PENDAHULUAN
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : - Latar Belakang
- Perumusan masalah
- Batasan Perumusan Masalah
- Tujuan Dan Manfaat
- Sistematika Penulisan
Syarat-syarat kopling :
1. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh
(100%) tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan
relatif cepat.
2.2 POROS
poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros ( Shaft ) mengikuti putaran untuk memudahkan daya dari mesin ke
mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapatkan beban puntiran dan lentur.
Salah satu dari macam macam poros yang digunakan adalah :
Poros Tranmisi (Line Shaft)
Poros ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya yang ditranmisikan kepada
poros ini melalui kopling roda gigi, puli, sabuk, rantai dan lain-lain
N
Mt 71.620 ( Kg.cm) ........(Persamaan 2.1)
n
Mt 5,1Mt
t 3
Wt ds ............(Persamaan 2.2)
Syarat perencanaan
t | t |
...........(Persamaan 2.3)
5,1Mt
| t |
d s3
Dari persamaan diperoleh rumus adalah :
ds
5,1Mt 1 / 3
t ..........(Persamaan 2.4)
Dimana
ds = diameter poros (mm)
| t | = tegangan puntir yang diijinkan dari bahan (kg/cm2)
Mt = Momen Torsi (kg.cm)
2.4 PASAK
( Zainun Achmad, Elemen Mesin 1, Refika Aditama, Cetakan kedua, Bandung,
2006, Hal 119-136)
Pasak adalah elemen dari mesin yang digunakan untuk menyambung dan
menjaga hubungan putaran relative antara poros dari mesin dengan elemen seperti
roda gigi, puli, spoket, roda gila dan lain-lain, yang disambungkan dengan poros
elemen tersebut. Pasak selalau dipasang paralel dengan pas atau poros yang
digerakkan.
2.6.1 Macam-macam Pasak
Pasak yang digunakan untuk menyambung diklasifikasikan menurut arah
gayanya adalah :
1. pasak memanjang
pasak memanjang biasanya disebut dengan spie, dimana spie menerima gaya
sepanjang pasak atau gaya-gaya yang terbagi merata sepanjang pasak. Dalam
perencanaan, gaya-gaya yang bekerja sepanjang pasa mungkin tidak terjadi,
karena kekakuan puntir dari poros akan lebih kecil dari pasak naf, yang
menyebabkan gaya kecil pada ujung yang lain. Pasak memanjang dibedakan
antara lain pasak baja, pasak kepala, pasak benam dan kapak tembereng.
2. pasak melintang
pasak melintang biasanya disebut dengan pena, dan pena tersebut menerima
gaya melintang penampang pena. Kalau ditinjau dari gaya yang diterima oleh pen
dapat dibedakan atas gaya tarik, gaya gesek, gaya tekan dan kadang-kadang ada
juga gaya bending. Pena dibedakan menjadi dua jenis yaitu berbentuk pipih dan
silindris.
2 Mt y ....(persamaan 2.7)
.0,577
W .l.ds N
c= | c |
4Mt y
...(persamaan 2.9)
W .l.ds N
H
Gambar 2.2 dimensi pasak
Dimana : H = ketinggian pasak (cm)
PAKU KELING
( Zainun Achmad, Elemen Mesin 1, Refika Aditama, Cetakan kedua, Bandung,
2006, Hal 41-48) hal.10-12
2.5.1Macam Penggunaan Paku Keling
Sambungan paku keling dapat digunakan untuk beberapa macam
keperluan yaitu :
1. sambungan kekuatan dalam kontruksi baja dan kontruksi logam ringan,
kontruksi bertingkat, jembatan dan pesawat pengangkat.
2. sambungan kekuatan kedap dalam kontruksi ketel, yaitu ketel tangki dan
pipa tekanan tinggi.
3. sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap, pipa penurunan dan pipa
aliran yang tidak bertekanan.
4. sambungan paku untuk pekat yaitu kontruksi kendaran dan pesawat udara.
Tabel 2.1
Gambar 2.2
Dimana : F = gaya yang bekerja pada plat (kgf)
Fo = gaya yang bekerja pada paku keling (kgf)
d = diameter (mm)
| s |= tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2)
(b) Kegagalan akibat tegangan tarik dari gaya pada plat sepanjang paku keling
t t
Gambar 2.3
Dimana : w = jarak antar paku keling (mm)
t = tinggi paku keling yang tergeser (mm)
gambar 2.4
(d) Tegangan geser pada dua bidang geser pada plat
s s
Fo
s ........... (persamaan 2.12)
2t.( S d / 2)
Gambar 2.5
Dimana : S = panjang bidang geser (mm)
Perhitungan
Perencanaan pegas
Mtd = Mt.v
| t |= 55 Kg / mm2
t | t |
ds
(5,1.M
3
(5,1.1257
3
5
3 4 99
29,35 mm
Diameter yang direncanakan dsh = 30 mm
s |s|
2 Mt
|s|
W .l.dsh
2 Mt
| s|
W .l .dsh
25155
8.20.30
| s| 31,4 (kg/mm2)
c | c |
4 Mt
|c |
H .l.dsh
4 Mt
| c|
H .l.dsh
50310
| c|
7.20.80
| c| 41,4 (kg/mm2)
4.4 Perencanaan Paku Keling
Akan direncanakan untuk dimensi paku keling
d (diameter paku keling) = 10 mm
w (jarak antar paku keling) = 20 mm
S (jarak bidang geser) = 10 mm
i (jumlah paku keling) = 10 buah
t (tebal plat) = 5 mm
D (diameter kepala paku keling) = 1,75.d
= 17,5 mm
h (tinggi kepala paku keling) = 0,65.d
= 6,5 mm
| s |
4.314,4
| s |
3,14.100
d
| s |
b.
Kegagalan akibat tarik pada pelat sepanjang paku keling
t | t |
| t |
| t |
| t |
| t |
| c |
| c |
| s |
| s |
S
P
K 393,03
8
GD 4
393,03 L
64.Na.R 3
Na 5,43
Na 6
Nt = Na + 2
= 6 +2
= 8 lilitan
P
64 . Na . P . R 2 64 . 16 . 3144 , 3 . 7 2
G .D 4 8000 . 14 4
5.1 KESIMPULAN
1. http://wandasaputra93.wordpress.com
2. Zainun Achmad, Elemen Mesin I, Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya, 2002.