Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam rangka membekali para sarjana dalam bidang perencanaan
permesinan serta merupakan syarat untuk menempuh jenjang Pendidikan S1
di Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, maka Mahasiswa diwajibkan untuk mengambil Tugas Perencanaan
Mesin.
Dalam Tugas Perencanaan Mesin ini Mahasiswa diwajibkan untuk
membuat laporan tentang perencanaan elemen-elemen mesin pada kopling,
sehingga nantinya para Sarjana tidak hanya pandai dalam kuliah dan dapat
menerapkan ilmu yang telah didapatnya dibangku kuliah.
Data yang diperoleh adalah sebagai berikut :
Spesifikasi / Specification Mesin :
Merk : MITSUBISHI STRADA TRITON
Isi Silinder / Displacement : 989 cc
Model / Type : Mi
Tipe Mesin / Engine Type : Commonrail
Daya Maxsimum : 63 ps / 5300 rpm
Torsi Maxsimum : 9,2 kgm / 3600 rpm
Transmisi / Transmission : Manual 5 Tingkat Kecepatan /
5 Speed Manual

1.2 Perumusan Masalah


Yang menjadi permasalahan dalam perencanaan ulang kopling pada
mobil MITSUBISHI STRADA TRITON, berapakah ukuran-ukuran atau
dimensi dan bahan yang dipakai dari komponen utama kopling pada Mobil
MITSUBISHI STRADA TRITON dan bahan apa yang digunakan?
Dalam hal ini yang dimaksud dengan komponen utama kopling adalah
poros, pasak, paku keling, pegas dan bidang gesek.
1.3 Batasan Masalah
Yang dimaksud dengan komponen utama kopling adalah elemen-
elemen yang bekerja pada kopling tersebut yaitu poros, paku keling, pegas,
pasak bintang, dan bidang gesek, sehingga penulis hanya menghitung dan
merencanakan komponen tersebut dan tidak membahas yang lain.

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah ingin membandingkan kopling
yang akan direncanakan dengan kopling yang sudah ada.
1.4.2 Manfaat
Dengan merencanakan kopling gesek ini, manfaat yang dapat
diperoleh, diantaranya adalah dapat diketahui kopling mana yang lebih
baik, sehingga bisa diaplikasikan penggunaanya untuk yang terbaik.

1.5 Sistematika Penulisan


Agar dalam penulisan laporan ini lebih mudah untuk dipahami oleh
pembaca, maka penulis menyusun laporan dalam bentuk seperti dibawah ini:

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Berisi : - Latar Belakang
- Perumusan masalah
- Batasan Perumusan Masalah
- Tujuan Dan Manfaat
- Sistematika Penulisan

BAB II DASAR TEORI


Berisi : - Kopling
- Kopling Plat
- Poros
- Pasak
- Paku Keling
- Pegas
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV PERENCANAAN DAN ANALISA
Berisi : - Perencanaan Poros
- Perencanaan Pasak
- Perencanaan Paku Keling
- Perencanaan Pegas
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi : - Kesimpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI

2.1 KOPLING ( Pemindah Putaran )


Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua
poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah
daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.

Syarat-syarat kopling :
1. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi
dengan lembut.
2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh
(100%) tanpa slip.
3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan
relatif cepat.

2.2 Komponen-komponen kopling:


1. Tutup kopling (cluth cover).
2. Pelat kopling.
3. Disc clutch
4. Presure plate
5. Strap
6. Retraxing spring
7. Diafragma spring

2.3 Jenis-Jenis Kopling


Secara umum kopling terbagi atas:
1. Kopling dengan menggunakan gigi : Kopling jenis ini banyak digunakan
untuk hubungan gigi transmisi jenis sycronmesh.
2. kopling gesek
Kopling gesek (friction clutch) adalah proses pemindahan tenaga melalui
gesekan antara bagian penggerak dengan yang di gerakkan. Konsep
kopling jenis ini banyak di gunakan pada sistem pemindah tenaga
kendaraan.

Jenis Kopling Gesek


a. Kopling piringan (disc clutch) adalah unit kopling dengan bidang gesek
berbentuk piringan atau disc.
b. Kopling konis (cone clutch) adalah unit kopling dengan bidang gesek
berbentuk konis.

2.2 POROS
poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran utama
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
Poros ( Shaft ) mengikuti putaran untuk memudahkan daya dari mesin ke
mekanisme yang digerakkan. Poros ini mendapatkan beban puntiran dan lentur.
Salah satu dari macam macam poros yang digunakan adalah :
Poros Tranmisi (Line Shaft)
Poros ini mendapat beban puntir dan lentur. Daya yang ditranmisikan kepada
poros ini melalui kopling roda gigi, puli, sabuk, rantai dan lain-lain

2.3.2 Perencanaan Poros


Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam merencanakan sebuah poros
adalah:
1. Kekuatan Poros
Suatu poros tranmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur
atau gabungan antara puntir dan lentur. Juga ada poros yang
mendapat beban tarik atau akan seperti poros baling-baling kapal
atau turbin.
2. Kekakuan Poros
Bila putaran suatu system dinaikkan maka pada suatu harga
putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya.
Putaran ini disebut putaran kritis, hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor torak, motor listrik, dan lain-lain. Jika mungkin poros harus
direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah
dari putaran kritisnya.

2.3.3 Bahan Poros


Bahan yang digunakan untuk perencanaan poros adalah baja paduan yang
memiliki bulatan yang tinggi dan baja paduan seperti nikel, nikel chromium.
Pengerjaan pembuatan poros dilakukan dengan mengerjaan panas dan
untuk ukuran finishing dengan cold drawing atau bubut dan bor poros dengan
pengerjaan dingin lebih kuat dari pengerjaan panas.

2.3.4 Poros Dengan Beban Puntir


Sebuah poros yang mendapat pembebanan utama berupa momen puntir,
seperti pada poros motor dengan kopling.
Momen puntir harus dihitung dari daya (Hp) yang ditranmisikan dengan
putaran n (rpm) poros adalah:

N
Mt 71.620 ( Kg.cm) ........(Persamaan 2.1)
n

Dimana : N = daya yang ditranmisikan (Hp)


Mt = momen torsi (Kg cm)
n = putaran poros (rpm)
V = kecepatan (rpm)
Momen puntir yang direncanakan
Mtd = Mt.v
Dimana :
Mtd = Momen puntir yang direncanakan (kg.cm)
V = factor kelebihan beban = 1 6
Bila momen torsi Mt (kg cm) dibedakan pada suatu diameter poros d s (cm),
maka tegangan puntir t (kg/cm)2 yang terjadi adalah :

Mt 5,1Mt
t 3
Wt ds ............(Persamaan 2.2)
Syarat perencanaan
t | t |
...........(Persamaan 2.3)
5,1Mt
| t |
d s3
Dari persamaan diperoleh rumus adalah :

ds
5,1Mt 1 / 3
t ..........(Persamaan 2.4)
Dimana
ds = diameter poros (mm)
| t | = tegangan puntir yang diijinkan dari bahan (kg/cm2)
Mt = Momen Torsi (kg.cm)

2.4 PASAK
( Zainun Achmad, Elemen Mesin 1, Refika Aditama, Cetakan kedua, Bandung,
2006, Hal 119-136)
Pasak adalah elemen dari mesin yang digunakan untuk menyambung dan
menjaga hubungan putaran relative antara poros dari mesin dengan elemen seperti
roda gigi, puli, spoket, roda gila dan lain-lain, yang disambungkan dengan poros
elemen tersebut. Pasak selalau dipasang paralel dengan pas atau poros yang
digerakkan.
2.6.1 Macam-macam Pasak
Pasak yang digunakan untuk menyambung diklasifikasikan menurut arah
gayanya adalah :
1. pasak memanjang
pasak memanjang biasanya disebut dengan spie, dimana spie menerima gaya
sepanjang pasak atau gaya-gaya yang terbagi merata sepanjang pasak. Dalam
perencanaan, gaya-gaya yang bekerja sepanjang pasa mungkin tidak terjadi,
karena kekakuan puntir dari poros akan lebih kecil dari pasak naf, yang
menyebabkan gaya kecil pada ujung yang lain. Pasak memanjang dibedakan
antara lain pasak baja, pasak kepala, pasak benam dan kapak tembereng.
2. pasak melintang
pasak melintang biasanya disebut dengan pena, dan pena tersebut menerima
gaya melintang penampang pena. Kalau ditinjau dari gaya yang diterima oleh pen
dapat dibedakan atas gaya tarik, gaya gesek, gaya tekan dan kadang-kadang ada
juga gaya bending. Pena dibedakan menjadi dua jenis yaitu berbentuk pipih dan
silindris.

2.6.2. Pasak Datar Segi Empat/Benam

Pemasangan pasak yang tepat toleransinya seperti yang ditunjukan pada


gambar (a) akan membuat distribusi tegangan yang merata diseluruh panjangnya
pasak. Bila toleransi tidak diperhatikan maka pemasangan pasak menunjukan
posisi pasak yang tidak benar, sehingga menyebabkan ditribusi tegangan yang
tidak merata sepanjang pasak seperti yang ditunjukan pada gambar (B)

Gambar 2.1 pasak benam


Sesuai dengan gambar diatas gaya F pada permukaan poros yang akan
bekerja pada pasak.
2 Mt
F= (Kgf) ......(persamaan 2.5)
ds
Gaya F ini akan menimbulkan tegangan antara lain
a. tegangan Geser | |
F 2Mt ....(persamaan 2.6)
| s |
A W .l.ds

Dengan teori distorsi maksimum, maka :


s s

2 Mt y ....(persamaan 2.7)
.0,577
W .l.ds N

Dimana Mt : momen torsi (kg.cm)


A : luas bidang geser (cm2)
W : lebar pasak (cm)
l : Panjang pasak (cm)
ds : diameter poros (cm)
N : daya (HP)

b. Tegangan tekan (c)


F 2 Mt 4Mt
(c)= A H / 2.l.ds H .l.ds ....(persamaan 2.8)

Dengan teori energi distorsi maksimum,maka:

c= | c |
4Mt y
...(persamaan 2.9)
W .l.ds N

H
Gambar 2.2 dimensi pasak
Dimana : H = ketinggian pasak (cm)
PAKU KELING
( Zainun Achmad, Elemen Mesin 1, Refika Aditama, Cetakan kedua, Bandung,
2006, Hal 41-48) hal.10-12
2.5.1Macam Penggunaan Paku Keling
Sambungan paku keling dapat digunakan untuk beberapa macam
keperluan yaitu :
1. sambungan kekuatan dalam kontruksi baja dan kontruksi logam ringan,
kontruksi bertingkat, jembatan dan pesawat pengangkat.
2. sambungan kekuatan kedap dalam kontruksi ketel, yaitu ketel tangki dan
pipa tekanan tinggi.
3. sambungan kedap untuk tangki, cerobong asap, pipa penurunan dan pipa
aliran yang tidak bertekanan.
4. sambungan paku untuk pekat yaitu kontruksi kendaran dan pesawat udara.

2.5.2Macam-macam Paku Keling

Paku keeling dibedakan sesuai dengan bentuknya, terdiri dari bebrapa


macam bentuk, antara lain seperti yang dijtunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1

2.5.3Analisa Kekuatan Sambungan Paku Keling


Paku keling dan plat akan mengalami tegangan yang bisa mengalami kerusakan.

(a) Kegagalan akibat geser pada paku keling


s s
4 Fo ..........(Persamaan 2.10)
s .
d 2
t
F
d

Gambar 2.2
Dimana : F = gaya yang bekerja pada plat (kgf)
Fo = gaya yang bekerja pada paku keling (kgf)
d = diameter (mm)
| s |= tegangan geser yang diijinkan (kg/mm2)

(b) Kegagalan akibat tegangan tarik dari gaya pada plat sepanjang paku keling
t t

Fo ........ (persamaan 2.11)


t
t (w d )

Gambar 2.3
Dimana : w = jarak antar paku keling (mm)
t = tinggi paku keling yang tergeser (mm)

(c) Tegangan tekan akibat paku keling atau plat


c c
.........(persamaan 2.12)
Fo
c
d
F

gambar 2.4
(d) Tegangan geser pada dua bidang geser pada plat

s s

Fo
s ........... (persamaan 2.12)
2t.( S d / 2)

Gambar 2.5
Dimana : S = panjang bidang geser (mm)

Untuk menjaga agar perencanaan tersebut aman atau memenuhi


persyaratan perencanaan maka diambil,
D = 1,75 d
h = 0,65 d
dimana : D = diameter kepala paku keling (cm)
h = tinggi paku keling (cm)
d = diameter paku keling (cm)
2.5 PEGAS
( Zainun Achmad, Elemen Mesin 1, Refika Aditama, Cetakan kedua, Bandung,
2006, Hal 154-164) hal 12-15

Pegas banyak dipakai untuk berbagai kontruksi mesin, yang harus


memberikan gaya dan menyimpan energi agar bisa mengurangi getaran.
Pegas merupakan elemen statis, dimana pegas tersebut dapat terdeformasi
pada waktu pembebanan dengan menyimpan energi, bila beban dilepaskan
pegas akan seperti sebelum dibebani.
Pegas dapat berfungsi sebagai pelunak tumbukan atau kejutan
seperti pada pegas kendaraan, sebagai penyimpan energi pada jam, untuk
pengukur pada timbangan, sebagai pemegang atau penjepit, sebagai
pembagi rata tekanan dll.
Pegas dapat digolongkan atas dasar jenis beban yang dapat
diterimanya seperti berikut:
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas tarik
c. Pegas punter

2.6.1 Fungsi Pegas


a) Melunakkan Kejutan
Pegas yang berfungsi untuk melunakkan kejutan antara lain sebagai
pegas roda, gandar dan pegas kejut pada kendaraan bermotor.
b) Pendistribusian Gaya
Pegas yang berfungsi untuk mendistribusikan gaya, antara lain
pada pembebanan roda pada kendaraan dan landasan mesin dan
sebagainya.
c) Elemen ayun
Pegas yang berfungsi untuk elemen ayun yaitu sebagai pagas
pemberat dan penyekatan serta sebagai pembalik untuk menghentikan
ayunan.
2.5.2 Pegas Ulir Dengan Beban Statis

Gambar2.8 pegas ulir rata


Defleksi yang terjadi ( ) atau lendutan
L.P.R 2 ......(persamaan 2.15)

G.J

Dimana : L = panjang efektif kawat pegas (mm)


R = jari-jari gulungan pegas (mm)
P = beban operasional (kg)
G = modulus geser batang (mm)
.d 4
J=
32

Tabel 2.2 harga modulus geser G


Jika jumlah gulungan aktif adalah Na, maka :
L=2 R Na
64.Na.PR
= ......(persamaan 2.15)
G.d 4
Konstanta pegas (k)
P G.d 4
K = = .......(persamaan 2.16)
8 64.Na..R 3
Bila Ujung Pegas Dibuat Rata
Na = Nt + 2
Dimana : Na ; jumlah lilitan aktif
Nt ; jumlah lilitan total

2.6.2. Tegangan Geser Pegas


Mt.r F
max =
J A
dimana Mt : momen torsi (kg.mm)
r :jari-jari pegas kecil (cm)
F : gaya yang bekerja (kgf)
A : luas penampang pegas (cm2)
BAB III
METODE PERHITUNGAN
3.1 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dengan konsep-konsep yang
baik,terencana dan sistematis seperti di bawah ini
Mencari data tentang kendaraan
N = 63 PS yang akan direncanakan ulang
n = 5600 rpm

Study literatur tentang dasar


teori perencanaan kopling

Bahan khrom nikel


(JIS G 4102) SNC 2 Perhitungan
2
|s|=55kg/mm Perencanaan poros

Aman Tidak aman


h = 7 mm
l = 20 mm Perhitungan
w = 8 mm Perencanaan pasak

Aman Tidak aman


d = 10 mm
w = 20 mm
Perhitungan Perencanaan S = 10 mm
paku keling I = 10 buah
t = 5 mm

Aman Tidak aman

Perhitungan
Perencanaan pegas

Semua Dimensi bahan


dinyatakan aman
Perencanaan Selesai
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
4.1 Data Perencanaan
Spesifikasi / Specification Mesin :
Merk : Daihatsu XENIA
Isi Silinder / Displacement : 989 cc
Model / Type : Mi
Tipe Mesin / Engine Type : EJ-VE DOHC VVT-i
Daya Maxsimum : 63/5300 ps/rpm
Torsi Maxsimum : 9,2/3600 kgm/rpm
Transmisi / Transmission : Manual 5 Tingkat Kecepatan /
5 Speed Manual

4.2 Perencanaan Poros


Dari data didapatkan :
0,9849
N = 63 Ps x = 62,05 Hp (1PS = 0,9849 HP)
Ps
n = 5.300 rpm
N
Mt = 71620 (kg.cm)
n
10
= 838,5 x
mm
= 8385 kg.mm
Untuk perencanaan dihitung pula momen torsi desain, agar perencanaan aman
maka Mt dikalikan dengan overload faktor sehingga diperoleh :

Mtd = Mt.v

Momen puntir yang direncanakan (Mtd)


Mtd = (kg.mm)
dimana : V = factor kelebihan beban
=16
= 1,5 (direncanakan)
Mtd = V.Mt
Mtd = 1,5 x 8385
= 12577,5 kg.mm
Akan direncanakan poros dari bahan baja khrom nikel (JIS G 4102) dengan
lambang SNC 2

| t |= 55 Kg / mm2

Tabel 4.1 baja paduan untuk poros


N = faktor beban dinamis ( 2,1- 4 ) dipilih 3
Kt = faktor konsentrasi tegangan ( 1,0 2,6 ) dipilih 1,8

t | t |

ds

(5,1.M
3

(5,1.1257
3
5


3 4 99

29,35 mm
Diameter yang direncanakan dsh = 30 mm

4.3 Perencanaan Pasak datar segi empat/ benam


Dari data perencanaa poros didapatkan
Momen Torsi yang direncanakan (Mtd) = 12577,5 kg.mm
Akan direncanakan pasak bintang lurus dengan
h = 7 mm (kedalaman pasak)
l = 20mm (panjang pasak)
w = 8 mm (lebar pasak)
dsh = 30 mm
Gaya yang bekerja pada pasak
2 Mt
F=
dsh
2.12577,5
=
30
H
= 3144,3 kgf

Tegangan geser pada pasak benam

s |s|
2 Mt
|s|
W .l.dsh

2 Mt

| s|
W .l .dsh

25155
8.20.30


| s| 31,4 (kg/mm2)

Tegangan tekan (c)

c | c |

4 Mt
|c |
H .l.dsh

4 Mt

| c|
H .l.dsh

50310

| c|
7.20.80


| c| 41,4 (kg/mm2)
4.4 Perencanaan Paku Keling
Akan direncanakan untuk dimensi paku keling
d (diameter paku keling) = 10 mm
w (jarak antar paku keling) = 20 mm
S (jarak bidang geser) = 10 mm
i (jumlah paku keling) = 10 buah
t (tebal plat) = 5 mm
D (diameter kepala paku keling) = 1,75.d
= 17,5 mm
h (tinggi kepala paku keling) = 0,65.d
= 6,5 mm

a. Kegagalan akibat geser pada paku keling.


F = gaya yang bekerja pada paku keling = 3144,3 kgf
Fo = gaya yang bekerja pada keling (kgf)
i = jumlah paku keling
F 3144,3
Fo = = 314,43kgf
i 10
s | s |
| s |

| s |
4.314,4
| s |
3,14.100
d
| s |
b.
Kegagalan akibat tarik pada pelat sepanjang paku keling
t | t |
| t |

| t |
| t |

| t |

c. Tegangan tekan pada paku keling atau pelat


c | c |
| c |

| c |

| c |

d. Tegangan geser pada dua bidang geser pada


pelat
s | s |

| s |

| s |
S

4.5 Perencanaan Pegas


Akan direncanakan sebuah pegas dengan bahan baja pegas dengan lambang SUP
dengan harga G = 8x103 kg/mm2

P (beban yang diterima) = 3144,3 kgf


R (jari-jari rata-rata pegas) = 7 mm
L = 18 mm
Na = jumah lilitan
Nt = jumlah lilitan total
K = kostanta pegas
Lendutan

P
K 393,03
8
GD 4
393,03 L
64.Na.R 3
Na 5,43
Na 6

Nt = Na + 2
= 6 +2
= 8 lilitan
P

64 . Na . P . R 2 64 . 16 . 3144 , 3 . 7 2

G .D 4 8000 . 14 4

Tegangan Geser pada Pegas


Mt.r F
max =
J A
dimana Mt : momen torsi (kg.mm)
r :jari-jari pegas kecil (cm)
F : gaya yang bekerja (kgf)
A : luas penampang pegas (cm2)
Mt.r F
max =
J A
12577,5.3 3144,3
10,009 11,12 21,13kg/mm2
3769,57 3,14.9
BAB IV
KESIMPULAN

5.1 KESIMPULAN

Pada perencanaan kopling kendaraan bermotor DAIHATSU XENIA didapat


beberapa hal yang sekiranya dapat membantu agar memperoleh nilai efisiensi dan
ekonomis pada elemen kopling mobil tersebut.
Dari perencanaan yang telah dilakukan didapatkan nilai perencanaan dari
elemen-elemen pada kopling yang meliputi perencanaan pada poros kopling,
pasak, pegas, paku keling dan pegas.
Nilai-nilai dari perencanaan pada elemen-elemen tersebut antara lain :
1. Poros
Diameter poros kopling dengan daya 62,05 HP adalah lebih besar dari
29,35mm, sedang kan nilai ds untuk menerima beban yang berulang adalah
30 mm. Bahan poros kopling adalah baja khrom nikel (JIS G 4102)
dengan lambing SNC 2
2. Pasak
Ukuran pasak yang diambil adalah Normalisasi dengan kode N161.
Menurut perhitungan dari diameter poros kopling.
3. Paku Keling
Ukuran pasak yang diambil adalah Normalisasi dengan kode
N261.direncanakan 10 paku keling.
4. Pegas
Bahan yang dipakai adalah baja pegas Sup nilai G = 8x103 kg/mm2 ,
dengan d = 7 (mm), Nt = 8, = 0,51 (mm),
DAFTAR PUSTAKA

1. http://wandasaputra93.wordpress.com
2. Zainun Achmad, Elemen Mesin I, Universitas 17
Agustus 1945 Surabaya, 2002.

Anda mungkin juga menyukai