MINYAK PELUMAS
Abstrak
Minyak pelumas (oli) merupakan salah satu substansi pendukung
operasional mesin yang sangat vital. Pemilihan, penggunaan dan
penggantian mnyak pelumas menentukan kelangsungan operasional
mesin. Oleh karena itu pengetahuan tentang minyak pelumas harus benar
- benar diperhatikan dan diperdalam terutama oleh mahasiswa teknik
yang dalam bidangnya tentu akan berhubungan dengan mesin yang
menggunakan minyak pelumas.
Dengan latar belakang inilah makalah ini disusun sebagai tugas
mata kuliah Teknik Reparasi Permesinan. Tujuannya agar mahasiswa lebih
mengerti tentang tenologi minyak pelumas, meliputi: Jenis-jenis minyak
pelumas, zat apa saja yang terkandung di dalamnya, pemilihan dan
penggunaan minyak pelumas serta waktu berkala penggantian minyak
pelumas.
Batasan Materi
Dalam makalah ini materi yang akan dibahas hanya terbatas pada:
Jenis-jenis minyak pelumas, zat apa saja yang terkandung di dalamnya,
pemilihan dan penggunaan minyak pelumas serta waktu berkala
penggantian minyak pelumas.
Mineral oil
Mineral Oil merupakan minyak pelumas dengan basis base oil tanpa
adanya zat aditif tambahan, sehingga sifat-sifat nya masih kurang efektif
untuk pelumasan.
Syntethic oil
Syntethic oil adalah pelumas dengan bahan dasar base oil dan
tambahan zat-zat aditif untuk memperbaiki sifat-sifat dari minyak
pelumas tersebut. Zat aditif ini bermacam-macam jenisnya, misal untuk
meningkatkan viskositas minyak pelumas, menambah kandungan
deterjen, meningkatkan harga TBN dan sebagainya. Karena itu jika
diinginkan menambah zat aditif pada minyak pelumas maka harus
diperhatikan dulu karakteristik minyak pelumas tersebut, misal kekentalan
minyak kurang, maka dapat ditambahkan aditif untuk kekentalan, tapi
yang perlu diperhatikan penambahan aditif ini tidak dapat memperbaiki
kualitas minyak pelumas seperti pada kondisi baru.
Detergents
Dispersants
Friction Modifiers
Pelumas sebagai bahan slip agar mengurangi gesekan. Dengan
mengurangi ini losess engine engine akan turun sehingga menaikan fuel
efficiency.
Lubricity Agent
Antioxidants
g. Demulsibility
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk memisahkan diri dari air.
Batasan kandungan air dalam minyak pelumas maksimal adalah 0,2 %
volume. Umumnya digunakan pada minyak pelumas diesel putaran
sedang atau atas dasar permintaan dari pabrikan mesin.
h. Oxidation Stability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk melindungi diri dari proses
kerusakannya dini akibat terjadinya reaksi kimia antara oksigen dan
komponen minyak yang menimbulkan kotoran dan asam.
i. Wear Control
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk mempertahankan komposisi
kimianya jika digunakan dalam jangka waktu yang panjang dan pada
temperatur yang tinggi agar tidak berubah menjadi sludge atau polimer
yang dapat mengurangi kemampuan minyak itu sendiri .
j. Anti Foaming
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk tidak membentuk busa dan
sekaligus dapat memisahkan diri dari udara atau mengurangi tingkat
oksidasi minyak. Karena dengan timbulnya busa dalam minyak sangat
mempengaruhi kualitas pelumasan dan dapat membahayakan bagian
mesin khususnya bearing.
k. Spreadability
Yaitu kemampuan minyak pelumas untuk menyebar kedaerah-daerah
yang sering terjadi gesekan atau butuh pelumasan. Kemampuan minyak
pelumas ini penting terutama untuk pelumasan silinder.
Fungsi pelumas
Oli atau minyak pelumas bekerja melumasi bagian-bagian mesin
khususnya bagian yang bergerak dengan tujuan :
- mengurangi gesekan pada permukaan
- membersihkan mesin
- mencegah korosi
- untuk pengecekan
- pendingin
Untuk mencapai tujuan tersebut, minyak pelumas tidak dapat bekerja
dengan sempurna oleh karenanya dilakukan penamabahan aditif sehingga
kerja minyak pelumas lebih baik.
Keterangan :
o Mengurangi Gesekan
o Sebagai Pembersih
INDIKASI
KEMUNGKINAN
HASIL UJI KONDISI KONFIRMASI
PENYEBAB
ENGINE
- Kadar air naik
- TBN turun
Campuran Air Kebocoran Cooling - Kontaminan naik
- Kandungan aditive
turun
Viskositas Turun - Kandungan ash naik
- TBN turun
Campuran F.O Blow-by
- Kandungan aditif turun
- S.F.O.C niak
- Kandungan aditif turun
Aditif Rusak Mutu Pelumas - TBN turun
- Kontaminan tetap
- Kandungan aditif turun
Viskositas Naik - Jenis Aditif Jelek - Kondisi engine &
Aditif Rusak
- Overheating beban
S.F.O.C naik
- Kontaminan naik
Mutu F.O Jelek - Kandungan aditif turun
- Kandungan ash tetap
- Kandungan ash naik
Kandungan Sulfur - Viskositas turun
- Kontaminan naik
Blow-by
TBN Turun - Kandungan aditif turun
- S.F.O.C naik
- Densitas turun
- Kadar air naik
- Viskositas turun
Kontaminan Kebocoran Cooling
- Kontaminan naik
- Kandungan aditif turun
- Chek jenis material
komponen
Kandungan Material Debris Keausan - Kandungan sedimen
Logam Naik Komponen Komponen naik
- Densitas naik
- Check sistem pelumas
- Viskositas turun
Kadar Air Naik - TBN turun
Campuran Air Kebocoran Cooling
- Kontaminan naik
- Kandungan aditif turun
Jenis Material Indikasi Keausan Komponen
Kontaminan
Aluminium (Al) Piston (bahan light alloy Al), Crankshaft bearing (bahan Al Sn), dan
Komponen pada Al Casings
Antimony White metal plain bearing
Boron (Br) Kebocoran pendingin, Terdapat pada additive pelumas
Chromium (Cr) Piston rings, Cylinder liner, atau Valve seat
Cobalt (Co) Valve seat atau Hard coating
Tembaga (Cu) Bronze bearing, atau Rolling element bearing cages
Indium Crankshaft bearing
Besi (Fe) Gear, Shaft, Cast iron cylinder bores
Timbal (Pb) Plain bearing
Magnesium (Mg) Komponen plastik dengan talc filter, atau kemasukan air laut
Nickel (Ni) Valve seat, atau alloy steel
Potasium Kebocoran pendingin
Silicon Kemasukan debu (filter problem)
Sodium (Na) Kebocoran pendingin atau air laut
Timbal (Sn) Plain bearing
Vanadium (Va) Blow-by dari bahan bakar
Seng (Zn) Bahan additive minyak pelumas
Untuk sistem kering pada mesin tidak ada carter tetapi pelumas
ditampung pada penampungan lain kemudian dipompa melumasi bagian
yang bergesekkan, pada sistem ini konstruksi conecting rod berlubang
untuk jalan sirkulasi pelumas. Pelumas yang telah bersirkulasi kemudian
menetes dan ditampung pada sebuah penampunan di mesin bagian
bawah untuk kemudian di pompa lagi ke dalam carter
Gambar diatas adalah salah satu contoh sistem pelumasan tipe dry
sump atau sistem kering, seperti penjelasan sebelumnya bahwa pada tipe
ini carter atau penampungan minyak pelumas berada di luar tangki atau
memiliki tangki tersendiri untuk mensuplai mesin, dari minyak pelumas
yang dipompa ke dalam mesin pasti akan menetes setelah melumasi
bagian-bagian yang bergesekan, tetesan-tetesan itu akan ditampung pada
penampungan sementara kemudian akan dipompa ke carter untuk
disirkulasikan lagi kedalam mesin, sebelum bersirkulasi ke dalam mesin
minyak pelumas akan melewati filter untuk dibersihkan dari kandungan
sisa-sisa pembakaran. Kemudian setelah dibersihkan minyak pelumas itu
didinginkan oleh LO cooler untuk mendinginkan suhu mesin agar tidak
over heat.
MINYAK PELUMAS DI KAPAL
Dirangkum dari berbagai sumber, baik dari buku ajar, modul perkuliahan, internet, merk dan
lain-lain
Diposkan oleh Ennol Endrianto di 19.37
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest