Disusun Oleh:
Nama : Vikri Aji Saputra
Nrp : (0121803008)
Tugas : Konstruksi Otomotif
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT. Karena
dengan berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah Kami dapat menyalesaikan
makalah konstruksi pada rem
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah konstruksi otomotif. Untuk itu kami selaku penyusun sangat berterimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Terutama kepada dosen mata kuliah konstruksi yang telah memberikan
bimbingannya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun Kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari ke
sempurnaan. Oleh karena itu, Kami mohon kritik dan saran yang membangun agar
kami dapat menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi Kami selaku penyusun.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
Vikri Aji Saputra
0121803008 Kontruksi Rangka dan Body Mobil
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang apa itu chassis.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis chassis.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses perancangan desain.
4. Mengetahui bagaimana proses dalam Pembuatan Pattren.
1.4 Manfaat
1 Dapat mengetahui jensi-jenis pada chassis.
2 Dapat mengetehui proses pembuatan chassis.
3 Dapat megetahui bahan-bahan pembuatan chassis.
4 Dapat mengetahui perhitungan pada chassis.
Dalam hal lain untuk chassis ladder frame ini ada juga penambahan
komponen untuk lebih menguatkan chassis yaitu dengan cara penambahan
penguatan palang X. Hal ini dimungkinkan untuk merancang kerangka untuk
membawa beban torsi dimana tidak ada unsur frame dikenakan saat torsi.
Palang X yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini terbuat dari dua balok
lurus dan hanya akan memiliki beban lentur diterapkan pada balok. Jenis
frame ini memiliki ke kakuan torsi yang baik terbagi di pusat rancangan
ladder frame. Perlu di catat bahwa beban lentur maksimum terjadi pada
bagian sambungannya. Oleh karena itu, bagian sambungan (joint) menjadi
kritis. Menggabungkan sifat dari penguatan palang X dengan ladder Frame
2.4 Monocoque
Monocoque merupakan satu kesatuan stuktur chassis dari bentuk
kendaraannya sehingga chassis ini memiliki bentuk yang beragam yang
menyesuaikan dengan bodi mobil. Meskipun terlihat seperti satu kesatuan
dari rangka dan bodi mobilnya, namun sebenarnya chassis ini dibuat dengan
menggunakan pengelasan melalui proses otomasi sehingga hasil pengelasan
yang berbentuk sempurna dan terlihat seperti tidak ada hasil pengelasan.
Material yang digunakan adalah baja sedangkan pada chassis lain
digunakan campuran material antara baja dengan aluminium sehingga
bobotnya lebih ringan. Kelemahan lainnya adalah tidak mungkin untuk
pembuatan mobil bersekala kecil karena membutuhkan proses produksi
menggunakan robot. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar 2.4. Dimana
chassis ini terlihat kesatuan struktur yang senyawa mulai dari bagian depan
hingga belakang dimana merupakan produk massal untuk kebutuhan
transportasi pada umumnya.
Proses permesinan yang lain yaitu proses slotting pembuatan alur untuk
penempatan pad, punch, proses surface milling dilakukan dengan mesin CNC
3 Axis untuk membentuk permukaan punch yang berkontur, proses
selanjutnya adalah drilling untuk bagian bagian pegas pad, tempat pemegang
guide post dan lain - lain.
Trial tahap 1 untuk membentuk sasis bagian depan dengan dies tipe 1
dengan dua punch yang berbeda untuk membentuk sisi kiri dan sisi kanan.
Total trial dilaksanakan sebanyak 20 kali.
Produk hasil trial tahap 1 berupa sasis yang masih terbentuk separuh
pada bagian depan. Setting dies tahap ke 2 untuk persiapan trial pembentukan
akhir produk. Trial tahap ke 2 dilaksanakan sebanyak 10 kali dengan evaluasi
pada tiap tahap meliputi pengecekan hasil dibandingkan dengan disain awal.
1. Jari-jari velg:
𝐹𝑧,𝑓 =1 𝑚. 𝑔 b
2 𝑙
𝐹𝑧,𝑓 =1 𝑚. 𝑔 a
2 𝑙
3. Gaya normal reaksi yang ditanggung oleh roda depan, dimana nilai
(𝐹𝑧,𝑓) telah diketahui dari perhitungan weight distribution, yaitu 60%
dari keseluruhan berat mobil.
(𝐹𝑧,𝑓) = 60% x m
(𝐹𝑧,𝑓) = 1287 Kg
4. Gaya normal reaksi yang ditanggung oleh roda depan, dimana nilai
(𝐹𝑧,𝑟) telah diketahui dari perhitungan weight distribution, yaitu 40%
dari keseluruhan berat mobil.
(𝐹𝑧,𝑟) = 858 Kg
5. Dari persamaan (3.1) dan (3.2) dapat diperoleh jarak antara center of
gravity kendaraan dengan poros roda depan (a) sebagai berikut:
𝑙 𝐹𝑧,𝑟
a=2x
𝑚.𝑔
3,11 𝑥 858
a=2x = 1,244 m
2145𝑥 9,81
𝐹𝑧,𝑓 (𝑅𝑅𝑜𝑑𝑎 sin ɵ+a cos ɵ)+𝐹𝑧,𝑟 (𝑅𝑅𝑜𝑑𝑎 sin ɵ−b cos ɵ)
h=
𝑚.𝑔.sin ɵ
1287 ( 0,37 𝑥 sin 20+1,244 𝑥 cos 20)+858 ( 0,37 𝑥 sin 20−1,866 cos 20)
h=
2145 𝑥 9,81 𝑥 sin 20
1287 ( 1,295)+858 (−1,628)
h= = 0,37 m
7154,433
Σ𝑀𝐴 = 0
Diketahui:
AB = 2√8,08 = 2.8 m
1. Percobaan 1
Perhitungan momen yang terjadi pada tinggi 1,8 m dengan
perlebaran jarak 2,2 m.
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P3 x 1,1 – RE x 2,2 + P2 x 2,655 = 0
– 643,5 x 0,455 + 220,75 x 1,1 – RE x 2,2 + 429 x 2,655 = 0
– 292,7925 + 242,825 – RE x 2,2 + 1138,995 = 0
1089,0275
RE = = 495,0125 Kg
2,2
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 2,655 + RD x 2,2 – P3 x 1,1 + P2 x 0,455 = 0
– 643,5 x 2,655 + RD x 2,2 – 220,75 x 1,1 + 429 x 0,455 = 0
– 1708,4925 + RD x 2,2 – 242,825 + 195,195 = 0
1756,1225
RD = = 798,2375 Kg
2,2
P3 = RD
Cos ɵ
P3 = 798,2375 = 1042,025 Kg
𝐶𝑜𝑠 400
Cos ɵ = RE
𝑃4
P4 = RE
Cos ɵ
P4 = 495.0125 = 646,19 Kg
𝐶𝑜𝑠 400
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P3 x 1,225 – RE x 2,45 + P2 x 2,655 = 0
– 643,5 x 0,455 + 220,75 x 1,225 – RE x 2,45 + 429 x 2,655 = 0
– 292,7925 + 270,41875 – RE x 2,45 + 1138,995 = 0
1116,62125
RE = = 455,764 Kg
2,45
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 2,905 + RD x 2,45 – P3 x 1,225 + P2 x 0,205 = 0
– 643,5 x 2,905 + RD x 2,45 – 220,75 x 1,225 + 429 x 0,205 = 0
2051,84125
RD = = 837,486 Kg
2,45
Menentukan gaya yang terjadi pada setiap batang rangka silang (X),
mencari besarnya gaya P3 dan P4 seperti pada gambar 3.9. dengan cara
sebagai berikut:
Cos ɵ = RD
𝑃3
P3 = RD
Cos ɵ
P3 = 837,486 = 967,045 Kg
𝐶𝑜𝑠 300
Cos ɵ = RE
𝑃4
P4 = RE
Cos ɵ
P4 = 455,764 = 526,27 Kg
𝐶𝑜𝑠 300
4. Percobaan 4
Perhitungan momen yang terjadi pada tinggi 1,125 m dengan
perlebaran jarak2,56 m.
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P3 x 1,28 – RE x 2,56 + P2 x 2,655 = 0
– 643,5 x 0,455 + 220,75 x 1,28 – RE x 2,56 + 429 x 2,655 = 0
– 292,7925 + 282,56 – RE x 2,56 + 1138,995 = 0
1128,7625
RE = = 440,923 Kg
2,56
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 3,015 + RD x 2,56 – P3 x 1,28 + P2 x 0,095 = 0
– 643,5 x 3,015 + RD x 2,56 – 220,75 x 1,28 + 429 x 0,095 = 0
– 1940,1525 + RD x 2,56 – 282,56 + 40,756 = 0
2181,9565
RD = = 852,327 Kg
2,56
P3 = RD
Cos ɵ
P3 = 852,327 = 940,44 Kg
𝐶𝑜𝑠 250
Cos ɵ = RE
P4
P4 = RE ,
Cos ɵ
P4 = 440,923 = 486,5 Kg
𝐶𝑜𝑠 250
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P3 x 1,3275 – RE x 2,655 + P2 x 2,655 = 0
– 643,5 x 0,455 + 220,75 x 1,3275 – RE x 2,655 + 429 x 2,655 = 0
– 292,7925 + 293,045625 – RE x 2,655 + 1138,995 = 0
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 3,11 + RD x 2,655 – P3 x 1,3275 + P2 x 0 = 0
– 643,5 x 3,11 + RD x 2,655 – 220,75 x 1,3275 + 429 x 0 = 0
– 2001,285 + RD x 2,655 – 293,045625 = 0
2294,330625
RD = = 864,155 Kg
2,655
Menentukan gaya yang terjadi pada setiap batang rangka silang (X),
mencari besarnya gaya P3 dan P4 seperti pada gambar 3.11. dengan cara
sebagai berikut:
Cos ɵ = RD
P3
P3 = 864,155
𝐶𝑜𝑠 ɵ
P3 = 864,155 = 919, 61 kg
𝐶𝑜𝑠 200
Cos ɵ = RE
P4
P3 = RE
𝐶𝑜𝑠 ɵ
P3 = 429,095 = 456,63 kg
𝐶𝑜𝑠 200
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P3 x 1,3585 + P2 x 2,655 – RE x 2,717 = 0
– 643,5 x 0,455 + 220,75 x 1,3585 + 429 x 2,655 – RE x 2,717 = 0
– 292,7925 + 299,888875 + 1138,995 – RE x 2,717 = 0
1146,091375
RE = = 421,822 Kg
2,717
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 3,172 + RD x 2,717 – P3 x 1,3585– P2 x 0,062 = 0
– 643,5 x 3,172 + RD x 2,717 – 220,75 x 1,3585 – 429 x 0,062 = 0
– 2041,182 + RD x 2,717 – 299,888875 – 26,598 = 0
2367,668875
RD = = 871,428 Kg
2,717
7. Percobaan 7
Perhitungan momen yang terjadi pada tinggi 0,45 m dengan
perlebaran jarak2,76 m.
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 3,215 + RD x 2,76 – P3 x 1,38 – P2 x 0,105 = 0
– 643,5 x 3,215 + RD x 2,76 – 220,75 x 1,38 – 429 x 0,105 = 0
– 2068,8525 + RD x 2,76 – 304,635 – 45,045 = 0
2418,5325
RD = = 876,28 Kg
2,76
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P3 x 1,395 + P2 x 2,655 – RE x 2,79 = 0
– 643,5 x 0,455 + 220,75 x 1,395 + 429 x 2,655 – RE x 2,79 = 0
– 292,7925 + 307,94625 + 1138,995 – RE x 2,79 = 0
1154,14875
RE = = 413,67 Kg
2,79
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 3,245 + RD x 2,79 – P3 x 1,395 – P2 x 0,135 = 0
– 643,5 x 3,245 + RD x 2,79 – 220,75 x 1,395 – 429 x 0,135 = 0
– 2088,1575 + RD x 2,79 – 307,94625 – 57,915 = 0
Cos ɵ = RD
P3
P3 = RD
Cos ɵ
P3 = 879,58 = 882,94 kg
𝐶𝑜𝑠 100
Cos ɵ = RE
𝑃4
P4 = RE
Cos ɵ
P4 = 413,67 = 415,25 kg
𝐶𝑜𝑠 100
9. Percobaan 9
Perhitungan momen yang terjadi pada tinggi 0 m dengan perlebaran
jarak 2,8 m.
Σ𝑀𝐷 = 0
– P1 x 0,455 + P2 x 2,655 – RE x 2,8 = 0
– 643,5 x 0,455 + 429 x 2,655 – RE x 2,8 = 0
– 292,7925 + 1138,995 – RE x 2,8 = 0
846,2025
RE = = 302,22 Kg
2,8
Σ𝑀𝐸 = 0
– P1 x 3,255 + RD x 2,8 – P2 x 0,145 = 0
– 643,5 x 3,255 + RD x 2,8 – 429 x 0,145 = 0
– 2094,5925 + RD x 2,8 – 62,205 = 0
2156,7975
RD = = 770,28 Kg
2,8
P3
4.1 Kesimpulan
beberapa kesimpulan yang dapat di ambil dari penulisan makalah ini
adalah:
1) Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku
dan tidak mengalami bending. Chassis terbuat dari kerangka baja
yang memegang bodi dan engine dari sebuah kendaraan. Saat proses
manufaktur bodi kendaraan di bentuk sesuai dengan struktur Chassis-
nya.
1. Alief Wikarta. 2015. Penelitian & Pengembangan Mobil Listrik ITS: Seminar
Mobil Listrik. Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang.
2. David R. Cramer, David F. Taggart dan Hypercar, Inc. 2002. Design and
Manufacture of an Affordable Advanced Composite Automotive Body
Structure. Reprinted with permission from the Proceedings of The 19th
International Battery, Hybrid and Fuel Cell Electric Vehicle Symposium &
Exhibition. Copyright 2002 EVS-19.
3. Eurenius, C.A. dkk. 2013. Analysis of Composite Chassis. Goteborg: Chalmers
University of Technology.
4. LadderFrame.URL:http://www.curbsideclassic.com/automotivehistories/auto
motive history-an-x-ray-look-at-gms-x-frame- 1957-1970/