Disusun Oleh ;
Kelompok 1
ANGGA YUDHA PRABOWO NIM : ACE 118 035
ARIYANTO NIM : ACE 118 044
AHMAD AULDI NIM : ACE 118 001
ALI SYARIF HIDAYAHTULLAH NIM : ACE 118 026
ALDA MAULANA WIJAYA NIM : ACE 118 029
PRINALDO NIM : ACE 118 040
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
mungkin sangat sederhana. Makalah ini berisikan tentang materi prinsip kerja dan
pelaksanaan perawatan peralatan dan perbaikan chasis pada mobil dalam mata kuliah
system chasis.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini kami mengakui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang, oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
makalah ini.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................I
KATA PENGANTAR..........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
2.1 Pengertian Chasis...........................................................................3
2.2 Komponen Chasis Pada Mobil dan Prinsip Kerjanya....................
2.3 Cara Perawatan & Perbaikan Komponen Chasis Pada Mobil.......8
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Di dalam pembuatan makalah ini ada 3 rumusan masalah diantara nya yaitu :
1. Apa Pengertian Chasis ?
2. Komponen Chasis Pada Mobil dan Prinsip Kerjanya?
3. Bagaimana Cara Perawatan & Perbaikan Komponen Chasis Pada Mobil ?
5
1.3 Tujuan
Di dalam pembuatan makalah ini ada 3 tujuan diantara nya yaitu :
1. Mengetahui Pengertian Chasis.
2. Mengetahui Komponen Chasis Pada Mobil dan Prinsip Kerjanya.
3. Mengetahui Cara Perawatan dan Perbaikan Komponen Chasis Pada Mobil.
.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Chasis adalah rangka yang berfungsi sebagai penopang berat dan beban kendaraan,
mesin serta penumpang. Biasanya chassis dibuat dari kerangka besi/ baja yang berfungsi
memegang body dan mesin engine dari sebuah kendaraan. Syarat utama yang harus
terpenuhi adalah Material tersebut harus memiliki kekuatan untuk menopang beban dari
kendaraan. Chassis juga berfungsi untuk menjaga agar mobil tetap rigid, kaku dan tidak
mengalami bending atau deformasi waktu digunakan. Sistem pada chasis sangat
berpengaruh langsung terhadap kenyamanan saat berkendara, stabilitas dan lain-lain.
Pada bagian chasis ada beberapa hal yang harus dipahami seperti sistem rangka, sistem
rem, sistem suspensi, sistem kemudi, sistem kopling, sistem transmisi, sistem diferensial
dan sistem penggerak roda. Adapun jenis-jenis chasis sebagai berikut :
1. Ladder frame
Dinamakan Ladder Frame karena bentuknya menyerupai tangga. Ladder frame
adalah chassis yang tertua dan banyak digunakan khusunya untuk kendaraan
berbeban berat (heavy duty). Chassis ini biasanya terbuat dari material baja simetris
atau model balok yang kemudian di perkuat dengan crosmembers dan joint joint.
untuk beberapa desain kadang kala Ladder frame diberi perkuatan besi menyilang
agar tetap menjaga kekakuan strukturnya.
7
2. Monocoque
Pada Chassis jenis ini Body kendaraan berfungsi sebagai Chassis, sehingga
bentuknya sanggat tergantung dari model dari kendaraan itu sendiri, Chassis
monocoque atau sering kita denganr dengan nama sasis monokok, kekuatan
utamanya ada pada lembaran lembaran baja/ composit yang disatukan atau diperkuat.
Pada dewasa ini jenis Chassis monocoque banyak diaplikasikan pada kendaran
ringan karena memiliki keuntungan diantaranya bisa menghemat pemakaian bahan
selain itu dapat mempersingkat proses produksi. karena tidak perlu membuat sasis
tambahan bukan.
8
4. Backbone Chassis
Ide awalnya adalah dengan membuat struktur depan dan belakangnya yang
terhubung dengan sebuah rangka tube yang melintang disepanjang mobil. Tidak
seperti transmisi tunel, chassis backbone ini hampir seluruhnya adalah struktur kaku
dan dapat menahan semua beban. Ini terdapat beberapa lubang yang kontinyu.
Karena begitu sempit dindingnya umumnya dibuat tebal. Chassis Backbone memiliki
kekakuan dari luas area bagian backbone itu sendiri.
9
2.2 Komponen Chasis Pada Mobil Dan Prinsip Kerjanya
Rangka adalah tempat menempelnya semua komponen yang ada pada kendaraan
termasuk bodi. Berdasarkan konstruksinya tempat menempelnya bodi pada rangka
dibagi kedalam 2 jenis yaitu konstruksi terpisah dan konstruksi menyatu. Rangka yang
disajikan pada mobil harus kokoh, kuat, ringan dan tahan terhadap goncangan yang
diterima dari situasi jalan. Awal pembuatan mobil rangka dikerjakan terpisah dengan
bodi namun dengan perkembangan zaman rangka dan bodi dibuat secara menyatu yang
dikhususkan untuk mobil jenis sedan. Rangka pada mobil dibedakan beberapa macam,
yaitu rangka bentuk H, rangka perimeter, rangka bentuk X, rangka bentuk tulang
punggung dan rangka bentuk lantai. Rangka-rangka pada mobil tersebut digunakan
sesuai dengan kebutuhan untuk mobil yang akan diproduksi nantinya. Jadi pada
pemilihan mobil maka lihat dulu kebutuhan nya untuk apa dan lihat juga rangka yang
digunakan terbuat dari apa. Karna rangka merupakan komponen yang sangat penting
untuk dimengerti.
1
a. Konstruksi Rangka Mobil Terpisah
Konstruksi terpisah antara rangka dan bodi biasanya dikerjakan untuk jenis
mobil seperti truck, bus, pick up dan lain-lain. Pengerjaan antara rangka dan bodi
dilakukan secara terpisah dan kemudian disatukan. Penyatuan rangka dan bodi biasanya
menggunakan baut atau mur. Peningkatan kenyamanan saat penggunaan mobil tersebut
biasanya antara rangka dan bodi dipasang karet sebagai alat peredam geratan.
Konstruksi rangka dan bodi terpisah ini memudahkan dalam penggantian bagian bodi
kendaraan yang mengalami kerusakan. Contoh jenis mobil pick up yang menggunakan
kontruksi terpisah seperti Daihatsu Gran Max PU, Mitsubishi Colt L300 pick up dan
lain-lain.
1
b. Konstruksi Rangka Mobil Menyatu
Konstruksi menyatu antar rangka dan bodi biasanya dikerjakan untuk jenis mobil
sedan, bahkan ada beberapa jenis mobil MPV (Multi Purpose Vehicle). Pengerjaan
antara rangka dan bodi dilakukan secara menyatu, di mana rangka dan bodi menjadi
satu kesatuan. Konstruksi menyatu ini bisa disebut juga dengan sistem kulit telur, di
mana satu kesatuan yang utuh sehigga semua beban terbagi rata pada semua bagian
kulit. Penyatuan antara rangka dan bodi menggunakan las. Rangka dan bodi yang
menyatu, memiliki bentuk lebih rendah dibanding dengan jenis konstruksi terpisah,
sehingga titik berat gravitasi lebih rendah, dengan kata lain mobil dengan konstruksi ini
akan lebih stabil. Contoh jenis mobil yang menggunakan konstruksi menyatu seperti
sedan HONDA ACCORD.
1
2. Sistem Rem
Sistem rem merupakan bagian dari chasis, di mana sistem rem merupakan
bagian yang penting juga pada sebuah mobil. Sistem rem yang melekat pada chasis
mobil seperti rem kaki, rem parkir dan rem tambahan. Belajar tentang sistem rem akan
sangat dibutuhkan, karena akan membantu anda dalam menggunakan sistem rem.
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan kendaraan secara signifikan. Cara
kerja rem adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang bisa mengkonversi energi
putar roda menjadi energi panas. Pada sistem rem, dua buah material yang berbahan
besi dan asbes akan bergesekan. Sehingga akan mengurangi laju putarannya. Pada mobil
ada dua macam sistem rem yang dipakai, sistem rem tromol dan sistem rem cakram.
Rem tromol dikenal dengan braking powernya yang bagus tapi kurang responsif,
sementara rem cakram lebih responsif.
3. Sistem Suspensi
Komponen cassis yang kedua adalah sistem suspensi. Sistem suspensi pada
kendaraan memiliki beberapa fungsi yaitu untuk menyerap kejutan dari permukaan
jalan yang tidak rata agar tidak diteruskan ke ruang kabin (ruang pengemudi)
sehingga pengemudi akan merasa nyaman. Sistem suspensi terdiri dari beberapa
komponen, antara lain :
a. Pegas masuk dalam sistem suspensi, fungsi pegas adalah untuk meredam getaran
jalan serta memberikan efek empuk ketika mobil melewati gundukan atau lubang.
Pegas terbuat dari baja lentur dengan desain tertentu. Pegas terdiri dari beberapa tipe
yaitu pegas coil, pegas daun dan pegas batang torsi. Contohnya desain ulir. Pegas
ini memiliki daya redam yang cukup baik sehingga banyak dipakai pada mobil
dengan sistem suspensi indipendent. Model lainya adalah model leaf spring, yakni
baja lentur yang didesain seperti lembaran. Kekuatan leaf spring jeuh melebihi pegas
ulir sehingga tipe ini sering digunakan untuk mobil berbobot seperti truk dan bus.
1
1
b. Shock absorber
Perlu diketahui, shock breaker atau shock absorber itu beda dengan pegas.
Komponen ini tidak memiliki daya tahan terhadap tekanan, namun komponen ini
akan menyerap guncangan yang tercipta ketika pegas beraksi. Saat mobil melewati
jalanan berlubang otomatis ada gaya penekanan kebawah yang ditahan oleh pegas.
Tapi karena sifat pegas yang lentur serta bobot kendaraan maka guncangan akan
terlalu kuat. Dalam hal ini shock absorber akan mencegah terjadinya guncangan pada
sistem suspensi. Cara kerja shock absorber adalah dengan menahan gaya guncang
melalui mekanisme fluida.
c. Stabilizer bar berfungsi untuk mecegah agar kendaraan tidak melayang ketika
membelok atau untuk mengurangi kemiringan kendaraan akibat dari gaya
sentrifugal saat kendaraan membelok.
d. Strut bar berfungsi untuk menopang lower arm agar tidak bergerak maju atau
mundur pada saat kendaraan tersebut berjalan.
4. Sistem Kemudi
Pada dasarnya sistem kemudi yang dimiliki kendaraan terutama mobil memiliki
fungsi untuk mengatur arah laju kendaraan sesuai dengan yang diinginkan dengan cara
membelokkan roda-roda depan. Apabila roda kemudi diputar, steering mainshaft akan
meneruskan tenaga putaranya ke steering gear. Steering gear memperbesar tenaga putar
ini sehingga dihasilkan momen yang lebih besar untuk menggerakkan roda depan
melalui steering lingkage. Sistem kemudi pada dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu sistem
kemudi manual dan sistem kemudi yang memakai power steering.
Sistem kemudi manual sudah mulai ditinggalkan dengan adanya produksi mobil-
mobil baru sekarang. Mobil-mobil sekarang sudah menggunakan power steering yang
memudahkan pengemudi dalam mengemudikan mobilnya. Pada sistem kemudi manual
tenaga yang besar untuk mengemudikan nya. Pengemudi yang mengendarai mobil
1
dengan sistem kemudi manual akan lebih cepat terasa lelah terutama jarak jauh karena
tenaganya terkuras oleh sistem kemudi ini. Sistem kemudi manual yang sering
diluncurkan seperti recirculating ball dan jenis jrack and pinion.
Jenis power steering ini menggunakan pompa hidrolis berisi oli yang berfungsi
meningkatkan tenaga yang mendorong roda untuk membelok ke kiri atau ke kanan saat
1
pengemudi memutar stir mobilnya. Power steering jenis ini paling banya digunakan
diantaranya jenis dari mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.
Power steering pada jenis ini menggunakan perpaduan antara pompa hidrolik
dan motor listrik/dinamo untuk menghasilkan tekanan pada pompa hidrolik. Penggunaa
power steering jenis ini banyak dijumpai pada jenis mobil MERCEDES BENZ A
CLASS
Power steering jenis ini hanya menggunakan dinamo tanpa pompa hidrolik yang
lebih dikenal dengan sebutan electric power steering (EPS). Pengguanaan sistmem
power steering jenis ini populer pada tahun 2000. Banyak mobil yang menggunakan
sistem power teering jenis ini seperti HONDA JAZZ, Toyota Yaris, Mazda 2 dan lain-
lain.
1
Prisnip Kerjanya di tambah !
5. Sistem Kopling
Kopling atau yang dalam bahasa mesin disebut Clutch ini adalah bagian dari
komponen transmisi yang menghubungkan antara poros engkol dengan poros gigi
transmisi. Yang mana berfungsi sebagai perantara pemindah tenaga yang dihasilkan oleh
mesin ke transmisi, yang kemudian sobat dapat merubah tingkat kecepatan sesuai yang
dibutuhkan. Kopling juga tidak berdiri sendiri, melainkan sebuah perangkat yang
memiliki beberapa komponen yang mempunyai tugasnya masing-masing untuk
menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin ke transmisi yang kemudian membuat
kendaraan kita baik sepeda motor atau mobil dapat bergerak. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, fungsi kopling pada tiap kendaraan baik jenis transmisi manual
maupun transmisi otomatis adalah sama. Yaitu saat mesin menghasilkan tenaga untuk
membuat kendaraan bergerak dari titik nol, sobat membutuhkan part perantara yang
berguna untuk menyalurkan tenaga yang dihasilkan mesin menuju transmisi dan
membuat kendaraan sobat bergerak serta memutuskan tenaga tersebut. Kopling juga
berfungsi untuk meredam tenaga yang disalurkan mesin ke transmisi agar saat mulai
bergerak tenaga yang disalurkan tidak langsung besar melainkan sedikit demi sedikit
sesuai dengan bukaan kopling yang diinginkan.
1
a. Bagian Pada Kopling
Kopling bukanlah terdiri dari 1 bagian, namun terdiri dari beberapa bagian yang
saling terpaut satu sama lain. Bagian-bagian tersebut ialah :
Clutch Cover atau yang biasa disebut dengan rumah kopling adalah komponen
kopling yang dipasang pada Fly Wheel (roda gila) dengan cara dibaut yang berfungsi
sebagai tampat dudukan kampas kopling. Di dalamnya dipasangkan pada roda poros
perseneling serta ditempatkan diantara roda gila dan pelat tekan.
Flywheel sebetulnya juga masuk dalam komponen mesin. Tapi pada sistem
kopling manual mobil, flywheel juga dipakai untuk menjepit kampas kopling
bersama pressure plate. Selain untuk menjepit, flywheel juga digunakan sebagai
tempat terkaitnya rumah kopling.
Kampas Kopling atau Disc Clutch adalah komponen yang bekerjasama dengan
rumah kopling yang bertugas meneruskan putaran dari mesin ke input shaft dari
transmisi. Komponen ini terbuat dari bahan asbes sehingga dapat aus saat menerima
gesekan. Apabila keausan pada pelat mulai terasa, komonen ini wajib diganti karena
akan mengakibatkan slip apabila digunakan terus menerus. Gigi transmisi akan sulit
untuk dipindahkan apabila kopling slip.
Release Fork Kopling atau garpu pembebas bertugas untuk menerima gaya
tekanan dari release kopling. Komponen ini terpasang pada rumah transmisi dan
kerjanya bergantung pada tarikan release kopling.
Release Bearing adalah bantalan berupa bearing atau laher yang terletak antara
per kopling dengan garpu pembebas yang berfungsi sebagai penekan pelat pegas
pada rumah kopling. Pelat kopling biasanya terbuat dari bahan besi tuang dan dibuat
rata serta halus pada bagian permukaannya.
Pressure Plate fungsinya untuk menekan kampas kopling agar terjepit bersama
flywheel, Plat ini berbentuk piringan yang terbuat dari bahan besi tuang tebal.
disebabkan karena pressure plate harus mampu menekan plat kopling dengan
kekuatan tinggi tanpa aus dan tanpa terjadi keolengan plat.
1
Prisnip Kerjanya di tambah !
6. Sistem Transmisi
Transmisi merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk
merubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya
bisa digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Disamping itu, sistem pemindah tenaga
ini meliputi unit kopling, transmisi, deferensial, poros serta roda kendaraan. Seluruh
bagian tersebut akan saling berhubungan satu sama lain. Fungsi transmisi adalah untuk
memanipulasi output mesin. Kita tahu ada beberapa kondisi dimana sebuah mobil harus
memerlukan torsi besar dan ada pula kondisi yang menuntut mobil memiliki kecepatan
tinggi. Tugas transmisi adalah mengatasi kondisi diatas, dengan mengatur rasio
perpindahan antar roda gigi. Pada posisi 1, maka perbandingan roda gigi cenderung
besar sehingga putaran output transmisi jauh lebih kecil dibandingkan input transmisi.
Namun torsinya sangat besar. Ketika gigi 2 dan seterusnya perbandingan gigi akan
semakin kecil, hal itu membuat tingkat percepatan output semakin besar namun torsi
maksimalnya semakin turun. Dalam transmisi, torsi berbanding terbalik dengan RPM
mesin. Sama halnya dengan kopling, transmisi juga memiliki versi otomatis. Versi ini
bisa menyesuaikan perbandingan gigi sesuai jalan dan kecepatan kendaraan. Sehingga
kita perlu fokus ke kemudi saja tanpa meributkan perpindahan tuas transmisi.
Transmisi di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Manual
Pengertian transmisi manual, posisi dan komponennya terletak pada ujung depan
sesudah unit kopling dari sistem pemindah tenaga pada sebuah kendaraan. fungsi utama
dari setiap transmisi pada kendaraan, memiliki tugas yang sama, yaitu menyalurkan
tenaga dari mesin ke roda-rodanya. Hanya saja, sistem kinerjanya saja yang berbeda.
Nah, dalam kaitannya dengan fungsi transmisi manual ini, ada beberapa fungsi dengan
penggunaan mesin yang bertransmisi manual. Antara lain sebagai berikut:
Pertama yaitu untuk menyalurkan tenaga atau pun sebut saja putaran mesin dari
kopling ke poros propeler shaft.
Kemudian, fungsi yang ke dua yaitu merubah momen yang dihasilkan mesin
sesuai dengan beberapa kebutuhan yang tergantung dari beban yang ditanggung
mesin serta keadaan medan jalan.
Selain itu, fungsi transmisi manual ini juga terletak pada kemungkinan bahwa
kendaraan untuk bergerak mundur atau disebut juga dengan reserve yang umumnya
kondisi ini ada pada kendaraan yang memiliki lebih dari dua roda, seperti mobil.
b. Otomatis
Pengertian transmisi otomatis atau A/T dapat dikatakan sebagai jenis transmisi
dengan gigi-gigi yang bisa melakukan perpindahan sendiri atau otomatis berdasarkan
pada beban mesin yang berasal dari besaranya tekanan gas pedal dan kecepatan
kendaraan itu sendiri. Pengoperasiannya berbeda dengan transmisi manual yang
memerlukan perpindahan gigi dengan memakai tuas pemindah gigi. Melalui transmisi
otomatis, gigi-gigi bisa berpindah dengan sendirinya untuk menyesuaikan kondisi jalan
dan jumlah muatan yang beragam. Pengertian transmisi otomatis ini memang berbeda
dengan transmisi manual pasalnya, transmisi otomatis dilengkapi dengan torque
conventor atau pengubah puntiran yang difungsikan sebagai kopling otomatis. Pada
transmisi otomatis, minyak transmisi memiliki fungsi ganda karena tak hanya melumasi
dan mendinginkan tetapi juga memindahkan gigi dan fluida kopling secara otomatis.
2
Sehingga minyak transmisi ini jumlahnya harus selalu mencukupi agar bisa melakukan
fungsinya dengan baik. Penggantian minyak transmisi secara rutin merupakan hal yang
penting untuk dilakukan sebab jika jarak tempuhnya bertambah maka kualitasnya akan
menurun.
Secara umum fungsi transmisi otomatis tentu untuk memindahkan gigi-gigi
transmisi ketika kendaraan sedang dijalankan secara otomatis dengan menyesuaikan
pada beban mesin dan kecepatan kendaraan. Fungsi dari transmisi otomatis juga bisa
dibedakan dari jenisnya. Transmisi otomatis dengan jenis full hydraulic berfungsi untuk
mengatur waktu perpindahan gigi dan lock up sepenuhnya secara hidraulis. Sedangkan,
fungsi transmisi otomatis berjenis Powertrain Control Module (CPM) fungsinya adalah
mengatur waktu perpindahan gigi dan lock up secara elektronik. Selain memakai data
yang berupa shift dan lock pattern pada PCM sebagai pengontrol, jenis transmisi
otomatis yang satu ini juga memiliki fungsi sebagai diagnosa dan fail-safe. Meskipun
fungsi transmisi otomatis dari kedua jenis transmisi tersebut tersebut mempunyai fungsi
yang sama untuk menjalankan sistem secara otomatis, namun keduanya dibedakan
dalam kinerjanya karena yang satu mengandalkan tenaga hidraulik sementara yang
satunya mengandalkan elektronik.
7. Sistem Diferensial/Gardan
Sistem differensial pada mobil sering disebut dengan istilah gardan. Sistem ini
terletak pada bagian tengah poros roda belakang untuk kendaraan jenis penggerak
belakang (FE – RD) dan dijadikan menjadi satu kesatuan dengan transmisi untuk jenis
penggerak roda depan (FE – FD). Sistem differensial pada dasarnya memiliki kerja yang
sama pada setiap kendaraan hanya yang membedakan ukuran nya saja. Fungsi Sistem
Differensial Mobil memiliki fungsi menyesuaikan putaran roda kiri dan roda kanan
(roda penggerak) pada saat membelok atau beban roda kiri dan kanan tidak sama (misal
salah satu roda dijalan berlumpur). Sistem ini dimaksudkan agar mobil dapat membelok
dengan baik tanpa membuat kedua ban menjadi slip atau tergelincir. Fungsi berikutnya
mereduksi kecepatan yang diterima dai propeler shaft untuk mengahasilkan
2
momen yang besar pada mobil. Fungsi yang terakhir pada sistem ini adalah merubah
arah putaran dari propeler shaft 90 derajat, selanjutnya putaran ini diteruskan ke roda-
roda belakang melalui gear axle shaft secara terpisah. Dalam merubah putaran ini
diperlukan perkaitan gigi, namun yang umum dipakai adalah perkaitan gigi hypoid.
Differensial dibagi menjadi 2 macam.
a. Final Gear
Final gear terdiri dari drive pinion dan ring gear yang memiliki fungsi untuk
memperbesar momen dan mengubah arah putaran sebesar 90 derajat. Final gear terdiri
dari 2 tipe. Tipe pertama ada hypoid bevel gear, tipe ini digunakan pada kendaraan
penggerak roda belakang, dimana drive pinion terpasang offset dengan garis tengah ring
gear dengan keuntungan bunyinya lebih halus. Tipe kedua ada helical gear, tipe ini
digunakan pada kendaraan penggerak roda depan. Adapun keuntungan yaitu bunyi dan
getaran lebih kecil dan momen dapat dipindahkan dengan lembut.
b. Differensial Gear
2
Differensial gear yang bekerja pada saat mobil membelok, jarak tempuh roda
bagian dalam lebih kecil dari jarak tempuh roda bagian luar, dengan demikian roda
bagian luar harus berputar lebih cepat dari roda bagian dalam. Roda-roda berputar
dengan putaran yang sama, maka salah satu ban akan slip, akan menyebabkan ban akan
cepat haus. Untuk mengatasi hal ini diperlukan differensial gear dengan tujuan
membedakan putaran. Sistem differensial yang ada pada mobil akan bekerja pada saat
mobil berjalan lurus dan saat mobil berjalan membelok.
Selain untuk menghubungkan gaya gerak dari mesin ke poros, komponen
differential mobil yang satu ini juga berperan dalam hal yang lainnya pada kendaraan
anda. Adapun fungsi lain yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
Gardan Sebagai Pembeda Putaran Poros Roda Antara Kiri dan Kanan
Fungsi utama dari gardan atau differential mobil ini adalah sebagai pembeda
gerak dan putar antara poros dan as roda bagian kiri dan bagian kanan kendaraan.
Dengan adanya pembeda perputaran inilah radisu putar mobil anda bisa mejadi lebih
pendek sehingga mobil tidak perlu berputar lebih jauh ketika melakukan belik full.
Selain memudahkan mobil anda pada saat berbelok, dengan adanya pembeda putaran
tersebut maka akan mengurangi kesematan slip atau bahkan menghilangkannya agar
ban anda tidak cepat rusak dan aus.
Gardan Sebagai Penerus Tenaga Putar Mesin Menuju Poros Penggerak
Selain menjadi pembeda gerak, gardan atau pun bagian differential mobil ini
juga mempunyai fungsi sebagai penerus gaya putar yang dihasilkan oleh mesin
menuju poros roda penggerak dalam hal ini adalah ban pada kendaraan anda.
Gardan Sebagai Pengubah Gaya Putar Sebesar 90 Derajat
Dengan adanya gardan atau differential mobil pada kendaraan anda sobat, maka
tenaga putar yag semula lurus dari meisn – transmisi – kopling akan diubah sebesar
90 derajat sehingga dapat memutar poros roda penggerak pada kendaraan tersebut.
Meningkatkan Tenaga Putar / Momen
Dengan adanya gardan atau differential mobil ini maka tenaga putar yang
dihasilkan oleh mesin kendaraan anda bisa ditingkatkan lebih besar lagi dan
selanjutnya tenaga ini akan disalurkan ke poros – poros penggerak. Hal ini bia anda
lihat anda lihat dimana gig pinion gear yang ukurannya kecil ini akan memutar ring
gear yang ukurannya lebih besar. Karena tergolong komponen yang sangat penting
2
pada kendaraan anda, maka gardan atau differential mobil yang satu ini harus anda
lakukan pengecekan dan perawatan secara khusus ya sobat.
Adapun cara perawatan pada gardan ini tergolong sangat sederhana.
Caranya cukup mengganti oli gardan / differential mobil anda secara rutin pada saat
10.000 km pemakaian . Karena oli gardan ini memiliki fungsi sebagai pelumas gear
yang ada di dalam gardan, gardan yang terus bergesekan dan rentan aus harus
dilindungi oleh oli.
Selain itu, oil ini juga berfungsi untuk mendinginkan gardan dan penyekat,
melindungi mesin dari karat, pembersih mesin, dan juga sebagai penutup celah yang
ada pada dinding mesin. Hal ini dikarenakan oli tersebut mengandung lapisan halus
yang berfungsi untuk mencegah benturan antara logam di dalam mesin.
2
model FWD. Umumnya sistem penggerak ini dimanfaatkan kendaraan dengan bobot
yang berat ataupun yang diperuntukkan megangkut beban yang banyak. Sebut saja
sedan mewah seperti Mercedez – Benz dan BMW misalnya. Jenis mobil ini
merupakan mobil yang memiliki bobot yang berat akibat material bodi dan perangkat
mewah yang diembannya.
b. Front Wheel Drive ( Penggerak Roda Depan )
Sistem penggerak Front Wheel Drive ( FWD ) merupakan sistem roda
penggerak depan yang memiliki kontruksi perangkat yang lebih rumit, namun
memberikan ruang lebih banyak RWD. Pasalnya dalam sistem ini sobat, tidak
diperlukan adanya kopel ( driveshaft ) untuk menyalurkan tenaga. Transmisi yang
memang merupakan penyalur tenaga dari bagian mesin, langsung menyalurkan dari
kedua bagian poros roda yang berada di bagian sisi kanan dan juga bagian sisi kiri
pada mesin. Oleh karenanya, layout mesin FWD ini diposisikan transversal
( melintang ) pada bagian ruang yang ada pada mesin.
c. Four Wheel Drive ( Penggerak Roda Empat )
Sistem penggerak yang satu ini sesuai dengan namanya Four / 4 wheel drive
( 4WD) , memanfaatkan keempat roda di bagian depan dan belakang mobil untuk
menggerakknya. Caranya adalah dengan mengoper tenaga dari transmisi melalui
transfer case sebelum disalurkan ke roda depan, belakang atau keduanya. Umumnya
sistem peggerak 4DW ini digunakan untuk mobil berjenis SUV ( Spot Utility Vehicle
) atau double Cabin agar mobil dapat lebih mudah berjelajah berbagai medan yang
dihadapi. Sistem penggerak seperti ini bisa anda lihat mobil MItshubishi New All
Pajero Sport 4 x 4 dan juga Toyota fortuner yang mampu melewati berbagai
rintangan off road dengan model penggerak tersebut. Adapun sistem ini biasanya
dikendalikan oleh pengemudi dengan memilih rasio gigi ( tinggi atau rendah) , skema
penggerak, bahkan untuk mengatur pengunci differential.
d. All Wheel Drive ( Penggerak Seluruh Roda )
Sistem penggerak all wheel drive ( AWD ) ini mungkin sistem penggerak yang
paling akhir yang diciptakan oleh pabrikan atau produsen mobil pada umumnya.
Adapun pengembangannya sendiri merujuk pada sisitem 4WD yang kerap digunakan
untuk off road. Jika pada sistem 4WD , torsi dibagi ke depan dan belakang, maka
pada AWD ini , sistem memungkinkan mobil untuk bergerak secara otomatis yang
membagi ke torsi seluruh roda tergantung dari kondisi yang dihadapi. Adapun
pembagiannya tidak dilakuakn secara manual oleh pengemudinya sobat, namun
langsung oleh differential yang terdapat di setiap poros roda agar traksi optimal nisa
terbaca oleh sistem. Tujuannya pun tentunya berbeda dengan 4WD yang ingin
memaksimalkan peergerakna di medan off road. AWD ini dimanfataatkan agar
kendaraan memiliki kendali optimal ketika anda bermanuver di kecepatan tinggi
pada berbagai kondisi di jalan raya yang sedang anda tempuh.
2
2.3 Cara Perawatan dan Perbaikan Komponen Chasis Pada Mobil
1. Sistem Rangka
a. Perawatan & Perbaikan :
2. Sistem Rem
a. Perawatan & Perbaikan :
Lihat di balik kap mesin
Periksa pipa logam untuk rem, piringan rem, metal joints dan karet
untuk mengetahui tanda-tanda kebocoran.
Periksa area bawah mobil yang diparkir
Genangan cairan transparan tipis di bagian belakang bawah mobil
menunjukkan terdapat kebocoran oli rem. Jika tidak ada tetes oli yang
terlihat, injak pedal rem dan amati tanda-tanda kebocorannya.
Melihat masalah pada rem di silinder utama
Temukan silinder utama di bagian belakang kompartemen mesin.
Pastikan bahwa tutup silinder terpasang dengan rapat. Buka tutup tersebut
dan periksa level oli rem di silinder utamanya. Periksa juga silinder utama
dan koneksi rem tambahan yang diperlukan. Periksa segel di sekitar push
rod untuk melihat tanda-tanda kebocoran. Lakukan hal yang sama untuk
melihat segel kaliper piston. Perhatikan area yang terdapat tetesan, area
basah atau area yang menyembur, mulai dari silinder utama hingga naik ke
bagian roda. Perhatikan retakan pada selang karet atau bagian yang
berkarat
Memperbaiki kembali caliper
Gunakan peralatan untuk memperbaiki kinerja rem atau dengan
membeli kaliper yang baru. Mengganti kaliper baru sebagai pilihan yang
lebih ekonomis untuk Anda. Gunakan kunci pas untuk melepas baut rem.
Lakukan hal yang sama dengan besi dan garis pada karet rem. Atur udara
keluar masuk pada piston agar selalu rendah, kemudian tambahkan
pelumas pada kaliper. Ganti kaliper dan beri garis untuk posisi baut
sebelumnya. Pastikan sistem udara sesuai dengan posisi kaliper.
Ubah silinder roda
Buka tutup roda dan ban setelah melepas semua baut yang ada. Jika
terlihat karat, olesi oli pada bagian karat tersebut. Turunkan sepatu rem
dan gunakan obeng untuk melepas tromol rem, dan periksa sepatu rem.
Ganti sepatu rem bila ditemukan lumuran cairan. Hapus garis rem yang
menempel dengan vakum untuk selang. Kendurkan baut roda silinder pada
plat di bagian belakang. Pasang silinder roda baru untuk posisi
pengereman yang baru. Tandai dan kencangkan sekrup.
Ubah posisi selang atau garis rem
Hapus garis rem lama dan selang sebelumnya. Pasang garis rem baru
pada kaliper dan silinder utama serta keluarkan sistem udara sebelumnya.
Masukkan silinder utama yang baru
Cari silinder utama. Lepaskan tutup dan kemudian berikan cairan rem
daru silinder utama. Lepaskan silinder utama dari semua bagian rem dan
konektor listrik. Gunakan kunci soket untuk melonggarkan dan menghapus
jejak baut sebelumnya. Ganti silinder utama lama dengan yang baru,
2
kemudian kencangkan kembali bautnya. Buat koneksi serupa dengan
mengatur sistem asupan udara.
Periksa minyak rem dengan melihat permukaannya pada reservoir.
Tinggi permukaan minyak rem harus di antara tanda-tanda batas yang
ada. Gunakan minyak rem yang sesuai. Hati-hati terhadap ceceran atau
tumpahan minyak rem, karena dapat merusak cat kendaraan.
Lihat bagian-bagian yang perlu diperiksa, barangkali ada kebocoran.
Kebocoran dapat disebabkan lubang pipa atau selang dan sambungan
antara pipa dan selang yang kendor.
Periksa tutup silinder rem pada roda dengan membuka roda, ada tetesan
minyak rem atau tidak. Periksa baut pembuang, jika longgar,
kencangkan.
Jika kap mesin dibuka akan terlihat reservoir dan silinder utama.
Periksa karet-karet penutup atau sambungan pipa . Kebocoran dapat
dirasakan di ruang kemudi dengan terciumnya bau minyak rem yang
khas dan menyengat. Pada karet penutup silinder utama yang dapat
dilihat dari ruang kemudi. Periksa, terdapat kebocoran melalui karet
pelindung atau tidak.
Karena digunakan, bidang gesek rem aus. Akibatnya, jarak bidang rem
besar. Hal itu menyebabkan jarak antara pedal rem dan lantai (saat
diinjak penuh) semakin sempit/ kecil. Jarak sempit ini juga disebabkan
penyetelan yang kurang tepat pada bidang gesek/sepatu rem. Pada jarak
lantai kendaraan dengan pedal rem saat diinjak penuh. Jarak yang
sempit mengakibatkan daya pengereman kurang baik, untuk sementara
dapat diatasi dengan memompa pedal rem (menginjak berulang-ulang).
Karena dengan memompa, jumlah minyak rem dalam silinder rem pada
roda bertambah banyak dan tekanan menjadi besar. Maka sepatu rem
akan memberikan efek pengereman yang lebih kuat.
3. Sistem Suspensi
a. Perawatan & Perbaikan :
Memberikan stempet pada komponen ball joint menggunakan alat khusus
(greesegun)
Memeriksa kekencangan baut –baut suspensi arm
Memeriksa kekencangan baut –baut control arm
Memeriksa dust cover dari kerusakan atau sobek
Memeriksa kerja shock absorber dan kemungkinan terdapat kebocoran.
Kaki-kaki Tidak Lurus
Seringnya suspensi menghantam lubang, apalagi jika mobil dibawa
dalam keadaan kencang, lambat laun berpotensi membuat kaki-kaki tak
lurus. Hal ini, selain membuat menyetir terasa tak nyaman, juga membuat
ban cepat aus. Rutin lah spooring dan balancing minimal tiap 20 ribu km
atau saat mobil terasa 'mencong' atau bergetar di jalur lurus.
Oli Shock Breaker Bocor
Shock breaker dialiri oli untuk membantu komponen ini menahan serta
menyerap guncangan jalan. Oli shock breaker kerap bocor jika mobil sering
dibawa ugal-ugalan saat menghantam lubang. Salah satu pertanda
2
oli shock breaker bocor adalah ketika pengemudi dan penumpang
merasakan getaran, guncangan, dan kelimbungan lebih banyak dari
biasanya di kabin karena shock breaker menjadi lebih keras. Tanda
lainnya yang memperkuat adalah jika keausan ban tak merata.
Bantalan Per Mobil Menipis
Bantalan per akan menipis seiring umur atau jika mobil jarang dibawa
perlahan melewati jalan berlubang. Kerusakan ini ditandai bunyi berdecit
setiap ada guncangan. Kalau dibiarkan dan tidak diperbaiki,
kemungkinan per dapat patah. Ketinggian mobil yang tak rata di satu sisi
jika bisa menjadi pertanda ada masalah dengan per, karena per berfungsi
menahan bobot mobil.
Ball Joint Rusak
Ball joint adalah penghubung suspensi dengan ban, penyerap sebagian
guncangan, dan titik rotasi ketika setir kemudi dibelokkan. Anda bisa
mengetahui ball joint perlu diganti saat mendengar bunyi besi beradu
terutama saat mobil sedang belok.
Bantalan Control Arm Rusak
Control arm menghubungkan roda dengan rangka, juga mengoneksikan setir
kemudi dengan ban. Bantalan control arm atau control arm yang bengkok
bisa membawa masalah pada handling plus ban cepat aus.
Tanda-tanda control arm perlu dicek dan diperbaiki adalah timbulnya bunyi
saat mobil berakselerasi atau direm. Selain itu, handling juga jadi kurang
presisi.
Jika kondisi roda atau beban sudah sama, kemiringan pasti disebabkan hal
lain.
Periksa kondisi pegas masing -masing roda. Periksa juga tumpuan-tumpuan
pegas. Pemeriksaan ketinggian kendaraan dapat dilakukan dengan alat ukur
pada lampu utama kendaraan ke tanah/landasan.
4. Sistem Kemudi
a. Perawatan & Perbaikan :
Memeriksa tinggi permukaan oli pada gear box
Memeriksa lengan penghubung kemudi ( steering linkage )
Pemeriksaan kebebasan roda kemudi
Kemudi berat
Memeriksa tekanan kerja power steering
Sambungan sistem kemudi.
Bantalan roda. Jika sudah aus dan longgar sebaiknya diganti.
Pasangan roda gigi kemudi. Jika longgar setel lagi.
Periksalah kondisi tekanan ban depan. Sesuaikan tekanan sesuai
persyaratannya.
Periksa sistem kemudi dengan mendongkrak bagian depan
kendaraan hingga kedua roda terangkat. Gerakkan kemudi penuh ke
kiri, lalu gerakan pelan-pelan ke kiri dan ke kanan. Amati kerusakan
yang mungkin terjadi.
Pastikan tekanan kedua roda depan dan belakang telah sama. Periksa
lingkar roda. Kondisi telapak ban kiri dan kanan, depan dan belakang,
2
harus sama. Kondisi roda yang tidak sama, terlebih jika ekstrim, dapat
membahayakan.
Rem yang bekerja tidak seragam juga dapat menyebabkan kendaraan
cenderung bergerak ke satu arah. Periksa daya cengkeram rem dan
yakinkan rem telah lepas penuh saat pedal rem tidak diinjak.
Periksakan kondisi kelurusan roda depan (front wheel alignment ) ke
bengkel.
Periksa kondisi pegas dan suspensi roda depan jika ada kerusakan.
5. Sistem Kopling
a. Perawatan & Perbaikan :
6. Sistem Transmisi
a. Perawatan & Perbaikan :
7. Sistem Diferensial
a. Perawatan & Perbaikan :
2
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Sehubungan dengan bahasan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran
para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnan makalah ini dan
mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang
3
DAFTAR PUSTAKA
https://camargus.com/magazine/256
https://camargus.com/magazine/414
https://camargus.com/magazine/296
http://base.binus.ac.id/2018/05/01/sejarah-perkembangan-sasis-mobil/
https://www.autoexpose.org/2017/09/komponen-chasis-mobil.html
https://www.teknik-otomotif.com/2017/10/komponen-cassis-chasis-dan-fungsinya.html
https://showroommobil.co.id/info-mobil/sistem-penggerak-roda-pada-mobil/
https://showroommobil.co.id/info-mobil/differential-
mobil/http://alfacell90.blogspot.com/2015/11/mengenal-dan-memahami-chassis-dan-
bodi.html
http://dutro99.blogspot.com/2013/01/memperbaiki-sistem-kemudi-mobil.html
https://makassar.tribunnews.com/2012/04/28/merawat-rangka-sepeda-motor.html
http://aryoonugroho.blogspot.com/2014/02/cara-memperbaiki-gangguan-pada-sistem.html