Anda di halaman 1dari 29

1.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi komputer saat ini telah mengalami kemajuan yang
amat pesat . Dalam hal ini komputer telah diaplikasikan kedalam alat-alat
mesin perkakas diantaranya Mesin Bubut, Mesin Frais, Mesin Bor, dll. Hasil
perpaduan teknologi komputer dan teknologi mekanik inilah yang
selanjutnya dinamakan CNC (Computer Numerically Controlled). Sistem
pengoperasian CNC menggunakan program yang dikontrol langsung oleh
komputer. Secara umum konstruksi mesin perkakas CNC dan sistem
kerjanya adalah sinkronisasi antara komputer dan mekaniknya. Jika
dibandingkan dengan mesin perkakas konvensional yang setaraf dan
sejenis, mesin perkakas CNC lebih unggul baik dari segi ketelitian
(accurate), ketepatan (precision), fleksibilitas, dan kapasitas produksi.
Sehingga di era modern seperti saat ini banyak industri-industri produksi
mulai meninggalkan mesin-mesin perkakas konvensional dan beralih
menggunakan mesin-mesin perkakas CNC.
Secara garis besar pengertian mesin CNC adalah suatu mesin yang
dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (perintah
gerakan yang menggunakan angka dan huruf). Mesin CNC TU-2A adalah
mesin CNC bubut untuk tingkat dasar yang menggunakan bahasa
program standar yaitu G-code dengan standar DIN 66025 atau ISO 841.
Mesin bubut ini bergerak hanya pada 2 aksis dan berbentuk training unit
sehingga mesin ini disingkat menjadi mesin CNC TU-2A.
Mesin Bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya
mesin bubut konvensional yaitu gerakan ke arah melintang dan horizontal
dengan sistem koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja Mesin Bubut CNC
TU-2A juga sama dengan mesin bubut konvensional yaitu benda kerja yang
dipasang pada cekam berputar sedangkan alat potong diam.
Untuk arah gerakan pada Mesin Bubut diberi lambang sebagai berikut :
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu
putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu mesin bubut CNCTU-2A dapat
dilihat pada gambar ilustrasi di bawah ini :

Gambar 1 Sistem persumbuan CNC TU-2A

2. KOMPONEN UTAMA MESIN TURNING 2 AXIS (TU-2A)


Secara garis besar untuk peralatan keras pada mesin bubut CNC TU-2A
sama dengan mesin bubut konvensional dengan penambahan komponen

1
komputer dan display yang dihubungkan secara elektrik dari motor-motor
penggerak ke komputer. Adapun komponen-komponennya terdiri dari
kepala tetap (head stock), kepala lepas (tail stock), revolver pahat (tool post),
pahat, kompunter dan display. Untuk lebih jelasnya, komponen-komponen
tersebut akan dibahas dibawah ini.
A. Kepala tetap (Headstock)
Headstock digunakan untuk mencengkram benda kerja putar. Adapun
data teknologis yang perlu diketahui untuk mengatur putaran headstock
adalah kecepatan potong, kecepatan putar, dan pengaturan transmisi.

Gambar 2.3 Kepala Tetap (Headstock)

Kecepatan potong (cutting speed) dinotasikan Vc atau Cs dan bersatuan


meter/menit. Kecepatan potong tergantung pada material benda kerja
dan material pahat. Adapun kecepatan potong pada material umum
menggunakan pahat high-speed steel (HSS) seperti baja perkakas yaitu
25-45 [m/min] dan almunium yaitu 30-45 m/min].
Kecepatan putar (n) ditentukan melalui rumus atau mengunakan
diagram. Jika menggunakan rumus maka kecepatan putar adalah :
1000𝑉𝑐
𝑛=
𝜋𝑑
Dengan d adalah diameter benda kerja. Kecepatan putar menggunakan
diagram dapat dilihat pada Gambar 2.
Pemilihan transmisi dilakukan setelah mengetahui kisaran kecepatan
putar yang diinginkan. Pemilihan transmisi dapat dilihat melalui tabel
pemilihan transmisi yang biasanya terdapat pada nameplate mesin. Jika
sudah menentukan nomor transmisi yang diinginkan, pengganturan
transmisi dapat dilakukan dengan mengubah susunan belt transmisi
yang terdapat pada box transmisi mesin.

2
Gambar 2 Diagram penentuan kecepatan putar

B. Revolver pahat (Toolpost)


Toolpost merupakan alat
menempatkan pahat potong.
Pada mesin TU-2A, pahat
yang mampu ditempatkan
berjumlah 6 pahat yang terdiri
dari 3 buah pahat luar dan 3
buah pahat dalam seperti
terlihat pada Gambar 3.
Batasan posisi pahat luar
maksimum 13 mm dan posisi
pahat dalam rata pada bagian
belakang. Batasan posisi
penempatan pahat ini sangat
penting karena jika melebihi
batas, toolpost akan
tersangkut pada saat berputar
atau pada saat proses Gambar 3 revolver pahat dan
penukaran pahat. penempatan pahat.

C. Pahat
Jenis pahat dilihat dari arah pemakanannya dan penggunaannya.
Untuk luar terdapat pahat kanan, pahat kiri dan pahat netral.
Penggunaan dan ilustrasi arah pemakanannya dapat dilihat pada
gambar Gambar 4.

3
a) b)

c) d)

Gambar 4 Arah pemakanan pahat a) Pahat kanan, b) Pahat kiri,


c). Pahat netral, d). Pahat alur.
D. Kepala lepas (Tailstock)
Tail stock berfungsi untuk menahan
benda kerja dan melubangi bagian
sumbu benda kerja. Untuk menahan
benda kerja, satu bagian benda kerja
yang berputar ditahan oleh
headstock sedangkan bagian yang
lain ditahan oleh center lift yang
berada pada tailstock seperti pada
Gambar 5.

Gambar 5 Tailstock

E. Panel CNC
Papan panel dan pengoperasian panel dapat dilakukan sesuai dengan
keterangan pada Gambar 5.

Gambar 5 Panel untuk fungsi-fungsi manual

4
Keterangan gambar 5:
1. Saklar utama
2. Lampu kontrol saklar utama
3. Tombol emergensi
4. Display/sajian putaran spindel utama (Display RPM)
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch
8. Slot disk drive
9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC (H=
hand/manual, C=CNC)
10. Lampu control pelayanan CNC
11. Tombol START untuk eksekusi program CNC
12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC
13. Display untuk penunjukan harga masing-masing fungsi
(X, Z, F, H), dll.
14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC
15. Saklar layanan sumbu utama
16. Saklar pengatur asutan
17. Tombol koordinat sumbu X, Z

3. FUNGSI PELAYANAN MANUAL PADA TU-2A


Pada fungsi manual, yang dapat dilakukan adalah pemasangan pahat,
pengambilan data pahat dan penyetelan posisi pahat. Pada fungsi manual,
A. Proses pemasangan
Proses pemasangan pahat pada revolver pahat dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan posisi dudukan pahat, dengan salah satu cara :
 Tekan [FWD] & 2, revolver pahat akan bergerak 2 index
 Tekan [FWD] & 1 revolver pahat akan bergerak 1 index
2. Memasang pahat pada revolver pahat dapat dilihat dari gambar
7 degan cara :
 Gunakan plat (0,2/0.5/1 mm)
 Gunakan kunci hexagonal untuk mengencangkan atau
melepaskan baut hexagonal dalam
 Cek ketinggian pahat
 Gunakan senter yang dipasang pada tailstock untuk
memastikan ketinggian pahat dari plat yang digunakan

B. Pengambilan data pahat


Pengambilan data pahat dapat dilakukan dengan perkakas optik. Data
pahat ini sangat berguna saat melakukan pengerjaan benda kerja dimana
pahat yang digunakan lebih dari satu jenis. Misalkan pada proses
pengerjaan menggunakan pahat kanan dan pahat alur, operator tidak
perlu melakukan dua proses yang berbeda. Dalam satu proses

5
pengerjaan penggantian pahat dapat dilakukan namun posisi pahat
pertama dan pahat kedua harus di indentifikasi. Proses identifikasi ini
dapat dilihat dari data pahat. Adapaun langkah-langkah pengambilan
data pahat meliputi:
1. Pasang optik pada alas mesin dan atur ke tengah sumbu,
dengan cara :
 Atur ketinggian optik
 Ujung senter terlihat jelas
 Jarak optik ke ujung senter
2. Mendapatkan data pahat
 Gerakan pahat referensi ke garis silang pada optik seperti
terlihat pada gambar 6.
 Pahat referensi adalah pahat kanan
 Hapus sajian/data jarak “X” dan “Z” dengan menekan [DEL]
 Tulis datanya (harga “X” dan “Z”) ke lembar data pahat
 Indeksikan pahat berikutnya ke posisi kerja
 Gerakan pahat sampai tepat garis silang pada optik
 JANGAN MENEKAN [DEL]
 Tulis data “X” dan “Z” pada Lembar Data Pahat seperti pada
contoh tabel 1.

Pahat kanan Pahat kiri Pahat netral Pahat alur

-X -X -X

-Z +Z +Z +Z
+Z -Z -Z -Z

+X +X +X +X

Bor spiral Pahat dalam Pahat ulir luar Pahat ulir dalam
Bor senter -X -X

-X -Z -X +Z

-Z +Z -Z
-Z
+Z +X +Z +X

+X +X

Gambar 6. Tampilan posisi pahat pada teleskop

Tabel 1. Lembar Data Pahat


Nama Pahat Posisi Pahat Arah “X” Arah “Z”

 Penyetelan Posisi Pahat


Langkah-langkah penyetelan posisi pahat terhadap benda kerja :
1. Pasang benda kerja pada sprindel (chuck)

6
2. Gunakan senter putar untuk menahan benda kerja
3. Putar senter putar untuk menahan benda kerja
4. Penyetelan 0 (nol) arah “X”:
a. Goreskan pahat benda kerja dengan gerakan pelan/minimal
b. Tekan [DEL], untuk menghapus sajian/data X
c. Jauhkan pahat dari benda kerja. Gerakan arah X dahulu, baru
arah Z seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 7. Penyetelan posisi pahat arah X


5. Penyetelan 0 (nol) arah “Z”
a. Goreskan pahat pada benda kerja dengan gerakan
perlahan/minimal
b. Tekan [DEL], untuk menghapus sajian/data X
c. Jauhkan pahat dari benda kerja. Gerakan arah Z dahulu, baru
arah X seperti terlihat pada gambar 8.

Gambar 8 Penyetelan posisi pahat arah Z


6. Penyetelan posisi “X” dan “Z”
a. Gerakan pahat sejauh (X)
b. Gerakan pahat sejauh (Z)

7
Gambar 9 Penyetelan posisi “X” dan “Z”

7. Matikan motor spindel


8. Tekan tombol [H/C], untuk pindah ke Fungsi CNC

4. FUNGSI PELAYANAN CNC PADA TU-2A


Pada fungsi – CNC, kegiatan yang dapat dilakukan meliputi mengedit
(menulis/mengubah) program, mengechek / uji jalan program dan
mengeksekusi program.
A. Sistem pemrograman :
1. Sistem Inkremental
Setiap pengukuran didasarkan pada titik sebelumnya

Gambar 10 Sistem Inkremental


2. Sistem Absolut
Setiap pengukuran didasarkan pada satu titik referensi

8
Gambar 11 Sistem Absolut

Gambar 12 Latihan sistem inkremental dan absolut

B. Bagian-bagian dari program


1. Blok program (Program Blok)
Setiap program terdiri dari beberapa blok program
2. Kata program (Program word)
Setiap blok program terdiri dari beberapa kata program
Setiap kata merupakan kombinasi huruf dan angka
3. Adres program (Program Address)
Huruf pada kata (word) program disebut address

C. Huruf atau address pada EMCO TU-2A


N : Nomor block
G : Interpolasi gerakan
X : Gerakan pada arah sumbu X (Koordinat X)
Z : Gerakan pada arah sumbu Z (Koordinat Z)
F : Besarnya asutan (feeding)
H : Pembagian pemotongan (pada perintah G84) atau lebar pahat
(pada perintah G86)
M : Informasi pengatur / informasi tambahan
I : Koordinat titik pusat lingkaran arah sumbu X
K : Koordinat titik pusat lingkaran arah sumbu Z / atau besarnya kisar
ulir pada G33 dan G78
L : Nomor blok yang dilompati oleh G25 dan G27
T : Jumlah Indeks gerakan revolver pada M06
D. Kode Numerik Mesin CNC.
1. Fungsi G.
G00 : Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat).
G01 : Gerak lurus penyayatan.
G02 : Gerak melengkung cekung.
G03 : Gerak melengkung cembung.
G04 : Gerakan penyayatan berhenti sesaat.

9
G21 : Baris blok sisipan dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP.
G25 : Memanggil program subroutine.
G27 : Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju.
G33 : Pembuatan ulir tunggal.
G64 : Mematikan arus step motor.
G65 : Operasi disket (menyimpan atau memanggil program).
G73 : Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal.
G78 : Siklus pembuatan ulir.
G81 : Siklus pengeboran langsung.
G82 : Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat.
G83 : Siklus pengeboran dengan penarikan tatal.
G84 : Siklus pembubutan memanjang.
G85 : Siklus penghalusan lubang secara langsung.
G86 : Siklus pembuatan alur.
G88 : Siklus pembubutan melintang.
G89 : Siklus penghalusan lubang dengan waktu diam sesaat.
G90 : Program absolut.
G91 : Program inkremental.
G92 : Penetapan posisi pahat secara absolut.
2. Fungsi M.
M00 : Program berhenti.
M03 : Spindel berputar searah jarum jam (CW).
M05 : Putaran spindel berhenti.
M06 : perintah ganti tool.
M17 : Perintah kembali ke program utama.
M30 : Program berakhir.
M99 : Penentuan parameter I dan K.
3. Kode Alarm.
A00 : Salah perintah fungsi G atau M.
A01 : Salah perintah G02 atau G03.
A02 : Nilai X salah.
A03 : Nilai F salah.
A04 : Nilai Z salah.
A05 : Kurang perintah M30.
A06 : Putaran spindel terlalu cepat.
A09 : Program tidak ditemukan pada disket.
A10 : Disket diprotect.
A11 : Salah memuat disket.
A12 : Salah pengecekan.
A13 : Salah satuan mm atau inchi dalam pemuatan.
A14 : Salah satuan.
A15 : Nilai H salah.
A17 : Salah sub program.

E. Struktur Program
Tabel 3 Struktur program
N00 G92 Penetapan Titik Nol

10
N01 G95 Asutan dalam mm/put
N02 M03 Spindel ON
N03 G91/G90 Inkremental / Absolut
N04 G00 Gerakan cepat
N—G01, G84 Interpolasi lurus, siklus memanjang
N—G02, G03 Interpolasi melingkar
N—G33, G78 Pemotongan ulir
N—G86 Siklus pengaluran
N—G00 Gerakan cepat
N—M05 Spindel OFF
N—M30 Akhir Program

F. Aplikasi Fungsi G, Fungsi M dan Format Blok :


1. Fungsi G00
Perintah atau fungsi dengan kode G00 adalah perintah gerakan lurus
dan cepat. Pada pergerakan ini, pahat tidak melakukan proses
pemakanan. Penempatan fungsi ini pada kolom kedua pada blok
program seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Ilustrasi blok program fungsi G 00.
N G X Z F H
........ 00 ........ ........

Keterangan:
N : Nomor Blok
G : Kolom input fungsi atau perintah
X : Diameter yang dituju
Z : Gerak memanjang
F : Kecepatan langkah penyayatan
H : Kedalaman penyayatan
Contoh:
Susunlah program simulasi plotter (tanpa benda kerja) mengikuti alur
gerakan A-B-C-D-E-F-A seperti pada gambar 13. Program plotter
dibuat dengan metode Absolut dan Inkremental.

11
17 8

Ø18
Z+

Ø10
Ø22

Ø6
c b X+
d

e
f a

Gambar 13. Contoh pergerakan pahat fungsi G 00.


Metode Absolut Metode Inkremental
N G X Z F G X Z F
00 (a) 92 2200 0 92 2200 0
01 95 30 95 30
02 M03 M03
03 90 91
04 (b) 00 600 0 00 -800 0
05 (c) 00 600 -800 00 00 -800
06 (d) 00 1000 -800 00 200 00
07 (e) 00 1800 -2500 00 400 -1700
08 (f) 00 2200 -2500 00 200 00
09 (a) 00 2200 0 00 00 -2500
10 M30 M30

2. Fungsi G 01
Perintah atau fungsi dengan sandi G 01 adalah perintah gerakan
lurus, menyayat. Penempatan fungsi ini pada kolom kedua pada blok
program seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Ilustrasi blok program fungsi G 01.
N G X Z F H
........ 01 ........ ........ ........

Contoh:
Buatlah program simulasi plotter (tanpa benda kerja) mengikuti alur
gerakan penomoran seperti pada gambar 14. Program plotter dibuat
dengan metode Absolut dan Inkremental.

12
10 15

Ø21

Ø20
Ø22

Z+

X+
g

e
c f
b

Gambar 14. Contoh pergerakan pahat fungsi G 01.


Metode Absolut
N G X Z F H
00 (a) 92 2200 0
01 M03
02 (b) 01 2100 00 100
03 (c) 01 2100 -2500 100
04 (d) 01 2200 -2500 100
05 (a) 00 2200 00
06 (e) 01 2000 00 100
07 (f) 01 2000 -1500 100
08 (f) 01 2200 -1500 100
09 (a) 00 2200 00
14 M05
15 M30

3. Fungsi G 84
Perintah atau fungsi dengan sandi G 84 adalah perintah pembubutan
siklus. Penempatan fungsi ini pada kolom kedua pada blok program
seperti terlihat pada Tabel 6.
Tabel 5. Ilustrasi blok program fungsi G 84.
N G X Z F H
........ 84 ........ ........ ........ ........

Contoh:
Buatlah program simulasi plotter (tanpa benda kerja) seperti pada
gambar 15. Program plotter dibuat dengan metode Absolut.

13
10 15

Ø 16

Ø 10
Ø 22

Z+

d
X+

b c

Gambar 15. Contoh pergerakan pahat fungsi G 84.


Metode Absolut
N G X Z F H
00 (a) 92 2200 0
01 M03
02 (b) 84 1600 -2500 100 50
03 (c) 00 1600 00
04 (d) 84 1000 -1500 100 50
05 (a) 00 2200 0
06 M05
07 M30

4. Fungsi melingkar (G02 dan G03)


Perintah atau fungsi dengan sandi G02 adalah perintah pembubutan
radius/melengkung searah jarum jam (CW) sedangkan G03
berlawanan arah jarum jam. Sudut pembubutan radius besarnya
adalah 90oC. Penempatan fungsi ini pada kolom kedua pada blok
program seperti terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Ilustrasi blok program fungsi G02/G03.
N G X Z F H
........ 02 ........ ........ ........ ........
........ 03 ........ ........ ........ ........
........ M99 L K

Contoh:
Buatlah program simulasi plotter (tanpa benda kerja) mengikuti alur
gerakan a-b-c-d-e-a seperti pada gambar 16. Program plotter dibuat
dengan metode Absolut.

14
20

R4
R4

Ø22
Z

Ø14
X
B
3
G0
c
2 d
G0 a

e
a

Gambar 16. Contoh pergerakan pahat fungsi G02/G03.


Metode Absolut
N G X Z F H
00 (a) 92 2200 0
01 M03
02 (b) 00 600 00 100
03 (c) 03 1400 -400 100
04 (d) 01 1400 -1600 100
05 (e) 02 2200 -2000 100
06 (a) 00 2200 0
07 M05
08 M30

M99 adalah penentuan parameter I dan K. Parameter I adalah jarak


titik start melengkung sampai ke titik pusat lengkungan, tegak lurus
searah sumbu X. Sedangkan parameter K adalah jarak titik start
melengkung sampai ke titik pusat lengkungan, tegal lurus searah
sumbu Z. Perintah M99 ini dipergunakan apabila radius atau
lengkungan yang akan dibuat mempunyai sudut lebih dari 90°. Agar
lebih jelas perhatikan contoh-contoh berikut ini.
Contoh:
Buatlah program simulasi plotter (tanpa benda kerja) mengikuti alur
gerakan A-B-A seperti pada gambar 16. Program plotter dibuat
dengan metode Absolut.

15
21

22

18
B A

6
R2
Gambar 16. Contoh pergerakan pahat fungsi M99
5. Fungsi pemanggilan sub program (G25)

Fungsi G25 adalah perintah pemanggilan sub program. Sub


program dipergunakan pada saat kita melakukan pekerjaan
pengulangan dengan pola bidang yang sama dan sebangun.
Berikut adalah ilustrasi blok program untuk aplikasi fungsi G25.
Tabel 7. Ilustrasi blok program fungsi G25.
N G X Z F H
........ 25 ........ ........ ........ L30

Maksud dari L 30 pada kolom H di atas adalah nomor blok sub


program yang akan dipanggil pada saat proses pengerjaan
benda kerja. Sub program yang dibuat selalu dalam bentuk
incremental. Contoh dari pemograman G25 terlihat pada gambar

16
Gambar 17 Contoh program G25
Program dari G25 dapat dlihat pada Gambar 17.

Gambar 17 Contoh program G25

6. Siklus pengaluran (G86 )

17
Fungsi G86 adalah membuat alur menggunakan pahat grooving /
alur. Alur digunakan untuk menempatkan ring pengunci atau pahat
ini juga dapat digunakan untuk memotong benda kerja. Ilustrasi blok
program fungsi G25 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Ilustrasi blok program fungsi G25.


N G X Z F H
........ 86 ........ ........ ........ 300
Nilai H adalah lebar pahat (1/100 mm). Pada tabel diatas nilai 300
adalah ketebalan pahat alur 3 mm.

Prinsip kerja dan tahapan dari fungsi G86 dapat terlihat pada

Gambar 17 Siklur pengaluran (G86)

G. Penggunaan lebih dari satu pahat pada proses pengerjaan (M06)

18
Pengerjaan material dengan proses turning sangat memungkinkan
dilakukan menggunakan lebih dari satu jenis pahat. Seperti halnya pada
gambar 18 pengerkan objek benda kerja harus dibuat oleh paling tidak 2
jenis pahat yaitu pahat rata kanan dan pahat alur.

Pahat kanan

Pahat alur

Gambar 18. Pekerjaan dengan dua jenis penggunaan pahat


Untuk itu, saat program CNC berjalan, dimungkinan pergantian pahat.
Untuk fungsi pergantian pahat ini menggunakan kode M06. Ilustrasi dari
fungsi M06 dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel . Ilustrasi blok program fungsi M06.
N G X Z F H
........ M06 ........ ........ T...
Pada kolom X dan Z adalah selisih koordinat pahat pertama dengan
pahat kedua yang diisi berdasarkan penglihatan optik. Sedangkan pada
kolom F terdapat huruf T yang mengartikan index pahat kedua dengan
pahat pertama.

H. Pengecek Program / Uji Jalan


Ada dua tahapan untuk mengecek program sebelum di kerjakan pada
benda kerja yaitu pengujian secara matematis dan pengujian
menggunakan plotter.
1. Cek matematis
Tujuan cek matematis adalah hanya untuk mengetahui apakah
program yang dibuat sesuai dengan format atau tidak. Jadi untuk
kesalahan pemasukan/penulisan data pada cek matematis tidak
akan terdeteksi. Kesalahan secara matematis akan ditunjukan
dengan munculnya alarm.

Langkah-langkah untuk cek matematis :


1. Fungsi CNC
2. Kursor di N00
3. Tekan :[-] sampai pad ablok M30 (Akhir program)
4. Selesai kursor ke N00
2. Ploter (menggambar gerakan pahat)
Tujuannya adalah untuk mengetahui kesalahan
pemasukan/penulisan data program. Kesalahan akan terlihat dari
hasil gambar ploter yang merupakan simulasi gerakan pahat/alat
potong.
Langkah-langkah untuk mem-ploter :

19
1. Fungsi-MANUAL
2. Pasang ploter
3. Atur posisi ploter
4. Tekan :[H/C] untuk pindah ke fungsi CNC
5. Fungsi CNC
6. Kursor N00
7. Tekan salah satu cara berikut :
Bila ingin 7 blok program di eksekusi : 7 & [START]
Bila ingin 4 blok program di eksekusi : 4 & [START]
Bila ingin semua blok program di eksekusi : [START]

I. Eksekusi Program
Setelah program dipastikan tidak ada lagi kesalahan, program dapat di
eksekusi menggunakan benda kerja.
Langkah-langkah untuk eksekusi program CNC :
1. Fungsi –MANUAL
2. Pasang benda kerja secara senter pada headshock menggunakan
kunci chuck
3. Atur posisi pahat terhadap benda kerja (Lihat posisi X & Z pada blok
program G92: penempatan pahat)
4. Tekan : [H/C], untuk pindah ke fungsi CNC
5. Fungsi CNC
6. Kursor di N00
7. Tekan [START]

J. Mematikan Arus ke Motor Asutan


Setelah eretan bergerak, motor asutan selalu dalam kondisi ON (di layar
monitor ada gambar motor). Hal ini akan mengakibatkan motor asutn
menjadi panas. Untuk itu kita perlu mematikan arus yang masuk atau
mematikan motor asitan dengan cara sebagai berikut:
 Jika berada di Fungsi MANUAL :
1. Tekan : [H/C], untuk pindah ke Fungsi –CNC
2. Tekan : [=>], kursor (menyala) ke kolom G
3. Tekan : [DEL], bila ada sajian di kolom G
4. Tulis : 64
5. Tekan : [INP], gambar motor hilang dari layar monitor
 Jika berada di Fungsi CNC :
1. Tekan : [=>], kursor (menyala) ke kolom G
2. Tekan : [DEL], bila ada sajian di kolom G
3. Tulis : 64
4. Tekan : [INP], gambar motor hilang dari layar monitor

20
5. CONTOH SOAL DAN LATIHAN
Contoh 1. Fungsi G01
Isilah nilai pada kolom pemrograman inkremental berikut:
20 10

Ø22.5

Z+

Ø14
Ø20
X+

Batas pengasaran X= 0,25 Z= 0,25 6


5

Gambar 17 Contoh fungsi G01


Pemrograman incremental Pemrograman absolut
N G X Z F H N G X Z F H
00 92 3450 500 00 92 3450 500
01 M03 01 M03
02 91 02 90
03 00 03 00 2150 100
04 01 04 01 2150 -2975
05 01 05 01 2250 -2975
06 00 06 00 2250 100
07 00 07 00 2050 100
08 01 08 01 2050 -2975
09 01 09 01 2150 -2975
10 00 10 00 2150 100
11 00 11 00 1950 100
12 01 12 01 1950 -975
13 01 13 01 2050 -975
14 00 14 00 2050 100

21
15 00 15 00 1850 100
16 01 16 01 1850 -975
17 01 17 01 1950 -975
18 00 18 00 1950 100
19 00 19 00 1750 100
20 01 20 01 1750 -975
21 01 21 01 1850 -975
22 00 22 00 1850 100
23 00 23 00 1650 100
24 01 24 01 1650 -975
25 01 25 01 1750 -975
25 00 25 00 1750 100
27 00 27 00 1550 100
28 01 28 01 1550 -975
28 01 28 01 1650 -975
30 00 30 00 1650 100
31 00 31 00 1450 100
32 01 32 01 1450 -975
33 01 33 01 1550 -975
35 00 35 00 1550 100
36 00 36 00 1400 100
37 01 37 01 1400 -1000
38 01 38 01 2000 -1000
39 01 39 01 2000 -3000
40 01 40 01 2350 -3000
41 00 41 00 3450 500
42 M05 42 M05
43 M30 44 M30

Nilai Feeding (F) pada proses plotting adalah 400 (1 mm/put)


Nilai Feeding (F) pada proses pengerjaan benda kerja siklus pengasaran 20
(0,2 mm/put)
Nilai Feeding (F) pada proses pengerjaan benda kerja finishing 5 (0,05
mm/put)

22
Contoh 2. Fungsi G84
Isilah nilai pada kolom pemrograman absolut berikut:

20 10

Ø22.5

Z+

Ø14
Ø20
X+

Batas pengasaran X= 0,25 Z= 0,25 6


5

Gambar 17 Contoh fungsi G084


Pemrograman incremental Pemrograman Absolut
N G X Z F H N G X Z F H
00 92 3450 500 00 92 3450 500
01 95 01 95
02 M03 02 M03
03 91 03 90
04 00 -600 -400 04 00
05 84 -100 -3075 05 84
06 00 -100 0 06 00
07 84 -300 -1075 07 84
08 00 -325 0 08 00
09 01 0 -1100 09 01
10 01 300 0 10 01
11 01 0 -2000 11 01
12 01 125 0 12 01
13 00 600 3500 13 00 3450 500
14 M05 14 M05
15 M30 15 M30

23
Contoh 3. Fungsi G01, G84, G03 dan G02.
Isilah nilai pada kolom pemrograman absolut berikut:

Pemrograman Absolut
N G X Z F H
00 92 3450 500
01 M03
02 00 (s1) (s1)

03 84 (1) (1)

04 00 (s2) (s2)
05 84 (2) (2)
06 00 (s3) (s3)
07 84 (3) (3)

08 00 (s4) (s4)
09 84 (4) (4)
10 00 (s5) (s5)

11 84 (5) (5)
12 00 (s6) (s6)
13 84 (6) (6)

14 00 (SF) (SF)

15 01 (1) (1)

16 03 (2) (2)

17 01 (3) (3)

18 02 (4) (4)

19 01 (5) (5)

20 01 (6) (6)

21 00 (0) (0)

22 M05
23 M30

24
Contoh 4. Fungsi G01, G84, G03 dan G02.
Isilah nilai pada kolom pemrograman absolut berikut:

Pemrograman :
N G X Z F H N G X Z F H
00 92 3450 500
01 95
02 M03
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
17
18
19

25
Contoh 5. Fungsi G01, G84, G25, G03 dan G02
Isilah nilai pada kolom pemrograman absolut berikut:

N G X Z F H N G X Z F H
00 92
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17

26
Contoh 6. Fungsi G01, G25, dan G 86.
Isilah nilai pada kolom pemrograman absolut berikut:

N G X Z F H N G X Z F H
00 92
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17

27
28

Anda mungkin juga menyukai