Anda di halaman 1dari 70

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam segala bidang khususnya
bidang permesinan, dikarenakan tuntutan perkembangan teknologi dan industry yang
modern. Pada zaman modern seperti sekarang ilmu permesinan sangat dibutuhkan
khususnya dibidang industry manufaktur.
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat ini, para mahasiswa jurusan
teknik mesin dituntut untuk lebih mendalami mengenai imu permesinan yang disini bisa
disebut juga sebgai elemen mesin, yang dimana di dalam elemen mesin membahas
mengenai komponen – komponen dalam permesinan.
Karena pentingnya peranan sistem perencanaan transmisi dalam bidang
permesinan, maka diperlukan suatu perencanaan yang matang agar diperoleh suatu
produk yang unggul dalam hal ini mencakup umur pemakaian yang panjang, dapat
bekerja dengan baik dan dioperasikan dengan mudah serta memerlukan biaya yang
terjangkau.
Dalam kehidupan manusia, mekanisme sederhana maupun mesin yang kompleks
dapat membantu manusia dalam melakukan tugas – tugasnya. Untuk beberapa
pekerjaan khusus dan spesifik manusia menciptakan beberapa penemuan yang
menggunakan dasar imu elemen mesin.
Untuk memudahkan manusia dalam pembuatan bangunan diperlukan alat bantu
yang menggunakan prinsip – prinsip perhitungan menggunakan ilmu dari elemen mesin.
Salah satu aplikasinya adalah pembuatan mesin yang dapat digunakan untuk keperluan
khusus seperti mesin conveyor.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam laporan ini adalah merencanakan sistem yang terdapat
pada conveyor, perencanaan ini meliputi design, shaft, pulley, belt, gear pada conveyor
yang dimana kelompok kami mempunyai data sebagai berikut :
 Daya motor = 2 Hp
 rpm input = 1300 rpm
 rpm output = 500 rpm
 Kapasitas = 8 kg

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
2

1.3 Batasan Masalah


Sistem transmisi yang direncanakan adalah sistem transmisi yang di dalamnya
mencakup semua elemen mesin, di antaranya shaft, pulley, belt dan gear pada mesin
conveyor. Pada perencanaan ini hanya dibatasi pada aspek geometri, dimensi,
perhitugan dan material dari setiap elemen mesin yanag ada pada conveyor.

1.4 Tujuan Perancangan


Adapun tujuan dari perancangan ini adalah :
1. Mengetahui mekanisme kerja dari mesin conveyor.
2. Mengetahui parameter yang digunakan dalam perancangan mesin conveyor.
3. Dapat merancang conveyor dengan efisiensi dan efektifitas kerja yang tepat.

1.5 Manfaat Perancangan


Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Memberikan gambaran secara umum mengenai mekanisme perencanaan pembuatan
mesin conveyor.
2. Memberikan inovasi baru agar mempermudah dalam menggunakan mesin conveyor
kepada penggunanya.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gear (Roda Gigi)


2.1.1 Pengertian Gear (Roda Gigi)
Roda gigi adalah roda yang berguna untuk mentransmisikan daya yang besar atau
putaran yang cepat. Rodanya dibuat bergerigi dan berbentuk silinder atau kerucut yang
saling bersinggungan pada kelilingnya agar jika salah satu berputar maka yang lain ikut
berputar.

2.1.2 Macam-macam Gear (Roda Gigi)


Berdasarkan letaknya pada poros, roda gigi dapat dikelompokkan atas tiga macam,
yaitu :
1. Roda gigi dengan poros sejajar
a. Roda gigi lurus ( Spurs Gear)
Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros. Pasangan roda
gigi lurus ini digunakan untuk menurunkan putaran dalam arah berlawanan.
Aplikasi roda gigi lurus antara lain pada gearbox.
Kelebihan :
 Dibandingkan dengan jenis roda gigi yang lain, roda gigi lurus ini paling mudah
dalam proses pengerjaannya.
 Harganya lebih murah
 Dayanya lebih besar
Kekurangan :
 Kontak permukaan antar gigi yang kecil menyebabkan suara yang keras saat
terjadi kontak gigi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
4

Gambar 2.1 Roda gigi lurus


Sumber : Sularso (1980 : 213)

b. Roda gigi miring (Helical Gear)


Roda gigi miring mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder
jarak bagi. Pada roda gigi miring ini, jumlah pasangan gigi yang saling membuat
kontak serentak adalah lebih besar dari pada roda gigi lurus, sehingga pemindahan
momen atau putaran melalui gigi-gigi tersebut dapat berlangsung dengan halus.
Sifat ini sangat baik untuk mentransmisikan putaran tinggi dan beban besar.
Namun roda gigi miring memerlukan bantalan aksial dan kotak roda gigi yang
lebih kokoh, karena jalur roda gigi yang membentuk ulir tersebut menimbulkan
gaya reaksi yang sejajar dengan poros.
Kelebihan :
 Gigi-gigi yang bersudut menyebabkan pertemuan antara gigi-gigi menjadi
perlahan sehingga pergerakan dari roda gigi menjadi halus dan minim getaran
 Roda gigi miring mampu dioperasikan pada kecepatan tinggi dibandingkan spur
karena kecepatan putar yang tinggi dapat menyebabkan spur lebih baik
digunakan pada putaran yang rendah.
Kekurangan :
 Gaya aksial lebih besar, sehingga dibutuhkan bantalan aksial dan material roda
gigi yang lebih kokoh.
 Pengerjaan rumit

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
5

Gambar 2.2 Roda gigi miring


Sumber : Sularso (1980 : 213)

c. Roda gigi miring ganda


Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V
tersebut akan saling meniadakan.
Kelebihan :
 Gaya aksial lebih rendah dibandingkan roda gigi miring tunggal
 Minim getaran dan mampu dioperasikan pada kecepatan tinggi
Kekurangan :
 Roda gigi miring ganda lebih sulit untuk dibuat karena kerumitan bentuknya

Gambar 2.3 Roda gigi miring ganda


Sumber : Sularso (1980 : 213)

d. Roda gigi dalam


Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan
reduksi besar karena pinion terletak dalam roda gigi.
Kelebihan :
 Mampu merubah gaya putar menjadi gaya translasi dan sebaliknya
 Untuk penggunaan pada sistem kemudi kendaraan biayanya lebih murah.
Kekurangan :

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
6

 Efisiensi daya yang ditransmisikan lebih rendah dibandingkan mekanisme


sistem kemudi yang lain.

Gambar 2.4 Roda gigi dalam


Sumber : Sularso (1980 : 213)

2. Roda gigi dengan poros berpotongan


Pada roda gigi ini, bidang jarak bagi merupakan bidang kerucut yang puncaknya
terletak di bidang sumbu poros. Jenis-jenis Roda gigi kerucut antara lain:
a. Roda gigi kerucut lurus (Bevel gear)
Roda gigi ini adalah jenis roda gigi kerucut yang paling mudah dibuat dan
paling sering dipakai. Tetapi roda gigi ini sangat berisik karena perbandingan
kontaknya yang kecil dan konstruksinya juga tidak memungkinkan pemasangan
bantalan pada kedua ujung porosnya.

Gambar 2.5 Roda gigi kerucut lurus


Sumber : Sularso (1980 : 213)

b. Roda gigi kerucut spiral


Roda gigi kerucut spiral pemotongan gigi-giginya juga pada permukaan harus
gigi-gigi roda gigi spiral arahnya membentuk suatu kerucut karena mempunyai
perbandingan kontak yang besar dapat meneruskan tinggi dan beban besar. Salah
satu kekurangannya yaitu memiliki suara yang berisik.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
7

Gambar 2.6 Roda gigi kerucut spiral


Sumber : Sularso (1980 : 213)

c. Roda gigi permukaan


Roda gigi ini sama halnya dengan roda gigi lurus yakni berisik karena
perbandingan kontak yang kecil. Roda gigi ini tidak cocok dipakai pada putaran
dan daya yang tinggi. Contoh penggunaannya pada grab winch, hand winch,
kerekan.

Gambar 2.7 Roda gigi permukaan


Sumber : Sularso (1980 : 213)

3. Roda gigi dengan poros silang


Roda gigi dengan poros silang dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Roda gigi cacing silindris
Mempunyai silinder yang berbentuk cacing dan lebih umum dipakai. Roda
gigi ini biasa dipakai untuk meneruskan putaran dengan perbandingan reduksi
besar.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
8

Gambar 2.8 Roda gigi cacing silindris


Sumber : Sularso (1980 : 213)

b. Roda gigi cacing hipoid


Mempunyai jalur gigi yang berbentuk spiral pada bidang kerucut yang
sumbernya berdaya dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung
meluncur dan menggelinding.

Gambar 2.9 Roda gigi cacing hipoid


Sumber : Sularso (1980 : 213)

c. Roda gigi gobloid


Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar dan dipakai untuk beban
yang lebih besar pula.

Gambar 2.10 Roda gigi cacing gobloid


Sumber : Sularso (1980 : 213)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
9

2.1.3 Bagian-bagian Gear (Roda Gigi)

Gambar 2.11 Bagian-bagian dari roda gigi kerucut lurus


Sumber : L Mott, Robert (2004 : 309)

1. Lebar gigi (face width)


Kedalaman gigi diukur sejajar sumbunya.
2. Jarak bagi lingkar (circular pitch)
Jarak sepanjang lingkaran pitch antara profil dua gigi yang berdekatan atau
keliling lingkaran pitch dibagi dengan jumlah gigi.
3. Addendum
Jarak antara lingkaran kepala dengan lingkaran pitch dengan lingkaran pitch
diukur dalam arah radial.
4. Dedendum
Jarak antara lingkaran pitch dengan lingkaran kaki yang diukur dalam arah
radial.
5. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
6. Kelonggaran (clearance)
Jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi yang satu ke bagian dasar
dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu pasangan roda gigi.
7. Dedendum circle
Lingkaran kaki gigi yaitu lingkaran yang membatasi kaki gigi.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
10

8. Clearance circle
Lingkaran yang bersinggungan dengan linkaran addendum dari gigi yang
berpasangan.
9. Bottom land
Permukaan bagian bawah gigi.
10. Sisi kaki (flank of tooth)
Permukaan gigi dibawah lingkaran pitch.
11. Sisi kepala (face of tooth)
Permukaan gigi diatas lingkaran pitch.
12. Lingkaran pitch (pitch circle)
Lingkaran khayal yang menggelinding tanpa terjadinya slip. Lingkaran ini
merupakan dasar untuk memberikan ukuran-ukuran gigi seperti tebal gigi, jarak
antara gigi, dan lain-lain.
13. Width of space
Tebal ruang antara roda gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
14. Outside circle
Lingkaran kepala gigi yaitu lingkaran yang membatasi gigi.
15. Puncak kepala (top land)
Permukaan dipuncak gigi.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
11

2.1.4 Gaya – gaya yang terjadi pada spur gear dan straight bevel gear

1. Arah gaya yang terjadi pada spur gear

Gambar 2.12 Gaya-gaya yang terjadi pada spur gear


Sumber : Dobrovolsky (2004, p.455)

Transmisi gaya pada spur gear force F normal yang bekerja pada permukaan gigi
bekerja dengan arah gaya tangensial dan radial.

2. Arah gaya yang terjadi pada straight bevel gear

Gambar 2.13 Gaya-gaya yang terjadi pada straight bevel gear


Sumber : Dobrovolsky (2004 : 456)

Transmisi gaya pada straight bevel gear force F normal yang bekerja pada bagian
pusat tooth face bevel gear bekerja dengan arah gaya tangensial dan radial.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
12

a. Gaya Radial
Gaya radial yang bekerja menuju sumbu roda gigi tegak lurus terhadap
lingkaran jarak bagi dan terhadap gaya tangensial. Gaya ini cenderung
menciptakan gaya saling mendorong diantara dua roda gigi. (L Mott,
Robert,2004, p.423).
b. Gaya Tangensial
Gaya tangensial yang bekerja dalam bidang lintang dan menyinggung
lingkaran jarak bagi roda gigi miring dan yang menyebabkan torsi
ditransmisikan dari roda gigi yang di gerakkan. (L Mott, Robert, 2004, p.423).

2.2 Pulley
2.2.1 Definisi Pulley
Pulley adalah elemen mesin yang digunakan untuk memindahkan daya dari suatu
poros ke poros lain dengan alat bantu sabuk (belt). Pulley merupakan salah satu bagian
utama sistem transmisi. Pulley berfungsi untuk mengatur kecepatan putar dan
meneruskan daya dari motor listrik. Karena rasio kecepatan berbanding terbalik dengan
rasio diameter pulley, pemilihan diameter pulley harus berhati-hati supaya didapatkan
rasio kecepatan yang diinginkan. Posisi pulley harus sesuai supaya belt dapat
mentransmisikan daya secara normal dari satu pulley ke pulley lain.

2.2.2 Macam-macam Pulley


1. Sheaves / V-Pulley
Paling sering digunakan untuk transmisi, produk ini digerakkan oleh V-Belt.
Karena kemudahannya dan dapat diandalkan. Produk ini telah dipakai selama satu
dekade.

Gambar 2.12 V-Pulley


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 670)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
13

2. Variable Speed Pulley


Perangkat yang digunakan untuk mengontrol kecepatan mesin. Berbagai proses
industri seperti jalur perakitan harus bekerja pada kecepatan yang berbeda untuk
produk yang berbeda. Dimana kondisi memproses kebutuhan penyetelan aliran dari
pompa atau kipas, memvariasikan kecepatan dari drive mungkin menghemat energi
dibandingkan dengan teknik lain untuk kontrol aliran.

Gambar 2.13 Variable speed pulley


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 670)

3. Timming Pulleys
Ini adalah jenis lainnya dari katrol dimana ketepatan sangat dibutuhkan untuk
aplikasi. Material khusus yang tersedia untuk aplikasi yang mempunyai kebutuhan
yang lebih spesifik. Timing Pulley dapat dibagi lagi ke dalam beberapa tipe yaitu :
Classical Timing Pulley, XL Pulley, L Pulley, H Pulley, XH Pulley, HTS Timing
Pulley, 3mm Pulley, 5mm Pulley, 8mm Pulley, 14mm Pulley, Metric Timing Pulley,
T 2.5mm Pulley, T 5mm Pulleys, T 10mm Pulleys, AT 5mm Pulleys, AT 10mm
Pulleys.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
14

Gambar 2.14 Timming pulleys


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 681)

Tabel 2.1
Lebar Standar Pulley

Sumber: Khurmi, R.S.(2005, p.719)

2.3 Belt (Sabuk)


2.3.1 Pengertian Belt (Sabuk)
Suatu elemen mesin yang berbentuk lintasan bulat yang gigi dan rata. Di dalam
bentuk sebuah transmisi dari jenis ini terdiri dari sebuah sabuk yang tak memiliki ujung
dipasang secara ketat/ rapat pada 2 pulley penggerak yang mentransmisikan/
menyalurkan gerak dari pulley penggerak menuju pulley penerima/pendorong dengan
tahanan gesek antara sabuk dan pulley. Fleksibilitas dari sabuk memungkinkan untuk
mengatur poros penggerak dan poros penerima dengan cara apapun dan digunakan
beberapa pulley bila diperlukan.

2.3.2 Macam-macam Susunan Sabuk


Jenis belt biasanya diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok sebagai berikut :

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
15

1. Light drives (penggerak ringan). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang
lebih kecil pada kecepatan belt sampai 10 m/s seperti pada mesin pertanian dan
mesin perkakas ukuran kecil.
2. Medium drives (penggerak sedang). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang
berukuran sedang pada kecepatan belt 10 m/s sampai 22 m/s seperti pada mesin
perkakas.
3. Heavy drives (penggerak besar). Ini digunakan untuk mentransmisikan daya yang
berukuran besar pada kecepatan belt di atas 22 m/s seperti pada mesin kompresor dan
generator.

1. Open Belt drives


Digunakan dengan susunan poros secara paralel dan berputar dengan arah yang
berlawanan. Biasanya komponen antar belt juga dapat terjadi gesekan. Untuk
menghindari keausan yang berlebihan, posisi poros harus ditempatkan jarak
maksimum satu sama lain.

Gambar 2.15 Sabuk penggerak terbuka


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 683)

2. Cross belt drives


Menggunakan poros yang disusun secara paralel dan berputar ke arah yang
sama. Ketika jarak antar poros yang dihubungkan sabuk terpisah cukup jauh, salah
satu kedudukan dari ke-2 poros tersebut harus lebih rendah dari poros lainnya.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
16

Gambar 2.16 Sabuk yang gerak silang


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 683)
3. Quarter turn belt drive
Menggunakan poros tegak lurus dengan putaran satu arah. Untuk mencegah
sabuk bergerak keluar dari jalur pulley, maka lebar pulley harus cukup besar untuk
mengatasi hal ini dan hanya dapat dipastikan setelah dilakukan proses uji coba.

Gambar 2.17 Sebagian Dua Sabuk Penggerak


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 684)

4. Sabuk penggerak dengan pulley sekunder


Digunakan saat transmisi sabuk dengan jenis open belt drive tidak dapat
digunakan karena panjang busur belt dan luasan kontak pada pulley cukup rendah
(rasio kecepatan cukup tinggi dengan jarak antar pulley cukup dekat) atau ketika
diperlukan regangan pada sabuk dimana dengan cara lain tidak dapat diperoleh hanya
dengan cara penambahan Idler Pulley.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
17

Gambar 2.19 Sabuk Penggerak Dengan Pulley Sekunder


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 684)

2.3.3 Jenis-jenis Belt Berdasarkan Bentuknya


1. Transmisi sabuk datar (Flat belts)
Jenis transmisi dengan menggunakan flat belt telah ditemukan aplikasinya di
beberapa mesin.

Gambar 2.21 Flat belt


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 678)

Berikut ini bahan-bahan pembuatan belt :


a. Belt dengan bahan kulit (Leather belt)
b. Belt dengan bahan karet (Rubber belt)
c. Belt dengan bahan tenunan benang kapas (Wooven cotton belts)
d. Belt dengan bahan tenunan wool (Wooven woolen belts)
Sebagai tambahan untuk 4 jenis standar tipe belt yang berbentuk/ memiliki profil
datar yakni jenis Inter-stitched rubber, semi-linen dan sabuk sutra (silk belts)
diproduksi untuk tujuan tertentu / khusus misalkan sebagai transmisi belt
berkecepatan tinggi , mesin gerinda internal (internal grinding machines), dll.
Kelebihan : Biaya lebih murah
Kekurangan : Mudah aus

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
18

2. Transmisi sabuk V (V-Belts)

Gambar 2.22 V-Belt


Sumber : Dobrovolsky (1979 : 224)

Berikut ini penjelasan secara terperinci tentang jenis-jenis belt di atas:


I. Belt dengan inti serat kain (Cord Fabric Belt)
Belt jenis ini terdiri dari beberapa lapisan inti serat kain (a) pada bagian
yang menerima tegangan tinggi, karet (b) pada bagian yang mengalami tekanan
tinggi. Dan untuk bagian (c) terbuat dari serat karet.
II. Belt dengan inti serat kabel / kawat (Cord Wire Belt)
Terdiri dari beberapa inti kawat yang sangat kuat (a) terletak pada bagian
netral. Oleh karena itu tidak dibutuhkan sifat fleksibilitas belt, sebuah pengisi
celah terbuat dari karet (b) dimana bersifat sangat elastis pada tekanan yang
tinggi dan tetap bersifat kaku ketika dalam kondisi tekanan tinggi , dan bagian
(c) merupakan selubung luar.

III. Belt dengan inti kawat dan dilengkapi dengan gigi-gigi


Berbeda dari jenis Simple-Cord wire belt bahwa di setiap gigi-gigi memiliki
bagian yang bertekanan tinggi (dan kadangkala berupa tegangan tinggi). Untuk
mencapai fleksibilitas terbesar yang secara khusus sangatlah penting aplikasinya
pada pulley berdiameter kecil dan kecepatan operasinya cukup tinggi.
Kelebihan : Tidak berisik, jarak poros tidak tertentu
Kekurangan : Slip yang terjadi mengakibatkan rasio angka putaran tidak konstan

3. Transmisi sabuk bundar (Circular belt)


Transmisi ini paling jarang digunakan, biasanya dipakai mentransmisikan daya
yang kecil, dan jarak antar pulley sampai 5 meter.
Kelebihan : Jarak poros tidak tertentu

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
19

Kekurangan : Hanya untuk transmisi daya yang kecil

Gambar 2.23 Circular belt


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 678)

4. Timing belt
Seperti ditunjukkan gambar dibawah, Timing belt terbuat dari karet tahan panas
dengan inti yang kuat dan tidak elastis. Gigi-giginya dilapisi dengan kanvas tahan
gesekan. Timing belt dibuktikan dapat bertahan sampai jarak tempuh 100.000 km
atau lebih (60.000 mil atau lebih).

Gambar 2.24 Timing belt


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 682)

2.3.4 Dasar Pemilihan Material Belt

Gambar 2.25 Massa Jenis dan Material Belt


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 680)

Material yang digunakan untuk belt dan pulley harus kuat, fleksibel dan tahan lama,
harus juga mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Belt menurut material yang
digunakan dapat diklasifikasikan sesuai dengan yang terlihat pada tabel.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
20

2.4 Sprocket
Sprocket adalah roda bergerigi yang yang berpasangan dengan rantai, atau benda
panjang yang bergerigi lainnya. Sprocket berbeda dengan roda gigi, sprocket tidak
pernah bersinggungan dengan sprocket lainnya dan tidak pernah cocok. Sprocket juga
berbeda dengan pulley dimana sprocket memiliki gigi sedangkan pulley pada umumnya
tidak memiliki gigi.

Gambar 2.26 Sprocket


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 760)

2.5 Chain (Rantai)


2.5.1 Pengertian Chain
Chain adalah sambungan mata rantai yang membentuk sabuk besi. Mata rantai
adalah konstruksi yang terdiri dari bush, roller, link plate, dan pin. Dalam bab
sebelumnya bahwa penggerak belt dapat terjadi slip dengan pulley. Untuk menghindari
slip, maka rantai baja yang digunakan. Rantai dibuat dari sejumlah mata rantai yang
disambung bersama-sama dengan sambungan engsel sehingga memberikan fleksibilitas
untuk membelit lingkaran roda (sprocket). Sprocket di sini mempunyai gigi dengan
bentuk khusus dan terpasang pas ke dalam sambungan rantai.

Gambar 2.26 Sprocket dan chain


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 760)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
21

2.5.2 Macam-macam Chain


Jenis rantai yang digunakan untuk mentransmisikan daya ada tiga tipe, yaitu :
1. Rantai rol (Roller chain)
Rantai rol sangat luas pemakaiannya, karena harganya yang relatif murah dan
perawatan serta pemasangannya mudah, contoh pemakaian pada sprocket sepeda
motor dan sepda dan menggerakkan sprocket pada industri.

Gambar 2.27 Rantai Rol


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 764)

2. Rantai gigi (Silent chain)


Rantai jenis ini mempunyai keunggulan pada tingkat kecepatan dan kapasitas
daya ditransmisikan lebih besar, serta tingkat kebisingan rendah, akan tetapi
harganya lebih mahal. Pemakaian rantai ini masih terbatas karena harganya yang
mahal dan orang lebih suka menggunakan transmisi roda gigi.

Gambar 2.28 Rantai Gigi


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 765)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
22

3. Rantai berselubung (Bush chain)


Rantai jenis ini merupakan penyempurnaan dari rantai pena dimana pada
penanya dilengkapi dengan dengan bush terpasang pada kedua plat sisi. Kemampuan
rantai jenis ini lebih awet dibanding rantai pena, terutama untuk beban sedang.

Gambar 2.29 Rantai Berselubung


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 768)

2.5.3 Keuntungan dan Kerugian Transmisi Rantai Dibanding Sabuk


 Keuntungan
1. Selama beroperasi tidak ada slip sehingga diperoleh rasio kecepatan yang
sempurna
2. Karena rantai terbuat dari logam, maka ruang yang dibutuhkan lebih kecil dari
sabuk dan dapat menghasilkan transmisi yang besar
3. Memberikan efisiensi transmisi tinggi (sampai 98%)
4. Dapat dioperasikan pada suhu cukup tinggi maupun pada kondisi atmosfer
 Kekurangan
1. Biaya produksi rantai lebih tinggi
2. Dibutuhkan pemeliharaan rantai dengan cermat dan akurat terutama pelumasan
dan penyesuaian pada saat kendur
3. Rantai memiliki kecepatan fluktuasi terutama pada saat terlalu meregang.

2.6 Shaft (Poros)


2.6.1 Definisi Shaft
Shaft (poros) adalah suatu elemen mesin yang berbentuk silinder dan solid serta
memiliki penampang. Dimana terpasang elemen-elemen mesin seperti gear, pulley,
flywheel elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan,
beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau gabungan satu sama
lain. (Joseph Edward Sighley, 1983).

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
23

2.6.2 Macam-macam Shaft


A. Berdasarkan pembebanannya :
1. Poros transmisi
Poros yang mentransmisikan daya antara sumber tenaga dan mesin yang
digerakkan. Mengalami beban puntir yang berulang, beban lentur ataupun
keduanya. Contohnya yaitu pada transmisi mobil.

Gambar 2.30 Poros transmisi


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 523)

2. Poros spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin bubut.
Beban utamanya berupa beban puntir juga menerima beban lentur.

Gambar 2.31 Poros Spindle


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 524)

3. Poros gandar
Poros gandar mengalami beban lentur saja dan tidak menerima beban puntir.
Contoh pengaplikasiannya yaitu dipasang diantara roda-roda kendaraan muatan
barang.

Gambar 2.32 Poros Gandar


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 525)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
24

B. Berdasarkan bentuknya :
1. Poros lurus
Poros lurus merupakan bagian dari mesin yang berfungsi sebagai penerus
putaran dari pemutar utama ke bagian yang lain.

Gambar 2.33 Poros Lurus


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 524)

2. Poros engkol
Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah
gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil
sampai yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian
dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang
disambung-sambung dengan cara pengingsutan.

Gambar 2.34 Poros Engkol


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 525)

2.6.3 Perencanaan Poros


Dalam perencanaan poros terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Kekuatan Poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir, beban lentur maupun keduanya.
Oleh karena itu dalam perancangan poros. Poros yang akan digunakan harus cukup
aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan Poros

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
25

Meskipun poros cukup kuat menahan pembebanannya tetapi adanya lenturan


atau defleksi yang terlalu besar dapat menyebabkan ketidaktelitian pada mesin,
gerakan mesin atau suara. Kekakuan poros juga disesuaikan dengan jenis mesin.
3. Putaran Kritis
Bila putaran mesin terlalu tinggi, maka akan menimbulkan getaran pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah normal dengan putaran
mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Jadi dalam
perencanaan perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih
rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Apabila poros berkontak langsung dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut.
5. Material
Poros yang digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang besar biasanya
dibuat dari baja paduan seperti baja krom nikel sehingga tahan terhadap keausan.
Sekalipun demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis materialnya
karena baja paduan tidak selalu dianjurkan jika hanya untuk putaran tinggi dan beban
yang berat saja.

2.7 Bearing (Bantalan)


2.7.1 Definisi Bearing
Bearing (bantalan) elemen mesin yang berbentuk bulat biasanya terdapat roller di
dalamnya. Bearing (Bantalan) adalah elemen mesin yang mampu menahan poros
terbeban, sehingga putaran atau gerak bolak baliknya dapat berlangsung secara halus,
aman dan panjang umur.

2.7.2 Macam-macam Bearing


A. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
1. Bantalan luncur
Pada Bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan bantalan karena
permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan perantaraan lapisan
pelumas

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
26

Gambar 2.35 Bantalan Luncur


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 963)

2. Bantalan gelinding
Pada Bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian yang berputar
dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola, rol, dan rol bulat.

Gambar 2.36 Bantalan Gelinding


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 963)

B. Berdasarkan arah beban terhadap poros


1. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu pada bantalan ini tegak lurus terhadap poros.
Maksudnya beban yang bekerja pada poros tersebut tegak lurus terhadap poros
tetapi sejajar dengan bantalan.
2. Bantalan aksial
Arah beban yang ditumpu bantalan ini sejajar terhadap sumbu poros.
Maksudnya beban yang bekerja poros tersebut sejajar terhadap poros tetapi tegak
lurus terhadap bantalan.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
27

Gambar 2.37 Bantalan Aksial Dan Radial


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 963)

2.7.3 Cara Pengkodean Bearing


a. Digit Pertama
Digit pertama bearing menyatakan jenis bearing.

Tabel 2.2
Kode dan Jenis Bearing

Sumber : Sularso (1983 : 132)

b. Digit Kedua
Digit kedua bearing menyatakan seri bearing untuk menyatkan ketahanan dari
bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahanan yang paling ringan
sampai paling berat.
- 8 = Extra thin section

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
28

- 9 = Very thin section


- 0 = Extra thin section
- 1 = Extra light thrust
- 2 = Light
- 3 = Medium
- 4 = Heavy
c. Digit Ketiga dan Keempat
Digit ketiga dan keempat menyatakan diameter dalam bearing, untuk kode 0
sampai 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :
- 00 = diameter dalam 10 mm
- 01 = diameter dalam 12 mm
- 02 = diameter dalam 15 mm
- 03 = diameter dalam 17 mm
Selain kode nomer 0 sampai 3, misal 4, 5 dan seterusnya maka diameter bearing
dikalikan dengan 5 mm, misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm
d. Digit Terakhir
Digit yang terakhir biasanya berupa huruf, menyatakan jenis penutup bearing
ataupun bahan bearing.
- Z single shielded (Bearing ditutupi plat tunggal)
- ZZ double shielded (Bearing ditutupi plat ganda)
- RS single sealed (Bearing ditutupi seal karet)
- 2RS double sealed (Bearing ditutupi seal karet ganda)
- V single non-contact seal
- VV double non-contack seal
- DDV double contact seal
- NR snap ring and groove
- M brass cage

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
29

2.8 Key (Pasak)


2.8.1 Definisi Key
Pasak adalah suatu elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian
mesin, seperti roda gigi, pulley, kopling, dll pada poros. Pasak menurut letaknya pada
poros dapat dibedakan menjadi beberapa macam seperti pasak pelana, pasak rata, pasak
benam, dan pasak singgung yang umumnya berpenampilan segi empat. Dalam arah
memanjang dapat berbentuk prismatis atau berbentuk tirus. Yang umum digunakan
dalam permesinan adalah pasak benam yang dapat meneruskan momen yang besar.
Pasak adalah bagian dari mesin yang berfungsi sebagai berikut :
1. Menyambung poros dengan bagian mesin
2. Menjaga hubungan putaran relatif antara poros dan mesin dengan peralatan mesin
lainnya

2.8.2 Macam-macam Key


1. Pasak Benam
Merupakan Pasak memanjang yang paling banyak digunakan. Pasak ini
dipasang pada konstruksi roda yang dapat digesekkan pada poros alur pasak ini
dibuat sejajar dengan kelonggaran 0,2-0,4 mm.

Gambar 2.38 Pasak Benam


Sumber : Dobrovosky (1978 : 172)

2. Pasak Belah
Pasak belah mudah dibuat, tetapi membuat poros lebih lemah. Dengan pasak ini
torsi yang diteruskan kecil

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
30

Gambar 2.39 Pasak Belah


Sumber : Dobrovosky (1978 : 170)

3. Splines
Kadang-kadang, pasak yang dibuat secara integral dengan poros agar cocok
dengan alur pasak didekati di hub. Poros tersebut dikenal sebagai poros splines.
Poros ini biasanya memiliki empat, enam, sepuluh atau enam belas splined. Poros
splines relatif lebih kuat daripada poros memiliki alur pasak tunggal.
Poros splines digunakan ketika gaya yang ditransmisikan besar sesuai ukuran
poros seperti pada transmisi otomotif dan transmisi gear geser. Dengan menggunakan
poros splines, kita memperoleh pergerakan aksial sebaik gerakan positif diperoleh.

Gambar 2.40 Pasak Splines


Sumber : Khurmi, R.S. (2005 : 474)

4. Pasak Tangensial
Memberikan sambungan kuat sekali karena poros dalam arah keliling
(tangensial) tegang. Torsi dan kejutan besar dapat ditahan oleh pasak ini. Pelemahan
akibat alur pasak lebih kecil tapi luas satu sama lain membuat sudut 120o ukuran
tinggi pasak dan tebal.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
31

Gambar 2.41 Pasak Tangensial


Sumber : Dobrovosky (1978 : 170)

5. Pasak Bulat
Dipergunakan untuk torsi yang kecil. pembuatan lubang dibuat setelah dan poros
terpasang.

Gambar 2.42 Pasak Bulat


Sumber : Dobrovosky (1978 : 169)

2.9 Lubricant (Pelumas)


2.9.1 Definisi Lubricant
Lubricant (Pelumas) adalah suatu zat yang berbentuk zat cair atau padat, yang
digunakan untuk melindungi komponen-komponen mesin berfungsi mengurangi
gesekan antar komponen. Lubricant (pelumas) dapat diartikan sebagai suatu zat yang
berada diantara dua permukaan yang bergerak secara relatif agar dapat mengurangi
gesekan antar permukaan tersebut.

2.9.2 Macam-macam Lubricant


Berdasarkan wujudnya, minyak pelumas dapat digolongkan menjadi dua bentuk,
yaitu cair (liquid) atau biasa disebut oli, dan setengah padat (semi solid) atau biasa
disebut gemuk. Minyak pelumas cair (oli) dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal,
yaitu:

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
32

A. Berdasarkan bahan pelumas itu dibuat


 Pelumas mineral (pelikan) yang berasal dari minyak bumi. Mineral yang terbaik
digunakan untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri.
 Pelumas nabati, yaitu yang terbuat dari bahan lemak binatang atau tumbuh-
tumbuhan. Sifat penting yang dipunyai pelumas nabati ini ialah bebas sulfur atau
belerang, tetapi tidak tahan suhu tinggi, sehingga untuk mendapatkan sifat
gabungan yang baik biasanya sering dicampur dengan bahan pelumas yang
berasal dari bahan minyak mineral, biasa disebut juga compound oil.
 Pelumas sintetik, yaitu pelumas yang bukan berasal dari nabati ataupun mineral.
Minyak pelumas ini berasal dari suatu bahan yang dihasilkan dari pengolahan
tersendiri. Pada umumnya pelumas sintetik mempunyai sifat-sifat khusus, seperti
daya tahan terhadap suhu tinggi yang lebih baik daripada pelumas mineral atau
nabati, daya tahan terhadap asam, dll
B. Berdasarkan viskositas atau kekentalan minyak pelumas yang dinyatakan dalam
nomor-nomor SAE (Society of Automotive Engineer). Angka SAE yang besar
menunjukan minyak pelumas yang lebih kental.
 Oli monograde, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan hanya satu angka.
 Oli multigrade, yaitu oli yang indeks kekentalannya dinyatakan dalam lebih dari
satu angka
C. Berdasarkan penggunaan minyak pelumas (diatur oleh The American Petroleum
Institutes Engine Service Classification)
 Penggunaan minyak pelumas untuk mesin bensin.
 Penggunaan minyak pelumas
Pelumas setengah padat (semi solid) atau biasa disebut gemuk ialah sebagai
berikut :
Penambahan additive seperti sabun yang dicampur dengan pelumas mineral
dapat menghasilkan gemuk lumas. Jenis-jenis sabun tersebut ada beberapa macam,
antara lain lithium, calcium, sodium, aluminium, dan ada pula yang bahan dasarnya
sintetik.
Gemuk pelumas ini memiliki daya lekat yang baik pada permukaan logam,
sehingga dapat melindungi dari pengaruh udara lembab dan air, serta daya tahan
terhadap beban kejut pada bantalan.
Gemuk pelumas ini memiliki beberapa sifat-sifat khusus, antara lain:

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
33

 Menyekat kotoran-kotoran yang masuk atau keluar.


 Tidak terpengaruh oleh temperatur.
 Sukar mengalir dan menguap.
 Mencegah masuknya air, dan meskipun ada molekul-molekul air, daya lumas tidak
berubah.
 Mempunyai sifat menahan benturan yang besar.
 Mempunyai sifat anti korosi dan oksidasi.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut, gemuk pelumas ini dapat digunakan untuk
melumasi bagian-bagian yang tidak dapat dilumasi oleh pelumas cair (oli), seperti:
 Bagian yang mudah terkena debu dan air.
 Bagian yang tidak rapat.
 Bagian yang mempunyai tekanan tinggi.
 Bagian yang sukar dicapai.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
34

BAB III
METODE PERANCANGAN

3.1 Metode Perancangan


Pada perencanaan komponen mesin, tidak ada aturan yang pasti dalam
perencanaannya. Seering timbul masalah dalam perencanaan yang biasanya terjadi
Karena berbagai sebab, tetapi prosedur utama dalam pemecahan masalah perencanaan
tersebut dapat diatasi dengan cara sebagai berikut :
1. Recognition of Need (Kebutuhan) :
Menganaisa apa yang dibutuhkan dalam perencanaan
2. Analysis of Forces (Analisa Gaya) :
Menentukan gaya pada bagian yang dirancang
3. Material Selection (Pemilihan Material) :
Dari gaya yang sudah ditemukan akan dapat menentukan material
4. Design of Element ( Desain Komponen) :
Menentukan ukura dari tiap elemen berdasarkan gaya yang bekerja dan tegangan
ijin dari material yang digunakan.
5. Modification (Modifikasi)
Mengubah ukuran sesuai dengan standar yang ada
6. Detail of Drawing (Gambar Mesin)
Menampilkan susunan tiap elemen mesin secara detail dalam bentuk gambar
7. Production ( Produksi)
Komponen sesuai dengan gambar kemudian di produksi di bengkel
Urutan metode perancangan diatas dapat berubah bergantung pada Batasan yang
ditentukan, Batasan tersebut yaitu : Batasan ukuran dan Batasan material. Secara umum
proses peerencanaan sebuah mesin dapat dilihat pada diagram alir dibawah ini:

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
35

Gambar 3.1 Sketsa Conveyor


Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.2 Spesifikasi Transmisi


Conveyor didesain memiliki spesifikasi sebagai berikut :
 Daya yang ditransmisikan sebesar 2 HP
 Besar putara input 1300 rpm
 Besar putaran utput 900 rpm
Jenis transmisi yang digunakan pada conveyor adalah transmisi roda gigi dan
pulley. Dua transmisi ini dipilih Karena untuk mendapat torsi dan daya serta kecepatan
yang cock untuk menggerakkan mesin.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
36

3.3 Langkah – Langkah Perencanaan


a. Perencanaan Transmisi

MULAI A

n1, n2 Data spesifikasi


N,3, p & desain
transmisi

Peracangan
SELESAI
pulley & belt 1
,2

Perancangan
spur gear

Perancangan
poros 1 & 2

Perancangan
poros 1 dan 2

Perancangan
bearing

Perancangan
pasak

Gambar 3.2 Diagram Alir Perencanaan Transmisi


Sumber : Dokumentasi Pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
37

b. Perancangan Pulley

MULAI A

P, n1 n2, m
Tegangan max
pada belt

Menghitung
diameter Daya yang
pulley ditransmisikan

Memilih tipe Angka belt


sabuk yang didapat

Menghitung
Rasio = Speifikasi &
nominal speed
n1/ n2 desain pulley
ratio

Menghitung D1= 12 SELESAI


panjang belt Vb / π , n1

Menentukan
massa belt

Menentukan
centrifugal
tension

Gambar 3.3 Diagram Alir Perencanaan Pulley


Sumber : Dokumentasi Pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
38

c. Perencanaan Spur Gear

MULAI A

P, np, nG
Mencari Tg
m sebenarnya

Mencari Tp
Mencari torsi

Mencari Tg Mencari
veocity

Km= 0.6 +
Menentukan Mencari Cv
VR= Cpf +Cma
rasio kec.
nG/nP
teoritis

Mencari Yp

Mencari Dp VR=
Np/NG
Mencari Yg

Dp = Np/Pd
Mencari DG= Ng/Pd
module C=(Np+Ng)/2.Pd Mencari beban
tangensial

Mencari Tp
sebenarnya Mencari face
width

A B

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
39

B C

Mencari beban Mencari beban


Incremental statis

Mencari beban Mencari batas


dinamis beban

Mencari load
stress factor
Diameter pinion,
Jumlah gigi pinion,
Jumlah gigi gear,
Beban tangensial,
Mencari ratio Beban dinamis, Bebas
factor statis, Batas Beban

Mencari beban
statis SELESAI

Gambar 3.4 Diagram Alir Perencanaan Spur Gear


Sumber : Dokumentasi Pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
40

d. Perencanaan Poros

MULAI A

T1, T2, αc Desain dan


spesifikasi
poros

Gambar
diagram benda SELESAI
bebas

Mentukan
reaksi tumpuan

Menentukan
nilai momen
bending

Menentukan
nilai momen
putar

Mentukan
material poros

Menentukan
diameter
minimal poros

Gambar 3.5 Diagram Alir Perencanaan Poros


Sumber : Dokumentasi Pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
41

e. Perencanaan bearing

SELESAI

Wr, Wa, N,
L

Menentukan
nilai umur
putaran

Menentukan
beban dinamis

Menentukan
basic dynamic
load

Menentukan
jenis bantalan

Desain dan
spesifikasi
bantalan

SELESAI

Gambar 3.6 Diagram Alir Perencanaan Bearing


Sumber : Dokumentasi Pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
42

f. Perencanaan pasak

MULAI

T, d poros,
w

Menentukan
tegangan geser

Menentukan
material

Menentukan
panjang pasak

Desain dan
spesifikasi
pasak

SELESAI

Gambar 3.7 Diagram Alir Perencanaan Pasak


Sumber : Dokumentasi Pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
43

BAB IV
PERHITUNGAN

4.1 Perhitungan dan Desain Pulley dan Sabuk


A. Perhitungan Pulley dan Belt
[R.S. Khurmi; 2005]
Ditentukan
Daya motor : 2 HP = 1491 W = 1.491 kW
Putaran Input (n1): 1300 rpm
Putaran Output(n) : 900 rpm
Jarak antar pusat (diasumsikan) = 1000 mm
1. Menurut tabel 20.1 (dimention of standart V-Belt didapat diameter minimal pulley
kecil sebesar 75 mm ( tipe belt A). Didapat dari range daya 0,7-3,5 kW
2. Mencari diameter pulley besar
=

d2 = 108,33 mm
3. Mencari sudut kontak (Ө)
Sinα =

Dimana:
X = jarak antar pusat pulley, diputuskan harga x adalah 500 mm
Sinα =

Sinα =

Sinα = 0,0167
α = 0,955 °
Ө = (180 –  x 2)˚
Ө = (180 – 0,955° x 2)˚
Ө = 178,69° x

Ө = 3,11 rad
4. Menghitung kecepatan belt
V=

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
44

V=

V = 5,1051 m/s
5. Menentukan panjang belt
- Menentukan radius pada pulley kecil
r1 =

r1 =

r1 = 37,5 mm
- Menentukan radius pada pulley besar
r2 =

r2 =

r2 = 54,165 mm
L = π(r2 + r1) + 2x +( )2

L = 3,14(54,165 + 37,5) + 2.1000 +( )2

L = 287,97 + 2000 + 2,77 x


L = 2287,97 mm
L = 2322 mm (standart)
6. Menentukan massa dari belt
A=txb
A = 13 mm x 8 mm
A = 104
A = 104 x
M = A. L.
M = 104 x x 2,322 x 1140
M = 0,275 Kg/M
Dimana:
= 1140 (rubber density)
7. Menentukan centrifugal tension dari belt
Tc = M. V2
Tc = 0,25 x (
Tc = 7,167 N

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
45

8. Tegangan maksimum pada belt (Rubber belt allowable 1,75)


T = .A
T= x 104
T = 182 N
T1 = T – Tc
T1 = 182 – 7,167
T1 = 174,83 N
2,3 log ( ) = . cosec β

2,3 log ( ) =0,27 x cosec 17,5°

2,3 log ( ) =

log ( ) =

log ( ) =

Dimana:
= 0,27( coefficien friction rubber belt on dry cast iron stell pulley)
9. Daya yang ditransmisikan per belt
P = (T1-T2).v
P=( – ) x 5,1051
P = 0,838 kW
10. Angka belt yang didapat
X=

X=

X = 1,78 (A)
Material belt = rubber
 Memiliki flexibilitas yang tinggi
 Mengurangi terjadinya slip
 Mudah dibuat tak berujung
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2017/2018
46

 Tetap bekerja dengan baik meskipun basah


 Tahan lama
Material Pulley = Dry cast iron
 Memiliki koefisien gesek yang cukup tinggi (0,27) jika dipasangkan dengan belt
bermaterial karet, sehingga tegangannya akan lebih besar dan daya yang
ditransmisikan akan besar pula.

B. Desain Puli dan Belt


(Terlampir)

4.2 Perhitungan dan Desain Spur Gear


A. Perhitungan Spur Gear
[R. S KHURMI; 2005]
Data yang diketahui
 Daya motor yang ditransmisikan (P) : 2 hp = 1,491 kW
 Putaran pinion (np) : 900 rpm
 Putaran gear yang diharapkan (ng) : 500 rpm
1. Menentukan jumlah gigi pinion
G=

G=

G = 1,8
G=

1,8 =

DG = 1,8 DP
L=

L=

L=

0,09 =

DP = 0,06 m = 60 mm
DG = 1,8 . 0,06

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
47

DG = 0,108 m = 108 mm
Aw = 1 Modul
Tp =

Tp =

Tp =

Tp = = 12,5

m=

m=

m=4

Tp =

Tp =

Tp = 15
 Sistem pada gigi gear = 22,5 full depth involute system karena dibutuhkan gigi
transmisi yang kuat dengan beban besar. Dengan sistem ini roda gigi bekerja
lebih lancar dan lebih tahan aus
 Jumlah gigi minimum pada pinion dengan sistem gigi gear 20 full depth
involute system ( Tp) = 15
2. Mencari velocity ratio
VR =

VR =

VR = 1,8
3. Mencari jumlah gigi gear
TG = G x Tp
TG = 1,8 x 15 = 27
4. Mencari service faktor
Pada tabel 28.10 values of service faktor
Tipe beban = steady
Tipe service = Continuous 24 hours per day

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
48

service faktor, Cs = 1,25


5. Mencari tooth form factor for the pinion

47

6. Mencari tooth form factor for the gear

7. Mencari module
m=

m=

m=4
8. Menghitung diameter pinion dan gear

9. Mencari velocity

10. Mencari velocity faktor

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
49

11. Mencari beban tangensial

,25

Dimana :
P = Daya
CS = value of service factor
12. Mencari face width
b=

b=

b = 0,009 m
b = 9 mm
13. Menghitung beban dinamis pada roda gigi
Wd =

Wd =

Wd = 666 +

Wd = 666 +

Wd = 1897,84 N
14. Menghitung load stress factor

K=

K=

K = 1,6.
15. Ratio factor

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
50

Dimana :
VR = velocity ratio
16. Menghitung beban statis
WS =

WS =
WS = 5,8 N
17. Menghitung batas beban
WW =

WW = 60. 9. 1,3. 1,6.


WW = 1120 N
18. Menghitung distance between centre

Material pinion = Steel, ordinary


Material Gear = Steel, medium grade
Addendum = 1 m = 4 mm
Dedendum = 1,25 m = 5 mm
Working depth = 2 m = 8 mm
Minimum total depth = 2,25 m = 9 mm
Tooth thickness = 1,5708 m = 6,2832 mm
Minimum clearance = 0,25 m = 1 mm
Fillet radius at root = 0,4 m = 1,6 mm

B. Desain Spur Gear


(Terlampir)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
51

4.3 Perhitungan dan Desain Poros


4.3.1 Perhitungan dan Desain Poros 1
A. Perhitungan Poros 1

100 mm 75 mm

Gambar 4.1 Desain Sketsa Poros 1


Sumber : Dokumen pribadi

Dpulley1 = 75 mm
P = 2 hp = 1,491 kW
N1 = 1300 rpm
N2 = 900 rpm
T1 = 174,83 N
T2 = 10,692 N
= 42 MPa Mild Steal
1. Hitung torsi pada poros 1
T = (T1 – T2). X
T = (174,83 – 10,692). 0,1
T = 16,41 Nm
2. Menghitung beban vertikal yang bekerja pada pulley
Fc = T1 +T2
Fc = 174,83 + 10,692
Fc = 185,522 N
3. Menggambar diagram bidang geser dan diagram bidang momen

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
52

a. Diagram Benda Bebas

RA = 92,761 N RB = 92,761 N

FC = 185,522 N
100 mm 100 mm

b. Diagram Bidang Geser

92,761

A C B

- 92, 761

c. Diagram Bidang Momen

A C B

- 9,276

4. Menghitung bending momen


=0

= 92,761 N
5. Diagram momen lentur
Momen lentur disetiap titik
=
=
=0
=

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
53

=
= Nm
=
=
=0
6. Equivalent twisting moment

Nm = 18850 Nmm

mm
13,175 mm

B. Desain Poros 1
(Terlampir)

4.3.2 Perhitungan dan Desain Poros 2


A. Perhitungan Poros 2

75 mm 100 mm

Gambar 4.2 Desain Sketsa Poros 2


Sumber : Dokumen pribadi

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
54

Dpulley = 150 mm = C
Dgear = 108 mm = D
P = 2 hp = 1,491 kW
Tp = 15
N1 = 900 rpm
N2 = 500 rpm
T1 = 3000 N
T2 = 1000 N
7. Hitung torsi pada poros 2
T = (T1 – T2). X
T = (3000 – 1000). 0,2
T = 400 Nm
=

= 727,27 N
8. Menghitung normal load yang terjadi pada gigi gear C
Wc =

Wc =

Wc = 773,7 N
9. Menghitung vertikal load pada poros di C
Wcv = Wc.
Wcv = 773,7 x
Wcv = 727,28 N
10. Menghitung horizontal load pada poros di C
WCH = Wc.
WCH = 773,7 x
WCH = 263,06 N
11. Menghitung horizontal load pada poros di B
WBV = T1 +T2
WBV = 3000 + 1000
WBV = 4000

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
55

12. Vertical load diagram


Mengambil momen di A maka

N
Mengambil momen di B

N
B.M di A dan D MAV = MDV = 0
B.M di B MBV = RAV x X
MBV = x 0,2
MBV = 645,46 Nm
B.M di C MCV = RDV x (x+y)
MCV = x (0,2 + 0,35)
MCV = 825 Nm
13. Horizontal load diagram
Mengambil momen di A

N
Mengambil momen di B

N
B.M di A dan D MAH = MDH = 0
B.M di B MBV = RAH x X
MBH = 82,2 x 0,2
MBH = 16,44 Nm
B.M di C MCH = RDH x z
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2017/2018
56

MCH = 180,8 x 0,25


MCH = 45,2 Nm
14. Horizontal B.M diagram
Resultan B.M di B
MB =

MB =
MB = 645,7 Nm
Resultan B.M di C
MC =

MC =
MC = 826,2 Nm
15. Equivalent twisting moment

Nm

m
16. Equivalent bending moment

Nm

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
57

17. Menggambar diagram bidang geser dan diagram bidang momen


Vertikal Horizontal
a. Diagram Benda Bebas

WBV WCV RDV WCH RDH


RAV RAH

A B C D A B C D
200 mm 350 mm 250 mm 200 mm 350 mm 250 mm

b. Diagram Bidang Geser

3227,3 82,2

A B C D A B C D
772,7
180,8
1500

c. Diagram Bidang Momen

645,46 825 45,2


16,44

A B C D A B C D

B. Desain Poros
(Terlampir)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
58

4.3.3 Perhitungan dan Desain Poros 3


A. Perhitungan Poros 3

50 mm 50 mm

Gambar 4.3 Desain Sketsa Poros 3


Sumber : Dokumen pribadi

Dp= 60 mm
Dg =108 mm
P = 2 hp = 1,491 kW
Tp = 15
N1 = 500 rpm
18. Hitung torsi pada poros 3
Nmm

Wgear2= = = 1295 N

2,3 log [ ] = 0,28

log [ ] =

log [ ] = 0,3823

[ ] = 2,4113

T2 = = 537,05 N

T = (T1 – T2). X
T = (1295 – 537,05). 0,25
T = 189,47 N
=

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
59

= 151, 576 N
19. Menghitung normal load yang terjadi pada gigi gear C
Wc =

Wc =

Wc = 161,303 N
20. Menghitung vertikal load pada poros di C
Wcv = Wc.
Wcv = 161,303 x
Wcv = 151,575 N
21. Menghitung horizontal load pada poros di C
WCH = Wc.
WCH = 161,303 x
WCH = 55,16 N
22. Menghitung horizontal load pada poros di B
WBV = T1 +T2
WBV = 1295 + 537,05
WBV = 1832,05
23. Vertical load diagram
Mengambil momen di A maka

N
Mengambil momen di B

N
B.M di A dan D MAV = MDV = 0
B.M di B MBV = RAV x X
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2017/2018
60

MBV = 1537,08 x 0,25


MBV = 384,27 Nm
B.M di C MCV = RDV x (x+y)
MCV = 383,364 x (1,25)
MCV = 479,205 Nm
24. Horizontal load diagram
Mengambil momen di A

N
Mengambil momen di B

N
B.M di A dan D MAH = MDH = 0
B.M di B MBV = RAH x X
MBH = 7,60 x 0,25
MBH = 1,9 Nm
B.M di C MCH = RDH x z
MCH = 383,364 x 0,2
MCH = 9,51 Nm
25. Horizontal B.M diagram
Resultan B.M di B
MB =

MB =

MB =
MB = 1832 Nm
Resultan B.M di C
MC =

MC =

MC =

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
61

MC = 479,299 Nm
26. Menggambar diagram bidang geser dan diagram bidang momen
Vertikal Horizontal
a. Diagram Benda Bebas

WBV WCV RDV WCH RDH


RAV RAH

A B C D A B C D
250 mm 1000 mm 200 mm 250 mm 1000 mm 200 mm

b. Diagram Bidang Geser

1537,08 7,6

A B C D A B C D
294,97
47,55
383,364

c. Diagram Bidang Momen

479,205 9,51
384,27 1,9

A B C D A B C D

B. Desain Poros 3
(Terlampir)

4.4 Perhitungan dan Desain Pasak


4.4.1 Perhitungan dan Desain Pasak 1
A. Perhitungan Pasak pada Poros 1
w = 14
t=9

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
62

d = 44 mm
τ = 42 Mpa
T = 400 Nm
T = 400. Nmm

mm
mm = 31 mm

B. Desain Pasak pada Poros 1


(Terlampir)

4.4.2 Perhitungan dan Desain Pasak 2


A. Perhitungan Pasak pada Poros 2
w = 14
t=9
d = 44 mm
τ = 42 Mpa
T = 400 Nm
T = 400. Nmm

mm
mm = 31 mm

B. Desain Pasak pada Poros 2


(Terlampir)

4.4.3 Perhitungan dan Desain Pasak 3


A. Perhitungan pasak pada poros 3
w = 10

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
63

t=9
d = 30 mm
τ = 54 Mpa
T = 189,47 Nm
T = 189470 Nmm

mm
mm = 23 mm

285768 Nmm

mm = 35 mm

B. Desain Key / Pasak


(Terlampir)

4.5 Perhitungan dan Desain Bearing


4.5.1 Perhitungan dan Desain Bearing 1
A. Perhitungan Bearing pada Poros 1
[R.S. Khurmi; 2005]
Diketahui :
WR = 2.000 N
WA = 2.800 N
N = 900 rpm
L = 4 tahun, 10 jam per hari, 250 hari per tahun
Jenis Beban
1. Hidup Bearing
LH = tahun x hari per tahun x jam perhari
LH = 4 x 10 x 250

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
64

LH = 10.000 jam
2. Hidup Bearing menurut putaran
L = 60 x N x LH
L = 60 x 900 X 10.000
L = 54 X rev
3. Dynamic Load :
W = X.V.WR + Y.WA

Tabel 27.4 Khurmi & Gupta


Y = 1,4
W = 0,56 x 1 x + 1,4 x
W = 5040 N
6. Dari buku Khurmi tabel 27.5, kita mengetahui bahwa service factor ( Ks), Rating dari
basic dynamic load dapat dicari dengan

N
kN
Dimana
K = 3 untuk bearing bola
Dipilih no 309
C0 = 30000 N
= 0,093

Y = 1,6
W = X.V.WR + Y.WA
W = 0,56 x 1 x + 1,6 x = 5600 N

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
65

kN
Dipilih no 216

B. Desain Bearing1
(Terlampir)

4.5.2 Perhitungan dan Desain Bearing 2


A. Perhitungan Bearing pada Poros 2
Diketahui :
WR = 4000 N
WA = 5000 N
N = 900 rpm
L = 4 tahun, 10 jam per hari, 250 hari per tahun
Jenis Beban
1. Hidup Bearing
LH = tahun x hari per tahun x jam perhari
LH = 4 x 250 x 210
LH = 10000 jam
2. Hidup Bearing menurut putaran
L = 60 x N x LH
L = 60 x 900 x 10000
L = 54 x 107 rev
3. Dynamic Load :
W = X.V.WR + Y.WA

Tabel 27.4 Khurmi & Gupta


Y = 1,2
W = 0,56 x 1 x + 1,2 x 5000
= 8240 N

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
66

7. Dari buku Khurmi tabel 27.5, kita mengetahui bahwa service factor ( Ks), Rating dari
basic dynamic load dapat dicari dengan

N
Dimana
K = 3 untuk bearing bola
Dipilih no 410
C0 = 50 kN
C = 75 kN
= 0,1

Y = 1,6
W = X.V.WR + Y.WA
W = 0,56 x 1 x + 1,4 x 5000
W = 9240 N

kN
78 kN
Dipilih no 218

B. Desain Bearing 2
(Terlampir)

4.5.3 Perhitungan dan Desain Bearing / Bantalan 3


A. Perhitungan Bearing / Bantalan 3
Diketahui :
WR = 5000 N
WA = 6000 N
TUGAS BESAR ELEMEN MESIN
SEMESTER GANJIL 2017/2018
67

N = 1000 rpm
L = 4 tahun, 10 jam per hari, 250 hari per tahun
Jenis Beban
1. Hidup Bearing
LH = tahun x hari per tahun x jam perhari
LH = 4 x 250 x 10
LH = 10000 jam
2. Hidup Bearing menurut putaran
L = 60 x N x LH
L = 60 x 1000 x 10000
L = 6 x 108 rev
3. Dynamic Load :
W = X.V.WR + Y.WA

Tabel 27.4 Khurmi & Gupta


Y = 1,2
W = 0,6 x 1 x 5000 + 1,2 x
W = 10200 N
8. Dari buku Khurmi tabel 27.5, kita mengetahui bahwa service factor ( Ks), Rating dari
basic dynamic load dapat dicari dengan

kN
Dimana
K = 3 untuk bearing bola
Dipilih no 219

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
68

C0 = 50 kN

Y = 1,4
W = X.V.WR + Y.WA
W = 0,6 x 1 x + 1,4 x
W = 11400 N

N
kN
Dipilih no 316

B. Desain Bearing / Bantalan 3


(Terlampir)

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
69

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Conveyor menggunakan motor listrik dengan putaran 1300 rpm dan daya yang
dihasilkan 2 HP.
2. Transmisi yang digunakan pada conveyor adalah pulley dan v-belt serta spur gear
3. Komponen transmisi pada conveyor adalah:
1) Pulley
2) V-belt
3) Spur Gear
4) Shaft / poros
5) Key / pasak
6) Bearing / bantalan
4. Spesifikasi transmisi conveyor yaitu:
1) Pulley
 Diameter pulley kecil = 75 mm
 Diameter pulley besar = 164 mm
 Sudut kontak = 3,14 rad
2) V-belt
 Tipe belt =A
 Panjang belt = 1051 mm
 Jumlah belt yang digunakan =1
 Daya yang ditransmisikan = 1,1417 kW
3) Poros
Poros 1
 Material poros AISI 1040 Cold Drawn
 Diameter poros = 14,5 mm
Poros 2
 Material poros AISI 1040 Cold Drawn
 Diameter poros = 13,65 mm

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018
70

5) Key / pasak
Pasak pada poros 1
1. Lebar (W) = 6 mm
2. Tinggi (H) = 6 mm
3. Panjang minimum (L) = 13,75 mm
4. Material AISI 1040 Cold Drawn
Pasak pada poros 2
1. Lebar (W) = 6 mm
2. Tinggi (H) = 6 mm
3. Panjang minimum (L) = 13,75 mm
4. Material AISI 1040 Cold Drawn
6) Bearing / bantalan
Poros 2
1. Tipe = 6206

5.2 Saran
1. Asisten diharapkan lebih menguasai lagi materi tentang Elemen Mesin khususnya
pada conveyor, agar praktikan juga tidak bingung menentukan langkah-langkah
yang harus dijalankan.
2. Sebaiknya praktikan lebih mempelajari materi sebelum memulai asistensi.
3. Sebaiknya Laboratorium Elemen Mesin memiliki prototype dari tiap model
transmisi yang ada dalam Tugas Besar Elemen Mesin.

TUGAS BESAR ELEMEN MESIN


SEMESTER GANJIL 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai