Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PERANCANGAN ELEMEN MESIN

POROS GARDAN

Sebagai Salah Satu Syarat Kurikulum


yang Harus Dipenuhi
pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Malikussaleh

Disusun Oleh :
ARINAL HAKKI : 150120104

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
TAHUN AJARAN
2018/2019

0
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT,yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
Tugas Perencanaan Elemen Mesin dengan judul “Merancang Poros Gardan
Pada Truk Dengan Kapasitas 5 Ton”
Dengan penyusunan tugas ini diharapkan para mahasiswa/mahasiwi
jurusan teknik mesin dapat menganalisa prinsip kerja dari elemen mesin pada
suatu konstruksi mesin.
Penulisan tugas ini sebenarnya masih jauh dari sempurna dalam
penyajiannya,oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan
dan saran-saran yang membangun, agar pembuatan tulisan yang akan datang
menjadi lebih baik.
Sebelumnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada pihak yang telah membantu penulis.Semoga apa yang telah diberikan
mendapat balasan dari-Nya.
Kemudian penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Yth :
1.Bapak Suryadi ST. M.Eng. Selaku dosen pebimbing Tugas Perencanaan
Elemen Mesin.
2. Rekan-rekan Mahasiswa jurusan teknik mesin.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Tugas Perencanan Elemen Mesin
ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta bagi penulis sendiri,atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih.

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Daftar Gambar .................................................................................................... iv
Daftar Tabel......................................................................................................... v

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 2
1.2. Tujuan Perancangan ............................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ..................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 3


2.1. Prinsip Kerja Poros ................................................................................. 3
2.1.1. Klasifikasi Poros .................................................................................... 3
1. Poros Transmisi .................................................................................... 3
2. Poros Spindel ........................................................................................ 4
3. Poros Gandar ........................................................................................ 5
2.1.2. Poros Gardan Pada Kendaraan............................................................... 5
2.2. Hal-Hal Penting Dalam Merancang Poros ........................................... 6
2.2.1. Kekuatan Poros ....................................................................................... 6
2.2.2. Kekakuan Poros ...................................................................................... 6
2.2.3. Puntiran Kritis ......................................................................................... 7
2.2.4. Korosi ...................................................................................................... 7
2.2.5. Bahan Poros ............................................................................................ 7
2.3. Rumusan Perhitungan ............................................................................ 8
2.3.1. Momen Puntir ......................................................................................... 8
2.3.2. Momen lentur .......................................................................................... 9
2.3.3. Diameter Poros........................................................................................ 10

2
BAB III PERENCANAAN/PERHITUNGAN .................................................. 12
3.1. Perhitungan poros Gardan ..................................................................... 12
3.1.1. Data Spesifikasi Untuk Menghitung Diameter Poros ............................. 12

BAB IV PERAWATAN ...................................................................................... 15


1. Bunyi dari poros gardan ............................................................................ 15
2. Getaran dari poros gardan ......................................................................... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 16


5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 16
5.2. Saran ........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
Daftar Gambar

Gambar 2.1 Poros Gardan ............................................................................... 8


Gambar 2.2 Poros Spindel ............................................................................... 9
Gambar 2.3 Poros Roda Kereta Api ................................................................ 10
Gambar 2.4 Beberapa bentuk poros gardan pada kendaraan ........................... 11

4
Daftar Tabel

Tabel 2.3.1 Faktor faktor koreksi yang akan di transmisikan(Fc) ................... 12

5
6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tugas perancanan Elemen Mesin ini merupakan pengaplikasian dari
materi kuliah ke dalam permasalahan yang sebenarnya. Didalam Laporan ini
berisi tentang penentuan bahan dimensi dari poros gardan suatu truk berkapasitas
5 Ton dengan pembanding Hino Dutro 110 SD. Penentuan bahan ini dilakukan
untuk dijadikan tolak ukur sebagai bahan pertimbangan. Bahan pertimbangan ini
berdasarkan dengan beberapa teori dasar dan hasil dari analisa serta kesimpulan
yang diperoleh dari hasil percobaan.
Poros merupakan salah satu elemen mesin yang memegang peranan
penting sebagai penerus daya bersama-sama dengan putaran. Oleh karena itu
poros harus dirancang melalui suatu perhitungan sesuai dengan beban yang akan
dialaminya. Pemilihan bahan yang digunakan sebuah komponen akan menjadi
pertimbangan yang mendasar untuk menentukan dimensi sebuah poros yang akan
menerima pembebanan.
Dalam hal ini penulis mengambil judul poros gardan, dikarenakan penulis
telah mengetahhui hal-hal yang apa saja yang dibutuhkan untuk merancang ulang
poros tersebut dan telah mengetahui peran penting dari poros gardan.Sebenarnya
alat ini tidak hanya digunakan pada truk saja, akan tetapi alat ini digunakan
disemua mobil bahkan kereta api pun menggunakan alat ini sebagai penerus daya
yang mengalami beban puntir murni.
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pembuatan poros gardan ini,
diantaranya adalah penentuan bahan, dimensi yang sesusai, kegunaanya dan lain-
lain. Tetapi dalam laporan ini hanya memusatkan pembahasan pada perancangan
untuk komponen-komponen dari poros ini.Beban yang bekerja pada poros
umumnya adalah beban berulang, jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk
meneruskan daya maka akan terjadi kejutan pada saat mulai atau sedang
berputar. Beban tersebut dapat dianalisa Berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu sesuai dengan teori yang tersirat dalam laporan ini.

7
Dalam pelaksanaan suatu tugas perencanaan elemen mesin diperlukan
usaha yang sungguh-sungguh untuk menunjang keberhasilan suatu perancangan
.Selanjutnya diperlukan pula dasar-dasar perancangan serta pengalaman, sehingga
dapat dihasilkan rancangan elemen mesin yang cukup berkualitas dan dapat
dipertanggung jawabkan. Hal ini semua diperlukan karena mengingat banyak
sekali faktor yang harus dipertimbangkan, baik dari segi fungsi,
kegunaan,konstruksi, maupun segi keamanan.

1.2 Tujuan Perancangan


Pada Tugas Perencanan Elemen Mesin ini akan dibahas penentuan
dimensi utama poros gardan suatu truk berkapasitas 5 Ton. Tujuan yang akan
dicapai adalah untuk menghitung :
1. kekuatan poros
2. Diameter poros
3. Pasak
4. Alur pasak

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam laporan ini ada batasan masalah yang meliputi parameter-parameter
sebagai berikut :
1. Momen puntir poros
2. Momen beban lentur
3. Diameter poros

8
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Prinsip Kerja Poros


Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama–sama dengan putaran. Peranan utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.Poros gardan atau yang disebut
juga poros gardan bekerja untuk meneruskan daya putaran dari transmisi ke
diferensial dalam keadaan tidak dalam satu garis lurus. Dan putaran diteruskan
dari transmisi ke poros gardan ke diferensial melalui universal joint,universal join
berfungsi untuk meneruskan daya putaran yang dalam keadaan tidak satu garis.

2.1.1 Klasifikasi Poros


Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut :
1. Poros Transmisi
Poros tersebut mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantai dan lain–lain. Contoh pada mesin yang
mengalami beban puntir murni yaitu gardan.

Gambar 2.1 Poros Gardan

9
2. Poros Spindel
Poros spindel merupakan poros transmisi yang relatif pendek, seperti
poros utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran,
disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya
kecil, sebab apabila deformasinya besar benda kerja tidak akan silindris.
Serta bentuk dan ukuran harus teliti. Poros spindel berhubungan langsung
dengan benda kerja.

Gambar 2.2 Poros Spindel

3. Poros Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali
digerakkan oleh penggerak mula dimana mengalami beban puntir juga.
Menurut bentuknya, poros dapat digolongkan atas poros lurus umum,
poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain.Poros
luwes untuk transmisi daya kecil agar terdapat kebebasan dari perubahan
arah, dan lain-lain.

10
Gambar 2.3 Poros Roda Kereta Api

2.1.2 Poros Gardan Pada Kendaraan


Poros garden memindahkan tenaga dari transmisi ke diferensial transmisi
yang umumnya terpasang pada rangka sasis, sedangkan diferensial dan sumbu
belakang disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu
posisi diferensial terhadap transmisi selalu berubah-ubah pada saat kendaraan
berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban poros gardan. Poros
gardan dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke
diferensial dengan lembut tanpa dipengaruhi akibat adanya perubahan-perubahan
tadi.
Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung, fungsinya
untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu
untuk menyerap perubahan antara transmisi dan diferensial.
Pada umumnya poros gardan dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki
ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. selain itu dipilih tabung pipa baja
di karenakan luas penampang yang di perlukan lebih kecil jika dibandingkan
dengan poros pejal, selain itu biaya yang harus dikeluarkan lebih kecil jika
digunakan poros yang pejal. Bandul pengimbang atau balance weight dipasang
dibagian luar pipa dengan tujuan untukkeseimbangan pada waktu berputar.Pada
umumnya poros gardan terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung
yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.Tipe poros gardan dua

11
bagian dengan tiga joint kadang-kadang menggunakan bearing tengah yang
bertujuan untuk mengurangi getaran dan bunyi.

Gambar 2.4 Beberapa bentuk poros gardan pada kendaraan

2.2 Hal-Hal Penting Dalam Merancang Poros


Untuk merencanakan sebuan poros, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan.

2.2.1 Kekuatan Poros


Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau
gabungan antara puntir dan lentur, ada juga poros yang mendapat beban tarik atau
tekan seperti pada poros turbin.Kelelahan tumbukan atau pengaruh konsentrasi
tegangan bila diameter poros diperkecil (poros bertingkat) atau bila poros
mempunyai alur pasak harus diperhatikan, sehingga sebuah poros harus cukup
kuat menahan beban yang terjadi pada poros tersebut.

2.2.2 Kekakuan Poros


Meskipun sebuah poros memiliki kekuatan yang cukup, tetapi jika
lenturan defleksi puntirannya melebihi batas yang diizinkan maka akan
mengakibatkan ketidaktelitian misalnya pada mesin perkakas atau getaran suara

12
pada turbin dan gear box. Karena itu disamping kekuatan juga harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan menggunakan poros tersebut

2.2.3 Puntiran Kritis


Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada suatu harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa. Hal ini bisa terjadi pada turbin,motor torak
silinder, motor listrik dan lain–lain. Serta dapat mengakibatkan kerusakan pada
poros dan bagian lainnnya. Jika mungkin harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga putaran kerja lebih dari putaran kritis.

2.2.4 Korosi
Bahan–bahan tahan korosi (termasuk plastik) dipilih untuk poros gardan
dan pompa, bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.Demikian juga poros–
poros yang terancam kavitasi dan poros–poros mesin yang berhenti lama, sampai
baras–batas tertentu dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi.

2.2.5 Bahan Poros


Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinishing, yaitu baja karbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari
igot yang di – kill (baja yang dioksidasi dengan ferro silikon dan dicor) Meskipun
demikian kelurusan poros ini agak kurang tetap dan dapat mengalami deformasi
karena tegangan yang kurang seimbang misalnya diberi alur pasak dan adanya
tegangan sisa dalam terasnya. Penarikan dingin membuat permukaan poros
menjadi keras dan kekuatannya bertambah.
Poros untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya dibuat
dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan terhadap keausan.Beberapa
diantaranya adalah baja khrom, nikel, baja khrom nikel molibden, baja khrom,
baja molibden dan lain–lain. Meskipun demikian pemakaian baja paduan khusus
tidak selalu diharuskan, alasannya hanya karena putaran tinggi,dan beban berat,
dalam hal demikian perlu dipertimbangkan penggunaan baja karbon yang diberi

13
perlakuan panas secara tepat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan. Pada
tugas perencanaan ini diasumsikan baja yang digunakan adalah S 45 C.

2.3 Rumusan Perhitungan

2.3.1 Momen Puntir


Momen puntir harus dimengerti terlebih dahulu sebelum kita melangkah
lebih jauh. Tujuannya adalah untuk menghindari penafsiran yang menganggap
bahwa momen dan kerja itu sama. Secara matematis momen dan kerja adalah
sama. Karena persamaan yaitu gaya dikalikan dengan jarak (F x R). Tetapi secara
fisis kerja dan momen berbeda, dalam kerja lintasannya berupa garis lurus
sedangkan dalam momen lintasannya harus tegak lurus.
Momen puntir yang dialami pada poros dapat dilihat dari penurunan
persamaan :
W
P= S

Dimana P = daya

S = waktu

W = kerja

Di mana kerja dalam suatu putaran = F × 2𝜋r , jika dalam satu menit ada n
putaran, maka daya dalam satu putaran adalah
N = 2πr × F× n
Dengan mengkonversikan satuan menit ke detik maka diperoleh persamaan :

2πr×F×n
N= (Kg m/s)
60

Dari definisi momen puntir adalah gaya yang terjadi dikalikan dengan jarak,

T=F×R

14
(T/1000)×(2π×n/60)
Maka, N = (Kw)
102

𝑃𝑑
Sehingga, 𝑇 = 9,74 × 105 (Kg.mm)
𝑛

Untuk langkah koreksi pada N diambil fc sebagai faktor koreksi. Faktor


koreksi ini tergantung jenis daya yang ditransmisikan.
Tabel.faktor faktor koreksi yang akan di transmisikan(Fc)
Data yang akan di tranmisikan Fc
Daya rata rata yang di perlukan 1,2 – 2,0
Daya maksimum yang di perlukan 0,8 – 1,2
Daya normal 1,0 – 1,5

Maka :

Pd = N . fc

Di mana :

Pd = Daya rencana (kW)


N = Daya maksimum (kW)
T = Momen puntir ( Kg.mm )
fc = Faktor koreksi daya
n = Jumlah putaran per menit (rpm)

2.3.2 Momen lentur


Ketika poros yang hanya menerima momen bending/lentur, maka
tegangan maksimum (tarik atau tekan) diberikan oleh persamaan bending

M σb
.I = y

Dimana, M = momen bending,

15
I = momen inersia penampang poros terhadap sumbu putar,

σb = tegangan bending,

y = jarak dari sumbu netral ke permukaan luar poros.

Untuk poros pejal bundar, momen inersia:

π d
I = 64 × d4 dan y = 2

Dari persamaan ini,diameter poros di dapat dihitung.Untuk poros berongga,


momen inersia adalah:

π π
I = 64 [(do )4 − (d1 )4 ] = 64 (do )4 (1 − k 4 )

2.3.3 Diameter Poros

Diameter poros dapat ditentukan dari hasil perhitungan tegangan geser


yang diizinkan,dimana tegangan geser yang terjadi ≤ tegangan geser yang
diizinkan.
Karena yang digunakan poros berongga persamaan menjadi ;

T τ
= d0/2 dimana J = 𝜋/32(𝑑04 − 𝑑14 )
J

T τ
Maka ; = d0
π/32(d40 −d41

𝑇 = 𝜋⁄16 𝜏𝑑𝑜3 (1 − 𝑘 4 )

16.T
Tegangan geser yag terjadi, τ = πdo3 (1−k4)

di
=k
do

di = k. do

16
di4 = (k. do)4

16T
Maka ; do min = (π.(1−K4).τa )31

Dimana ;

do = diameter luar (mm)

di = diameter dalam (mm)

k = harga perbandingan do dengan di

T = Momen puntir

J = Inersia polar

17
BAB III
PERENCANAAN/PERHITUNGAN

3.1 Perhitungan poros Gardan

3.1.1 Data Spesifikasi untuk menghitung diameter poros

1. Poros bulat meneruska daya (p) =10 KW ;pada putaran (n1) = 1404 Rpm
2. Disamping beban puntir,ada beban lentur
3. Sebuah alur pasak,pasak perlu di buat
4. Bekerja selama 8 jam/hari dengan tumbukan ringan
5. Bahan baja di finisi dingin S45C

Penyelesain

Daya yang di transmisikan

P = 10 (kW),putaran 𝑛1 = 1404(𝑟𝑝𝑚)

Faktor koreksi untuk tumbukan ringan

𝑓𝑐 = 1,0

Harga daya yang di rencanakan

Pd − fc × P. MakaPd − 1,0 × 10 = 10(kW)

Harga momen puntir rencana

T = 9,74 × 105 × 10/1404 = 6937(kg. mm)

Kekuatan bahan S45C,dari tabel bahan yang di ketahui;

Tegangan tarik 𝜎 = 58(𝑘𝑔/𝑚𝑚2)

Faktor keamanan untuk menghitung teganngan geser ijin𝑆𝑓1 6,0

18
Faktor keamanan untuk konsentrasi tegangan𝑆𝑓2 2,0

Tegangan geser yang di ijinkan 𝜏𝜕 = 58/(6,0 × 2.0) = 4,83( 𝑘𝑔/


𝑚𝑚2 ),Karena poros akan mengalami beban lentur maka di ambil faktor
beban lentur 𝐶𝑏 = 2.0 dan faktor koreksi untuk momen puntir𝐾𝐼 = 1,5.

Dengan memasukkan harga tegagan geser yang di ijinkan,momen puntir


rencana,faktor keamanan,faktor beban lentur dan faktor kereksi untuk momen
puntir pada rumus untuk menghitung diameter poros

5,1 1/3
ds = [ τ K τ Cb T]
a

5,1 1/3
ds = [4,83 × 2,0 × 1,5 × 6937] = 28,3(kg.mm)

Maka di buat diameter poros ds = 28 (mm)

Untuk menyesuaikan dengan diameter bantalan maka poros di buat bertangga


akhirnya pada bagian yang akan di pasang bantalan di buat lebih besar.
Anggaplah diameter bagian yag menjadi tempat bantalan adalah = 30
(mm),jari jari filet r = (30−28)/2 = 1.0 (mm),alur pasak 8 × 4 × filet 0,4 (0,4
besar dari JIS)

Harga konsentrasi tegangan pada poros dengan alur pasak di dapat dari harga
jari jari filet 𝑟 = 0,4 di bagi dengan harga diameter poros 28 yaitu sama
dengan 0,014,maka di dapatkan 𝛼 = 2,8. Harga𝛼 > 𝛽 maka yang di gunakan
adah harga 𝛼.

Maka tegangan geser yang terjadi dikalikan faktor beban lentur dan faktor
koreksi beban

τCb . K t = 1,10 × 2,0 × 1,5 = 3,3 (kg/mm2 )

Maka tegangan geser yang diijinkan di kalikan dengan 𝑆𝐹2 di bagi dengan 𝛼

τ∂ . Sf2 /α

19
4,83 × 2,02/2,8 = 3,58 (kg/𝑚𝑚2 )

Dari hasil perhitungan di atas dapat di simpulkan harga diameter poros yang dapet
di pakai adalah ds = 28 (𝑚𝑚) dari bahan S45C.

Diameter poros : 𝜙28 × 𝜙30

Jari jari filet : 1,0 (mm)

Pasak :10 × 7

Alur pasak : 8 × 4 × 0,4

20
BAB IV

PERAWATAN

Perawatan yang dilakukan pada poros gardan adalah memberikan


pelumasan dengan grease pada universal joint.Pemeriksaan di lakukan untuk
mencegah suatu kerusakan atau memastikan penyebab suatu
kerusakan.pemeriksaan untuk memastikan penyebab kerusakan harus di lakukan
dengan betul betul cermat dan perlu di analisa kasus dan perlu pemeriksaan
komponen dengan urutan yang cepat,tepat dan benar.
Berikut urutan pemeriksaan yang perlu di cek secara berkala supaya gardan
bertahan lama :
1. Bunyi dari poros gardan
Pemeriksaan terhadap bunyi di perlukan pendengaran yang baik,
ketelitian dan kecermatan yag tinggi,karena pada kendaraan akan terdapat
sumber bunyi yang komplek sehingga kalau tidak cermat sering terkecoh
pada bunyi yag lain

2. Getaran dari poros gardan


Pemeriksaan getaran dan bunyi pada poros gardan harus di laksanakan
secara teliti dan cermat,dengan mengagkat roda penggerak,dan
menghidupkan mesin pada posisi gigi transmisi masuk.Naikan putaran
mesin secara bertahap dabn amati getaran dan bunyi dari poros gardan
tersebut. Jika di temukan adanya getaran atau bunyi dari pros maka di
lakukan pemeriksaan baut baut pengikat atau lepaskan unit poros gardan
dan lakukan pemeriksaan komponen.

21
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan yang di lakukan, dapat di ambil kesimpulan


spesifikasi poros gardan yang di pakai adalah 𝑑𝑠 = 𝜙28 (mm) dari bahan S45C.

Diameter poros : 𝜙28 × 𝜙30

Jari jari filet : 1,0 (mm)

Pasak :10 × 7

Alur pasak : 8 × 4 × 0,4

5.2 SARAN

Agar poros yang di rencanakan mampu menahan terjadinya defleksi akibat


puntiran, maka tegangan geser maksimum sebenarnya poros harus lebih kecil atau
sama degan tegangan yang di ijnkan.

Satu hal yang perlu di tekankan bahwa dalam suatu perancangan ada
faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan suatu proses
perancangan yaitu pengalaman dalam merancang. Dengan pengalaman yang
cukup banyak, maka seorang perancang dapat mengambil faktor-faktor
berdasarkan beberapa asumsi yang tepat sedemikian rupa sehingga rancangan
optimal. Secara umum kita tidak dapat membenarkan atau menyalahkan suatu
hasil perancangan karena tergantung oleh banyaknya variabel,serta di lakukannya
beberapa pembulatan terhadap hasil perhitungan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Sularso dan Suga, K 1980. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta : P.T. Pradnya Paramita.

23
LAMPIRAN

Gambar Poros Gardan 2 – join type

Gamabar Poros garden 2 – join type

24

Anda mungkin juga menyukai