Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa (YME).
Dimana Tuhan YME telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat
melaksanakan Tugas Elemen Mesin II. Sehingga tersusunlah sebuah laporan resmi Tugas
Elemen Mesin II. Laporan ini telah saya susun dengan sistematis dan sebaik mungkin. Hal ini
bertujuan untuk memenuhi Tugas Elemen Mesin II. Dengan selesainya laporan resmi Tugas
Elemen Mesin II ini, maka saya tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
yang terlibat dalam penyusunan laporan.
1. Bapak DARTO, S.T ,.M.T. selaku ketua jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka
Malang
2. IKE WIDYASTUTI, S.T,.M.T.selaku sekertariat jurusan Teknik Mesin Universitas
Merdeka Malang
3. Bapak Dr. Ir. R. DJOKO ANDRIJONO, M.T. selaku dosen Tugas Elemen Mesin II
Jurusan Teknik Mesin Universitas Merdeka Malang
4. Orang tua saya yang telah mendoakan kelancaran kuliah.
Demikian laporan Tugas Elemen Mesin I yang telah saya buat, saya mohon kritik dan
sarannya apabila terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan Tugas
Elemen Mesin II ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Juga bermanfaat bagi saya selaku
penulis.
Penyusun,
M. Indra Zarkasih
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agar supaya kendaraan dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan adanya
perancangan untuk beberapa atau keseluruhan komponen kendaraan tersebut. Dari
salah satu komponen yang penting tersebut adalah perencanaan kopling, salah satu
contohnya yaitu kopling mekanis tipe kopling plat majemuk. Perencanaan dipilih
sebagai tugas mata kuliah Tugas Elemen Mesin II, yang merupakan syarat mutlak bagi
kelulusan pada mata kuliah ini.
Dalam merencanakan kopling, faktor keamanan harus diperhitungkan dan
menjadi bahan yang diutamakan karena apabila faktor diabaikan maka kerugian
material dan korban jiwa sangat banyak. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang
mahasiswa Teknik Mesin untuk mengetahui proses perencanaan mesin dan bagaimana
merencanakan kopling dan bagian-bagiannya yang aman. Melalui tugas ini diharapkan
kami dapat merencanakan kopling yang aman.
Page | 1
3. Perencanaan pressure spring
4. Perencanaan bantalan rol silindris
5. Perencanaan pelumasan grease bantalan rol silindris
Page | 2
BAB II
LAYOUT
2
3
Page | 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Poros Transmisi
a) Poros Lurus
Page | 4
Misalnya poros baling-baling kapal, poros generator listrik dan lain-
lain.
b) Poros Engkol
Misalnya, poros motor-motor torak (motor bakar), poros kompressor
torak dan lain-lain.
c) Poros dengan bentuk khusus
Misalnya poros nok, poros-poros pengatur otomatis pada mesin-mesin
otomatis dan lain-lain.
Setelah kita mengetahui jenis-jenis serta penggunaan poros, sekarang
kita harus mengetahui bagaimana cara merancang poros yang baik dan
benar. Tetapi sebelum itu kita bahas dulu hal-hal penting yang harus
diperhatikan jika kita hendak merancang poros. Berikut 5 hal yang harus
diperhatikan dalam merancang poros pada elemen mesin.
Page | 5
Dari sisi teknis pemilihan bahan untuk pembuatan poros harus
memerhatikan ketersediaan bahan, biaya produksinya, serta
manufactureability atau kemampuan proses manufakturnya. Poros yang
berasal dari bahan yang langka di daerah kita serta membutuhkan
pekerjaan yang khusus akan menaikan harga produksi oleh karena itu
perhatikan ketersediaan bahan poros di daerah kalian serta perhatikan
kemampuan dalam pembuataannya baik dari mesin-mesinya maupun
tenaga ahlinya.
5) Faktor Korosi
Penggunaan dan penempatan poros akan menentukan nilai korosi pada
poros. Oleh karena itu perhatikan penempatan poros agar faktor korosi
dapat dikurangi. Misal poros digunakan pada mesin pompa air laut maka
poros tersebut harus lebih tahan korosi jika dibandingkan dengan poros
pada pompa air tawar.
Page | 7
Kopling tidak bekerja dalam hal ini tidak ada pemindahan daya dan
putaran dari poros penggerak yang digerakkan dan tidak terjadi gesekan antara
bidang-bidang gesek.Adapun pemutusan hubungan dalam hal ini daya dan
putaran dari poros penggerak keporos yang digerakkan dapat diuraikan sebagai
berikut :
Tekanan yang dilakukan pada pedal akan diteruskan pada tuas penekan
sebelah bawah melalui bearing dan akibat tekanan ini tuas akan menarik plat
penekan sehingga plat gesek terpisah pada fly wheel maka poros yang akan
digerakkan akan diam walaupun poros penggerak tetap berputar.
Pegas penekan (pegas diafraghma)dalam keadaan tertekan akibat proses
diatas, maka tidak akan terjadi pemindahan daya maupun putaran dari poros
penggerak ke poros yang digerakkan, maka kopling ini dikatakan dalam
keadaan tidak bekerja.
Page | 8
Gambar 2.9 Pressure Spring
𝜏𝑚𝑎𝑘𝑠 =
Mungkin istilah bearing sudah tidak asing lagi di telinga kita karena pada setiap
kendaraan atau mesin yang terdapat poros yang berputar di dalamnya, pasti dilengkapi
dengan bearing. Namun tahukah anda apa fungsi bearing yang terdapat pada kendaraan
atau mesin tersebut? Dan apa sajakah macam-macam dari bearing ?
Bearing atau juga dikenal dengan istilah bantalan atau laher merupakan bagian atau
komponen yang memiliki fungsi untuk menahan atau mundukung suatu poros untuk tetap
pada dudukannya. Selain itu, bearing juga berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi
antara poros yang berputar dengan tumpuannya (bagian komponen yang diam yang
menopang poros).
Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran
Page | 9
atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan berumur
panjang. Bearing ini harus cukup kokoh untuk menahan beban dari poros yang
terhubung dengan komponen mesin lainya sehingga dapat berputar, bekerja sesuai
dengan fungsinya. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik, maka prestasi seluruh
sistem akan menurun bahkan bisa terhenti. Bantalan dalam permesinan dapat
disamakan perannya dengan pondasi pada gedung. Untuk bearing dengan jenis bola
mempunyai kemampuan untuk putaran tinggi dan gesekan yang kecil. Bearing ini bisa
mudah didapat dan mudah pula dalam pemasangannya. Bearing mempunyai bentuk dan
ukuran tertentu sesuai dengan kodenya dan mempunyai ukuran yang presisi. Apalagi
untuk yang bentuk bola dengan cincin yang sangat kecil maka besar per satuan luas
menjadi sangat penting. Dengan demikian bahan yang dipakai juga harus mempunyai
ketahanan dan kekerasan yang tinggi. Bahan yang biasa dipakai pada pembuatan
bearing adalah baja khrom karbon tinggi. Bearing ini dapat diklasifikasikan atas;
Bearing Radial, Bearing axial. Menurut jenis elemen gelindingnya dibedakan atas
bentuk bola dan rol.
a. Bearing axial : arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus sumbu poros.
b. Bearing Radial : arah beban yang ditumpu sejajar dengan sumbu poros.
c. Untuk Bearing khusus : dapat menumpu beban yang arahnya sejajar dan tegak
lurus sumbu poros.
Untuk itu dalam penggunaan juga harus diperhatikan bagaimana gaya atau beban
bekerja, baru menentukan jenis bearing yang digunakan. Untuk pelumasan pada
bearing ini juga sangat penting karena akan menentukan keawetan dari bearing. Karena
dengan ada pelumasan, maka akan memperkecil kerusakan akibat gesekan bola dan
cincin.
Page | 10
Page | 11
Tabel Bearing
Page | 12
Page | 13
Klasifikasi bearing serta karakteristiknya
Page | 14
Grease berdasarkan tujuan pemakaiannya dibagi atas grease untuk industri
otomotif, sistem transportasi dan industri non otomotif seperti pangan dan pertanian.
Pemakaian grease untuk masing-masing tujuan ini dibedakan oleh sifat dan
karakteristik grease. Untuk tujuan industri pangan misalny a, karakteristik grease
yang digunakan lebih khusus dibanding dengan karakteristik grease y ang
digunakan pada industri otomotif. Industri pangan mempuny ai persy aratan
tambahan, tidak hanya aspek pelumasannya saja tetapi juga memperhatikan aspek
keamanan pangannya.
Standar Grease
Grease pada dasarny a merupakan pelumas yang dipadatkan dengan sabun
logam atau non sabun logam. Ketentuan mutu dari grease ditentukan berdasarkan
beberapa uji mekanik, diantarany a adalah :
1. ASTM D 2266 untuk menentukan sifat anti aus
2. ASTM D 2596 untuk menentukan sifat tekanan ekstrim
3. ASTM D 2596 untuk menentukan kestabilan mekanik dari grease
Seperti halnya kekentalan pada pelumas, untuk grease dinyatakan dengan
kekerasan (consistenc y ). Pengelompokanny a ditentukan oleh National Lubricating
Grease Institute (NLGI) yang membagi kekerasan grease menjadi 9 tingkat
kekerasan, dari tingkat kekerasan000 sampai dengan 6, seperti ditunjukkan pada
tabel 9.1. Makin besar angka NLGI, makin keras greaseny a dan makin kecil nomor
NLGI-nya makin makin lunak greasenya.
Page | 15
Page | 16
Untuk penggunaan grease dari masing-masing spesifikasi karakteristik dan parameter
unjuk kerja untuk tingkat mutu NLGI GA, GB DAN GC dapat dilihat pada tabel berikut :
Page | 17
BAB III
DETAIL PERENCANAAN
3.1 Perencanaan Poros
Data awal perencanaan poros :
Putaran kopling :1200 𝑟𝑝𝑚
Daya : 1.5 𝑘𝑤
Putaran poros kopling : 1800 𝑟𝑝𝑚
Efek roda gaya terhadap poros : 4 kg-m2
Frekwensi penghubungan : 𝑁 = 11 ℎ𝑏 ⁄𝑚𝑖𝑛
Lama kerja : 11 jam
Waktu penghubungan : 4 detik
Diameter Poros Penggerak (mm) Ditinjau dari Momen Torsi
Perbandingan Ttransmisi
a. Momen Torsi
Momen Torsi Poros Penggerak (𝑇)
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 . 105 . 𝑛1
2,25
𝑇 = 9,74 . 105 . 1800
𝑇 = 1217,5 kg. mm
Page | 18
di mana: σB = kekuatan tarik (baja khrom nikel SNC 21) 80 kg/𝑚𝑚2
di mana :
Kt = faktor koreksi terhadap beban tumbukan besar (1,5 – 3).
direncanakan: Kt = 1,5.
Cb = faktor koreksi terhadap beban lentur (1,2 – 2,3),
direncanakan: Cb = 2.
d. Berat Poros
𝜋
𝑊𝑝𝑟 = × 𝑑𝑠 2 × 𝐿 × 𝛾
4
3,14
𝑊𝑝𝑟 = × 1,62 × 50 × 7,2 × 10−3
4
𝑊𝑝𝑟 = 0,72 𝑘𝑔
Dimana :
Wpr : berat poros tanpa beban (kg)
ds : diameter poros penggerak standar (mm)
L : panjang poros penggerak standar (mm) = 100
𝜸 : berat jenis poros (kg/m3 atau gram/cm3)
: Baja Khrom Nikel : 7,2 . 10-3 kg/cm3
Page | 19
e. Gaya yang Bekerja pada Poros
𝐹1 = 𝑊𝑘𝑜𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 + 𝑊𝑝𝑟
3,14
Wkopling = 𝑥𝐷𝑥𝐿𝑥7,2x10-3
4
3,14
= 4
𝑥12,5 𝑥 50 𝑥 7,2x10-3
= 0,33 kg
𝐹1 = 𝑊𝑘𝑜𝑝𝑙𝑖𝑛𝑔 + 𝑊𝑝𝑟
𝐹1 = 0,33 + 0,72
𝐸
c. Kerja Penghubungan 𝐸 < 1
𝑎
𝐺𝐷2 . 𝑛𝑟 2 𝑇𝑑𝑜
𝐸= .
7160 𝑇𝑑𝑜 − 𝑇12
Page | 20
d. Waktu Penghubung yang Sebenarnya
𝐺𝐷2 . 𝑛𝑟 2
𝑡𝑎𝑒 = (𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘)
375 (𝑇𝑑𝑜 − 𝑇12 )
e. Volume Keausanyang Dizinkan dan Batasan Keausan Permukaan serta Laju
Keausan Permukaan Plat Gesek
Menurut Tabel 25 dengan nomor kopling 70, maka volume keausan yang
Diizinkan (𝐿)3 150 𝑐𝑚3 dan Batas keausan permukaan 3,5 mm serta laju
keausan permukaan plat gesek 𝑤 = 6 × 10−7 (𝑐𝑚3 ⁄kg − m)(tabel 26).
Page | 21
BAB IV
Page | 22
BAB V
PEMBAHASAN
Page | 23
BAB VI
Page | 24
DAFTAR PUSTAKA
Page | 25