PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Roda gigi adalah salah satu jenis elemen transmisi yang penting untuk suatu pemindahan gerak
(terutama putaran), daya, atau tenaga pada suatu sistem transmisi antara penggerak dengan yang
digerakkan.
Roda gigi saat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat,jauh dibandingkan pada saat
awal mula ditemukannya yang hanya terbuat dari kayu dan disisipi gigi.Roda gigi dibuat dengan tujuan
agar mengurangi gejala slip yang berakibat berkurangnya transmisi gerakan dan tenaga pada suatu
shaft dari system.
Seiring perkembangan teknologi,roda gigi telah banyak mengalami perubahan,baik dari segi geometri
maupun bahannya yg telah disesuaikan pada kegunaan roda gigitersebut.Ada bayak tipe roda gigi,tapi
yang akan dibahas kali ini adalah jenis roda gigi lurus.
Pada makalah ini penulis akan mengulas tentang aplikasi pemakaian roda gigi lurus yang telah banyak
dipergunakan dalam mesin-mesin pada kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini Mahasiswa diharapkan mampu memahami tata cara
pembuatan roda gigi yang benar, klasifikasi, penghitungan,dan peralatan yang digunakan dalam
pembuatan roda gigi tersebut agar dalam mengaplikasikannya dengan baik.
1
BAB II
ISI
Selain itu dapat dicapai kecepatan keliling- (Vc) yang sama pada lingkaran singgung sepasang roda
gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch atau lingkaran tusuk yang merupakan lingkaran
khayal pada pasangan roda gigi, tapi berperan penting dalam perencanaan konstruksi roda gigi.
Pada sepasang roda gigi maka perlu diperhatikan, bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang
berdekatan (disebut "pictch") pada kedua roda gigi harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat
berlangsung dengan baik. Bentuk lengkung pada suatu profil gigi, tidak dapat dibuat semaunya,
melainkan mengikuti kurva-kurva tertentu yang dapat menjamin terjadinya kontak gigi dengan
baik.
2
profil gigi dibuat dengan bentuk geometris tertentu, agar perbandingan kecepatan sudut antara
pasangan roda gigi harus selalu sama. Agar memenuhi hat tersebut dikenal 3 jenis konstruksi profil
gigi, yaitu :
Adalah kurva yang dibentuk oleh sebuah titik yang terletak pada sebuah garis lurus yang
bergulir pada suatu silinder atau kurva yang dibentuk oleh satu titik pada sebuah tali yang
direntangkan dari suatu gulungan pada silinder.
Pembuatan profil gigi mudah dan tepat, karena menggunakan sisi cutter (pisau potong)
yang lurus.
Ketepatan jarak sumbu roda gigi berpasangan tidak perlu presisi sekali.
Jika ada perubahan kepala gigi atau konstruksi gigi pada suatu pengkonstruksian
perubahan dapat dilakukan dengan sutler (pisau pemotong).
Dengan modul yang sama, walaupun jumlah giginya berbeda, maka pasangan dapat
dipertukarkan.
Arab dan tekanan profil gigi adalah sama.
2. Konstruksi kurva sikloida
Profil sikloida digunakan karena cara kerja sepasang roda gigi sikloida sama seperti dua
lingkaran yang saling menggelinding antara yang satu dengan- pasangannya.
3
Kurva sikloida adalah kurva yang dibentuk oleh
sebuah titik pada sebuah lingkaran yang
menggelinding pada sebuah jalur gelinding.
Dari keadaan konstruksi pasangan roda gigi,
maka kurva sikloida dapat berupa:
Profil sikloida bekerja berpasangan dan dengan jarak sumbu yang presisi, sehingga tidak
dapat dipertukarkan dengan mudah, kecuali yang dibuat berpasangan yang sama.
Keuntungan penggunaan profil sikloida :
4
3. Profil equidistanta
Kurva dari jarak yang sama terbadap sikloida yang dibentuk oleh roda gelinding 2 terhadap
jalur gelinding pasangannya.
Konstruksi profil gigi ini digunakan pada suatu hubungan transmisi dengan rasio
yang besar misalnya ; untuk pemutar derek dan pasangan konstruksi bukan berupa dua roda
gigi, tapi satu roda gigi dengan satu roda pena atau rantai
5
Penggunaan Roda gigi lurus ini cukup luas terutama spurgear pada konstruksi general mekanik
yang sederhana sampai sedang putaran dan beban relatip sedang. Dan ketiga jenis Roda gigi
ini, rnaka Internal Gear memilikitingkat kesuliian pemasangan yang agak sulit, sehubungan
dalam menentukan ketepatan pemasangan sumbu. Sedangkan untuk jenis Rack dan Pinion
Gear, mempunyai kekhususan dalam penggunaannya, yaitu untuk pengubah gerak putar ke
gerak lurus atau sebaliknya, sedangkan pada Rack gear mempunyai sumbu Pitch yang lurus.
Pembebanan pada gigi-giginya mempunyai distribusi beban yang paling sederhana, yaitu gaya
Normal yang terurai menjadi gaya keliling (gaya targensial) dan gaya Radial.
6
Selain itu, dengan adanya sudut kemiringan (...) juga mengakibatkan terjadinya gaya aksial
yang hams di tahan oleh tumpuan bantalan pada porosnya. Sistim pelumasan harus
diperhatikan dengan cermat untuk meningkatkan umur pakai dari gigi yang saling bergesekan.
Khusus untuk penggunaan dalam posisi sumbu sejajar, serta untuk menetralisir gaya aksial
yang terjadi, dibuat roda gigi miring atau lebig populer disebut Roda gigi"Herring bone", yaitu
dengan dibuat dua alur profil gigi dengan posisi sudut kemiringan saling berlawanan.
7
3. Rodagigi miring ganda
8
Berdasarkan pembuatan bentuk gigi.
- Roda Gigi payung Gigi lurus menyudut. Bentuk gigi pada penampang potong,
menyudut ke titik pusat kerucutnya.
- Roda Gigi payung Gigi lurus sejajar. Bentuk gigi penampang potong sejajar dengan
sumbu kerucutnya.
9
3.4. Roda Gigi Payung Hypoid.
seperti ulir dengan penampang profil gigi seperti jenis Roda gigi lainnya. Selain sebagai sistim
transmisi saja. Roda Gigi cacmg soring juga difungsikan sebagai pengunci transmisi, misalnya
pada peralatan angkat. Dari bentuk konstruksi berpasangan terdapat dua jenis konstruksi
Roda cacing, yaitu :
Perbedaan dan kedua jenis ini terdapat pada bentuknya. Sedangkan untuk profil gigi
mempunyai kurva yang tetap sama, sehingga dalam penggunaannva dapat salmg bervariasi
10
antara Batang Cacing dengan Roda Cacingnya
Pada Roda gigi cacing silindrik, bentuk luar batang cacing maupun Roda Cacing berupa siUnder
sedang pada jenis glogoid, baik batang maupun Roda Cacingnya saling mengikuti bentuk
pasangannya.
Konstruksi batang cacing pada umumnya dibuat terpadu, tetapi untuk ukuran. besar dapat
saja batang cacing dibuat berupa pasangan dengan poros.
Batang Cacing duduk pada poros dengan di bantu elemen pengikat. Sedangkan Roda Cacing
urnumnya dibuat berupa.
11
Bahan untuk Roda gigi^cing dengan batang cacing, disyaratkan vang mempunyai koefesien
gesek yang kecil sekali, karena pada pengtranmisiannya, banyak terjadi gesekan. Umumnya
bahan batang cacing lebih keras dari Roda Cacing, hal ini untuk memudahkan dalam
pembuatan keamanan terhadap beban. Sedangkan elemen transmisi putar, pasangan Roda
cacing selalu digunakan sebagai Roda gigi pengurang (Reduksi Gear). Rasio putaran (i) dari i =
5 sampai dengan sekitar i = 50-60 . Denoan konstruksi yang lebih baik dapat dicapai i = 100.
Jumlah gigi pada batang cacing dapat dibuat majemuk (lebih dari satu eigi) yang dibuat seperti
ulir majemuk.
Keterangan
D : diameter jarak bagi
Df : diameter kaki gigi
12
Dk : diameter kepala gigi
h : tinggi gigi
hf : tinggi kaki gigi
hk : tinggi kepla gigi
b : sudut kemiringan gigi/penyetelan
ta : jarak antara busur gigi diukur dari alas
tn : jarak antara bhusur gigi normal
b : lebar gigi
13
bn : lebar gigi normal
- Sudut miring , = 25
- Sudut tekanan , = 20
14
i1 = 3,142
i2 = 1,869
i3 = 1,235
i5 = 0,727
ir = 3,307
ifg = 4,294
- Modul (m) = 3
Dt m x Z1 Dt m x Z 2
1 2
= 3 x 16 = 3 x 51
= 48 mm =153 mm
15
Diameter Kepala , Dk
Dk m(z 2) Dk m(z 2)
1 1 2 2
= 3 (16 + 2) = 3 (51 + 2)
= 54 mm = 159 mm
Diameter Kaki , Df
Df m(z 2) Df m(z 2)
1 1 2 2
= 3 (16 - 2) = 3 (51 - 2)
= 42 mm = 147 mm
Jarak Sumbu Poros pada Roda Gigi
Perhitungan transmisi 2
16
17
18
19
Dimensi Roda Gigi :
Diameter Tusuk , Dt
Dt 1 m x Z 1
=3 X 33
= 99mm
Dt2 m x Z 2
= 3 x 33
= 99 mm
Diameter Kepala , Dk
Dk m(z 2) Dk m(z 2)
1 1 2 2
= 3 (33 + 2) = 3 (33 + 2)
= 105 mm =105 mm
Diameter Kaki , Df
Df m(z 2) Df m(z 2)
1 1 2 2
= 3 (33 - 2) = 3 (33 - 2)
= 93 mm =93mm
20
Jarak Sumbu Poros pada Roda Gigi
Perhitungan transmisi 5
21
Dimensi Roda Gigi :
Diameter Tusuk , Dt
Dt m x Z1 Dt m x Z2
1 2
= 3 x 39 = 3 x 28
= 117 mm =84 mm
Diameter Kepala , Dk
Dk m(z 2) Dk m(z 2)
1 1 2 2
= 3 (39 + 2) = 3 (28 + 2)
= 123 mm = 90 mm
Diameter Kaki , Df
= 3 (39 - 2) = 3 (28 - 2)
= 111 mm =78 mm
22
Tabel 3.1 Dimensi Roda Gigi
4 33 33 99 99 105 105 93 93 99
Perhitungan beban permukaan yang diijinkan per satuan lebar gigi dapat
diperoleh dari persamaan :
2.z 2
F ' H f v . k H . d o1 . ..........(kg / mm)
z1 z 2
f v : factor dinamis.
Pemeriksaan roda gigi terhdap lenturan ini merupakan awal dari pemilihan
beban yang akan digunakan dalam perencanaan, sehingga perencanaan aman untuk
digunakan, berikut adalah formulasi dalam menentukan tegangan tersebut adalah :
m : modul
23
Bahan Roda Gigi
Pada dasarnya pemilihan roda gigi tidak lepas dari bahan yang digunakan, akan
tetapi pemilihan bahan roda gigi pada umumnya dipilih berdasarkan kekuatan tarik,
tegangan lentur dan beban digunakan atau dikenakan. Berikut adalah klasifikasi
tegangan lentur yang diijinkan tersebut adalah :
BAB III
24
PENUTUP
Kesimpulan
Roda gigi adalah suatu benda berbentuk silindris, dimana di bagiantepinya terdapat
profil yang menyerupai gigi. Ada beberapa macam bentukan profil roda gigi.
Diantaranya roda gigi miring, roda gigi lurus, roda gigi payung, roda gigi cacing, dan
bentuk kusus lainnya. Setiap macam bentuk memiliki fungsi karakteristik yang berbeda
beda. Namun pada intinya berfungsi mentrasmisikan gaya. Terdapat fungsi lain roda
gigi salah satunya untuk menaikan atau menurunkan putaran ( kecepatan ). Salah satu
penerapan spur gears adalah sistem transmisi presneling pada kendaran beroda
empat. Beberapa aplikasi lain yakni pada gear box sebuah mesin. Didalamnya terdapat
beberapa roda gigi yang bekerja sama untuk menjalankan sebagaimana fungsi
25
26