MAKALAH KERANGKA
BAB II
PEMBAHASAN
1) Ladder frame
Kelemahan:
Rigiditas torsi lebih rendah dari sasis lainnya, terutama saat
mengangkut beban vertikal atau benturan
Menyita kelapangan kabin
Kabin lebih tinggi
2) Monocoque
Kelemahan:
Sangat rumit, mahal dan butuh waktu lama untuk membuatnya
Hanya mungkin untuk mobil buatan tangan
Akses kabin sulit
4) Backbone Chassis
Ide awalnya adalah dengan membuat struktur depan dan
belakangnya yang terhubung dengan sebuah rangka tube yang melintang
disepanjang mobil. Tidak seperti transmisi tunel, chassis backbone ini
hampir seluruhnya adalah struktur kaku dan dapat menahan semua beban.
Ini terdapat beberapa lubang yang kontinyu. Karena begitu sempit
dindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis Backbone memiliki kekakuan
dari luas area bagian backbone itu sendiri.
Keuntungan dari rangka seperti ini adalah memiliki bobot yang lebih
ringan dibanding dengan rangka pipa. Memiliki center gravity yang baik
dan dapat bermanuver dengan baik di lintasan sirkuit.
Kelemahan dari rangka jenis ini adalah karena hanya memiliki satu tulang
punggung, maka jenis sasis ini tidak dapat mengangkut beban berat.
Keunggulan:
Cukup kuat untuk sports car ukuran kecil
Mudah dan murah untuk produksi dalam jumlah kecil
Konstruksi simpel
Kelemahan:
Kurang kuat untuk sports car besar
Tidak ada perlindungan dari tubrukan samping
Butuh badan mobil berbobot ringan
5) Aluminium Space Frame
Kelemahan:
Harga material tidak murah
2.3. Kontruksi Yang Digunakan Dalam Membuat Rangka
1. Ladder Frame
2. Monocoque
Lamborghini Aventador 2012
4. Backbone Chasis
Tatra 11 1923
Kelebihan
No Jenis Kendaraan Konstruksi
&Kekurangan
Kelebihan
No Jenis Kendaraan Konstruksi
&Kekurangan
Kelemahan:
1. Rigiditas torsi lebih
rendah dari sasis
lainnya, terutama
saat mengangkut
beban vertikal atau
benturan
2. Menyita kelapangan
kabin
3. Kabin lebih tinggi
Kelemahan:
1. Rigiditas torsi lebih
rendah dari sasis
lainnya, terutama
saat mengangkut
beban vertikal atau
benturan.
2. Menyita kelapangan
kabin.
3. Kabin lebih tinggi.
1. Perencanaan Disain
Disain dilakukan dengan melakukan perencanaan perhitungan
dan pembuatan gambar untuk dies chassis long member.
Gambar 1. Disain sasis utuh yang akan dibuat produk sasis bagian long member
2. Pembuatan Pattern
Pattern(pola) dibuat dari bahan styreofoam yang dibentuk menyerupai
dengan bentuk dies yang telah didisain. Paterrn ini akan dimasukkan kedalam
pasir cetak yang akan digunakan untuk rongga pengisi logam. Logam cair
yang telah dituangkan akan membakar paterrn dan menguapkannya sehingga
logam cair dapat menempati rongga di dalam cetakan pasir (Gambar 3).
Gambar 2.Pattern yang telah jadi siap untuk dilakukan pelapisan dengan kertas supaya
lebih keras
3. Pengecoran Dies
Sebelum dilakukan pengecoran, logam cair yang ada dalam tungku dibuat
specimen untuk dilakukan pengujian komposisi kimia, uji komposisi ini
diharapkan masuk dalam kriteria besi cor jenis FCD untuk komponen punch
dan besi cor jenis FC 300 untuk komponen upper dan lower dies.
Gambar 4. Proses penuangan logam cair ke dalam pasir cetak yang
sudah disiapkan sebelumnya
4. Proses Permesinan
Proses ini diawali dengan proses facing untuk meratakan permukaan dies
hasil pengecoran menggunakan mesin plano milling (Gambar 5).
5. Proses Fabrikasi
Proses fabrikasi dilakukan dengan tahapan tapping untuk hasil
pelubangan yang telah dilakukan oleh proses permesinan, tapping ini
bertujuan membentuk ulir untuk memasang material standart seperti guide
post, baut dll.
Gambar 6. Proses fabrikasi
6. Proses Trial
Proses ini diawali dengan pemotongan plat jenis SAPH 310 (JIS G 3113)
setebal 4.5 mm dengan panjang ukuran 3975 mm. Dilanjutkan dengan
pemotongan plat menyesuaikan ukuran dari disain yang ada, rencana trial
akan menggunakan 10 pasang buah produk. Proses ini melalui 2 tahap, trail
yang pertama digunakan untuk membentuk bagian depan sasis dengan
menggunakan dies tipe 1. Tahap ke 2 dimulai setelah tahap 1 terlewati
dengan menggunakan dies tipe 2. Setiap tahap dilakukan trail sebanyak 20
kali.
Produk hasil trail tahap 1 berupa sasis yang masih terbentuk separuh pada
bagian depan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan beban
kendaraan, mesin serta penumpang. Syarat utama yang harus terpenuhi adalah
Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari
kendaraan.
Jenis jenis chasis diantaranya :
1. Ladder Frame
2. Monocoque
3. Frame Tubular Space
4. Backbone Space
5. Alumunium Space Frame
3.2. Saran
1. Sebelum membuat sebuah chassis sebaiknya melakukan perencanaan
perhitungan dan pembuatan gambar untuk chassis tersebut.
2. Dalam pemilihan material pembuat chassis, material tersebut harus
memiliki kekuatan untuk menopang beban dari kendaraan.
3. Sebelum chassis digunakan, sebaiknya dilakukan uji coba agar dapat
diketahui chassis tersebut layak digunakan atau tidak.