ELEMEN MESIN 3
“JENIS – JENIS RODA GIGI”
OLEH KELOMPOK :
Muhammad Abdul Aziz harahap : 191010351072
Muhamad hakiki : 191010350045
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS PAMULANG
2022
BAB II
PENGUKURAN RODA GIGI
bulat dan pipih pada pinggirnya bergerigi. Pada umumnya roda gigi dibuat dari bahan
logam untuk memindahkan beban yang berat, kalau gaya yang dipindahkan tidak berat
dapat digunakan roda gigi dari bahan non logam. Nomenklatur dari roda gigi terlihat
pada gambar 2.1. Transmisi yang berubah – ubah berangsur-angsur juga dapat diperoleh
menggunakan roda-roda gigi.
Roda gigi memiliki kelebihan dibandingkan dengan transmisi lain
yaitu:
a. Sistem transmisinya lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan daya yang besar
b. Sistem yang kompak sehingga konstruksinya sederhana
c. Kemampuan menerima beban lebih tinggi
d. Efisiensi pemindahan dayanya tinggi karena faktor terjadinya slip sangat kecil
e. Kecepatan transmisi roda gigi dapat ditentukan sehingga dapat digunakan dengan
pengukuran yang kecil dan daya yang besar
Tabel 2.1 Profil gigi sikloida (cycloide)
Gambar Keterangan
Konstruksi kurva sikloida
Jenis gigi ini cukup baik karena
presisi dan ketelitianya baik,
dapat meneruskan daya lebih
besar dari
Persinggungan roda gigi
sikloida jenis yang sepadan, juga
kausanya dapat lebih lama.
pembuatanya lebih mudah, tidak sangat presisi dan maupun teliti, harga dapat lebih
murah , baik ekali digunakan untuk roda gigi ganti. Jenis profil gigi evolvente dipakai
sebagai profil gigi standard untuk semua keperluan transmisi.
Gambar Keterangan
Kurva roda gigi evolvente Jenis gigi ini memiliki struktur
cukup sederhana, cara
pembuatanya lebih mudah, tidak
sangat presisi dan maupun teliti,
harga dapat lebih murah.
Persinggungan roda gigi evolvente
C. Profil gigi khusus
Roda gigi ini dibuat dengan suatu spesifikasi khusus atau keperluan tertentu
sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan, misalnya bentuk busur lingkaran dan miring
digunakan untuk transmisi daya yang besar dan khusus. Roda gigi khusus dapat dilihat
di tabel 2.3.
Gambar Keterangan
Roda gigi ini dibuat dengan suatu spesifikasi khusus atau keperluan
tertentu sesuai dengan kriteria yang
dibutuhkan
[4]
Jalur Gigi
Berdasarkan jalur gigi, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Roda gigi lurus
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar
dengan poros. Gigi-gigi roda gigi ini berjajar pada bidang silinder dimana kedua
bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain
dengan sumbu tetasejajar. Jenis-jenis roda gigi lurus dapat dilihat pada tabel 2.4
dibawah ini.
2. Roda gigi dalam Roda gigi yang gigi-giginya terletak di
bagian dalam dari silinder roda gigi.
Roda gigi internal tidak mengubah
arah
putaran.
berlangsung lebih halus. Jenis - jenis roda gigi miring dapat dilihat pada tabel 2.5
dibawah ini.
2.Roda gigi miring silang Roda gigi yang memiliki poros silang sehingga
memiliki gerakan putaran yang berbeda arah
poros dengan roda gigi pasanganya
4.Roda gigi miring ganda Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
dengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya.
2. Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk
kurva miring seperti pada roa gigi
kerucut. Roda gigi kerucut yang alur
giginya miring menuju ke puncak
kerucut.
3. Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk
kurva dan miring terhadap permukaan
jarak bagi kerucut. kontak dimulai dan
satu ujung gigi dan bergerak sepanjang
gigi sampai bagian akhir.
5. Roda gigi kercut miring ganda Gigi roda gigi kerucut miring ganda yang
memilik bentuk hampir sama dengan
kerucut miring, tetapi roda gigi ini
memiliki kemiringan ganda pada gigi
nya dan menuju ke puncak kerucut.
Tabel 2.7 Jenis – jenis roda gigi cacing
2.Roda gigi cacing selubung gandaRoda gigi cacing yang hampir memiliki
globoid karakteristik sama dengan roda gigi cacing
silindris, tetapi roda gigi cacing globoid memiliki selubung gand
[5]
Letak Poros
Berdasarkan letak poros, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut
:
A. Roda gigi dengan poros sejajar
Roda gigi dimana giginya berjajar pada bidang silinder (bidang jarak bagi), kedua
bidang silinder tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain
dengan sumbu tetasejajar. Jenis jenis roda gigi poros sejajar dapat dilihat pada tabel
2.8 dibawah ini.
Tabel 2.8 Jenis – jenis roda gigi dengan poros sejajar
B. Roda gigi dengan poros berpotongan
Roda gigi yang letak gigi-giginya berjajar pada dua bidang kerucut atau satu
bidang silindris dengan satu bidang datar melingkar. Roda gigi dengan poros
berpotongan memiliki beberapa jenis yang dapat dilihat pada tabel 2.9. Kedua bidang
tersebut bersinggungan dan yang satu menggelinding pada yang lain dengan sumbu
berpotongan.
2.Roda gigi kerucut spiral Gigi roda gigi kerucut spiral berbentuk kurva
dan miring terhadap permukaan jarak bagi kerucut. kontak dimulai dan
bergerak sepanjang gigi sampai bagian akhir.
3.Roda gigi kerucut zerol Gigi roda gigi kerucut spiral nol berbentuk
kurva seperti pada roda gigi kerucut, tetapi dengan sudut spiral nol. R
4.Roda gigi kerucut miring Gigi roda gigi kerucut miring berbentuk kurva
miring seperti pada roa gigi kerucut. Roda gigi kerucut yang alur gig
puncak kerucut.
Roda gigi kercut miring gandaGigi roda gigi kerucut miring ganda yang
memilik bentuk hampir sama dengan kerucut miring, tetapi roda gigi ini memiliki kemiringan ganda pada gigi nya
Roda gigi permukaan denganRoda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
poros berpotongandengan gigi-gigi yang terbentuk di
permukaannya. Sudut antara kedua roda gigi
bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.
7.Roda gigi miring silang Roda gigi berbentuk seperti kerucut terpotong
yang terdapat celah diantara pertemuan gigi nya, dengan gigi-gigi yan
permukaannya
ulir, serta sumbu roda gigi menyilang sumbu poros ulir. Jenis jenis roda gigi ini dapat
dilihat pada tabel 2.10 dibawah ini.
2. Roda gigi cacing selubung Roda gigi cacing yang hampir memiliki
ganda golboid karakteristik sama dengan roda gigi cacing
silindris, tetapi roda gigi cacing globoid
memiliki selubung ganda.
3. Roda gigi cacing samping Roda gigi cacing yang memiliki karakteristik
gigi giginya berada disamping, atau
penempatan gigi ginya di samping
berpotongan
[5]
Arah Putaran
Berdasarkan arah putaran, roda gigi diklasifikasikan sebagai berikut:
A. Arah putaran berlawanan
Roda gigi yang memiliki arah putaran yang saling berlawanan antara dua roda
gigi saat bekerja seperti pada tabel 2.11
Gambar Keterangan
Roda gigi luar Roda gigi yang memiliki arah putaran
yang saling berlawanan antara dua roda
[5]
Fungsi Roda Gigi
Fungsi dari roda gigi adalah untuk:
A. Roda gigi berfungsi untuk meneruskan daya
Roda gigi bersama sama dengan putaran poros penggerak pada roda gigi ini
menerukan daya. Daya ini diteruskan melalui dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan yang saling terhubung satu sam lain seperti pada gambar 2.2 dibawah ini.
Sumber 2.4 Roda gigi sebagai pemindah zat cair
[8]
[9]
Ferrous (Logam Besi)
Ferrous atau logam besi adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat,
keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Roda gigi ferrous
dibagi menjadi :
A. Baja Tempa ( Forged Steel )
Dalam berbagai penggunaan, merupakan bahan yang paling memuaskan karena
mampu mengkombinasikan harga murah dan kekuatan. Baja tempa dibuat dengan
mengkombinasikan surface strength dan kekerasan yang baik, sehingga dapat dibuat
roda gigi menurut kekerasannya. Roda gigi dari baja tempa tampak pada gambar 2.5
Roda gigi yang terbuat dari bahan besi cor lebih tahan terhadap gesekan, memiliki
gluing dan pitting resistance tinggi tetapi murah dan mudah dibuat. Roda gigi dari
bahan ini seperti terlihat pada gambar 2.6. Karena tensile strength-nya rendah, hanya
digunakan untuk beban dan kecepatan rendah.
Non-ferrous
Logam non besi merupakan semua unsur logam dimana komposisi utamanya
bukan besi. Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya jarang
sekali di industri, karena Logam besi lebih banyak dipakai semua industri. Roda gigi
non-ferrous dibagi menjadi :
A. Alumunium
Logam ini ringan, tahan korosi dan mudah untuk proses permesinan, selain itu
alumunium juga mudah dibentuk, dan non-magnetik. Roda gigi alumunium juga
digunakan pada industri penerbangan. Roda gigi yang terbuat dari bahan alumunium
dapat dilihat pada gambar 2.7 dibawah ini.
Gambar 2.8 Roda gigi dari tembaga [13]
B. Kuningan
Kuningan merupakan logam yang murah, dan punya sifat tahan pada korosi.
Kuningan memiliki kekuatan dan kekerasan yang baik. Kuningan secara luas
digunakan untuk kualitas material roda gigi dengan biaya rendah. Gambar 2.9 dibawah
ini merupakan roda gigi yang terbuat dari bahan tembaga.
B. Plastik
Roda gigi yang terbuat dari material plastik akan memiliki kelebihan yang
ringan, fleksible, dan tahan karat. Akan tetapi material plastik ini akan mudah
terdeformasi
pada saat digunakan. Gambar 2.11 dibawah ini merupakan roda gigi yang terbuat dari
bahan plastik.
[17]
Casting
Pengecoran (casting) adalah suatu proses membuat roda gigi dengan menuangankan material cair yang dimasukkan
produk roda gigi. Berikut adalah macam-macam proses casting
A. Sand casting
Proses pembuatan roda gigi dengan cara mencetak bentuk roda gigi pada cetakan
dari pasir yang kemudian rongga tersebut diisi dengan logam yang telah dicairkan
melalui pemanasan. Roda gigi yang terbentuk biasanya berukuran besar dan memiliki
akurasi rendah. Proses dan produk sand casting dapat dilihat pada gambar 2.13.
casting.
yang terbuat dari lilin. Gambar 2.15 dibawah ini merupakan proses dan produk
investment casting.
biasanya memiliki bentuk yang panjang dan kemudian dipotong sesuai dengan
kebutuhan. Gambar 2.17 dibawah ini merupakan proses dan produk extruding.
Forging
Forging atau penempaan adalah proses pembentukan roda gigi secara plastis
dengan memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk . Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (Hidrolis atau Pneumatis).
Gambar 2.18 dibawah ini merupakan proses Forging dan produknya.
Machining
Pemesinan adalah proses pembentukan roda gigi dari material dengan
pemotongan dan menggunakan mesin perkakas dari bentuk material mentah menjadi
sebuah produk. Cara ini meliputi roughing ( pembentukan awal ) menggunakan milling
atau rack cutter, dan finishing process untuk meningkatkan kepresisian gigi.
Roughing
Roughing merupakan proses untuk mengurangi ukuran benda kerja secepat-
cepatnya tanpa memperhatikan kualitas permukaan hasil penyekrapan,hingga
mendekati ukuran yang dikehendaki.Proses ini meliputi forming, generating, shaping,
dan hobbing
process.
A. Milling
Material dipotong dengan pahat mesin milling. Gambar 2.19 dibawah ini adalah
proses milling.
B. Generating
Material dibentuk dengan cara memutarnya dengan rack atau roda gigi yang
dikeraskan. Gambar 2.20 dibawah ini adalah proses generating.
Seperti shaping, tetapi menggunakan pahat yang lebih presisi dan hanya untuk
finishing gigi yang kurang keakurasiannya. Proses shaving dapat dilihat pada gambar
2.22 dibawah ini.
B. Grinding
Gear yang sudah dikeraskan dijalankan ke gear yang baru menjalankan roughing
proses, gaya yang terjadi mengakibatkan gear yang baru di roughing mengalami
regangan plastis yang meningkatkan kualitas permukaan gigi. Proses burnishing dapat
dilihat pada gambar 2.19 dibawah ini.
Dimensi Utama pada Roda Gigi
Berikut adalah bagian-bagian yang penting pada roda gigi yaitu
: A. Diameter pitch
Jarak arc yang diukur pada lingkaran pitch dari salah satu sisi sebuah gigi ke sisi
yang sama dari gigi yang berikutnya.
Addendum ( Add) adalah jarak radial dari lingkaran pitch sampai pada ujung
puncak dari gigi.
Gambar 2.29 Addendum [36]
E. Kelonggaran (Clearance)
Jarak radial dari ujung puncak sebuah gigi roda gigi yang satu ke bagian dasar
dari gigi roda gigi yang lain untuk suatu pasangan roda gigi.
H. Clearance Circle
I. Pitch point
Titik singgung dari lingkaran pitch dari sepasang rodagigi yang berkontak yang
juga merupakan titik potong antara garis kerja dan garis pusat.
J. Addendum circle
Gambar 2.36 Dedendum circle [43]
L. Width of space
Sudut yang dibentuk dari garis normal dengan kemiringan dari sisi kepala gigi.
O. Tebal gigi (tooth thickness)
Lebar gigi diukur sepanjang lingkaran pitch.
[48]
dilengkapi dengan display digital. Gambar vernier calliper dapat dilihat pada gambar
2.43 dibawah ini.
Gambar 2.41 Vernier Calliper [49]
B. Busur bilah atau bevel protrector
Alat ini digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang
disekrap. Alat ini merupakan pengembangan dari protractor dengan sebuah atau dua
buah lengan yang bisa berputar.. Bentuk lain dari bevel protrator adalah bevel protractor
mekanis yang banyak dipakai dalam proses permesinan maupun pembuatan Gambar bevel protrector dapat dili
D. CMM
Sebuah perangkat 3D untuk mengukur karakteristik geometris fisik sebuah
obyek. Mesin ini dapat dikendalikan secara manual oleh operator atau mungkin komputer dikendalikan. Mesin C
pada CMM machine didefinisikan oleh probe yang menempel pada sumbu dan
bergerak 3 dimensi pada mesin ini.
B. Bevel Protractor
1. Letakkan bagian pusat bevel protractor tepat pada titik pusat benda
ukur. 2. Putar skala pada bevel protractor.
3. Baca skala yang ditunjukkan
4. Kapasitas ukur 0o – 180o
5. Kecermatan 1o
Gambar dibawah ini menunjukan pembacaan skala pada vernier calliper
D. CMM
Cara mengukur dengan Coordinate Measuring Machine (CMM) adalah
1 Nyalakan Coordinate Measuring Machine (CMM )
2 Pilih F8 untuk menu pengukuran sudut
3 Kenakan sensor CMM ke 4 titik seperti pada gambar 2.55
4 3
3. Tuliskan data praktikum
4. Periksa keberadaan alat sesuai dengan keperluan
5. Bersihkan semua alat ukur menggunakan kertas pembersih atau tissue pada tempat
sampah yang telah tersedia
6. Tulisa data alat ukur pada lembar kerja
3. Pelajari fungsi masing masing bagian dari vernier caliper ( khusunya kemampuan
masing masing vernier caliper ) dalam mengukur objek ukur
4. Pelajari gambar benda kerja pada gambar 1. Lakukan proses pengukuran berdasarkan
bimbingan dari asisten
5. Tuliskan hasil pengukuran pada lembar kerja
pengukuran
5. Tuliskan hasil pembacaan pengukuran pada lembar kerja
Rumus Perhitungan Roda Gigi
A. Dedendum Circle Diameter
( pitch circle diameter 2.dedendum )
B. Pitch Circle Diameter
( addendum circle diameter 2.addendum )
C. Total Depth
Total Depth :
, atau Total
Depth :
D. Clearance circle diameter
[ ]
E. circular pitch
Circular pitch
= F. Tooth space
Tooth Space
P =
I. Module
Module =
2. 4 PEMBAHASAN
Data Pengukuran Roda Gigi
Data pengukuran Roda gigi(mm) :
B Hole Circle Diameter 16,84 16,80 16,82
Perhitungan
A. Dedendum circle diameter
Dedendum circle diameter = ( pitch circle diameter – 2.dedendum ) = (42,25 mm
2*1,64 mm) = 38,97mm
B. Pitch circle diameter
Pitch circle diameter = ( addendum circle diameter 2.addendum ), = (46,25 mm
2*2,00 mm) = 42,25 mm
C. Addendum circle diameter
Diukur dengan vernier caliper, diameternya 46,25 mm
D. Total Depth
Total depth = ( Addendum + Dedendum ) = (2.00 m + 1.64 mm) = 3,64 mm
Total depth = ( working depth + clearance ) = (3,05 mm + 0,59 mm ) = 3.64
mm
E. Total depth
Diukur dengan menggunakan vernier caliper, ukurannya 3.64 mm
F. Tooth space
Tooth space = = 3,22 mm
=
G. Tooth thickness
Tooth thickness = = 3,22 mm
=
H. Clearance circle diameter
Clearance circle diameter=[ ] [
] 40,15 mm
I. Working depth
Working depth = 3,05 mm
J. Circular pitch ( pitch )
Dihitung dari
=
= 6,44 mm
L. Module
=1,75 (perhitungan 1)
Module = =
Module = = = 1,72 ( perhitungan 2 )
Analisis
Pengukuran yang berubah ubah dapat di sebabkan oleh faktor :
A. Alat ukur
Kesalahan pada alat ukur merupakan salah satu penyebab kesalahan pada saat
pengukuran. Misalnya saja kondisi alat ukur yang sudah usang, skala sudah terhapus
dan alat ukur yang telah digunakan cukup lama tidak dilakukan pengkalibrasian lagi.
Keadaan alat ukur yang sudah tidak sesuai standar mengakibatkan ketidakakuratan
pada hasil pengukuran.
B. Benda ukur
Benda ukur yang memiliki dimensi yang tidak lazim dimana banyak lekukan dan
memiliki permukaan yang tidak bulat atau presisi merupakan salah satu faktor
penyebab kesalahan pengukuran. Maka akan timbul ketidakpresisian dan ketidak
akuratan dalam
pengukuran berupa kondisi lingkungan pada saat pengukuran pun perlu ditambahkan.
E. Praktikan
Ketidak terampilan praktikan dalam pengukuran, kurangnya pengalaman
praktikan dalam menggunakan alat ukur, kurangnya ketelitian praktikan dalam
membaca skala meruapak kesalahan praktikan dalam proses pengukuran yang dapat
mengakibatkan ketidakakuratan dalam data pengukuran.
Gambar 2D dan 3D Sesuai Kaidah Gambar Mesin
2. 5 KESIMPULAN DAN SARAN
2.5.1 Kesimpulan
A. Roda gigi memiliki fungsi untuk meneruskan daya, mengubah putaran poros, dan
juga untuk memindahkan zat cair. Dan juga roda gigi dibagi menjadi beberapa jenis
yaitu menurut profil gigi, jalur gigi, letak poros dan arah putaran.
B. Roda gigi memiliki beberapa komponen utama yaitu diameter pitch, addendum,
dedendum, face width, top land, face, flank of tooth, tooth thickness, pitch point dll.
Rumus-rumus perhitungan nya pun terdapat pada subab subab sebelumnya.
C. Pengukuran roda gigi menggunakan beberapa alat yang berfungsi untuk mencari
ukuran setiap komponen roda gigi. Beberapa alat pengukuran yang digunakan
dalam
pengukuran roda gigi adalah vernier calliper, bevel protractor, dan juga CMM
D. Setiap alat ukur yang digunakan dalam pengukuran pun memiliki cara penggunaan
yang berbeda. Untuk itu penggunaan alat ukur yang sesuai prosedur atau standar
yang benar pun perlu dilakukan agar diperolehnya hasil pengukuran yang akurat.
E. Analisa hasil pengukuran dilakukan dengan rumus-rumus yang terdapat pada subab-
subab analisa, dimana setiap data dihitung dengan rumus yang sesuai dengan rumus
perhitunganya sendiri, sehingga didapat analisa pengukuran yang benar dan tepat.
2.5.6 Saran
A. Pada saat proses pengukuran sebaiknya posisi benda ukur dan alat ukur harus benar
dan tepat, serta keadaan alat ukur dan benda kerja harus saling berimpitan agar
diperoleh data yang akurat.
B. Sebaiknya praktikan mempelajari cara atau teknik penggunan alat ukur yang benar,
agar praktikan tidak melakukan kesalahan pada saat proses pengukuran
C. Penerangan atau pencahayaan yang baik perlu dilberikan agar pembacaan skala
dapat
terlihat dengan jelat dan tepat.
D. Setiap praktikan harus berhati-hati dalam melakukan proses pengukuran sebab
terdapat alat ukur yang sangat sensitif terhadap getaran dan mudah rusak.
E. Sebaiknya peralatan pengukuran yang ada di lab metrologi industri diperbarui atau
dilakukan pengkalibrasian ulang, sebab terdapat beberapa alat ukur yang telah
rusak, dan dapat mempengaruhi ketidakakuratan dalam proses pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
[1] web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Bahan%20Ajar%20Motor%20dan
20Tenaga%20Pertanian/sistem%20transmisi%20tenaga-1.htm
[2] www.tecnoficio.com/docs/doc46.php
[3] journal.uii.ac.id/index.php/jurnal-teknoin/article/viewFile/93/56
[4]
[5] staff.uny.ac.id/sites/default/files/Perhitungan%20Roda%20Gigi%201.pdf
[6] ihilmy.blogspot.com/2011/05/aplikasi-roda-gigi.html
[7] www.markmallett.com/blog/the-great-meshing/
[8] www.rodadua.web.id/topik/teknologi/
[9] staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf
[10] indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda.html
[11] www.indonetwork.co.id/alloffers/Mineral_&_Logam/0/roda-besi.html
[12] ferhatdokum.en.busytrade.com/products/info/2018650/8d5344-Aluminium-
Gear.html
[13] www.etsy.com/market/Copper_Gears?ref=listing_material
[14] www.etsy.com/listing/84881935/brass-gear-sample-pack-small-steampunk
[15] www.thisnext.com/item/1B467A1A/Wooden-Gear-Object
[16] gunawhan.blogdetik.com/index.php/category/printer/
[17] mece.njtu.edu.cn/otherweb/jpkc/jxsj/eng/jxsj_jxnr_eng/jxnr_search/jxnr_content/
d10z/d10z_3.htm
[18] www.mhi.co.jp/en/products/detail/ind_mt_sol_manufacturing_line.html
[19] www.custompartnet.com/wu/SandCasting
[20] www.custompartnet.com/wu/die-casting
[21] www.ping.com/about/decade.aspx?decade=1980
[22] jj204teknologiworkshop2.blogspot.com/p/rapid-prototyping.html
[23] www.roymech.co.uk/Useful_Tables/Manufacturing/Extruding.html
[24] www.whtildesley.com/page.asp?ID=5
[25] mechanicalprovider.blogspot.com/2011/05/mesin-frais.html
[26] www.gearsolutions.com/article/detail/6196/continuous-generating-gear-grinding
[27] www.ustudy.in/node/4382
[28] www.bellgears.co.uk/Spur-Gear-Manufacture.htm
[29] www.hopwoodgear.com/gear-grinding.html
[30] worddomination.com/burnishing.html
[31] www.mustangmonthly.com/howto/mump_0712_1971_ford_mustang_rearend_an
d_suspension_upgrade/photo_13.html
[32] K. Gopinath & M. M. Mayuram, Mechanical Design II, Indian Institute
of Technology Madras
[33] mikrobot.blogspot.com/2008/10/gear.html
[34] www.emeraldinsight.com/journals.htm?articleid=1793318&show=html
[35] www.dsnell.zynet.co.uk/PS/wProSpur.html
[36] nptel.iitm.ac.in
[37] scottandersonpipes.com/atlas_press/tb_grclr.htm
[38] www.dsnell.zynet.co.uk/PS/wProSpur.html
[39] www.helicron.net/workshop/gearcutting/involute-gears/
[40] www.suwaprecision.com/gears/gears.html
[41] www.tbc.school.nz/elearning/localsites/www.technologystudent.com/gears1
[42] engineeronadisk.com/V2/book_implementation/engineeronadisk-72.html
[43] mechanicaldatahelp.wordpress.com/2011/02/05/terms-used-in-gears/
[44] www.cs.cmu.edu/~rapidproto/mechanisms/chpt7.html
[45] www.summitgearworks.com/sgw_terms.htm
[46] wwwmdp.eng.cam.ac.uk/web/library/enginfo/textbooks_dvd_only/DAN/gears/int
ro/intro.html
[47] chestofbooks.com/home-improvement/workshop/Machine-Shop-Work/Part-IV-
Gear-Cutting.html#.UbIty-d-lss
[48] staff.uny.ac.id/sites/default/files/Pengukuran%20Roda%20Gigi.pdf
[49] Laboratorium metrologi industri dan kontrol kualitas
[50] www.scienceelabs.com/olevel/physics/vernier.php
[51] www.craftsmanspace.com/knowledge/vernier-bevel-protractor.html
[52] www.holyinstrument.com/service.asp?keyno=13
[53] www.ti.itb.ac.id