Anda di halaman 1dari 21

RANGKUMAN RODA GIGI

DIBUAT OLEH

NAMA : MUHAMMAD ALFIQRI

NIM : 190502039

MATA KULIAH : ELEMEN MESIN II

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SAMUDRA

2022
Munculnya roda gigi dalam bidang teknik dilatar belakangi oleh adanya
kebutuhan akan suatu alat atau elemen mesin yang dapat dipergunakan untuk
mentransmisikan daya dan putaran dari suatu poros keporos yang lainnya.

Karena adanya daya dan putaran dari poros yang satu keporos yang lain dengan
menggunakan roda gigi maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi roda gigi
tersebut yakni :

- Harus cukup kuat menahan beban,gesekan,panas,tahan terhadap keausan dan


kelelahan.

- Sudut gesek antara roda gigi yang satu dengan yang lainnya harus sedemikian rupa,
sehingga gesekan yang dihasilkan dapat seminimal mungkin.

Kemudahan dan kesederhanaan dalam proses pembuatannya menjadi syarat


utama agar dapat diproduksi dengan harga yang lebih rendah.

Tujuan dari perancangan roda gigi transmisi ini adalah :

- Merancang bagian – bagian dari roda gigi transmisi pada jenis roda dengan
spesifikasi :

Daya maksimum : 84 Ps

Putaran : 5700 Rpm

- Mengadakan pemeriksaan terhadap hasil perhitungan apakah konstruksi yang


dirancang dapat dikatakan aman terhadap masalah-masalah yang timbul.

- Menentukan cara kerja roda gigi transmisi.

- Menentukan ukuran-ukuran pada komponen transmisi roda gigi secara universal.


Roda gigi merupakan elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya
dan putaran dari suatu poros ke poros yang lain dengan rasio kecepatan yang konstan
dan memiliki efisiensi yang tinggi. Untuk di butuhkan ketelitian yang tinggi dalam
pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan.

Secara umum roda gigi dapat di bagi atas roda gigi lurus, mirng, kerucut, dan
roda gigi cacing. Agar roda gigi mentransmisikan daya dengan baik maka diperlukan
hasil perancangan yang teliti, sehingga bisa diperoleh dimensi, jenis matrial, waktu
pakai yang lama dan dengan harga yang ekonomis. Untuk mendapatkan hasil yang
teliti dan cepat dalam melakukan perancangan maka perlu di buat suatu langkah urutan
pengerjaan. Adapun data-data yang diperlukan yang diperoleh dari hasil pengukuran
dan pengamatan spesifikasi mesin adalah sebagai berikut :

• Putaran motor (n) = 7000 rpm

• Daya (N1) = 9,3 PS

• Rasio roda gigi (i) = 4

• Material = Baja St 70.11

• Sudut tekan normal (αo) = 20° (menurut standar ISO)

• βo = 0
1. Roda gigi lurus

Roda gigi lurus berfungsi untuk memberikan daya antara dua poros yang sejajar
dengan sebuah perbandingan kecepatan sudut (angular) yang konstan. Roda gigi
merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros, dimana roda gigi
ini sejajar dengan poros dengan dua silinder atau bidang jarak bagi dan kedua bidang
silinder bersinggungan dan berputar pada roda gigi yang lain dengan sumbu tetap
sejajar. Berikut ini adalah rumus yang akan sering kita gunakan dalam pembuatan roda
gigi lurus :

Nama Rumus

Modul Pisau (M) M=D/Z

Jumlah Gigi (Z) Z=D/M

Diameter Pitch (Dp) Dp = Z × M

Diameter Luar (Da) = D + 2.M Da = (Z


Da = Dp + 2M
+ 2)M

Da = (Z + 2)M

Diameter Kaki (Df) Df = D + 2,32.M

Df = (Z + 2,32)M

Adendum (Ha) Ha = 1 × M

Defenudm (Hf) Hf = 1,16.M

Kedalaman alur gigi / Tinggi gigi (H) H = 2,16.M

Jarak Pitch (T) T=π×M

B = (6 sampai 8) M , Untuk roda gigi


Lebar Gigi (B)
kasar

B = (10 sampai 15) M , Untuk roda gigi


normal

B = (15 sampai 30) M , Untuk roda gigi


halus

Putaran Engkol Kepala Pembagi N = 40 / Z


Roda gigi lurus merupakan jenis roda gigi yang paling sederhana.

2. Roda Gigi Miring

Roda gigi miring dibuat sejajar poros silinder namun mempunyai sudut
kemiringan (Helix Angle). Pada roda gigi ini, jumlah pasangan gigi yang saling membuat
kontak serentak (perbandingan kontak) adalah lebih besar dari pada roda gigi lurus,
sehingga perpindahan momen atau putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat
berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk menstransmisikan putaran tinggi
dan beban besar.

t = d/v

3. Roda Gigi Miring Ganda

Dalam hal roda gigi miring ganda pada gaya aksial yang timbul pada gigi yang
mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan saling meniadakan. Dengan roda gigi ini,
perbandingan reduksi, kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat diperbesar,
tetapi pembuatannya sukar. t = d/z
4. Roda Gigi Dalam dan Pinyon

Roda gigi dalam dipakai jika diinginkan alat trasmisi dengan ukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar, karena pinion terletak di dalam roda gigi.

5. Roda Gigi Kerucut

Lurus Roda gigi Kerucut Lurus pada gambar 2.5 dengan gigi lurus adalah paling
mudah dibuat dan paling sering dipakai, tetapi roda gigi ini sangat berisik karena
perbandingan kontaknya yang kecil. Roda gigi ini dapat diklasifikasikan berdasarkan
sudut pitehnya, walaupun roda gigi ini dapat dibuat untuk 900, roda gigi ini biasanya
dibuat untuk semua ukuran sudut. Gigi-giginya biasanya dituang, dimiling (dibentuk).
6. Roda Gigi Kurucut Spiral

Roda gigi ini memiliki perbandingan kontak yang besar dan dapat meneruskan
putaran tinggi dan besar. Sudut poros kedua gigi ini biasanya dibuat 900. Bentuk dari
pada roda gigi ini.

7. Roda Gigi Cacing

Roda gigi mampu memindahkan daya dan putaran yang tinggi pada Kedua
Poros yang tidak berpotongan (tegak lurus). Batang Penggerak mempunyai jenis ulir
yang dipasang pada sebuah roda gigi dan biasanya disebut roda gigi cacing
8. Pada gigi Hipoid

Roda gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang Kerucut yang
sumbunya bersilang. Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara
meluncur dan menggelinding.

Roda gigi yang tidak disebutkan sebelumnya. Semuanya mempunyai perbandingan


kecepatan sudut tetap antara kedua proses. Tetapi disamping itu terdapat pula roda gigi
yang perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi, seperti misalnya roda gigi
eksentris, roda gigi bukan lingkaran, roda gigi lonjong seperti pada meteran air, dan
sebagainya. Ada juga roda gigi dengan putaran yang terputus-putus pada proyektor
bioskop.

9. Roda gigi mitre (mitre gear)

Roda gigi payung yang memiliki pasangan dengan rasio 1. Artinya kedua roda gigi
tersebut memiliki ukuran yang sama persis. Digunakan untuk mengubah arah transmisi
tanpa mengubah kecepatan.

Profil giginya dapat dibuat lurus maupun helix. Umumnya posisi poros untuk kedua roda
gigi mitre memiliki sudut 90°. Namun juga ada yang membentuk sudut lainnya yang
disebut roda gigi mitra sudut.
10. Roda gigi mahkota (crown gear)

Merupakan jenis roda gigi bevel yang bentuk profil giginya sejajar dan tidak bersudut
terhadap aksis. Bentuk roda giginya menyerupai mahkota. Hanya dapat dipasangkan
secara akurat dengan roda gigi lurus atau roda gigi bevel.

11. Roda gigi screw (screw gear)

Roda gigi screw merupakan pasangan roda gigi helix dengan sudut putaran 45° pada
poros non-paralel dan tidak berpotongan. Karena kontak giginya merupakan sebuah
titik, dan daya dukung bebannya rendah, maka ridak cocok untuk transmisi daya besar.

Pelumasan harus diperhatikan saat menggunakan roda gigi ini. Karena gesekan antar
gigi akan mengikis permukaan giginya.
12. Roda gigi cacing (worm gear)

Roda gigi cacing merupakan pasangan antara potongan screw dan roda gigi. Bentuk
potongan screw pada poros disebut cacing. Sedangkan roda gigi pasangannya disebut
roda gigi cacing. Keduanya terletak pada poros non-paralel

Umumnya cacing dibuat dengan bahan yang keras agar tidak mudah terkikis karena
gesekan antar gigi. Sedangkan bahan roda gigi cacing dibuat dengan bahan yang lebih
lunak.

Ketika batang cacing digerakkan, maka roda gigi cacing pasti ikut bergerak. Namun
jarang sekali ada roda gigi cacing yang digerakkan dapat menggerakkan batang cacing.

Meskipun efisiensinya rendah, roda gigi ini memiliki keunggulan. Putarannya halus dan
tenang. Dan memiliki fitur penguncian diri. Contohnya digunakan pada kepala pembagi.
Sistem Metrik (MM)
Ketentuan-ketentuan untuk sistem metrik adalah sama halnya dengan untuk
roda-roda gigi lurus yaitu :

1.Diameter Tusuk ( Dt ) :
Dt = Z x M

2.Tinggi kepala gigi ( Ha )


Ha = 0,8 x M

3.Tinggi kaki gigi ( Hi )


Hi = 1 xM

4.Tinggi gigi ( Hg )
Hg = 1,8 x M

Tetapi aja juga yang menggunakan ketentuan :

Ha = 1 x M

Hi = 1,66 x M

Hg = 2,66 x M

Jika sepasang roda gigi payung bekerja dengan sudut antara porosnya adalah 90° 

Bahan kedua roda gigi dipilih dari Baja St.70 11 (Tabel 22/25) dengan data
sebagai berikut :

Ko = 0,72

Kgf/mm2σo = 85 Kgf/mm2
Adapun alasan pemilihan bahan adalah sebagai berikut :

a.Bahan tidak memiliki kekerasan yang terlalu tinggi sehingga akan


memudahkan dalam proses machining.

b.Produk yang dihasilkan tahan aus.

c.Bahan memiliki kekuatan yang baik sehingga tahan lama sesuai dengan umur yang
dikehendaki.

Kekuatan permukaan gigi ditentukan oleh :

K.D = YG x YH x YS x YV x KO(Kgf/mm2)

Dimana YG, YH, YV dan YS adalah faktor-faktor permukaan gigi (Tabel 22/26) YG
adalah faktor material, dengan harga 1 untuk baja, dan 1.5 untuk besi cor
YefriChan,ST.MTUniversitasDarmaPersada

4 / 15
YH adalah faktor kekerasan permukaan, dengan harga 1 jika harga
kekerasannya sama dengan kekerasan permukaan (Tabel 22/25)

KO adalah faktor ketahanan permukaan material

YS adalah faktor pelumasan, sedangkan viskositas sendiri fungsi dari


kecepatan tangensial v (Tabel 22/28). Apabila diasumsikan v = 10 m/s maka V50 = 39
sd 78 cSt, diambil V50 = 40,1 cSt, sehingga Ys = 0,85.

YV adalah fungsi dari kecepatan tangensial v.

Sehingga KD = YG x YH x YS x YV x KO kgf/mm2

= 1 . 1 . 0.85 . 1.066 . 0,72 kgf/mm2= 0,652 kgf/mm2


Roda Gigi Kurucut Spiral

Roda gigi Kurucut Spiral

Roda gigi Kurucut Spiral

Sudut muka = Sudut tusuk + Sudut kepala  (    ϫ  = β  +  ᵟ  )

Sudut  potong = Sudut tusuk – Sudut kaki  (  λ = β  – €  )

Sudut miring samping = 90° – Sudut tusuk  ( 90°  –  β  )


CARA KERJA RODA GIGI TRANSMISI

 Pada saat transmisi dalam keadaan netral, semua sinkron pada


kedudukan semula. Sehingga putaran langsung dari poros input ke poros
counter.
 Pada tingkat kecepatan I, tuas sinkrone I akan menggerakkan sinkrone
menuju roda gigi G, sehingga putaran dari poros input diteruskan ke roda
gigi A – roda gigi B – poros counter – roda gigi H – roda gigi G – poros
output.
 Pada tingkat kecepatan II, tuas sinkrone I akan menggerakkan sinkron
menuju roda gigi E, sehingga putaran dari poros input diteruskan ke roda
gigi A – roda gigi B – poros counter – roda gigi F – roda gigi E – poros
output.
 Pada tingkat kecepatan III, tuas sinkrone II akan menggerakkan sinkron
menuju roda gigi D, sehingga putaran dari poros input diteruskan ke roda
gigi A – roda gigi B – poros counter – roda gigi C – roda gigi D – poros
output.
 Pada tingkat kecepatan IV, tuas sinkrone akan menggerakkan sinkron
menuju roda gigi A, sehingga putaran dari poros input diteruskan ke roda
gigi A dan diteruskan langsung ke poros output.
 Pada tingkat kecepatan V, tuas sinkrone III akan menggerakkan sinkron
menuju roda gigi L, sehingga putaran dari poros input diteruskan ke roda
gigi A – roda gigi B – poros counter – roda gigi M – roda gigi L – poros
output.
 Pada kecepatan mundur, tuas sinkrone III akan menggerakkan sinkrone
menuju roda gigi K, sehingga putaran dari poros input akan diteruskan ke
roda gigi A – roda gigi B – poros counter – roda gigi I – kemudian putaran
dibalikkan oleh roda gigi J selanjutnya diteruskan keroda gigi L – poros
output.
Contoh Roda gigi Kurucut Spiral

Daya (P) = 84 PS
Putaran (n) = 5700 rpm
Bila suatu batang poros berputar, maka poros mengalami momen puntir, maka:
Pd = fc . P (KW) …..lit 1 hal 7
Dimana :
Pd = Daya Rencana
fc = faktor koreksi
P = Daya nominal output mesin
Jika daya dalam daya kuda (PS), maka harus dikalikan dengan 0,735 untuk daya dalam
satuan KW.
Jadi : P = 84 PS x 0,735
= 61,74 KW

1. Perhitungan pada Roda gigi Kurucut Spiral

Besarnya modul (m) = 4 dan sudut tekan dari roda gigi 20º maka jumlah gigi ZE adalah:

 maka jumlah gigi ZE adalah

ZE = de/m

ZE = 108,3/4

ZE = 27 buah

 Untuk menghitung kelonggaran puncak


Ck = 0,25 . m
Ck = 0,25 . 4
Ck = 1 mm
 Diameter luar roda gigi
dkE = (ZE + 2).m
dkE = (27 + 2). 4
dkE = 29 . 4
dkE = 116 mm
 Untuk menghitung tinggi gigi
H = 2.m + Ck
H = 2.4 + 1
H=9m
 Untuk lebar gigi
b = (6 – 10). M
b = 6.4
b = 24 mm
 Untuk menghitung tinggi kaki
hf = 1,25 . m
hf = 1,25 . 4 hf = 4,5 mm
 Untuk menghitung jarak bagi lingkaran

t = ZE π.dE

128,3 x 3,14.27 = 14,93 mm

 Tebal gigi

te 2 π.m te

te 2 3,14.4 = 6,28mm

 Diameter lingkaran jarak bagi

Db1 = 2.27.80/(27+13) = 108 mm

 Kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi

3,14.108.558/60000 = 3,156 mm
 Faktor dinamis

Fv = 6/6+3,15 =0,33

Bahan yang digunakan pada roda gigi E adalah bahan dengan lambanag S 45 C maka
dari tabel 2.7 didapat :

- Kekuatan tarik (σbE) = 58 kg/mm2

- Kekerasan permukaan sisi gigi (HBE) = 200

- Tegangan lentur yang diizinkan (σaE) = 30 kg/mm2

- KH untuk HBE = 200 adalah 0,053

 Besar gaya tangensial


Ft = 102 . Pd/3,15 = 2998

Pemeriksaan pada Roda gigi Kurucut Spiral

Pemeriksaan roda gigi E terhadap tegangan lentur dengan syarat aman :

30kg/mm>ft/b.m.Y

30kg/mm>2998/24.4.0,364

30kg/mm>7,61kg/mm

Dimana nilai y diperoleh dari interpolasi

Dengan demikian roda gigi E aman terhadap tegangan lentur.


2. Perhitungan pada Roda gigi Kurucut Spiral

Besarnya modul (m) = 4 dan sudut tekan dari roda gigi 20º maka jumlah gigi ZF adalah:
maka jumlah gigi ZF adalah

ZF = 51,7/4 = 13 buah

 Untuk menghitung kelonggaran puncak

Ck = 0,25 . m

Ck = 0,25 . 4

Ck = 1 mm

 Diameter luar roda gigi

dkF = (ZF + 2).m

dkF = (13 + 2). 4

dkF = 60 mm

 Untuk menghitung tinggi gigi

H = 2.m + Ck

H = 2.4 + 1 H = 9 mm

 Untuk lebar gigi

b = (6 – 10). M

b = 6.4

b = 24 mm

 Untuk menghitung tinggi kaki

hf = 1,25 . m hf = 1,25 . 4 hf = 4,5 mm


 Untuk menghitung jarak bagi lingkaran

T = 3,14x51,7/13 = 12,48 mm

 Tebal gigi

te = 3,14.4/2 = 6,28mm

 Diameter lingkaran jarak bagi

db1 = 2.13.80/(13+27)

db1 = 52mm

 Kecepatan keliling pada lingkaran jarak bagi

V = nπ.db

V = 60000 1169 52. 3,14.

V = 60x1000

V = 15,27

Pemeriksaan pada Roda gigi Kurucut Spiral

Pemeriksaan roda gigi F terhadap tegangan lentur dengan syarat aman

Dengan demikian roda gigi F aman terhadap tegangan lentur.

Roda Gigi S50C

 Diamater Roda Gigi E = 116 mm


 Diamater Roda Gigi F = 60 mm
Tabel Perhitungan Roda gigi Kurucut Spiral
Contoh
Pinion Gear
No Nama Simbol Rumus (1) (2)

1 Jarak Pusat a Tetapkan Nilai 56.4999

Jarak Pusat
2 Koefisien modifikasi y 0,8333

3 Sudut Tekanan Kerja αw 26.0886 deg

Jumlah Shift Profil X 1 +


4 Koefisien x 2 0,9600
Koefisien pergeseran
5 profil X - 0,6000 0,3600

 Untuk melihat penerapan prinsip rasio roda gigi, coba kendarai sepeda Anda. Perhatikan
bahwa cara termudah untuk menanjak adalah saat Anda memiliki roda gigi yang berukuran
kecil di depan dan roda gigi yang berukuran besar di belakang. Lebih mudah untuk memutar
roda gigi yang berukuran lebih kecil dengan gaya dorong dari pedal, namun dibutuhkan
banyak putaran agar roda belakang berputar dibandingkan dengan pengaturan roda gigi yang
Anda gunakan untuk permukaan datar. Hal ini membuat Anda bergerak lebih lambat.
 Sistem yang diturunkan (saat RPM beban lebih kecil daripada RPM motor) akan
membutuhkan motor yang memberikan daya optimal pada kecepatan putar yang lebih tinggi.
 Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan beban dinaikkan atau diturunkan dari motor
melalui rasio roda gigi. Motor ini harus diubah ukurannya agar memberikan daya yang
dibutuhkan oleh beban setelah rasio roda gigi dihitung. Sistem yang dinaikkan (saat RPM
beban lebih besar daripada RPM motor) akan membutuhkan motor yang memberikan daya
optimal pada kecepatan putar yang lebih rendah.
Gear ratio

Perakitan/hubungan gear yang berada dalam kotak tranmisi (gear box), antara
gear input shaf untuk dapat diperoleh berbagai kondisi seperti berikut ini:

1. Perbandingan kecepatan putaran yang sama ataupun berbeda


2. Perbandingan momen yang sama ataupun berbeda
3. Arah putaran yang sama ataupun berbeda

Putaran drive shaft yang menjadi lebih lambat atau lebih cepat dan moment
yang menjadi lebih kecil atau lebih besar, tergantung dari jumlah gear pada
pemutaran (drive) atau diputar (driven), perbandingan ini disebut ratio

Gear ratio = driven gear/drive gear


Kecepatan putar drive shaft = (1/gear rasio) x kecepatan drive shaft
Momen drive shaft = gear ratio x momen driven shaft

Anda mungkin juga menyukai