PENDAHULUAN
Berikut ini adalah spesifikasi mesin dan juga Transmisi yang akan dirancang ulang:
ENGINE 1TR - FE
Engine Type 4 IL, 16 Katup, DOHC, VVT-i
Displacement cc 1.998 cc
Bore x Stroke mm x mm 86.0 x 86.0
Max. Power Ps/rpm 136 / 5.600
1st 3,926
2nd 2,142
3th 1,397
Gear Ratio
4th 1,000
5th 0,851
Reverse 4,743
1.2 Permasalahan
Melakukan Perancangan ulang Roda gigi Kijang Innova dengan cara melakukan
perhitungan ukuran (dimensi) dari komponen–komponen utama Roda gigi dan jenis material
yang dipergunakan dalam perencanaan ulang Roda gigi ini ?
1
1.2 Batasan masalah
Dalam perencanaan roda gigi ini yang akan direncanakan oleh penulis adalah sistem
transmisi roda gigi mobil Kijang Innova, adapun perencanaan ini meliputi:
1 Perencanaan roda gigi.
2 Perencanaan pasak.
3 Perencanaan poros.
4 Perencanaan bantalan
I II III IV
Output
0,851 V = 6580,49 rpm
1,397
III = 4008,59 rpm
2,142
2
BAB II
DASAR TEORI
Gambar 2.1. Spur Gear. ( Aaron D. Deutschman, Machine Design, 1975, 520)
3
Gigi potong dibuat pararel terhadap sumbu poros dimana roda gigi berada. Ukuran yang kecil
dari sepasang roda gigi dibuat pinion merupakan roda gigi penggerak.
Gambar 2.2. Helical Gear. (Aaron D. Deutschman, Machine Design, 1975, 602)
Gambar 2.3. Worm Gear. (Aaron D. Deutschman, Machine design 1975, 624)
4
2.2.4. Roda Gigi Kerucut ( Bevel Gear )
Roda gigi kerucut adalah jenis roda gigi yang dipergunakan untuk memindahkan daya
putaran dengan menggunakan kedudukan poros yang tidak pararel dan saling berpotongan.
Dapat dikatakan bahwa roda gigi kerucut adalah roda gigi yang paling baik untuk roda gigi
konis. Hal ini disebabkan bagian yang memuat gigi memang sudah berbentuk konis dan tidak
berbentuk silinder seperti roda gigi pada umumnya.
Gambar 2.5. Nama-nama Bagian Roda Gigi. (Sularso, Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin, 1978, 213)
2.3. Poros
Poros adalah salah satu dari elemen yang memegang peranan penting dalam setiap
unit mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga atau daya melalui putaran. Peran utama
pada trasmisi ini dipegang oleh poros.
Poros dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Poros trasmisi.
b. Poros spindle.
c. Poros gandar.
5
2.3.1. Perencanaan Poros
Momen puntir harus dihitung dari daya N (Hp) yang ditransmisikan dengan putaran n
(rpm) adalah:
N
Mt = 63000 ( lbf.in ) (2.1)
n
Dimana : Mt = Momen torsi ( lbf.in )
N = Daya ( Hp )
n = Putaran ( rpm )
Kalau satuan yang dipakai adalah metris, rumus yang dipakai adalah :
N
Mt = 71620 ( kgf.cm ) (2.2)
n
Bila momen torsi Mt ( lbf.in ) dibebankan pada suatu diameter poros ds ( inchi ), maka
tegangan puntir t ( psi ) yang terjadi adalah :
Mt Mt 5,1
t = = = 3 (psi) (2.3)
Wt d s
3
ds
16
Syarat perencanaan :
t t (2.4)
t
t = (psi)
N
Dimana N adalah faktor keamanan
5,1Mt
t (2.5)
d 3s
Dimana t = tegangan puntir yang diijinkan dari bahan. Dari persamaan diatas diperoleh
rumus untuk menghitung diametar poros ds ( mm ) adalah :
1/ 3
5,1Mt
ds (mm) (2.6)
t
6
1. Pasak bintang lurus
2. Pasak bintang involute
3. Pasak bintang tajam
Dari ketiga macam pasak bintang tersebut banyak digunakan adalah pasak bintang lurus dan
involute.
7
By ½ in, from 2 to 0.09 0.81
6 in 0.09 0.04 0.91 0.070 0.860 5D 0D
8D 5D 0D D D
Dimensi poros dapat berubah-ubah dan digambarkan sesuai dengan jenis bahan
yang digunakan, yaitu dengan menggunakan metode perlakuan panas dan permesinan. Untuk
toleransi pasak bintang atau poros bintang mempunyai toleransi batas dan toleransi tekan,
dengan dua perbedaan toleransi tersebut salah satunya adalah dengan proses gerinda poros
yang diperlukan.
Gambar 2.7. Pasak Bintang Berdasarkan Standar SAE. (Zainun Ahmad, Elemen
Mesin I, 1999, 135)
Akibat momen torsi akan terjadi gaya keliling pada diameter rata-rata sebesar :
2Mt
Ft = ( lb ) (2.7)
dm
Mt
=
rm
Dimana : Ft = Gaya keliling pada diameter rata-rata ( lb )
Mt = Momen torsi teoritis dari pasak bintang lurus ( lb.in )
dm = Diameter rata-rata ( in )
rm = Jari-jari rata-rata ( in )
Sehingga gaya keliling tersebut akan menimbulkan tegangan geser dan tegangan tekan.
a. Tegangan geser
s s (lbf/in2 ) (2.8)
Ft
s
W.L.Nt
b.Tegangan tekan
c c (lbf/in2 ) (2.9)
8
Ft
c
h.L.Nt
9
minimum dan diameter besar minimum dari pasak bintang dalam dipakai sebagai ukuran
dasar.
Pasak bintang yang bergigi luar toleransinya dapat berubah-ubah sesuai yang
diinginkan. Keuntungan pasak bintang involute antara lain : 1) Tegangan maksimum pada
dasar gigi, 2) ketelitian jarak dan dapat menghasilkan tegangan tekan yang sama diantara
gigi, 3) untuk mengeliminasi sesuai yang dibutuhkan, yaitu gigi pada naf dapat dihaluskan
dengan gerinda.
Pasak bintang involute dapat dibuat dengan kaki datar atau dengan kaki cekung dan
mempunyai 14 diameter pitch sesuai yang ditunjukan dengan pecahan, yaitu :
2.5 3 4 5 6 7 10 12 16 20 24 32 40 48
, , , , , , , , , , , , dan
5 6 8 10 12 16 20 24 32 40 48 64 80 96
Dalam tiap pecahan yang ditunjukan, pasak bintang dapat dibuat 6 sampai 50 gigi. Gambar
2.8. menunjukan ukuran-ukuran dari pasak bintang involute.
Gambar 2.9. Ukuran-ukuran dari Pasak Bintang Involute. (Zainun Ahmad , Elemen
Mesin I, 1999, 134)
10
2. Toleransi sisi
Toleransi ini dapat dikontrol dengan mengubah ketebalan gigi.
Momen torsi yang terjadi pada pasak bintang sama dengan momen torsi pada poros.
N
Mt = 63000 ( lb in ) (2.10)
n
Akibat momen puntir tersebut pada pasak bintang bekerja gaya keliling sebesar :
2Mt
Ft = (lbf) (2.11)
d
d = Diameter pitch ( in )
11
Gambar 2.10. Dimensi Pada Pasak Bintang Involut. (Aaron D. Deutschman , Machine
Design, 1975, 371)
a. Tegangan geser
s s (2.12)
4Mt
s
d 2 .L
b. Tegangan tekan
c c (2.13)
2Mt
c
d.Nt.h.L
Dimana : h = Tinggi gigi yang kontak ( in )
12
= 0,8/P = 0,8 d/Nt
L = Panjang gigi ( in )
d = Diameter pitch ( in )
Nt = Jumlah gigi
2Mt
c (2.14)
0,8Ld 2
2.5. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur. Bantalan
harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta elemen lainnya bekerja dengan baik.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun atau
tidak dapat berkerja sebagaimana semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
13
B. Atas dasar arah beban terhadap poros
i. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
Sumber: (Sularso, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, 1978, 103)
Bantalan luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.
Bantalan ini sederhana konstruksinya dan dapat dibuat serta dipasang dengan mudah. Karena
gesekannya yang besar pada waktu jalan, bantalan luncur memerlukan momen awal yang
besar. Pelumasan pada bantalan ini tidak begitu sederhana. Panas yang timbul dari gesekan
yang besar, terutama beban yang besar, memerlukan pendinginan khusus. Sekalipun
demikian, karena adanya lapisan pelumas, bantalan ini dapat meredam tumbukan dan getaran
sehingga hampir tidak bersuara. Tingkat ketelitian yang diperlukan tidak setinggi bantalan
gelinding sehingg dapat lebih murah.
Bantalan gelinding pada umumnya lebih cocok untuk beban kecil dari pada bantalan
luncur, tergantung pada bentuk elemen gelindingnya. Putaran pada bantalan ini dibatasi oleh
gaya sentrifugal yang timbul pada elemen gelinding tersebut.
Sumber : (Sularso, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, 1978, 103)
Menurut bentuk dan letak bagian poros yang ditumpu bantalan, yaitu bagian yang disebut
jurnal. Bantalan ini dapat diklasifikasikan seperti pada gambar 2.9. Adapun macam-
macamnya adalah sebagai berikut :
14
Menurut pemakaiannya terdapat bantalan untuk penggunaan umum, bantalan poros
engkol, bantalan utama mesin perkakas, bantalan poros roda kereta api, dll. Dalam teknik
otomotif bantalan luncur dapat berupa bus, bantalan logam sinter, dan bantalan plastik.
Sumber: (Sularso, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, 1978, 104)
Bantalan gelinding mempunyai keuntungan dari gesekan gelinding yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur. Seperti diperlihatkan pada gambar 2.10, elemen
gelinding seperti rol dipasang diantara cincin luar dan cincin dalam. Dengan memutar salah
satu cincin tersebut bola atau rol akan membuat gerakan gelinding sehingga gesekan
diantaranya jauh lebih kecil. Untuk bola atau rol, ketelitian tinggi dalam bentuk dan ukuran
merupakan keharusan. Karena luas bidang kontak antara bola dan rol dengan cincinnya
sangat kecil maka besarnya beban per satuan luas atau tekanannya menjadi sangat tinggi.
Dengan demikian bahan yang dipakai harus mempunyai ketahanaan dan kekerasan yang
tinggi.
Sumber: (Sularso, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, 1978, 104)
15
Gambar 2.12. Macam-macam Bantalan Gelinding. (Sularso, Dasar Perencanaan Dan
Pemilihan Elemen Mesin, 1978, 129xv)
Bantalan gelinding ,seperti pada bantalan luncur dapat diklasifikasikan atas : bantalan
radial, yang terutama membawa beban radial dan sedikit beban aksial, dan bantalan aksial
yang membawa beban yang sejajar sumbu poros. Menurut bentuk elemen gelindingnya, dapat
pula dibagi atas bantalan bola dan bantalan rol. Demikian pula dapat dibedakan menurut
banyaknya baris dan konstruksi dalamnya. Bantalan yang cincin dalam dan bantalan cincin
luarnya dapat saling dipisahkan disebut macam pisah.
d 2 1 n1 Nt2 Mt 2
I (2.17)
d1 2 n 2 Nt1 Mt1
16
I = Angka transmisi
Dimana :
17
d = Diameter pitch circle (inchi)
Gaya Tangensial ( Ft )
33000.N
Ft Fn. cos (lb) (2.20)
Vp
Gaya Radial ( Fr )
Fr = Fn.sin Ft. tan (lb) (2.21)
18
n = Putaran ( rpm )
N = Daya ( Hp )
= Sudut kontak ( )
S.b.y
Fb (lb) (2.23)
Kf .P
Dimana :
(600 Vp )
Fd .Ft Untuk 0 < Vp < 2000 ( ft/min )
600
(1200 Vp )
Fd .Ft Untuk 2000 < Vp < 4000 ( ft/min )
1200
(78 Vp )
Fd .Ft Untuk Vp > 4000 ( ft/min )
78
Syarat perencanaan
P
Pn (2.24)
cos
Nt
Nte (2.25)
cos 3
Dimana :
19
Pn = Dimeteral normal pitch = Sudut helix
Gaya tangensial ( Ft )
33000.N
Ft Fn. cos n. cos (lb) (2.26)
Vp
Gaya radial ( Fr )
Fr Ft.sin Ft.sin n (lb) (2.27)
Gaya aksial ( Fa )
Fa Ft. tan (lb) (2.28)
n = Putaran (rpm)
Suatu beban yang besarnya sedemikian rupa hingga memberikan umur yang sama
dengan umur oleh beban dan kondisi putaran yang sebenarnya disebut beban ekivalen
dinamis.
Jika suatu deformasi permanen maksimum yang terjadi karena kondisi beban statis
yang sebenarnya pada bagian dimana elemen gelinding membuat kontak dengan
20
cincin pada tegangan maksimum, maka beban yang menimbulkan deformasi tersebut
dinamakan beban ekivalen statis.
Pr = X VFr + Y Fa
3 / 10
33,3
Untuk bantalan rol silinder, fn = (2.31)
n
C
Untuk kedua bantalan : fh fn (2.32)
P
Dengan bertambah panjangnya umur karena adanya perbaikan besar dalam mutu
bahan dan karena tuntutan keandalan yang lebih tinggi, maka bantalan modern direncanakan
dengan Lh dikalikan dengan faktor koreksi. Jika Ln menyatakan keandalan umur ( 100 - n )(
% ), maka
Ln = a1.a2.a3. Lh
Dimana :
21
a2 = Faktor bahan. a2 = 1 untuk bahan baja bantalan hampa.
22