Anda di halaman 1dari 9

SUB KOMPETENSI

PENGOPERASIAN MESIN BUBUT

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Siswa dapat menghitung :
1) Kecepatan putaran mesin
2) Kecepatan potong
3) Kecepatan Pemakanan
4) Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada mesin.
5) Identifikasi peralatan cekam dan alat bantu pembubutan.
6) Penggunaan alat cekam, dan alat bantu pembubutan.
b. Uraian Materi
1) Kecepatan Putaran Mesin
Faktor penentu untuk penghitungan kecepatan putaran mesin ialah :
a) Kecepatan Potong (Vc) bahan yang akan dibubut.
b) Diameter bahan yang akan dibubut (d)
Kecepatan putaran mesin (n) adalah kecepatan potong Bahan (Vc) dibagi dengan
keliling bahan tersebut.
Jadi,
n = Vc
πd

Standar penulisan satuan Vc untuk metrik dalam m/menit (=m/men) dan satuan
imperialnya dalam ft/min ( feet / minute)
Untuk satuan metrik :
n = Vc (m.men) .
π d (mm)
n = Vc (m/men) x 1000. put/men
π d (mm)

Catatan : Satuan put/men atau putaran/menit sering diganti dengan


RPM (= Revolution Per Minute)
Untuk satuan implerial :
n = Vc (ft/men)
π d (inch)

Modul Seri M7.6A 1


n = Vc 12 (inch/men) ⇒ π ≈ 3
π d (inch)

n = 4. Vc RPM
d

Contoh perhitungan :
Diketahui : Baja Lunak (Vc = 35 m / men ) ∅ 20 mm akan dibubut dengan pahat HSS
Hitung : Kecepatan Putaran mesin
Perhitungan :

n = Vc (m/men) x 1000. = 35 . 1000.


π d (mm) 3,14 . 20

n = 557,6 put/men

Hasil perhitungan di atas pada dasarnya untuk membuat menyetel putaran mesin agar
sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.
Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat
dengan hasil perhitungan di atas.
Misalnya, pada mesin tersedia putaran 500,550,600, maka dipilih yang mendekati yaitu 550
put/men.

2) Kecepatan potong
Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda kerja. Karena kecepatan
gerakan utama sama dengan kecepatan sayat maka kecepatan sayat pada pembubutan
adalah kecepatan melingkar.
Vc = π . d . n
Vc = Kecepatan potong dalam m/menit
(satuan metrik) atau dalam ft/min ( satuan imperial)
d = Diameter benda kerja dalam mm (Metrik ) atau inchi ( imperial)
n = Jumlah putaran benda kerja dalam put / men atau RPM

Modul Seri M7.6A 2


Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum sudah diselidiki para
ahli dan sudah ditabelkan. Sehingga, dalam penggunaannya tinggal menyesuaikan antara
jenis bahan yang akan dibubut dengan Vc bahan tersebut pada tabel Vc bahan.
Untuk bahan-bahan khusus / spesial tabel Vc-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan
tersebut.
Pada tabel Vc juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Biasanya, dikelompokkan
menjadi 2 macam bahan alat potong yakni HSS (=High Speed Steel) dan karbida
(=carbide) .
Dari tabel Vc berikut terlihat bahwa dengan alat potong berbahan karbida kecepatan
potongnya lebih cepat dibandingkan dengan alat potong HSS.
Tabel 2.3. Kecepatan Potong Bahan
HSS Karbida
Bahan
m/men Ft/min M/men Ft/min
Baja lunak
18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800
(Mild Steel)
Besi Tuang
14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500
(Cast Iron)
Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700
Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500
Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000
Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 300 – 600

3) Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan /ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor
seperti kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan
alat potong, ketajaman alat potong, juga kesiapan mesin yang akan dipakai. Kesiapan
mesin ini dapat diartikan juga seberapa mampu mesin tersebut dapat mendukung
tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal.
Disamping beberapa pertimbangan di atas, umumnya ditentukan juga kecepatan
pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada proses penyelesaiannya digunakan
kecepatan pemakanan rendah supaya kualitas permukaan hasil penyayatannya menjadi
lebih bagus.
Pada mesin bubut, sudah dipasang tabel kecepatan pemakanan atau lebih tepatnya disebut
besar pemakanan dalam satuan mm/putaran. Jadi, misalnyaa pada mesin itu disetel besar
pemakan 0,2 artinya pahat akan bergeser 0,2 mm jika benda kerja berputar 1 kali putaran.
Makin pendek pergeseran pahat tiap kali putaran benda kerja maka kekasarannya makin
rendah atau lebih halus.

Modul Seri M7.6A 3


Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin bubut tersebut dijalankan
dalam mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan (=F dari kata Feeding )
F (mm/men) = F (mm/put) x n ( put/men)
Contoh :
Hasil perhitungan ditentukan n = 500 put/men F dimesin disetel pada 0,2 mm/put
Berapa kecepatan pemakanannya (F dalam mm/men)
Perhitungan :
F= 0,2 mm/put x 500 put/men = 100 mm/men

4) Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan pada mesin.


a) Menyetel kecepatan putar.
Penyetelan tuas-tuas pengatur kecepatan putaran mesin sangat spesifik pada tiap
merek atau pun tipe mesin bubut yang akan digunakan. Contoh, pada mesin bubut
Colchester tipe Bantam akan disetel pada putan mesin (sumbu utama/spindel) hasil
perhitungan 557,6 put/men.
Cara penyetelan :
(1) Cari pada Tabel Kecepatan Putaran Mesin angka yang mendekati 557,6 yaitu 510 ;
lalu perhatikan gambar tuas-tuas di atas dan di bawah angka itu.
(2) Setel tuas di atas mesin yang sebelah kiri ke kiri dan yang sebelah kanan ke kanan
( caranya : tekan tuas ke bawah lalu diarahkan pemegangnya ke kiri atau ke kanan
).
(3) Setel tuas kecepatan putaran mesin yang ada di bagian depan mesin ke kanan
( Caranya : tekan tuas ke depan dan geser pemegangnya ke kanan ).

Penyetelan tuas-tuas tersebut mesin dalam keadaan berhenti.

Modul Seri M7.6A 4


Gambar 2.29. Posisi tuas pengatur kecepatan putaran mesin
dan tabel putarannya

b) Menyetel kecepatan pemakanan.


Menyetel kecepatan pemakanan identik dengan menyetel besarnya pemakanan pada
putaran mesin tertentu.

Gambar 2.30. Posisi tuas pengatur gigi dan tabel besarnya pemakanan

Misalnya, akan disetel besar pemakanan 0,2 mm/put


Cara penyetelan :
(1) Carilah angka 0,2 atau dalam tabel 0.20
(2) Tarikan garis ke kiri bertemu huruf C, lalu setel tuas –1 ( atas ) ke huruf C ;
(3) Tarik garis dari angka 0.20 tersebut ke atas bertemu angka 2, lalu setel tuas – 2
(bawah) ke angka 2 ;

Modul Seri M7.6A 5


(4) Lihat kembali ke tabel dimana angka 0.20 berada. Pada kolom sebelah kiri angka
tersebut ada gambar susunan roda gigi yang harus disetel untuk menghasilkan
besar pemakanan disetel untuk menghasilkan besar pemakanan 0,2 mm/put
tersebut, yaitu 35 – 120 – 30.
(5) Bukalah kotak gigi (= gear box) disamping mesin dan setel gigi-giginya menjadi
35 –120 - 30 dengan susunan seperti tergambar apda tabel.
Penyetelan gigi-gigi dan tuas-tuas seperti diatas mesin harus dalam keadaan berhenti.

5) Peralatan cekam dan alat bantu pembubutan.


Pada pembubutan diperlukan peralatan cekam dan peralatan bantu lainnya yang fungsinya
dapat menunjang pada proses permesinannya
Misalnya, akan membesarkan lubang pada mesin bubut. Prosesnya, alat potong masuk dari
ujung benda kerja, maka alat cekam yang cocok dapat digunakan cekam bubut rahang
tiga.
Demikian juga, untuk mengebor, merimer, ataupun memotong benda kerja, cocok
menggunakan cekam bubut rahang tiga, Untuk proses pengulir, selain diperlukan cekam
bubut, jika bagian yang akan diulir cukup panjang atau diperkirakan akan melinting saat
diulir, perlu didukung dengan senter jalan pada ujung benda kerja tersebut.

6) Penggunaan alat cekam, dan alat bantu pembubutan.


a) Penggunaan cekam bubut
Cara pemasangan pada mesin :
(1) Lihat pada sumbu utama mesin (spindel) dengan kunci leher arahkan garis pada
pen pengunci segaris dengan garis yang ada pada rumahnya. Lakukan hal yang
sama pada pen-pen yang lainnya
(2) Ambil cekam bubut, masukkan bagian pen yang menempel dibelakang cekam
tersebut, kedalam lubang pen yang ada pada sumbu utama.
(3) Kunci pen pengunci dengan cara memutarnya hingga garis tidak lagi segaris
dengan garis yang ada pada rumahnya lalukan untuk semua pen.

Modul Seri M7.6A 6


Gambar 2.31. Pemasangan cekam bubut

b) Penggunaan senter putar kepala lepas


Cara pemasangan pada mesin :
1) Ambl senter putar/senter jalan dengan ukuran ketirusan batangnya sama dengan
ketirusan lubang barrel kepala lepas ;
2) Masukkan batang senter tersebut ke dalam lubang barrel, lalu ditekan
3) Periksa dengan diputar bahwa ujung senter saja yang berputar sedangkan batang
senter tersebut tidak.

Ga,bar 2.32. Pemasangan senter putar pada kepala lepas

Modul Seri M7.6A 7


c. Rangkuman
1) Kecepatan Putaran Mesin
Rumus perhitungan :
a. Kecepatan potong bahan (Vc)
b. Diameter bahan (d)
Rumus :
a. mteris

n = Vc (m/men) x 1000. put/men


π d (mm)

b. Imperial :

n = 4. Vc RPM
d

2) Kecepatan potong
Kecepatan potong (sayat) pada pembubutan adalah Kecepatan melingkar
Rumus :
Vc = π d n
Kecepatan potong bahan menggunakan alat potong jenis karbida lebih tinggi
dibandingkan dengan jenis HSS.
3) Kecepatan Pemakanan
Faktor yang menentukan :
Kekerasan bahan; kedalaman penyayatan ; bahan alat potong ; pengasahan sudut potong
/ ketajaman alat potong.
Umumnya juga berlaku, kecepatan pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada
proses penyelesaiannya menggunakan kecepatan pemakanan rendah.
d. Tes Formatif
1) Sebutkan dua faktor untuk menentukan kecepatan putaran mesin.
2) Diketahui suatu bahan mempunyai kecepatan potong 90 m/men, dan diameter bahan
tersebut 30 mm. Berapa kecepatan putaran mesin yang sesuai untuk membubut bahan
tersebut ?
3) Apa yang dimaksudkan dengan kecepatan potong ?
4) Jenis bahan alat potong mana yang mampu memotong dengan kecepatan potong lebih
tinggi, HSS atau karbida ?

Modul Seri M7.6A 8


5) Sebutkan tiga faktor untuk menentukan kecepatan pemakanan.
6) Diketahui suatu bahan Vc = 100 m/men ; besar penyayatan (F) = 0,5 mm/put.
7) Hitung kecepatan pemakanan (F) dalam mm/men, bila diameter bahan 25 mm.
e. Jawabab Tes Formatif
1) Kecepatan potong bahan (Vc) dan diameter bahan (d).
2)
n = Vc (m/men) x 1000. put/men
π d (mm)
n = 90 . 1000 . put/men
3,14 . 30

n = 955,4 put/men
3) Kecepatan potong adalah kecepatan melingkar
4) Karbida
5) Kekerasan bahan ; kedalaman penyayatan ; dan bahan alat potong.
6) F ( mm/men) = n (put/men) x F ( mm/put)
n = Vc.1000 = 100 . 1000 = 1273,9 Put/men
πd 3,14 . 25

F (mm/men) = n (put/men) x F (mm/put)


= 1273,9 x 0,5
= 636,95
= 637 mm/men
f. Tugas
1) Carilah informasi/tabel berapa Vc untuk bahan baja spesial seperti VCN dan stainless steel.
2) Tunjukkan bendanya, pahat HSS dan karbida.

Modul Seri M7.6A 9

Anda mungkin juga menyukai