Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam berkendara tentulah memperhatikan kenyamaan dan kestabilan
dalam berkendara. Untuk berkendara dalam kondisi yang nyaman, perlu
memperhatikan tentang chasis pada mobil yang di gunakan. Apakah
sistemnya dalam kondisi prima atau tidak dan memperhatikan terdapat
kerusakan di dalam sistem tersebut. Chassis adalah rangka yang berfungsi
sebagai penopang berat kendaraan, mesin serta penumpang. Biasanya chassis
terbuat dari kerangka baja yang memegang body dan engine dari sebuah
kendaraan.
Kenyamanan

berkendara

sudah

menjadi

tuntutan

bagi

para

pengendara maupun penumpang. Kondisi ideal yang ingin diperoleh dalam


kenyamanan adalah dalam kabin kendaraan yang diam ditempat walaupun
ada gangguan yang disebabkan ketidak rataan jalan. Tetapi kondisi ini
tidaklah mungkin dicapai, sehingga pendekatan yang ditempuh adalah
meminimalkan efek gangguan yang berupa ketidak rataan jalan dengan
memasang sistem suspensi independen diantara roda dan kendaraan.
Kegiatan observasi ke bengkel chasis merupakan tugas mata kuliah
Chasis Otomotif pada semester V di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, yang
dimana mahasiswa diminta untuk menemukan masalah chasis langsung pada
bengkel. Selain itu agar mahasiswa tahu cara memperbaiki kerusakan chasis
dalam dunia bengkel dengan istilah istilah otomotif di lapangan, yang
tentunya berbeda dengan teori.
Dalam bengkel yang dikunjungi banyak ditemukan masalah tentang
sistem suspensi mobil. Sistem suspensi ini mempengaruhi kenyamanan dan
kestabilan pengendara. Dan dalam laporan ini, penulis mengindentifikasi
tentang permasalahan menyangkut link stabilizier. Dalam kenyataan di

lapangan link stabulizier sangat berpengaruh pada kestabilan dan goncangan


mobil. Kerusakan pada link stabilizier pun juga dapat menimbulkan bunyi
yang mengganggu pengendara. Dan dalam observasi ini, penulis juga dapat
mengerti cara merawat, mengganti dan memperbaiki link stabiizier pada
mobil. Dan laporan observasi ini dapat sebagai acuan dan pedoman untuk
permasalahan seputar chasis bagi para pembaca.

B. Rumusan Masalah
Agar penulisan laporan ini tidak terlalu luas dari permasalahan
yang dihadapi di bengkel, maka pembahasan dalam penulisan laporan ini
perlu adanya batasan masalah yaitu dengan judul PEMERIKSAAN
DAN PERBAIKAN LINK STABILIZIER PADA MOBIL KIA
CARENS A/T 2000 DI BENGKEL REBIL HERU UNDERSTELL
SOLO.
C. Tujuan Observasi
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memperoleh pengalaman, tambahan wawasan dan ilmu
pengetahuan terkini mengenai perkembangan dalam bidang otomotif
khususnya Chassis Otomotif sehingga dapat mengembangkan dan
menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan pada saat perkuliahan,
bila memungkin mahasiswa diharapkan dapat menemukan ilmu
pengetahuan yang tidak diajarkan di mata perkuliahan, sehingga
diharapkan dapat memantapkan kompetensi kejuruan mahasiswa dan
meningkatkan mutu lulusan dari Program Studi Pendidikan Teknik Mesin
konsentrasi otomotif pada saat terjun mengajar di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus observasi antara lain sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetauan dan keterampilan yang telah diperoleh selama mengikuti
pendidikan di Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

b. Mahasiswa mendapat tambahan bekal pengalaman untuk persiapan


yang lebih matang sebelum terjun ke lapangan untuk mengajar di
SMK.
c. Mahasiswa

memperoleh

kesempatan

untuk

meningkatkan

keterampilan kerja praktik.


d. Memenuhi tugas mata kuliah Chassis Otomotif pada semester V.
D. Metode Penulisan
Dalam penyusunan laporan ini, penulis melakukan observasi dan
pengambilan data yang diperlukan untuk menganalisa permasalahan yang
dibahas dalam penulisan laporan ini. Penulis melakukan penyusunan dengan
menggunakan beberapa metode, antara lain :
1. Metode studi pustaka yaitu pengumpulan data dengan cara melalui
buku-buku literatur yang mendukung dan berbagai informasi dan materi
pendukung di internet;
2. Metode observasi yaitu pengumpulan data pada objek dengan cara
pengamatan langsung tentang mekanisme kerja di bengkel serta
dokumentasi langsung untuk bahan penyusunan laporan observasi ini;
3. Metode wawancara yaitu dengan cara mengadakan tanya jawab secara
langsung mengenai gambaran umum chasis otomotif khususnya kepada
mekanik yang mengerjakkan pemeriksaan dan perawatan kerusakan
pada mobil tersebut.
E. Dasar Pemilihan Objek
Kunjungan observasi yang kami adakan di bengkel Rebil
Purwosari mempunyai beberapa dasar pemilihan. Dasar pemilihan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Bengkel Rebil merupakan salah satu bengkel chasis di wilayah
Surakarta untuk dijadikan obyek observasi;
2. Bengkel Rebil yang merupakan bengkel chasis yg mempunyai berbagai
macam peralatan chasis dengan standar industri;
3. Bengkel Rebil memiliki klien yang banyak tiap harinya, sekitar 10
mobil tiap hari. Ini membuat pilihan studi kasus menjadi bergamam dan
berkembang.
3

4. Bengkel Rebil sangat mudah dijangkau karena dekat dengan tempat


tinggal.
Dengan dasar dasar tersebut, penulis memilih bengkel Rebil
sebagai obyek observasi bengkel chasis guna penyusunan laporan
observasi yang merupakan tugas mata kuliah Chasis Otomotif.

F. Waktu Pelaksanaan
Dalam tugas laporan kali ini penulis melakukan observasi pada:
1. Hari
: Rabu
2. Tanggal
: 10 Desember 2014
3. Waktu
: Pukul 10.00-12.00 WIB
4. Tempat
: Bengkel Rebil
Jl. Kemuning rt. 3 rw. 14, Purwosari, Solo, Jawa tengah

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Chasis
Chassis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat kendaraan, mesin
serta penumpang. Biasanya chassis terbuat dari kerangka baja yang memegang
body dan engine dari sebuah kendaraan. Saat proses manufaktur body kendaraan
4

dibentuk sesuai dengan struktur chassisnya. Chassis mobil biasanya terbuat dari
logam ataupun komposit. Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk
menopang beban dari kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar
mobil tetap rigid, kaku dan tidak mengalami bending.

Komponen Utama Chassis:


Frame
Frame adalah struktur dari beberapa batang yang dihubungkan dengan sambungan
(pin ataupun rigid joint) dimana pada frame ini terdapat variasi gaya aksial, gaya
lintang dan momen pada batang itu sendiri.
Lain halnya dengan truss yang merupakan struktur yang dibentuk dari batangan
batangan yang pada kedua ujung masing masing batang dihubungkan oleh pin.
Pada truss ini beban terletak di titik sambungan atau joint dimana batang hanya
mampu menerima beban aksial ( batang 2 gaya).

Dudukan mesin
Dudukan mesin merupakan tempat yang utama dalam peletakan mesin pada suatu
kendaraan dan juga harus disesuaikan dengan model kenderaan yang dibuat.

B. Jenis Jenis Chasis


Chassis memilki beberapa jenis diantaranya:
1. Ladder frame
Ladder Frame adalah dua batangan panjang yang menyokong kendaraan dan
menyediakan dukungan yang kuat dari berat beban dan umumnya berdasarkan
desain angkut. Bentuk bodi ini merupakan salah satu contoh yang bagus dari tipe
chassis. Dinamakan demikian karena kemiripannya dengan tangga, Ladder
Frame adalah yang paling sederhana dan tertua dari semua desain. Ini terdiri
hanya dari dua rel simetris, atau balok, dan crossmembers menghubungkan
mereka.

Ladder frame merupakan chassis paling awal yang digunakan sekitar tahun 1960an, namun sampai sekarang masih banyak kendaraan yang menggunakan chassis
jenis ini terutama kendaraan jenis SUV. Bahan material yang paling umum untuk
jenis Ladder frame ini adalah material dengan bahan baja ringan.

Dua batang memanjang tersebut merupakan bagian yang utama untuk menahan
beban longitudinal akibat percepatan dan pengereman. Kemudian batang yang
melintang hanya menahan agar chassis tetap dalam keadaan rigid/kaku. Berikut
adalah salah satu contoh Ladder Frame modern yang biasa digunakan pada mobil
pickup dan SUV dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Ladder Frame


Dalam hal lain untuk chassis Ladder Frame ini ada juga penambahan komponen
untuk lebih menguatkan chassis yaitu dengan cara penambahan penguatan palang
6

X. Hal ini dimungkinkan untuk merancang kerangka untuk membawa beban torsi
di mana tidak ada unsur frame dikenakan saat torsi. Palang X yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini terbuat dari dua balok lurus dan hanya akan memiliki
beban lentur diterapkan pada balok.

Jenis frame ini memiliki kekakuan torsi yang baik terbagi di pusat rancangan
frame ladder. Perlu dicatat bahwa beban lentur maksimum terjadi pada bagian
sambungannya oleh karena itu bagian sambungan (joint) menjadi kritis.
Menggabungkan sifat dari penguatan palang X dengan ladder frame membantu
dalam memperoleh kedua sifat baik beban lentur dan torsi. Dapat dilihat pada
gambar 2.2 balok silang di bagian depan dan belakang tidak hanya membantu
pada saat terjadi torsi tetapi juga membantu dalam membawa beban lateral dari
suspensi titik pemasangan.

Gambar 2.2 Ladder Frame dengan palang X

2.Tubular Space Frame

Berdasarkan salah satu jenis metode chassis terbaik yang kekuatan luluhnya
sangat bagus di perlindungan kekakuan torsional, ketahanan beban berat, dan
beban impak, frame ini juga mudah untuk di desain dan cukup lumayan sulit
dalam membangunnya. Desain ini membuat bentuknya sempurna untuk
kebanyakan aplikasinya di kompetisi balap Formula Sae untuk proyek mobil dan
bahkan mobil balap kecil. Sebagai contoh pada gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Tubular Space Frame

Dalam struktur jenis ini sangat penting untuk memastikan semua bidang
sepenuhnya triangulasi sehingga elemen balok dasarnya dimuat dalam ketegangan
atau kompresi. Oleh karena sambungan las, beberapa hambatan lentur dan torsi
akan terjadi pada sambungannya, dengan mengandalkan pembatasan tersebut akan
membuat struktur jauh lebih kaku.

Tubular Space Frame memakai berbagai macam pipa circular (kadang kadang
dipakai bentuk squaretube agar mudah disambung, meskipun begitu bentuk
circular memiliki kekuatan begitu besar). Posisinya yang berbagai arah
menghasilkan kekuatan mekanikal untuk melawan gaya dari berbagai arah. Pipa
tersebut dilas sehingga terbentuk struktur yang kompleks.

Monocoque
Monocoque merupakan satu kesatuan stuktur chassis dari bentuk kendaraannya
sehingga chassis ini memiliki bentuk yang beragam yang menyesuaikan dengan
body mobil. Meskipun terlihat seperti satu kesatuan dari rangka dan body
mobilnya, namun sebenarnya chassis ini dibuat dengan menggunakan pengelasan
melalui proses otomasi sehingga hasil pengelasan yang berbentuk sempurna dan
terlihat seperti tidak ada hasil pengelasan.
Material yang digunakan adalah baja sedangkan pada chassis lain digunakan
campuran material antara baja dengan aluminium sehingga bobotnya lebih ringan.
Kelemahan lainnya adalah tidak mungkin untuk pembuatan mobil bersekala kecil
karena membutuhkan proses produksi menggunakan robot. Sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar 2.4. Dimana chassis ini terlihat kesatuan struktur yang
senyawa mulai dari bagian depan higga belakang dimana merupakan produk
massal untuk kebutuhan tranportasi pada umumnya.

Gambar 2.4 Chassis Monocoque

Backbone
Ini adalah aplikasi langsung dari teori jenis rangka pipa. Ide awalnya adalah
dengan membuat struktur depan dan belakangnya yang terhubung dengan sebuah
rangka tube yang melintang disepanjang mobil. Tidak seperti transmisi tunel,
chassis backbone ini hampir seluruhnya adalah struktur kaku dan dapat menahan
semua beban. Ini terdapat beberapa lubang yang kontinu. Karena begitu sempit
diindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis Backbone memiliki kekakuan dari
luas area bagian backbone itu sendiri.

Harus dicatat bahwa chassis backbone ini bisa di buat dalam berbagai bentuk
konstruksi. Space Frame Triangular, chassis monocoque angular ataupun tube
kontinu. Semua jenis chassis ini digunakan dalam memproduksi sebuah mobil.
Hampir semua motor penggerak belakang dan penggerak depan mengizinkan
chassis backbone ini untuk cover dari transmisi dan ruang poros penggerak.

Chassis Backbone Space Frame Hybrid


Balapan DP1 menggunakan space Frame untuk membangun sebuah struktur
chassis backbone. Juga ada ruang mesin dan ruang cockpit. Secara umum ini tidak
menyerupai struktural tetapi oleh karena penyatuan alami dari balapan DP1 dan
kekakuan chassis backbone yang triangular. Berikut chassis backbone yang
ditunjukkan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Chassis Backbone

Aluminium Chassis Frame


Chassis jenis ini pertama kali dikembangkan oleh perusahaan mobil Audy
bersama-sama dengan perusahaan pembuat aluminium Alcoa. Aluminium Chassis
Frame dibuat untuk menggantikan chassis baja monocoque karena untk
menghasilkan sebuah rangka yang ringan. Aluminium Space Frame diklaim 40%

10

lebih ringan dibanding dengan rangka baja monocoque namun 40% lebih rigid.
Berikut adalah Aluminium Chassis frame yang ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Aluminium Chassis Frame

Demikianlah beberapa jenis daripada chassis, oleh karena itu adapun tipe chassis
mobil Mesin USU yang akan di analisis dengan menggunakan adalah tipe chassis
Tubular Chassis Frame, karena terdapat bentuk batangan hollow sebagai
rangkanya dan juga bentuk posisi yang menghasilkan kekuatan mekanikal untuk
melawan gaya dari berbagai arah. Batangan hollow ini berbentuk tubesquare dilas
sehingga terbentuk struktur yang kokoh.

C. Sistem Suspensi
Sistem suspensi adalah salah satu bagian chasis yang berungsi untuk memberikan
kenyamanan bagi pengendara atau penumpang. Sistem suspensi terletak antara
body kendaraan dan rodaroda, dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan
jalan yang bergelombang sehingga menambah kenyamanan berkendara dan
memperbaiki kemampuan cengkeraman roda terhadap jalan. Suspensi terdiri atas
pegas, shock absorber (peredam kejut, stabilizer dan sebagainya).
Adapaun fungsi suspensi sebagai berikut :

11

1. Selama kendaraan berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan


roda menyerap getaran, eskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal
ini untuk memberikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke body melalui
gesekan antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang body pada axle dan memelihara letak geometris antara body
dan roda-roda.
D. Prinsip Kerja
Saat roda roda menerima kejutan dari permukaan jalan, maka akan diteruskan ke
lower maupun upper arm, lalu gaya tersebut ditahan oleh pegas dan
mengakibatkan terjadinya pemendekan dan pemanjangan pegas, kemudian gaya
pemegasan diperhalus oleh peredam getaran (shock absorber) agar tidak terjadi
oksilasi berlebihan. Hal ini memungkinkan roda roda tetap menapak pada jalan.

E. Komponen Sistem Suspensi


Sistem suspensi terletak diantara bodi kendaraan dan roda-roda, serta
dirancang untuk menyerap kejutan dari permukaan jalan sehingga menambah
kenikmatan dan stabilitas berkendara serta memperbaiki kemampuan
cengkraman roda terhadap jalan.

Gambar 2.7 Sistem Suspensi beserta Komponennya


Suspensi terdiri dari pegas, shock, absorber, stabilizer dan bagiannya.
Pada umumnya suspensi dapat digolongkan suspensi tipe rigid (rigid axlesu
spension) dan tipe bebas (independent suspension).
Suspensi menghubungkan bodi kendaraan dengan roda-roda yang
berfungsi sebagai :
1. Selama berjalan, kendaraan secara bersama-sama dengan roda,
menyerap getaran, oskilasi dan kejutan dari permukaan jalan, hal ini

12

untuk melindungi penumpang dan barang agar aman serta menambah


kenyamanan dan atabilitas.
2. Memindahkan gaya pengereman dan gaya gerak ke bodi melalui
gerakan antara jalan dengan roda-roda.
3. Menopang bodi pada axle dan memelihara letak geometris antara bodi
dan roda-roda.
4. Komponen utama suspensi adalah pegas, shock absorber, suspension
arm, ball joint, bushing karet, strut bar, stabilizer bar, lateral control rod,
control arm, dan bumper. Dari beberapa komponen ini , pegas dan
shock absorber digunakan pada semua sistem suspensi, sedangkan
komponen lainnya digunakan pada model tertentu saja.

Gambar 2.8 Komponen Sistem Suspensi


1) PEGAS
Pegas berfungsi menyerap kejutan dari jalan dan getaran roda-roda
agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung.

Gambar 2.9 Pegas (Spring)


2) SHOCK ABSORBER
Berfungsi untuk meredam oskilasi dengan cepat agatr memperoleh
kenikmatan berkendaraan dan kemampuan cengkeram ban terhadap
jalan. Apabila pada suspensi hanya terdapat pegas, kendaraan akan

13

cenderung beroskilasi naik turun pada waktu menerima kejutan dari


jalan.

Gambar 3.1 Shock Absorser


3) BALL JOINT
Ball joint menerima beban vertikal maupun lateral. Disamping itu juga
berfungsi sebagai sumbu putaran roda pada saat kendaraan membelok

Gambar 3.2 Ball Joint


4) STABILIZER BAR
Berfungsi untuk mengurangi kemiringan akibat gaya sentrifugal pada
saat kendaraan membelok, di samping itu untuk meningkatkan traksi
ban.

Gambar 3.3 Stabilizier Bar


5) STRUT BAR

14

Berfungsi untuk menahan lower arm agar tidak begerak maju atau
mundur pada saat menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak
rata atau dorongan akibat terjadi pengereman.

Gambar 3.4 Strut Bar


6) LATERAL CONTROL
Berfungsi untuk menahan axle pada posisinya terhadap beban dari
samping

Gambar 3.5 Lateral Control


7) BUMPER
Berfungsi sebagai pelindung frame, axle, shock absorber dan lainnya
pada waktu pegas mengerut dan mengembang di luar batas
maksimum.

15

Gambar 3.6 Bumper


F. Stabilizier Bar
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat
gaya sentrifugal saat kendaraan membelok. Untuk suspensi depan, stabilizer
bar biasanya dipasang pada ke dua lower arm melalui bantalan
karet dan linkage. Pada bagian tengah ke frame pada dua tempat melalui
bushing.
Stabilizer bar berfungsi untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat
gaya sentrifugal pada saat kendaraan membelok. Disamping itu untuk
meningkatkan traksi ban. Untuk suspensi depan, stabilizer bar biasanya
dipasang pada kedua lower arm melalui bantalan karet dan linkage. Pada
bagian tengah diikat ke frame atau body pada dua tempat melalui bushing.
Bila roda kanan dan kiri bergerak ke atas dan ke bawah secara bersamaan
dengan arah dan jarak yang sama, stabilizer bar harus bebas dari puntiran.
Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar (outer
spring) tertekan dan pegas roda bagian dalam (inner) mengembang.
Akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena salah satu ujungnya tertekan ke
atas dan ujung lainnya bergerak ke bawah. Batang stabilizer cenderung
menahan terhadap puntiran. T
Tahanan terhadap puntiran ini berfungsi mengurarg body roll dan
memelihara body dalam batas Kemiringan yang aman. Seperti diperlihatkan
pada gambar di bawah, salah satu ujung strut bar dipasang pada lower
suspension arm dan ujung lainnya diikat ke bracket strut bar yang diikatkan
ke body atau cross member melalui bantalan karet. Strut bar berfungsi untuk
menahan lower arm agar tidak bergerak maju atau mundur pada saat
menerima kejutan dari permukaan jalan yang tidak rata atau dorongan akibat
terjadinya

pengereman.

16

Gambar 3.7 Stabilizier Bar

G. Cara kerja Stabiliser


Umumnya pada saat kendaraan membelok, pegas roda bagian luar
(outer spring) mengembang dan pegas roda bagian dalam (inner spring)
tertekan akibatnya stabilizer bar akan terpuntir karena ujung satunya bergerak
ke atas dan lainnya ke bawah. Batang stabilizer cenderung menahan terhadap
puntiran.Tahanan iniberfungsi mengurangi body roll dan memelihara bodi
dalam kemiringan yang aman.
H. Link Stabilizer
Merupakan penghubung antara stabilizer dengan collover shock juga
swing arm. Bunyi-bunyi aneh juga muncul saat melintasi.jalan yang kurang
mulus namun tidak terlalu terasa di handling.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHAASAN

A. Spesifikasi Mobil

17

Gambar 3.8 Mobil Kia Carens di Bengkel Rebil


Berikut ini adalah tabel spesifikasi dari Mobil Kia Carens 1.8 A/T 2000.
Yang menjadi obejek dari studi kasus di lapangan. Mobil ini mengalami
kerusakan dan di bawa pemiliknya ke bengkel tersebut untuk mendapat
perbaikan dan perawatan.

1.8

Petrol engines

KIA Carens 1.8 - technical specs


Engine Specifications
Cylinders
Displacement
Power

L4
1793 cm3
81 KW @ 5750 RPM
110 HP @ 5750 RPM
109 BHP @ 5750 RPM

Torque

111 lb-ft @ 4500 RPM

18

Fuel System
Fuel

151 Nm @ 4500 RPM


Multipoint Injection
Petrol

performance specifications
Top Speed

115 mph OR 185 km/h

Acceleration 0-62 Mph (0-

11.3 s

100 kph)
fuel consumption specifications
City
21.6 mpg US OR 10.9
Highway

L/100Km
32.7 mpg US OR 7.2 L/100Km

Combined

27.3 mpg US OR 8.6 L/100Km

transmission specifications
Drive Type
Gearbox

Front Wheel Drive


Manual, 5 Speed

brakes specifications
Front
Rear

Ventilated Discs
Discs

tires specifications
Tire Size

185/65R14

dimensions specifications
Length

174.8 in OR 4440 mm

Width

67.3 in OR 1709 mm

Height

63 in OR 1600 mm

19

Front/rear Track

57.9/57.5 in OR 1,471/1,461
mm

Wheelbase

100.8 in OR 2560 mm

Ground Clearance

5.3 in OR 135 mm

Cargo Volume

14.9 cuFT OR 422 L

Cd

weight specifications
Unladen Weight

2621.3 lbs OR 1189 kg

Gross Weight Limit

3858.1 lbs OR 1750 kg

B. Kerusakan pada Mobil


1. Kerusakan pada Stabilizer Bar Link :
Cara yang paling mudah untuk mengetahui kondisi Stabilizer Bar
Link kendaraan anda sudah lemah/rusak adalah ketika anda sedang
berkendara di jalanan yang permukaannya tidak rata, bergelombang
(bumpy). Contoh jalanan yang permukaannya tidak rata adalah jalanan
yang tidak terbuat dari batu aspal, melainkan kon-block / paving block,
beton,

dan

jalanan

berkerikil:

1. Permukaan jalan tol yang bergelombang dan cenderung licin ketika


hujan.
2. Permukaan jalan yang rusak (permukaannya sangat tidak rata dan
bergelombang / bumpy).
3. Permukaan jalan dengan paving block (biasanya tempat parkir,
beberapa kompleks perumahan, dll)

20

4. Permukaan jalan yang belum diaspal dan berkerikil.


Ketika anda berkendara melintasi jalanan dengan permukaan
seperti tersebut diatas, akan terdengar bunyi "gluduk-gluduk" yang tidak
akan berhenti kecuali anda melewati jalanan yang permukaannya tertutup
aspal rata. Hal ini mengindikasikan bahwa Stabilizer Bar Link anda
mengalami kerusakan.
C. Perbaikan dan Perawatan
1. Alat dan bahan
Dalam Trouble Shooting shock absorberdi Bengkel Heru Rebil Solo,
diperlukan Alat dan Bahan sebagai berikut:
a. Toolbox
Berisi alat alat seperti, kunci pas, kunci ring, dan sebagainya.

Gambar 3.9 Kunci kunci yang digunakan


b. Dongkrak
Untuk mengangkat mobil agar dapat melepas ban dan komponen
suspensi. Pada perbaikan ini menggunakan dua tipe dongkrang, yaitu
dongkrak penahan mobil dan dongkrak untuk menaikan dan
menurunkan mobil.

Gambar 4.0 Dongkrak


c. Oli pelumas

21

Untuk melumasi komponen di dalam Shock Absorber.

Gambar 4.1 Oli pelumas


d. Ragum
Untuk mencekam Link Stabilizer saat pengisian oli.

Gambar 4.2 Ragum


e. Mobil
Pada Observasi ini menggunakan Mobil KIA CARENS 1.8 A/T 2000.
Dengan plat nomor Surakarta, ini dapat diartikan pemilik mobil tersebut
orang Solo atau warga sekitar Surakarta.
2. Prossedur Pemeriksaan
Untuk Pemeriksaan apakah link stabilizer masih dalam kondisi baik atau
tidak, mempunyai langkah sebagai berikut:
a. Dongkrak tiap-tiap ban agar shock lebih terlihat secara detil, hal ini
untuk memudahkan melepas ban dan memeriksa link stabilizier.
b. Melepas kedua roda depan mobil KIA Carrens 1.8A/T 2000.

Gamabar 4.3 Roda yang telah terlepas pada 2 sisi


22

c. Melepas hubungan link stabilizier dengan asembly LH. Melepas mur


dan lepas link stabilizier dari lower arm.

Gambar 4.4 Mekanik Melepas Mur


d. Melepas hubungan link stabilizier dengan assembly RH

Gambar 4.5 Link Stabilizer Lepas dari asembly RH


e. Melepas bracket stabilizier. (Lepas 4 baut dan 2 Bracket)

f. Melepas batang stabilizier depan, bagian kanan dan kiri secara


bergantian dan lakukan pemeriksaan.

23

Gambar 4.6 Link Stabilizier telah Terlepas


3. Troubleshouting link stabilizier Mobil Kia Carrens 1.8 A/T 2000
Setelah melakukan proses pembongkaran pada link stabilizier sunspensi
depan bagian kanan dan kiri. Maka langkah selanjutnya adalah melakukan
troubleshouting sebagai berikut :
a. Setelah terlepas semua bagian link stabiliziernya, periksa kondisi
keadaan link stabiliziernya.

Gambar 4.7 Link Stabilizer


b. Setelah diperiksa terjadi kerusakan pada link stabilizier kiri dan
terdapat kotoran juga kerusakan sedikit pada link stabilizier sebelah
kanan.
c.
d.

24

Gambar 4.8 LS Kanan

Gambar 4.9 LS Kiri

e. Dikarenakan kerusakan pada link stabilizier kanan sudah parah,


maka diperlakukan penggantian link stabilizier pada suspensi roda
depan kiri.
f. Sedangkan untuk link stabilizier sebelah kanan, terdapat kotoran
pada link stabilizier dan terjadi pengendoran pada karet di link
stabilizier, tetapi hal tersebut masih aman untuk digunakan, jadi
tidak perlu melakukan penggantian link stabilizier kanan saat itu.
g. Pada link stabilizier kanan, dijepitkan pada ragum, lalu dibersihkan
kerak dan kotoran dengan amplas.
h. Setelah bersih link stabilizier kanan, kemudia diberi oli pelumas
pada bagian dalam karet ball jointnya agar kerjanya optimal.
i. Setelah link stabilizier sudah mengalami proses pergantian dan
perbaikan, selanjutnya kembali ke prosedur pemasangan link
stabilizier kanan dan kiri.
4. Prosedur Pemasangan
Setelah link stabilizier telah di troubleshouting, yakni diperbaiki dan harus
diganti karena rusak parah. Setelah itu link stabilizier akan dipasang
kembali dengan prosedur sebagai berikut :
a. Pasangkan stabilizier link depan
b. Hubungkan stabilizier ke link dengan mur pengunci yang baru
c. Hubungkan link stabilizier ke lengan bawah dengan mur
d. Kencangkan shock absorber dengan pegas koil
e. Pasang roda kendaraan
f. Stabilkan suspensi. Dengan menurunkan kendaraan sampai
beberapa kali agar suspensi kembali stabil. Dan lepaskan dongkrak
g. Lakukan uji kelakayakan pada mobil.

25

BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil observasi di Bengkel Rebil Heru Understell dan pembahasan,
maka dapat ditarik simpulan, sebagai berikut:
1. Mobil KIA Careens 1.8 A/T 2000 menggunakan suspensi independen tipe
Mac Pherson Strut dan menggunakan link stabilizier.
2. Dalam Observasi di Bengkel Rebil Heru Understell pemeriksaan link
stabilizer dan shock absorber dilakukan dengan prosedur yang benar.
3. Trouble Shooting yang dilakukan pada Link Stabilizer Mobil KIA
Careens 1.8 A/T 2000 yaitu mengganti link stabilizier bagian depan sisi
kiri dengan yang baru dan memperbaiki dan membersiihkan kotoran pada
link stabilizier bagian kanan.
B. Saran

26

Beberapa saran yang mungkin bisa menjadi masukan atau informasi yang
bermanfaat baik dalam pelaksanaan praktik maupun dalam penulisan laporan
Observasi antara lain sebagai berikut:
1. Bengkel tempat observasi sangat ramai, meskipun bengkel tidak resmi,
sehingga dapat meningkatkan pelayanan.
2. Meskipun Bengkel tidak resmi, harus mempunyai prosedur yang baik
dalam melakukan perbaikan dan perawatan
3. Dalam menyusun laporan saya banyak kesalahan, mohon kritik dan saran,
semoga laporan ini bermanfaat untuk semua orang.

27

Anda mungkin juga menyukai