujung universal
joint ini akan menghubungkan komponen yoke dengan poros propeller,
dengan adanya roller bearing pada masing-masing ujung universal joint ini,
maka poros propeller tetap dapat berputar meskipun terjadi perubahan sudut
pada ujung lainnya

Antara transmisi dan axle belakang, pastinya memiliki ketinggian


yang tidak selalu sejajar. Hal ini diakibatkan karena letak axle yang berada
di bawah suspensi sementara transmisi berada di bodi mobil. Sehingga perlu
komponen tambahan agar propeller bisa berfungsi tanpa terganggu hal ini.
Universal joint merupakan komponen yang didesain secara fleksibel untuk
menghubungkan moment puntir dari sudut dan arah manapun. Biasanya ada
dua buah universal joint yang terletak dibelakang transmisi dan didepan
gardan.
5. Gardan atau Differential

Gambar 2.0 Gardan (Differential)

Differential atau gardan adalah komponen pada mobil yang


berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda. Putaran roda
semuanya berasal dari proses pembakaran yang terjadi dalam rang bakar.
Proses pembakaran inilah yang kemudian akan menggerakkan piston untuk
bergerak naik turun, lalu gerak naik turun piston ini akan diteruskan untuk
memutar poros engkol, gerak putar poros engkol ini akan diteruskan untuk
memutar roda gila, putaran roda gila ini akan diteruskan untuk memutar
kopling kemudian diteruskan memutar transmisike as kopel lalu ke gardan.
Gardan akan meneruskan putaran ini ke as roda dan as roda akan memutar
roda, sehingga kendaraan dapat berjalan. Fungsi dari gardan adalah sebagai
berikut,

1. Gardan sebagai pembeda putaran poros roda antara kiri dan


kanan saat membelok
2. Gardan sebagai penerus tenaga putar mesin menuju poros
penggerak
3. Meningkatkan tenaga putar atau momen
6. Rear axle

Gambar 2.1 Rear axle

Rear axle adalah sebuah poros berbentuk batang yang menghubungkan


diferensial dengan poros roda. Diujung poros akan dipasangkan wheel
bearing sebagai bantalan poros terhadap bodi mobil. Ada dua macam axle
yang dipakai pada mobil, yakni tipe rigid axle dan indipendent axle. Pada
rigid axle, antara roda kiri dan kanan akan terletak pada satu poros kaku
sehingga jika salah satu roda terkena efek suspensi maka roda satunya akan
terpengaruh. Sementara pada tipe indipendet, ada fleksibel joint yang
dipasangkan pada kedua ujung poros axle. Fungsinya agar roda kiri dan
kanan bisa terbebas ketika salah satu roda terkena efek suspensi.
7. Pegas

Gambar 2.2 Pegas Ulir Gambar 2.3 Pegas Leaf Spring

Pegas masuk dalam sistem suspensi, fungsi pegas adalah untuk


meredam getaran jalan serta memberikan efek empuk ketika mobil melewati
gundukan atau lubang. Pegas dapat menjalankan fungsi ini karena sifat
elastisitasnya untuk menahan kejutan-kejutan yang diterima oleh jalam.
Pegas ini terbuat dari baja lentur dengan desain tertentu.

Contohnya desain ulir (pegas ulir), pegas jenis ini berbentuk spiral,
pegas ini memiliki daya redam yang cukup baik sehingga banyak dipakai
pada mobil dengan sistem suspensi indipendent namun pegas ini memiliki
kekurangan saat menerima kejutan, maka secara langsung kejutan tersebut
akan dikembalikan ke bodi. Oleh karena itu pegas ini mengharuskan
dipasangi shock absober.

Model lainya adalah model leaf spring (Pegas Daun), yakni baja lentur
yang didesain seperti lembaran, bentuknya melengkung seperti daun
pandan. Konstruksi dari pegas ini cukup sederhana, yaitu terdari dari plat
baja yang diikat atau disusun menjadi satu. Kekuatan leaf spring jauh
melebihi pegas ulir, karena pegas ini mampu meredam beban yang besar.
Namun pegas ini bisa dibilang berat dan tidak menyerap getaran yang
memiliki frekuensi yang tinggi. Pegas tipe ini sering digunakan untuk mobil
berbobot seperti truk dan bus.
8. Shock absorber

Gambar 2.4 Shock absorber

Shock absorber atau peredam kejut adalah sebuah alat mekanik yang
didesain untuk meredam hentakan yang disebabkan oleh energi kinetik.
Perlu diketahui, shock breaker atau shock absorber itu beda dengan pegas.
Komponen ini tidak memiliki daya tahan terhadap tekanan, namun
komponen ini akan menyerap guncangan yang tercipta ketika pegas beraksi.
Saat mobil melewati jalanan berlubang otomatis ada gaya penekanan
kebawah yang ditahan oleh pegas. Tapi karena sifat pegas yang lentur serta
bobot kendaraan maka guncangan akan terlalu kuat.

Dalam hal ini shock absorber akan mencegah terjadinya guncangan


pada sistem suspensi. Cara kerja shock absorber adalah dengan menahan
gaya guncang melalui mekanisme fluida.
9. Stabilizer bar

Gambar 2.5 Stabilizer bar

Stabilizer bar adalah suatu bagian pada kendaraan yang berfungsi untuk
mengurangi gejala body roll saat kendaraan berbelok, menjaga kestabilan
saat berkendara, meningkatkan daya cengkram (traksi) ban terhadap
permukaan jalan, dan mengurangi kemiringan kendaraan akibat gaya
sentrifugal pada saat kendaraan membelok.

Komponen stabilizer hanya ada di sistem suspensi bebas atau


indipendet. Stabilizer dipakai agar roda kiri dan kanan tidak terlalu jauh
marginnya. Kelemahan sistem suspensi indipendent adalah ketika salah satu
roda melewati gundukan atau lubang maka akan terasa efek rolling yang
besar karena roda satunya tidak menahan. Stabilizer akan digunakan agar
roda satunya bisa menahan rolling ketika salah satu roda terguncang.

Pada komponen ini disusun oleh dua buah komponen, yakni swing bar
dan link stabilizer. Swing bar merupakan poros yang menghubungkan
sistem suspensi kiri dan suspensi kanan. Sementara link stabilizer akan
menghubungkan ujung swing bar dengan shock absorber.
10. Sistem Steering

Gambar 2.6 Sistem Steering

Sistem kemudi adalah sekelompok bagian yang mengirimkan gerakan


roda kemudi ke roda depan, dan kadang-kadang bagian roda belakang,.
Tujuan utama dari sistem kemudi adalah untuk memungkinkan pengemudi
untuk mengarahkan kendaraan. Ketika kendaraan sedang berjalan lurus ke
depan, sistem kemudi harus menjaga kestabilan kendaraan tanpa
memerlukan sopir untuk melakukan koreksi . Sistem kemudi juga harus
memungkinkan pengemudi untuk merasakan kondisi jalan (umpan balik
melalui roda kemudi tentang kondisi permukaan jalan). Sistem kemudi
harus membantu mempertahankan kontak ban ke jalan yang baik. Sistem
kemudi harus menjaga sudut yang tepat antara ban baik selama berbelok
dan lurus ke depan. Pengemudi harus mampu mengubah kendaraan dengan
sedikit usaha. Cara kerjanya yaitu saat pengemudi memutar steering whell,
maka steering coloumn uga akan berputar, kemudian momen putar oleh
steering gear akan dirubah menjadi gerakan kekiri dan kekanan dan juga
akan direduksi yang membuat semakin besar momen yang dihasilkan
(kemudi menjadi lebih ringan), dari steering gear akan diteruskan ke
steering linkage, dan akhirnya sampai ke roda, sehingga roda akan berbelok
sesuai arah putaran steering wheel.
Steering sistem juga masuk dalam komponen chassis kendaraan. Kita
mengenal sistem power steering, sistem ini dibuat sebagai assist agar ketika
kita memutar roda kemudi bisa lebih ringan. Secara umum ada dua macam
power steering yakni tipe hidrolik dan tipe elektrik. Tipe hidrolik
memanfaatkan gaya tekan hidrolik yang diperoleh dari pompa steering
untuk mendorong rack steer, sementara tipe elektrik menggunakan motor
yang langsung menggerakan rack steer.
11. Sistem Pengereman

Gambar 2.7 Sistem Cakram Gambar 2.8 Sistem Tromol

Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan secara


signifikan. Cara kerja rem adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang
bisa mengkonversi energi putar roda menjadi energi panas. Pada sistem rem,
dua buah material yang berbahan besi dan asbes akan bergesekan. Sehingga
akan mengurangi laju putarannya.

Pada mobil ada dua macam sistem rem yang dipakai, sistem rem tromol
dan sistem rem cakram. Rem tromol dikenal dengan braking powernya yang
bagus tapi kurang responsif, tromol berputar bersama-sama dengan roda.
Dalam beberapa sistem rem, tromol merupakan hub roda dan bantalan roda.
Tromol harus bulat sempurna dan konsentris dengan poros. Pedal rem akan
bergetar jika tromol tidak bulat sempurna atau nonconcentric dengan
spindle atau poros. Alur-alur pada permukaan dalam tromol (bidang gesek)
akan terbentuk kerena gesekan, tromol beralur mengekbatkan koefisien
gesek berkurang. Tromol juga harus dapat menyerap dan menghilangkan
sejumlah panas yang timbul akibat gesekan.

Sementara rem cakram lebih responsif, Rem cakram dapat membuang


panas lebih cepat dari pada rem tromol. Beberapa rotor/cakram berventilasi,
sehingga dapat memungkinkan udara untuk bersirkulasi di antara
permukaan gesekan dan membuang panas lebih efisien. Ketika tekanan
hidrolik bekerja pada piston caliper, hal ini akan menekan pad untuk
menekan disk. Kekuatan pengereman dihasilkan oleh gesekan antara
bantalan disk karena rotor/cakram. Karena cara kerja rem cakram adalah
menjepit cakram maka pada rem cakram tidak ada self-energizing efek
sebagai mana pada rem tromol. Permukaan gesekan terus-menerus terkena
udara, hal ini juga memungkinkan untuk membersihkan diri dari debu dan
air, dan akan mengurangi perbedaan gesekan.
12. Roda dan Ban

Gambar 2.9 Roda dan Ban

Roda dan ban memiliki fungsi yaitu untuk untuk mengkonversi energi
putar dari powertrain untuk menjalankan kendaraan, menahan seluruh berat
kendaraan, meredam tekanan, meeruskan fungsi kemudi. Roda tersusun dari
velg dan ban, velg atau rims merupakan rangka roda yang menjadi tumpuan
kendaraan. Untuk itu kekuatan rims juga tidak bisa sepelekan. Sementara
ban berfungsi menyerap getaran kecil pada jalan dan menimbulkan traksi
agar roda tidak selip. Ban sendiri, ada beberapa tipe antara lain tipe hard,
medium dan soft. Ban tipe soft memiliki struktur yang lunak sehingga akan
cepat aus tapi gripnya cukup baik.

Anda mungkin juga menyukai