Anda di halaman 1dari 25

PERHITUNGAN RODA GIGI DAN GAYA YANG

BEKERJA

Ir. Muktar, M.T.

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BINA TUNGGAL


Struktur Roda Gigi

Bentuk roda gigi dapat dikelompokan sebagai berikut :


1. Gigi lurus ( spur gear)
Bentuk gigi ini lurus dan paralel dengan sumbu roda gigi
2. Gigi miring ( helical gear)
Bentuk gigi ini menyilang miring terhadah sumbu roda gigi
3. Gigi panah ( double helical / herring bone gear)
Bentuk gigi berupa panah atau miring degan kemiringan
berlawanan
4. Gigi melengkung/bengkok (curved/spherical gear )
Bentuk gigi melengkung mengikuti pola tertentu
( lingkaran/ellips)
Macam--Macam Roda Gigi
Macam

1.Roda gigi lurus (spur gear)


2.Roda gigi payung ( bevel gear / tirus / konis)
3. Roda gigi cacing dan ulir cacing (worm gear & worm)
Roda gigi ini berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran pada
sumbu yang saling menyilang tegak lurus. Ratio transmisinya
besar, memindahkan daya besar, memerlukan ruang yang relatif
kecil pada arah radial.
4. Rack and pinion gear
Adalah pasangan antara batang bergigi dengan roda gigi pinion
Contoh penyambungan mesin utama ke propeller melalui gigi reduksi

Propeller,pada Output flange


100 RPM
Gear
Engine

Mesin beroperasi pada 400 RPM


Spur Gears

Tentukan gigi reduksi dan inkrisi


inkrisi.. 5
Bevel Gears

6
Applications

Conveyor/Counting Gear train

Watch gear wheels Gear Pump

7
Nomenklatur
Sistem Internal Spur Gear
Sudut Tekan Modul

Modul gigi besar Sudut tekanan kecil (14 ½0 )

Modul gigi sedang Sudut tekanan sedang (200)

Modul gigi kecil Sudut tekanan besar (250)

Apa kesimpulan dari sudut tekan modul/sudut tekan gigi ?


.

Perbedaan modul menyebabkan bentuk sama tetapi ukurannya diperkecil,


sedang perbedaan sudut tekanan menyebabkan tinggi gigi sama tetapi
dapat lebih ramping.

Modul gigi (M) : M = t / (pi)


t = jarak bagi gigi (pitch) = jarak bagi lingkar
M = ditulis tanpa satuan ( diartikan dalam: mm)
Diameter roda gigi : (ada empat macam diameter gigi)
1. diameter lingkaran jarak bagi (pitch = d )
2. diameter lingkaran dasar (base)
3. diameter lingkaran kepala (adendum/max)
4. diameter lingkaran kaki (didendum/min)
Diameter lingkaran jarak bagi(pitch circle) : d = M . z ------ (mm)
z = jumlah gigi
sehingga : d = ( t . z )/ pi ----- (mm)
.

Sudut tekanan (Φ )/pressure angle adalah sudut yang dibentuk


dari garis horisontal dengan garis normal dipersinggungan antar gigi. Sudut
tekanan sudah di standarkan yaitu : Φ = 20 0 .

Akibat adanya sudut tekanan ini, maka gaya yang dipindahkan dari roda
gigi penggerak (pinion) ke roda gigi yang digerakkan (wheel), akan diuraikan
menjadi dua gaya yang saling tegak lurus (vektor gaya), gaya yang sejajar
dengan garis singgung disebut : gaya tangensial, sedang gaya yang tegak
lurus garis singgung ( menuju titik pusat roda gigi) disebut gaya radial.
.

Gaya Tangensial (bekerja dalam arah putaran roda gigi)


Merupakan gaya yang dipindahkan dari roda gigi satu ke roda gigi yang lain.
Gaya Radial
Merupakan gaya yang menyebabkan kedua roda gigi saling mendorong ( dapat
merugikan).Dalam era globalisasi sudut tekanan distandarkan : Φ = 20 0
Sistem Gaya
• Pada sepasang roda gigi dari kumpulan roda gigi,
daya dipindahkan dengan gaya gaya yang terbentuk
diantara gigi-gigi yang bersentuhan.
Sudut Φ bernilai antara 20 or 25 degrees. Sudut 14.5 juga telah
dipergunakan. Jadi profil gigi dibuat dari base circle (lingkaran
dasar), baru kemudian clearance diberikan.
Transmisi Roda Gigi
Transmisi daya dengan roda gigi mempunyai keuntungan, diantaranya tidak
terjadi slip yang menyebabkan speed ratio tetap, tetapi sering adanya slip juga
menguntungkan, misalnya pada ban mesin (belt) , karena slip merupakan
pengaman agar motor penggerak tidak rusak.

Apabila putaran keluaran (output) lebih rendah dari masukan (input) maka
transmisi disebut : reduksi ( reduction gear), tetapi apabila keluaran lebih cepat
dari pada masukan maka disebut : inkrisi ( increaser gear).

Perbandingan input dan output disebut : perbandingan putaran transmisi (speed


ratio), dinyatakan dalam notasi : i .
Speed ratio : i = n1 / n2 = d2 / d1 = z2 / z1
Apabila:i < 1 = transmisi roda gigi inkrisi
i > 1 = transmisi roda gigi reduksi
.

Wheel Pinion(diameter terkecil) Pinion Wheel


z2 , n2 z1, n1 z1, n1 z2, n2

Ada dua macam roda gigi sesuai dengan letak giginya :


1. Roda gigi dalam (internal gear), yang mana gigi terletak pada bagian dalam
dari lingkaran jarak bagi.

2. Roda gigi luar ( external gear), yang mana gigi terletak dibagian luar dari
lingkaran jarak, jenis roda gigi ini paling banyak dijumpai.
Roda gigi dalam- banyak dijumpai pada transmisi roda gigi planit (planitary gear)
dan roda gigi cyclo.
Apabila dua rodagigi dengan gigi luar maka putaran output akan berla wanan
arah dengan putaran inputnya, tetapi bila salah satu rodagigi dengan gigi dalam
maka arah putaran output akan sama dengan arah putaran input.
Bila kerjasama lebih dari dua rodagigi disebut : transmisi kereta api (train gear).
.

Speed ratio pertama : i1 = n1 / n2 n1 z1


Speed ratio kedua : i 2 = n2 / n3
Speed ratio total : i T = i 1 x i 2 = n1 /n2 x n2 /n3 = n1 / n3
Jadi pada train gear, speed ratio hanya tergantung roda gigi pertama dan yang
terakhir, sedang roda gigi diantaranya hanya sebagai makelar saja.
Speed ratio total : i T = n1 / n3 = d3 / d1 = z3 / z1 .
Sedang arah putaran tergantung jumlah roda gigi, apabila jumlahnya
genap ( 8, 10, 20 dll) pasti arah putaran output berlawanan arah
Tetapi bila jumlah rodagigi gasal (3, 9, 15 dll) maka arah putaran output sama
dengan arah inputnya.
Untuk roda gigi lurus (spur) dan penggunaan normal maka batas speed
ratio adalah 6 , apabila speed ratio lebih dari enam harus dibuat dengan dua
tingkat (stage).

Speed ratio maksimal : i maks < 6


.
Apabila speed ratio lebih dari enam maka dilakukan sebagai berikut
(Multi stages):

Output : z4 , n4
Pinion z2, n2 z3, n3
Z1, n1
Contoh gambar di atas transmisi rodagigi dua tingkat ( two stages)

Speed ratio total : i T = n1 / n2 x n3 / n4 = (n1 . n3) / (n2 . n4)

Pada gambar sket di atas terlihat bahwa fungsi roda gigi , selain yang
pertama (pinion) dan yang terakhir (wheel), yaitu roda gigi 2 dan roda gigi 3
diperhitungkan dalam menghitung speed ratio total.
Rule 1 – Pair up gears

Gear Ratio = number of teeth in follower


number of teeth in driver
Gear Ratio = # teeth input gear / # teeth output gear
= torque in / torque out = speed out / speed in

• In the case of 2 gears, it is easy. The driver is the one driven by the
motor or applied force. The follower is the one doing work.

Driver Gear Ratio = 8/24

= 1 /3
Satu putaran dari 24 gigi
akan memutarkan 8 gigi
gigi 3 kali.

Follower
Rule 2 - Long Gear Trains

24
Follower Gear Ratio = /40
= 3 /5
3 putaran 40 gigi akan
memutarkan 24 gigi
sebanyak 5 kali.

Idlers
Driver
Rule 3 – Compound Gears

Tentukan Gear Ratio


40 disamping.

24
Ft  Fn cos 
Fr  Fn sin 
2RPM
V  d / 2  d * d in, RPM rev./min, V in/sec
60
dn
V  d in, n rpm, V fpm
12
Tn
hp  Toque lb-in
63000
33000 hp
Ft  V fpm
V
FV Tn
KW  t  T= N.m, V m/s, F Newton
1000 9549
• Sistem Inggris
• F=33000hp/V V fpm

• Sistem Metrik (m, kg, sekon)


• KW=(FV)/1000=Tn/9549
• F newton, V m/s, n rpm, T, N.m
• hp= FV/745.7=Tn/7121
Kekuatan Tekuk (bending strength) Roda Gigi

Mc ( Ft L )t / 2 6 Ft
   3
 2
I bt / 12 bt

Earlier Stress Analysis of the Gear Tooth was based on


A full load is applied to the tip of a single tooth
The radial load is negligible
The load is uniform across the width
Neglect frictional forces
The stress concentration is negligible

This equation does not consider stress concentration,


dynamic effects, etc.

Anda mungkin juga menyukai