Anda di halaman 1dari 18

DESAIN RODA GIGI

LURUS ( SPUR GEARS)

1
1. Definisi Roda Gigi Lurus
Roda gigi lurus digunakan untuk poros yang sejajar
atau paralel. Dibandingkan dengan jenis roda gigi yang
lain roda gigi lurus ini paling mudah dalam proses
pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih
murah. Roda gigi lurus ini cocok digunakan pada sistem
transmisi yang gaya kelilingnya besar, karena tidak
menimbulkan gaya aksial.

2
2. Dimensi Roda Gigi Lurus
Beberapa dimensi yang terdapat pada roda gigi dapat
dijadikan acuan dalam perancangan roda gigi lurus. Dimensi-
dimensi roda gigi meliputi diameter roda gigi, tinggi kepala,
tinggi kaki, kelonggaran kepala, diameter lingkaran kepala,
diameter lingkaran kaki, kedalaman total, kedalaman penuh,
tebal gigi dan jarak antar pusat roda gigi.
Pembebanan pada roda gigi lurus adalah gaya tangensial
,gaya normal dan gaya radial. Selain itu juga ada tegangan
lengkung dan tegangan kontak roda gigi.

3
3. Karakteristik Perencanaan
Roda Gigi Lurus
• Daya yang ditransmisikan < 25.000 HP
• Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
• Kecepatan keliling < 200 m/s
• Rasio kecepatan yang digunakan
• Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
• Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
• Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
( i ) = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan
yang digerakkan
• Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% -
99% tergantung disain dan ukuran.
4
Contoh Rancangan Roda gigi
Dengan ketentuan data sebagai berikut :
• Daya yang akan di transmisikan adalah Pd = 15 PS
• Putaran poros penggerak n1 = 1450 rpm
• Perbandingan reduksi (i): kurang lebih 4
• Jarak sumbu poros (a) = kurang lebih 200 mm
• Sudut tekanan pahat (a° ): 20°
• Bahan Pinyon : S35C, dan bahan roda gigi : FC30

5
4. Diagram Alir untuk merancang desain Roda
Gigi Lurus Standart
START

Menyiapkan data –data


Daya Motor (P) (kW)
Putaran Poros (n1) (rpm) input yang akan digunakan
Perbandingan Reduksi (i) untuk perancangan roda gigi
Jarak Sumbu Poros (a) (mm) lurus tsb.

Faktor Koreksi (fc)

Daya rencana (Pd) (kW) Pd  P. fc


Diameter Lingkar Jarak Bagi 2.a 2.a.i
Sementara (d’1 & d’2) (mm) d '1  d '2 
1i 1i
1

Modul Pahat (m)


Gambar Diagram 6.7 6
Sudut tekan Pahat (α0)

A
7
A d '1 d '2
z1  m z2 
m
Jumlah gigi (z1 & z2)
Perbandingan gigi (i) i  Perbandingan z1 & z2

Diameter Lingkar Jarak Bagi


(roda gigi standar ) do1  z1.m do2  z 2.m
(d’1 & d’2) (mm)
Jarak Sumbu Poros (a0) (mm) do1 d 02 z1 z 2
a0  ataua0  .m
2 2
Kelonggaran sisi
(Co) (mm) Ck  0, 25.m
Kelonggaran
Puncak (Ck) (mm)
dk1  ( z1  2 ).m
dk 2 ( z 2  2 ).m
Diameter kepala (dk1 & dk2) (mm)
df 1( z1 2 ).m  2.ck
Diameter kaki (df1 & df2 )(mm)
df 2  ( z 2  2 ).m  2.ck
Kedalaman Pemotongan (H)(mm)
H  2.m  ck

Faktor Bentuk Gigi (Y1 & Y2)


Lihat Tabel 6.5 Rumus Interpolasi 8
X 2 X 1
X 3 X 1  Y 2 Y 1
Y 3Y 1
B
9
B
 .db1.n 2. z1.a
v  , db1  ( z1 z 2 )
60.1000
Kecepatan Keliling (v) (m/s)
Gaya tangensial (Ft) (kg) 102. P
Ft 
v

Faktor Dinamis (fv) Tabel 6.6

Material Gigi, Perlakuan


Panas
Kekuatan Tarik (σB1 & σB2)
(kg/mm2) Tabel 6.7
Kekerasan Permukaan Gigi
HB1 & HB2

Tegangan Lentur yang diizinkan


(σa1 & σa2) (kg/mm2) Tabel 6.7 & 6.8
Faktor Tegangan kontak (kH)
(kg/mm2)
10

C
11
12
13
C

Fb1  a1. m. Y 1. fv
Beban Lentur Yang Diizinkan Persatuan
Lebar (F’b1 & F’b2) (kg/mm)
Fb 2  a 2. m. Y 2. fv
Beban permukaan Yang Diizinkan Persatuan
Lebar (F’H) (kg/mm) 2. Z 2
Harga minimum F’b1 & F’b2 & F’H F ' H  kH . db1 .
Z 1 Z 2
(F’min) (kg/mm)
F ' min  F ' H
3

Lebar Sisi (b) (mm) b Ft / F min

4
Cek Perancangan Poros & Pasak
Material Poros dan Misal :
Pasak Poros S35 C-D
Serta Perlakuan σB = 58 kg/mm2
Panasnya Sf1 = 6 (5,6-6)
Sf2 = 2 (1,3-2)
D Tegangan geser yang diizinkan), 14
τa = σB /(Sf1.Sf2)
Pasak S40C
4

• Ketentuan utk menentukan tegangan geser


yang diizinkan :
1. Nilai Sf1 adalah 6,0 karena untuk bahan
jenis materialSC dengan pengaruh massa,
dan baja paduan.
2. Untuk Nilai Sf2 adalah range antara 1,3-
3,0,untuk menentukan apakah poros akan
diberi alur pasak atau dibuat bertangga.
3. Ditentukan bahwa bahan material poros
adalah SC30C-D dgn nilai kekuatan tarik
sebesar b  58kg / mm2

15
D
5 Pd
T 1  9 , 74.10
n
•Perhitungan Diameter Poros (dS1 & dS2) (mm) 5
•Penampang / Ukuran Pasak T 2  9 , 74.10 ( Pd / n / i )
•- Kedalaman Alur Pasak pada Poros (t1) (mm) Kt  1, 5 Cb  2
- Kedalaman Alur Pasak naaf(t2) (mm) 1/ 3
NB :Nilai t1 &t2 lihat tabel 1.8 Ukuran Pasak dan  5 ,1 
dS   . Kt . Cb. T 
Alur  a 
•Tebal Antara Dasar Alur Pasak dan Dasar Gigi df 1  ds1 
Sk1  ( )  ( )t 2 
(Sk1 & Sk2) (mm) 2  2 

b/m = (6-10) Jika tidak sesuai cek ke bagian 1/2/


d/b = >1,5
Sk1/m = >2,2 3/4

Data Akhir :
Modul Pahat (m), Sudut Tekanan Pahat (σ)
Jumlah Gigi (Z1 & Z2), Jarak Sumbu Poros (α) STOP / END
Diameter Luar (dk1 & dk2), Lebar Gigi (b) 16
Material Gigi & Poros
Diameter Poros (ds1 & ds2)
Tabel 1.8 Ukuran Pasak dan Alur

17
Referensi
1. Sularso. (1983). “Dasar Perencanaan dan Pemililhan Elemen
Mesin”. Jakarta : Pradya Paramita.
2. Shigley, Joseph E. (1996). “Standard Handbook of
Mechanical Engineering Design (Machine Design), Second
Edition.” Newyork : McGraw-Hill.
3. Khumi and Gupta. (2005). “A Textbook of Machine Design”.
New Delhi : Eurasia Publishing House (PVT).LTD,

18

Anda mungkin juga menyukai