Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Dewasa ini dibutuhkan tenaga terampil yang mampu menguasai dan


memahami elemen permesinan. Hal ini disebabkan semakin banyaknya industri
yang mempergunakan dan menghasilkan mesin. Mesin-mesin tersebut dirancang
melalui suatu rekayasa, dimana membutuhkan pengetahuan yang baik untuk
menjalankannya. Diantaranya masalah ketahanan, keuletan, ketangguhan,
efisiensi dan lain sebagainya. Yang itu semua harus benar-benar diperhatikan, agar
proses permesinan benar-benar efektif dan efisien. Dengan penguasaan yang baik
tentang elemen permesinan diharapkan, jika terdapat proses yang diluar
perencanaan dengan mudah akan diketahui dengan melihat ciri-ciri
penyimpangannya yang terjadi. Serta jika ada kerusakan, dengan penguasaan
elemen permesinan yang baik, itu akan mudah diatasi. Alat yang rusak tersebut
dapat beroperasi dengan baik kembali, tanpa harus menggantinya dengan yang
baru.

Penguasaan elemen mesin akan mempengaruhi kualitas hasil produksi, langkah


apa yang harus diambil jika hasil produksinya kurang bagus, bahan yang terbuang
sia-sia, mesin yang boros bahan bakar, namun tidak sebanding dengan
produksinya. Tentulah penguasaan elemen mesin yang mampu menjawabnya.

TUJUAN PERENCANAAN

Tujuan dari pengamatan dan perhitugan kopling pada motor Yamaha Mio adalah :

Mengetahui fungsi kopling.


Melakukan perhitungan pada kopling.
Mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
kopling.
Mengetahui hal-hal penting dalam perancangan.

BATASAN MASALAH
Analisa dan perhitungan pada kopling Yamaha Mio.
BAB II
TEORI DASAR

KOPLING TETAP DAN KOPLING TAK TETAP.


Kopling adalah Suatu elemen mesin yang digunakan sebagai penerus putaran dan
daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara pasti (tanpa terjadinya
slip).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kopling :


1. Besar torsi yang harus diteruskan.
2. Hubungan porostetap atau dapat slip ( berubah sumbunya).
3. Besar ketidaksetaraan yang harus ditoleler poros.
4. Perlukah dilumasi dan dirawat.
5. Mudah dibongkar pada pemasangan dan pelepasan kopling.
6. Poros bekerja pada keadaan yang kurang baik.
7. Perkiraan umur.
8. Harganya.

Hal-hal penting dalam perancangan :


1. Ringan dengan diameter sekecil mungkin.
2. Garis sumbu kedua poros yang dihubungkan harus betul-betul berimpit.
3. Titik berat dari kopling harus terletak pada sumbu poros, dengan tujuan
agar tidak timbul exentrisitas pada perputarannya.
4. Kopling harus lebih mudah dipasang dan dilepas.
5. Tidak boleh adanya bagian yang menonjol keluar.

Kopling Tetap
Definisi :
Suatu elemen mesin yang digunakan sebagai penerus putaran dan daya dari poros
penggerak ke poros yang digerakan secara pasti (tanpa terjadinya slip), dimana
sumbu kedua poros tersebut terletak pada suatu garis lurus atau dapat sedikit
berubah sumbuhnya.

Jenis-jenis Kopling Tetap :


Kopling tetap diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
Kopling kaku.
Kopling Elastis (Fleksibel)
Kopling Joint.

Kopling Kaku
Berfungsi menghubugkan 2 poros secara tetap dan lurus, serta posisi relatif kedua
poros tidak berubah.

Gambar. Kopling Kaku


Jenis-jenis kopling kaku:
Kopling Tabung (box coupling)
Kopling klem (clamp coupling)
Kopling feans (flange coupling)

Kopling Fleksibel
Berfungsi menghubungkan 2 poros secara tetap, dimana posisi relatif kedua poros
bisa berubah. Karena berbagai hal misalnya, terjadi kesalahan didalam
pembuatannya, adanya fluktuasi suhu, adanya pergeseran pondasi, maka posisi
relatif terhadap poros-poros yang dihubungkan tidak dapat teliti sekali, dan untuk
menghindari kerusakan maka digunakan kopling fleksibel.

Gambar. Kopling Fleksibel

Jenis-jenis pergeseran yang sering terjadi pada poros-poros :


) : Dalam arah aksial.1. Pergeseran arah memanjang (
) : Dalam arah raial.2. Pergeseran terhadap pusat (
)3. Pergeseran pada arah menyudut ( : Poros satu sama lain mengapit sebuah
sudut.
)4. Pergeseran kearah keliling ( : Karena mengalami perputaran sehingga poros
mengalami sudut puntir.
Jenis-jenis kopling Fleksible :
Kopling Roda Gigi (Gear Coupling).
Sifat-sifat yang terdapat pada gear coupling:
o Mempunyai fleksibilitas yang baik.
o Digunakan pada mesin-mesin yang besar (untuk momen sangant besar).
o Untuk pergeseran:
o = 10 - 30): Pada arah menyudut (
o = 0,70 10,5 mm): Terhadap pusat (

Kopling Oldham.
10Pada arah menyudut
poros d = = 0,05.d Terhadap pusat

Kopling Rantai.
Sifat-sifat Kopling Rantai:
o Mudah dipasang/dibongkar tanpa mengganggu poros.
o Kerjanya bersuara.
o Diperlukan pelumas dalam perawatannya.
o Untuk pergerseran:
= 0,50 1,50 Pada arah menyudut
= 0,01 0,254 dan Terhadap pusat
= 0,02 0,07 Pergeseran arah memanjang

Falk Coupling.
Sifat-sifat Falk Coupling :
o Daya yang diteruskan bisa mencapai 130.000 HP, pada putaran n = 100
6000 rpm.
o Fleksibilitasnya sangat baik.
o Perawatan nya cukup dengan menggunakan pelumas/gemuk
= 10 Pada arah menyudut
porosd = = 0,05.d Terhadap pusat
= 3,2 mm 6,35 mm Pergeseran arah memanjang
Dalam penggunaan kopling fleksible ada 2 persamaan yang perlu diperhatikan
yaitu:
1) Bila hubungan No dan Ni konstan umumnya dipakai pada roda belakang
kendaraan.
2) Bila hubungan No dan Ni tidak konstanbiasanya dipakakai pada mesin-
mesin perkakas, mesin Frais,penggerak meja mesin, dll.
Kopling Universal
Kopling Universal merupakan suatu kopling dimana kedua poros akan
membentuk sudut yang cukup besar.
Kopling Karet Ban

Gambar.

Daerah kesalahan yang diperbolehkan pada kopling karet ban


Kopling ini dapat bekerja dengan baik meskipun kedua ujung sumbu poros
yang dihubungkannya tidak benar-banar lurus. Selain itu kopling ini juga
dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi.

Kopling Fluida

Gbr 2.5 Bagan Kopling Fluida

Kopling ini meneruskan dayanya melalui fluida zat perantara. Kopling ini disebut
kopling fluida, di mana antara kedua poros tidak terdapat hubungan mekanis. Bila
suatu impeler pompa dan suatu raner turbin dipasang saling berhadapan, di mana
keduanya berada di dalam ruangan yang berisi minyak, maka jika poros input
yang dihubungkan dengan impeler pompa diputar, minyak yang mengalir dari
impeler tersebut akan menggerakkan raner turbin yang dihubungkan dengan poros
output.

Kopling Tak Tetap


Definisi:
Adalah Elemen Mesin yang digunakan sebagai penghubung 2 poros, tetapi
hubungannya dapat dilepas atau dihubungkan langsung dalam keadaan poros
mesin bergerak/berputar dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya.
Untuk melepaskan dan menghubungkan/melepaskan kontak elemen(kopling), ada
beberapa cara:
Mekanis (menggunakan tuas-tuas).
Hidrolis (menggunakan fluida sebagai perantara).
Pneumatic (mengguakan tekanan udara).
Elektromagnetis.

Jenis-jenis Kopling Tak Tetap:

Kopling Cakar.
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positip (tidak dengan perantara
gesekan) sehinggah tidak perjadinya slip.
Ada dua macam kopling cakar :
Kopling Cakar Persegi.
Kopling Cakar Spiral.

Kopling Gesek.
Kopling gesek adalah kopling yang meneruskan momen dengan perantara
gesekan, hubungan yang dilakukan secara tiba-tiba dapat menyebabkan patahnya
poros atau kopling tersebut. Untuk mempercepat putaran kita memembutuhkan
kopel yang besar pula, Dalam mengatasi hal tersebut maka digunakanlah kopling
gesek, dimana pertimbangan yang dilakukan yaitu: pada kopling gesek dapat
menghindari adanya pembebanan secara tiba-tiba dan berfungsi pula sebagai
pembatas monen (karena slip yang ditimbul kan akibat putaran yang cepat).
Kopling gesek dibagi atas empat jenis yaitu :
Kopling Plat.
Kopling Konis.
Kopling Blok.
kopling hidrolis.
Kopling friwil.
Kopling partikel magnetic.

Kopling Sentrifugal
Kopling setrifugal adalah kopling yang beroperasi secara otomatis dengan gerakan
memutar melalui sisi samping. Mekanisme kerja kopling sentrifugal adalah saat
putaran mesin lambat, kanvas belum mengembang, masih tertahan oleh pegas.
Rumah kopling yang berhubungan dengan kopling sekunder pun belum bergerak.
Begitu digas dan putaran mesin bertambah tinggi, gaya sentrifugal pada kopling
sentrifugal pun bekerja. Kanvas akan mengembang mendekati rumah kopling.
Akhirnya kedua komponen ini akan merapat dan saling mengunci.
Cara kerja sentrifugal dalam kopling primer diterapkan pada kanvas kopling. Itu
sebabnya kopling primer sering disebut juga sebagai kopling sentrifugal. Arus
tenaga yang berasal dari poros engkol akan disalurkan ke kopling sekunder. Cara
kerja kopling sekunder ini sama dengan model konvensional. Letak kopling
sekunder berada pada poros gigi utama. Antara kopling primer dengan kopling
sekunder dihubungkan melalui drive gear.
Ketika putaran mesin beralih lambat akibat pengendara mengurangi grip gasnya,
kanvas dan rumah kopling merenggang. Arus tenaga dari poros engkol pun
terputus. Saat itu adalah kondisi yang tepat untuk melakukan perpindahan gigi.
Perpindahan gigi pada saat putaran mesin tinggi akan mengakibatkan ausnya
komponen kopling.
Karena proses kerjanya yang berdasarkan putaran mesin atau rpm itu, kopling
ganda juga disebut sebagai kopling otomatis. Pengendara bebek tidak perlu repot
lagi menekan handle kopling secara manual untuk memutuskan dan meneruskan
arus tenaga. Semuanya sudah diatur secara langsung oleh kopling primer.

Jenis-jenis Kopling Sentrifugal


Kopling sentrifugal terdiri dari 3 jenis :

F-Type - Self-increasing clutch


Keterangan :
Poros (Hub)
Fly Weights
pegas torak (Tension Spring)
Bahan Pelapis/Lapisan (Lining)
clutch Drum

P-Type - Asymmetric pivot clutch


Keterangan :
Fly Weights
Pegas Torak (Tension Spring)
Bahan Pelapis/lapisan (Lining)
Clutch Drum
Paksi sepatu (Shoe Pivot)
S-Type - Pin-guided clutch with three flyweights
Keterangan :
Poros.(Hub)
Fly Weights
Pegas Torak (Tension Spring)
Pasak Silinder(Cylindrical Pin)
Bahan Pelapis (Lining)
Clutch Drum

BAB III
STUDI KASUS

SPESIFIKASI YAMAHA MIO

MESIN

Tipe Mesin : 4 langkah, SOHC 2-Klep pendingin udara,


AIS (Air Induction System) EURO 2 Ready
Diameter x Langkah : 50.0 x 57.9 mm
Volume Silinder : 113.7 CC
Perbandingan Kompresi : 8.8 : 1
Kopling : Kering, Sentrifugal Otomatis
Susunan Silinder : Tunggal
Karburator : NCV24x1 (Keihin)
Sistem Pengapian : DC-CDI
Pelumas : Wet Sump
Kapasitas Oli Mesin : 0.9 Liter
Transmisi : V-Belt Otomatis
Rasio Gigi : 2.399 - 0.829
Caster / Trail : 26.5 derajat/ 100 mm
Sistem Rem Depan : Hydraulic Single Disc
Sistem Rem Belakang : Drum

CHASIS

Berat Kosong : 87 Kg
Tipe Rangka : Steel Tube
Kapasitas Tangki : 3,7 Liter
Jarak Sumbu Roda : 1,240 mm
Jarak ke Tanah : 130 mm
Tinggi Tempat Duduk : 745 mm

SUSPENSI / BAN

Suspensi Depan : Teleskopik


Suspensi Belakang : Teleskopik
Ukuran Ban Depan : 70/90-14MC 34P
Ukuran Ban Belakang : 80/90-14MC 34P

PERFORMA

Dimensi (P x L x T) : 1,820 x 675 x 1,050 mm


Sistem Starter : Kick & Electric
Daya Maksimum : 6.54 Km (8.9 ps) / 8,000 rpm
Torsi Maksimum : 7.84 Nm (0.88 kgf.m) / 7,000 rpm

Foto - Foto Kopling pada motor Yamaha MIO:

Gambar. Rumah Luar Kopling Gambar. Rumah Dalam Kopling

Gambar. Bagian-Bagian Kopling Gambar. Prodo Ganda Kopling

Gambar. Posisi Kopling pada Yamaha Mio

RUMUS PERHITUNGAN PADA KOPLING YAMAHA MIO


Perhitungan Daya Yang Direncanakan

Rumus :
Pd=fc . P (KW)
Dimana :
P = daya yang akan ditransmisikan (Ps)
Pd = daya yang direncanakan (Kw)
fc = factor koreksi 1,2 (tabel 1.6 Sularso, 2004 hal 7)

Perhitungan Torsi Yang Direncanakan


T = 9,74 x 105 (kg.mm)
Dimana :
T = Torsi yang direncanakan (Kg.mm)
Pd = daya yang direncanakan (Kw)
n1 = Putaran poros mesin (rpm)

Torsi Poros Kopling


Dimana :
T = momen puntir poros kopling (kg.m)
Fc = factor koreksi (fc = 1)
Pd = daya penggerak mula (kw)
nr = putaran poros kopling (rpm)

Perhitungan Tegangan Geser Yang Diijinkan


a = (Kg/mm2)
Dimana :
a = tegangan geser yang diijinkan (Kg/mm2)
B = kekuatan tarik bahan poros, kita ambil bahan baja nikel khorm
molibben (JIS G 4103) dengan lambang SNCM 25 dengan kekuatan tarik (110
kg/mm2)
Sf1 = factor koreksi keamanan untuk bahan diambil (6)
Sf2 = factor koreksi keamanan untuk tegangan diambil (2)

Perhitungan Diameter Poros Kopling


dS= mm.. )
Dimana :
ds = Diameter poros (mm)
kt = Factor koreksi untuk momen puntir (1,0 1,5).
Diambil kt = 1,5 ( Sularso, 2004 hal 8).
cb = Faktor koreksi lenturan, diambil cb = 2 karena ada lenturan akibat dari :
momen awal besar, kejutan berat putaran balik banyak.

Perhitungan Tegangan Geser Yang Terjadi


= (kg/mm2). )
Dimana :
= tegangan geser yang terjadi (kg/mm2)
Perhitungan Defleksi Puntiran Pada Poros
Untuk poros yang dipasang pada mesin umumnya dalam kondisi kerja normal,
besar defleksi puntiran dibatasi sampai 0,25 atau 0,3 derajat
...... )
Dimana:
T = Momen puntir 955,71802 kg.mm
L = Panjang poros yang direncanakan 50 mm
G = Modulus geser untuk baja (sumber, ir. Sularso) 8,3x103 kg/mm2
dS = diameter poros 9 mm

BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PADA KOPLING


Merencanakan kopling pada kendaraan roda 2 (Yamaha Mio CW) dengan daya
yang ditransmisikan sebesar 8,9 PS pada putaran 8000 rpm. Dimana data lainnya
akan diasumsikan sendiri.
Perhitungan perencanaan pada kopling.

Perhitungan Daya Yang Direncanakan


Rumus :
Pd = fc . P
P = 8,9 Ps
= 0,735 . 8,9 KW
P = 6,5415 KW
Maka,
Pd = 1,2 x 6,5415
= 7,8498 KW

Perhitungan Torsi Yang Direncanakan


T = 9,74 x 105 (kg.mm)
Jadi T = 9,74 x 105 . kg.mm
T = 955,71802 kg.mm

Torsi Poros Kopling


Jadi : Tl1 =
Tl1 = 0,9557 kg.m

Perhitungan Tegangan Geser Yang Diijinkan


a = (Kg/mm2)
Jadi : a = kg/mm
a = 9,167 kg/mm2

Perhitungan Diameter Poros Kopling


dS = mm
Jadi : ds =
= 9,13778 mm
Diambil diameter poros 9 mm (tabel 1.7 hal 9 Sularso, 2004).

Perhitungan Tegangan Geser Yang Terjadi


= (kg/mm2)
Jadi : = Kg/mm2
= 6,686 kg/mm2
karena < a poros aman

Perhitungan Defleksi Puntiran Pada Poros Kopling


Untuk poros yang dipasang pada mesin umumnya dalam kondisi
kerja normal, besar defleksi puntiran dibatasi sampai 0,530 atau
0,60

maka: =
= 0.510
Karena < 0,53 atau 0,6 derajat maka aman
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAN

Dalam uraian perhitungan bab sebelumnya tentang kopling pada Yamaha Mio
maka pada bab ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Jenis kopling yang digunakan pada motor Yamaha Mio adalah kopling sentrifugal,
data yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Daya yang digunakan (P) = 6,5415 KW


Torsi yang direncana (T) = 955,71802 kg.mm
Tegangan geser yang diijinkan (Ta) = 9,167 kg/mm2
Diameter Poros (ds) = 9 mm
Tegangan geser yang terjadi (t) = 6,686 kg/mm2
Defleksi puntiran pada poros () = 0,51 derajat

SARAN

Dari hasil perhitungan dan analisa yang Kami lakukan pada kopling Yamaha Mio,
Kami memberikan saran bahwa nilai tegangan dan torsi yang diberikan tidak
mengalami masalah dengan dibuktikan hasil < a dan besar nilai defleksi yang
normal yaitu 0,510.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Madius, 2009. Spesifikasi Yamaha Mio Sporty CW,


(http://id.88db.com/id/Knowledge, diakses tanggal 15 Juni 2009)
Niemen. G., 1996. Elemen Mesin, Jilid 1, Edisi ke-2, Erlangga, Jakarta.
Sato. G. T., 1996. Menggambar Mesin Menurut Standar ISO, PT. Pradya Paramita,
Jakarta.

Sularso. Suga,K., 2004. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, PT.
Pradya Paramita, Jakarta.
Diposkan oleh iniey stevan di 10.56
stevanindomartha.blogspot.com/2010/11/kopling.html

Anda mungkin juga menyukai