TEORI DASAR
2.1 PENGERTIAN
pada kelilingnya. Gunanya untuk penerusan daya yang sangat besar dan putaran yang
tepat. Roda gigi ini dapat berbentuk silinder ataupun kerucut. Karena putaran lebih tinggi
dan tepat dan daya yang besar, juga disegi ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan,
Jadi jelaslah bahwa roda gigi berguna untuk mentransmisikan daya awal ke
1. Transmisi Sabuk-V
Sabuk–V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Tenunan tetoron atau semacamnya digunakan sebagai inti sabuk untuk
membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan dikeliling alur puli
yang berbentuk V pula. Bagian sabuk yang sedang membelit pada puli
ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan
bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh
bentuk baji, yang akan menghasilkan daya yang besar pada tegangan
yang relatif rata. Hali in merupakan salah satu keunggulan sabuk-V
dibandingkan dengan sabuk rata.
TEORI DASAR
bus mata rantai mengait sproket pada dasar kaki gigi. Dengan cara kerja
diatas tumbukan pada rantai gigi jauh lebih kecil dari pada rantai rol.
Untuk ketahanan mesin, kecepatan yang dianjurkan dapat
Pemindahan Kecepatan
Netral ke 1 0 – 30 km / jam
1 ke 2 30 – 50 km / jam
2 ke 3 50 – 80 km / jam
3 ke 4 80 – 110 km / jam
mundur diantara roda gigi yang terdapat pada poros counter dan poros
roda gigi mundur. Roda gigi mundur inilah yang merubah putaran dari
Pemakaian roda gigi dalam bidang teknologi pemesinan menduduki tempat yang
sangat penting sebagai sarana untuk mentransmisikan daya. Pada gigi banyak keuntungan
dibandingkan alat transmisi lainnya. Pada gigi telah digunakan oleh mesin – mesin yang
mikro sampai pada alat makro seperti alat reduksi pada turbin.
Roda gigi ini merupakan roda gigi yang paling sederhana dan yang paling sering
dijumpai.Roda gigi lurus ini merupakan dua lubang dengan sumbu tetap sejajar dengan
poros.
Roda gigi ini mempunyai alur yang berbentuk ulir pada silinder, mempunyai jarak
bagi pada roda gigi. Jumlah pasang gigi yang kontak serentak lebih besar dari pada gigi
lurus, hingga pemindahan putaran melalui gigi ini berlangsung tanpa hambatan dan tidak
berbunyi, bekerja dengan mulut dan lancar. Roda gigi ini cocok mentransmisikan putaran
tinggi dan besar, akan tetapi ia menerima beban radial maupun aleksial dan kontak roda
gigi yang kokoh dan kuat supaya lebih tahan, karena alur roda gigi yang berbentuk ulir
Roda gigi ini digunakan pada daya perbandingan – perbandingan konstan antara
dua poros yang berbentuk sudut tertentu. Permukaan roda gigi kerucut berbentuk kubit,
sepasang roda gigi puncak kerucut dinamakan roda gigi kerucut. Pada roda gigi ini sering
digunakan diferensial gear, tetapi roda gigi agak berisik karena perbandingan giginya
kecil. Juga konstruksinya tidak memungkinkan memasang pada kedua ujung porosnya.
Pasangan roda gigi cacing terdiri atas sebuah cacing yang mempunyai ulir luar dan
sebuah roda cacing yang berkait dengan cacing. Ciri yang sangat menonjol pada roda gigi
cacing adalah kerjanya yang halus dan hampir tanpa bunyi serta memungkinkan
Roda gigi hipoid punya jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang
sumbunya bersilang dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara
Transmisi berfungsi untuk mendapatkan tenaga atau daya melalui perputaran , agar
kendaraan tersebut dapat bergerak sesuai dengan kecepatan yang disesuaikan dengan
kondisi jalan terhadap gravitasi bumi, maka diatur kecepatan kendaraan tersebut melalui
Pada penggunaan mula – mula ditekankan pada kopling sepenuhnya pada saat
Pemindahan tenaga putaran yang berlangsung pada gear box adalah sebagai
berikut :
Posisi Netral Z1
Skema Sistem
Z2
Keterangan :
Z1 = Roda gigi penggerak utama
Z2 = Roda gigi pemindah tetap
Posisi Pertama
Skema Sistem Z1 Z2
Z3 Z4
Keterangan :
Z1 = Roda gigi penggerak utama
Z2 = Roda gigi pemindah tetap
Z3 = Roda gigi satu counter gear
Z4 = Roda gigi satu output shaft
Posisi Kedua
Skema Sistem Z1 Z6
Z2 Z5
Keterangan :
Z1 = Roda gigi penggerak utama
Z2 = Roda gigi pemindah tetap
Z5 = Roda gigi dua counter gear
Z6 = Roda gigi dua output shaft
Posisi Ketiga
Skema Sistem Z1 Z8
Z2 Z7
Keterangan :
Z1 = Roda gigi penggerak utama
Z2 = Roda gigi pemindah tetap
Z7 = Roda gigi tiga counter gear
Z8 = Roda gigi tiga output shaft
Posisi Keempat
Z2 Z9
Keterangan :
Z1 = Roda gigi penggerak utama
Z2 = Roda gigi pemindah tetap
Z9 = Roda gigi empat counter gear
Z10 = Roda gigi empat output shaft
Posisi Kelima
Skema Sistem n1 n4
Keterangan :
Pada posisi lima kecepatan putaran yang ditransmisikan sama
dengan putaran mesin 6200 rpm
Posisi Mundur
Z2 ZR2
ZR1
Keterangan :
Z1 = Roda gigi penggerak utama
Z2 = Roda gigi pemindah tetap
ZR = Roda gigi mundur counter gear
ZR1 = Roda gigi mundur perantara
ZR2 = Roda gigi mundur output shaft
Roda gigi berfungsi mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat dengan
sabuk maupun rantai, Karena roda gigi lebih singkat, putaran lebih tinggi, tepat dan daya
lebih besar, dipilih roda gigi karena memerlukan ketelitian yang besar dalam pembuatan,
Roda gigi memindahkan momen melalui kontak luncur melalui permukaan gigi
yang berpasangan. Kecepatan sudut kedua roda gigi tetap di jaga. Untuk perbandingan
tetap dari kecepatan sudut kedua roda gigi digunakan kurva involute atau evolusi.
Kurva involute seperti gambar, dua roda gigi yang berpasangan titik kontak antara
profil gigi pinyon dan roda gigi bergerak sepanjang garis yang berpasangan, ditarik
menyinggung garis sumbu 0,02 seperti pada gambar garis singgung disebut garis katan
Empat hal yang perlu diperhatikan pada roda gigi yang lurus involute :
Jika tegangan pinion lebih kecil dari pada gear maka perancangan
berdasarkan pinion ( rp < rg )
Ft = fo . CV . b . m y
Dimana :
Ft = Beban tangensial
m = Modul
b = Lebar gigi
= 3,14
Dimana :
Z = Jumlah gigi.
C. Faktor Kecepatan ( CV )
Koreksi pertama kali pada penggunaan persamaan Lewis yaitu pada kecepatan
keliling. Semakin tinggi kecepatannya maka semakin besar pula variasi beban
atau tumbukan yang terjadi. Koreksi kecepatan ini diberikan dalam bentuk
“CV”
D. Kecepatan Keliling
( m/min)
Dimana :
F. Gaya Tangensial ( Ft )
Ft = =
Dimana :
m = Modul (mm )
Ft = Gaya tangensial
atau
Ft = . Cs
Dimana :
Pd = Daya rencana
Cs = Faktor service
G. Lebar Gigi
.(cm)
H. Diameter Pinion.
Dp = m . Zg
I. Diameter Gear.
Dg = m . Zg
Jg = i . Zp
Dimana :
K. Faktor Tegangan.
Faktor tegangan = . y’
Faktor tegangan ini untuk mengetahui apakah gear atau pinion yang lemah,
2.6.2 Poros.
Jika P adalah daya nominal output dari motor penggerak, maka berbagai
koreksi pertama dapat diambil kecil. Jika faktor koreksi adalah fc maka daya
Pd = fc . P (kW)
Dimana:
fc = Faktor koreksi.
P = Daya (HP).
C. Jika momen puntir rencana (T) diketahui pada suatu diameter poros (d)
(kg/mm2)
(kg/mm2)
(kg/mm2)
Dimana:
Sf1 = 5,6 untuk baja yang dibentuk dan 6 untuk baja yang dicor.
Dimana:
Kt = Faktor koreksi.
yang harganya 1,2 – 2,3 dan jika diperkirakan tidak akan terjadi