Anda di halaman 1dari 20

PEMELIHARAAN SISTEM DAN KOMPONEN INJEKSI BAHAN

BAKAR DIESEL

Pengertian Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel


Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem paling penting
di antara sistem-ssitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar yang baik
dan tepat akan menghasilkan tenaga mesin yang optimal. Sebaliknya system
injeksi bahan bakar yang kurang baik dan kurang tepat dapat menyebabkan
tenaga mesin diesel kurang optimal, bahkan mungkin saja mesin diesel tidak
dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang menyatakan bahwa sistem
injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan jantung hidup matinya mesin.
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian komponen-
komponen yang berhubungan dengan bahan bakar, yang berfungsi mengisap
bahan bakar dari tangki bahan bakar, memompakan bahan bakar, sampai bahan
bakar tersebut diinjeksikan ke dalam ruang bakar silinder mesin dalam rangfka
memperoleh tenaga.

Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar


Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel di atas,
maka fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin diesel yaitu:
a) Menyimpan bahan bakar
b) Menyaring bahan bakar
c) Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
d) Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin
e) Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
f) Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan
penyaluran bahan bakar
g) Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.

Syarat sistem injeksi bahan bakar mesin diesel


Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar. Sistem injeksi bahan bakar harus
setiap saat tertentu memberikan sejumlah tertentu bahan bakar ke tiap-tiap
silinder mesin diesel.
b) Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar Bahan bakar harus diinjeksikan
ke dalam silinder tepat pada saat kemungkinan mesin diesel mampu
menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu
cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha menyebabkan terjadinya kerugian
tenaga.
c) Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar. Kerja mesin diesel yang
halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk
menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang lebih tinggi harus dicapai
dengan pemasukan bahan bakar yang lebih cepat pula.
d) Mengabutkan bahan bakar. Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan
udara untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan
menjadi partikel-pertikeal yang halus. Dengan demikian penginjeksian bahan
bakar ke dalam silinder mesin diesel harus pada saat yang tepat dan jumlah yang
tepat pula sesuai dengan jumlah yang diperlukan.

Komponen-komponen Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel


Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan menjadi 2 (dua) cara
yaitu:
a) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris
b) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor

a)Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (inline fuel
injection pump)
Sistem injeksi bahan bakar yang menggunakan pompa injeksi sebaris dapat
dilihat pada gambar 8, yaitu dengan pompa injeksi Bosch.

Gambar 8. Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris (Tipe
Bosch)

Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris seperti di atas,
terdiri dari empat elemen pompa yang melayani empat buah silinder. Dengan
demikian tiap silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu elemen pompa secara
individual.
b) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor
Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa
injeksinya hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu
elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran
distribusi pada pompa. Sebagai contoh sistem bahan bakar dengan pompa
distributor dapat dilihat pada gambar 9 dan gambar 10.

Gambar 9. Sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor DPA

Gambar 10. Sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor VE


Gambar 9 menunjukkan sistem bahan bakar dengan pompa injeksi distributor tipe
DPA dan gambar 10 adalah dengan pompa injeksi distributor tipe VE. Pompa
injeksi distributor tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan, sedangkan pompa
injeksi distributor tipe VE masih banyak Digunakan Pompa injeksi sebaris pada
umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga besar dengan ruang bakar
langsung dan penyemrotan langsung (direct injection), sedangkan pompa injeksi
distributor banyak digunakan untuk mesin diesel bertenaga menengah dan kecil
dengan ruang bakar tambahan.

Berdasarkan gambar 8, gambar 9 dan gambar 10 di atas maka secara umum


komponen-komponen injeksi bahan bakar mesin diesel adalah:
a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
b) Saringan bahan bakar (fuel filter)
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
e) Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines)
f) Injektor (fuel injector)
g) Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines)
Di samping komponen-komponen utama di atas, komponen sistem injeksi
tambahan yang lain adalah:
h) Pengatur kecepatan (governor)
i) Pengatur untuk memajukan saat injeksi otomatis (advancer/automatic timer)
Komponen-komponen tersebut di atas terangkai menjadi satu kesatuan dan saling
berhubungan dan saling membantu dalam rangka penginjeksian bahan bakar ke
dalam silinder mesin dengan saat yang tepat dengan jumlah yang tepat pula.

a) Tangki bahan bakar (fuel tank)


Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan bakar. Tangki
bahan bakar harus tertutup untuk mencegah masuknya kotoran, namun demikian
harus mempunyai lubang pernafasan (ventilation) dan untuk lubang pengisian
bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah dipakai. Dengan demikian
paling tidak harus ada tiga buah lubang, yaitu untuk mengisi, mengalirkan keluar
dan lubang untuk mengeringkan (draining). Kadangkala terdapat lubang untuk
saluran kebocoran bahan bakar (fuel overflow/fuel leak-off).

b) Saringan bahan bakar (fuel filter)


Penyaringan bahan bakar mesin diesel sangat penting karena bahan bakar diesel
cenderung tidak bersih baik dari kotoran partikel atau dari air, sedangkan elemen
pompa injeksi dan injector dibuat presisi. Untuk memisahkan air dari bahan bakar
digunakan juga water sedimenter yang bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang
lebih besar daripada bahan bakarnya.
Gambar 11. Saringan bahan bakar dan sedimenter
Bila air sampai masuk ke dalam elemen pompa maka dapat menyebabkan
kerusakan pada elemen pompa karena korosi dan pengabutan menjadi terganggu.
Untuk mengetahui bahwa air yang berada dalam sedimenter telah banyak maka
diketahui dari sistem lampu peringatan yang sirkit kelistrikannya dapat dilihat
pada gambar 12.

Gambar 12. Sistem kelistrikan sedimenter

Bila volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc) maka pelampung
akan menghubungkan water switch (lead switch) dengan masa. Akibatnya arus
listrik akan mengalir dari baterai ke lampu filter terus ke masa, akibantnya lampu
filter akan menyala untuk member peringatan kepada pengendara bahwa air yang
berada pada sedimenter perlu segera dikeluarkan. Konstruksi sedimenter dan
bagian-bagiannya dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Konstruksi sedimenter

Pada sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu penyaringan
bahan bakar, yaitu:
(1) Penyaring pada tangki (filter screen) atau pada pompa pemindah, yang
berfungsi Manahan partikel besar,
(2) Penyaring primer (primary filter) berfungsi menyaring partikel-partikel kecil,
dan
(3) Penyaring sekunder (secondary filter) berfungsi menyaring partikel yang
lembut.

c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)


Pompa pemindah bahan bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan bakar dari
tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke ruang pompa injeksi.
Pompa ini dinamakan juga pompa pemberi (feed pump) atau pompa pencatu
bahan bahan bakar (fuel supply pump) atau priming pump. Pompa pemindah
bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris dapat
dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris


Pompa pemindah untuk pompa injeksi sebaris adalah model pompa kerja tunggal
(single acting) dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh poros nok
pompa injeksi. Pompa pemindah ini dilengkapi dengan pompa tangan untuk
membuang udara yang terdapat pada aliran bahan bakar sebelum mesin
dihidupkan. Bahan bakar di dalam pompa injeksi selamanya harus cukup, untuk
itu perlu pengiriman bahan bakar ke pompa injeksi dengan tekanan tertentu. Bila
tekanan rendah di bawah spesifikasi, elemen pompa tidak mampu memberikan
bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi. Oleh karena itu, tekanan
pengisian harus di atas 1,82,2 kg/cm2 (2,563,11 psi).
Cara kerja pompa pemindah pada pompa injeksi sebaris dapat dilihat pada
gambar 15.

Gambar 15. Cara kerja pompa pemindah pada pompa sebaris

Pompa pemindah ini digerakkan oleh poros nok (1) sehingga piston (5) bergerak
bolak-balik untuk mengisap dan menekan bahan bakar bila tekanan masih rendah.
Bahan bakar yang diisap akan ditekan ke dalm pompa injeksi melalui saluran
keluar (8) dan katup tekan (9) membuka sedangkan katup masuk (6) menutup.
Bila poros nok tidak menekan tappet roller(2) maka katup tekan tetutup
sedangkan katup isap terbuka terjadilah pengiapan. Jika tekanan bahan bakar
telah melebihi spesifikasi maka tegangan pegas (7) tidak mampu mendorong
piston. Akibatnya piston tidak bergerak dan pompa pemindah ini tidak bekerja
lagi. Setelah tekanan turun maka pompa pemindah ini akan bekerja lagi.

Pompa pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi distributor dapat
dilihat pada gambar 16.
Gambar 16. Priming pump untuk pompa injeksi distributor

Priming pump untuk pompa injeksi distributor ini dilengkapi dengan penyaring
bahan bakar dan sedimenter. Cara kerja priming pump ini adalah sebagai berikut:
Tekan handle pompa diafragma ke bawah dan bahan bakar atau udara dalam
ruang pompa akan akan membuka outlet check valve dan mengalir ke saringan
bahan bakar. Pada saat yang sama inlet check valve akan menutup dan mencegah
bahan bakar mengalir kembali. Lihat gambar 17.

Gambar 17. Penekanan priming pump untuk membuang udara

Bila handle pompa dibebaskan, tegangan pegas mengembalikan diafragma ke


posisi semula danmenimbulkan vakum di dalam ruang pompa. Hal tersebut
menyebabkan inlet valve terbuka disebabkan adanya kevakuman dan bahan bakar
akan mengalir ke dalam ruang pompa. Pada saat yang sama outlet valve akan
menutup mencegah kembalinya aliran bahan bakar. Bekerjanya turun dan naik
dengan berulangulang dan menyebabkan bahan bakar dikirim ke saringan bahan
bakar (Gambar 18).

Gambar 18. Pengisapan bahan bakar pada priming pump.

d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)


Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan
yang cukup melalui kerja elemen pompa. Seperti telah diuraikan di atas bahwa
pompa injeksi bahan bakar berupa pompa injeksi sebaris (gambar 19) dan pompa
injeksi distributor (gambar 20).

Gambar 19. Pompa injeksi sebaris tipe Bosch (PE)

Gambar 20. Pompa injeksi distributor tipe VE


(1) Pompa injeksi sebaris
Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang bertenaga
besar, karena pompa injeksi ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa
melayani satu silinder mesin.
Gambar 21 menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger) dan
silinder (barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga celah antara plunyer dan
silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik untuk menahan tekanan
tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang
disebut alur pengontrol (control groove), adalah bagian dari plunyer yang
dipotong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh
sebuah lubang. Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke
pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik dengan
putaran poros nok pompa injeksi. Gerakan bolak-balik ini sesuai dengan cara
kerja sebagai berikut (Lihat gambar 22 dan gambar 23)

Gambar 21. Elemen pompa injeksi sebaris

Gambar 22. Proses kerja elemen pompa injeksi sebaris


Keterangan:
1. Plunyer 6. Sleeve pengontrol plunyer
2. Silinder (barrel) 7. Pinion pengontrol plunyer
3. Alur pengontrol 8. Plunger driving face
4. Lubang masuk elemen 9. Batang pengatur (control rack)
5. Katup penyalur

Gambar 23. Cara kerja elemen pompa injeksi sebaris

(a) Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui
lubang masuk (feed hole) pada silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di
atas plunyer.
(b) Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller
maka plunyer bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu dengan
bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar
pompa melalui pipa tekanan tinggi ke
injector.
(c) Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove
bertemu dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar
terhenti.
(d) Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal
dalam ruang penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan
mengalir ke lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan
bakar yang disalurkan.
Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada gambar 24.
Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga
sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang
masuk kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang masuk sebesar 3 mm. Dengan
demikian plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm.
Langkah ini disebut prestroke dan pengaturannya dapat dilakukan dengan
menyetel baut pada tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi
(injection timing) bahan bakar keluar pompa.
Gambar 24. Ukuran pada elemen pompa

Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan
kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang berkaitan
dengan control pinion yang diikatkan pada control sleeve. Control sleeve ini
berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens) berkaitan dengan
bagian bawah control sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada
posisi plunyer dan perubahan besarnya langkah efektif (Gambar 25). Langkah
efektif adalah langkah plunyer dimulai dari tertutupnya lubang masuk oleh
plunyer sampai control groove bertemu dengan lubang masuk. Langkah efektif
akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.

Gambar 25. Pengontrolan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan


Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup penyalur
(delivery valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah
bahan bakar dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer juga
berfungsi mengisap bahan bakar dari ruang injector setelah penyemprotan
(Gambar 26).
Gambar 26. Katup penyalur

Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin injektor akan
menutup dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena untuk mencegah bahan
bakar menetes yang dapat menyebabkan pembakaran awal (pre-ignition) selama
siklus pembakaran berikutnya. Cara kerja katup penyalur dapat dilihat pada
gambar 27.
(a) Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari
dudukan, dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa
plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel
injeksi.
(b) Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup
penyalur ke bawah, maka relief valve akan menutup hubungan antara ruang
penyalur dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan masuk ke dalam sampai
dudukan bersentuhan dengan body mencegah menurunnya katup.

Gambar 27. Cara kerja katup penyalur


(2) Pompa injeksi distributor (VE)
Pompa injeksi distributor tipe VE ini dirancang dengan plunyer tunggal untuk
mengatur banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan membagi
pemberian bahan bakar ke setiap silinder mesin sesuai dengan urutan
penginjeksiannya.
Kelebihan pompa injeksi distributor tipe VE adalah:
(a)Kompak dan ringan, karena hanya 4,5 kg dan komponenkomponennya
sedikit jumlahnya,
(b) mampu digunakan untuk mesin diesel putaran tinggi,
(c) seragam dalam jumlah penginjeksian bahan bakar,
(d) mudah dalam menghidupkan mesin,
(e) putaran idle yang stabil,
(f) pelumasan dengan bahan bakar sendiri,
(g) mudah dalam penyetelan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan,
(h) dilengkapi dngen solenoid penghenti bahan bakar,
(i) alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik, dan
(j) konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin
berputar balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder.

Pompa injeksi distributor terdiri dari komponenkomponen:


(a) Pompa pemberi (feed pump) tipe sudu rotary yang mengalirkan bahan bakar
dari tangki ke dalam rumah pompa injeksi,
(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump (pressure regulating
valve)
(c) Katup pelimpah (overflow) untuk menyalurkan kelebihan bahan bakar dari
pompa ke tangki.
(d) Plat nok (cam plate) yang digerakkan oleh poros pompa (drive shaft) yang
menggerakkan plunyer dalam bentuk berputar dan bolak-balik, karena plunyer
bersatu dengan cam plate
(e) Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar
yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(f) Pewaktu otomatis (automatic timer) yang mengatur saat injeksi (injection
timing) yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
(g) Solenoid penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk
menutup aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
(i) Katup penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam
pipa tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa
bahan bakar dari injector pad akhir injeksi.

Komponen-komponen di atas dijelaskan sebagai berikut:


(a) Pompa pemberi (feed pump), Gambar 28 Pompa pemberi tipe rotari ini berada
dalam pompa injeksi yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam rumah
pompa melalui sedimenter dan filter. Pompa pemberi ini digerakkan oleh poros
penggerak (drive shaft) dan selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar
akibat gaya sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan
bahan bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa.

Gambar 28. Cara kerja katup pemberi

(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar (regulating valve)

Gambar 29. Katup pengatur tekanan bahan bakar

Besarnya tekanan bahan bakar pada pompa pemberi ditentukan oleh tekanan
pegas pada piston katup pengatur ini, sedangkan piston tertekan oleh tekanan
bahan bakar. Bila kecepatan pompa bertambah maka bertambah pula tekanan
bahan bakarnya.
(c) Plunyer dan plat nok. Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi bahan bakar
distributor tipe VE melalui kerja komponen-komponen yang dapat dilihat pada
gambar 30 di bawah ini.
Gambar 30. Penyaluran bahan bakar pada pompa injeksi distributor tipe VE

Pertautan antara komponen-komponen utama pada Gambar 30 di atas dijelaskan


sebagai berikut:
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft).
Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat
nok mempunyai 4 buah muka nok (cam face), yang bila berputar muka nok berada
di atas roller dan plunyer bergerak maju, sehingga bila plat nok dan plunyer
berputar satu kali maka plunyer bergerak4 kali maju mundur. Bahan bakar
disalurkan ke tiap silinder setiap putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak
bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu
lubang distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa
terdapat 4 saluran distribusi (distribution passage). Pengisapan terjadi bila salah
satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan bakar
berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah satu dari 4 saluran
distribusi. Proses penyaluran bahan bakar terdiri dari pengisapan (suction),
penyaluran (delivery), akhir penekanan (termination), dan penyamaan tekanan
(pressure equalization). Lihat gambar 31, 32, 33 dan 34.
Gambar 31. Pengisapan

Gambar 32. Penyaluran

Gambar 33. Akhir penekanan


Gambar 34. Penyamaan tekanan

Pada pompa injeksi distributor tipe VE ini dilengkapi dengan penutup aliran
bahan bakar ke pompa yang disebut dengan fuel cut-off solenoid. Lihat gambar
35. Bila kunci kontak diputar ke posisi ON maka katup solenoid akan tertarik
oleh kemagnitan sehingga saluran isap akan terbuka (gambar 35a). Bila
kuncikontak diputar ke arah OFF maka kemagnitan pada solenoid hilang dan
katup solenoid akan menutup saluran bahan bakar ke elemen pompa (Gambar 35
b). (a) (b)

Gambar 35. Solenoid penutup bahan bakar

d) Injektor Bahan bakar (fuel injector) Injektor bahan bakar kadangkala disebut
juga dengan pengabut atau ada yang menyebut dengan nosel (nozzle). Disebut
injector karena tugas dari komponen ini adalah menginjeksi, dan disebut
pengabut karena bahan bakar keluar dari komponen ini dalam bentuk kabut,
sedangkan disebut nosel karena ujung komponen ini luas penampangnya makin
mengecil. Secara garis besar nosel injeksi dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe
yaitu:
(1) tipe lubang (hole type), dan
(2) tipe pin (pin type)
Tipe lubang terdapat dalam 2 jenis yaitu:
(a) lubang satu (single hole type) dan, dan
(b) lubang banyak (multiple hole type).
Tipe pin terdapat dalam 2 jenis yaitu:
(a) tipe throttle (throttle type), dan
(b) tipe pintle (pintle type).
Lihatgambar 36.

Gambar 36. Konstruksi dan tipe nosel injeksi

Tipe nosel injeksi sangat menentukan bagi proses pembakaran dan bentuk ruang
bakar. Tipe lubang banyak pada umumnya digunakan untuk mesin diesel dengan
injeksi langsung (direct injection), sedangkan tipe pin pada umumnya digunakan
untuk mesin diesel yang mempunyai ruang bakar muka (precombustion chamber)
dan ruang bakar pusar (swirl chamber). Kebanyakan nosel injeksi model pin
adalah yang berjenis throttle yang pada saat permulaan injeksi jumlah bahan
bakar yang ditekan ke dalam ruang bakar muka hanya sedikit, tetapi pada akhir
injeksi jumlah bahan bakar semakin banyak. Kerja nosel injeksi tipe pin dapat
dilihat pada gambar 37.

Gambar 37. Kerja nosel injeksi tipe pin


Nosel injeksi ditempatkan pada mesin diesel dengan pemegang nosel (nozzle
holder) yang dapat menentukan jumlah bahan bakar dan mengatur tekanan
injeksi. Pada gambar 38 ditunjukkan konstruksi nosel injeksi. Jarum nosel ditahan
oleh pena tekanan (pressure pin) dan pegas tekan (pressure spring) yang dapat
diatur oleh sekrup penyetel (adjusting screw) sehingga membukanya nosel injeksi
dapat diatur.

Anda mungkin juga menyukai