PROSES BUBUT
POLITEKNIK NEGERI
CILACAP
Disusun Oleh :
1. Imam Facrurozi Zain ( 180203052 )
2. Martyan Dwi Nugroho ( 180203056 )
3. Maruf Muzaki ( 180203057 )
4. Mohamad Abu Rizal ( 180203059 )
5. Reyhan Ramadhani ( 180203069 )
PENYUSUN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Dapat menerapkan kecepatan potong ( Cutting Speed ) pada proses pembubutan
Dapat menerapkan putaran / Rpm pada proses pembubutan
Dapat menerapkan kecepatan pemakanan ( feed ) pada proses pembubutan .
Dapat menerapkan waktu pemesinan pada proses pembubutan
Dapat menerapkan optimasi pemesinan dalam proses produksi
Cs = π.d.n Meter/menit.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel
tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong yang bahannya karbida,
kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan dengan alat potong HSS
(Tabel 4.1).
Tabel 4.1. Kecepatan Potong Bahan
Sehingga
F = f x n (mm/menit).
Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)
Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut, lamanya
waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena
dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan
kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter benda kerja,
kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya diketahui,
waktu pembubutan dapat dihitung.
L = ℓa+ ℓ (mm)
F = f.n (mm/menit)
tm = l/f (menit)
L = l + 0.3d (mm)
F = f.n (mm/put)
dimana ,
ta = waktu non produktif ( auxillary time )
Tlw = waktu pemasangan benda kerja ( time for loading the workplace ) ;
min / produk
Tat = waktu penyiapan , yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa /
menggerakkan pahat dari posisi mula sampai pada posisi siap untuk
memotong ( advancing time ) ; min/ produk
Trt = waktu pengakhiran , yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa /
menggerakan pahat kembali ke posisi mula ( retracting time ) ;
min/produk
Tuw = Waktu pengambilan produk ( time for unloading the workplace ) ;
min/produk
Ts / Nl = bagian dari waktu penyiapan mesin ( fixture & attachments ) dibagi
rata untuk sejumlah produk yang di rencanakan untuk dibuat saat itu ( N , lot
size )
Faktor – faktor yang mempengaruhi analisa ekonomis perkakas bantu dan perumusan
faktor-faktor ini dalam penentuan keseimbangan ekonomis adalah sebagai berikut :
a) Ongkos perkakas bantu
b) Ongkos bunga dari ongkos perkakas bantu
c) Penghematan dalam ongkos buruh akibat pemakaian perkakas bantu ini;
d) Penghematan dalam ongkos mesin produksi akibat produktivitas yang
meningkat;
e) Jumlah benda kerja yang akan diproduksi dengan bantuan perkakas bantu
tersebut .
Hubungan antara faktor-faktor diatas dapat dinyatakan dalam rumus berikut ini :
1) Ongkos produksi total / produk tanpa perkakas bantu ( Cput ) :
Cput = ( R + Rm ) t ; Rp / produk
Cpf = ( Rt + Rm ) Tt ; Rp/produk
Cfix = Ct / N ; Rp / produk
6) Titik impas yaitu jumlah produk minimum yang harus diproduksi oleh pabrik
dengan perkakas baru tersebut supaya penghematan ongkos produksi sama
dengan ongkos pembuatan perkakas bantu ,jadi :
( 𝑹 + 𝑹𝒎 )𝒕 − ( 𝑹𝒕 + 𝑹𝒎 )𝒕𝒕 𝑪𝒑𝒔 . 𝑵
𝑪𝒕 𝒎𝒂𝒙 = 𝒙𝑵=
𝒏. 𝒊 𝒏. 𝒊
(𝟏+ 𝟐 ) (𝟏+ 𝟐 )
Kesimpulan
Dari materi di atas kita dapat mengtahui berapa kecepatan putaran mesin,kecpatan
pemakanan dan kecepatan potong pada benda kerja dan kita bisa menerapkannya
pada saat melakukan praktik pembubutan.Kita juga dapat mengetahui waktu
pemesinan yang di butuhkan dari proses bubut,baik pada saat proses pembubutan
muka,proses pembubutan rata,dan proses bor. Kemudian , tujuan optimasi pemesinan
itu sendiri meliputi : ongkos produksi yang paling rendah / ekonomik , kecepatan
produksi yang paling tinggi / produktif , dan kecepatan penghasilan keuntungan yang
paling tinggi/ menguntungkan .
Saran
Berdasarkan pembahasan di atas penulis memberikan saran kepada pembaca
agar melakukan hal hal berikut:
1. Menghitung dahulu kecepatan putaran mesin,kecepatan potong,dan kcepatan
pemakanan sebelum memulai pekerjaan.
2. Menghitung dahulu waktu pemesinan bubut agar dapat mengetahui total
waktu untuk membuat suatu produk.
3. Memperhatikan proses produksi dari waktu proses serta biaya ongkos
produksi agar menghasilkan produksi yang maksimal dan menguntungkan