Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Dimana Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
melaksanakan Tugas Elemen Mesin II. Sehingga tersusunlah sebuah laporan resmi Tugas
Elemen Mesin II. Laporan ini telah saya susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi Tugas Elemen Mesin II. Dengan selesainya laporan resmi Tugas
Elemen Mesin II ini, maka saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
yang terlibat dalam penyusunan laporan.

Tugas Elemen Mesin I ini. Khususnya kepada :

1. Bapak DARTO, S.T ,.M.T. selaku ketua jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka
Malang
2. IKE WIDYASTUTI, S.T,.M.T.selaku sekertariat jurusan Teknik Mesin Universitas
Merdeka Malang
3. Bapak Dr. Ir. R. DJOKO ANDRIJONO, M.T. selaku dosen Tugas Elemen Mesin II
Jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka Malang
4. Orang tua saya yang telah mendoakan kelancaran kuliah.

Demikian laporan Tugas Elemen Mesin I yang telah saya buat, saya mohon kritik dan
sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan Tugas
Elemen Mesin II ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi saya selaku
penulis.

Pasuruan, 18 Januari 2021

Penyusun,

M. Indra Zarkasih

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 3
LAYOUT ................................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 4
BAB III .................................................................................................................................... 18
DETAIL PERENCANAAN .................................................................................................... 18
BAB IV .................................................................................................................................... 22
REKAPITULASI HASIL PERENCANAAN DETAIL ELEMEN MESIN .......................... 22
BAB V ..................................................................................................................................... 23
PEMBAHASAN ...................................................................................................................... 23
BAB VI .................................................................................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 25

ii
DAFTAR GAMBAR

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agar supaya kendaraan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya
perancangan untuk beberapa atau keseluruhan komponen kendaraan tersebut. Dari
salah satu komponen yang penting tersebut adalah perencanaan kopling, salah satu
contohnya yaitu kopling mekanis tipe kopling plat majemuk. Perencanaan dipilih
sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II, yang merupakan syarat mutlak bagi
kelulusan pada mata kuliah ini.
Dalam merencanakan kopling, faktor keamanan harus diperhitungkan dan
menjadi bahan yang diutamakan karena apabila faktor diabaikan maka kerugian
material dan korban jiwa sangat banyak. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang
mahasiswa Teknik Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana
merencanakan kopling dan bagian-bagiannya yang aman. Melalui tugas ini diharapkan
kami dapat merencanakan kopling yang aman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana merencanakan poros transmisi (engine shaft dan input shaft) (satu
garis sumbu poros)?
2. Bagaimana merencanakan kopling plat tunggal?
3. Bagaimana merencanakan pressure spring?
4. Bagaimana merencanakan bantalan rol silindris?
5. Bagaimana merencanakan pelumasan grease bantalan rol silindris?

1.3 Batasan Masalah


Dalam rancang bangun kopling tunggal, permasalahan yang dibahas dalam rancang
bangun alat ini meliputi :
1. Perencanaan poros transmisi (engine shaft dan input shaft) (satu garis sumbu
poros)
2. Perencanaan kopling plat tunggal

Page | 1
3. Perencanaan pressure spring
4. Perencanaan bantalan rol silindris
5. Perencanaan pelumasan grease bantalan rol silindris

1.4 Tujuan Perencanaan


Tujuan dan manfaat yang diharapkan dalam perancangan ini yaitu :
1. Mengetahui dan menganalisa perencanaan poros transmisi (engine shaft dan
input shaft) (satu garis sumbu poros) agar ditemukan nomor bantalan yang
sesuai
2. Mengetahui dan menganalisa perencanaan kopling plat tunggal
3. Mengetahui dan menganalisa perancangan pressure spring pada kopling plat
tunggal
4. Mengetahui menganalisa perancangan bantalan rol silindris yang sesuai
dengan ukuran standart poros yang direncanakan
5. Mengetahui dan menganalisa umur pelumasan grease pada bantalan rol
silindris

1.5 Manfaat Perencanaan


Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :
Tujuan dan manfaat yang diharapkan dalam perancangan ini yaitu :
1. Menghassilkan rancangan poros transmisi (engine shaft dan input shaft) (satu
garis sumbu poros) yang sesuai spesifikasi, yang dibutuhkan oleh mesin
2. Dapat menghasilkan rancangan kopling plat tunggal
3. Dapat menghasilkan rancangan pressure spring yang sesuai pada kopling plat
tunggal
4. Dapat menghasilkan rancangan bantalan rol silindris yang sesuai dengan
ukuran standart poros yang direncanakan
5. Dapat menghasilkan rancangan umur pelumasan (grease) pada bantalan rol
silindris

Page | 2
BAB II

LAYOUT

2
3

NO. NAMA BAGIAN JUMLAH


1. POROS TRANSMISI 1
2. PLAT KOPLING 1
3. PREASSURE SPRING 4
4. BANTALAN ROL 1

Page | 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Poros Transmisi

Gambar 2.7 Poros Transmisi mesin


Poros adalah salah satu Elemen Mesin yang berbentuk silindris
memanjang dengan penampang yang biasanya berbentuk lingkaran yang
memiliki fungsi sebagai penyalur daya atau tenaga melalui putaran sehingga
poros ikut berputar. Jadi, poros bisa dikatakan transmisi atau penghubung dari
sebuah elemen mesin yang bergerak ke sebuah elemen mesin yang akan
digerakan. Ada berbagai macam penamaan poros,mulai dari shaft maupun axis
ada juga yang menyebut poros sebagai as namun disini as lebih berperan sebagai
poros yang statis dan tidak ikut berputar sebagai penyalurdaya atau tenaga.
Ada beberapa jenis atau macam-macam poros bila ditinjau dari
spesifikasinya masing-masing antara lain:
Jenis poros berdasarkan pembebanannya :
a) Poros Transmisi
Poros transmisi merupakan poros yang mengalami pembebanan puntir
(torsi), pembebanan lentur murni, maupun kombinasi dari pembebanan
torsi dengan lentur.
b) Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang memiliki dimensi lebih pendek
dengan pembebanan puntir saja. Contohnya: poros pada mesin perkakas.
c) Gandar
Gandar merupakan poros roda yang biasa dijumpai pada roda kereta api
dan biasanya disebut dengan as.

Jenis poros berdasarkan bentuknya :

a) Poros Lurus

Page | 4
Misalnya poros baling-baling kapal, poros generator listrik dan lain-
lain.
b) Poros Engkol
Misalnya, poros motor-motor torak (motor bakar), poros kompressor
torak dan lain-lain.
c) Poros dengan bentuk khusus
Misalnya poros nok, poros-poros pengatur otomatis pada mesin-mesin
otomatis dan lain-lain.
Setelah kita mengetahui jenis-jenis serta penggunaan poros, sekarang
kita harus mengetahui bagaimana cara merancang poros yang baik dan
benar. Tetapi sebelum itu kita bahas dulu hal-hal penting yang harus
diperhatikan jika kita hendak merancang poros. Berikut 5 hal yang harus
diperhatikan dalam merancang poros pada elemen mesin.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam merancang poros :


1) Kekuatan Poros
Kekuatan poros sangat penting dalam menentukan dan merancang poros
yang baik serta aman digunakan. Dengan melihat pembebanan yang
terjadi pada poros seperti beban puntir, beban lentur, beban tarik kita
dapat menentukan kekuatan poros yang sesuai. Selain itu kita harus
memerhatikan faktor lainnya seperti kelelahan (fatigue), tumbukan, dan
konsentrasi tegangan.
2) Kekakuan Poros
Kekakuan poros erat kaitannya dengan defleksi yang akan terjadi pada
poros. Defleksi yang besar akan menyebabkan getaran serta suara bising
yang dapat berakibat kegagalan pada poros. Untuk itu kita harus
menyesuaikan kekakuan pada poros dengan spesifikasi kerja yang kita
inginkan.
3) Putaran Kritis Poros
Poros harus dirancang sedemikian rupa sehngga putaran kerja yang
dibutuhkan harus menjauhi putaran kritis dari poros itu sendiri. Poros
dapat dibuat bekerja di bawah putaran kritisnya ataupun di atas putaran
kritisnya untuk menhindari kegagalan.
4) Bahan Poros

Page | 5
Dari sisi teknis pemilihan bahan untuk pembuatan poros harus
memerhatikan ketersediaan bahan, biaya produksinya, serta
manufactureability atau kemampuan proses manufakturnya. Poros yang
berasal dari bahan yang langka di daerah kita serta membutuhkan
pekerjaan yang khusus akan menaikan harga produksi oleh karena itu
perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah kalian serta perhatikan
kemampuan dalam pembuataannya baik dari mesin-mesinya maupun
tenaga ahlinya.
5) Faktor Korosi
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi pada
poros. Oleh karena itu perhatikan penempatan poros agar faktor korosi
dapat dikurangi. Misal poros digunakan pada mesin pompa air laut maka
poros tersebut harus lebih tahan korosi jika dibandingkan dengan poros
pada pompa air tawar.

2.2 Kopling Plat Tunggal


Pengertian kopling
Kopling merupakan suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan
daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft),
dimana putaran inputnya akan sama dengan putaran outputnya.. Pemindahan tenaga
dari mesin ke-sistem penggerak pada kendaraan, tentunya diperlukan suatu proses yang
halus tanpa adanya kejutan dan hentakan, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi
pengendara dan penumpang. Di samping itu, kejutan juga dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan pada komponen komponen mesin.

Gambar 2.8 Kopling Tunggal

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah :


Page | 6
1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan dari
elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Harus dapat membebaskan hubungan dari transmisi dengan sempurna dan
cepat.
5. Pada saat menghubungkan ke transmisi harus dapat memindahkan tenaga
tanpa terjadi slip.

Cara kerja kopling secara umum

A. Kopling pada saat bekerja


Pada waktu kopling bekerja terjadi hubungan antara poros penggerak
dengan poros yang digerakkan melalui gerakan antara bidang gesek dengan
demikian terjadi pemindahan daya dan putaran dari poros penggerak keporos
yang digerakkan.
Adapun cara kerja kopling selengkapnya adalah sebagai berikut : Poros
penggerak yang dihubungkan dengan mesin akan berputar searah putaran poros
engkol dimana poros ini diikat dengan baut pada fly wheel dengan bantuan flens
yang ada pada ujung penggerak.dengan demikian fly wheel akan turut berputar,
dimana plat gesek tersebut ditekan oleh plat penekan dengan kekuatan pegas
pembawa plat gesek yang berputar,akibat proses tersebut akan memutar plat
pembawa yang dikeling plat gesek.
Dengan bantuan paku keling maka plat pembawa akan memutar
spline,dimana putaran spline dengan plat pembawa terdapat pegas kejut yang
berfungsi untuk meredam getaran atau tumbukan atau sentakan disaat kopling
mulai bekerja. Setelah spline berputar,maka poros yang digerakkan ikut
berputar, setelah poros berputar maka kopling dikatakan bekerja dan seterusnya
terjadi pemindahan daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang di
gerakkan.

B. Kopling pada saat tidak bekerja

Page | 7
Kopling tidak bekerja dalam hal ini tidak ada pemindahan daya dan
putaran dari poros penggerak yang digerakkan dan tidak terjadi gesekan antara
bidang-bidang gesek.Adapun pemutusan hubungan dalam hal ini daya dan
putaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan dapat diuraikan sebagai
berikut :
Tekanan yang dilakukan pada pedal akan diteruskan pada tuas penekan
sebelah bawah melalui bearing dan akibat tekanan ini tuas akan menarik plat
penekan sehingga plat gesek terpisah pada fly wheel maka poros yang akan
digerakkan akan diam walaupun poros penggerak tetap berputar.
Pegas penekan (pegas diafraghma)dalam keadaan tertekan akibat proses
diatas, maka tidak akan terjadi pemindahan daya maupun putaran dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan, maka kopling ini dikatakan dalam
keadaan tidak bekerja.

2.3 Pressure Spring


Pegas banyak dipakai untuk berbagai konstruksi mesin harus
mampumemberikan gaya, melunakkan tumbukan, menyerap, dan menyimpanenergi
agar dapat mengurangi getaran. Pegas merupakan elemen elastis. Dimana pegas
tersebut dapat terdeformasi pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila
beban dilepaskan pegas akan kembali seperti sebelum terbebani. Dengan sifat pegas
yangelastis, pegas berfungsi untuk menerima getaran atau goncangan roda akibat
dari kondisi jalan yang dilalui dengan tujuan agar getaran atau goncangan dari roda
tidak menyalur ke bodi atau rangka kendaraan. Pegas haruslah memiliki kemempuan
untuk mengalami defleksielastis yang besar. Defleksi adalah gaya tekan/tarik yang
menyebabkan pegas akan memanjang atau memendek.
Pada waktu pegas menerima beban tarik atau tekan (F), padapenampang (A)
akan timbul tegangan puntir dan tegangn geser. Sehinggadiagram benda bebasnya
dapat digambar sebagai berikut :

Page | 8
Gambar 2.9 Pressure Spring

𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 =

2.4 Bantalan ( Bearing )

Mungkin istilah bearing sudah tidak asing lagi di telinga kita karena pada setiap
kendaraan atau mesin yang terdapat poros yang berputar di dalamnya, pasti dilengkapi
dengan bearing. Namun tahukah anda apa fungsi bearing yang terdapat pada kendaraan
atau mesin tersebut? Dan apa sajakah macam-macam dari bearing ?

Bearing atau juga dikenal dengan istilah bantalan atau laher merupakan bagian atau
komponen yang memiliki fungsi untuk menahan atau mundukung suatu poros untuk tetap
pada dudukannya. Selain itu, bearing juga berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi
antara poros yang berputar dengan tumpuannya (bagian komponen yang diam yang
menopang poros).

1. Cylinder roller bearing

Cylinder roller bearing adalah bantalan gelinding yang menggunakan silinder-silinder


baja didalamnya. Silinder-silinder baja ini berfungsi sebagai media gesekan antara
komponen yang diam dengan komponen yang bergerak.

Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran

Page | 9
atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan berumur
panjang. Bearing ini harus cukup kokoh untuk menahan beban dari poros yang
terhubung dengan komponen mesin lainya sehingga dapat berputar, bekerja sesuai
dengan fungsinya. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka prestasi seluruh
sistem akan menurun bahkan bisa terhenti. Bantalan dalam permesinan dapat
disamakan perannya dengan pondasi pada gedung. Untuk bearing dengan jenis bola
mempunyai kemampuan untuk putaran tinggi dan gesekan yang kecil. Bearing ini bisa
mudah didapat dan mudah pula dalam pemasangannya. Bearing mempunyai bentuk dan
ukuran tertentu sesuai dengan kodenya dan mempunyai ukuran yang presisi. Apalagi
untuk yang bentuk bola dengan cincin yang sangat kecil maka besar per satuan luas
menjadi sangat penting. Dengan demikian bahan yang dipakai juga harus mempunyai
ketahanan dan kekerasan yang tinggi. Bahan yang biasa dipakai pada pembuatan
bearing adalah baja khrom karbon tinggi. Bearing ini dapat diklasifikasikan atas;
Bearing Radial, Bearing axial. Menurut jenis elemen gelindingnya dibedakan atas
bentuk bola dan rol.

a. Bearing axial : arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus sumbu poros.
b. Bearing Radial : arah beban yang ditumpu sejajar dengan sumbu poros.
c. Untuk Bearing khusus : dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.

Untuk itu dalam penggunaan juga harus diperhatikan bagaimana gaya atau beban
bekerja, baru menentukan jenis bearing yang digunakan. Untuk pelumasan pada
bearing ini juga sangat penting karena akan menentukan keawetan dari bearing. Karena
dengan ada pelumasan, maka akan memperkecil kerusakan akibat gesekan bola dan
cincin.

Jenis – jenis bearing

Page | 10
Page | 11
Tabel Bearing

Page | 12
Page | 13
Klasifikasi bearing serta karakteristiknya

2.5 Pelumasan ( Grease ) pada Bantalan Rol Silindris


Grease atau gemuk lumas adalah padatan atau semi padatan campuran
pelumas dengan bahan pengental y ang berfungsi mengurangi gesekan dan keausan
anatara dua bidang atau permukaan y ang saling bersinggungan atau bergesekan.
Grease juga berfungsi sebagai media pembawa panas keluar serta untuk mencegah
karat pada bagian mesin. Sifat-sifat grease yang baik adalah mengurangi gesekan,
mencegah korosi, sebagai penyekat dari 139 kotoran atau air, mencegah kebocoran,
konsistensi dan struktur tidak berubah, tidak mengeras pada suhu rendah, sifat
yang sesuai dengan penyekat elastomer dan mempuny ai toleransi pencemar pada
tingkat tertentu.

Page | 14
Grease berdasarkan tujuan pemakaiannya dibagi atas grease untuk industri
otomotif, sistem transportasi dan industri non otomotif seperti pangan dan pertanian.
Pemakaian grease untuk masing-masing tujuan ini dibedakan oleh sifat dan
karakteristik grease. Untuk tujuan industri pangan misalny a, karakteristik grease
yang digunakan lebih khusus dibanding dengan karakteristik grease y ang
digunakan pada industri otomotif. Industri pangan mempuny ai persy aratan
tambahan, tidak hanya aspek pelumasannya saja tetapi juga memperhatikan aspek
keamanan pangannya.

Standar Grease
Grease pada dasarny a merupakan pelumas yang dipadatkan dengan sabun
logam atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari grease ditentukan berdasarkan
beberapa uji mekanik, diantarany a adalah :
1. ASTM D 2266 untuk menentukan sifat anti aus
2. ASTM D 2596 untuk menentukan sifat tekanan ekstrim
3. ASTM D 2596 untuk menentukan kestabilan mekanik dari grease
Seperti halnya kekentalan pada pelumas, untuk grease dinyatakan dengan
kekerasan (consistenc y ). Pengelompokanny a ditentukan oleh National Lubricating
Grease Institute (NLGI) yang membagi kekerasan grease menjadi 9 tingkat
kekerasan, dari tingkat kekerasan000 sampai dengan 6, seperti ditunjukkan pada
tabel 9.1. Makin besar angka NLGI, makin keras greaseny a dan makin kecil nomor
NLGI-nya makin makin lunak greasenya.

Page | 15
Page | 16
Untuk penggunaan grease dari masing-masing spesifikasi karakteristik dan parameter
unjuk kerja untuk tingkat mutu NLGI GA, GB DAN GC dapat dilihat pada tabel berikut :

Page | 17
BAB III

DETAIL PERENCANAAN
3.1 Perencanaan Poros
Data awal perencanaan poros :
Putaran kopling :1200 𝑟𝑝𝑚
Daya : 1.5 𝑘𝑤
Putaran poros kopling : 1800 𝑟𝑝𝑚
Efek roda gaya terhadap poros : 4 kg-m2
Frekwensi penghubungan : 𝑁 = 11 ℎ𝑏 ⁄𝑚𝑖𝑛
Lama kerja : 11 jam
Waktu penghubungan : 4 detik
Diameter Poros Penggerak (mm) Ditinjau dari Momen Torsi

Bahan poros penggerak : baja khrom nikel SNC 21.


Daya rencana (Pd) :
𝑃𝑑 = 𝑃 . 𝑓𝑐
= 1,5 . 1,5 = 2,25 𝑘𝑊
Dimana : 𝑃 : daya (𝑘𝑊)
𝑓𝑐 : faktor koreksi daya (1.6 Sularso) = 1,5

Perbandingan Ttransmisi
a. Momen Torsi
Momen Torsi Poros Penggerak (𝑇)
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 . 105 . 𝑛1
2,25
𝑇 = 9,74 . 105 . 1800

𝑇 = 1217,5 kg. mm

b. Tegangan Geser yang Diijinkan pada Poros Penggerak (𝜏𝛼 )


𝜎𝐵
𝜏𝛼 =
𝑠𝑓1 × 𝑠𝑓2
80
𝜏𝛼 =
6×2
𝜏𝛼 = 6,67 𝑘𝑔⁄𝑚𝑚2

Page | 18
di mana: σB = kekuatan tarik (baja khrom nikel SNC 21) 80 kg/𝑚𝑚2

c. Diameter Poros Penggerak


1⁄
5,1 3
𝑑𝑠 ≥ [ . 𝐾𝑡 . 𝐶𝑏 . 𝑇]
𝜏𝑎
1⁄
5,1 3
𝑑𝑠 ≥ [ . 1,5 . 2 . 1217,5]
6,67
𝑑𝑠 ≥ 14,08 𝑚𝑚 (poros standar = 16 mm)

di mana :
Kt = faktor koreksi terhadap beban tumbukan besar (1,5 – 3).
direncanakan: Kt = 1,5.
Cb = faktor koreksi terhadap beban lentur (1,2 – 2,3),
direncanakan: Cb = 2.
d. Berat Poros
𝜋
𝑊𝑝𝑟 = × 𝑑𝑠 2 × 𝐿 × 𝛾
4
3,14
𝑊𝑝𝑟 = × 1,62 × 50 × 7,2 × 10−3
4
𝑊𝑝𝑟 = 0,72 𝑘𝑔

Dimana :
Wpr : berat poros tanpa beban (kg)
ds : diameter poros penggerak standar (mm)
L : panjang poros penggerak standar (mm) = 100
𝜸 : berat jenis poros (kg/m3 atau gram/cm3)
: Baja Khrom Nikel : 7,2 . 10-3 kg/cm3

Page | 19
e. Gaya yang Bekerja pada Poros
𝐹1 = 𝑊𝑘𝑜𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 + 𝑊𝑝𝑟

3,14
Wkopling = 𝑥𝐷𝑥𝐿𝑥7,2x10-3
4
3,14
= 4
𝑥12,5 𝑥 50 𝑥 7,2x10-3

= 0,33 kg

𝐹1 = 𝑊𝑘𝑜𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 + 𝑊𝑝𝑟
𝐹1 = 0,33 + 0,72

3.2 Perencanaan Kopling Plat Tunggal


a. Nomor Jenis Kopling Plat Tunggal
𝐺𝐷2 . 𝑛𝑟
𝑇𝑎 = + 𝑇12
375. 𝑡𝑒
Dimana :
nr = putaran relative (rpm) = putaran kopling plat kering 1200 rpm
te = direncanakan 4 detik
𝑇12 = momen beban setelah start (kg-m)
𝑃𝑑
𝑇12 = 9,74 × 105
𝑛2
2,25
𝑇12 = 9,74 × 105
1200
𝑇12 = 1826,25 kg-mm = 1,8 kg-m
4×1200
Maka 𝑇𝑎 = 375×0,4 + 1,8 = 33,8 kg-mm

b. Kerja Penghubungan yang Diizinkan


No. kopling 70 dan N = 6 hb/min, maka menurut Grafik 8 diperoleh kerja
penghubungan yang diizinkan (Ea) = 400 kg-m.

𝐸
c. Kerja Penghubungan 𝐸 < 1
𝑎

𝐺𝐷2 . 𝑛𝑟 2 𝑇𝑑𝑜
𝐸= .
7160 𝑇𝑑𝑜 − 𝑇12

Page | 20
d. Waktu Penghubung yang Sebenarnya
𝐺𝐷2 . 𝑛𝑟 2
𝑡𝑎𝑒 = (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
375 (𝑇𝑑𝑜 − 𝑇12 )
e. Volume Keausanyang Dizinkan dan Batasan Keausan Permukaan serta Laju
Keausan Permukaan Plat Gesek
Menurut Tabel 25 dengan nomor kopling 70, maka volume keausan yang
Diizinkan (𝐿)3 150 𝑐𝑚3 dan Batas keausan permukaan 3,5 mm serta laju
keausan permukaan plat gesek 𝑤 = 6 × 10−7 (𝑐𝑚3 ⁄kg − m)(tabel 26).

f. Umur Dalam Jumlah Penghubungan


g. Umur Plat Gesek dalam Hari
h. Umur Plat Gesek dalam Tahun
i.
3.3 Perencanaan Preassure Spring
a. Momen Puntir
b. Tegangan Geser
c. Tegangan Maksimum yang Terjadi
d. Konstanta Pegas
e. Tinggi Bebas
f. Lendutan Awal terpasang
g. Tinggi Mampat atau Panjang Padat Pegas
3.4 Perencanaan Bantalan rol Silindris
3.5 Pelumasan Grease

Page | 21
BAB IV

REKAPITULASI HASIL PERENCANAAN DETAIL ELEMEN MESIN

Page | 22
BAB V

PEMBAHASAN

Page | 23
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Page | 24
DAFTAR PUSTAKA

Page | 25

Anda mungkin juga menyukai