Anda di halaman 1dari 17

Makalah kemudi rem dan suspensi

FRONT WHEEL ALIGNMENT (FWA)

Disusun Oleh:

M. RISKY AKBAR HANDANI

Kode Seksi :

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Makalah ini yang Alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “Front Wheel Alignment (FWA)”

Makalah ini berisikan tentang informasi Front Wheel Alignment, beserta komponen dan
peralatannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak, yang bersifat membangun selalu diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa me-
ridhai segala usaha kita. Amin.

Padang, 22 maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1
D. Manfaat .......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Defiinsi Front Wheel Alignment .................................................................... 3


B. Pentingnya Front Wheel Alignment ............................................................... 3
C. Definisi, Fungsi, dan Pengaruh Camber ........................................................ 4
D. Definisi, Fungsi, dan Pengaruh Caster ........................................................... 6
E. Definisi, Fungsi, dan Pengaruh King-pin Inclination dan Offset .................... 7
F. Definisi dan Fungsi Toe ................................................................................. 8
G. Definisi dan Jenis Turning Radius ................................................................. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................... 12
B. Saran .............................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenyamanan berkendara merupakan hal yang harus dipenuhi oleh sebuah


kendaraaan, karena berhubungan dengan keamanan atau safety. Baik untuk
pengendara, penumpang, kendaraan itu sendiri atau juga terhadap kendaraan lain
sehingga mendukung terciptanya kondisi berlalu lintas yang baik. Salah satu faktor
yang sangat berperan adalah kondisi kemudi/steering kendaraan. Kemudi berfungsi
untuk mengatur arah kendaraan yang dilakukan oleh sopir, sehingga kondisi sistim
kemudi mempengaruhi sopir dalam mengontrol laju kendaraan itu sendiri. Kondisi
sistem kemudi yang kurang baik akan mengakibatkan ketidak nyamanan bagi sopir,
sehingga cepat lelah, lebih jauh akan memberikan andil sebagai penyebab pada
terjadinya kecelakaan. Kondisi kemudi atau steer mobil sangat tergantung pada
penyetelan roda-roda, baik roda depan atau pun roda belakang (wheel alignment).

Pemakaian mobil setelah jangka waktu tertentu mengakibatkan perubahan


kondisi komponen roda depan dan belakang, sehingga memerlukan perawatan secara
rutin agar kondisi ban dan komponen steering lebih tahan lama serta pengemudian
menjadi lebih stabil dan nyaman. Hasil spooring yang baik juga turut andil dalam
menjaga kelestarian lingkungan karena berpengaruh menurunkan penggunaan bahan
bakar per kilometer jarak tempuh dan mengurangi sampah akibat debu karet ban
yang aus di udara.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Apa itu Front Wheel Alignment/ Spooring?
2. Mengapa diperlukan Pemeriksaan Front Wheel Alignment?
3. Apa saja faktor Front Wheel Alignment?
C. Tujuan

Setelah mendiskusikan tema ini, diperoleh beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui definisi Front Wheel Alignment

1
2

2. Mengetahui pentingnya Front Wheel Alignment

3. Mengetahui macam faktor Front Wheel Alignment

D. Manfaat

Berdasarkan masalah dan tujuan, manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

1. Memahami definisi Front Wheel Alignment

2. Memahami pentingnya Front Wheel Alignment

3. Memahami macam faktor Front Wheel Alignment


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Front Wheel Alignment

Steering system atau sistem kemudi berfungsi untuk mengendalikan arah


kendaraan sesuai kehendak pengemudi. Umumnya yang dikendalikan adalah kedua
roda depan, meskipun dewasa ini telah dikembangkan sistem pengendalian keempat
roda. Walaupun demikian kendaraan harus dapat dikendalikan dengan mudah agar
roda tidak terseret saat kendaraan sedang berbelok.
Wheel alignment atau pengaturan posisi roda depan sangat berkaitan dengan
pengendalian steering system. Hal ini dimaksudkan supaya :
1. Steering wheel dapat kembali lurus setelah berbelok.
2. Steering cenderung lurus kedepan meskipun steering wheel dilepas.
3. Tenaga yang digunakan memutar steering wheel lebih ringan.
4. Keausan ban dapat merata
Wheel Alignment atau di Indonesia orang lebih mengenal dengan sebutan
Spooring, adalah perawatan kendaraan pada kendaraan roda 4 atau lebih dengan
tujuan agar ban lebih tahan lama karena terhindar aus pada sisi luar atau sisi bagian
dalam. Selain itu tujuan dari Wheel Alignment adalah menyelaraskan kendaraan agar
dapat berjalan lurus dan stir tidak menarik ke kiri atau kanan. Lakukanlah Wheel
Alignment minimum 3 (tiga) bulan atau 10.000 km.

B. Pentingnya Wheel Front Wheel Alignment

Jangka waktu pemeliharaan spooring adalah sekitar setiap 15.000 km atau


12 sampai dengan 24 bulan sekali tergantung jarak tempuh dan kondisi jalan yang
dilewati sehari-harinya. Sebagai gambaran dalam penggunaan mobil jika data
spooring mobil terdapat penyimpangan, misal datanya menyimpang 3 mm dari
spesifikasi, dapat mengakibatkan ban terseret kearah samping sejauh 28 meter setiap
1 mil (1.60934 km) jarak tempuh. Apabila terjadi seperti itu mobil harus diperiksa
dan dicari tahu apa penyebabnya, kemungkinan terdapat kesalahan penyetelan atau
perlu disetel ulang atau ada yang sudah waktunya ada komponen yang harus diganti.
Beberapa pertimbangan menspooring mobil antara lain:

1. Sehabis membeli satu set ban baru. Untuk memaksimalkan umur tapak ban,
data spooring yang benar akan memberikan jaminan ban agar tidak cepat aus.

3
4

Walaupun dari pabrikan sudah dispooring, dalam rangka untuk penyesuaian


dengan ban baru spooring tetap diperlukan agar dapat diupayakan setelan yang
maksimal untuk tipe dan jenis ban yang digunakan. Mengingat mahalnya harga
ban saat ini menjaga keawetan usia pakai ban adalah pertimbangan yang masuk
aka dan bijaksana secara ekonomis.
2. Saat menyetir mobil terasa kurang stabil dan atau mobil selesai dilakukan
perbaikan pada sistem kemudi, spooring diperlukan untuk tujuan
diagnosa/pemeriksaan. Pekerjaan spooring ini menjadi penting untuk
melakukan pengecekan keselarasan awal dari suspensi dan sambungan-
sambungan kemudi. Hal ini diperlukan untuk menentukan kelayakan tiap
bagian komponennya apakah masih layak dipakai, rusak atau salah pasang atau
kurang tepat dalam pemasangan sehingga tidak bisa disetel. Bagian yang aus
atau rusak harus diganti sebelum roda dapat disesuaikan.
3. Sehabis servis atau penggantian komponen suspensi. Pada kebanyakan mobil
dengan MacPherson struts, roda depan harus disesuaikan jika struts diganti,
spooring juga diperlukan jika batang tie, tie end tie-rod, lengan idler, tie rods,
tie rod ends, idler arm, steering links, control arms or control arm bushings,
steering knuckle or steering rack barusan dibongkar atau diperbaiki atau
diganti.
4. Manfaat mobil dengan spooring yang benar adalah kendali pengemudian yang
stabil dan traksi ban pada jalan yang optimal, menjaga tapak ban dalam kontak
penuh dengan jalan akan mehasilkan rasa kenyaman dan meningkatkan
keamanan dalam mengendarai sebuah mobil. Ban yang menapak dengan posisi
miring pada jalan akan mengurangi traksi atau cekraman ban pada permukaan
jalan sehingga berbahaya saat menikung, berpengaruh pada pengereman serta
mempercepat keausan telapak ban. Ketidak samaan data kemiringan ban dan
sumbu putar kemudi antara roda kanan dan kiri bisa mengakibatkan mobil
cenderung membelok ke satu arah tertentu saat melaju di jalan yang lurus.

C. Definisi, Fungsi, dan Pengaruh “Camber”


5

Camber adalah kemiringan roda bagian atas ke dalam atau keluar terhadap garis
vertikal jika dilihat dari depan kendaraan.

1. Camber positif (+)

Bagian atas miring keluar jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis
vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut  (sudut camber + ).

Fungsi: Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan jalan “0”
sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “0” (rolling
camber).

“Dengan adanya rolling camber, gaya untuk memutar kemudi menjadi lebih
ringan. Camber positif menyebabkan pengemudian menjadi ringan”

Pengaruh: Gaya sejajar sumbu spindel yang mengarah ke roda menyebabkan


reaksi roda menekan ke arah bantalan dalam sehingga reaksi kekocakan (oblak)
bantalan berkurang.

a. Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam


menyebabkan getaran ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi
menjadi kecil.

b. Bantalan roda bagian dalam dibuat lebih besar.

2. Camber negatif (-)

Bagian roda miring ke dalam jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis
vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut  (sudut - ).

Fungsi: Pada camber negatif jarak titik kontak terhadap jalan dengan titik putar
kemudi terhadap jalan makin jauh. Rolling camber mengarah ke dalam.

Penggunaan: Pada mobil dengan kecepatan tinggi / mobil balap.

Pengaruh: Gaya sejajar sumbu spindel yang mengarah keluar dari roda
menyebabkan roda ingin lepas dari pengikatnya, reaksi kekocakan bantalan
pada roda kemudi bertambah.

Letak beban kendaraan pada sumbu spindel mendekati bantalan luar,


menyebabkan gaya pada spindel diteruskan ke sistem kemudi bertambah

3. Camber nol (0)


6

Garis tengah roda sejajar dengan garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan
disebut camber 0.

Fungsi: Pada camber nol, rolling camber tidak ada. Camber nol menyebabkan
stabilitas pengemudian berkurang.

Pengaruh: Camber nol menyebabkan getaran pada roda kemudi besar dan tidak
stabil.

D. Definisi, Fungsi, dan Pengaruh “Caster”

Caster adalah kemiringan sumbu putar kemudi (king pin) terhadap garis tengah roda
vertikal jika dilihat dari samping kendaraan.
1. Caster Nol (0)
Tidak ada kemiringan pada sumbu king-pin terhadap garis tengah roda vertikal “0“
Pengaruh:
Saat jalan lurus roda tidak cenderung mencari sikap lurus, sehingga tidak ada
kestabilan saat jalan lurus.
2. Caster Negatif (-)
Bagian atas sumbu king-pin berada di depan garis tengah roda vertikal “0“ dan
bagian bawah sumbu king pin berada di belakang.
Pengaruh:
Roda menggelepar dan timbul getaran
Roda bergerak tidak stabil saat jalan lurus
3. Caster Positif (+)
Bagian atas sumbu king-pin berada di belakang garis tengah roda vertikal “0“
dan bagian bawah sumbu king-pin berada di depan.
Pengaruh:
Makin besar penyetelan caster positif, makin besar kemampuan roda kembali
pada posisi lurus. Bila permukaan jalan jelek, getaran roda terasa kuat dirasakan
pada kemudi
7

Fungsi Caster:
1. Saat Jalan Lurus
Saat jalan lurus, caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam
posisi lurus walau roda kemudi dilepas.
2. Saat Berbelok
Fungsi caster saat berbelokSpindel
bergerak naik  Badan mobil kanan bergerak turun dan camber berubah ke
arah negatif
Spindel bergerak turun  Badan mobil kiri bergkerak naik camber berubah
ke arah positif
E. Definisi, Fungsi, dan Pengaruh “King-Pin Inclination dan Offset”

1. Definisi King-Pin Inclination

Sudut king-pin adalah: Kemiringan sumbu king–pin terhadap garis vertikal


jika dilihat dari depan kendaraan.

b Keterangan : Keterangan :
a = Garis vertikal
o = Sudut king-pin = Garis vertikal
= Sudut camber
= Sumbu king-pin  = Sudut king-pin
= Sumbu roda
=. Sudut camber ditambah
 = Sudut camber
Sudut king-pin
(Included engle)
b = Sumbu king-
pin

a = Sumbu roda

 =. Sudut camber
ditambah

2. Fungsi King-Pin Inclination


8

Perhatikan pada gambar pada saat belok kanan king–pin terangkat ke atas dan
saat belok kiri juga naik. Goresan ke atas king–pin diteruskan ke pegas dan
body kendaraan. Perubahan tinggi king–pin menyebabkan gaya balik kemudi ke
posisi lurus

“Sudut king–pin berfungsi untuk mengembalikan sikap roda ke posisi lurus


setelah membelok”

3. Definisi dan Pengaruh Offset

Jarak antara titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik
temu perpanjangan garis sumbu king–pin terhadap permukaan jalan disebut
“Offset“

a. Offset positif
Jarak offset diperlukan saat roda
dibelokkan tidak terjadi ban menggosok
pada permukaan jalan, karena roda
akan bergerak mengelilingi sumbu
king–pin. Pada kendaran hanya
diperlukan sedikit offset, jika offset
besar pengemudian terasa berat dan
getaran cukup kuat

b. Offset nol
Jika offset nol, pada saat roda
dibelokkan terjadi ban menggosok pada
permukaan jalan, karena sumbu putar
kemudi (king–pin) tepat pada garis
simetris ban.

c. Offset negatif
Sifat pengereman dapat dikurangi
biasanya bila koefisien gesek tidak
sama atau lewat pada jalan yang jelek.
9

F. Definisi dan Fungsi “Toe”

1. Definisi Toe

Selisih jarak antara roda bagian depan dengan roda bagian belakang jika dilihat
dari atas kendaraan.

 Efek dari Toe-In

Efek toe-in sebagian besar disediakan untuk mobil penggerak roda belakang,
truk, dan SUV, karena ini menawarkan stabilitas garis lurus yang lebih baik.
Kelemahannya adalah bahwa respons belok sedikit lebih lambat. Saat menikung
di tikungan tajam, toe-in berubah menjadi toe-out untuk mengurangi scrub ban,
karena roda bagian dalam berbelok melalui interval kecil dibandingkan dengan
roda luar. Saat kendaraan memiliki banyak toe in, tepi luar ban cepat aus.
Karena itu, toe-in hanya diperlukan dalam jumlah kecil untuk memungkinkan
kendaraan memperoleh stabilitas lebih dan mengimbangi sedikit perubahan
dalam geometri dan ketinggian suspensi.

 Efek dari Toe-Out

Efek toe-out banyak ditemukan pada mobil balap karena kendaraan


membutuhkan sistem kemudi yang sangat responsif. Mayoritas mobil empat
roda dilengkapi dengan sistem toe-out yang membantu respons kemudi yang
10

cepat dan lebih mudah. Pengaturan toe-out pada kendaraan penggerak roda
depan membuat ban depan lebih kuat dan meningkatkan cengkeraman, yang
membantu akselerasi. Namun, umur ban jadi berkurang karena meningkatnya
tekanan pada karet. Kendaraan penggerak roda depan menggunakan toe-out
negatif untuk menghindari gerakan maju dan memungkinkan ban bergerak
berdampingan dengan kecepatan yang relatif baik. Namun, toe-out yang
berlebihan dapat menyebabkan tepi bagian dalam ban cepat aus, masalah
pengereman, dan masalah understeer.

2. Fungsi Toe

a. Sebagai koreksi camber (saat jalan lurus)

Reaksi rolling camber menyebabkan roda menggelinding ke arah luar oleh


sambungan kemudi roda dipaksa bergerak lurus ke arah jalannya
kendaraan. Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada
permukaan jalan.

Reaksi toe-in mengakibatkan roda menggelinding ke arah dalam, sehingga


efek rolling camber ke arah luar dapat diatasi sehingga roda dapat
menggelinding lurus tanpa terjadi ban menggosok pada permukaan jalan,
sehingga dapat:

 Menghemat ban / keausan ban merata

 Pengemudian stabil / tidak timbul getaran

b. Sebagai koreksi gaya penggerak

1) Mobil penggerak roda belakang

Gaya penggerak dari aksel belakang diteruskan ke aksel depan melalui


rangka. Reaksi tahanan gelinding ban roda depan yang mengarah ke
belakang menyebabkan roda bagian depan cenderung bergerak ke arah
luar. Untuk mengatasi reaksi roda bagian depan cenderung bergerak
ke arah luar perlu penyetelan:

2) Mobil penggerak roda depan

Gaya penggerak diteruskan ke aksel belakang melalui rangka. Reaksi


tahanan gelinding roda belakang yang mengarah ke belakang
menyebabkan roda depan bagian depan cenderung bergerak ke arah
11

dalam. Untuk mengatasi reaksi roda depan bagian depan cenderung


bergerak ke arah dalam perlu penyetelan:

G. Definisi dan Jenis “Turning Radius”

Sudut belok adalah sudut roda untuk membelokkan kendaraan, dalam hal ini dilayani
oleh sistem sambungan kemudi. Ada berapa permasalahan pada konstruksi sistem
sambungan kemudi:
1. Kemudi king-pin
Lengan kemudi menggerakkan aksel berputar pada titik pusatnya. Sudut belok
roda kiri sama dengan sudut belok roda kanan.
 Tidak digunakan pada mobil penumpang karena konstruksi, kendaraan
menjadi tinggi
 Biasa digunakan pada kereta gandeng (truk gandeng)

2. Kemudi lengan pararel

Sudut belok roda kiri sama dengan sudut belok roda kanan. Dengan sudut belok

yang sama tidak didapatkan titik pusat lingkaran belok yang terpusat akibatnya

terjadi gesekan antara ban dengan permukaan jalan.

3. Kemudi lengan trapesium


12

Dengan prinsip Acherman Janteau didapatkan titik pusat lingkaran belok semua
roda yang terpusat sehingga kendaraan dapat membelok dengan baik tanpa
menimbulkan gesekan antara ban dengan permukaan jalan. Konstruksi ini
digunakan pada setiap kendaraan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alignment roda depan dapat mempengaruhi sistem kemudi, karena


alignment yang sesuai dengan spesifikasi menstabilkan jalan kendaraan/mobil pada
berbagai kecepatan dan memudahkan waktu berbelok, juga memperpanjang umur
pemakaian ban.

Faktor-faktor yang tercakup dalam alignment roda depan adalah : toe-in,


turning radius, sudut camber, sudut caster, dan king-pin inclination atau steering
axis inclination. Apabila faktor-faktor diatas ini atau salah satunya tidak sesuai
spesifikasi, maka sistem kemudi terpengaruh dan keausan ban tidak merata. Untuk
itu perlu pengecekan alignment roda depan.

B. Saran

Untuk pemilik kendaraan, hendaknya rutin melakukan perawatan pada


Front Wheel Alignment karena tumpuan kendaraan beserta pengarah laju kendaraan
terdapat pada roda, sehingga harus tetap dalam kondisi optimal.

Untuk pemilik jasa perawatan Front Wheel Alignment, hendaknya


melakukan perawatan Front Wheel Alignment sesuai dengan prosedur untuk
meminimalisir kesalahan dan efisiensi kerja.

18

Anda mungkin juga menyukai