Anda di halaman 1dari 26

Rancang Bangun Mesin Pengolah Plastik

DISUSUN OLEH

M. Adonis Ramadhan (18-21-201-158)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

FAKULTAS TEKNIK MESIN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim, Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanau


Wataála yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
UAS ini Yang Berjudul “Rancang Bangun Alat Pencacah Sampah Plastik Berpenggerak Motor
Listrik” tepat pada waktunya.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih selaku dosen pengampu mata kuliah getaran
mekanik yang telah membimbing dan memberi kami kesempatan untuk belajar lebih mandiri dan
mengedepankan kolaborasi, senantiasa terus memanjatkan do’a untuk keselamatan dan
kelancaran kami dalam menimba ilmu.

Terlepas dari semua usaha dan jerih payah yang telah kami berikan pada makalah ini,
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka kritik yang bersifat
membangun sangat kami harapkan agar kedepannya dapat lebih maksimal. Akhir kata, penulis
sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Tangerang, 26 Januari 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persoalan sampah plastik menjadi perhatian besar dunia saat ini termasuk Indonesia,
karena plastik tergolong dalam sampah anorganik yang berbahaya bagi lingkungan yang sifatnya
sulit diurai oleh bakteri secara alamiah, diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun agar
plastik benar – benar terurai secara sempurna.

Dalam kehidupan sehari - hari khususnya kita yang berada di Indonesia, penggunaan
bahan dari plastik dapat kita temukan diseluruh aktivitas hidup kita, ada sekitar 65 juta ton
sampah yang diproduksi di Indonesia tiap harinya, 14 % atau sekitar 9,1 juta ton merupakan
sampah plastik [2]. Di lingkup perkotaan, sampah plastik juga jadi perhatian utama. Di kota
besar khususnya kota Bandung, 10 % dari seluruh timbunan sampah merupakan sampah plastik.
Produksi sampah plastik kota Bandung mencapai 160 ton perhari [3]. Dan di lingkup kampus
Universitas Muhammadyah Tangerang, plastik merupakan sampah yang mendominasi kedua
setelah sampah organik. Setiap harinya kampus Universitas Muhammadyah Tangerang 168,06
kilogram sampah perhari. Dari jumlah tersebut, 17,69 % atau sekitar 29,73 kilogram merupakan
sampah plastik yang berasal dari kantong plastik, botol kemasan air minum dan pembungkus
makanan yang digunakan oleh mahasiswa ataupun dosen dan karyawan.

Plastik merupakan suatu bahan yang banyak digunakan sebagai tempat atau wadah.
Hampir setiap produk yang beredar di masyarakat saat ini memakai bahan yang berasal dari
plastik sebagai tempat atau wadah yang dimaksud, agar konsumen lebih mudah membawa dan
menyimpannya.

Menurut Inaplas (2011), Penggunaan plastik di Indonesia masih sekitar 10


kg/kapita/tahun. Dibandingkan dengan Negara di ASEAN lainnya, seperti Malaysia, Singapura,
dan Thailand mencapai angka di atas 40kg/kapita/tahun. Meningkatnya jumlah ini menimbulkan
dampak pada lingkungan ketika sudah tidak terpakai yang di anggap sebagai sampah.
Berbagai cara telah di tempuh untuk mengurangi dampak dari penggunaan produk
dengan wadah berbahan dasar plastik. Salah satunya yaitu dengan cara menimbun sampah
plastik di dalam tanah, namun cara ini akan menimbulkan masalah berupa pencemaran tanah.
Adapun cara lain untuk mengurangi sampah, plastik yakni dengan melakukan progam 3R
(reduce, reuse, dan recycle). Progam ini memerlukan sedikit kreatifitas terutama dalam hal recyle
(daur ulang) , seperti yang telah dilakukan di Negara maju seperti Australia, Canada, dan
Negaranegara Eropa. Salah satu jenis plastik yang dapat di daur ulang adalah plastik bral dapat
didaur ulang menjadi biji plastik dan paving block, untuk diolah menjadi produk tersebut, limbah
botol plastik harus melewati proses pencacahan terlebih dahulu. Dari uraian-uraian di atas
penulis tertarik mengambil tugas akhir dengan judul, yaitu “Perancangan dan Pembuatan Alat
Pencacah Plastik Jenis Cup Dengan Pisau Lengkung Dengan penggerak Motor Listrik”.

1.2 Identifikasi Masalah

Sampah plastik merupakan sampah non organik. Sampah bentuk ini tidak dapat
dihancurkan layaknya sampah organik. Untuk mengurangi dampak dari sampah non organik
inilah maka dibuat mesin penghancur plastik agar dapat di daurulang menjadi produk yang baru.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari proses perancangan mesin penghancur plastik ini adalah :

1. Mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan sekitar.


2. Membuka peluang usaha baru, khususnya pada limbah plastik.
3. Merancang mesin pemotong plastik dengan kapasitas produksi 18 kg/jam.

1.4 Batasan Masalah


Mengingat kompleksitas permasalahan dan luasnya cakupan pembahasan, maka
perancang perlu membatasi masalah pada perancangan penghacur plastik ini. Batasan masalah
pada perancangan penghancur plastik ini adalah :
1. Perhitungan hanya dilakukan pada torsi yang berkerja pada poros dan juga daya motor
yang digunakan.
2. Jenis plastik yang dihancurkan adalah jenis plastik polietilen (PE).

1.5 Metode Perancangan

Metode yang penulis lakukan dalam merancang mesin penghancur plastik ini adalah
sebagai berikut :

1. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk dijadikan
masukan dan acuan dalam melakukan perancangan.Dalam melakukan pengumpulan data
ini, penulis mengumpulkan data-data atau informasi yang diperlukan yang didapat dari
buku referensi, dan juga tanya jawab langsung dengan dosen pembimbing.

2. Tahap Perancangan

Memilih metoda dan formula untuk menghitung torsi dan daya motor pada mesin.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Plastik

Perkembangan industri plastik berdasarkan data statistik memperlihatkan


perkembangan yang sangat pesat terutama pada jenis plastik kemasan. Dengan kemajuan
teknologi yang semakin pesat, penulis terinspirasi menciptakan suatu alat untuk memproduksi
produk manufaktur khusus untuk material plastik yang disebut mesin penghancur plastik
(Cluster). Mesin ini menggunakan beberapa komponen yang dirakit/disusun sedemikian rupa
hingga dapat digunakan untuk melakukan operasi pembuatan produk. Istilah plastik
mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik, plastik terbentuk dari kondensasi
organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk meningkatkan
performa.

Ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik, plastik dapat dibentuk menjadi
fiber sintetik, plastik didesain dengan variasi yang sangat banyak dalam properti yang dapat
menoleransi panas, keras, "reliency", digabungkan dengan kemampuan adaptasinya,
komposisi yang umum dan beratnya yang ringan memastikan plastik digunakan hampir di
seluruh bidang industri, plastik terbuat dari bahan kimiawi seperti karbon, silikon, hidrogen,
nitrogen, oksigen dan klorida. Kombinasi yang berbeda dari bahan kimia ini akan
menghasilkan berbagai jenis plastik yang berbeda pula. Bahan dasar untuk membuat plastik
berasal dari minyak, batu bara dan gas alam.

2.2 Karakteristik Plastik

Plastik yang berbeda memiliki tingkat kepadatan yang berbeda, namun semuanya
lebih ringan dari pada sebagian besar jenis bahan lainnya. Polyethylene dan Polypropylene
memiliki tingkat kepadatan yang lebih rendah dari kadar air sehingga bahan tersebut dapat
mengambang di atas air. Polyvinyl chloride (PVC) dan polycarbonate memiliki tingkat
kepadatan yang lebih tinggi dari kadar air sehingga bahan tersebut dapat tenggelam ke dasar air.
Sebagian besar plastik bersifat tahan lama (awet) dalam berbagai situasi. Sebagian
diantaranya dapat mengalami penurunan (hancur) setelah terkena sinar matahari dalam waktu
yang lama. Sebagian besar jenis plastik dapat bertahan terhadap bahan kimia tertentu, namun
jenis zat tertentu akan bereaksi dengan sejumlah bahan plastik. Misalnya, minyak mineral (yang
dibuat dari minyak mentah) menyebabkan polyethylene menggelembung dan akhirnya menjadi
hancur.

Plastik merupakan penghantar listrik yang sangat rendah sehingga dapat digunakan
sebagai pelindung listrik. Plastik dapat menutup untuk melindungi kawat tembaga dan bagian
lain yang digunakan dalam pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.

Plastik digunakan sebagai penghambat panas karena memiliki daya penghantar panas
yang sangat rendah. Kontainer sebagai tempat penyimpanan makanan dan minuman dingin
seringkali terbuat dari jenis bahan polystyrene plastik.

Plastik mengandung daya benturan seperti kekerasan yang terkandung dalam bahan
logam. Sejenis bahan plastik seperti acrylonitrile butadiene styrene digunakan dalam situasi
dimana karakteristik ini perlu dimiliki. Salah satu penerapannya adalah membuat pelindung
kepala bagi para pekerja bangunan, pekerja tambang dan pekerja kuli lainnya.

2.3 Jenis Jenis Plastik

Polyethylene merupakan sejenis plastik yang serba guna dengan sejarahnya yang
sangat menarik, meskipun sekarang menjadi bahan kimia yang telah umum ditemukan di rumah-
rumah. Meskipun bahan mentah untuk membuat polyethylene berasal dari batubara, sejenis
sumber daya yang tidak dapat diperbaharui kembali, polyethylene menjadi bahan yang ramah
lingkungan karena produk-produk polyethylene bersifat tahan lama (awet) dan dapat didaur-
ulang.

Jenis dan sifat utama polyethylene:

Akroni
Bentuk Karakteristik Kegunaan
m
Densitas HDPE keras hingga semi- Chemical
bags,
fleksibel,permukaan
shopping
Tinggi mengkilap, tidak
bags, plastik
tembus cahaya
buah
packaging
film, bags,
lunak, fleksibel,
Densitas waterproof
LDPE permukaan
Rendah membranes,
mengkilap, bening
pembungkus
kawat, pipa
Densitas LDPE lunak, fleksibel, packaging
Rendah permukaan film, bags,
mengkilap, bening waterproof
membranes,
pembungkus
kawat, pipa
Densitas LLDPE fleksibel, bening, shopping
Rendah mengkilap, kuat bags, stretch
Linear wrap,
kantong
plastik
sampah,
anti-static
bags
Polypropylene mengandung bahan yang serba guna karena keras dan kuat namun masih
memiliki fleksibilitas. Polypropylene juga memberikan daya resistensi kimiawi yang kuat,
Polypropylene digunakan untuk membuat tempat menyimpan roti dan tas pakaian.
Secara umum ada dua katagori plastik yaitu thermoset yang tidak terpengaruh suhu dan
thermoplastic yang akan berubah kepadatannya jika suhu berubah. Sebagian besar produk plastik
yang digunakan adalah thermopastic.

Proses pembuatan bahan


Molding process Product

Extraction molding Pipe

Injection molding Bucket

Blow molding Container, bottle

Vaccum molding Packcase for egg

Pressure molding Sultcase

Rotation (roto) Bottle, doll


molding

Inflation process Film, sack

Calendar process Film, sheet

Fludizet bed process Tub

Compression Electric parts, plugs, switch


molding box

Salah satu aplikasi penting dari industri plastik adalah penggunaan plastik sebagai
packaging menggantikan kertas dan papan (board). Packaging plastik yang diproduksi Indonesia
sebagian besar berupa flexible packaging films yaitu Biaxially Oriented, Polypropylene (BOPP),
Biaxially Oriented Polyester (BOPET), dan plastic blows films. BOPP dan BOPET banyak
digunakan pada industri makanan, minuman dan industri auto-parts, sedangkan plastic blown
films banyak digunakan pada industri kimia dan konstruksi

Plastik merupakan bahan untuk keperluan perabotan rumah, peralatan dapur, kamar
mandi, ruang tidur, hampir semuanya terbuat dari plastik. Benda-benda di sekitar kita banyak
sekali yang terbuat dari plastik. Bahkan wajah seseorang dapat dibuat bagus sesuai keinginan
dengan melakukan operasi plastik. Plastik ada yang bersifat lunak (seluloid), bahannya
merupakan campuran dari selulosa nitrat dan kamfor yang dilarutkan dalam alkohol, kemudian
menghasilkan pastik yang dinamakan seluloid. Seluloid ini mudah terbakar, karena sifatnya yang
kurang tahan terhadap panas, dalam industri berbagai barang plastik ini digantikan oleh plastik
jenis lain yang sering kita temui sekarang yaitu bakelit.

Plastik yang tahan panas ini ditemukan pertama kali oleh Leo Hendrik Baekeland,
seorang ahli kimia warga Amerika berkebangsaan Belgia. Baekeland lahir di Ghent, Belgia, pada
tanggal 14 November 1863. Bakelit, yang penamaannya diambil dari nama Baekeland ini
sebenarnya bukanlah temuan yang pertamanya karena sebelumnya ia sudah menemukan kertas
foto yang dinamakan Velox.

penggunaan polimer sebagai material teknik terus menunjukkan perkembangan yang


sangat pesat. Plastik adalah salah satu contohnya. Ketidakmampuan mikroorganisme untuk
menguraikan material ini menimbulkan masalah sampah nonorganik, yang jika tidak ditangani
dengan baik akan menimbulkan masalah yang sangat serius.
Usaha-usaha untuk mendaur ulang dengan menggunakannya sebagai material untuk
produk baru menghasilkan produk dengan kualitas yang rendah. Teknik pencampuran secara
fisik dengan mencampurkan polimer-polimer sintetik dengan polimer alam selain menghasilkan
poliblend yang terbiodegradasi secara parsial juga menghasilkan material yang sering kali tidak
layak untuk digunakan sebagai material plastik. Sehingga penulis terinspirasi untuk menciptakan
suatu alat untuk memproduksi produk manufaktur khusus untuk material plastik yang disebut
mesin penghancur plastik (Cluster).
Istilah plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Mereka
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain
untuk meningkatkan performa atau ekonomi, ada beberapa polimer alami yang termasuk plastik.
Plastik dapat dibentuk menjadi film atau fiber sintetik, nama ini berasal dari fakta bahwa banyak
dari mereka "malleable", memiliki properti keplastikan, Plastik didesain dengan variasi yang
sangat banyak dalam properti yang dapat menoleransi panas, keras, "reliency" dan lain-lain.
Digabungkan dengan kemampuan adaptasinya, komposisi yang umum dan beratnya yang ringan
memastikan plastik digunakan hampir di seluruh bidang industri.
Plastik umumnya terdiri dari polimer karbon atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine dan
belerang, plastik menjadi bagian tak terpisahkan di kehidupan abad 21 dengan memperbaiki
properti dari polimer tersebut.
Pengembangan plastik berasal dari penggunaan material alami (seperti: permen karet,
"shellac") sampai ke material alami
yang dimodifikasi secara kimia (seperti: karet alami, "nitrocellulose") dan akhirnya ke
molekul buatan-manusia (seperti: epoxy, polyvinyl chloride, polyethylene).

Bahan-bahan untuk membuat plastik adalah sebagai berikut :


 Additive
- Antioksida : mencegah oksidasi
- Antistatik :menarik kelembaban permukaan supaya konduktif
- Pewarna : memberi warna atau efek seperti iluminasi
- Coupling agents: memudahkan untuk menempel ke bahan lain
- Curing agents: mempermudah penggabungan monomer ke polimer
- Flame retardants: mempersulit plastik terbakar
- Foaming/blowing agents: memberi gelembung udara
- Penstabil panas: mengurangi pemecahan polimer karena panas
- Penstabilan benturan: menguatkan plastik dari benturan
- Pelumas: mengurangi gesekan plastik keperalatan
- Nucleating agents: membantu pengkristalan polimer
- Plasticizer: menambah fleksibilitas, menurunkan titik leleh
- Pengawetan: menjaga dari mikroorganisme
- Pembantu proses: menaikkan produksi, memperbaiki permukaan (anti lengket)
- Penstabil UV: mengurangi kerusakan akibat sinar Ultra Violet

 Reinforcement
Bahan yang ditambahkan ke resin dan polimer untuk menambah kekuatan, daya tahan
terhadap benturan dan kekerasan plastik. Reinforcement dibagi menjadi 2:
- mina: memberi lapisan seperti fiber glas, kain, atau lembaran material
- brous: mencampur dengan beberapa bahan seperti serat kaca, carbon aceous, serat
polymer, serat inorganic, serat logam.
2.4 Faktor-faktor teknis pemilihan mesin penghancur plastik antara lain :

 Kekuatan motor listrik


 Perubahan alat atau posisi kerja
 Cara dan ukuran alat yang dipasang
 Lebar minimum dan maksimum benda kerja yang dikerjakan
 Kemudahan perawatan mesin
 Pelumasan
 Berat mesin
 Peredam kebisingan dan tingkat kebisingan yang timbul
 Kestabilan dan kekokohan kedudukan mesin
 Keamanan
 Transmisi tenaga
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Komponen Penerus Daya

Dalam sebuah system mesin penggerak atau mekanisme diperlukan satu atau serangkaian
komponen yang berfungsi untuk meneruskan daya dari sumber daya (motor penggerak/engine)
ke komponen yang digerakan atau yang bekerja. Terdapat beberapa jenis komponen penerus
daya yaitu komponen sabuk dan puli, komponen roda gigi, komponen rantai dan sprocket, dan
komponen penerus daya lainnya. Tetapi kali ini hanya akan dibahas mengenai komponen
penerus daya jenis sabuk dan puli.

Gambar 2.8 Komponen penerus daya

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung
dengan dua buah roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat
diterapkan, dimana sebuah sabuk luwes atau rantai dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada
poros, bila daya yang ditransmisikan tidak terlalu besar, kurang lebih sampai 1000 W. Selain itu
transmisi sabuk juga lebih mudah penanganannya dan harganyapun lebih murah dibandingkan
dengan rantai. Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V.

Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Sabuk dengan
penampang trapesium dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros
yang jaraknya dapat sampai 5 m dengan perbandingan putaran antara 1:1 sampai 1:7. Tenunan
tetoron atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Pada
sabuk-V terdapat beberapa tipe dari A sampai E yang memiliki dimensi berbeda-beda baik tebal
ataupun lebar, pemilihan tipe

sabuk ini tergantung pada kegunaanya apakah akan meneruskan daya yang besar atau putaran
yang besar sebagai contoh sabuk-V tipe A digunakan pada mesin yang berkecepatan tinggi tetapi
berdaya rendah sedangkan sabuk-V tipe E digunakan untuk mesin yang bekecepatan tidak terlalu
tinggi tetapi berdaya besar.

Untuk mengetahui tipe sabuk apa yang cocok digunakan pada mesin yang kita miliki dapat
menggunakan diagram pemilihan sabuk-V sebagai contoh, sebuah mesin memiliki putaran out
put sebesar 1450 RPM dan daya 2,5 hp maka sabuk-V yang cocok digunakan adalah tipe A.

Untuk mengetahui ukuran puli dan perbandingan putaran dapat menggunakan persamaan
berikut :

n1 d 2
= ………………………………………… 2.1
n2 d 1

Sedangkan untuk memilih sabuk didapat dari diagram pemilihan sabuk dan catalog jenis sabuk
yang terdapat dipasaran dengan terlebih dahulu menentukan keliling sabuk L menggunakan
persamaan berikut :

π 1
L=2 C + ( d1 +d 2 ) + d −d 1 ) 2
2 4C ( 2
………….. 2.2

Untuk menentukan berapa banyak jumlah sabuk yang akan digunakan, maka digunakan
persamaan sebagai berikut :

P
N=
Po . K θ
…………………………………………. 2.3

Dimana: Po = kapasitas daya yang di transmisikan (kW)

(dari tabel)

Kθ = Faktor koreksi (dari tabel)

3.2 Komponen Penunjang

Pada mesin penghancur plastik ini terdapat beberapa komponen utama yang sangat
berpengaruh untuk menunjang kinerja mesin sehingga diperlukan perhatian khusus dalam
menentukannya komponen tersebut yaitu bantalan dan poros. Barikut ini adalah penjelasan
mengenai komponen-komponen utama tersebut.

1. Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan panjang umur. Bantalan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

(1) Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros

(a) Bantalan luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantara lapisan
pelumas.

(b) Bantalan gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang
berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola (peluru), rol atau
rol jarum, dan rol bulat.

(2) Atas dasar arah beban terhadap poros


(a) Bantalan radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus terhadap
sumbu poros.

(b) Bantalan aksial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.

c) Bantalan gelinding khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya sejajar
dan tegak lurus terhadap sumbu poros.

Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar. Bantalan ini
sederhana konstruksinya dan dapat dibuat dan dipasang dengan mudah. Karena gesekannya yang
besar pada waktu mulai jalan bantalan luncur memerlukan momen awal yang besar. Pelumas
pada pada bantalan ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan yang besar,
terutama pada beban besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun demikian, karena
adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran sehingga hampir
tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak seperti bantalan gelinding sehingga lebih
murah.

Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban lebih kecil dari pada bantalan
luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Keunggulan bantalan ini adalah pada
gesekannya yang sangat rendah. Pelumasannya pun sangat sederhana, cukup dengan gemuk,
bahkan pada jenis yang memakai sil sendiri tidak perlu pelumasan lagi, meski ketelitiannya
sangat tinggi, tetapi karena adanya gerakan elemen gelinding dan rumahnya, pada putaran tinggi
bantalan ini agak berisik dibandingkan dengan bantalan luncur

(a) Bantalan gelinding (b) Bantalan luncur

Gambar 2.9 Jenis bantalan


Untuk merancang bantalan luncur kita perlu memilih material yang sesuai dengan kebutuhan,
material tersebut harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Mempunyai kekuatan cukup (tahan beban dan kelelahan).


2. Dapat menyesuaikan diri terhadap lenturan poros yang tidak terlalu besar atau terhadap
perubahan bentuk yang kecil.
3. Tidak mudah menempel terhadap poros jika terjadi kontak dan gesekan antara logam
dengan logam.
4. Sangat tahan karat.
5. Cukup tahan aus.
6. Dapat membuang kotoran atau debu kecil yang terkurung didalam bantalan.
7. tidak terlalu terpengaruh oleh temperature.
8. harganya murah.
Berikut ini adalah material yang sering digunakan dalam pembuatan bantalan luncur dan sifat-
sifatnya.

Tabel 2.3 Sifat-sifat material untuk bantalan luncur

Material Kekerasan Pmax Tmax


Bantalan (HB) (kg/mm2) (oC)
Besi cor 160-180 0.3-0.6 150
Perunggu 50-100 0.7-2.0 200
Kuningan 80-150 0.7-2.0 200
Perunggu fosfor 100-200 1.5-6.0 250
Paduan cadmium 30-40 1.0-1.4 250
Kelmet 20-30 1.0-1.8 170
Paduan 45-50 2.8 100-150
aluminium
Perunggu timah 40-80 2.0-3.2 220-250
hitam

Keterangan : Pmax= Tekanan maksimum yang diperbolehkan


Tmax= Temperatur maksimum yang diperbolehkan

Pada bantalan gelinding, gesekan gelinding yang terjadi relative lebih kecil dari pada
bantalan luncur berarti gaya gesek yang terjadi pada poros juga akan kecil hal itu disebabkan
karena adanya elemen geliding seperti bola atau rol yang dipasangkan diantara cincin luar dan
cincin dalam, bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan diantaranya akan
jauh lebih kecil.

Gambar 2.9 Bantalan gelinding

Untuk menentukan bantalan gelinding jenis apa yang sebaiknya digunakan, tidak sesulit
memilih jenis bantalan luncur karena bantalan gelinding sudah banyak dijual dipasaran
berdasarkan standar internasional. Perancang cukup hanya harus mengetahui berapa diameter
poros yang akan ditumpu oleh bantalan lalu hitung beban maksimal yang akan bekerja pada
bantalan tersebut selanjutnya perancang hanya tinggal memilih dan mencocokan dengan catalog
bantalan yang tersedia dipasaran.

2. Poros

Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir setiap mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu
dipegang oleh poros. Terdapat beberapa macam poros yang diklasifikasikan menurut
pembebanannya yaitu sebagai berikut :
(1) Poros transmisi

Poros seperti ini mendapat beban puntir murni atau beban puntir dan lentur. Daya yang
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli-sabuk atau sprocket-rantai,dan
lain sebagainya.

3.3 Dasar Perencanaan Teknik Mesin


Perencanaan mesin, berarti perencanaan dari sistem dan segala yang berkaitan dengan
sifat mesin, produk, struktur, alat-alat, dan instrumen. Pada umumnya, perencanaan mesin
mempergunakan matematika, ilmu bahan, dan ilmu mekanika teknik.

Perencanaan teknik mesin, mencakup semua perencanaan mesin, tetapi dalam pelajaran
yang lebih luas, karena termasuk didalamnya seluruh disiplin teknik mesin, seperti ilmu
konversi, konstruksi, produksi. Disamping ilmu-ilmu dasar yang diperlukan, pelajaran-pelajaran
dasar yang diperlukan, pelajaran-pelajaran dasar dalam perencanaan teknik mesin adalah
perencanaan mesin.

(1) Kekuatan poros

Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan antara puntir
dan lentur. Seperti yang telah diutarakan diatas. Juga ada poros yang mendapat beban tarik atau
tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin. Kelelahan, tumbukan atau pengaruh
konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil seperti pada poros bertingkat atau bila poros
memiliki alur pasak, harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan sehingga cukup kuat
untuk menahan beban yang bekerja pada poros tersebut.

(2) Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirnya terlalu besar akan menyebabkan ketidak telitian (pada mesin perkakas) atau getaran
dan suara (misalnya pada turbin dan rumah roda gigi). Karena itu disamping kekuatan poros,
kekakuan juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
mengoperasikan poros tersebut.

(3)Putaran kritis

Bila putaran pada suatu mesin dinaikan maka pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi
getaran yang cukup besar. Putaran ini disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor torak, motor listrik dan lain-lain, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan
bagian-bagian lainnya. Jika mungkin poros harus direncanakan sedemikian rupa hingga putaran
kerjanya harus lebih rendah dari putaran kritisnya.

(4) Korosi

Material tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi kontak dengan
fluida yang korosif, begitu juga untuk poros-poros mesin yang berhenti lama.
(5) Material poros

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis,
baja karbon untuk konstruksi mesin (disebut bahan S-C) yang dihasilkan dari ingot sedangkan
poros-poros yang dipakai untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat dari
baja paduan dengan pengerasan permukaan yang sangat tahan terhadap keausan.

Berikut ini adalah tabel material yang biasa digunakan untuk pembuatan poros.

Tabel 2.2 Baja karbon untuk konstruksi poros

Standar dan Lambang Kekuatan Keterangan


macam tarik
(kg/mm2)
S30C 48
Baja karbon S35C 52
konstruksi S40C 55
mesin S45C 58
(JIS G 4501) S50C 62
S55C 66
Standar dan Lambang Kekuatan Keterangan
macam tarik
(kg/mm2)
Batang baja S35C-D 53 Ditarik
yang difinis S45C-D 60 dingin,
dingin S55C-D 72 digerinda, di-
bubut, atau
perpaduannya.
Jika diketahui bahwa poros yang akan direncanakan tidak mendapat pembebanan lain
kecuali torsi, maka diameter poros tersebut dapat lebih kecil dari pada yang dibayangkan.
Meskipun demikian, jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan, atau
tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros motor, maka
kemungkinan adanya pembebanan tambahan tersebut perlu diperhitungkan dalam factor
keamanan yang diambil. Hal yang paling penting untuk kita ketahui adalah berapa besar beban
atau gaya yang akan diterima oleh poros. Karena itulah analisis gaya disepanjang poros yang
dirancang adalah wajib, agar poros yang dirancang benar – benar aman dan layak untuk
digunakan

3.4 Pengenalan dan Identifikasi


Kadangkala, perencana bermula pada saat seorang sarjana teknik menemukan
adanya suatu kebutuhan, dan memutuskan untuk berbuat sesuatu akan hal tersebut. Pengenalan
kebutuhan dan merangkaikan kebutuhan itu dalam bentuk kata-kata, sering merupakan suatu
tindakan kreatif yang tinggi, karena kebutuhan tersebut bisa saja hanya berupa suatu
ketidakpuasan yang sama, suatu rasa kegelisahan, atau suatu perasaan bahwa ada sesuatu yang
kurang beres. Kebutuhan tersebut sering tidak jelas, pengenalan itu sering tercetus secara tiba-tiba,

karena lingkungan atau sekumpulan lingkungan yang acak yang tidak sesuai. Misalnya, kebutuhan
untuk berbuat sesuatu pada sebuah mesin penghancur plastik, mungkin ditunjukan oleh tingkat
kebisingan.

Bahwa seseorang yang peka, seseorang yang mudah terganggu oleh sesuatu, akan lebih
mudah mengenal suatu kebutuhan dan lebih mungkin untuk berbuat sesuatu akan hal itu, dan
karena alasan inilah, maka orang yang lebih peka akan lebih kreatif. Suatu kebutuhan akan
mudah dikenal dan mudah teratasi.
Perumusan masalah, harus mencakup seluruh spesifikasi tentang sesuatu yang akan
direncanakan. Perincian tersebut mencakup sejumlah masukan dan keluaran, sifat dan dimensi
ruang yang dipakai, dan semua batasan-batasan atas besaran yang berkaitan dengan hal tersebut,
kita bisa membayangkan sesuatu yang akan direncanakan tersebut sebagai sesuatu dalam kotak
hitam. Dalam hal ini kita harus menjelaskan masukan dan keluaran apa dari pada kotak tersebut,
bersama sifat-sifat dan batas-batasannya. Spesifikasi tentang biaya yang jelas, jumlah yang harus
dibuat, taksiran umur, batas suhu operasi, dan ketahanan ujiannya. Hal yang jelas dalam
spesifikasi tersebut antara lain adalah kecepatan, batasan suhu, daerah kerja maksimum, variasi
yang diharapkan dari variabel-variabel yang ada, batas ukuran dan berat.

Setelah masalah dirumuskan dan serangkaian spesifikasi yang tertulis maupun yang tidak
dinyatakan secara langsung sudah didapat, langkah selanjutnya dalam perencanaan adalah
sintesa dari jawaban yang optimum, sekarang. Sintesa tak mungkin dilakukan tanpa disertai
dengan analisa dan optimasi (analysis and optimation), karena sistem yang direncanakan harus
dianalisa untuk mengetahui apakah performa yang diperoleh ber daya guna sesuai dengan
spesifikasi. Baik analisa maupun optimasi memerlukan alat atau model yang semurah dari sistem
tersebut, yang terbentuk analisa matematika, model ini kita sebut model matematika
(mathematical models). Dalam pembuatannya, kita selalu mengharapkan agar kita bisa
mendapatkan salah satu model yang paling dapat menggambarkan kenyataan sistem yang
sebenarnya secara tepat.

3.5 Evaluasi dan Penyajian


Evaluasi adalah suatu tahapan yang penting dari suatu proses perencanaan yang
menyeluruh, pemeriksaan akhir dari suatu proses perencanaan yang sukses dan biasanya
melibatkan pengujian dari prototipe dilaboratorium. Pada tahap ini mengharapkan menemukan
apakah rencana tersebut memenuhi kebutuhan, apakah ia dapat diandalkan, apakah bisa bersaing
dengan produk lain yang sejenis, dan dapatkah ia memberi keuntungan dari penjualan atau
pemakaiannya.

Menyampaikan rencana kepada pihak lain adalah tahap akhir yang paling penting dalam
proses perencanaan. Penyajian, adalah sejenis kerja penjualan. Para sarjana teknik, kalau
menyajikan sesuatu cara pemecahan baru, kepada pengelola, manajement atau pengawas, selalu
mencoba menjual atau membuktikan bahwa cara pemecahan tersebut adalah yang terbaik. Pada
dasarnya, ada tiga cara penyampaian atau penyajian sesuatu, yaitu tertulis (written), lisan dan
dalam bentuk grafik (graphic).

2.10 Pertimbangan Perencanaan

Kekuatan dari suatu elemen mesin adalah faktor yang paling penting dalam mencari
geometri dan ukuran dari elemen tersebut. Dalam situasi seperti itu, kita katakan bahwa kekuatan
adalah merupakan pertimbangan perencanaan (design consideration), berarti menghubungkan
dengan beberapa sifat yang mempengaruhi rencana dari elemen tersebut.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan antara lain :

1. kekuatan
2. keandalan
3. gesekan
4. keausan
5. keguanaan
6. biaya
7. berat
8. keamanan
beberapa diantara faktor-faktor tersebut, ada yang berkaitan langsung dengan ukuran,
jenis bahan, pengerjaan, dan penggabungan elemen-elemen menjadi sebuah sistem.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Langkah Kerja


Langkah kerja dalam metode ini ada 6 tahap yaitu :
1. Kebutuhan (Requirement)
Pengumpulan informasi mengenai permasalahan dan kendala – kendala yang dihadapi,
kemudian disusun suatu daftar kebutuhan sehingga rancangan yang akan kita buat. Objek
didefisinikan lebih jelas dan lebih tepat di jelaskan dalam bentuk yang dibutuhkan.
2. Desain Sistem (System Design)
Tujuanya adalah untuk membangun sebuah konsep solusi lintas domain yang
menggambarkan fisik utama suatu karakteristik operasi logis dari produk masa depan.
3. Domain-specific design / Meta Model

4.2 SARINGAN CACAHAN PLASTIK


Saringan ini berfungsi untuk memfilter plastik yang akan keluar mesin. Saringan ini akan
sangat menentukan ukuran cacahan plastik yang keluar. Desain saringan dibuat dengan diameter
lubang sebesar 2 cm dan jarak antar lubangnya 3 cm. Saringan dibuat melengkung ke bawah
untuk memudahkan cacahan plastik keluar dari mesin. Besarnya diameter lubang sangat
tergantung dari berapa besar ukuran plastik cacahan yang diinginkan. Sehingga saringan ini
dapat dimodifikasi sesuai dengan keluaran produk yang dibutuhkan (syamsiro, dkk, 2016).

4.3 PERENCANAAN PISAU


Pertama-pertama akan direncanakan spesifikasi pisau, mulai dari dimensi pisau
sampai dengan banyaknya jumlah pisau, selain itu juga direncanakan bagaimana arah dan
penempatan pisau yang akan di pasang pada poros. Model pisau miring dapat memperkecil
gesekan yang terjadi antara permukaan pisau dengan bahan yang akan dipotong, serta dapat
memberikan efek hembusan yang dapat mendorong potongan 7 bahan ke arah lubang
pengeluaran. Namun, kondisi pemotongan yang terbaik adalah pada saat bahan dalam keadaan
cukup kering.

Analisa Gaya Dan Torsi Pemotong Menurut Ashari dkk, (2007) untuk mengetahui
besarnya gaya potong dilakukan percobaan awal sebelum pembuatan mesin dilakukan. Dari
hasil percobaan akan didapat gaya potong rata-rata (F rata-rata). Setelah itu kemudian dapat
dihitung besarnya gaya potong menggunakan rumus dengan menganalisa proses pemotongan
yang akan dilakukan:
Fp = Frata-rata . Z
Dimana:
Fp = gaya potong pisau (N)
Z = jumlah pisau

Metode Desain Mekatronika VDI 2206


Metode desain mekatronika VDI 2206 merupakan metode perancangan yang digagas
oleh Persatuan Insinyur Jerman ( Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan oleh Prof.
Dr. Magdy M. Abdelhameed. Metode tersebut adalah sebuah penggabungan dalam mekanik,
listrik, dan sistem komputer dengan sistem informasi untuk desain dan pembuatan produk dan
proses. Sinergi yang dihasilkan oleh kombinasi yang tepat dari parameter; produk akhir bisa
lebih baik daripada sekadar jumlah dari bagian-bagiannya.
Efektifitas merupakan salah satu syarat utama dalam merancang suatu produk.
Keinginan pemesan, situasi pasar dan perkembangan teknologi harus diperhatikan untuk
bisa menghasilkan rancangan yang baik serta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pemesan. Ketiga hal tersebut dapat diatasi dengan metode VDI 2206. Metode 2206
bertujuan untuk memudahkan seseorang perancang merumuskan dan mengarahkan berbagai
varian desain yang ada karena dalam metode tersebut ide-ide yang ada disusun secara efisien dan
sistematis.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, Proses mesin dan ragam mesin maka dapat
ditarik kesimpulan. Berikut ini adalah kesimpulan untuk menjawab tujuan umum dan tujuan
khusus dari pembuatan laporan akhir proses produksi dengan produk asbak.
Dalam memepelajari dan melakukan proses kerja pembuatan Asbak dalam Praktikum
Proses Produksi, praktikan/mahasiswa diharapkan dapat mengoperasikan alat-alat dan mesin-
mesin tersebut, sehingga dapat menambah wawasan dan pemahaman terhadap teknologi yang
sangat erat kaitannya dalam bidang industri. Selain itu juga dapat menambah kemampuan dalam
mengoperasikan mesin dan membuat produk dengan kualitas yang baik dengan tujuan untuk
bekal pada saat bekerja.

Saran
Dalam perancangan dan modifikasi sistem penggerak mesin ini, tentunya tidak terlepas
dari beberapa kekurangan. Saran ini bertujuan agar hasil modifikasi lebih sempurna. Saran yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sekiranya hasil rancangan dan modifikasi lebih disempurnakan lagi.
2. Tidak menuntut kemungkinan rancangan dan modifikasi sistem penggerak meja kerja mesin
frais emco-f3 dapat dilakukan pada arah sumbu-y dan pada penggerak spindel.

Anda mungkin juga menyukai