Anda di halaman 1dari 182

MODUL BAHAN AJAR

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Deskripsi
Judul modul ini adalah Bekerja dengan mesin umum, berisi 4 (empat)
bagian utama yakni Pendahuluan, Pembelajaran, Evaluasi dan Penutup.
Modul ini dipergunakan setelah mempelajari dan menyelesaikan modul seri
M2.5C (Menggunakan Alat Ukur) dan M12.3A (Mengukur dengan Alat Ukur
Mekanik Presisi). Setelah dinyatakan selesai mempelajari modul ini serta
menguasai kompetensi yang

dipersyaratkan,

maka Saudara

dapat

melanjutkannya ke modul seri M7.6A (Mempergunakan Mesin Bubut),


M7.7A (Mempergunakan Mesin Frais) dan M7.8A (Mempergunakan Mesin
Gerinda).
Hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta diklat setelah mempelajari dan
menyelesaikan modul ini adalah :
1.

Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin


umum

2.

Mampu menentukan urutan bekerja dengan mesin umum

3.

Mampu memilih dan menentukan perkakas potong

4.

Mampu mengoperasikan mesin umum

5.

Mampu mengukur benda kerja

6.

Mampu menyetel dan merawat mesin

serta

melakukan

perbaikan

terhadap

kekurangan-kekurangan

yang

diperoleh setelah melakukan pembelajaran.


Pemahaman mengenai prinsip-prinsip menyiapkan pekerjaan dasar,
mengoperasikan mesin perkakas, serta melakukan evaluasi terhadap
pekerjaan, akan sangat berguna bagi peserta diklat sebagai pembentukan
watak dalam bekerja di bidang keahlian Teknik Mesin, dan akan menjadi
kebiasaan positif setelah bekerja di industri sehingga menjadi salah satu
penunjang budaya mutu dan budaya kerja profesional. Hal ini akan
menunjang

pula terhadap peningkatan kemampuan (pengetahuan, skill

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

dan sikap) peserta didik dalam menguasai kompetensi lainnya dalam


bidang keahlian yang sama.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

B.

Prasarat
Persyaratan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini adalah :
1.

Telah menyelesaikan modul :


a.

M2.5C11A (Menggunakan Alat Ukur)

b.

M12.3 A (Mengukur dengan Alat ukur Meaknik


Presisi)

dan

telah

dinyatakan

berhasil

menguasai

kompetensi

yang

dipersyaratkan dalam modul tersebut dengan bukti berupa sertifikat,


surat keterangan atau portofolio dari lembaga diklat berwenang.
2.

Atau selain point B.1. terserbut, peserta diklat telah


mengikuti dan dinyatakan lulus test penguasaan kemampuan awal yang
dipersyaratkan untuk mempelajari dan menggunakan modul ini. Test
tersebut dilakukan oleh pihak berwenang untuk melakukan uji
kompetensi.

C.

Petunjuk Penggunaan Modul

1.

Penjelasan Bagi Siswa


Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan modul ini,
peserta diklat perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
a.

Langkah-langkah belajar yang ditempuh


1)

Menyiapkan

semua

bukti

penguasaan

kemampuan awal yang diperlukan sebagai persyaratan untuk


mempelajari modul ini.
2)

Melaksanakan test kemampuan awal yang


dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini

3)

Mempelajari modul ini secara seksama.

b.

Perlengkapan yang perlu disiapkan


1)

Buku modul 7.5A

2)

Pakaian untuk melaksanakan praktik..

3)

Mesin dan perlengkapannya

4)

Alat-alat ukur dan alat pemeriksaan benda


kerja

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

5)

Lembar pengerjaan / Job Sheet

6)

Bahan dan material lain yang diperlukan

7)

Buku-buku referensi

8)

Perlengkapan lainnya yang diperlukan

c.

Hasil pelatihan yang diperoleh


1)

Daftar nilai hasil pelatihan

2)

Fortofolio

3)

Benda hasil pekerjaan

4)

Surat Keterangan atau Sertifikat Penguasaan


Kompetensi

5)

Bukti lainnya yang merupakan hasil yang


diperoleh.

d.

Prosedur sertifikasi kompetensi


Secara umum prosedur sertifikasi mengikuti mekanisme seperti
diagram berikut :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 1.1. Diagram prosedur sertifikasi kompetensi


1)

Melengkapi

semua

bukti

pelaksanaan

pelatihan
2)

Melengkapi semua bukti penilaian hasil


pelatihan

3)

Mengajukan Uji Kompetensi kepada pihak


berwenang

4)

Mengikuti

Uji

Kompetensi

yang

dipersyaratkan
5)

Mengikuti perbaikan jika diperlukan

6)

Mendapatkan

Rekomendasi

Penerbitan

Sertifikat Kompetensi

2.

Peran Guru

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

Dalam mengikuti peserta diklat untuk melakukan pembelajaran dengan


menggunakan modul ini, guru berperan dalam :
a.

Membantu siswa dalam merencanakan proses


belajar

b.

Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan


yang dijelaskan dalam tahapan belajar

c.

Membantu siswa dalam memahami konsep dan


praktik baru, serta menjawab pertanyaan siswa mengenai materi
pembelajaran.

d.

Membantu

siswa

untuk

menentukan

dan

mendapatkan sumber pelajaran lainnya yang diperlukan untuk


mendukung pembelajaran dalam modul ini.
e.

Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok, jika


diperlukan

f.

Merencanakan tenaga ahli atau pendamping guru


dari tempat kerja, apabila diperlukan.

g.

Menyiapkan proses dan perangkat penilaian.

h.

Melaksanakan penilaian

i.

Menjelaskan

kepada

siswa

tentang

sikap,

pengetahuan, dan keterampilan dari suatu kompetensi, serta


kelanjutan pembelajaran setelah kompetensi dimaksud dikuasai.
j.

D.

Mencatat pencapaian kemajuan siswa.

Tujuan Akhir
Tujuan akhir yang dapat dicapai setelah mempelajari modul 7.32A ini

adalah :
1.

Kinerja yang diharapkan


a. Mampu menentukan persyaratan bekerja dengan mesin umum
b. Mampu menentukan urutan pekerjaan,bekerja dengan mesin umum
c. Mampu memilih dan menentukan mesin perkakas
d. Mampu mengoperasikan mesin umum
e. Mampu mengukur komponen

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

f. Mampu menyetel dan merawat mesin


2.

Kriteria keberhasilan
a. Persyaratan kerja dapat dipahami
b. Urutan pekerjaan mesin umum dapat ditentukan sesuai prosedur
c. Mesin perkakas umum dapat dipilih dan ditentukan sesuai prosedur
d. Komponen

benda

hasil

pekerjaan

dapat

mengukur

dengan

menyesuaikannya terhadap spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.


3.

Kondisi atau variable yang diberikan


a. Persyaratan kerja dapat dipahami atau belum dipahami
b. Urutan pekerjaan dengan menggunakan mesin umum dapat
dipahami atau belum dipahami
c. Memilih mesin perkakas untuk bekerja dengan mesin umum dapat
dipahami atau belum dipahami
d. Prosedur mengoperasikan mesin dapat dipahami atau belum
dipahami
e. Pengukuran komponen hasil pekerjaan dapat dilakukan atau belum
dapat dilakukan
f. Merawat rutin dan menyetel bagian-bagian yang diperlukan pada
mesin dapat dilaksanakan atau belum dapat dilaksanakan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

E. Kompetensi
Kompetensi
: Bekerja Dengan Mesin Umum
Kode
: M7.5A
Durasi Pembelajaran : 80 Jam @ 45 menit
LEVEL KOMPETENSI KUNCI

KONDISI KINERJA

Sub Kompetensi
1. Menentukan
persyaratan
kerja

A
2

B
2

C
1

Kegunaan Kompetensi :
Industri yang melakukan kegiatan Pemesinan
Sumber Informasi :
1. kode standar
2. buku-buku pedoman
3. referensi bahan dari produsen
Pelaksanaan K3 :
1. Penanganan pemeliharaan mesin perkakas
2. Bekerja dengan prosedur yang aman

Kriteria Kinerja
Gambar, instruksi
dan spesifikasi
dipahami dan
dimengerti.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Lingkup Belajar
Identifikasi gambar
kerja
Identifikasi benda
kerja yang akan
dikerjakan
Identifikasi yang
berkenaan dengan

D
1

E
1

F
1

G
1

Kelengkapan :
1.
Alat Ukur Mekanik
2.
Mesin-mesin perkakas dan
kelengkapannya
3.
Benda kerja
Kegiatan :
1.
Menentukan persyaratan kerja
2.
Mempersiapkan mesin
3.
Mengoperasikan mesin
4.
Memeriksa komponen yang telah
selesai
Matri Utama Pembelajaran
Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Mengidentifikasi
gambar kerja
Mengidentifikasi
benda kerja yang
akan dikerjakan
Mengidentifikasi
yang berkenaan

MODUL BAHAN AJAR

Sub Kompetensi
2. Menentukan
urutan
pekerjaan

Kriteria Kinerja
Rangkaian dari
proses termasuk
menyetel benda kerja
untuk mendapatkan
efisiensi maksimum
dan mendapatkan
spesifikasi kerja
dapat disusun

Material yang dipilih


sudah sesuai dengan
yang dipersyaratkan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Lingkup Belajar
pekerjaan
Identifikasi proses
pengerjaan
Identifikasi mesin
dan alat yang akan
digunakan
Identifikasi
pencekaman benda
kerja.
Identifikasi bahan
baku benda kerja.

Matri Utama Pembelajaran


Sikap
Penggunaan
alat dan
mencekam
benda yang
sesuai
prosedur

Pengetahuan
dengan pekerjaan
Mengidentifikasi
proses pengerjaan
Mengidentifikasi
mesin dan alat
yang akan
digunakan
Mengidentifikasi
pencekaman
benda kerja.

Keterampilan
Melaksanakan
pencekaman
benda kerja.

Mengidentifikasi
bahan baku benda
kerja.

MODUL BAHAN AJAR

Sub Kompetensi
3. Memilih dan
menentukan
perkakas

4. Mengoperasikan
mesin

Kriteria Kinerja

Lingkup Belajar

Matri Utama Pembelajaran


Sikap

Pengetahuan
Memahami alat
potong dan
penggunaannya
Memahami sifat
geometri dan
kegunaan alat
potong untuk
berbagai jenis
bahan baku
Memahami
pengasahan alat
potong
Memahami
penggunaan alat
potong yang sesuai
dengan pekerjaan
Memahami metoda
dan berbagai cara
pemasangan alat
potong

Melakukan
pengasahan
alat potong

Memahami
penandaan benda
kerja sebelum
dikerjakan

Menandai/
menggambar
benda kerja
sebelum
dikerjakan

Alat potong yang


sesuai dengan
pekerjaan,
pengasahan dan
bentuk yang
dibutuhkan dapat
dipilih.

Identifikasi alat
potong dan
penggunaannya
Identifikasi sifat
geometri dan
kegunaan alat
potong untuk
berbagai jenis bahan
baku
Pengasahan alat
potong
Identifikasi
penggunaan alat
potong yang sesuai
dengan pekerjaan

Pengasahan
alat potong
sesuai
prosedur

Alat potong dapat


dipasang dengan
posisi yang benar.

Metoda dan berbagai


cara pemasangan
alat potong

Pengasahan
alat potong
sesuai
prosedur

Teknik dasar
penandaan dilakukan
sesuai kebutuhan.

Penandaan benda
kerja sebelum
dikerjakan

Penandaan /
menggambar
benda benda
kerja sesuai
prosedur

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Keterampilan

Melaksanakan
pemasangan
alat potong

MODUL BAHAN AJAR

Sub Kompetensi

5. Mengukur
komponen

Kriteria Kinerja
Parameter
pemesinan diatur
sesuai persyaratan
pekerjaan dan umur
maksimum alat
potong.
Pemasangan benda
kerja atau
pengkleman
dilakukan tanpa
merusak produk dan
aman.
Pelaksanaan proses
pemesinan dengan
aman dilakukan
mengikuti semua
aturan, prosedur
keselamatan, dan
baju pelindung dan
peralatan.
Pemeriksaan
komponen
menggunakan alat
ukur atau alat
pemeriksa yang
sesuai untuk
meyakinkan
kelayakan
spesifikasi yang
diizinkan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Matri Utama Pembelajaran

Lingkup Belajar

Sikap

Pengetahuan

Keterampilan

Identifikasi
penggunaan mesin
sesuai dengan
penggunaan alat
potong

Memahami
penggunaan mesin
sesuai dengan
penggunaan alat
potong

Menyetel mesin
sesuai dengan
penggunaan
alat potong

Identifikasi
pencekaman benda
kerja pada mesin.

Penggunaan
alat dan
mencekam
benda yang
sesuai
prosedur

Memahami
pencekaman
benda kerja pada
mesin.

Melaksanakan
pencekaman
benda kerja
pada mesin.

Memahami
keselamatan dan
kesehatan kerja
pada proses
pemesinan.

Melaksanakan
proses pemesinan
dengan mengikuti
prosedur
keselamatan.

Memahami
toleransi ukuran
benda kerja
Memahami
penggunaan
spesifikasi alat-alat
ukur yang
digunakan.

Menggunakan
alat-alat ukur
sesuai
spesifikasinya

Identifikasi
keselamatan dan
kesehatan kerja pada
proses pemesinan.

Identifikasi toleransi
ukuran benda kerja
Identifikasi
penggunaan
spesifikasi alat-alat
ukur yang digunakan.

Penggunaan
alat-alat ukur
sesuai
prosedur

10

MODUL BAHAN AJAR

Sub Kompetensi
6. Menyetel dan
merawat mesin

Kriteria Kinerja
Merawat rutin dan
menyetel bagian
yang diperlukan
termasuk slide dan
menyetel bagian
collar, membersihkan
dan pelumasan dan
hal lainnya yang
diinginkan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Lingkup Belajar
Menyetel dan
melumasi dilakukan
berdasarkan pada
prosedur operasi
standar.
Mesin secara tepat
dibersihkan.

Matri Utama Pembelajaran


Sikap
Menyetel dan
melumasi
mesin
Membersihka
n mesin.

Pengetahuan
Memahami
penyetelan dan
pelumasan
Memahami cara
membersihkan
mesin

Keterampilan
Merawat dan
menyetel mesin

11

MODUL BAHAN AJAR

F.

Cek Kemampuan
Tabel 1.1. Cek penguasaan kemampuan
Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan

Cek Kemampuan
Ya
Tidak

Menentukan Persyaratan Kerja


1. Gambar kerja dipahami
2. Instruksi kerja dipahami
Menentukan urutan pekerjaan
1. Jenis-jenis proses mesin perkakas dipahami
2. Proses pengoperasian mesin perkakas dipahami
3. Bahan/material dipahami
Memilih dan menentukan perkakas
1. Jenis-jenis alat potong dipahami
2. Karakteristik alat potong dipahami
3. Cara mengasah alat potong dipahami
4. Cara pemasangan alat potong dipahami
Mengoperasikan mesin
1. SOP dipahami
2. Pencekaman benda kerja pada mesin dipahami
3. Standar kesehatan dan keselamatan kerja
dipahami
Mengukur komponen
1. Jenis-jenis alat ukur dipahami
2. Teknik pengukuran dipahami
3. Tanda-tanda toleransi pada mesin dipahami
4. Teknik kalibrasi dipahami
Menyetel dan merawat mesin
1. Sistem preventive maintenance dipahami
2. Jenis-jenis minyak pelumas dipahami
3. Pembuatan jadwal perawatan mesin dipahami
4. Teknik penyetalan mesin dipahami

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

11

MODUL BAHAN AJAR

BAB II
PEMBELAJARAN
A.

Rencana Belajar Siswa


Rencana pelaksanaan belajar adalah sebagai berikut :
Kompetensi

: Bekerja dengan mesin umum

Kode kompetensi

: M7.5A
Tabel 2.1 Rencana belajar siswa

Kegiatan belajar

Tgl

Waktu Tempat Perubahan

Paraf
Guru

Kegiatan belajar 1
Menentukan persyaratan
kerja
1. Mempelajari gambar
kerja
2. Mempelajari instruksi
kerja
Kegiatan belajar 2
Menenentukan urutan
pekerjaan
4. Mempelajari jenis-jenis
proses mesin perkakas
5. Mempelajari proses
pengoiperasian mesin
perkakas
6. Mempelajari bahan/
material
Kegiatan belajar 3
Memilih dan menentukan
perkakas
1. Mempelajari jenis-jenis
alat potong
2. Mempelajari karakteristik
alat potong
3. Mempelajari cara
mengasah alat potong
4. Mempelajari cara
pemasangan alat potong
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

12

MODUL BAHAN AJAR

Kegiatan belajar

Tgl

Waktu Tempat Perubahan

Paraf
Guru

Kegiatan belajar 4
Mengoperasikan mesin
1.
Mempelajari SOP
2.
Mempelajari
pencekaman benda kerja
pada mesin
3.
Mempelajari standar
kesehatan dan
keselamatan kerja
Kegiatan belajar 5
Mengukur komponen
1. Mempelajari jenis-jenis
alat ukur
2. Mempelajari teknik
pengukuran
3. Mempelajari tanda-tanda
toleransi pada mesin
4. Mempelajari teknik
kalibrasi
Kegiatan belajar 6
Menyetel dan merawat
mesin
1. Mempelajari Sistem
preventive maintenance
2. Mempelajari jenis-jenis
minyak pelumas
3. Mempelajari cara
pembuatan jadwal
perawatan mesin
4. Mempelajari teknik
penyetalan mesin

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

13

MODUL BAHAN AJAR

A. Kegiatan Belajar
1.

Kegiatan belajar 1 : Menentukan Persyaratan


Kerja
1)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah melaksanakan kegiatan belajar 1, peserta didik dapat :
i.

Membaca gambar kerja

ii.

Memahami urutan proses kerja

2)

Uraian Materi
i.

Membaca gambar kerja


Gambar kerja adalah bahasa teknik dalam bentuk
lambang-lambang yang
dipergunakan untuk memberikan
informasi mengenai bentuk, ukuran, jumlah dan cara membuat
suatu benda Gambar yang dipergunakan sebagai informasi
tersebut, dalam bidang teknik mesin dibuat dengan mengikuti
standar dan ketentuan yang ada, seperti standar ISO.
Pada umumnya gambar kerja yang ditunjukkan pada
lembar pengerjaan (Job Sheet) dapat berupa gambar persepktif
atau gambar proyeksi. gambar perspektif merupakan gambar
yang menunjukkan suatu benda dengan 3 (tiga) dimensi,
sedangkan gambar proyeksi merupakan
gambar yang
menunjukkan satu sisi pandang dari benda
yang
akan
dikerjakan,
gambar proyeksi ini lebih sering ditampilkan
mengingat lebih tepat menunjukkan ukuran-ukuran dari setiap
bagian benda .
Beberapa hal dasar dalam gambar kerja yang harus
dipahami antara lain :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

14

MODUL BAHAN AJAR

a)

Garis-garis gambar

N
o.
(1)

Nam
a Garis
Tebal
kontinu

(2)

Tipis kontinu

Tabel 2.2. Garis-garis gambar


Gambar
Penggunaan
Garis tepi
Garis nyata
Garis berpotongan
Garis ukur
Garis proyeksi
Garis penunjukkan
Garis arsir
Garis ulir

(3)

Tipis kontinu

Garis sumbu pendek


Garis batas dari

(4)

bebas
Garis strip

potongan benda
Garis nyata

tebal

terhalang

Garis strip

Garis tepi terhalang


Garis nyata

tipis

terhalang

Garis strip

Garis tepi terhalang


Garis sumbu

titik tipis

Garis simetri

Garis strip

Garis Lintasa
Garis (bidang)

titik tipis

potong

(5)

(6)

(7)

yang ujung
dan
sudutnya
(8)

tebal
Garis strip

Penunjukkan

titik tebal

permukaan yang
harus mendapat

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

penanganan khusus
15

MODUL BAHAN AJAR

N
o.
(9)

Nam
a Garis
Garis strip

Gambar

Penggunaan
Bagian yang

titik ganda

berdampingan

tipis

Batas kedudukan
benda bergerak
Garis sitem (pada
baja profil)
Bentuk awal
(sebelum dibentuk)
Bagian benda yang
berada di depan
bidang potong

b)

Gambar Perspektif dan Proyeksi

c
Gambar 2.1. Gambar perspektif
(a). perspektif isometrik, (b) perspektif denetrik dan
(c) perspektif kovalir

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

16

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2. 2 proyeksi amerika

gambar 2.3 proyeksi eropa


c)

Permberian ukuran pada gambar


(1)

Penunjukkan bagian benda

a
b
Gambar 2.4. (a) Penunjukan bagian benda yang nyata
terlihat
(b) Penunjukan bagian benda yang
diuraikan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

17

MODUL BAHAN AJAR

(2)

Penunjukkan ukuran besaran


Ukuran besaran benda terdiri dari
panjang, lebar, tinggi secara menyeluruh.

ukuran

Gambar 2.5 Penunjukan ukuran besaran


(3)

Tanda anak panah

Gambar 2.6 Tanda anak panah


(4)

Penunjukkan ukuran radius


Garis yang
menunjukkan ukuran radius dari
suatu benda, mengarah ke atau dari titik pusat radius
tersebut.

Gambar 2.7 Penunjukan ukuran radius


(5)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Penunjukkan ukuran ulir


18

MODUL BAHAN AJAR

Ukuran ulir seperti gambar berikut ditulis dengan


kode ukuran M untuk ulir Metrik atau W untuk ulir
Witworth.

Gambar 2.8 Penunjukan ukuran ulir


(6)

Penunjukkan ukuran sejajar


Ukuran
sejajar memberikan pengertian bahwa
bidang lain selalu di ukur dari bidang patokan.

Gambar 2.9 Penunjukan ukuran sejajar


(7)

Penunjukkan ukuran gabungan

Gambar 2.10 Penunjukan ukuran gabungan


(8)

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Penunjukkan ukuran ber step

19

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.11 Penunjukan ukuran ber step


(9)

Penunjukkan ukuran sistem koordinat

Gambar 2.12 Penunjukan ukuran koordinat

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

20

MODUL BAHAN AJAR

(10)

Chamfer
Untuk chamfer yang ukurannya melebihi 1 x 45 o pada
umumnya dicantumkan pada gambar benda .

Gambar 2.13 Chamfer


(11)

Penunjukkan ketirusan
Bidang tirus ditunjukkan dengan lambang

Gambar 2.14 Penunjukan ketirusan


(12)

Penunjukkan pendakian
Bidang mendaki ditunjukkan

dengan

lambang

Gambar 2.15 Penunjukkan pendakian


d)

Toleransi
Meliputi toleransi umum, toleransi khusus/ suaian, dan
toleransi geometris. Jika pada gambar benda kerja tidak
21

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

MODUL BAHAN AJAR

dicantumkan ukuran dengan toleransi khusus, maka pada


bagian benda tersebut diukur berdasarkan toleransi.
Toleransi umum : Sedangkan toleransi umum dikategorikan
menjadi toleransi kasar, sedang, dan halus. Dalam hal ini
nilainya : toleransi kasar dua kali toleransi sedang dan toleransi
sedang dua kali toleransi halus contoh misalnya, toleransi
halus sebesar 0,05 mm, pada dimensi / ukuran yang sama
toleransi sedangnya sebesar 0,1 mm, dan toleransi kasarnya
0,2 mm.

Tabel 2.2. Toleransi umum


Toleransi untuk ukuran panjang bebas dalam mm (DIN 7168)
>6
>30
>100
>300
>1000 >2000
Tingkat
6
Ketelitian
30 100 300 1000 2000 4000
halus
0,05 0,1 0,15 0,2
0,3
0,5
sedang
0,1 0,2 0,3
0,5
0,8
1,2
2
kasar
0,2 0,5 0,8
1,2
2
3
4
sangat kasar
0,5
1
1,5
2
3
5
8

>4000
3
5
10

Toleransi khusus : besarnya penyimpanan pangan ukuran


ditunjukan dibelakang ukuran nominalnya. Contoh, misalnya
panjang 100 + 0,2 , artinya - 0,1ukuran panjang yang
diperbolehkan antara 99,9 sampai dengan 100,2 mm

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

22

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.16. Penunjukan toleransi khusus secara langsung

Gambar 2.17. Penunjukan toleransi tak langsung/suaian ISO


Pada suaian ISO mempunyai dua sistem satuan : Sistem
lubang satuan / Basis lubang :
Titik tolak basis lubang adalah letak ukuran batas H dari lubang
dimana ukuran batas terkecil selalu merupakan ukuran
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

23

MODUL BAHAN AJAR

nominal. Ukuran poros menyesuaikan keperluan suaian


longgar, luncur, atau sesak.

Gambar 2.18. Suaian basis lubang

Sistem poros satuan/basis poros.


Titik

tolak basis poros adalah letak ukuran batas

h dari

posos dimana ukuran batas terbesar selalu merupakan


ukuran nominal, ukuran lubang menyesuaikan keperluan
suaian longgar, luncur, atau sesak.

Gambar 2.19. Suaian basis poros


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

24

MODUL BAHAN AJAR

Toleransi Geometris

Selain toleransi ukuran dan kekesaran permukaan kadang


disyaratkan juga mengenai bentuk dan tempat / posisi dari
satu bagian benda terhadap bagian lain

Gambar 2.20. Penunjukan toleransi tempat/posisi lubang


Cara membaca gambar

Jika ukuran lubang sebenarnya 20,02 mm, maka ukuran ini


masih terletak 20,02-20,00 = 0,20 mm, dari keadaan bahan
maksimum.
Jadi, toleransi tempat harus dibaca ; lubang 20 + 0,021
harus terletak konsentris dalam toleransi sebesar 0,01 +0,02
= 0,03 mm terhadap bidang referensi B

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

25

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.21. Penunjukan toleransi kesejajaran 0,1 mm.


e)

Tanda pengerjaan
Tabel 2.3. Simbol-simbol tanpa perintah tambahan :
Simbol dasar yang tidak mempunyai arti untuk
pengerjaan.
Permukaannya harus dikerjakan, simbol pokok
N7

ditambah garis mendatar.


Permukaannya tidak boleh dikerjakan
sedikitpun.

N6

Tabel 2.4. Simbol-simbol dengan perintah tambahan :


Harga kekasaran yang harus dicapai setelah
dikerjakan adalah N6.
Harga kekasaran yang harus dicapai sebelum.

N6

mendapat pengerjaan lebih lanut adalah N6.


Harga kekasaran yang harus dicapai tanpa

N6

dikerjakan sedikitpun.
Tabel 2.5. Simbol-simbol dengan tambahan perintah
pengerjaan :
Digerinda
Perintah harus dikerjakan dengan cara
digerinda.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

26

MODUL BAHAN AJAR

Harus diberi ukuran kelebihan sebesar 0,3


0,3

untuk pengerjaan berikutnya.


Arah alur/serat permukaan bekas pengerjaan
dengan mesin : ; X ; M ; C ; R.
Tabel 2.6. Penempatan perintah, kekasaran dan simbol
a = harga kekasaran

b = cara/proses pengerjaan

a
c

c = ukuran yang dilebihkan


d = arah alur/ serat bekas pengerjaan

ii.

Memahami instruksi kerja


Pekerjaan
yang
siapa

yang

akan dilakukan akan terkait dengan apa

akan dibuat, kapan waktu pengerjaan, bagaimana, dan


yang

mengerjakan

akan mengerjakannya . Orang

yang

akan

sesuatu perlu memahami beberapa instruksi kerja

yang menyangkut :
a).

Apa

yang

akan

dibuat, apa pula tujuan dan

fungsinya.
b).

Berapa jumlahnya.

c).

Berapa

lama

barang

tersebut

harus

selesai

dikerjakan.
d).

Peralatan apa saja yang harus disiapkan untuk


mengerjakannya.

e).

Bagaimana

urutan

serta

langkah-

langkah

pekerjaannya.
f).

Dan informasi lainnya

yang

perlu diketahui

pekerja.
g).

Instruksi

kerja

ini

dikonsultasikan atau ditanyakan

akan

lebih lengkap apabila

kepada staf atau atasan

pekerja.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

27

MODUL BAHAN AJAR

c. Rangkuman
1) Memahami gambar kerja
- Memahami proyeksi gambar
- Ukuran dan toleransi
- Kualitas permukaan
2)

Memahami instruksi kerja :


- Memahami cara membuat benda kerja sesuai bentuk dan
ukuran pada gambar
- Dari bahan apa benda kerja harus dibuat.
- Jumlah benda kerja harus dibuat.
- Target waktu pembuatan
- Macam mesin dan alat potong untuk proses membuat benda
kerja

d.

Tugas
Buat langkah pengerjaan untuk gambar kerja Klem C (lihat gambar
pekerjaan)

dan

macam

peralatan

yang

digunakan

untuk

mengerjakannya.
e. Tes Formatif
1) Sebutkan dua macam proyeksi gambar.
2) Gambarkan simbol dari kedua macam proyeksi gambar tersebut.
3) Pada toleransi umum kategori sedang (=medium) berapa batas
atas ukuran yang dibolehkan untuk panjang ISO ?
4) Sebutkan dua kategori yang termasuk dalam toleransi geometris?
5) Berapa diameter terbesar dari lubang 60 H7?
e.

Jawaban Tes Formatif


1) Proyeksi Eropa dan Amerika
2) Proyeksi Eropa
Proyeksi Amerika
3) 120,3

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

28

MODUL BAHAN AJAR

4) Ketegaklurusan, kesejajaran.
5) 60,00
g. Gambar Pekerjaan

4
2

1 = Blok klem C
2 = Baud penekan
3 = Batang pemutar
4 = Landasan penekan
Gambar 2.28. Klem C

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

29

MODUL BAHAN AJAR

Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai

Menentukan Urutan Pekerjaan


dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3
Dibuat di
Pada Tanggal
Penilai,

_____________________

: ..
: ..
Peserta diklat,

_____________________

Komentar/Saran Penilai :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

30

MODUL BAHAN AJAR

2.

Kegiatan Belajar 2 : Menentukan Urutan Pekerjaan


3)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah melaksanakan kegiatan belajar 2, peserta didik dapat :
i.
Memahami jenis-jenis

proses

mesin

perkakas
ii.

Memahami proses pengoiperasian mesin


perkakas

iii.

Memahami

jenis-jenis

bahan/material

yang dikerjakan pada proses pemesinan.


4)

Uraian Materi
i.

Jenis-jenis proses mesin perkakas


1.

Proses menyekrap

Gambar 2.22. Mesin sekrap dan proses utama menyekrap


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

31

MODUL BAHAN AJAR

2.

Proses mengebor

Gambar 2.23. Mesin dan proses mengebor


3.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Proses membubut

32

MODUL BAHAN AJAR

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

33

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.24. Mesin dan proses membubut


4.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Proses mengerfrais

34

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.25. Mesin dan proses mengefrais


ii.

Proses pengoperasian mesin perkakas


a)

Mengoperasikan mesin sekrap

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

35

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.26. Bagian-bagian pengatur posisi dan panjang langkah


pemahaman pada mesin sekrap
Bagian-bagian untuk mengatur posisi serta panjang langkah pemakanan
adalah
a = motor penggerak
b = roda gigi penggerak
c = Roda pemutar
d = Blok engkol
e = Poros lengan ayun
f = Lengan ayung
g = Kepala luncur
h = Pengikat kepala luncur

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

36

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.27. Panjang langkah penyekrapan


Untuk langkah pemakanan yang panjang, maka lengan ayun harus
dipasang pada posisi terjauh dari sumbu poros roda pemutar. Lengan
ayun akan bergerak dari A sampai B dan sebaliknya ( ). Karena
lebih besar dari maka langkah kebelakang akan lebih cepat.
Untuk langkah pemakanan yang pendek, maka lengan ayun harus
dipasang pada posisi terdekat dari sumbu poros roda pemutar.
Langkah kerja / mundur

Pahat
Benda Kerja

lb

la

l
L

Gambar 2.28. Panjang langkah pemotongan


Panjang langkah (L) disesuaikan dengan panjang benda (l), panjang awal
(la) dan panjang sisa (lb)
L = l + la + lb
la = 20 mm
lb = 10 mm
Menentukan jumlah langkah maju mundur.
Jumlah kangkah maju mundur per menit (n) tergantung kepada kecepatan
potong bahan (v) dan panjang langkah (L)
Kec. Potong (m/menit)
.
Panjang langkah maju mundur (m)
(langkah per menit)

Langkah maju mundur (n) =

n= V.
2L
Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan
menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling
sesuai atau memdekati angka hasil perhitungan. Handel pengatur jumlah
langkah biasanya ditempatkan di bagian belakang mesin sekrap.
Tombol menghidupkan dan mematikan
Apabila panjang langkah, jumlah langkah dan posisi pemotongan sudah
disetel, maka untuk menghidupkan mesin tekan tombol on pada saklar
utama yang tersedia pada mesin.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

37

MODUL BAHAN AJAR

Untuk menghentikan gerakan kepala ayun sementara mesin tetap hidup,


dilakukan dengan cara menekan tuas kopling yang ada pada bagian
mesin, dan untuk menjalankannya kembali tuas kopling tersebut harus
ditarik.
Untuk mematikan mesin, dilakukan dengan cara menekan tombol off
pada saklar uatama mesin.
Gerakan pemotongan

s
Gambar 2.29. Kedalaman pemakanan.
Banyaknya pemakanan (A) tergantung kepada kerataan pengerjaan mesin
(kasar/halus)
Penampang tatal (A) = kedalaman pemakanan (a) x lebar penyayatan (s)

Gambar 2.30. Mengatur kedalaman pemakanan.


Untuk posisi awal, skala nonius handle eretan diseting pada angka nol.
Pengaturan kedalaman pemakanan dilakukan dengan cara memutar
handle eretan sambil melihat angka skala nonius yang menunjukkan
jumlah kedalaman pemakanan

Gambar 2.31. Mengatur tebal pemakanan.


Pengaturan tebalnya pemakanan dilakukan dengan cara memutar poros
penggerak meja mesin setiap kali awal pergerakkan langkah memotong.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

38

MODUL BAHAN AJAR

b)

Mengoperasikan Mesin Bor


Menentukan dan menyetel putaran mesin
Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan
potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang
digunakan (d).
Kecepatan putar (n) = 1000 x v
xd

Gambar 2.32. Belt pengatur kecepatan putaran


Penyetelan putaran mesin dilakukan dengan mengatur pasangan sabuk
putaran pada pully motor penggerak dan pully poros utama mesin bor.
Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel
putaran pada mesin
Menepatkan posisi pengeboran

Gambar 2.33. Menepatkan titik pusat lubang


Sebelum dilakukan pengeboran, benda kerja yang akan dibor dilukis
terlebih dahulu (a), kemudian titik pusat lubang ditandai dengan penitik
(b), mata bor ditepatkan kepada tanda penitik tersebut.
Posisi ujung mata bor ditepatkan terhadap titik pusat lubang yang sudah
ditandai. Pemusatan ujung mata bor tersebut dilakukan dengan
menggeser benda kerja.
Apabila ujung mata bor sudah tepat dengan titik pusat lubang, maka
pengeboran dapat dilakukan.
Pendinginan dilakukan selama proses pengeboran berlangsung.
Kecepatan dan kedalaman pemotongan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

39

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.34. Tuas-tuas pengatur kedalaman mengebor.


Kecepatan mengebor tergantung kepada kecepatan potong benda serta
jenis mata bor. Dalam hal ini diperlukan keterampilan teknisi dalam
menekan tuas penggerak selama mengebor.
Untuk membatasi kedalaman pengeboran dalam membuat lubang tidak
tembus, perlu digunakan poros dan mur pembatas kedalaman.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar pada mesin,
biasanya dipasang di bagian depan atau kiri kepala mesin.
c)

Mengoperasikan Mesin Bubut


Gerakan-gerakan dalam membubut

Gambar 2.35. Gerakan-gerakan dalam membubut


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

40

MODUL BAHAN AJAR

Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama :


1. Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros.
2. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan
pahat bubut.
3. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat
yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu
benda kerja.
Pengaturan putaran dan kecepatan potong benda kerja

Gambar 2.36. Kecepatan potong (v).


Jika benda dengan garis tengah d dipotong dalam satu putaran selama 1
menit, maka panjang tatal yang tersayat adalah d x (keliling). Jika
dalam satu menit lebih dari satu putaran maka panjang tatal adalah d x
xn
v = d (mm) x x n (rpm)
karena kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit, sedangkan ukuran
benda dalam mm, maka :
v = d (mm) x x n (rpm) (m/men)
1000
n = 1000 . v (r.p.m.)
d. .

Gambar 2.37. Tuas-tuas pengatur kecepatan putaran


Untuk memilih kecepatan putaran mesin, maka stel posisi tuas pengatur
kecepatan putaran mesin sesuai dengan angka kecepatan putar yang
terdapat pada tabel.
Tuas-tuas tersebut terdapat pada kepala tetap mesin bubut.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

41

MODUL BAHAN AJAR

Tidak selamanya hasil perhitungan sesuai dengan jumlah kecepatan


putaran yang terdapat pada table, oleh karenanya angka yang dipilih
adalah angka yang paling mendekati hasil pergitungan.
Pergerakan Eretan

Gambar 2.38. Pergerakan eretan mesin bubut


Tuas No. 1 berfungsi untuk memutarkan spindle utama mesin bubut
(memutarkan benda kerj)
Eretan memanjang (2) digerakan dengan handle (3), berfungsi untuk
menggerakan pahat sejajar dengan sumbu benda kerja
Eretan melintang (4) digerakan dengan handle (5), berfungsi untuk
menggerakan pahat ke arah melintang terhadap sumbu benda kerja.
Eretan atas (6) posisinya dapat diatur sejajar, melintang atau menyudut
terhadap sumbu benda kejra, digerakan dengan handle (7), berfungsi
untuk pemotongan pendek sejajar, melintang atau untuk membubut
bentuk tirus.
Arah pemotongan

Gambar 2.39. Arah pemotongan sejajar,


Pahat bergerak menyayat sejajar dengan sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk mengurangi diameter benda kerja
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

42

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.40. Arah pemotongan melintang,


Pahat bergerak menyayat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut permukaan/ujung
benda, atau untuk memotong benda

Gambar 2.41. Arah pemotongan menyudut,


Pahat bergerak menyayat menyudut terhadap sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membubut tirus benda

e
Gambar 2.42. Arah pemotongan melingkar,
Pahat bergerak sejajar dan melintang terhadap sumbu benda kerja.
Arah pemotongan ini berfungsi untuk membentuk contur radius pada
permukaan benda.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar listrik utama
mesin. Untuk menjalankan putaran mesin, gunakan tuas (1) yang terdapat
di bagian eretan mesin.
d)

Mengoperasikan Mesin Frais


Gerakan-gerakan dalam pengefraisan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

43

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.43. Gerakan-gerakan dalam mengefrais


A = Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu
arbour.
B = Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada
sumbu arbour dan pencekaman benda kerja.
C = Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan
dari kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat
benda kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran
pisau frais.
Mengatur kecepatan putaran spindle mesin dan kecepatan potong
Kecepatan potong dihitung dengan rumus :
V = d . . n m/menit,
1000
Maka kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais adalah :
1000 . v
r.p.m. ,
. d
d = adalah diameter pisau frais
v = adalah kecepatan potong dalam m/menit
n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit.
(put/menit)
n=

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

44

MODUL BAHAN AJAR

Metode pengefraisan

Gambar 2.44. Pengefraisan searah,


Sisi pisau frais yang memotong searah dengan gerakan benda kerja
selama penyayatan.

Gambar 2.45. Pengefraisan berlawanan arah,


Sisi pisau frais yang memotong berlawanan arah dengan gerakan benda
kerja selama penyayatan.

Gambar 2.46. Pengefraisan netral,


Sisi pisau frais yang memotong berlawanan dan searah dengan gerakan
benda kerja selama penyayatan.
Metode ini digunakan apabila menggunakan pisau shell end mill.
Mengatur arah gerakan pengefraisan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

45

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.47. Gerakan memanjang,


Dengan memutar handle meja memanjang maka benda kerja akan
bergerak ke arah memanjang.

Gambar 2.48. Gerakan melintang.


Gerakan melintang benda kerja dilakukan dengan memutar handle meja
melintang yang dilengkapi dengan skala nonius untuk mengetahui ukuran
gerakan.

Gambar 2.49. Gerakan vertikal.


Kedalaman pengefraisan benda diatur dengan cara menaikan meja mesin
dan untuk membebaskan benda dengan pisau dengan cara
menurunkannya.
Handle penggerak naik turun meja terdapat di bagian depan mesin.
Menghidupkan dan mematikan mesin
Untuk menghidupkan dan mematikan mesin, gunakan saklar utama listrik
yang ada pada mesin. Untuk menghentikan putaran pisau frais sementara
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

46

MODUL BAHAN AJAR

mesin tetap dalam keadaan hidup, maka tekan tuas kopling yang ada di
samping badan mesin, dan menariknya untuk menjalankan kembali
putaran.
iii.

Jenis bahan/material yang digunakan pada


proses pemesinan
Bagan berikut menunjukkan kelompok dan jenis material. Warna
kuning merupakan

bahan-bahan

yang

pada umumnya

digunakan pada pekerjaan pemesinan .

Gambar 2.50. Kelompok dan jenis bahan


Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang
akan digunakan adalah :
a)
Bentuk komponen yang akan dibentuk
b)

Toleransi ukuran benda

c)

Sifat mekanik

d)

Harga bahan

e)

Harga processing

Sedangkan pemilihan bahan untuk kebutuhan khusus harus


mempertimbangkan :
a)

Kemampuan bahan saat dipakai

b)

Cara pembentukannya

c)

Harga keseluruhan dari bahan dan pembentukan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

47

MODUL BAHAN AJAR

5)

Rangkuman
1) Jenis-jenis proses mesin perkakas
1.

Proses menyekrap

2.

Proses mengebor

3.

Proses membubut

4.

Proses mengerfrais

ii.

Proses pengoperasian mesin perkakas


1.

Mengoperasikan mesin sekrap


Untuk mengatur jumlah langkah per menit, dilakukan dengan
menempatkan handel pengatur jumlah langkah pada posisi yang paling
sesuai.
Rumus untuk menentukan jumlah kangkah maju mundur per menit (n)
tergantung kepada kecepatan potong bahan (v) dan panjang langkah (L)
Kec. Potong (m/menit)
.
Panjang langkah maju mundur (m)
(langkah per menit)

Langkah maju mundur (n) =


n= V.
2L
b)

Mengoperasikan Mesin Bor


Kecepatan putaran spindle mesin bor (n) ditentukan oleh kecepatan
potong bahan (v) dalam meter per menit, dan diameter mata bor yang
digunakan (d).
Kecepatan putar (n) = 1000 x v (put per menit)
xd
Posisi pasangan sabuk dengan pully dipilih dengan mengikuti tabel
putaran pada mesin

c)

Mengoperasikan Mesin Bubut


Pada proses pembubutan terdapat tiga gerakan utama :
(1) Gerakan berputar, yaitu berputarnya benda kerja pada sumbo poros.
4. Gerakan pengikatan, yaitu pencekaman benda kerja dan pengikatan
pahat bubut.
5. Gerakan pemotongan, yaitu benda yang berputar disayat oleh pahat
yang bergerak sejajar, tegak lurus atau menyudut terhadap sumbu
benda kerja.
Kecepatan potong dinyatakan dalam m/menit:
v = d (mm) x x n (rpm) (m/men)
1000

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

48

MODUL BAHAN AJAR

n = 1000 . v (r.p.m.)
d. .
Arah pemotongan
(1) Arah pemotongan sejajar, pahat bergerak menyayat sejajar dengan
sumbu benda kerja.
(2) Arah pemotongan melintang, pahat bergerak menyayat tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja
(3) Arah pemotongan menyudut, pahat bergerak menyayat menyudut
terhadap sumbu benda kerja.
d)

Mengoperasikan Mesin Frais


Gerakan-gerakan dalam pengefraisan :
(1) Gerakan berputar, yaitu gerakan berputarnya pisau frais pada sumbu
arbour.
(2) Gerakan pengikatan, yaitu gerakan pencekaman pisau frais pada
sumbu arbour dan pencekaman benda kerja.
(3) Gerakan pemotongan. Gerakan ini merupakan gerakan gabungan dari
kedua gerakan sebelumnya. Pisau frais yang berputar menyayat benda
kerja yang bergerak berlawanan atau searah dengan putaran pisau
frais.

Kecepatan potong dihitung dengan rumus :


V = d . . n m/menit,
1000
Kecepatan putaran spindle mesin atau putaran pisau frais :
1000 . v
r.p.m. ,
. d
d = adalah diameter pisau frais
v = adalah kecepatan potong dalam m/menit
n = adalah kecepatan putaran spindle mesin dalam rev. per menit.
(put/menit)
n=

Metode pengefraisan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

49

MODUL BAHAN AJAR

(1)

Pengefraisan searah, sisi pisau frais yang memotong


searah dengan gerakan benda kerja selama penyayatan.

(2)

Pengefraisan berlawanan arah, sisi pisau frais yang


memotong berlawanan arah dengan gerakan benda kerja selama
penyayatan.

(3)

Pengefraisan netral, sisi pisau frais yang memotong


berlawanan dan searah dengan gerakan benda kerja selama
penyayatan.

iii.

Jenis bahan/material yang digunakan pada


proses pemesinan
Beberapa faktor dalam memilih material atau bahan yang

akan

digunakan adalah :
a)

Bentuk komponen yang

b)

Toleransi ukuran benda

c)

Sifat mekanik

d)

Harga bahan

e)

Harga processing

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

akan dibentuk

50

MODUL BAHAN AJAR

6)

Tugas
Tabel 2.7. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan

Kompeten

Belum

Tanggal

i.
Jenis-jenis proses pemesinan dipahami
ii.
Proses pengoperasian mesin perkakas
dipahami
iii.
Pengetahuan bahan/material dipahami

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

51

MODUL BAHAN AJAR

7)

Tes Formatif
Tes Tulis
1)

Jenis-jenis proses mesin perkakas konvensional adalah


a)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
gerinda

b)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin NC

c)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
CNC

d)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
potong pelat.

2)

Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang


langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin
sekrap (n) adalah :
a)

500
langkah per menit

b)

50 langkah
per menit

c)

100
langkah per menit

d)

250
langkah per menit

3)

Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang


digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor
(n) harus disetel pada kecepatan :
a)

810 rpm

b)

830 rpm

c)

820 rpm

d)

840 rpm

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

52

MODUL BAHAN AJAR

4)

Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali :


a)

Gerakan berputar

b)

Gerakan melingkar

c)

Gerakan pencekaman

d)

Gerakan pemotongan

5)

Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk


membubut benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan
diameter bahan yang dibubut (d) = 25 mm.
a)

320 rpm

b)

318 rpm

c)

310 rpm

d)

330 rpm

6)

Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali :


a)

Memanjang

b)

Melintang

c)

Tirus

d)

Menyudut

7)

Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan


adalah :
a)

Gerakan berputar

b)

Gerakan berlawanan

c)

Gerakan mengikat

d)

Gerakan pemotongan

8)

Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan
diameter pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah :
a)

75 m/menit

b)

80 m/menit

c)

65 m/menit

d)

70 m/menit

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

53

MODUL BAHAN AJAR

9)

Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah :


a)

Muka

b)

Searah

c)

Berlawanan

d)

Netral

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

54

MODUL BAHAN AJAR

Tes Unjuk kerja


Tabel 2.8. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan
a)

Kompeten

Belum

Tanggal

Jenis proses yang perlu dikerjakan


ditentukan.

b)

Kondisi material yang akan


dikerjakan diperiksa

c)

Bidang dan metode pencekaman


benda kerja ditentukan

d)

Urutan bagian yang akan


dikerjakan ditentukan

e)

Urutan proses pengerjaan

ditentukan
f)
Penggunaan cairan pendingin
ditenukan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

55

MODUL BAHAN AJAR

8)

Kunci Jawaban Formatif


Tabel 2.9. Daftar kunci jawaban tres formatif
No. Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

No. Jawaban
a
a
b
b
b
c
b
d
a

56

MODUL BAHAN AJAR

Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 2 mengenai

Menentukan Urutan Pekerjaan


dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten

dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum


sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 3
Dibuat di

: ..

Pada Tanggal

: ..

Penilai,

_____________________

Peserta diklat,

_____________________

Komentar/Saran Penilai :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

57

MODUL BAHAN AJAR

3.

Kegiatan Belajar 3 :
Memilih dan Menentukan Perkakas
9)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah melaksanakan kegiatan belajar 3, siswa dapat :
i.
Memahami jenis-jenis alat potong
ii.

Memahami karakteristik alat potong

iii.

Mengasah alat potong

iv.

Memasang alat potong pada mesin

10)

Uraian Materi
i.

Jenis-jenis alat potong


1.

Alat-alat potong pada pekerjaan


menyekrap

Gambar 2.51 Sudut potong pahat sekrap


Sudut potong pahat sekrap
A = Sudut potong
B = Sudut baji
C = Sudut bebas ujung
D = Sudut buang
E = Sudut sayat sisi
F = Sudut sayat puncak

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

58

MODUL BAHAN AJAR

Tabel 2.10. Jenis-jenis pahat sekrap


No.

Jenis pahat sekrap

(a)

Pahat sekrap kasar lurus

(b)

Pahat sekrap kasar lengkung

(c)

Pahat sekrap datar

(d)

Pahat sekrap runcing

(e)

Pahat sekrap sisi

(f)

Pahat sekrap sisi kasar

(g)

Pahat sekrap sisi datar

(h)

Pahat sekrap alur

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Gambar

59

MODUL BAHAN AJAR

No.
(i)

Jenis pahat sekrap

Gambar

Pahat sekrap profil/bentuk

2.

Alat-alat potong pada pekerjaan


mengebor
Tabel 2.11. Jenis alat potong
No.
(a)
(b)

Jenis alat potong


Mata bor batang lurus
Mata bor batang konis/tirus

(c)

Mata bor karbida

(d)

Reamer Mesin batang lurus

(e)

Reamer Mesin batang tirus


Reamer mesin untuk lubang
tirus

(f)

Gambar

(g)

Counter bors untuk kepala baut

(h)

Counter bors untuk kepala


sekrup

(i)

Counter bors dengan mata bor

(j)

Counter shank / center remaers

(k)

Center bor

3.

Alat-alat potong pada pekerjaan


membubut
Alat potong pada pembubutan adalah berupa pahat dengan berbagai
bentuk yang dibuat sesuai dengan bidang benda kerja yang akan dibuat.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

60

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.52 Bentuk-bentuk pahat bubut HSS


Pahat bubut pada gambar 2.70 diatas terbuat dari terbuat dari bahan HSS
(High Speed Steel = Baja kecepatan tinggi)Pahat kasar kanan bertekuk
1. Pahat kasar kanan lurus
2. Pahat kasar kiri lurus
3. Pahat bubut muka bertekuk
4. Pahat bubut siku
5. Pahat alur sudut
6. Pahat alur sudut
7. Pahat poles
8. Pahat rata kanan bertekuk
9. Pahat rata kiri bertekuk
10. Pahat alur
11. Pahat ulir segitiga
12. Pahat pemotong
13. Pahat bentuk radius
14. Pahat dalam tembus
15. Pahat bubut dalam bertingkat
16. Pahat alur dalam
17. Pahat alur dalam
18. Pahat ulir dalam

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

61

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.53 Pahat bubut karbida


Pahat bubut dengan bahan karbide dipasang pada holdernya dengan
cara dilas atau didiklem dengan baud. Kekerasan pahat karbide ini lebih
tinggi daripada HSS sehingga penggunaannyapun untuk membubut
benda-benda yang tidak dapat dibubut dengan pahat HSS

Gambar 2.54. Senter drill


Senter drill, digunakan untuk membuat titik pusat lubang pada benda
kerja

Gambar 2.55. Mata bor


Mata bor, digunakan untuk membuat atau memperluas lubang pada
benda kerja

Gambar 2.56. Countersank


Countersank, digunakan untuk membut lubang sebagai dudukan ujung
senter
4.

Alat-alat potong pada pekerjaan


mengefrais

A
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

C
62

MODUL BAHAN AJAR

L
M
Gambar 2.57 Jenis-jenis pisau frais
A. End Mill Cutter, Two flute

B. End Mill Cutter, Four flute


C. Shell end Mill Milling Cutter
D. T-Slot Cutter
E. Sliting Saw
F. Side Milling Cutter
G. Pisau Frais Muka dengan karbida tips
H. Plain Milling Cutter regular teeth
I. Plain Milling Cutter roughing type
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

63

MODUL BAHAN AJAR

J. Angle Milling Cutter


K. Concave Milling Cutter
L. Convex Milling Cutter
M. Gear Hobs
N. Involute bevel gear cutter
ii.

Karakteristik alat potong

Bahan alat-alat potong adalah


1.

Keramik/Ceramics
Alat potong dengan bahan keramik digunakan untuk memotong bahan
yang sangat keras, dan digunakan pada proses pemotongan dengan suhu
tinggi akibat gesekan pemotongan.
Dalam bentuk serbuk, keramik juga digunakan untuk mengasah alat-alat
potong lain seperti karbida, HSS, dan tool steel.

2.

Intan/diamond
Alat potong dengan bahan intan digunakan untuk memotong bahan yang
keras serta mempunyai struktur kristal.

3.

Karbida/Carbide
Alat potong dengan bahan karbida digunakan untuk memotong benda
kerja yang tidak dapat dipotong dengan HSS.

4.

Baja kecepatan tinggi/HSS (high


speed steel)/.
Pada pekerjaan pemesinan HSS paling banyak digunakan, bahan alat
potong ini mampu memotong bahan/material Mild Steel 37-120 kg/mm2
dalam suhu tinggi.

5.

Baja perkakas/tools steel


Bahan baja perkakas digunakan pada alat potong yang berfungsi
memotong bahan-bahan lunak seperti kayu, plastik, teflon dan bahan
sejenisnya.

Pemilihan alat-alat potong yang akan digunakan pada proses pemesinan didasarkan
kepada :
a)

Kekerasan dan jenis bahan yang


akan dipotong

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

64

MODUL BAHAN AJAR

b)

Proses

pemesinan

yang

akan

dilakukan
c)

Lamanya proses pemesinan yang


akan dilakukan

d)

Banyaknya

benda

yang

akan

dipotong
e)

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Biaya

65

MODUL BAHAN AJAR

iii.

Pengasahan alat potong


1.

Menyetel

mesin

gerinda

bangku

Gambar 2.58 Landasan benda


Landasan benda atau pahat harus dapat diatur posisinya secara
menyudut sesuai dengan sudut bagian benda yang akan diasah

Gambar 2.59. Jarak landasan


Jarak antara landasan benda kerja atau pahat dengan roda gerinda tidak
boleh lebih dari 2 mm, hal ini untuk menghindari tertariknya pahat oleh
roda gerinda selama pengasahan.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

66

MODUL BAHAN AJAR

2.

Mengasah Mata bor

Gambar 2.60 Bagian mata bor


Bagian-bagian mata bor yang disah adalah bidang bebas dengan sudut
ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 2.61 Sudut mata bor


Sudut mata bor,
A. Untuk mengebor kuningan dan perunggu.
B. Untuk baja, besi tuang, besi biasa, dan baja tuang
C. Untuk alumunium, tembaga, timah putih, seng, dan timah hitam
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

67

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.62. Mal mata bor


Mal mata bor,
Digunakan untuk mengukur panjang bibir mata bor.
A. Bibir baik
B. Bibir tidak sama panjang
C. Bibir tidak sama besar

Gambar 2.63.. Gerakan pengasahan


Gerakan pengasahan,
Pahat dipegang oleh kedua tangan dan bibir bor yang diasah digerakan
naik turun terhadap roda gerinda.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

68

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.64. Bidang asah pahat bubut kasar


Pemeriksaan bibir dan sudut mata bor,
Pemeriksaan mata bor dilakukan terhadap sudut dan terhadap panjang
bibir mata bor. Pemeriksaan dilakukan terhadap kedua bibirnya.
3.

Mengasah pahat bubut dan


pahat sekrap

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

69

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.65. Menyetel sudut landasan


Landasan pahat disetel sehingga sudutnya sama dengan sudut bebas
ujung pahat. Bila dilakukan pengasahan pada bagian sisi roda gerinda,
maka, Landasan pahat juga disetel sesuai dengan sudut bebas ujung
pahat.

Gambar 2.66 Bidang asah pahat bubut kasar


Bidang asah pahat bubut kasar
A Bidang buang

Sisi potong ujung

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

70

MODUL BAHAN AJAR

Sisi potong

A Bidang bebas ujung


A Bidang bebas

Gambar 2.67 Sudut pahat bubut kasar


Sudut pahat bubut kasar,

Susut bebas

Sudut buang

Sudut potong

Sudut baji

Sudut sisi potong

Gambar 2.68 Bidang asah pahat bubut rata


Bidang asah pahat bubut rata,
A Bidang buang
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

71

MODUL BAHAN AJAR

Sisi potong ujung

Sisi potong

A Bidang bebas ujung


A Bidang bebas

Gambar 2. 69 Sudut pahat bubut rata


Sudut pahat bubut kasar,

Susut bebas

Sudut buang

Sudut potong

Sudut baji

Gambar 2. 70 Posisi menggerinda pahat.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

72

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.71 Bidang asah pahat sekra


Bidang asah pahat sekrap

Sudut bebas

Sudut buang

Sudut potong

Sudut baji

Gambar 2.72 Pemeriksaan hasil mengasah dengan busur derajat


Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan dengan busur derajat
dengan menyetel pengurkur sudutnya sesuai dengan bidang asah pahat

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

73

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.73 Pemeriksaan hasil mengasah pahat dengan mal pahat


Pemeriksaan hasil pengasahan dapat dilakukan pula dengan mal pahat
yang sudut-sudutnya sudah disesuaikan dengan sudut-sudut pahat.
iv.

Pemasangan alat potong pada mesin


1.

Memasang peralatan pada mesin


sekrap

Gambar 2.74 Pemasangan pahat pada holder


Untuk pahat ukuran kecil, pencekaman dilakukan dengan holder.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

74

MODUL BAHAN AJAR

gambar 2.75. Sususnan pencekaman alat potong


Susunan pencekaman alat potong,
1. Kepala mesin sekrap
2. Kepala putar
3. Eretan
4. Spindel pemakanan
5. Pengatur kemiringan posisi pahat
6. Tool post
7. Rumah pahat
8. Ring rumah pahat
2.

Memasang

peralatan

pada

mesin bor

Gambar 2.76. Pemasangan mata bor


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

75

MODUL BAHAN AJAR

Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan dikencangkan
dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin .

Gambar 2.77 Pencekam alat potong


A. Sarung pengurang
B. Sarung pengurang bertingkat
C. Batang tirus alat potong
D. Tangkai pembuka alat potong pada sarung pengurang
E. Chuck bor dengan kunci chuck bor.
3.

Memasang

peralatan

pada

mesin bubut

Gambar 2.78 Penyetelan ketinggian pahat bubut


Pahat bubut dipasang dengan ujung pahat potongnya sejajar dengan
sumbu mesin bubut. Pengaturan ketinggian pahat dilakukan dengan
bantuan pelat pengganjal pahat.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

76

MODUL BAHAN AJAR

Gambaran 2.79. Pencekaman pahat


Pencekaman pahat pahat yang ujung potongnya sudah disetel sejajar
dengan sumbu mesin bubut, dicekam dengan mengencangkan baut
pencekam pada rumah pahat

Gambar 2.80 Jarak ujung pahat potong


Panjang bagian ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek
mungkin untuk menghindari getaran dan kemungkinan patahnya pahat

Gambar 2.81 Pemasangan alat bantu pada kepala lepas


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

77

MODUL BAHAN AJAR

Alat bantu lainnya seperti senter putar dipasang pada kepala lepas mesin
bubut

Tabel 2.12. Sudut-sudut pahat dan penggunaannya


No.

Gambar penggunaan pahat

1.

Penggunaan
Untuk benda kerja dengan
bahan Kuningan, Perunggu,
Bahan yang rapuh dan keras.
Untuk Baja dan baja Tuang

2.

yang berkualitas 34-50 kg/mm2


Untuk Baja dan baja Tuang
yang berkualitas lebih dari

3.

70kg/mm2, Kuningan Merah,


Perunggu

4.

Untuk Perunggu Liat dan lunak

Untuk Baja dan baja Tuang


5.

yang berkualitas 50-70 kg/mm2

Untuk Bahan lunak,


6.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Alumunium murni.

78

MODUL BAHAN AJAR

Tabel 2.13. Letak tinggi pahat


No.

Gambar tinggi pahat

Letak tinggi pahat


1.

1.

Letak ujung sisi


pemotong harus tepat dengan
sumbu benda kerja

2.

Letak pahat yang lebih


tinggi dari sumbu akan
mengakibatkan sisi depan

2.

bagian bawah pahat tergesek,


dan kecenderungan benda kerja
melentur.
3.
Letak pahat yang lebih
rendah dari sumbu akan

3.

mengakibatkan benda kerja


terangkat/melentur.

4.

Memasang

peralatan

pada

mesin frais

Gambar 2.82. Pemasang ragum


Ragum dipasang pada meja mesin dengan diikat oleh baut pengikat.

a
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

c
79

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.83 Pemasang pisau frais


1.

Pisau frais jari dipasang pada holder pisau frais

2.

Pisau dipasang pada collet yang merupakan bagian


dari holder.

3.

Pencekaman

pisau

dilakukan

dengan

cara

mengencang-kan mur penutup holder

Gambar 2. 84. Pemasangan shell end mill cutter.


(1) Pisau frais dipasang pada ujung holder.
(2) Untuk menghindari luka pada tangan saat memegang, maka pisau
diganjal dengan kain.
(3) Pisau frais dicekam dengan cara mengencangkan baut pengunci di
bagian ujung holder.

Gambar 2.85. Pemasangan arbor vertikal


Pasang holder shell end mill cutter pada spindel mesin .
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

80

MODUL BAHAN AJAR

Cekam holder dengan cara mengencangkan baut pengunci di bagian atas


spindel.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

81

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.86. Memasang pisau frais sisi (side mill cutter),


(1) Pasang arbor pada spindle mesin
(2)

Pasang cincin arbor dan pasaknya pada jarak yang sesuai dengan posisi
penempatan pisau frais.

(3)

Pasang pisau frais pada arbor , sesuai dengan posisi pasak atau jarak
yang diinginkan .

(4)

Pasang cincin arbor sebagai penjepit pisau frais, paling ujung pasang
bantalan luncur, kemudian mur pengencang arbor .

(5)

Pasang blok penahan arbor pada kepala mesin sampai posisi bantalan
luncur arbour tepat pada lubang penahan arbour.

(6)

Kencangkan baud pengunci arbour, sehingga semua cincin dan pisau


frais terkunci.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

82

MODUL BAHAN AJAR

(7)

Kencangkan mur pengunci penahan arbour sampai blok penahan


tersebut terkunci dengan baik.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

83

MODUL BAHAN AJAR

11)

Rangkuman
i.

Jenis-jenis alat potong


1.

Alat-alat potong pada pekerjaan


menyekrap
(1)

Pahat sekrap kasar lurus

(2)

Pahat sekrap kasar lengkung

(3)

Pahat sekrap datar

(4)

Pahat sekrap runcing

(5)

Pahat sekrap sisi

(6)

Pahat sekrap sisi kasar

(7)

Pahat sekrap sisi datar

(8)

Pahat sekrap alur

(9)

Pahat sekrap profil/bentuk

b)

Alat-alat potong pada pekerjaan


mengebor
(1)

Mata bor batang lurus

(2)

Mata bor batang konis/tirus

(3)

Mata bor karbida

(4)

Reamer Mesin batang lurus

(5)

Reamer Mesin batang tirus

(6)

Reamer mesin untuk lubang tirus

(7)

Counter bors untuk kepala baut

(8)

Counter bors untuk kepala sekrup

(9)

Counter bors dengan mata bor

(10) Counter shank / center remaers


(11) Center bor
c)

Alat-alat potong pada pekerjaan


membubut
(1)

Pahat kasar kanan lurus

(2)

Pahat kasar kiri lurus

(3)

Pahat bubut muka bertekuk

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

84

MODUL BAHAN AJAR

(4)

Pahat bubut siku

(5)

Pahat alur sudut

(6)

Pahat alur sudut

(7)

Pahat poles

(8)

Pahat rata kanan bertekuk

(9)

Pahat rata kiri bertekuk

(10) Pahat alur


(11) Pahat ulir segitiga
(12) Pahat pemotong
(13) Pahat bentuk radius
(14) Pahat dalam tembus
(15) Pahat bubut dalam bertingkat
(16) Pahat alur dalam
(17) Pahat alur dalam
(18) Pahat ulir dalam
(19) Senter drill,
(20) Mata bor,
(21) Countersank,
d)

Alat-alat potong pada pekerjaan


mengefrais
(1)

End Mill Cutter, Two flute

(2)

End Mill Cutter, Four flute

(3)

Shell end Mill Milling Cutter

(4)

T-Slot Cutter

(5)

Sliting Saw

(6)

Side Milling Cutter

(7)

Pisau Frais Muka dengan karbida tips

(8)

Plain Milling Cutter regular teeth

(9)

Plain Milling Cutter roughing type

(10) Angle Milling Cutter


(11) Concave Milling Cutter
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

85

MODUL BAHAN AJAR

(12) Convex Milling Cutter


(13) Gear Hobs
(14) Involute bevel gear cutter
ii.

Karakteristik alat potong

Bahan alat-alat potong adalah


1.

Keramik/Ceramics

2.

Intan/diamond

3.

Karbida/Carbide

4.

Baja kecepatan tinggi/HSS (high


speed steel)/.

5.

Baja perkakas/tools steel

iii.

Pengasahan alat potong


1.

Menyetel

mesin

gerinda

bangku
Dalam mengasah alat potong dengan mesin gerinda bangku, perhatikan
penyetelan mesin gerinda terutama pada bagian landasan benda yang
akan diasah.
2.
Mengasah Mata bor
Bagian-bagian mata bor yang diasah adalah bidang bebas dengan sudut
ujung bor yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Perhatikan dalam menggunakan mal mata bor, gerakan pengasahan, dan
lakukan pemeriksaan bibir dan sudut mata bor yang telah diasah.
3.
Mengasah pahat bubut dan
pahat sekrap
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengasah pahat bubut
antara lain : bidang asah pahat, sudut pahat, posisi dan gerakan
pengasahan serta pemeriksaan hasil pengasahan.
iv.

Pemasangan alat potong pada mesin


1.

Memasang peralatan pada mesin


sekrap

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

86

MODUL BAHAN AJAR

Alat potong penyekrapan dipasang pada rumah pahat yang


terdapat pada bagian kepala mesin sekrap.
2.

Memasang

peralatan

pada

mesin bor
Pemasangan bor mata bor dicekam pada chuck bor dan dikencangkan
dengan kunci chuck bor. Chuck bor dipasang pada arbor mesin .
3.
Memasang peralatan pada
mesin bubut
Pahat bubut dipasang pada tool post dengan ujung pahat sejajar dengan
sumbu mesin, pencekaman pahat
pahat dilakukan dengan
mengencangkan baut pencekam pada rumah pahat, panjang bagian
ujung pahat dengan sisi rumah pahat harus sependek.
Gunakan pahat dengan sudut-sudut yang sesuai dengan penggunaan
pemotongan bahan.
4.
Memasang peralatan pada
mesin frais
Pemsangan pisau frais dilakukan pada tiga alat pencekaman
yakni dipasang pada holder untuk pisau frais yang berbentuk
batang, sedangkan pencekaman pisau frais berlubang dilakukan
pada arbor.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

87

MODUL BAHAN AJAR

12)

Tugas
Tabel 2.14. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan
i.

Kompeten

Belum

Jenis-jenis
alat potong dipelajari

ii.

Karakteris
tik alat-alat potong dipelajari

iii.

Cara-cara
mengasah alat potong dipelajari

iv.
v.
vi.

Cara-cara
pemasangan alat potong pada mesin dipelajari
Tugas
praktek sesuai dengan lembaran tugas dikerjakan
Laporan
kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian
belajar dilaksanakan

vii.

Tes
formatif dilaksanakan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

88

MODUL BAHAN AJAR

13)

Tes Formatif
Tes tertulis
(1)
Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut
adalah :
(a)
Pahat karbida
(b)
Pahat kasar
(c)
Pahat rata
(d)
Pahat Ulir
(2)

Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan baja
?
(a)
(b)
(c)
(d)

140
112
80
118

(3)

Berapa sudut baji () pahat bubut untuk membubut bahan baja


berkualitas 70 kg / mm2 ?
(a)
81
(b)
62
(c)
67
(d)
55

(4)

Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan roda
gerinda
(a)
2,5 mm
(b)
2 mm
(c)
3 mm
(d)
3,5 mm

(5)
(a)
(b)
(c)
(d)

Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah :


Mal
Mal Mata Bor
Mal Pahat
Pengukur Sudut

(a)
(b)
(c)
(d)

Bagian mata bor yang manakah yang diasah ?


Bidang ujung
Bidang bebas
Bidang buang
Panjang bibir

(a)
(b)
(c)

Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah
Lathe dog
Chuck
Ragum mesin

(6)

(7)

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

89

MODUL BAHAN AJAR

(d)
(8)
(a)
(b)
(c)
(d)

Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah


Drill chuck / chuck bor)
Ragum tangan
Collet
Tap matic

(a)
(b)
(c)
(d)

Pahat sekrap dicekam pada :


Kepala mesin
Spindel
Rumah Pahat
Eretan

(9)

(10)

Collet

Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda
kerja adalah :
(a)
Sisi depan bagian bawah pahat tergesek
(b)
Ujung pahat cepat tumpul
(c)
Sisi potong pahat terangkat
(d)
Benda kerja terangkat

(11)
(a)
(b)
(c)
(d)

Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada :


Collet
Holder
Batang arbor
Mandrell

Tes Unjuk Kerja


Tabel 2.15. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan

Kompeten

Belum

Tanggal

i.
Jenis bahan yang akan dikerjakan
diidentifikasi
ii.
Daftar jenis proses yang akan dikerjakan
dibuat
iii.
Jenis mesin yang akan digunakan
ditentukan
iv.
Daftar alat potong yang tersedia dilihat
v.
Alat potong yang sesuai kebutuhan dipilih
vi.
Bila diperlukan, alat potong yang
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

90

MODUL BAHAN AJAR

Tugas-tugas yang ditampilkan

Kompeten

Belum

Tanggal

diperlukan diasah
vii.
Alat potong dipasang pada mesin dengan
posisi yang tepat.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

91

MODUL BAHAN AJAR

14)

Kunci Jawaban Formatif


Tabel 2.16. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

No. Jawaban
a
d
d
b
b
b
c
a
c
a
b

92

MODUL BAHAN AJAR

15)

Gambar pekerjaan
i.

Mengasah mata bor

Gambar kerja

= Sudut bebas
= Sudut mata potong
= Sudut tatal
= Sudut pemotong

Urutan pekerjaan
No.

Urutan Pekerjaan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Gambar

Alat
93

MODUL BAHAN AJAR

Asah bagian bidang A1


dengan sudut bebas 5-8
dan dimiringkan ke arah
horizontal sebesar 29,5
agar membentuk sudut
puncak 121

2 i.
ii.
iii.

iv.

A
sah bagian bidang A2
seperti langkah 1
P
eriksa sudut puncak
dengan mal mata bor
P
anjang kedua sisi potong
harus sama (ukur
dengan mal mata bor)
M
ata potong menyudut
55 terhadap sisi potong

a.

M
esin gerinda

b.

K
aca mata

c.

A
lat pengasah
batu gerinda

d.

M
esin gerinda

e.

K
aca mata

f.

A
lat pengasah
batu gerinda
g.
M
al mata bor

= Sudut bebas
= Sudut mata potong
= Sudut tatal
= Sudut pemotong

Lembar penilaian
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Komponen penilaian
Persiapan
Proses dan metode pengerjaan
Waktu bekerja
Kesehatan dan keselamatan kerja
Hasil pekerjaan
Jumlah

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Nilai
Maks
15
40
5
10
30
100

Nilai
Dicapai

94

MODUL BAHAN AJAR

ii.

Mengasah pahat bubut rata

Gambar kerja

Urutan pekerjaan
No.
1

Urutan Pekerjaan
Asah bagian bidang
bebas A dengan sudut
bebas = 60 pada batu
gerinda sebelah kiri
sepanjang 1 x lebar
pahat
Setel landasan benda
kerja sebelah kanan
sebesar 6, asah dan
ratakan bidang A
Ukur sisi potong
sebesar 60 dan sudut
bebas =6 dan ukur
kerataannya.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Gambar

Alat
h.
Mesin gerinda
i.
Kacamata
j.
Busur derajat
k.
Batu gosok
l.
Alat pengasah
batu gerinda

95

MODUL BAHAN AJAR

No.
2

Urutan Pekerjaan
Asah bagian bidang
bebas ujung A dengan
sudut bebas ujung =
6.
Bentuk sudut sisi
potong ujung = 90
terhadap sisi potong
Ukur kerataan dan
sudut-sudutnya.

Asah bagian bidang


buang A dengan sudut
buang = 12, sehingga
mendapat sudut baji
sebesar 90

Bila terdapat sudut


baji yang tepat, sisi
potong akan menurun
kira-kira 4 ke ujung

Ukur kerataan
bidang pembuang A
dan sudut baji .
= sudut bebas
= sudut bebas ujung
= sudut baji
= sudut pembuang
= sudut potong
x = sudut sisi potong
x = sudut sisi potong ujung

Gambar

Alat
m.
Mesin gerinda
n.
Kacamata
o.
Busur derajat
p.
Batu gosok
q.
Alat pengasah
batu gerinda
r.
Mesin gerinda
s.
Kacamata
t.
Busur derajat
u.
Batu gosok
v.
Alat pengasah
batu gerinda

w.

Lembar penilaian
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Komponen penilaian
Persiapan
Proses dan metode pengerjaan
Waktu bekerja
Kesehatan dan keselamatan kerja
Hasil pekerjaan
Jumlah

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Nilai
Maks
15
40
5
10
30
100

Nilai
Dicapai

96

MODUL BAHAN AJAR

Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 3 mengenai

Memilih dan Menentukan Perkakas


dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 4
Dibuat di

: ..

Pada Tanggal

: ..

Penilai,

_____________________

Peserta diklat,

_____________________

Komentar/Saran Penilai

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

97

MODUL BAHAN AJAR

4.

Kegiatan belajar 4 : Mengoperasikan Mesin


16)

Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah melaksanakan kegiatan belajar 4, peserta didik dapat :
i.

Standard Operating Procedure

ii.

Pencekaman benda kerja

iii.

Kesehatan dan keselamatan kerja

17)

Uraian Materi
i.

Standard Operating Procedure

Prosedur standard operasi untuk menggunakan mesin dilakukan dengan mempelajari


petunjuk atau buku manual mesin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Prosedur standar operasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara umum
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, jenis mesin yang digunakan, tempat kerja,
kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan pertimbangan terhadap hal-hal tersebut
prosedur kerja dibuat secara tersendiri oleh pelaksana pekerjaan.
Langkah-langkah pekerjaan yang dibuat secara umum merngikuti urutan sebagai
berikut :
a)

Pelajari gambar kerja

b)

Buat rencana urutan pengerjaan/ pembentukan bidang


benda

c)

Tentukan

peralatan

serta bahan yang

akan

dipergunakan
d)

Siapkan mesin dan peralatan lainnya

e)

Pasang

alat

potong dan

benda

kerja

sesuai

kerja

sesuai

prosedur
f)

Gunakan

alat - alat

keselamatan

ketentuan
g)

Lakukan proses pemotongan benda sesuai metode


dan urutan pengerjaan yang telah ditentukan.

h)

Lakukan pemeriksaan/ pengukuran

benda selama

dan setelah proses pemotongan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

98

MODUL BAHAN AJAR

i)

Bersihkan semua

peralatan

yang

digunakan ,

kemudian kembalikan dan simpan pada tempatnya semula.


j)

Laporkan hasil pekerjaan kepada atasan.

ii.

Pencekaman benda kerja


a) Memasang benda kerja pada mesin sekrap

Gambar 2.87 Ragum mesin sekrap


Ragum mesin sekrap merupakan salah satu alat pencekam benda kerja.
Ragum ini posisinya dapat dirubah sesuai dengan sekala derajat yang
terdapat pada skala nonius.

Gambar 2.87 Pemasangan blok paralel


Blok paralel, digunakan sebagai alas benda kerja yang dicekam pada
ragum agar permukaan benda kerja yang disekrap sejajar dengan
permukaan meja mesin.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

99

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.88. Blok Paralel


Blok paralel, mempunyai ukuran yang presisi dan ukuran yang
bermacam-macam, sehingga dapat dipilih sesuai dengan ketebalan alas
yang diperlukan

Gambar 2.89. Posisi penempatan blok paralel


Blok paralel harus disimpan seimbang diantara kedua ujung benda kerja,
sehingga benda kerja berada pada posisi yang rata mengikuti permukaan
blok paralel.

Gambar 2.90. Penggunaan paku


Untuk pencekaman benda kerja yang baik serta kuatnya blok paralel
menahan benda kerja, maka pada saat pencekaman, pukulah benda kerja
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

100

MODUL BAHAN AJAR

dengan palu plastik. Apabila blok paralel sudah tidak bergeser maka
kencangkan pengikatan pada ragum.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

101

MODUL BAHAN AJAR

b) Memasang benda kerja pada mesin bor

Gambar 2.91. Pemasangn benda kerja pada mesin bor


Benda kerja dipasang pada ragum tangan.
Agar posisi benda kerja terhadap meja mesin lebih sejajar, maka
gunakan blok paralel sebagai alas penjepitan benda kerja. Gunakan palu
untuk memukul benda kerja pada saat pengikatan.
c) Memasang benda kerja pada mesin bubut

Gambar 2.92. Pencekaman benda silindris panjang

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

102

MODUL BAHAN AJAR

Untuk mencekam benda silindris panjang, digunakan chuck rahang 3


dengan ketiga rahangnya pada posisi normal.
Tepatkan posisi benda kerja, lalu kencangkan lubang pengunci dengan
kunci chuck

Gambar 2.93. pencekaman benda kerja silindris pendek


Untuk mencekam benda silindris yang relatif pendek dengan diameter
lebih besar, digunakan chuck rahang 3 dengan ketiga rahangnya pada
posisi dibalik.

Gambar 2.94. Pencekaman benda silindris berdiameter besar


Posisi rahang yang dibalik, digunakan pula untuk mencekam benda
silindris berdiamater besar pada bagian lubangnya.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

103

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.95. Penggunaan senter putar kepala lepas


Untuk benda yang lebih panjang, maka gunakan senter putar kepala
lepas sebagai penahan benda

Gambar 2. 96. Pencekaman benda kerja bersegi


Chuck 4 rahang, dipergunakan untuk mencekam benda kerja segi empat
atau segi tidak beraturan. Posisi rahangnya dapat diatur sendiri-sendiri.
Keempat rahangnya dikencangkan setelah titik pusat bagian benda yang
akan dibubut telah sejajar dengan sumbu mesin.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

104

MODUL BAHAN AJAR

d) Memasang benda kerja pada mesin frais

Gambar 2.97. Pemasangan benda kerja pada ragum mesin frais


Benda kerja yang berbentuk balok, dicekam pada ragum mesin frais.
Blok paralel digunakan agar permukaan benda yang difrais lebih sejajar
dengan bidang di bawahnya

Gambar 2.98. Pemakaian palu pada mesin frais


Untuk pencekaman benda yang lebih baik, digunakan palu untuk
memukul benda. Setelah balok paralel tidak bergeser, kemudian ragum
dikencangkan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

105

MODUL BAHAN AJAR

3)

Kesehatan dan keselamatan kerja


a)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan


menyekrap
(1) Kacamata kerja.
(2) Penahan tatal.

b)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan


mengebor seperti kacamata kerja

c)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan


membubut
(1) Kacamata kerja.
(2) Kaca penahan tatal pada mesin.
(3) Pengait bram.

d)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan


mengefrais seperti kacamata kerja

e)

Memakai peralatan keselamatan kerja pada pekerjaan


menggerinda
(1) Kacamata kerja.
(2) Tutup roda gerinda pada mesin.
(3) Kaca pelindung percikan serbuk gerinda yang dipasang pada mesin
gerinda.,

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

106

MODUL BAHAN AJAR

18)

Rangkuman
i.

Standard Operating Procedure

Prosedur standard operasi untuk menggunakan suatu mesin dilakukan dengan


mempelajari petunjuk atau buku manual mesin yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Prosedur standar operasi untuk melaksanakan suatu pekerjaan secara umum
disesuaikan dengan jenis pekerjaan, jenis mesin yang digunakan, kesehatan dan
keselamatan kerja, serta kondisi tempat kerja. Dengan pertimbangan terhadap hal-hal
tersebut prosedur kerja dibuat secara tersendiri oleh pelaksana pekerjaan.
ii.

Pencekaman benda kerja


a) Pemasangan benda kerja pada mesin sekrap adalah dengan
menggunakan ragum mesin sekrap.
b) Pemasangan benda kerja pada mesin bor adalah dengan
menggunakan ragum tangan
c) Pemasangan benda kerja pada mesin bubut adalah dengan
menggunakan chuck rahang 3 untuk benda silindris dan chuck
rahang 4 untuk bentuk segi empat atau bentuk tidak beraturan.
d) Pemasangan benda kerja pada mesin frais adalah dengan
menggunakan ragum mesin frais.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

107

MODUL BAHAN AJAR

19)

Tugas
Tabel 2.17. Daftar tugas belajar
Tugas-tugas yang ditampilkan
i.

Kompeten

Belum

SOP
dipelajari

ii.
iii.
iv.
v.
vi.

Cara-cara
pengkleman benda kerja pada mesin dipelajari
Kesehatan
dan keselamatan kerja dipelajari
Tugas
praktek membuat benda kerja dengan
menggunakan mesin dilaksanakan.
Laporan
kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian
belajar dilaksanakan
Tes
formatif dilaksanakan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

108

MODUL BAHAN AJAR

20)

Tes Formatif
Tes Tertulis
(12)
Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin
frais pada umumnya dalah ;
(a)

Klem paralel

(b)

Lathe dog

(c)

Ragum

(d)

Alat Bantu pencekaman

(13)

Fungsi dari blok paralel adalah :

(a)

Agar pencekaman benda kerja lebih kuat

(b)

Agar ragum tidak cepat rusak

(c)

Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar.

(d)

Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada


ragum agar permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian
alasnya.

(14)

Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin

bubut menggunakan :
(a)

Chuck rahang 4

(b)

Lathe dog

(c)

Chuckr ahang 3

(d)

Face plate

(15)

Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada

pekerjaan pemesinan adalah :


(a)

Kacamata pelindung

(b)

Sarung tangan

(c)

Helm

(d)

Pelindung telinga (ear protection)

(16)

Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan

pada pekerjaan mesin, kecuali :


(a)

Peralatan keselamatan kerja yang digunakan


pekerja

(b)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK


109

MODUL BAHAN AJAR

(c)

Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada


mesin

(d)

Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di


ruangan

Tes Unjuk Kerja


Tabel 2.18. Daftar tes unjuk kerja
Tugas-tugas yang ditampilkan

Kompeten

Belum

Tanggal

i.
Gambar kerja dipelajari
ii.
Bagian-bagian benda yang akan
dikerjakan ditandai atau ditentukan
iii.
Benda kerja dipasang pada mesin
iv.
Alat potong dipasang pada mesin
v.
Kecepatan putaran, kecepatan
pemakanan, tebal pemakanan dan
arah pemakanan ditentukan
vi.
Penggunaan cairan pendingin ditentukan
vii.
Perlengkapan K3 dipakai
viii.
Alat ukur yang sesuai dengan pekerjaan
disiapkan
ix.
Proses pemesinan dilakukan sesuai
prosedur
x.
Benda kerja yang telah selesai dikerjakan
dilepas dari mesin
xi.
Mesin dan peralatan dibersihkan, dan
ditempatkan pada tempatnya semula.
xii.
Laporan kepada guru/pembimbing setelah
penyelesaian belajar dilaksanakan

21)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Kunci Jawaban Formatif


110

MODUL BAHAN AJAR

Tabel 2.19. Daftar kunci jawaban tes tertulis


No. Pertanyaan
21.
22.
23.
24.
25.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

No. Jawaban
c
d
c
a
d

111

MODUL BAHAN AJAR

22)

Gambar pekerjaan

4
2

1 = Blok klem C
2 = Baud penekan
3 = Batang pemutar
4 = Landasan penekan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

112

MODUL BAHAN AJAR

16

14

15

R5

75

15

15

16

3x45

7,5

R 10

15,00

M10

80
65

M10

10
5

15

2X45

70
5

60

R5

10

15
5

20

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

113

MODUL BAHAN AJAR

Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 4 mengenai

Mengoperasikan Mesin
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten

dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum


sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 5
Dibuat di
Pada Tanggal

: ..
: ..

Penilai,

_____________________

Peserta diklat,

_____________________

Komentar/Saran Penilai :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

114

MODUL BAHAN AJAR

5. Kegiatan Belajar 5
Mengukur Komponen
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Peserta diklat dapat :
1.

Memahami jenis-jenis alat ukur

2.

Memahami teknik pengukuran

3.

Memahami tanda-tanda toleransi pada


mesin

4.

Memahami teknik kalibrasi alat ukur

b. Uraian Materi
1)

Jenis-jenis alat ukur

Gambar 2.99. Mal ulir luar


Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar
Alat-alat ukur yang digunakan antara lain jangka sorong, micrometer luar
dan micrometer dalam.

Gambar 2.100. Jangka sorong


Jangka sorong digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang
disekrap.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

115

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.101. Busur derajat


Digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda kerja yang
disekrap.

Gambar 2.102. Mikrometer


Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang
lebih teliti

Gambar 2.103. Mal ulir


Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi
dan Metrik

Gambar 2.104. Mal radius


Mal ulir, untuk memeriksa bentuk radius luar atau radius dalam

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

116

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.104. Height gauge


Height gauge, untuk mengukur ketinggian benda dan untuk menandai
ukuran pada benda kerja
2)

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Teknik pengukuran

117

MODUL BAHAN AJAR

c]

Gambar 2.105. Cara menggunakan micrometer luar


a.

Menepatkan

pengukuran

dengan memutar rachet


b.

Mengukur benda silindris

c.

Mengukur batang persegi

Gambar 2.106. Mengukur dengan menggunakan jangka sorong

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

118

MODUL BAHAN AJAR

3)

Tanda-tanda toleransi
pada mesin
Pada pergerakan pemakanan saat proses pemesinan berlangsung, perlu
diketahui skala nonius pada handle penggerak rumah pahat dan meja mesin
sekrap, penggerak arbour mesin bor, penggerak eretan mesin bubut, dan
handle penggerak meja mesin frais

Gambar 2.107. Skala nonius pada handle pemutar


Sebelum memulai pemakanan, pastikan terlebih dahulu, berapa mm majunya
pergerakan meja atau eretan mesin setiap handle diputar satu putaran penuh.
Misalnya, apabila handle eretan melintang mesin bubut diputar satu putaran
penuh dan eretan melintang bergerak sepanjang 5 mm. Sedangkan dalam satu
lingkaran handle terdapat skala nonius dengan jumlah bagian (strip) sebanyak
500 bagian, maka apabila handle diputar satu jarak bagian sama dengan
menggerakkan eretan sepanjang 0,01 mm.
Untuk mengurangi diameter benda yang dibubut sebanyak 2 mm maka eretan
harus dimajukan sepanjang 1 mm dari titik nol, atau sama dengan memutar
handle sebanyak 100 bagian.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

119

MODUL BAHAN AJAR

Pada mesin sekrap, bor dan frais terdapat beberapa skala nonis yang cara
membaca dan menentukannya sama dengan cara tersebut di atas.
Pada mesin sekrap terdapat beberapa skala yang perlu dipahami antara lain
pada handle meja mesin dan pada rumah pahat.
Skala nonius pada mesin frais terdapat pada handle eretan memanjang,
melintang, meja naik turun, dan handle arbour kepala vertical.
4)

Teknik kalibrasi alat


ukur

a) Mengkalibrasi jangka sorong


-

Rapatkan kedua permukaan rahang ukur

Longgarkan baud pada pelat skala nonius

Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama
jangka sorong

Kencangkan kembali baud pada pelat skala nonius

b) Mengkalibrasi micrometer luar


-

Rapatkan kedua permukaan ujung pengukur, dengan cara memutar


batang rechet sampai terdengar bunyi giginya.

Longgarkan rumah skala nonius

Tepatkan garis nol pada rumah skala nonius dengan garis nol pada
batang utama

Kencangkan kembali rumah skala nonius

c. Rangkuman
1)

Jenis-jenis alat ukur


Mal ulir luar, untuk memeriksa ukuran ulir luar
Jangka sorong, digunakan untuk memeriksa ukuran banda kerja yang
disekrap.
Busur derajat, digunakan untuk memeriksa bidang bersudut pada benda
kerja yang disekrap.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

120

MODUL BAHAN AJAR

Mikrometer, digunakan untuk mengukur benda kerja dengan ukuran yang


lebih teliti
Mal ulir, untuk memeriksa ulir hasil pembubutan, terdiri dari ukuran Inchi
dan Metrik
Mal ulir, untuk memeriksa bentuk radius luar atau radius dalam
Height gauge, untuk mengukur ketinggian benda dan untuk menandai
ukuran pada benda kerja
2)

Teknik pengukuran
Alat ukur yang digunakan harus disesuaikan dengan bentuk dan ukuran
benda kerja yang akan diukur.

3)

Tanda-tanda toleransi pada mesin


Pada

mesin

perkakas

terdapat

skala

nonius

pada

handle-handle

penggeraknya.
Pada mesin bubut terdapat pada eretan dan pada kepala lepas.
Pada mesin sekrap terdapat pada meja mesin dan pada rumah pahat.
Skala nonius pada mesin frais terdapat pada handle eretan memanjang,
melintang, meja naik turun, dan handle arbour kepala vertical.
4)

Teknik kalibrasi alat ukur


Kalibrasi dilakukan terhadap alat ukur atau alat pemeriksa yang ketepatan
pengukurannya sudah berubah.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

121

MODUL BAHAN AJAR

d. Tugas
Tabel 2.20. Daftar tugas belajar
K
o
m
Tugas-tugas yang ditampilkan

Be

lu

t
e
n
i.

Jenis-jenis
alat ukur dipelajari

ii.

Teknik
pengukuran dipelajari

iii.

Tandatanda toleransi pada mesin dipelajari

iv.

Teknik
kalibrasi dipelajari

v.

Tes
formatif dilaksanakan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

122

MODUL BAHAN AJAR

e. Tes Formatif
Tes tertulis
1)

Berikut adalah yang termasuk alat ukur, kecuali


a)

Jangka sorong

b)

Mal ulir luar

c)

Mikrometer

d)

Busur derajat

2)

Micrometer digunakan untuk :


a)

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,01 mm

b)

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,1 mm

c)

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm

d)

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,2 mm

3)

Ketelitian jangka sorong pada umumnya adalah :


a)

0,01 mm

b)

0,02 mm

c)

0,1 mm

d)

0,2 mm

4)

Untuk memeriksa bentuk dan ukuran radius pada benda


kerja digunakan :
a)

Height gauge

b)

Calliper

c)

Radius gauge

d)

Vernier calliper

5)

Bila dalam satu putara handle penggerak meja mesin frais


terdapat 200 bagian (strip), sedangkan panjang gerakan meja mesin frais
setiap handle diputar 1 putaran penuh adalah sepanjang 4 mm. Berapa
panjang gerakkan meja jika handle diputar 5 bagian garis (strip) ?
a)

0,5 mm

b)

0,005 mm

c)

5 mm

d)

0,2 mm

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

123

MODUL BAHAN AJAR

Tes Unjuk Kerja


Tabel 2.21. Daftar tes unjuk kerja
K

o
m

Tugas-tugas yang

el

ditampilkan

a
n
g
g
a

n
1)
Gambar kerja disiapkan
2)
Dimensi yang akan diukur pada gambar
kerja ditentukan
3)
Alat ukur dipilih sesuai dengan bentuk
dan ukuran benda.
4)
Benda kerja diukur dan diperiksa sesuai
dengan metode yang benar
5)
Hasil pengukuran dicatat pada lembar
pengukuran.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

124

MODUL BAHAN AJAR

f. Kunci Jawaban Tes Formatif


Tabel 2.22. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan
1
2
3
4
5

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

No. Jawaban
b
a
b
c
d

125

MODUL BAHAN AJAR

Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 5 mengenai

Mengukur Komponen
dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada Kegiatan Belajar 6
Dibuat di

: ..

Pada Tanggal : ..
Penilai,

_____________________

Peserta diklat,

_____________________

Komentar/Saran Penilai :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

126

MODUL BAHAN AJAR

6. Kegiatan Belajar 6
Menyetel dan merawat mesin
a. Menyetel dan Merawat Mesin
Tujuan Kegiatan Pembelajaran
1) Memahami system preventive maintenance.
2) Memahami jenis-jenis minyak pelumas
3) Memahami cara pembuatan jadwal preventive maintenance
4) Memahami teknik penyetelan mesin
b. Uraian Materi
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,
memelihara,

mempertahankan,

mengembangkan

dan

memaksimalkan daya guna dari segala sarana yang ada di dalam


suatu bengkel atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam
dapat berhasil guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Ruang

lingkup

perawatan

sangat

tergantung

dari

besarnya/banyaknya sarana dan prasarana dalam suatu lembagan,


institusi, industri/perusahaan serta di pengaruhi oleh kebijakankebijakan tertentu. Fungsi perawatan adalah menyelenggarakan
teknik-teknik pemeliharaan dan perlindungan dari segala macam
kegiatan produksi, non produksi

yang ada dalam lembaga,

intitusi,perusahaan tersebut.
Tugas utama perawatan adalah untuk melakukan pemeliharaan ,
perbaikan dari alat-alat, peralatan, mesin dan perlengkapanya serta
semua unit yang berhubungan dengan proses produksi atau
kegiatan dengan penggunaan sarana prasarana tersebut. Kegiatankegiatan tersebut meliputi :
a) Perawatan peralatan dan perlengkapan
b) Penggantian dan distribusi dari utilitas
c) Inspeksi dan pelumasan
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

127

MODUL BAHAN AJAR

a) Perawatan peralatan dan perlengkapan


Kegiatan dari perawatan ini mencakup dalam pemeliharaan dan
perbaikan, agar mesin-mesin dan perlenkapanya (saranaprasarana) yang berhubungan dengan kegiatan atau penggunaan
sarana prasarana tersebut selalu dalam keadaan kondisi yang
baik.
Tindakan perawatan yang singkat waktunya adalah yang paling
menguntungkan, baik dipandang dari segi institusi, perusahaan
maupun dari segi pertanggung-jawaban yang harus dipikul oleh
penguna tanpa mengurangi rasa tanggung-jawabnya serta
ketelitianya dan kesempurnaan cara bekerjanya. Juga perlu
pencatatan dari komponen yang mengalami kerusakan sebagai
dokumentasi

dan

sebagai

pedoman

untuk

perencanaan

perbaikan di waktu yang akan datang, (diagnosa kerusakan


dibuat dalam bentuk berita acara kerusakan).
b) Pergantian dan distribusi utilitas
Pergantian dan distribusi utilitas ini masudnya power supply dan
distribusinya

karena

mesin

perkakas

digerakkan

oleh

electromotor, kebutuhan kebutuhan tenaga ini adalah tenaga


listrik. Dalam kegiatan pemeliharaan dan perbaikan terdapat
pengelompokan kerja yaitu; bagian perbaikan dan pemeliharaan
mekanik dan bagian pemeliharaan dan perbaikan kelistrikan.
Namun dalam pergantian utilitas dimaksudkan antara lain;
distribusi air pendingin, komponen, pelumas(oli). Kebanyakan
hanya terlibat pekerjaan utilitas ini dan untuk menjamin
kelancaran bekerja , akan lebih baik distribusi dan pergantian dari
utilitas ini ditangani oleh bagian perawatan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

128

MODUL BAHAN AJAR

c) Inspeksi dan pelumasan


Di sini kedua-duanya merupakan kegiatan dalam perawatan
peralatan mesin yang berhubungan dengan dengan kegiatan
proses produksi, kegiatan inspeksi adalah dalam rangka mencari
data-data teknik untuk meningkatkan kinerja dalam perawatan ,
sedangkan kegiatan pelumasan sudah merupakan tindakan
pencegahan untuk menghidarkan terjadinya keausan kepada
bidang-bidang yang bergesekan dan bagian yang memerlukan
suhu yang konstan sehingga apabila oli pelumas tidak dikontrol
maka mesin akan cepat rusak sebelum waktunya.
Selain perawatan mesin dan perlengkapanya, juga untuk
memperlancar tugasnya guna menunjang proses produksi dalam
perusahaan atau pabrik maka perlu juga dibantu dengan:
(1) Penyimpanan persediaan bahan dan alat
(2) Penyimpanan barang yang tidak terpakai
(3) Perlindungan dari bahaya kebakaran
(4) Pengurangan suara dan polusi
(5) Penyimpanan dokumentasi dan administrasi pemeliharaan
dan perbaikan.
(6) Pelayanan perawatan
Perawatan bertujuan untuk memelihara alat-alat, kelancaran
pemakaian

alat-alat

produksi/mesin

perkakas

dan

perlengkapannya, keamanan instalasi, efisiensi dari beberapa


unit produksi, memperpanjang umur teknis mesin gedung, alatalat lain, untuk menciptakan kondisi kerja sebaik-baiknya,
sekaligus mempertahankan kondisi sarana dalam perawatan
berupa; alat-alat, mesin dan perlengkapan agar pelaksanaan
kegiatan produksi dan keamanannya, perlidungan dari bagianbagian yang berbahaya dapat dijamin lancer dan baik.
Kegiatan perawatan dapat dibedakan yaitu:

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

129

MODUL BAHAN AJAR

(1) Perawatan rutin


Perawatan rutin ialah perawatan atau kegiatan yang harus
dilakukan setiap hari dan sifatnya terus menerus dan
sistematis.
(2) Perawatan periodic
Perawatan periodic ialah perawatan yang dilakukan pada
jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis
pula.
(3) Perawatan berencana
Perawatan

berencana

ialah

tindakan

perawatan

yang

dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya sehingga


segala sesuatu berjalan lancar dalam waktu singkat.
(4) Perawatan pencegahan
Perawatan pencegahan ialah pekerjaan yang dilakukan
sebelum

fasilitas

tindakan/pekerjaan

mengalami
perawatan

ini

kerusakan,

jadi

semata-mata

telah

direncanakan sebelumnya.
(5) Tindakan perbaikan
Tindakan perbaikan ialah perbaikan setelah mesin mengalami
kerusakan, karena alat-alat yang di pakai dalam perbaikan ini
telah siap sebelumnya maka kegiatan tersebut termasuk
kategori perawatan.
(6) Overhaul
Overhaul ialah perbaikan besar dalam rangka mengembalikan
kondisi standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah
total.
d) Kerusakan Mesin
Banyak dan sedikitnya kerusakan mesin sangat tergantung pada
spesifikasi mesin itu semakin fleksibel fungsi mesin dan semakin
rumit perencanaan mesin, maka jenis kerusakannya

semakin

banyak, sebagai contoh suatu mesin bubut kecil dengan system


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

130

MODUL BAHAN AJAR

pergerakan belt, maka frekuensi kerusakan akan lebih kecil


dibandingkan dengan mesin bubut besar dengan system
pergerakannya dengan roda gigi atau hidrolik maupun elektrik.
Kerusakan di dalam mesin dapat dikategorikan sebagai berikut:
(1)

Kerusakan elemen-elemen mekanik yang dirakit sehingga


menjadi satu kesatuan komponen mesin.

(2)

Kerusakan rangka tuangan baik bersifat tetap dan yang


bergerak.

Kerusakan

pada

elemen-elemen

mesin

pada

umumnya

menyangkut pada kualitas dan fungsinya elemen-elemen mesin


itu tidak dapat bekerja sempurna dalam kelompoknya, penyebab
kerusakannya juga bermacam-macam misalnya:
Kerusakan

karena

aus

permukaan/bidang

geseknya

Kerusakan karena korosi/karat

Kerusakan karena pukulan

Kerusakan
pengikat

sehingga

karena
spilingnya

pengendoran
besar,

hal

ini

baut-baut
biasanya

kesalahan diwaktu penyetelan dan adanya getaran yang


dapat menyebabkan baut-baut ikat mengendor.
Kerusakan bagian rangka tuangan, dimana rangka tuangan
mesin merupakan elemen utama, rangka mesin. Pada rangka
tuangan ini elemen-elemen mesin dirakitkan sehingga menjadi
mesin lengkap atau menjadi komponen mesin yang lengkap.
Gaya tahan, gaya geser, getaran dan lain-lain ditahan oleh
rangka

tuangan,

maka

lama

kelamaan

rangka

tuangpun

mengalami kelelahan atau daya tahannya berkurang. Disamping


itu masih banyak lagi kerusakan yang terjadi pada rangka tuang
diantaranya:

Kerusakan rangka tuang karena keausan

Kerusakan rangka tuang karena cacat terkena

goresan,

pukulan dan alat-alat potong


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

131

MODUL BAHAN AJAR

Kerusakan rangka tuang karena getaran/pukulan yang


menyebabkan pecah, retak, cacat

Kerusakan rangka tuang karena pengaruh panas dan tekanan

Jika elemen mesin semakin tua umurnya maka daya tahan dalam
bekerja menurun sehingga frekuensi kerusakan bertambah
banyak, kondisi mesin semacam ini menunjukkan mesin harus di
overhaul (turun mesin).
Suatu contoh mesin yang sering mengalami kerusakan misalnya
meja ingsut meja mesin bubut, mesin frais, mesin sekrap
kerusakan-kerusakan yang terjadi antara lain adalah:

Kerusakan pada handle penggerak dan pena

Kerusakan pada poros ingsut dan mur

Kerusakan pada penyisip (spie)

Kerusakan pada lintasan luncur

Kerusakan pada peluncur

Kerusakan

pada

roda

gigi

penggerak

otomatis

dan

seterusnya.
Alat-alat komponen mesin yang masih tergolong rusak ringan
apabila perbaikan yang dilakukan tidak membutuhkan biaya
besar dan waktu penyelesaianya singkat, disamping itu tidak
mengalami adanya pembongkaran secara besar-besaran. Alatalat komponen mesin yang termasuk berat ialah jika perbaikan
yang harus dilakukan menyangkut pada perbaikan elemenelemen rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap
mesin secara keseluruhan.
Yang termasuk kerusakan sangat berat adalah jika
perbaikan yang dilakukan harus menyangkut perbaikan elemenelemen, rangka tuang dan presisi penyetelan komponen terhadap
mesin secara keseluruhan. Masalah kerusakan berat cara dan
proses perbaikan yang harus dilakukan untuk macam elemen
mesin

perkakas,

dimana

perbaikannya

bersifat

total

dan

mengembalikan kepada kualitas standard.


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

132

MODUL BAHAN AJAR

Keahlian tenaga perbaikan akan menentukan mutu


perbaikan mesin dan komponen, sering dalam prakteknya
dirasakan oleh konsumen misalnya suatu alat/mesin yang
mempunyai kerusakan tertentu maka mutu perbaikan yang
diberikan oleh bengkel satu tidak sama dengan bengkel yang
lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu perbaikan adalah:
Kondisi elemen mesin tidak sama
Perlengkapan yang dimiliki bengkel
Teknik dan cara perbaikan berbeda
Kemampuan SDM berbeda

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

133

MODUL BAHAN AJAR

e) Peralatan Pemeliharaan
(1)

Peralatan mekanik
Alat peralatan mekanik harus mampu untuk mengerjakan
perbaikan-perbaikan

berat,

maka

jenis

dan

ukurannya

disesuaikan dengan tipe mesin yang ada dalam perusahaan


atau pabrik. Pada umumnya alat peralatan pemeliharaan
mekanik sebagai berikut:
(a)

Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L

(b)

Jenis hekker ( kecuk, sedang dan


besar )

(c)

Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan


obeng tekan )

(d)

Jenis Palu (plastic, karet, tembaga,


dan baja )

(e)

Jenis pendorong ( tembaga, pipa dan


aluminium )

(f)

Jenis kunci inggris yang kecil, sedan,


besar.

(2)

Alat bantu pemeliharaan


Oleh karena yang dihadapi oleh maintenance bukan hanya
kerusakan mesin saja, melainkan masih ada alat-alat yang
bukan mesin, kerusakan alat ini juga harus diperbaiki, maka
dari itu diperlukan alat-alat tambahan yaitu:
(a) Peralatan pembuat ulir yaitu snay dan tap untuk keperluan
baut, mur sebagai pengikat.
(b) Peralatan hand press
(c) Takel yang bekekuatan 0,5 ton, 1 ton, 2 ton
(d) For clip untuk mengangkat mesin dan perlenkapannya
(e) Meja kerja
(f) Sikat baja, ragum,kikit, gergaji tangan dll

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

134

MODUL BAHAN AJAR

(g) Alat-alat ukur peralatan mekanik dan alat-alat ukur untuk


peralatan kelistrikan
(h) Dan peralatan mesin perkakas lainnya

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

135

MODUL BAHAN AJAR

2)

Jenis-Jenis Minyak Pelumas


a) Jenis bahan pelumas
a)

Pelumas mineral, bahan dasarnya dihasilkan dari


minyak bumi.

b)

Pelumas sintesis, bahan dasamya berasal dari gas


burni yang diolah melalui proses sintesa dan menghasilkan
molekul baru yang bentuknya serupa, sehingga dapat
mencapai stabilitas termal, oksidasi dan kinerja yang optimal.
Beberapa jenis bahan dasar pelumas sintesis adalah: PAO
(Poly Alpha Olefin), Polyglycol, Polyester, Phosphate Ester,
dan lain-lain)

c)

Pelumas

yang

dibuat

dari

tumbuh-tumbuhan

(Vegetable Oil). Pelumas jenis ini sudah mulai digunakan


sebagai pelumas traktor dan mesin-mesin pertanian di negara
yang sudah maju pertaniannya. Jenis-jenis yang sudah
dipasarkan adalah diantaranya High Oleic Sun Flower (Minyak
Bunga Matahari), rninyak Zaitun, High Oleic Rapessed, dan
sebagainya.Kegunaan pelumas
d)

Pelumas hewani, bahan dasarnya dihasilkan dari


minyak binatang.

b) Kegunaan pelumas
a)

Mencegah atau mengurangi keausan mesin dari


terjadinya gesekan bagian-bagian mesin yang bergerak,
dengan cara memisahkan bagian-bagian yang bergerak
dengan lapisan pelumas

yang mempunyai kestabilan

terhadap oksidasi pada suhu tinggi dan rendah, serta tahan


terhadap tekanan dan beban kejut sehingga bagian mesin
yang bergerak terhindar dari keausan.
b)

Mengendalikan kotoran dengan cara melarutkan


dan

mendispersikan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

kotoran

berupa

jelaga,

hasil-hasil

136

MODUL BAHAN AJAR

oksidasi, partikel logarn keausan mesin dan lumpur (sludge)


agar tidak mengganggu cara. kerja bagian mesin.
c)

Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan


bakar dan hasil oksidasi pelumas sehingga tidak mengganggu
logam-logarn bagian mesin.

d)

Mendinginkan dan memindahkan panas keluar dari


mesin, energi panas yang dihasilkan mesin diserap oleh
pelumas dan dihantarkan kebagian mesin yang lebih dingin
sehingga terjadi proses pemindahan panas keluar mesin.

e)

Mencegah terbentunya busa dalam proses sirkulasi


pelumas dalarn sistern agar tidak mengganggu pompa dan
pelumasan bagian mesin dan mencegah pengotoran udara
serta bagian mesin.

c) Sifat-sifat pelumas
a)

Viskositas
Viskositas atau kekentalan didefinikan sebagai tahanan
fluida untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin sulit
fluida tersebut untuk mengalir (makin kental). Satuan
viskositas adalah centistokes (cSt) atau mm/s.
Viskositas dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan. Untuk
menunjukkan ketahanan viskositas terhadap perubahan
temperatur pada tekanan atmosfer, dipakai indikator yang
disebut viscosity index (VI), dimana perubahan viskositas
diukur pada temperatur 40C dan 100C. Pelumas yang
stabil (tidak banyak mengalami perubahan viskositas
dengan adanya perubahan. temperatur) mempunyai VI yang
tinggi, dan sebaliknya.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

137

MODUL BAHAN AJAR

b)

Pour Point
Pour point atau titik tuang adalah temperatur terendah
dirnana pelumas masih dapat mengalir.

c)

Stabilitas terhadap oksidasi


Sifat ini sangat penting bagi semua pelumas, terutama untuk
penggunaan pada temperatur tinggi.

d)

Total Base Number


Total Base Number (TBN) menunjukkan kernarnpuan
pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi, kemampuan
detergensi dan dispersansi guna mernbersilikan mesin dari
kotoran atau deposit yang terbentuk dari hasil pernbakaran
bahan bakar maupun hasil oksidasi pelurnas itu. sendiri.

e)

Total Acid Number


Total Acid Number (TAN) menunjukkan tingkat keasarnan
yang berasal dari aditif (untuk Fresh Oil). Peningkatan nilai
TAN

pada

pelurnas

yang

telah

digunakan

untuk

mengindikasikan terbentuknya asarn lemah dalarn pelurnas


dan pada nilai tertentu menunjukkan tanda bahwa pelurnas
sudah tidak dapat digunakan lagi.
f)

Sifat anti karat


Sifat ini penting bila pelumas terkontarninasi air dalarn
sistern peralatan atau mesin. Partikel karat dalarn pelumas
dapat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat oksidasi
pelurnas, bersarna kontarninan lain dalarn sistem sirkulasi,
karat dapat menyumbat filter atau "Servo Valve.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

138

MODUL BAHAN AJAR

g)

Demulsibility
Demulsibility adalah sifat kemudahan untuk terpisah dari air.
Sifat ini penting bagi pelurnas turbin, hidrolik, kornpressor,
sistern

sirkulasi

dan

pelurnas

mesin

diesel

putaran

menengah sampai lambat yang dilengkapi dengan water


separator.
h)

Flash Point dan Fire Point


Flash point atau titik nyala adalah temperatur minimum
pelumas yang dapat menguap pada tekanan atmosfer
sehingga dapat menyala bila didekatkan pada api. Fire point
atau titik bakar adalah temperatur minimum dimana uap
pelumas cukup banyak dan dapat terbakar. Fire point
pelumas biasanya 30C diatas flash point-nya.

i)

Copper Strip Corrosion


Sifat ini digunakan secara luas untuk mengevaluasi
pengaruh

korosi

pelumas

terhadap

tembaga

karena

umumnya mesin atau peralatan industri mengandung bagian


metal yang terbuat dari tembaga.
j)

Densitas
Densitas adalah perhandingan berat dengan volume.
Karena volume berubah terhadap tekanan dan suhu, maka
densitas demikian pula. Densitas penting untuk menghitung
volume

menjadi

satuan

berat

atau

sebaliknya

guna

perhitungan biaya angkutan.


Secific Gravity (SG) atau berat jenis pelumas adalah
perbandingan antara densitas pelumas terhadap densitas
air. Sebagai standar, untuk pelumas digunakan SG pada
15/4C, yang berarti pelumas diukur pada suhu 15C,
sementara air diukur pada suhu 4C, keduanya pada
tekanan atmosfer.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

139

MODUL BAHAN AJAR

k)

Warna
Warna pelumas

secara normal tidak ada hubungannya

dengan sifat-sifat pelumasan kecuali untuk melihat adanya


kontaminasi atau sebagai petunjuk untuk kesamaan dari
produk bersangkutan.
d) Pelumas mesin industri
a)

Pelumas roda gigi


Untuk roda gigi industri yang beban/kondisi operasinya ringan
dimana risiko kerusakan permukaannya relatif kecil, dapat
digunakan straight mineral base oil. Untuk roda gigi seperti ini
pemilihan viskositas hanya ditentukan oleh besarnya daya
yang ditransmisikan dan kecepatan putar pinionnya. Pada
pelumas roda gigi jenis tertentu berlaku ketentuan umum yaitu
bila kecepatan putar semakin tinggi diperlukan pelumas yang
viskositasnya rendah, dan bila daya yang ditransmisikan
makin besar diperlukan viskositas makin tinggi. Hal tersebut
dapat dipergunakan terutama pada roda gigi jenis spur
dengan beban rendah.
Pada kondisi operasi roda gigi sangat berat atau beban kejut
besar perlu digunakan tribological additives. Pada roda gigi
jenis spur, helical, worm dan bevel dengan beban berat, biasa
digunakan beberapa jenis tribological additives antara lain
yang mengandung unsur sulfur dan fosfor, aditif tersebut
memberikan perlindungan yang sangat baik pada sifat anti
wear dan extreme pressure pada berbagai kondisi operasi.
Untuk roda gigi terbuka
dapat digunakan pelumas dengan viskositas sangat tinggi
dengan sifat adhesi yang bagus.
Untuk roda gigi dengan kondisi operasi yang sangat berat
(beban dan temperatur tinggi) penggunaan mineral base oil
kadang-kadang tidak memadai sehingga sering digunakan
syntetic base oil, antara lain polypropylene glycol (misal, shell

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

140

MODUL BAHAN AJAR

tivela dan mobil glygoyle)

capacity yang baik, viskositas

indeksnya sangat tinggi, titik tuang rendah dan memiliki sifat


"low frictional characteristic".
Gemuk lumas khusus dan pelumas semi fluid kadang-kadang
juga digunakan pada beberapa aplikasi roda gigi industri,
diantaranya pelumas akan memberikan pelumasan yang
sangat memuaskan pada roda gigi dengan logarn baja/bronze
pada kondisi temperature operasi yang bervariasi. Untuk roda
gigi terbuka, diperlukan pelumas yang memiliki karakteristik
tahan terhadap air, anti wear dan sifat anti rust.
(a)

Sifat penting pelumas roda gigi


Pelumasan yang digunakan untuk roda gigi industri harus
memenuhl beberapa kriteria dasar tersebut dibawah ini,

Mencegah terjadinya keausan


(wear prevention)

Mengurangi gesekan

Mencegah scoring/scuffing dan


welding

Sebagai media pendingin

Melindungi dari karat.

Kernampuan pelumas untuk memenufhl kebutuhan dasar


tersebut diatas ditentukan oleh properti dasar, yang telah
tersedia
properties

pada

sifat

lannya

dasar

terpaksa

base-oilnya,
harus

sementara

dipenuhi

dengan

menambahlean beberapa aditif.


(b)

Standar unjuk kerja pelumas roda gigi


Spesifikasi atau standard performance pelumas roda gigi
dikeluarkan oleh beberapa asosiasi (AGMA, US, Steel,
DIN, dsb) maupun beberapa OEM terkenal, misalnya
David Brown. Cincinnati Milacron dan Ford. Spesifikasi
tersebut secara luas diakui dan gunakan oleh para
produsen pelumas maupun para produsen gearbox.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

141

MODUL BAHAN AJAR

Beberapa standar performance pelumas roda gigi industri


yang umurn dipergunakan adalah berikut:

US.Steel 224

AGMA 250.04 EP

DIN 51517 (Part 3)

David Brown Number S 1.53 101

b)

Pelumas hidurolik
Kemampuan pelumas hidrolik untuk melumasi mencegah
korosi dan kebocoran system tergantung kepada sifat-sifat
dasar yang tingkatannya dapat lebih besar atau kecil.
Bebrapa sifat penting pelumas hidrolik adalah viskositas,
kestabilan oksidasi, Sifat anti aus, Demilsibility, dan air
realese.
Air

release,

adalah

kemampuan

pelumas

untuk

tidak

membentuk buih yang stabil dengan udara, sehingga selalu


membebaskan udarayang masuk.
Pelumas hidrolik produksi Pertamina antara lain :
(a)

Turalik series ISO VG 22, 32, 37, 46, 68, 100.

(b)

Turalik C Series, meliputi : ISO VG5, 10, 22, 68,


100, 220 dan 320.

c)

Pelumas bantalan
Pelumas yang digunakan untuk melumasi bantalan yang
merupakan produk Pertamina antara lain :
(a)

Sebana series (ISO VG 100, 220, 320, dan


680)
Minyak pelumas ini digunakan untuk berbagai kepentingan
seperti untuk mesin-mesin atau peralatan dengan oil-drop
atau pelumas bath dan pada bantalan gelincir dan
bantalan gelinding pada industri.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

142

MODUL BAHAN AJAR

(b)

Sebana P Series (ISO VG9, 22, 32, 46, 68,


100, 150, 220, 320, 460)
Pelumas Sebana P Series merupakan minyak mineral
kualitas tinggi untuk memberikan kepuasan hasil dalam
pelumasannya dimana diperlukan pelumas tanpa aditif.

3)

Jadwal Perawatan Mesin


Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode
perawatan preventive diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi

Reparasi kecil

Reparasi medium

Bongkar total

Contoh siklus perawatan :


Repair
Complexity

0 s/d 30

Siklus

K M

Periode antara
dua masa (bulan)

Periode antara
B ke B (tahun)

B-I1-K1-I2K2-I3-M1I4-K3-I59 6 2
K4-I6-M2I7-K5-I8K6-I9-B1

Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak


antara B ke I1, atau dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya
sampai I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1
yang pada siklus ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara
dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan berarti periode antara B
ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total
dapat berubah untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (msssal/berantai/satuan)
b) Jenis

material

yang

dikerjakan

(baja/besi

tuang/almunium/perunggu)
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

143

MODUL BAHAN AJAR

c) Shift atau giliran kerja per hari.


d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.
Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari
perencanaan operasi perusahaan secara keseluruhan, sebelum
menetapkan rencana harus dilakukan analisis terlebih dahulu untuk
menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor
yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk
menetapkan jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerunnitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwayat mesin
e) Kemampuan personil pelaksana peawatan mesin
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang
sama, harus dibagi merata selama setahun, untuk menghindari
beban kerja perawatan yang tidak merata. Jumlah jam kerja orang,
(man

hour)

setiap

bulannya

harus

seimbang,

dan

sesuai

dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan sehingga


tidak terjadi kelebihan waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak
usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan
mesin jangka pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan
mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan
mesin harian yang berupa pelumasan pada waktu-mesin dan
peluman mesin pada waktu mesin selesai dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang
bersangkutan. Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus
dijelaskan dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan pernberian
pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin
tersebut.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

144

MODUL BAHAN AJAR

Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan


pelumasan sentral, harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan
pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin
bulanan yang disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang
dalarn penyuunannya harus disesuaikan dengan jadwal operasi
produksi pada bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi
bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan
berapa hari perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam
kerja orang (man hour) untuk kegfatan perawatan tersebut dapat
direncanakan. Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga berupa
perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang
berupa penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan
dan kebersihan peluncur-peluncur.
4)

Penyetelan dan Perawatan Mesin


a)

Menyetel

kerataan

mesin

A
Gambar 2.99. Cara melevel mesin bubut
Kerataan pada posisi A A = 0

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

145

MODUL BAHAN AJAR

A
B

B
A

Gambar 2.100. Cara melevel mesin frais


1.

Kerataan pada posisi A A = 0

2.

Kerataan pada posisi B B = 0

3.

Kerataan pada posisi A - A = B - B =


0

B
A

A
B

Gambar 2.101. Cara melevel mesin sekrap

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

1.

Kerataan pada posisi A A = 0

2.

Kerataan pada posisi B B = 0


146

MODUL BAHAN AJAR

3.

Kerataan pada posisi A - A = B - B =


0

Mur pengunci

Baud level
Mesin

Gambar 2.102. Baud level

Pasak
tetap

Pasak
pengatur
Gambar 2.103. Pasak level

Bantalan
pengatur

Bantalan tetap

Baud penyetel

Gambar 2.104. Blok level


b)

Memeriksa

kerataan

jalan luncur mesin bubut


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

147

MODUL BAHAN AJAR

Gambar 2.105. Memeriksa kerataan jalan luncur mesin bubut


1.

Pada jalan luncur eretan

2.

Pada jalan luncur kepala lepas B

c)

Memeriksa

kerataan

meja mesin frais.

Gambar 2.105. Memeriksa kerataan meja mesin frais

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

1.

Pemeriksaan pada bidang

2.

Pemeriksaan pada bidang

3.

Pemeriksaan pada bidang

4.

Pemeriksaan pada bidang

D
148

MODUL BAHAN AJAR

d)

Merawat mesin
Beberapa hal yang perlu dilakukan dan termasuk kedalam bagian
perawatan mesin diantaranya :
(1)

Bersihkan bidang cekam pada benda kerja dan alat cekam


sebelum

dilakukan

pengikatan

benda,

hal

ini

untuk

mencegah terjadinya kerusakan pada permukaan alat


cekam.
(2)

Bersihkan pula bidang pengikatan alat potong

(3)

Gunakan cairan pendingin yang sesuai dengan kebutuhan


selama proses pemotongan

(4)

Menyimpan semua peralatan (alat penandaan, alat ukur, alat


potong, dan peralatan pembantu lainnya) secara teratur dan
benar.

(5)

Periksa kondisi mesin sebelum dan sesudah digunakan

(6)

Setelah selesai bekerja, bersihkan semua peralatan yang


digunakan dan simpan kembali di tempat semula secara
teratur dan benar.

(7)

Matikan semua saklar listrik yang berhubungan dengan


mesin

(8)

Bersihkan mesin dari semua kotoran dan air yang tergenang


terutama pada bagian permukaan mesin yang tidak dicat.

(9)

Lumasi permukaan mesin yang tidak dicat secara tipis dan


merata.

(10) Tutup mesin dengan sarung pelindung.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

149

MODUL BAHAN AJAR

c. Rangkuman
1) Teknik Perawatan Mesin
Teknik perawatan adalah sesuatu system kegiatan untuk menjaga,
memelihara,

mempertahankan,

mengembangkan

dan

memaksimalkan daya guna mesin yang ada di dalam suatu bengkel


atau industri sehingga modal/investasi yang ditanam dapat berhasil
guna dan berdaya guna tinggi secara ekonomis.
Kegiatan perawatan meliputi :
a)

Perawatan

peralatan

dan

perlengkapan
b)

Pengantian dan distribusi dari


utilitas

c)

Inspeksi dan pelumasan

Kegiatan perawatan

dapat dibedakan yaitu

perawatan

rutin,

perawatan periodic, perawatan berencana, perawatan pencegahan,


tindakan perbaikan, dan overhaul.
2)

Jenis-Jenis Minyak
Pelumas
a) Jenis bahan pelumas
(1)

Pelumas mineral,

(2)

Pelumas sintesis,

(3)

Pelumas yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan

(4)

Pelumas hewani,

b) Kegunaan pelumas
(1)

Mencegah atau mengurangi keausan

(2)

Mengendalikan kotoran

(3)

Menetralisir

asam-asarn

basil

pembakaran

bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas


Mendinginkan dan memindahkan panas keluar

(4)
dari mesin,

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

150

MODUL BAHAN AJAR

Mencegah terbentunya busa dalam proses

(5)

sirkulasi pelumas
c) Sifat-sifat pelumas
(1)

Viskositas

(2)

Pour Point

(3)

Stabilitas terhadap oksidasi

(4)

Total Base Number

(5)

Total Acid Number

(6)

Sifat anti karat

(7)

Demulsibility

(8)

Flash Point dan Fire Point

(9)

Copper Strip Corrosion

(10)

Densitas

(11)

Warna

d) Pelumas mesin industri


(1)

Pelumas roda gigi

(2)

Pelumas hidurolik

(3)

Pelumas bantalan

3)

Jadwal Perawatan
Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode
perawatan preventive adalah Inspeksi (I), reparasi kecil (K), reparasi
medium (M), dan bongkar total (B)
Faktor-faktor yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan
jadwal perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerumitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwavat mesin
e) Kernampuan personil pelkasna peawatan mesin

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

151

MODUL BAHAN AJAR

4)

Penyetelan dan
Perawatan Mesin
Penyetelan

mesin

tempatnya

atau

dilakukan
sebelum

sebelum

digunakan,

mesin

dipasang

sedangkan

pada

perawatan

dilakukan selama mesin berada di bengkel dan digunakan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

152

MODUL BAHAN AJAR

d. Tugas
Tabel 2.23. Daftar tugas belajar
K
o
m
Tugas-tugas yang ditampilkan

Be

lu

t
e
n
vi.

Sistem
preventive maintenance dipelajari

vii.

Jenisjenis minyak pelumas dipelajari

viii.
ix.

Cara
membuat jadwal perawatan dipelajari
Teknik
menyetel mesin dipelajari

x.

Buku
manual mesin dipelajari

xi.

Tes
formatif dilaksanakan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

153

MODUL BAHAN AJAR

e.

Tes Formatif
Tes tertulis
1)

Kegiatan perawatan meliputi


a) Perawatan

peralatan

dan

perlengkapan,

penggantian

dan

distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan.


b) Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan
periodic.
c) Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan
berencana, dan perawatan berkala.
d) Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul.
2)

Berikut ini merupakan tujuan perawatan


mesin, kecuali :
Memelihara alat, melancarkan pemakaian

a)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas


pekerjaan yang jelas.
Memelihara alat, melancarkan pemakaian

b)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur


mesin.
Memelihara alat, melancarkan pemakaian

c)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi


pekerjaan.
Memelihara alat, melancarkan pemakaian

d)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan


operator mesin.
3)

Yang dimaksud perawatan rutin adalah


a)

Perawatan yang dilakukan pada


jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis
pula.

b)

Tindakan

perawatan

yang

dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.


Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

154

MODUL BAHAN AJAR

c)

Perawatan

atau

kegiatan

yang

harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta


sistematis.
d)

Perbaikan

besar

dalam

rangka

mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat


kerusakannya telah total..

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

155

MODUL BAHAN AJAR

4)

Yang dimaksud overhaul adalah :


a)

Perawatan

atau

kegiatan

yang

harus dilakukan setiap saat dan sifatnya terus menerus serta


sistematis.
b)

Perawatan yang dilakukan pada


jarak waktu tertentu dan harus dilakukan rutin dan sistematis
pula.

c)

Tindakan

perawatan

yang

dilakukan atas dasar perencanaan sebelumnya.


d)

Perbaikan

besar

dalam

rangka

mengembalikan kondisi standard suatu mesin yang tingkat


kerusakannya telah total..
5)

Yang termasuk kedalam alat bantu


pemeliharaan ialah :
a)

Jenis kunci, pas, ring, sok, dan


kunci L

b)

Jenis hekker ( kecuk, sedang dan


besar )

c)

Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan


obeng tekan )

d)
6)

Peralatan hand press


Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas,

kecuali :
a)

Bahan mineral

b)

Bahan nabati

c)

Bahan sabun

d)

Bahan hewani

7)

Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali


:

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

156

MODUL BAHAN AJAR

a)

Mencegah

atau

mengurangi

keausan mesin
b)

Memperpanjang usia mesin.

c)

Mengendalikan kotoran

d)

Menetralisir

asam-asarn

basil

pembakaran bahan bakar dan hasil oksidasi pelumas


8)

Yang dimaksud viskositas adalah :


a)

Ketahanan fluida untuk mengalir.

b)

Temperatur

terendah

dirnana

pelumas masih dapat mengalir.


c)

kemudahan untuk terpisah dari air.

d)

Kernarnpuan

pelumas

menetralisasi asam hasil oksidasi,


9)

Yang dimaksud pour point adalah :


a)

Ketahanan fluida untuk mengalir.

b)

Temperatur

terendah

dirnana

pelumas masih dapat mengalir.


c)

kemudahan untuk terpisah dari air.

d)

Kernarnpuan

pelumas

menetralisasi asam hasil oksidasi,


10)

Urutan logis dari siklus perawatan adalah :


a)

Reparasi kecil, inspeksi, reparasi


medium, dan bongkar total.

b)

Reparasi medium, inspeksi,


reparasi kecil, dan bongkar total.

c)

Inspeksi, reparasi kecil, reparasi


medium, dan bongkar total.

d)

Bongkar total, Iinspeksi, reparasi


kecil, dan reparasi medium.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

157

MODUL BAHAN AJAR

Tes unjuk Kerja


Tabel 2.24. Daftar tes unjuk kerja
K

o
m

Tugas-tugas yang

el

ditampilkan

a
n
g
g
a

n
6)
Tabel jadwal perawatan berkala dari
mesin perkakas diobuat.
7)
Daftar
kebutuhan
alat
untuk
perawatan dibuat
8)
Perlengkapan
perawatan
yang
dibutuhkan disiapkan
9)
Table toleransi penyimpangan mesin
dibuat dengan mengacu kepada
buku manual mesin .
10)
Alat-alat ukur yang diperlukan untuk
menyetel mesin disiapkan
11)
Peralatan K3 untuk perawatan mesin
dipakai
12)
Penyetelan dan perawatan mesin
dilakukan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

158

MODUL BAHAN AJAR

f.

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tabel 2.25. Daftar kunci jawaban tes tertulis
No. Pertanyaan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

No. Jawaban
a
b
c
d
d
c
b
a
b
c

159

MODUL BAHAN AJAR

B.
C.
D.

Peserta telah mengikuti Kegiatan Belajar 6 mengenai

E.
F.

Menyetel dan Merawat Mesin

dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada modul berikutnya
Dibuat di

: ..

Pada Tanggal

: ..

Penilai,

_____________________

Peserta diklat,

_____________________

Komentar/Saran Penilai :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

160

MODUL BAHAN AJAR

BAB III
EVALUASI
B.

Kognitif Skill
(Tes Tertulis / Lisan)
6) Sebutkan dua macam proyeksi gambar.
7) Gambarkan simbol dari kedua macam proyeksi gambar tersebut.
8) Pada toleransi umum kategori sedang (=medium) berapa batas atas
ukuran yang dibolehkan untuk panjang ISO ?
9) Sebutkan dua kategori yang termasuk dalam toleransi geometris?
10) Berapa diameter terbesar dari lubang 60 H7?
11) Jenis-jenis proses mesin perkakas konvensional adalah
a)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
gerinda

b)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
NC

c)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
CNC

d)

Proses
mesin sekrap, mesin bor, mesin bubut, mesin frais, dan proses mesin
potong pelat.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

161

MODUL BAHAN AJAR

12)Jika kecepatan potong benda kerja (v) = 25 m/menit, dan panjang


langkah (L) = 100 mm, maka jumlah langkah maju mundur mesin sekrap
(n) adalah
1.

500 langkah per menit

2.

50 langkah per menit

3.

100 langkah per menit

4.

250 langkah per menit

13)Jika kecepatan potong (v) = 30 m/menit, diameter mata bor yang


digunakan (d) = 11,5 mm, maka kecepatan putaran spindle mesin bor
(n) harus disetel pada kecepatan :
e)

810 rpm

f)

830 rpm

g)

820 rpm

h)

840 rpm

14)Berikut ini adalah gerakan-gerakan dalam membubut, kecuali :


e)

Gerakan berputar

f)

Gerakan melingkar

g)

Gerakan pencekaman

h)

Gerakan pemotongan

15)Berapa kecepatan putaran spindle mesin bubut (n) untuk membubut


benda jika kecepatan potong (v) = 25 m/menit dan diameter bahan yang
dibubut (d) = 25 mm.
e)

320 rpm

f)

318 rpm

g)

310 rpm

h)

330 rpm

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

162

MODUL BAHAN AJAR

16)Berikut ini adalah arah pemotongan membubut, kecuali :


e)

Memanjang

f)

Melintang

g)

Tirus

h)

Menyudut

17)Yang tidak termasuk gerakan-gerakan dalam pengefraisan adalah :


e)

Gerakan berputar

f)

Gerakan berlawanan

g)

Gerakan mengikat

h)

Gerakan pemotongan

18)Jika kecepatan putaran spindle mesin frais (n) = 450 r.p.m. dan diameter
pisau frais (d) = 50 mm, maka kecepatan potong (v) adalah :
e)

75 m/menit

f)

80 m/menit

g)

65 m/menit

h)

70 m/menit

19)Yang tidak termasuk metode pengefraisan adalah :


e)

Muka

f)

Searah

g)

Berlawanan

h)

Netral

20)Salah satu bahan alat potong yang digunakan pada proses membubut
adalah :
1.

Pahat karbida

2.

Pahat kasar

3.

Pahat rata

4.

Pahat Ulir

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

163

MODUL BAHAN AJAR

21)Berapakah sudut mata bor yang digunakan untuk mengebor bahan


baja ?
1.

140

2.

112

3.

80

4.

118

22)Berapa sudut baji () pahat bubut untuk membubut bahan baja


berkualitas 70 kg / mm2 ?
1.

81

2.

62

3.

67

4.

55

23)Berapa maksimal jarak antara landasan benda yang diasah dengan


roda gerinda
1.

2,5 mm

2.

2 mm

3.

3 mm

4.

3,5 mm

24)Alat ukur untuk memeriksa sudut mata bor adalah :


1.

Mal

2.

Mal Mata Bor

3.

Mal Pahat

4.

Pengukur Sudut

25)Bagian mata bor yang manakah yang diasah ?


1.

Bidang ujung

2.

Bidang bebas

3.

Bidang buang

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

164

MODUL BAHAN AJAR

4.

Panjang bibir

26)Salah satu alat pencekam benda kerja pada mesin sekrap adalah
1.

Lathe dog

2.

Chuck

3.

Ragum mesin

4.

Collet

27)Salah satu pencekam alat potong pada mesin bor adalah


1.

Drill chuck / chuck bor)

2.

Ragum tangan

3.

Collet

4.

Tap matic

28)Pahat sekrap dicekam pada :


1.

Kepala mesin

2.

Spindel

3.

Rumah Pahat

4.

Eretan

29)Akibat dari pemasangan pahat yang terlalu tinggi dari sumbu benda
kerja adalah :
1.

Sisi depan bagian bawah pahat tergesek

2.

Ujung pahat cepat tumpul

3.

Sisi potong pahat terangkat

4.

Benda kerja terangkat

30)Pisau frais Shell End Mill dipasang atau dicekam pada :


1.

Collet

2.

Holder

3.

Batang arbor

4.

Mandrell

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

165

MODUL BAHAN AJAR

31)Alat pencekam benda kerja pada mesin bor, mesin sekrp dan mesin
frais pada umumnya dalah ;
1.

Klem paralel

2.

Lathe dog

3.

Ragum

4.

Alat Bantu pencekaman

32)Fungsi dari blok paralel adalah :


1.

Agar pencekaman benda kerja lebih kuat

2.

Agar ragum tidak cepat rusak

3.

Agar selama pemotongan, benda tidak bergetar.

4.

Sebagai alas benda kerja yang dicekam pada ragum agar


permukaan yang dipotong lebih sejajar dengan bagian alasnya.

33)Pencekaman benda silindris yang tidak terlalu panjang pada mesin


bubut menggunakan :
1.

Chuck rahang 4

2.

Lathe dog

3.

Chuckr ahang 3

4.

Face plate

34)Peralatan keselamatan kerja yang paling sering digunakan pada


pekerjaan pemesinan adalah :
1.

Kacamata pelindung

2.

Sarung tangan

3.

Helm

4.

Pelindung telinga (ear protection)

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

166

MODUL BAHAN AJAR

35)Berikut ini adalah 3 jenis peralatan keselamatan kerja yang digunakan


pada pekerjaan mesin, kecuali :
1.

Peralatan keselamatan kerja yang digunakan pekerja

2.

Peralatan keselamatan yang pada kotak PPPK

3.

Peralatan keselamatan kerja yang dipasang pada mesin

4.

Peralatan keselamatan kerja yang disiapkan di ruangan

36)Berikut adalah yang termasuk alat ukur, kecuali


1.

Jangka sorong

2.

Mal ulir luar

3.

Mikrometer

4.

Busur derajat

37)Micrometer digunakan untuk :


1.

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,01 mm

2.

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,1 mm

3.

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,02 mm

4.

Mengukur benda kerja sampai ketelitian 0,2 mm

38)Ketelitian jangka sorong pada umumnya adalah :


1.

0,01 mm

2.

0,02 mm

3.

0,1 mm

4.

0,2 mm

39)Untuk memeriksa bentuk dan ukuran radius pada benda kerja


digunakan :
1.

Height gauge

2.

Calliper

3.

Radius gauge

4.

Vernier calliper

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

167

MODUL BAHAN AJAR

40)Bila dalam satu putara handle penggerak meja mesin frais terdapat 200
bagian (strip), sedangkan panjang gerakan meja mesin frais setiap
handle diputar 1 putaran penuh adalah sepanjang 4 mm. Berapa
panjang gerakkan meja jika handle diputar 5 bagian garis (strip) ?
1.

0,5 mm

2.

0,005 mm

3.

5 mm

4.

0,2 mm

41)Kegiatan perawatan meliputi


e)

Perawatan

peralatan

dan

perlengkapan,

penggantian

dan

distribusi dari utilitas, inspeksi dan pelumasan.


f)

Perawatan peralatan dan perlengkapan, perawatan rutin, dan


periodic.

g)

Perawatan penggantian dan distribusi dari utilitas, perawatan


berencana, dan perawatan berkala.

h)

Inspeksi dan pelumasan, perawatan pencegahan dan overhaul.

42)Berikut ini merupakan tujuan perawatan mesin, kecuali :


Memelihara alat, melancarkan pemakaian

e)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memberikan tugas pekerjaan


yang jelas.
Memelihara alat, melancarkan pemakaian

f)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan memperpanjang umur mesin.


Memelihara alat, melancarkan pemakaian

g)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan membuat aman kondisi


pekerjaan.
Memelihara alat, melancarkan pemakaian

h)

alat, keamanan instalasi, efisiensi, dan menjamin keselamatan


operator mesin.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

168

MODUL BAHAN AJAR

43)Yang dimaksud perawatan rutin adalah


1.

Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan


harus dilakukan rutin dan sistematis pula.

2.

Tindakan

perawatan

yang

dilakukan

atas

dasar

perencanaan sebelumnya.
3.

Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat


dan sifatnya terus menerus serta sistematis.

4.

Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi


standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total..

44)Yang dimaksud overhaul adalah :


1.

Perawatan atau kegiatan yang harus dilakukan setiap saat


dan sifatnya terus menerus serta sistematis.

2.

Perawatan yang dilakukan pada jarak waktu tertentu dan


harus dilakukan rutin dan sistematis pula.

3.

Tindakan

perawatan

yang

dilakukan

atas

dasar

perencanaan sebelumnya.
4.

Perbaikan besar dalam rangka mengembalikan kondisi


standard suatu mesin yang tingkat kerusakannya telah total..

45)Yang termasuk kedalam alat bantu pemeliharaan ialah :


1.

Jenis kunci, pas, ring, sok, dan kunci L

2.

Jenis hekker ( kecuk, sedang dan besar )

3.

Jenis obeng ( biasa ,kembang, dan obeng tekan )

4.

Peralatan hand press

46)Berikut adalah jenis-jenis bahan pelumas, kecuali :


1.

Bahan mineral

2.

Bahan nabati

3.

Bahan sabun

4.

Bahan hewani

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

169

MODUL BAHAN AJAR

47)Berikut ini adalah kegunaan pelumas, kecuali :


1.

Mencegah atau mengurangi keausan mesin

2.

Memperpanjang usia mesin.

3.

Mengendalikan kotoran

4.

Menetralisir asam-asarn basil pembakaran bahan bakar


dan hasil oksidasi pelumas

48)Yang dimaksud viskositas adalah :


1.

Ketahanan fluida untuk mengalir.

2.

Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat


mengalir.

3.

kemudahan untuk terpisah dari air.

4.

Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,

49)Yang dimaksud pour point adalah :


1.

Ketahanan fluida untuk mengalir.

2.

Temperatur terendah dirnana pelumas masih dapat


mengalir.

3.

kemudahan untuk terpisah dari air.

4.

Kernarnpuan pelumas menetralisasi asam hasil oksidasi,

50)Urutan logis dari siklus perawatan adalah :


1.

Reparasi kecil, inspeksi, reparasi medium, dan bongkar


total.

2.

Reparasi medium, inspeksi, reparasi kecil, dan bongkar


total.

3.

Inspeksi, reparasi kecil, reparasi medium, dan bongkar


total.

4.

Bongkar total, Iinspeksi, reparasi kecil, dan reparasi


medium.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

170

MODUL BAHAN AJAR

C.

Psikomotor Skill
Tabel 3.1. Daftar tes psikomotor
Psikomotor Skill
1.

Kompeten

Belum

Alat potong
diasah

2.

Alat potong
dipasang pada mesin dengan posisi yang tepat.
3.
Benda
kerja dipasang pada mesin
4.
Proses
pemesinan dilakukan sesuai prosedur
5.
Membuat
benda kerja sebagai latihan bekerja dengan mesin
umum diselesaikan sesuai dengan ketentuan.
6.
Benda
kerja yang telah selesai dikerjakan dilepas dari
mesin
7.
Benda
kerja diukur dan diperiksa sesuai dengan metode
yang benar
8.
Hasil
pengukuran dicatat pada lembar pengukuran.
9.
Daftar
kebutuhan alat untuk perawatan dibuat
10.
Peralatan
K3 untuk perawatan mesin dipakai
11.
Penyetelan
dan perawatan mesin dilakukan.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

171

MODUL BAHAN AJAR

C. Attitude Skill
Tabel 3.2. Daftar tes sikap
1.
Kompeten

Attitude Skill
1.

Belum

Langkah
kerja pembuatan Klem C dibuat

2.

Kondisi
material yang akan dikerjakan diperiksa
3.
Bidang dan
metode pencekaman benda kerja ditentukan
4.
Urutan
proses pengerjaan ditentukan
5.
Pengguna
an cairan pendingin ditenukan.
6.
Jenis
mesin yang akan digunakan ditentukan
7.
Daftar alat
potong yang tersedia dilihat
8.
Alat potong
yang sesuai kebutuhan dipilih
9.
Gambar
kerja disiapkan dan dipelajari
10.
Kecepatan
putaran, kecepatan pemakanan, tebal pemakanan
dan arah pemakanan ditentukan
11.
Pengguna
an cairan pendingin ditentukan
12.
Perlengkap
an K3 dipakai
13.
Alat ukur
yang sesuai dengan pekerjaan disiapkan
14.
Mesin dan
peralatan dibersihkan, dan ditempatkan pada
tempatnya semula.
15.
Laporan
kepada guru/pembimbing setelah penyelesaian
belajar dilaksanakan
16.
Hasil
pengukuran dicatat pada lembar pengukuran.
17.
Tabel
jadwal perawatan berkala dari mesin perkakas
diobuat.
18.
Daftar
kebutuhan alat untuk perawatan dibuat
19.
Perlengkap
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

172

MODUL BAHAN AJAR

an perawatan yang dibutuhkan disiapkan


20.
Table
toleransi penyimpangan mesin dibuat dengan
mengacu kepada buku manual mesin .
21.
Alat-alat
ukur yang diperlukan untuk menyetel mesin
disiapkan

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

173

MODUL BAHAN AJAR

D. Batasan Waktu Yang Telah Ditetapkan


Tabel 3.3. Daftar batasan waktu belajar
No.

Tahapan Belajar

Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar
Jumlah

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

1
2
3
4
5
6

Waktu (45 menit /


jam pelajaran)
10 jam
15 jam
25 jam
40 jam
10 jam
20 jam
120 jam

174

MODUL BAHAN AJAR

E. Kunci Jawaban
Tabel 3.4. Daftar kunci jawaban tes tertulis

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

175

MODUL BAHAN AJAR

No. soal
1.
2.

7)

3.
4.

8)
9)
10)

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

6)

Kunci Jawaban
Proyeksi Eropa dan
Amerika
Proyeksi Eropa
Proyeksi Amerika
120,3
Ketegaklurusan,
kesejajaran.
11) 60,00
a
a
b
b
b
c
b
d
a
a
d
d
b
b
b
c
a
c
a
b
c
d
c
a
d
b
a
b
c
d
a
b
c
d
d
c
176

MODUL BAHAN AJAR

No. soal
42.
43.
44.
45.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

Kunci Jawaban
b
a
b
c

177

MODUL BAHAN AJAR

IV
PENUTUP

Peserta telah menyelesaikan kegiatan belajar dengan modul M7.5A mengenai

Bekerja dengan Mesin Umum


dan kepadanya telah dilakukan penilaian dengan kesimpulan

Kompeten
dalam kompetensi Bekerja dengan Mesin Umum
sehingga berhak untuk melanjutkan pembelajaran kepada modul berikutnya
Dibuat di

: ..

Pada Tanggal

: ..

Penilai,

Peserta diklat,

_____________________

_____________________

Komentar/Saran Penilai :

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

178

MODUL BAHAN AJAR

DAFTAR PUSTAKA
Alois Schonmetz, Peter Sinnl, Johann Heuberger, Pengerjaan Logam Dengan
Mesin, Angkasa, Bandung, 1985.
B.M. Surbakty, Kasman Barus, Menyekrap, Mengebor dan Menggerinda, CV.
Sinar Harapan, Madiun, 1983.
Butar Manik, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Divisi Pengembangan Bahan
Belajar PPPGT, Bandung, 1992.
Sugianto, Keselamatan Kerja, Politeknik Mekanik Swiss-ITB, Bandung, 1978.
Departemen Pendidian Nasional, Kurikulum SMK Edisi 2004 Program Keahlian
Teknik Pemesinan, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Depdiknas, Jakarta, 2004.
Elias, R. Rachmad M, Petunjuk Kerja Mesin Bubut, Sekrap dan Frais 1,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1978.
Frets, Buergler, Urwyler, Teknik Bengkel, Politeknik Mekanik Swiss-ITB,
Bandung, 1978.
G. Takeshi Sato, N. Sugiarto Hartanto, Menggambar Mesin Menurut Standar
ISO, PT. Dainippon Gitakarya Printing, Jakarta, 1986.
Heinrich Gerling, All about Machine Tools, Thomson Press, India, 1974.
L. Budi Prastawa, H.F. Gultom, Pengetahuan Bahan, Politeknik Mekanik SwissITB, Bandung, 1978.
Nazwir, I.A. Rukmana, Menggambar Teknik Mesin 1, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta, 1977.
Politeknik Manufaktur Bandung, Keselamatan Kerja, Polman-ITB, Bandung,
1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Membubut Benda Suaian, Polman-ITB,
Bandung, 1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Memfrais Benda Suaian, Polman-ITB,
Bandung, 1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Alat Potong, Polman-ITB,
Bandung, 1992

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

179

MODUL BAHAN AJAR

Politeknik Manufaktur Bandung, Menggerinda Pisau Frais, Polman-ITB,


Bandung, 1992
Politeknik Manufaktur Bandung, Teori Gerinda Alat, Polman-ITB, Bandung,
1992
Seodjono, Frais Vertika dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985.
Seodjono, Menggergaji Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985.
Seodjono, Menggerinda Dengan Mesin, Bhratara Karya Aksara, Jakarta, 1985.
Setyo Susanto, Pemeliharaan Pencegahan, PPPG Teknologi, Bandung, 1998.
Subiyono, Manajemen Perawatan, Politeknik Manufaktur Bandung, Bandung,
2000.
Sugihartono, Pengasahan Pisau Perkakas, Divisi Pengembangan Bahan
Belajar PPPGT, Bandung, 1992.
Suha Madsuha, Teknologi Pengerjaan Logam, Media Cetak PPPG Teknologi,
Bandung, 1995.
Wagirin, Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur Pengerjaan Logam, Divisi
Pengembangan Bahan Belajar PPPGT, Bandung, 1992.

Teknik Pemesinan
Bekerja dengan Mesin Umum

180

Anda mungkin juga menyukai