A. Identitas
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Karakter Budaya Bangsa :
Mandiri, Kejujuran, Disiplin, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif dan tanggung jawab
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Kewirausahaan :
Kreatif, Komunikasi, Rasa ingin tahu dan Kejunuran
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung Kecepatan putaran mesin
2. Siswa dapat menghitung Kecepatan potong
3. Siswa dapat menghitung Kecepatan Pemakanan
4. Siswa dapat menghitung Menyetel kecepatan putar, potong, dan kecepatan pemakanan
pada mesin.
5. Siswa dapat menghitung Identifikasi peralatan cekam dan alat bantu pembubutan.
C. Materi Pembelajaran
1) Kecepatan Putaran Mesin
Faktor penentu untuk penghitungan kecepatan putaran mesin ialah :
a) Kecepatan Potong (Vc) bahan yang akan dibubut.
b) Diameter bahan yang akan dibubut (d)
Kecepatan putaran mesin (n) adalah kecepatan potong Bahan (Vc) dibagi dengan
keliling bahan tersebut.
Jadi,
Vc
n =
d
Standar penulisan satuan Vc untuk metrik dalam m/menit (=m/men) dan satuan
imperialnya dalam ft/min ( feet / minute)
Untuk satuan metrik :
n = Vc (m.men) .
d (mm)
Vc (ft/men)
n =
d (inch)
Vc 12 (inch/men)
n = 3
d (inch)
4. Vc
n = RPM
d
Contoh perhitungan :
Diketahui : Baja Lunak (Vc = 35 m / men ) 20 mm akan dibubut dengan pahat
HSS
Hitung : Kecepatan Putaran mesin
Perhitungan :
n = 557,6 put/men
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya untuk membuat menyetel putaran mesin agar
sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada tabel yang ditempel di mesin tersebut.
Artinya, putaran mesin aktualnya dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling
dekat dengan hasil perhitungan di atas.
Misalnya, pada mesin tersedia putaran 500,550,600, maka dipilih yang mendekati
yaitu 550 put/men.
2) Kecepatan potong
Gerakan utama pada pembubutan ialah gerakan perputaran benda kerja. Karena
kecepatan gerakan utama sama dengan kecepatan sayat maka kecepatan sayat pada
pembubutan adalah kecepatan melingkar.
Vc = . d . n
Dimana :
Vc = Kecepatan potong dalam m/menit
(satuan metrik) atau dalam ft/min ( satuan imperial)
d = Diameter benda kerja dalam mm (Metrik ) atau inchi ( imperial)
n = Jumlah putaran benda kerja dalam put / men atau RPM
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum sudah diselidiki
para ahli dan sudah ditabelkan. Sehingga, dalam penggunaannya tinggal
menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dengan Vc bahan tersebut pada
tabel Vc bahan.
Untuk bahan-bahan khusus / spesial tabel Vc-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat
bahan tersebut.
Pada tabel Vc juga disertakan jenis bahan alat potongnya. Biasanya, dikelompokkan
menjadi 2 macam bahan alat potong yakni HSS (=High Speed Steel) dan karbida
(=carbide) .
Dari tabel Vc berikut terlihat bahwa dengan alat potong berbahan karbida kecepatan
potongnya lebih cepat dibandingkan dengan alat potong HSS.
Tabel 2.3. Kecepatan Potong Bahan
HSS Karbida
Bahan
m/men Ft/min M/men Ft/min
Baja lunak
18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800
(Mild Steel)
Besi Tuang (Cast Iron) 14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500
Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700
Tembaga 45 – 90 150 – 300 150 – 450 500 – 1500
Kuningan 30 – 120 100 – 400 120 – 300 400 – 1000
Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 300 – 600
3) Kecepatan Pemakanan
Kecepatan pemakanan /ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa
faktor seperti kekerasan bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong,
bahan alat potong, ketajaman alat potong, juga kesiapan mesin yang akan dipakai.
Kesiapan mesin ini dapat diartikan juga seberapa mampu mesin tersebut dapat
mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal.
Disamping beberapa pertimbangan di atas, umumnya ditentukan juga kecepatan
pemakanan tinggi untuk proses pengasaran dan pada proses penyelesaiannya
digunakan kecepatan pemakanan rendah supaya kualitas permukaan hasil
penyayatannya menjadi lebih bagus.
Pada mesin bubut, sudah dipasang tabel kecepatan pemakanan atau lebih tepatnya
disebut besar pemakanan dalam satuan mm/putaran. Jadi, misalnyaa pada mesin itu
disetel besar pemakan 0,2 artinya pahat akan bergeser 0,2 mm jika benda kerja
berputar 1 kali putaran.
Makin pendek pergeseran pahat tiap kali putaran benda kerja maka kekasarannya
makin rendah atau lebih halus.
Tabel besar pemakanan pada mesin baru berlaku jika mesin bubut tersebut dijalankan
dalam mode otomatis.
Menghitung kecepatan pemakanan (=F dari kata Feeding )
F (mm/men) = F (mm/put) x n ( put/men)
Contoh :
Hasil perhitungan ditentukan n = 500 put/men F dimesin disetel pada 0,2 mm/put
Berapa kecepatan pemakanannya (F dalam mm/men)
Perhitungan :
F= 0,2 mm/put x 500 put/men = 100 mm/men
Penyetelan gigi-gigi dan tuas-tuas seperti diatas mesin harus dalam keadaan
berhenti.
Misalnya, akan membesarkan lubang pada mesin bubut. Prosesnya, alat potong masuk
dari ujung benda kerja, maka alat cekam yang cocok dapat digunakan cekam bubut
rahang tiga.
Demikian juga, untuk mengebor, merimer, ataupun memotong benda kerja, cocok
menggunakan cekam bubut rahang tiga, Untuk proses pengulir, selain diperlukan
cekam bubut, jika bagian yang akan diulir cukup panjang atau diperkirakan akan
melinting saat diulir, perlu didukung dengan senter jalan pada ujung benda kerja
tersebut.
D. Metoda Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Pengamatan
Demonstrasi
Tugas-tugas
E. Langkah Langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka
- Mengebsen siswa
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan fungsi, cara perawatan pelumasan
- Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diterangkan
- Guru menerangkan kembali yang belum dimengerti
- Siswa mendengarkan dan menyimak materi pelajaran
3. Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
- Evaluasi
F. Bahan /Sumber Belajar
- Lag top, Elcd
- Spidol, white board
- Modul
G. Penilaian
- Test tertulis
- Test lisan
- Tugas-tugas
- Soal esay test
Tes
1) Sebutkan dua faktor untuk menentukan kecepatan putaran mesin.
2) Diketahui suatu bahan mempunyai kecepatan potong 90 m/men, dan diameter bahan
tersebut 30 mm. Berapa kecepatan putaran mesin yang sesuai untuk membubut
bahan tersebut ?
3) Apa yang dimaksudkan dengan kecepatan potong ?
4) Jenis bahan alat potong mana yang mampu memotong dengan kecepatan potong
lebih tinggi, HSS atau karbida ?
5) Sebutkan tiga faktor untuk menentukan kecepatan pemakanan.
6) Diketahui suatu bahan Vc = 100 m/men ; besar penyayatan (F) = 0,5 mm/put.
7) Hitung kecepatan pemakanan (F) dalam mm/men, bila diameter bahan 25 mm.
e. Jawaban Tes
1) Kecepatan potong bahan (Vc) dan diameter bahan (d).
2)
Vc (m/men) x 1000.
n = d (mm) put/men
90 . 1000 .
n = put/men
3,14 . 30
n = 955,4 put/men
d 3,14 . 25
∑
Skor yang
No Aspek Indikator Skor maks Ket
dicapai
1 Soal No.1 Terjawab benar 20
2 Soal No.2 Terjawab benar 40
3 Soal No.3 Terjawab benar 40
Jumlah skor maksimal 100
Jumlah skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
lulus/ tidak
Kesimpulan
lulus
Skor perolehan
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
A. Identitas
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Karakter Budaya Bangsa :
Mandiri, Kejujuran, Disiplin, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif dan tanggung jawab
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Kewirausahaan :
Kreatif, Komunikasi, Rasa ingin tahu dan Kejunuran
B. Tujuan Pembelajaran
6. Siswa dapat menerapkan parameter pemotonga mesin bubut
7. Siswa dapat menggunakan parameter pemotongan mesin bubut untuk berbagai jenis
pekerjaan
C. Materi Pembelajaran
Proses bubut atau turning masih banyak digunakan didalam industri dewasa ini, begitu juga
di Indonesia, berikut adalah rumus-rumus penting yang digunakan untuk menghitung berbagai
parameter permesinan dari mesin bubut
a. Definisi
Kecepatan Pemotongan
dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering juga disebut
dengan kecepatan pada permukaan
dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm) perhatikan gambar berikut,
bila menggunakan insert untuk pemotongan bubut, maka pemilihan parameter sedikit berbeda,
meskipun secara pengertian sama persis apa yang harus dihitung
dengan lm adalah panjang benda kerja yang dipotong, untuk benda berbentuk lurus tentunya
mudah bukan, namun untuk benda berbentuk tirus, panjang benda kerja dihitung dengan
v = p.d.n /1.000
Di mana:
p = 3,14
Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja. Selain
kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja, faktor bahan benda kerja, dan bahan
pahat sangat menentukan harga kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut
kecepatan potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga kecepatan potong
sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja mild steel dengan pahat dari HSS, kecepatan
potongnya antara 20 sampai 30 m/menit. Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh
oleh pahat setiap benda kerja berputar satu kali (Gambar .4), sehingga satuan f adalah
mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin, material benda kerja,
material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan permukaan yang diinginkan. Gerak makan
biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan kedalaman potong (a). Gerak makan tersebut
berharga sekitar 1/3 sampai 1/20 (a), atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki. Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang
dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum
terpotong (lihat Gambar .4). Ketika pahat memotong sedalam a, maka diameter benda kerja akan
berkurang 2a, karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi, akibat dari
benda kerja yang berputar.
Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada Gambar .1, pada mesin bubut dapat
juga dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses
pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring), pembuatan
ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/partingoff).
Proses tersebut dilakukan di mesin bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar
proses pemesinan bisa dilakukan.
atau
Jika satuan n adalah satuan radian permenit (rpm) dan diameter benda dalam satuan mm maka
rumus diatas menjadi :
Sehingga
Bahan benda kerja berpengaruh pada harga kecepatan potong semakin keras benda kerja
semakin rendah kecepatan potongnya dan berlaku sebaliknya semakin lunak benda kerja
semakin besar kecepatan potongnya.
Alat potong yang memiliki kekerasan yang tinggi, maka kecepatan potongnya juga akan
semakin besar demikian pula sebaliknya.
3. Besar Asutan
Besar asutan adalah besar jarak pemakanan pahat dalam arah longitudinal atau membujur,
semakin besar jarak pemakanan dalam arah membujur maka kecepatan potong akan semakin
kecil, dan semakin kecil jarak pemakanan maka semakin besar kecepatan potongnya.
4. Kedalaman Pemotongan
Kedalaman penyayatan adalah besar jarak pemakan pahat dalam arah melintang, semakin besar
jarak pemakanan pahat dalam arah melintang semakin kecil kecepatan potongnya, dan semakin
kecil jarak pemakanan pahat dalam arah melintang semakin besar kecepatan potongnya.
Contoh 1
Sebuah benda kerja yang terbuat dari baja karbon dengan diameter & 90 mm akan dibubut
sehingga diameternya menjadi & 40 mm. Berapa putaran mesin yang digunakan jika pahat
terbuat dari HSS dan diinginkan hasil pembubutan yang halus?
Diketahui :
Jawab :
Contoh 2
Sebuah benda kerja memiliki diameter D = 0,75 inchi, akan dibubut dengan kecepatan potong
100 feet/menit, hitung putaran mesin yang diperlukan!
D. Metoda Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Pengamatan
Demonstrasi
Tugas-tugas
E. Langkah Langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka
- Mengebsen siswa
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan fungsi, cara perawatan pelumasan
- Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diterangkan
- Guru menerangkan kembali yang belum dimengerti
- Siswa mendengarkan dan menyimak materi pelajaran
3. Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
- Evaluasi
F. Bahan /Sumber Belajar
- Lag top, Elcd
- Spidol, white board
- Modul
G. Penilaian
- Test tertulis
- Test lisan
- Tugas-tugas
- Soal esay test
Tes
1. Sebutkan rumus kecepatan potong ?
2. Sebutkan perhitungan analisis dayanya !
3. Sebutkan tiga Parameter Utama dalam mesin bubut !
Jawaban
1. dihitung dari putaran per menit terhadap diameter benda kerjanya, sering juga disebut
dengan kecepatan pada permukaan
dengan Y0 adalah sudut chip, dan hm adalah ketebalan chip(mm) perhatikan gambar
berikut, bila menggunakan insert untuk pemotongan bubut, maka pemilihan parameter
sedikit berbeda, meskipun secara pengertian sama persis apa yang harus dihitung
3. Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed),
gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan
benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi
tiga parameter di atas adalah bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin
bubut. Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel)
dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per
minute, rpm).
Pedoman Penilaian
∑
Skor yang
No Aspek Indikator Skor maks Ket
dicapai
1 Soal No.1 Terjawab benar 20
2 Soal No.2 Terjawab benar 40
3 Soal No.3 Terjawab benar 40
Jumlah skor maksimal 100
Jumlah skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
lulus/ tidak
Kesimpulan
lulus
Skor perolehan
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
A. Identitas
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Karakter Budaya Bangsa :
Mandiri, Kejujuran, Disiplin, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif dan tanggung jawab
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Kewirausahaan :
Kreatif, Komunikasi, Rasa ingin tahu dan Kejunuran
B. Tujuan Pembelajaran
8. Siswa dapat Mengidentifikasi alat potong mesin bubut.
9. Siswa dapat Menggunakan alat potong mesin bubut untuk berbagai jenis pekerjaan
C. Materi Pembelajaran
Bor senter adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga yaitu: bor
senter standar (standar centre drill), bor senter dua mata sayat (safety type centre drill) dan bor
senter mata sayat radius (radius form centre drill).
a) Bor senter standar (Standard centre drill):
Bor senter standar memiliki sudut mata sayat pengarah sebesar 60º, sehingga hasil
lubang senter yang dibuat memiliki sudut yang sama dengan sudut mata sayatnya. Bor senter
jenis ini memiliki dua ukuran, yaitu bor senter standar panjang normal dan bor senter ekstra
pendek/ panjang.
Penggunaan senter bor pada proses pembubutan harus pasang atau diikat dengan cekam bor
(drill chuck) yang dipasang pada kepala lepas. Pemasangan senter drill dan hasilnya pada proses
pembubutan dapat dilihat pada gambar berikut.
Untuk megetahui standar ukuran diameter bodi dan diameter ujung bor senter dalam satuan mm
dapat dilihat pada tabel.
Hal lain yang penting diketahui bahwa,jenis senter bor yang sering digunakan
dilingkungan industri manufaktur maupun pendidikan adalah senter bor standar dan senter bor
bentuk radius.
Mata bor adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat
lubang pada benda pejal. Dalam membuat diameter lubang bor dapat disesuaikan dengan
kebutuhan, yaitu tergantung dari diameter mata bor yang digunakan.
Kontersing (Countersink) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi
untuk membuat champer pada ujung lubang agar tidak tajam atau untuk membuat champer pada
ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus. Sesuai kebutuhan pekerjaan
dilapangan apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu, kontersing tangkai
lurusdan kontersing tangkai tirusdan apabila dilihat dari sisi jumlah mata sayatnya kontersink
terbagi menjadi eman jenis yaitu, jumlah mata sayat satu, mata sayat dua, mata sayat tiga, mata
sayat empat, mata sayat lima dan mata sayat enam. Sedangkan apabila dilihat dari sudut mata
sayatnya, kontersing terbagi menjadi enam jenis juga yaitu, kontersing sudut mata sayat 60º, 82º,
90º, 100º dan 120º. Apabila dilihat dari tangkainya, kontersing dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu kontersing tangkai lurus dan kontersing tangkai tirus:
Apabila dilihat dari jumlah mata sayatnya, kontersing dapat dibagi menjadi enam jenis
yaitu: kontersing mata sayat satu, kontersing mata sayat dua, kontersing mata sayat tiga,
kontersing mata sayat empat, kontersing mata sayat lima dan kontersing mata sayat enam.
c) Kontersing mata sayat satu:
Kontersingmata sayat satu, memiliki jumlah mata sayat satu yang berfungsi untuk
menchamper ujung lubang pada benda kerja agar tidak tajam atau sebagai pengarah/
menchamper ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus dan radius. Hasil
pembubutan champer dengan kontersingmata sayat satu sudut 100º dapat dilihat pada gambar.
Konterbor (counterbor) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi
untuk membuat lubang bertingkat. Hasil lubang bertingkat berfungsi sebagai dudukan kepala
baut L. Jenis alat ini apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi dua yaitu konterbor tangkai
lurus dan konterbor tangkai tirus.
Apabila dilihat dari sisi ujung mata sayatnya, alat ini juga terbagi menjadi dua yaitu, konterbor
dengan pengarah dan konterbor tanpa pengarah.
Rimer mesin adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
memperhalus dan memperbesar lubang dengan toleransi dan suaian khusus sesuai tuntutan
pekerjaan, yang prosesnya benda kerja sebelumnyadibuat lubang terlebih dahulu. Pembuatan
lubang sebelum dirimer, untuk diameter sampai dengan 10 mm dianjurkan diameternya dibuat
lebih kecil dari diameter nominal rimer yaitu antara 0,15 ÷ 0,25 mm dan untuk lubang diameter
10 mm keatas, dianjurkan diameternya dibuat lebih kecil dari diameter nominal rimer yaitu
antara 0,25 ÷ 0,60 mm. Tujuan dilakukan pengurangan diameter sebelum dirimer adalah, agar
hasilnya lebih maksimal dan beban pada rimer tidak terlalu berat sehingga memilki umur lebih
panjang.
Apabila dilihat dari fungsinya rimer mesin terbagi menjadi tiga yaitu, reamer mesin untuk
lubang pin, reamer untuk luang lurus dan reamer untuk lubang tirus.
a) Rimer Mesin Untuk Lubang Pin
Rimer mesin untuk lubang pin apabila dilihat dari bentuk mata sayatnya terbagi menjadi
tiga yaitu, reamer pin tirus mata sayat lurus/ straight taper pin reamer, reamer pin tirus mata
sayat spiral/ spiral taper pin reamer dan reamer pin tirus mata sayat helik (helical taper pin
reamer). Rimer jenis ini berfungsi untuk membuat lubang pin tirus, yang memilki ketirusan
standar.
Untuk mendaptkan hasil lubang sesuai toleransi dan suaian yang diinginkan, garis sumbu
rimer harus benar-benar sepusat dengan garis sumbu lubang yang akan direamer. Untuk merimer
lubang lurus yang tembus, sebaiknya kedalamannya dilebihkan kurang lebih 1/3 dari mata
sayatnya, hal ini dilakukan agar lubang benar-benar lurus. Untuk mereamer lubang tirus,
disarankan lubang yang akan direamer sebelumnya dibuat bertingkat terlebih dahulu dengan
tujuan agar rimer tidak menerima beban yang berat. Selain itu agar mendapatkan hasil yang
maksimal dan reamer yang digunakan awet, pada saat meramer harus menggunakan putaran
mesin yang sesuai dan selalu menggunakan air pendingin atau oli.
6) Kartel (Knurling)
Kartel (knurling) adalah suatu alat pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat
alur-alur melingkar lurus atau silang pada bidang permukaan benda kerja bagian luar atau
dalam. Tujuan pengkartelan bagian luar adalah agar permukaan bidanng tidak licin pada saat
dipegang, contohnya terdapat pada batang penarik, tangkai palu besi dan pemutar yang dipegang
dengan tangan. Untuk pengkartelan bagian dalam tujuannya adalah untuk keperluan khusus,
misalnya memperkecil lubang bearing yang sudah longgar. Bentuk/ profil hasil pengkartelan ada
tiga jenis yaitu: belah ketupat/ intan, menyudut/ silang dan lurus. Hasil pengkartelan tergantung
dari bentuk gigi pisau kartel yang digunakan.
Pada saat digunakan gigi pisau kartel dipasang pada pemegangnya (holder). Untuk
pengkartelan bentuk lurus, hanya diperlukan sebuah gigi pisau kartel bentuk lurus yang dipasang
pada dudukannya dengan posisi tetap/ rigid. Pada pengkartelan bentuk menyudut dan ketupat/
intan, diperlukan sepasang gigi pisau kartel bentuk menyudut/ silang yang dipasang pada
dudukannya. Pemegang gigi kartel menyudut/ silang, ada yang satu dudukan dan ada yang tiga
dudukan.
Konstruksi atau bentuk pemegang/ holder gigi pisau kartel dibuat sesuai profil bidang
yang akan dikartel, sehingga dapat dipilih sesuai kebutuhan. Macam-macam bentuk pemegang
gigi pisau kartel buatan dari salah satu pabrikan dapat dilihat pada gambar.
7) Pahat Bubut
Pahat bubut merupakan salahsatu alat potong yang sangat diperlukan pada
prosespembubutan, karena pahat bubut dengan berbagai jenisnya dapat membuat benda kerja
dengan berbagai bentuk sesuai tututan pekerjaan misalanya, dapat digunakan untuk membubut
permukaan/ facing, rata, bertingkat, alur, champer, tirus, memperbesar lubang, ulir dan
memotong Kemampuan/performa pahat bubut dalam melakukan pemotongan sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, jenis bahan/ material yang digunakan, geometris
pahat bubut, sudut potong pahat bubut dan bagaimana apakah teknik penggunaanya sudah sesuai
petunjuk dalam katalog. Apabila beberapa faktor tersebut diatas dapat terpenuhi berdasarkan
standar yang telah ditentukan, maka pahat bubut akan maksimal kemampunannya/ performanya.
Setiap pabrik pembuat pahat bubut biasanya pada buku catalognya selalu mencantumkan
spesifikasi dan klasifikasi produk buatannya, diantaranya mencantumkan kode standar yang
digunakan misalnya dengan standar ISO 513.
D. Metoda Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Pengamatan
Demonstrasi
Tugas-tugas
E. Langkah Langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka
- Mengebsen siswa
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan fungsi, cara perawatan pelumasan
- Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diterangkan
- Guru menerangkan kembali yang belum dimengerti
- Siswa mendengarkan dan menyimak materi pelajaran
3. Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
- Evaluasi
F. Bahan /Sumber Belajar
- Lag top, Elcd
- Spidol, white board
- Modul
G. Penilaian
- Test tertulis
- Tugas-tugas
- Soal esay test
Tes tertulis
1. Sebutkan fungsi alat potong pada mesin bubut dan apa saja alat potong yang biasa
dipergunakan dalam mesin bubut ?
2. Sebutkan ada berapa alat potong pada bor center ?
3. Sebutkan dan jelaskan pengertian dari kontersing dan bagian-bagiannya ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengkartelan ?
Kunci jawaban
1. Alat potong berfungsi untuk menyayat/ memotong benda kerja sesuai dengan tuntutan
bentuk dan ukuran pada gambar kerja. Pada proses pembubutan ada beberapa jenis alat
potong yang digunakan diantaranya: senter bor/ centre drill, mata bor/ drill, konter
bor, reamer, kontersing, pahat bubut dll.
2. Jenis bor senter ada tiga yaitu: bor senter standar (standar centre drill), bor senter dua
mata sayat (safety type centre drill) dan bor senter mata sayat radius (radius form centre
drill).
3. Kontersing (Countersink) adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi
untuk membuat champer pada ujung lubang agar tidak tajam atau untuk
membuat champer pada ujung lubang untuk membenamkan kepala baut berbentuk tirus.
Sesuai kebutuhan pekerjaan dilapangan apabila dilihat dari tangkainya terbagi menjadi
dua yaitu, kontersing tangkai lurus dan kontersing tangkai tirusdan apabila dilihat dari
sisi jumlah mata sayatnya kontersink terbagi menjadi eman jenis yaitu, jumlah mata
sayat satu, mata sayat dua, mata sayat tiga, mata sayat empat, mata sayat lima dan mata
sayat enam. Sedangkan apabila dilihat dari sudut mata sayatnya, kontersing terbagi
menjadi enam jenis juga yaitu, kontersing sudut mata sayat 60º, 82º, 90º, 100º dan 120º.
Apabila dilihat dari tangkainya, kontersing dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu
kontersing tangkai lurus dan kontersing tangkai tirus.
4. Kartel (knurling) adalah suatu alat pada mesin bubut yang berfungsi untuk membuat
alur-alur melingkar lurus atau silang pada bidang permukaan benda kerja bagian luar
atau dalam. Tujuan pengkartelan bagian luar adalah agar permukaan bidanng tidak licin
pada saat dipegang, contohnya terdapat pada batang penarik, tangkai palu besi dan
pemutar yang dipegang dengan tangan.
Pedoman Penilaian
Skor yang
No Aspek Indikator Skor maks Ket
dicapai
1 Soal No.1 Terjawab benar 20
2 Soal No.2 Terjawab benar 20
3 Soal No.3 Terjawab benar 30
4 Soal No. 4 Terjawab benar 30
Jumlah skor maksimal 100
Jumlah skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
lulus/ tidak ∑
Kesimpulan
lulus
Skor perolehan
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
A. Identitas
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Karakter Budaya Bangsa :
Mandiri, Kejujuran, Disiplin, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif dan tanggung jawab
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Kewirausahaan :
Kreatif, Komunikasi, Rasa ingin tahu dan Kejunuran
B. Tujuan Pembelajaran
10. Siswa dapat menerapkan teknik permesinan bubut.
11. Siswa dapat menggunakan teknik permesinan bubut untuk berbagai jenis pekerjaan.
C. Materi Pembelajaran
Mesin Bubut
adalah suatu Mesin perkakas yang digunakan untuk memotong benda yang
diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan pada pahat yang digerakkan
secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja
disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak umpan.
Dengan mengatur perbandingan kecepatan rotasi benda kerja dan kecepatan translasi pahat maka
akan diperoleh berbagai macam ulir dengan ukuran kisar yang berbeda. Hal ini dapat dilakukan
dengan jalan menukar roda gigi translasi yang menghubungkan poros spindel dengan poros ulir.
Roda gigi penukar disediakan secara khusus untuk memenuhi keperluan pembuatan ulir. Jumlah
gigi pada masing-masing roda gigi penukar bervariasi besarnya mulai dari jumlah 15 sampai
dengan jumlah gigi maksimum 127. Roda gigi penukar dengan jumlah 127 mempunyai
kekhususan karena digunakan untuk konversi dariulir metrik ke ulir inci.
Mesin bubut tahun 1911 menunjukkan bagian-bagiannya.
* membubut lurus
Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja, sedangkan
untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja. Dalam pembubutan yang otomatis pahat
dapat digeserkan maju dan mundur kearah melintang.
* membubut tirus
Dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang
2. denganmenggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
3. dengan memasang perkakas pembentuk
* membubut eksentris
Bila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda kerja itu di
sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.
* membubut alur
untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan jenisnya ada yang
lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri.
* memotong benda kerja
Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan sebuah pahat pengalur
dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang di jepit diantara senter-senter
tidak boleh putus karena dapat melentur dan menghimpit pahat.
* mengebor pada mesin bubut
pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda kerja yang berputar dan
senter yang berputar
* membubut dalam
Untuk membesarkan lubang yang sudah ada dapat digunakan pahat dalam, caranya tidak jauh
berbeda dengan membubut lurus. Pahatnya punya bentuk tersendiri
* membubut profil
Untuk membubut pembulatan pahatnya diasah menurut bentuk profilnya, pahat profil terutama
cocok untuk membubut profil pada produk-produk yang pendek, pada umumnya pahat bubut
tidak terlalu tebal sehingga umur pemakaiannya pendek.
* mengkartel
Adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja dengan gigi kartel yang tersedia. Kartel dipasang
pada rumah pahat dan kedudukannya harus setinggi senter. Kerja kartel ini adalah menekan
benda kerja bukan menyayat seperti pahat bubut.
* membubut ulir sekrup
Untuk membuat ulir sekrap dengan mesin bubut digunakan pahat khusus yang berbentuk seperti
: pahat ulir, segitiga, segi empat, trapesium, bulat dan jenis khusus lainnya. Untuk memeriksa
pahat ulir,digunakan mal ulir.
Operasi pada mesin bubut ada beraneka ragam antara lain
• Pembubutan
• Pengeboran
• Pengerjaan tepi
• Penguliran
• Pembubutan tirus
• Penggurdian
• Meluaskan lubang
a.Pembubutan Silindris
Benda disangga diantara kedua pusatnya.
b.Pengerjaan Tepi (Facing)
Pengerjaan tepi adalah apabila permukaan harus dipotong pada pembubut. Benda kerja biasanya
dipegang pada plat muka atau dalam pencekam. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi dilakukan
dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena pemotongan tegak lurus terhadap sumbu
putaran maka kereta luncur harus dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan
aksial.
c.Pembubutan Tirus
Terdapat beberapa standar ketirusan1 dalam praktek komersial. Penggolongan berikut yang
umum digunakan :
1.Tirus Morse, banyak digunakan untuk tangkai gurdi, leher, dan pusat pembubut. Ketirusannya
adalah 0,0502 mm/mm (5,02%).
2.Tirus Brown dan Sharp, terutama digunakan dalam memfris spindel mesin : 0,0417 mm/mm
(4,166%).
3.Tirus Jarno dan Reed, digunakan oleh beberapa pabrik pembubut dan perlengkapan penggurdi
kecil. Semua sistem mempunyai ketirusan 0.05 mm/mm (5,000%),tetapi diameternya berbeda.
4.Pena tirus.
Digunakan sebagai pengunci. Ketirusannya 0,0208 mm/mm (2,083%).
d.Memotong Ulir
Biasanya pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir yang harus
dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan dengan menggerinda pahat menjadi
bentuk yang sesuai dengan menggunakan gage atau plat pola. Gage ini disebut gage senter sebab
juga bisa digunakan sebagai gage penyenter mesin bubut. Pemotong berbentuk khusus bisa juga
digunakan untuk memotong ulir.
D. Metoda Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Pengamatan
Demonstrasi
Tugas-tugas
E. Langkah Langkah Kegiatan
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka
- Mengebsen siswa
- Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan fungsi, cara perawatan pelumasan
- Guru mengadakan tanya jawab tentang materi yang diterangkan
- Guru menerangkan kembali yang belum dimengerti
- Siswa mendengarkan dan menyimak materi pelajaran
3. Kegiatan Akhir
- Kesimpulan
- Evaluasi
F. Bahan /Sumber Belajar
- Lag top, Elcd
- Spidol, white board
- Modul
G. Penilaian
- Test tertulis
- Test lisan
- Tugas-tugas
Tes
1. Jelaskan prinsip kerja mesin bubut ?
2. Sebutkan jenis-jenis mesin bubut !
3. Sebutkan jenis pengerjaan di mesin bubut !
Jawaban
1. Mesin bubut yang menggunakan sabuk di Hagley Museum. Poros spindel akan memutar
benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi pada poros spindel.
Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh
klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang
membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
2. Jenis-jenis mesin bubut
a. Mesin Bubut Universal
b. Mesin Bubut Khusus
c. Mesin Bubut konvensional
d. Mesin Bubut dengan computer (CNC)
3. Jenis pengerjaan pada mesin bubut
a. membubut lurus
Pada pembuatan memanjang gerak jalan pahat sejajar dengan poros benda kerja,
sedangkan untuk pembubutan yang datar ini pada benda kerja. Dalam
pembubutan yang otomatis pahat dapat digeserkan maju dan mundur kearah
melintang.
b. membubut tirus
Dapat dilakukan dengan 3 cara :
- dengan menggeser posisi kepala lepas kearah melintang
- denganmenggeser sekian derajat eretan atas (penjepit pahat)
- dengan memasang perkakas pembentuk
c. membubut eksentris.
Bila garis hati dari dua / lebih silinder dari sebuah benda kerja sejajar maka benda
kerja itu di sebut eksentris, jarak antara garis-garis hati itu disebut eksentrisitas.
d. membubut alur
untuk pengerjaan membubut alur di pergunakan pahat bubut pengalur dan
jenisnya ada yang lurus, bengkok, berjenjang ke kanan / ke kiri.
e. memotong benda kerja
Pemotongan benda kerja berbentuk batang pada mesin bubut digunakan sebuah
pahat pengalur dengan penyayat yang sangat ramping, sebuah benda kerja yang di
jepit diantara senter-senter tidak boleh putus karena dapat melentur dan
menghimpit pahat.
f. mengebor pada mesin bubut
pembuatan lubang senter pada mesin bubut ada 2 cara, yakni benda kerja yang
berputar dan senter yang berputar
Pedoman Penilaian
∑
Skor yang
No Aspek Indikator Skor maks Ket
dicapai
1 Soal No.1 Terjawab benar 20
2 Soal No.2 Terjawab benar 40
3 Soal No.3 Terjawab benar 40
Jumlah skor maksimal 100
Jumlah skor minimal lulus 70
Jumlah skor yang dapat dicapai
lulus/ tidak
Kesimpulan
lulus
Skor perolehan
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
A. Identitas
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Karakter Budaya Bangsa :
Mandiri, Kejujuran, Disiplin, Kerja keras, Rasa ingin tahu, Komunikatif dan tanggung jawab
Nilai dan Materi yang Terintegrasikan pada Nilai Kewirausahaan :
Kreatif, Komunikasi, Rasa ingin tahu dan Kejunuran
B. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memahami tentang macam-macam ulir.
2. Siswa dapat memahami menggunakan alat dalam proses pembuatan ulir.
3. Siswa dapat melaksanakan pembuatan ulir secara benar.
C. Materi Pembelajaran
Ulir/drat secara umum digunakan untuk mengikatkan atau mengencangkan beberapa bagian
benda. Namun selain itu ulir juga bisa digunakan untuk menggerakkan. Jumlah, jenis dan ukuran
drat sangat beragam,namun kali ini kita tidak akan membahas mereka semua di sini sehingga
informasi berikut hanya dasarnya saja.
1. Jenis Threads/Drat/Ulir
Hampir semua baut dan mur pengikat memiliki drat yang berbentuk segitiga,namun begitu
masih ada bentuk yang lainnya.
Drat segi empat atau trapesium digunakan pada bagian-bagian yang bergerak dan memiliki
akurasi tinggi,seperti poros mesin bubut. Disamping itu masih ada lagi bentuk-bentuk
penampang drat yang lain yang akan kita bahas pada kesempatan berikutnya.
Dalam hal standar ukuran drat/ulir, ada ulir metrik (M),ulir witworth(W/BSW) ulir paralel untuk
pipa (PF), ulir tirus untuk pipa (PT), dan ulir terpadu (UNC, UNF). banyak digunakan di Jepang
dan banyak negara di seluruh dunia.
Gambar 1 menunjukkan gambar Ulir. Salah satu istilah yang paling penting yang digunakan
adalah diameter luar. Dalam kasus ulir metrik, baut dinamai sesuai dengan diameter luarnya
misalnya baut dengan 5 mm diameter luar dikenal sebagai baut M5.
"Pitch" dari penampangnya adalah fitur lain yang penting dari ulir. Pitch atau kisar didefinisikan
sebagai interval (jarak) antara sisi ulir satu dan sebelahnya. Mur & baut harus memiliki pitch
yang sama serta diameter yang sama jika mereka akan digunakan bersama-sama.
Ketika kita membuat drat cowok(=drat luar,biar gampang aja) dengan alat tangan, kita akan
menggunakan alat yang disebut snei atu “die”. Ketika kita membuat drat cewek, kita
menggunakan alat yang disebut “tap”/hand tap.
Jika kita tidak memiliki alat yang sesuai ukurannya dengan dr at yang kita inginkan, kita juga
bisa membuat drat dengan menggunakan mesin bubut,akan kita bahas nanti.
Ketika kita membuat ulir dengan menggunakan tap atau snei, perhatikan akan hal berikut.
(1) Mulai dengan posisi alat tegak lurus terhadap benda kerja
(2) putar alat kira kira seperempat putaran lalu balik,untuk membuang tatal
Dalam satu ukuran Tap/hand tap terdiri atas 3 buah.Yang nomor satu memiliki ketirusan
paling runcing agar bisa digunakan mengawali pekerjaan dengan mudah.Yang nomer dua
keitrusannya lebih sedikit,dan yang nomer tiga atau disebut "buttoming tap" bentuknya paling
sempurna,untuk finishing terutama pada lubang buntu.
Prinsip membuat ulir luar sama dengan ketika kita membuat ulir dalam dengan tap. Yang
penting disini adalah pembuangan tatalnya. Snei tidakseperti tap yang memiliki 3 ukuran
berbeda,namun biasanya memiliki celah yang bisa disetel untuk menyesuaikan besarnya
pemakanan. Dalam mempersiapkan diameterbenda yang akan didrat dengan snei,pastikan
memberikan toleransi minimal 0,01. Misalnya kita akan membuat drat M6 maka diameter asnya
adalah 5,9
Gbr6. snei dan pegangan
Untuk hasil yang lebih lurus dan mempermudah pekerjaan,menyenei bisa juga dilakukan
di mesin bubut. Catok benda kerja dan pastikan lurus. Setel snei dan beri sedikit pemakanan ke
benda kerja lalu tekan dengan chuck bor yang terpasang di kepala lepas. Lanjutkan seperti
biasa,kendurkan dorongan chuck bor ketika membuang tatal dari snei,begitu seterusnya sampai
selesai. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah.
Proses pembuatan ulir bisa dilakukan pada mesin bubut. Pada mesin bubut
konvensional (manual) proses pembuatan ulir kurang efisien, karena pengulangan
pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya
kurang presisi. Dengan mesin bubut yang dikendalikan CNC proses pembubutan ulir
menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkin membuat ulir dengan kisar (pitch)
yang sangat bevariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Nama- nama bagian ulir
segi tiga dapat dilihat pada Gambar 5.
Ulir segi tiga tersebut bisa berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan
untuk membuat ulir segi tiga ini adalah pahat ulir yang sudut ujung pahatnya sama
dengan sudut ulir atau setengah sudut ulir. Untuk ulir metris sudut ulir adalah 60o,
sedangkan ulir Whitwoth sudut ulir 55o. Identifikasi ulir biasanya ditentukan berdasarkan
diameter mayor dan kisar ulir. Misalnya ulir M5x0,8 berarti ulir metris dengan diameter
mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.
Gambar 1. Nama – nama bagian ulir
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir Whitworth (sudut ulir 55o).
Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi .Misalnya
untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya
digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah kebocoran fluida).
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar 2). Ulir
segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir segi empat pada
dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar (pitch), dan
sudut helix. Pahat yang digunakan untuk membuat ulir segi empat adalah pahat yang
dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix
ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.
Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual pertamatama yang
harus diperhatikan adalah sudut pahat. Gambar 3 ditunjukkan bentuk pahat ulir metris dan
alat untuk mengecek besarnya sudut tersebut (60o). Pahat ulir pada gambar tersebut adalah
pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan
ada yang terbuat dari bahan karbida ( Gambar 4).
Gambar 3. Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam.
Setelah pahat dipilih, kemudian dilakukan setting posisi pahat terhadap benda
kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu
mesin bubut/ sumbu benda kerja. Setelah itu dicek posisi pahat terhadap permukaan
benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang tegak lurus
terhadap sumbu benda kerja (Gambar 5).
Gambar 5. Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar
Parameter pemesinan untuk proses bubut ulir berbeda dengan bubut rata. Hal
tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir
tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari
putaran spindel untuk proses bubut rata). Perbandingan harga kecepatan potong untuk
proses bubut rata (Stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS
Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari kedalaman potong
yang relatif besar. Walaupun kedalaman ulir kecil (misalnya untuk ulir M10x1,5 ,
dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan
penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan kosong
(penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir melakukan penyayatan
berbentuk V. Agar diperoleh hasil yang presisi dengan proses yang tidak membahayakan
operator mesin, maka sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat
sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah kanan untuk ulir kiri). Proses
tersebut dilakukan dengan cara memiringkan eretan atas dengan sudut 29o. (Gambar 6) untuk
ulir metris. Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan sudut 29o, eretan atas dimiringkan
14,5o.
Gambar 6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah
pemakanan pahat bubut
Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas .
Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan jarak
bebas sekitar 10 mm.
Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan
eretan bawah untuk pembuatan ulir.
Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
Jalankan mesin sampai panjang ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian
hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch
gage). Apabila sudah sesuai maka proses pembuatan ulir dilanjutkan. Kalau kisar belum
sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.
I. Evaluasi
A. Tes
1. Sebutkan kegunaan dari Ulir ?
2. Sebeutkan macam-macam jenis Ulir ?
3. Sebutkan alat yang dapat digunakan membuat drat dengan tangan dan cara penggunaannya.
B. Jawaban Tes
1. Ulir/drat secara umum digunakan untuk mengikatkan atau mengencangkan beberapa bagian
benda.
2. Dalam hal standar ukuran drat/ulir, ada ulir metrik (M),ulir witworth(W/BSW) ulir paralel untuk
pipa (PF), ulir tirus untuk pipa (PT), dan ulir terpadu (UNC, UNF).
3. Ada 2 macam yaitu :
a. Dengan Tap
Ketika kita mengebor lubang untuk membuat drat/ulir di dalamnya,perlu
diperhatikan agar lubang yang kita buat ada dalam ukuran standar yang
diijinkan,agar hasilnya sempurna. Bewrikut adalah tabel beberapa ukuran ulir dan
diameter lubang bor yang disarankan.
b. Dengan Snei
Untuk hasil yang lebih lurus dan mempermudah pekerjaan,menyenei bisa juga
dilakukan di mesin bubut. Catok benda kerja dan pastikan lurus. Setel snei dan beri
sedikit pemakanan ke benda kerja lalu tekan dengan chuck bor yang terpasang di
kepala lepas. Lanjutkan seperti biasa,kendurkan dorongan chuck bor ketika
membuang tatal dari snei,begitu seterusnya sampai selesai. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah.
Pedoman Penilaian
Skor yang
No Aspek Indikator Skor maks Ket
dicapai
1 Soal No.1 Benar 30
2 Soal No.2 Benar 30
3 Soal No.3 Benar 40
∑ Skor perolehan
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = × 100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Keterangan Skor :