DASAR TEORI
Roda gigi adalah alat transmisi daya dan putaran dari poros penggerak
keporos yang akan di gerakkan. Roda gigi biasa digunakan untuk mentransmisikan
daya putaran dengan tepat. Adapun roda gigi di klasifikasikan beberapa hal:
3
Roda gigi miring silang, (i) Kontak titik gerakan lurus
dan berputar
Batang gigi miring silang
4
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap antara dua
poros. Di samping itu terdapat pula roda gigi yang perbandingan kecepatan
sudutnya dapat bervariasi. Ada pula roda gigi dengan putaran yang terputus-putus.
Dalam teori, roda gigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku yang
hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu lama.
Berikut ini beberapa jenis dari roda gigi menurut klasifikasi masing-masing,
hal tersebut dapat di lihat sebagai berikut:
Roda gigi lurus merupakan roda gigi yang paling besar dengan jalur – jalur
giginya sejajar dengan poros dan penggunaannya hanya dapat untuk
mentransmisikan putaran dan daya pada sumbu sejajar.
Roda gigi miring mempunyai jalur gigi yang berbentuk ulir pada silinder jarak
bagi pada roda gigi miring ini jumlah pasangan gigi yang saling membuat kontak
adalah lebih besar dari roda gigi lurus, sehingga pemindah momen atau putaran
melalui gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus. Sifat ini sangat baik untuk
mentransmisikan putaran tinggi dan besar.
5
Gambar 2.2 Roda gigi miring
Pada roda gigi miring ganda, gaya aksial yang timbul pada gigi yang
mempunyai alur yang berbentuk V tersebut akan saling meniadakan. Dengan roda
gigi ini perbandingan reduksi, kecepatan keliling dan daya yang diteruskan dapat
diperbesar tapi pembuatannya sangat sukar.
Roda gigi kerucut lurus dengan roda gigi lurus adalah yang paling mudah
dibuat dan sering dipakai. Tetapi roda gigi ini sangat berisik karena perbandingan
kontaknya sangat kecil, juga konstruksinya tidak memungkinkan untuk memasang
bantalan pada ujung porosnya.
6
Gambar 2.4 Roda gigi kerucut
Roda gigi ini dapat memindahkan daya dan putaran yang mempunyai reduksi
yang besar dan pada umumnya roda gigi ini dipakai untuk beban yang sangat besar.
Roda gigi ini mempunyai fungsi yang sama dengan roda gigi cacing silindris.
Bedanya hanya pada system perbandingan kontak yang lebih besar, akibat
mempunyai alur cacing selubung ganda.
7
Gambar 2.6 Roda gigi cacing globoid
Roda gigi ini hanya digunakan pada roda gigi differensial auto mobil. Roda gigi
ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang simbolnya
bersilang dan pemindahan gaya pada permukaan berlangsung secara meluncur dan
menggelinding.
Dipakai jika diinginkan ini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan
perbandingan reduksi besar, karena piyon terletak didalam roda gigi seperti terlihat
pada Gambar 2.9 dibawah ini.
8
Gambar 2.8 Roda gigi dalam
Cara kerja dari transmisi roda gigi yaitu mentransmisi daya mesin yang di
hasilkan dari pembakaran . Pada mesin honda GT160 hanya terdapat satu sistem
kecepatan, daya yang ditransmisikan oleh mesin sebelum diterima oleh roda gigi
didahului oleh penerusan daya poros.
Nama-nama bagian utama dari roda gigi di tunjukkan pada Gambar 2.9.
9
Penjelasan mengenai roda gigi pada Gambar 2.9 adalah sebagai berkut:
b. Circular Pitch (Jarak Lengkung Puncak) merupakan jarak yang diukur pada
lingkaran puncak, dari satu titik pada sebuah gigi ke suatu titik yang berkaitan
pada gigi di sebelahnya.
d. Addendum a adalah jarak radial antara bidang atas (top land) dengan lingkaran
puncak.
e. Dedendum b adalah jarak radial dari bidang bawah (buttom land) kelingkaran
puncak.
10
2.5 Roda Gigi Dan Ukurannya
Berdasarkan Sularso, ukuran roda gigi dinyatakan dengan diameter
lingkaran jarak bagi, yaitu lingkaran khayal yang menggelinding tanpa slip. Ukuran
gigi dinyatakan dengan “jarak bagi lingkar”, yaitu jarak sepanjang lingkaran jarak
bagi antara profil dua gigi yang berdekatan.
Jika diameter lingkaran jarak bagi dinyatakan dengan d (mm), dan jumlah gigi
dengan z, maka jarak bagi lingkar t (mm) dapat ditulis sebagai :
d
t= [2.1]
z
Jadi, jarak bagi lingkaran adalah keliling lingkaran jarak bagi dibagi dengan jumlah
gigi. Untuk mengatasi pemakaian ukuran gigi yang kurang praktis digunakan
ukuran yang disebut ‘modul’ dengan lambang m dimana
d
m = [2.2]
z
dengan cara ini, m dapat ditentukann sebagai bilangan bulat atau bilangan pecahan
0,5 dan 0,25 yang lebih praktis. Juga karena :
π×m= t [2.3]
Cara lain untuk menyatakan ukuran gigi adalah dengan “jarak bagi
diametral”. Dalam hal ini diameter lingkaran jarak bagi diukur dalam inch, maka
jarak bagi diametral DP adalah jumlah gigi per inch diameter tersebut. Jika diameter
lingkaran jarak bagi dinyatakan sebagai d" (in), maka
z 1
DP = , [2.4]
d in
Dari persamaan ini dapat dilihat bahwa jika DP kecil, berarti giginya besar.
Sebagian besar gigi dari Amerika atau Eropa dinyatakan dengan harga DP tersebut.
Adapun hubunga antara DP dan m adalah
25,4
m = [2.5]
DP
11
Untuk roda gigi luar, bagian gigi di luar lingkaran jarak bagi disebut kepala
dan tingginya disebut “tinggi kepala” atau “adendum”, yang besarnya biasanya
sama dengan modul, m (mm), atau satu per jarak bagi diametral, 1/DP (in). Bagian
gigi di sebelah dalam lingkaran jarak bagi disebut kaki, dan tingginya disebut
“tinggi kaki” atau dedendum. Besarnya biasanya sama dengan (m + ck) dalam
(mm), atau (1/DP + ck) dalam (in), dimana ck disebut “kelonggaran puncak”.
n 2 d 1 m.z 1 z1 1
u = = = = = [2.6]
n1 d 2 m.z 2 z 2 i
z2 /z1 = i
Harga i, yaitu perbandingan antara jumlah gigi pada roda gigi dan pada
pinyon, disebut perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi. Perbandingan
ini dapat sebesar 4 sampai 5 untuk roda gigi lurus standar, dan dapat diperbesar
mencapai 7 dengan perubahan kepala.
0,1 4 3,5
0,15 3,75
0,2 5 4,5
0,25
0,3 6 5,5
0,35
0,4 8 7 6,5
0,45
12
0,5 10 9
0,55
0,6 12 11
0,7 0,65
0,75 16 14
0
0,9 20 18
1
1,25 25 22
1,5
1,75 32 28
2
2,25 40 36
2,5
2,75 50 45
3 3,25
Sumber : Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradnya
Paramita, aaaaaaaaJakarta, 1978. Hal 216
Karena besar perbandingan kontak adalah 1,0 atau lebih, maka beban tidak
dikenakan pada satu gigi. Tetapi, demi keamanan, perhitungan dianggap bahwa
beban penuh dikenakan pada titik perpotongan A antara garis tekanan dan garis
13
penghubung pusat roda gigi. Jika tekanan normal pada permukaan gigi dinyatakan
dengan Fn, maka tangensial pada titik A adalah:
Fkt = Fn cos ω
Gaya Ft yang bekerja dalam arah putaran roda gigi pada titik jarak bagi adalah:
Ft = Fn cos αb [2.7]
Jika diameter jarak bagi adalah db1 (mm), maka kecepatan keliling v (m/s)
pada lingkaran jarak bagi roda gigi yang mempunyai putaran n1 (rpm) adalah:
d b1n1
v = [2.8]
600 1000
Ft v
P = [2.9]
102
Ft v
Pd =
102
Maka,
102 Pd
Ft = [2.10]
v
Hubungan tekanan lentur σb dengan beban tangensial Ft pada puncak gigi adalah:
Ft .l
σb =
bh 2 / 6
Jadi,
h2
Ft = σb.b. [2.11]
6l
14
Besarnya h2/6l dapat juga dinyatakan dengan perkalian antara Y dan modul m maka,
Ft = σb bm Y [2.12]
Persamaan ini disebut dengan persamaan Lewis dan Y dinamakan ‘faktor bentuk
gigi’. Koreksi pertama pada persamaan di atas dilakukan pada kecepatan keliling
roda gigi dan diberikan dalam bentuk” faktor dinamis” fv, yang tergantung pada
kecepatan keliling dan ketelitian. Maka setelah dikoreksi berbentuk
Ft = σb bm Yfv [2.13]
z Y Z Y
10 0,201 25 0,339
11 0,226 27 0,349
12 0,245 30 0,358
13 0,261 34 0,371
14 0,276 38 0,383
15 0,289 43 0,396
16 0,295 50 0,408
17 0,302 60 0,421
18 0,308 75 0,434
15
Sumber : Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1978. Hal 240.
3
fv =
Kecepatan rendah v = 0,5-10 m/s 3v
6
fv =
Kecepatan sedang v = 5-20 m/s 6v
5,5
fv =
Kecepatan v = 20-50 m/s 5,5 v
Sumber : Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin,
Pradnya Paramita, Jakarta, 1978. Hal 240.
Jika tekanan antara sesama permukaan gigi terlalu besar, gigi akan mengalami
keausan atau bopeng dengan cepat. Selain itu permukaan gigi juga kan mengalami
kerusakan karena keletihan oleh beban berulang. Seperti halnya pada perhitungan
tegangan lentur, di sini perbandingan kontak juga dianggap sama dengan 1,0, dan
tegangan Hertz dihitung hanya pada titik jarak bagi saja. Untuk roda gigi standar
(roda gigi luar) dengan sudut tekanan α0, ρ1 = (z1m/2) sin α0, dan ρ2 = (z2m/2) sin
α0, sehingga :
ρ=
1 2
=
z z m
1 2
2
sin 2 0 / 4 z z m sin 0
= 1 2 [2.14]
1 2 z1 z 2 m sin 0 / 2 z1 z 2 2
Persamaan untuk menghitung beban lentur yang diizinkan per satuan lebar,
ekivalen dengan persamaan (2.16) dari metode dasar, adalah
16
b0 cos b 1 1 1 1 1
F'b = ×m× × × × × × [2.15]
Sb Yb Ye K s K A K D K b
17
Gambar 2.11 Skematik Roda gigi
1. Kisar aksial (axial pitch). Adalah jarak sejajar terhadap sumbu antara
permukaan yang serupa dengan gigi yang berdekatan. Circular pitch
dinotasikan dengan pc. Axial pitch juga didefinisikan sebagai circular
pitch pada bidang putar atau bidang diametral.
2. Kisar normal (normal pitch). Adalah dinotasikan dengan pN. Normal
pitch dapat juga didefinisikan sebagai circular pitch pada bidang normal
yang tegak lurus terhadap gigi. Secara matematika, normal pitch:
𝑝𝑛 = 𝑝𝑐 𝑐𝑜𝑠 𝛼 [2.17]
Agar mempunyai lebih dari satu pasang kontak gigi, perpindahan gigi atau
overlap setidak-tidaknya sama dengan axial pitch,
𝑝𝑐 = 𝑝𝑛 𝑡𝑎𝑛 𝛼 [2.18]
18
Gambar 2.12 Lebar permukaan roda gigi miring
1,15 𝑝𝑐 1,15 𝑥 𝜋 𝑚
𝑏 = = … . . (∴ 𝑝𝑐 = 𝜋 𝑚
𝑡𝑎𝑛 𝛼 𝑡𝑎𝑛 𝛼
3. Dalam single helical gears, sudut helix berada dalam kisaran 20o sampai
35o, sementara untuk double helical gears dibuat sampai 45o.
19
2.8.3 Jumlah Gigi Ekuivalen Pada Roda Gigi Miring
𝑇𝐸 = 𝑇/𝑐𝑜𝑠 3 𝛼 [2.22]
α = Sudut helix.
Dalam roda gigi miring, kontak antara gigi adalah gradual (setahap demi
setahap), permulaan pada ujung yang satu dan bergerak sepanjang gigi sehingga
pada beberapa saat garis kontak berjalan secara diagonal melintasi gigi.
Penentuan kekuatan roda gigi helix dimodifikasi menurut persamaan Lewis
adalah:
𝑊𝑇 = (𝜎𝑜 𝑥 𝐶𝑣 ) 𝑏. 𝜋. 𝑚. 𝑦′ [2.23]
20
Gambar 2.14 Bagian dalam roda gigi sebuah mesin mobil
Catatan:
6
𝐶𝑣 = , for peripheral velocities from 5 m/s to 10 m/s.
6+𝑣
15
= for peripheral velocities from 10 m/s to 20 m/s. [2.24]
15 + 𝑣
0,75
= for peripheral velocities garater than 10 m/s to 20 m/s
0,75 + 𝑣
0,75
= 1 + 𝑣 + 0,25, for non-metalic gear
21
4. Beban keausan gigi maksimum untuk roda gigi helix adalah:
Dp . b . Q . K
Ww = =
cos2 α
σes . sin ∅N . Q . K 1 1
Dalam kasus ini: Ww = [ + ]
cos2 α EP EG
2.9 Poros
Poros merupakan suatu komponen alat mekanis yang mentransmisikan
gerak berputar dan daya. Poros adalah suatu kesatuan dari sebarang sistem mekanis
dimana daya ditransmisikan dari penggerak utama, misalnya motor listrik atau
motor bakar, ke bagian lain yang berputar dari sistem.
a. Poros Transmisi
Poros seperti ini mendapat beban puntir murni atau puntir
dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling,
roda gigi, puli sabuk atau sproket rantai, dll.
b. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, beban utamanya berupa
puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus dipenuhi poros ini
adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus
teliti.
c. Gandar
Dipasang di antara roda-roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali
jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mendapat beban
puntir juga.
22
2.10 Perencanaan Pasak
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-
bagian mesin seperti roda gigi, sproket, puli, kopling, dan lain-lain pada poros.
Momen diteruskan dari poros ke naf atau dari naf ke poros. Dalam perencanaan ini
dipilih jenis pasak benam seperti ditunjukkan pada Gambar 2.10, karena dapat
meneruskan momen yang besar.
𝑇
𝐹=𝑑 [2.27]
𝑠 ∕2
Tegangan Geser
𝐹
𝜏𝑘 = 𝑏𝑙 [2.28]
Bahan untuk pasak direncanakan lebih lunak dari poros, sehingga akan lebih dahulu
rusak dari pada poros. Disini akan direncanakan pasak yang terbuat dari bahan
S45C dengan kekuatan tarik σb = 58 kg/mm2.
23
b
τka = [2.29]
Sf k1 xSfk 2
τka > τk
Ft
p= [2.20]
lx t1
24
25
26