PENDAHULUAN
1.1. Latar Balakang
Sebuah mesin terdiri dari suatu komponen atau part-part yang
jumlahnya dapat mencapai lebih dari seribu bagian. Dan bagian-bagian itu
bekerja saling mendukung, sehingga dapat menghasilkan suatu gerakan.
Banyak hal yang harus diperhatikan oleh seorang perancang dalam
merancang suatu komponen dari sebuah mesin antara lain yaitu
menyesuaikan suatu komponen dengan fungsi sebenarnya, faktor
keamanan dari komponen yang direncanakan, efisiensi serta biaya yang
dikeluarkan.
Roda Gigi merupakan elemen mesin yang sangat penting bagi sebuah
kendaraan atau perangkat mesin lainnya. Dan dari elemen mesin tersebut
memiliki peranan masing-masing. Roda Gigi adalah elemen mesin yang
mentransmisikan daya yang besar dengan putaran yang tepat, kemudian
poros sebagai tempat melekatnya roda gigi tersebut, untuk bantalan
adalah elemen mesin yang menumpu poros yang memiliki beban dan juga
putaran agar gerakan tersebut menjadi halus. Dari fungsi elemen mesin
tersebut sangat di butuhkan ketepatan dalam merancang atau efisiensi
dan faktor lain yang dibutuhkan dalam sebuah komponen yang
direncanakan.
1.2. Tujuan
1
1.3. Batasan Masalah
2
BAB II
TEORI DASAR
2.1. RODA GIGI
Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan
putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga
penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait.
Roda gigi sering digunakan karena dapat meneruskan putaran dan daya
yang lebih bervariasi dan lebih kompak daripada menggunakan alat
transmisi yang lainnya, selain itu Roda gigi juga memiliki beberapa
kelebihan jika dibandingkan dengan alat transmisi lainnya, yaitu [1] :
1. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya
yang besar.
2. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana.
3. Kemampuan menerima beban lebih tinggi.
4. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip
sangat kecil.
5. Kecepatan transmisi Roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat
digunakan dengan pengukuran yang kecil dan daya yang besar.
Roda gigi harus mempunyai perbandingan kecepatan sudut tetap
antara dua poros. Di samping itu terdapat pula Roda gigi yang
perbandingan kecepatan sudutnya dapat bervariasi. Ada pula Roda gigi
dengan putaran yang terputus-putus.
Dalam teori, Roda gigi pada umumnya dianggap sebagai benda kaku
yang hampir tidak mengalami perubahan bentuk dalam jangka waktu
lama.
3
2.1.1 Klasifikasi Roda gigi
Roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Menurut letak poros.
b. Menurut arah putaran.
c. Menurut bentuk jalur gigi
Dari penjelasan diatas terbagi lagi yaitu:
a. Menurut Letak Poros
Tabel 2.1: Klasifikasi Letak Poros[1] :
4
b. Menurut arah putaran
Menurut arah putarannya, Roda gigi dapat dibedakan atas :
Roda gigi luar ; arah putarannya berlawanan.
Roda gigi dalam dan pinion ; arah putarannya sama
5
o Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
o Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
(i)=Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan yang
digerakkan
5. Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99%
tergantung disain dan ukuran.
6
Roda gigi Rack dan Pinion
Roda gigi Rack dan Pinion (gambar 2.4) berupa pasangan
antara batang gigi dan pinion Roda gigi jenis ini digunakan untuk
merubah gerakan putar menjadi lurus atau sebaliknya.
7
Gambar 2.6. Roda gigi Miring
Gambar 2.7. Roda gigi Miring Biasa Gambar 2.8. Roda gigi Miring Silang
Gambar 2.9. Roda gigi Miring Gambar 2.10. Roda gigi Ganda
Ganda Bersambung.
8
3. Roda gigi Kerucut
Roda gigi kerucut (gambar 2.11) digunakan untuk mentransmisikan
2 buah poros yang saling berpotongan.
Gambar 2.12. Roda gigi Kerucut Gambar 2.13. Roda gigi Kerucut
Lurus Miring
Gambar 2.14. Roda gigi Kerucut Gambar 2.15. Roda gigi Kerucut
Spiral Hypoid
9
4. Roda gigi Cacing
Ciri-ciri Roda gigi cacing adalah:
1. Kedua sumbu saling bersilang dengan jarak sebesar a, biasanya
sudut yang dibentuk kedua sumbu sebesar 90°.
2. Kerjanya halus dan hampir tanpa bunyi.
3. Umumnya arah transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan
putaran dari roda cacing ke cacing (mengunci sendiri).
4. Perbandingan reduksi bisa dibuat sampai 1 : 150.
5. Kapasitas beban yang besar dimungkinkan karena kontak
beberapa gigi (biasanya 2 sampai 4).
6. Roda gigi cacing efisiensinya sangat rendah, terutama jika sudut
kisarnya kecil.
Batasan pemakaian Roda gigi cacing adalah:
a) Kecepatan Roda gigi cacing maksimum 40.000 rpm
b) Kecepatan keliling Roda gigi cacing maksimum 69 m/s
c) Torsi Roda gigi maksimum 70.000 m kgf
d) Gaya keliling Roda gigi maksimum 80.000 kgf
e) Diameter Roda gigi maksimum 2 m
f) Daya maksimum1.400 Hp
10
Gambar 2.16. Roda gigi Cacing
3. K-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat mempunyai bentuk
trapezoidal, menunjukkan dua kerucut.
11
4. H-worm
Gigi cacing yang dipakai untuk perkakas pahat yang berbentuk
cembung.
12
Gambar 2.22. Bagian-bagian dari roda gigi kerucut
Harga i adalah perbandingan antara jumlah gigi pada Roda gigi dan
pinion, dikenal juga sebagai perbandingan transmisi atau perbandingan
Roda gigi. Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal Roda gigi
lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala.
Pada Roda gigi miring ganda dapat sampai 10. Jarak sumbu poros
aluminium (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d 1 dan d2 (mm) dapat
dinyatakan sebagai berikut:
13
Gambar 2.23. memperlihatkan bagian roda gigi
14
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang
berdekatan atau keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumlah
gigi, secara formula dapat ditulis :
7. Adendum (addendum)
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan
lingkaran pitch diukur dalam arah radial.
8. Dedendum (dedendum)
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur
dalam arah radial.
9. Working Depth
Jumlah jari-jari lingkaran kepala dari sepasang Roda gigi yang
berkontak dikurangi dengan jarak poros.
10. Clearance Circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan lingkaran addendum
dari gigi yang berpasangan.
11. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang Roda gigi yang
berkontak yang juga merupakan titik potong antara garis kerja
dan garis pusat.
12. Operating pitch circle
lingkaran-lingkaran singgung dari sepasang Roda gigi yang
berkontak dan jarak porosnya menyimpang dari jarak poros yang
secara teoritis benar.
15
13. Addendum circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
14. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.
15. Width of space
Tebal ruang antara Roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
16. Sudut tekan (pressure angle)
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari
sisi kepala gigi.
17. Kedalaman total (total depth) Jumlah dari adendum dan
dedendum.
Gambar 2.23. Memperlihatkan
18. Tebal gigi (tooth thickness)
Bentuk Roda gigi [4]
Lebar gigi diukur sepanjang
lingkaran pitch.
19. Lebar ruang (tooth space)
Ukuran ruang antara dua gigi sepanjang lingkaran pitch
20. Backlash
Selisih antara tebal gigi dengan lebar ruang.
21. Sisi kepala (face of tooth)`Permukaan gigi diatas lingkaran pitch
22. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
23. Puncak kepala (top land) Permukaan di puncak gigi
24. Lebar gigi (face width) Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
16
2.1.4 Rumus yang digunakan
o Jumlah roda gigi adalah banyaknya
gigi pada sebuah rangkaian
lingkaran roda gigi.
17
o Dapat dilihat pada gambar 2.21. Diameter Kaki atau diameter
dalam adalah jarak sepanjang lingkaran yang merupakan dasar
mengukur tinggi gigi (lingkaran dasar).
o Jarak Sumbu Poros pada Roda Gigi) atau lebar ruang adalah jarak
atau ruang diantara 2 buah gigi yang berdekatan
18
o Pada gambar 2.21. tinggi kaki gigi adalah jarak antara diameter
kaki dengan diameter jarak bagi. Dimana tinggi kaki dipilih sebesar
1,25 modul.
M = modul
o Tebal gigi adalah jarak lebar gigi sepanjang diameter jarak bagi.
o Lebar gigi adalah kedalaman gigi diukur pada sumbunya, gambar
1.21.
W= b x db1
Keterangan : w = lebar gigi
B = lebar sisi
db = diameter dasar
o Jarak bagi lingkar adalah jarak sepanjang lingkaran jarak bagi
antara 2 buah gigi yang berdekatan dapat dilihat pada gambar
2.21.
to = π x M
keterangan : to = jarak bagi lingkaran
m = modul
o Kedalaman total (tinggi gigi) adalah jumlah tinggi kepala dan tinggi
kaki dapat dilihat pada gambar 2.22.
H total = Hk + Hf
Keterangan : Htotal = kedalaman total
Hk = tinggi kepala gigi
Hf = tinggi kaki gigi
o Pada gambar 2.21. puncak kepala adalah permukaan di puncak
gigi.
19
o Angka transmisi (i) adalah perbandingan putaran roda gigi yang
berputar dengan yang diputar
o Intensitas beban yang diizinkan adalah berat beban maksimum
yang diizinkan.
0,35 x K D x i fg
Bzul =Bo =
C s S g ( 1+i fg )
20
o Diameter Lengkungan Kepala:
a. untuk roda gigi 1
Dk1 = do1 + 2hf1
o Gaya tangensial
21
o Beban lentur yang diizinkan
g. Efisiensi transmisi 1
h. Efisiensi transmisi 2
i. Efisiensi transmisi 3
j. Efisiensi transmisi 4
1 Z1 + Z 2 Z 9 + Z10
η IV =1−
[
7 Z1 Z2
+
Z 9 Z 10 ]
k. Efisiensi transmisi 5
l. Efisiensi transmisi 6
22
1 Z 1+ Z 2 Z 14 + Z 15
IV=1- [ +
7 Z 1 . Z 2 Z 14 . Z 15 ]
m. Efisiensi transmisi mundur
n. Efisiensi Mekanis
n max=n i x nii x niii x niv x nv x n vi x nr
o Kerugian Daya (daya maksimum = 171 ps) adalah daya yang hilang
akibat putaran roda gigi yang dipengaruhi oleh efisiensi Roda gigi.
Efisiensi total
23
Tabel 2.3: Harga Modul Standar(JIS B 1707-1973) [1]
6
Kec. Sedang v = 5 - 20 m/s Fv❑ =
6 +v ❑
24
5,5
Fv❑ =
5,5+ v 1/ 2
2.2 POROS
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya
berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda
gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah
25
lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan
atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan
satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley,1983).
a. Berdasarkan Pembebanannya
1. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft
akan mengalami beban putar berulang, beban lentur berganti
ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui
gear, belt pulley, sprocket rantai, All [3]
.
2. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda
kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya
mendapat beban lentur[3].
3. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek,
misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya
berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga
menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan
secara efektip apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut
kecil[3].
b. Berdasar Bentuknya
1. Poros lurus
2. Poros engkol sebagai penggerak utama pada silinder mesin
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya yang mampu
ditransmisikan, poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk
26
mentransmisikan daya yang kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat
kebebasan bagi perubahan arah (arah momen putar) [3].
27
bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah
dari putaran kritisnya[3].
d. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif
maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller
shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros
(plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
e. Material Poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang
berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses
pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom
nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun
demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya
hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan
demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat
treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai [3].
28
Syarat pemakaian rumus :
Beban torsi murni
Poros bulat, pejal, masif
Beban lain tidak diperhitungkan.
Diameter poros yang dihasilkan merupakan diameter poros
minimum, sehingga harus diambil yang lebih besar.
2. Untuk poros berlubang dengan beban puntir murni
29
b. Poros dengan Beban Lenturan Murni
1. Poros pejal dengan beban lentur murni
30
3. Poros dengan beban kombinasi puntir dan lentur
Teori penting yang digunakan :
Teori Guest : teori tegangan geser maksimum, digunakan untuk
material yang ductile (liat) misal mild steel.
Teori Rankine : teori tegangan normal maksimum, digunakan
untuk material yang brittle (getas) seperti cast iron.
o Teori tegangan geser maksimum
31
c. Poros dengan Beban Berfluktuasi
Pembahasan yang telah dilakukan di atas adalah poros dengan beban
torsi dan momen lentur konstan. Jika terjadi fluktuasi beban baik torsi
maupun lentur, maka perlu ditambahkan faktor yang berkaitan dengan
fluktuasi torsi maupun lenturan[3].
32
Tabel 2.6: Harga Km dan Kt Untuk Beberapa Beban[3]
33
34
2.3 PASAK ( KEYS )
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau
memasang roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga
terjamin tidak berputar pada poros.Pemilihan jenis pasak tergantung pada
besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan bagian-bagian yang
disambung.Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup
dijamin dengan baut tanam (set screw). Jenis pasak dabat di bagi menjadi
dua yaitu pasak benam dan pasak gigi [4]
.
2.3.1 Pasak benam
a. Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk key)
35
Bentuknya sama seperti di atas, tapi penggunaannya bila
pemakaian di atas belum mampu memindahkan daya, maka pasak
tersebut dipasang sejajar.
g. Tangent key
36
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang
dua buah berimpit.
Gambar 2.27 Tangent key
h. Pasak bulat (Round keys)
Jenis pasak ini, biasanya digunakan
untuk memindahkan daya relatip kecil.
Gambar 2.28 Pasak bulat
(Round keys)
2.3.2 Pasak gigi (Splines)
Jenis pasak ini bahannya dibuat satu bahan dengan poros dan
biasanya digunakan untuk memindahkan daya serta putaran yang cukup
besar dan arah kerja putarannya bolak balik [4].
37
Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi
yang harus dipindahkan yaitu :
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak telah diketahui,
maka gaya keliling yang bekerja pada pasak dapat dicar yaitu :
38
Bila diperhitungkan kemungkinan rusak akibat tekanan bidang :
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan, maka dari
pers. 3 & 4 diperoleh :
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka
hasil perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pad
astandarisasi.Bila hasil perhitungan, ukurannya tidak ada yang cocok
dalam tabel pasak, maka ukuran pasak yang diambil adalah ukuran yang
lebih besar. Di bawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak,
sesuai dengan standart yang dipasaran.
39
Tabel 2.7: Standart Pasak Melintang Menurut JIS : 2292 dan 2293 –
1963[4]
2.4 BANTALAN
Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang
berfungsi untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa
mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
prinsip Kerjanya adalah Apabila ada dua buah logam yang bersinggungan
satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul gesekan , panas
dan keausan .Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan/bantalan
yang dapat mengurangi gesekan ,panas dan keausan serta untuk
memperbaiki kinerjanya, ditambahkan pelumasan sehingga kontak
langsung antara dua benda tersebut dapat dihindarai [5].
2.4.1 Pertimbangan Dalam Design Bantalan
Pembebanan lelah Ketahanan terhadap korosi
Panas Kinematika
Gesekan (friction) Sifat-sifat bahan
40
Teloransi pengerjaan Pemasangan
mesin Pemakaian
Pelumasan Biaya
41
2. Bantalan Gelinding
Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti
bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
42
Kelemahan Bantalan gelinding :
• Kebisingan pada bantalan
• Bantalannya dipecah-pecah
• Kejutan yang kuat pada
putaran bebas
43
• Ring pemisah (untuk memisahkan bola satu dengan yang lain)
44
2.4.4 Keuntungan dan keburukan bantalan guling
Salah satu sifat yang penting dari bantalan guling adalah
gesekan yang kecil. Pada bantalan luncur poros meluncur pada
film minyak dalam sebuah tabung bantalan. Pada bantalan guling
jika poros memutar maka cincin dalam menggelinding pada benda
– benda guling dalam cincin luar, (seperti gambar 2.33)
Pada beban yang sama gesekan bantalan guling lebih kecil dari
pada bantalan luncur, gambar 2.35 Memperlihatkan jalannya
koefisien gesek bantalan luncur yang dilumasi dengan baik,
terhadap koefisien gesek dari bantalan guling, lihat tabel 2.8
Keuntungan Bantalan guling terhadap bantalan luncur adalah :
a. Gesekan kecil pada semua frekwensi putaran.
45
Gambar 2.35 Koefisien gesek bantalan guling pada bantalan luncur
b. Tahanan awal kecil
c. Pemakaian energi rendah
d. Dalam proses-proses pabrik nilainnya tinggi dan dapat dipercaya
e. Penyusunan lebar yang kecil
f. Pemakaian bahan pelumas yang rendah
g. Umur yang diharapkan pada beban yang diizinkan dapat dihitung
h. Oleh normalisasi didapat ukuran-ukuran standar, dimana
bantalan-bantalan dapat ditukar tukar.
46
2.4.5 Umur Bantalan (Bearing life )
Kalau bantalan bersih dan dilumasi secara tepat, dipasang
dan di segel terhadap masuknya debu atau kotoran, dijaga
dalam kondisi ini dan dioperasikan pada suhu yang wajar,
maka kelelahan logam akan merupakan satu–satunya sebab
dari kegagalan karena mengalami berjuta-juta pemakaian
tegangan, maka istilah umur bantalan (bearing life) sangat
umum dipakai[5].
Umur (life) dari suatu bantalan dinyatakan sebagai jumlah
putaran total atau jumlah jam pada suatu kecepatan putar. Kondisi
ideal kegagalan lelah akan berupa penghancuran permukaan
yang menerima beban. Standart ; The Anti-Friction Bearing
Manufacturers Asociation (AFBMA) menyatakan bahwa kriteria
kegagalan adalah suatu bukti awal dari kelelahan. Perlu dicatat ;
Bahwa umur yang berguna (useful life) sering dipakai sebagai
defenisi dari umur lelah atau kata lain adalah kehancuran atau
penyompelan suatu permukaan seluas 0,01 in2
Tabel 2.9: saran umur bantalan untuk berbagai kelas mesin
47
2.4.6 Pelumasan
Permukaan yang bersinggungan pada bantalan yang
menggelinding mempunyai suatu gerakan relativ yaitu
menggelinding dan meluncur, sehingga sulit untuk mengetahui
apa sebenarnya yang terjadi.
Tujuan dari pelumasan bantalan anti-gesekan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan suatu lapisan pelumas diantara permukaan
yang saling meluncur dan menggelinding (kontak).
2. Untuk membantu mendistribusikan dan mengeluarkan panas.
3. Untuk menjaga korosi dari permukaan – permukaan bantalan
4. Untuk menjaga bagian-bagian bantalan dari masuknya benda asing.
48
Tabel 2.10: pemakaian gemuk dan oli
49
3. Pelumasan Batas (Bavadary)
Terjadi kotak antara kedua permukaan secara terus menerus dan
pelumas atau minyak tersebar keseluruh permukaan akibat tekanan.
50
Pelumasan Hidrodinamis dapat dicapai jika :
• Terjadi gesekan aktif dari permukaan – permukaan yang
dipisahkan
• Adanya “wedging action“ seperti terjadinya eksentrisitas pada
sistim poros bantalan tersebut.
• Adanya fluida yang cocok
Tabel 2.11: Kriteria dan grafik pemilihan bantalan untuk kondisi
lingkungan tertentu
51
BAB III
PERHITUNGAN
3.1 Data Perhitungan Roda gigi Mobil (Suzuki All New Ertiga)
Daya maksimum = 104,7 ps
Putaran/Power = 6000 rpm
Rasio gear:
1st = 2,875
2nd = 1,568
3rd = 1,000
4th = 0,697
5th = -
Reverse = 2,300
Final Ratio = 4,375
Modul(m) =3
Sudut(∝o) = 20o
Jarak sumbu poros(α) = 100 mm
52
Tabel 3.1: menentukan sudut tekan roda gigi
For a 200 full depth pinion meshing
For a pinion meshing with a rack
with a gear
Maximum Maximum
Number of
Tooth form number of number of gar
pinion teeth
teeth teeth
14½ involute full
0
32 17 1309
depth
20 involute full depth
0
18 16 101
250 involute full depth 12 15 45
14 26
13 16
53
Dt 1+ Dt 2 51+ 147
a= = =99 mm
2 2
2. Transmisi 2
Jumlah roda gigi (Z)
2a 2(100)
Z1 = = =26
( 1+i2 ) m ( 1+1,568 ) 3
2 a i2 2(100)(1,568)
Z2 = = =41
( 1+i 2 ) m ( 1+1,568 ) 3
Diameter tusuk (Dt)
Dt 1=m x z 1 Dt 2=m x z 2
¿ 3 x 26=78 mm ¿ 3 x 41=123 mm
Diameter kepala (Dk)
Dk 1=m ( z 1 +2 ) Dk 2=m ( z 2 +2 )
¿ 3 ( 26+2 )=84 mm ¿ 3 ( 41+2 )=129mm
54
Dk 1=m ( z 1 +2 ) Dk 2=m ( z 2 +2 )
¿ 3 ( 33+2 )=105 mm ¿ 3 ( 33+2 )=105 mm
Diameter kaki (Df)
Df 1=m ( z 1−2 ) Df 2=m ( z 2−2 )
¿ 3 ( 33−2 ) =93 mm ¿ 3 ( 33−2 ) =93 mm
Jarak sumbu poros pada roda gigi
Dt 1+ Dt 2 99+99
a= = =99 mm
2 2
4. Transmisi 4
Jumlah roda gigi (Z)
2a 2(100)
Z1 = = =39
( 1+i4 ) m ( 1+ 0,697 ) 3
2 ai 4 2(100)(0,697)
Z2 = = =27
( 1+i 4 ) m ( 1+0,697 ) 3
55
2 26 41 78 123 84 129 72 117 100.5
3 33 33 99 99 105 105 93 93 99
4 39 27 117 81 123 87 111 75 99
a. Diameter Referensi
Diameter Refresi roda gigi pertama pada poros penggerak
(poros 1) di tentukan dengan persamaan:
db1 × N 1
db ≤ 113
√
3
b × n × B zid
… … …(mm)
b
( )
oleh dua bantalan (staddle mounting) maka db ≤ 1.2 ditentukan
1
b
( )
nilai dari db =0.5 B zul merupakan intensitas beban yang diizinkan
1
56
tergantung pemilihan faktor keamanan terhadap pitting. Jika sg ≥
s
,Maka Bzid =B0 dan jika sg ≥1 Maka Bzid =B0 3 B o Dimana
d
0.35 × K D ×i
B o=
C s × S g ( 1+i )
Dimana:
Cs = faktor kejut (1.5)
Sg = faktor keamanan terhadap pitting (0.8)
KD = kekuatan Permukaan Roda gigi
Kekuatan permukaan gigi ditentukan oleh:
kgf
K D= y g × y h × y s × y v ×k o … … …
( mm2 )
Dimana:
YG, YH, Yv, dan Ys, adalah faktor-faktor permukaan gigi. Y G adalah faktor
material, dengan harga 1 untuk baja, dan 1.5 untuk besi cor. Y H adalah
faktor kekerasan permukaan, dengan harga 1 jika harga kekerasannya
sama dengan kekerasan permukaan. K o adalah faktor ketahanan
permukaan material Ys adalah faktor pelumasan, sedangkan viskositas
sendiri fungsi dari kecepatan tangensial v, Apabila diasumsikan v = 10 m/s
maka V50 = 39 sd 78 cSt, diambil V50 = 40.1 cSt, sehingga Ys = 0.85.
Yv adalah fungsi dari kecepatan tangensial v.
0.6 0.6
y v =0.7+
( ( )) ( ( ))
1+
8
v
2
=0.7+
1+
8
10
2
=1.066
sehingga
K D= y g × y h × y s × y v ×k o … … … ( kgf /mm2 )
57
Dengan mengetahui Bzid maka diameter referensi dapat ditentukan:
1 ×104,7
db 1 ≤ 113
√
3
58
Hf 1=Hf 2=Hf =1.25 × 4,3=5,37 mm
Diameter lengkungan kepala
o Roda gigi 1
Dk 1=db1 +2 Hk1 =69,07+2 ( 3,4 )=75,87 mm
o Roda gigi 2
Dk 2=db2 +2 Hk 2=158,86+2 ( 3,4 )=165,66 mm
o Roda gigi 3
Dk 3=db 3+2 Hk 3=302,81+2 (3,4 )=309,61 mm
Diameter lingkaran kaki
o Roda gigi 1
Df 1=db1−2 Hf 1=69,07−2 ( 3,4 )=62,27 mm
o Roda gigi 2
Df 2=db2 −2 Hf 2=158,86−2 ( 3,4 )=152,06 mm
o Roda gigi 3
Df 3=db3 −2 Hf 3=302,8−2 (3,4 )=293,01 mm
Jarak pusat
db1 +db2 69,07+258,86
a= = =113,96 mm
2 2
Jarak bagi lingkaran
t o=π ×m=3,14 × 3,4=10,67 mm
59
o Faktor bentuk gigi dapat di lihat pada tabel 2.2
o Faktor tegangan kontak diambil antara baja dengan kekerasan
200Hb
o Baja KH = 0,053kg/mm2
o Tegangan lentur yang diizinkan σα = 20 kg/mm2
a. Transmisi kecepatan 1
Faktor bentuk gigi berdasarkan tabel 2.2 dan 3.2
Z1 = 17 Y1 = 0,302
Z2 = 49 Y2 = 0,404
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
π ×dt 1 × n 102× Pd
v1 = 3
F t=
60 ×10 v
3.14 ×51 ×6000 102×117,114
¿ ¿
60000 16,01
¿ 16,01 m/s ¿ 746,135 N
- Faktor dinamis - Beban lentur yang diizinkan
6 F ' b1=σ a ×m ×Y 1 × f v
f v=
6+ v
¿ 2 0 ×3 ×0,302 ×0,07
6
¿ =0,07 ¿ 1,26 kg /mm2
6+16,01
- Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2 Z2
'
F H=f v × K H × dt 1 × ( Z 1+ Z 2 )
2 × 49
¿ 0,07 × 0.053× 51× ( 17+49 )=0,28 kg /mm 2
b. Transmisi kecepatan 2
Z1 = 26 Y1 = 0,398
Z2 = 41 Y2 = 0,390
60
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
π ×dt 1 × n 102× Pd
v 2= 3
F t=
60 ×10 v
3.14 ×78 ×6000 102×117,114
¿ ¿
60000 24,49
¿ 24,49 m/s ¿ 487,775 N
- Faktor dinamis - Beban lentur yang diizinkan
5.5 F ' b2 =σ a ×m ×Y 1 × f v
f v=
5.5+ √ v
¿ 2 0 ×3 ×0,398 × 0,52
5.5
¿ =0,52 ¿ 12,41 kg/mm2
5.5+ √ 24,49
- Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2 Z2
'
F H=f v × K H × dt 1 × ( Z 1+ Z 2 )
2 × 41
¿ 0,52 ×0.053 ×78 × ( 26+41 )=2,681 kg/mm 2
c. Transmisi kecepatan 3
Z1 = 33 Y1 = 0,367
Z2 = 33 Y2 = 0,367
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
π ×dt 1 × n 102× Pd
v3 = F t=
60 ×10 3 v
3.14 ×99 ×6000 102×117,114
¿ ¿
60000 31,08
¿ 31,08 m/s ¿ 384,35 N
- Faktor dinamis - Beban lentur yang diizinkan
5.5 F ' b3 =σ a ×m ×Y 1 ×f v
f v=
5.5+ √ v
¿ 2 0 ×3 ×0,367 × 0.49
5.5
¿ =0,49 ¿ 10,78 kg /mm2
5.5+ √ 31,08
61
- Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2 Z2
'
F H=f v × K H × dt 1 × ( Z 1+ Z 2 )
2× 33
¿ 0.49 ×0,053 × 99× ( 33+33 )=2,57 kg /mm 2
d. Transmisi kecepatan 4
Z1 = 39 Y1 = 0,385
Z2 = 27 Y2 = 0,349
- Kecepatan keliling - Gaya tangensial
π × dt 1 × n 102× Pd
v 4= F t=
60× 103 v
3.14 ×117 × 6000 102×117,114
¿ ¿
60000 36,73
¿ 36,73 m/s ¿ 209.82 N
- Faktor dinamis - Beban lentur yang diizinkan
5.5 F ' b 4=σ a × m× Y 1 × f v
f v=
5.5+ √ v
¿ 2 0 ×3 ×0,385 ×0 ,16
5.5
¿ =0,16 ¿ 3,696 kg /mm2
5.5+ √ 36,73
- Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar
2 Z2
'
F H=f v × K H × dt 1 × ( Z 1+ Z 2 )
2 ×27
¿ 0,16 × 0,053× 117 × ( 39+ 27 )
=0,811 kg /mm 2
62
Gambar 3.1 Gaya yang bekerja pada gigi roda gigi [1]
63
117,114 kW
¿ 9.74 × 105 × =19011,506 Kg ∙mm
6000 rpm
T 19011,506 Kg ∙ mm
√ √
d= 3
π
16
×τ
=3
3.14
16
×11kg /mm 2
=20,77 mm
64