Anda di halaman 1dari 23

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN

PROSES BUBUT

POLITEKNIK NEGERI
CILACAP
Disusun Oleh :
1. Imam Facrurozi Zain ( 180203052 )
2. Martyan Dwi Nugroho ( 180203056 )
3. Maruf Muzaki ( 180203057 )
4. Mohamad Abu Rizal ( 180203059 )
5. Reyhan Ramadhani ( 180203069 )

TAHUN AJARAN 2018 / 2019


Kementerian Riset , Teknologi , dan Pendidikan Tinggi

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT i


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami


yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini

Cilacap , 25 September 2018

PENYUSUN

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT ii


DAFTAR ISI

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT iii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu kunci keberhasilan negara-negara industri maju dalam membangun


kekuatan ekonominya adalah kemampuan industrinya dalam membuat produk
manufaktur secara efisien. Dengan perkembangan teknologi manufaktur yang semakin
pesat dan semakin tingginya kompetisi antara produsen produk-produk manufaktur,
kebutuhan akan kualitas produk yang tinggi (high quality product) yang dihasilkan
dengan kecepatan produksi yang tinggi (high speed manufacturing) dengan efisiensi
biaya produksi yang tinggi (low cost production) menjadi suatu prasyarat. Pada saat
ini, telah terjadi tuntutan yang semakin tinggi terhadap kualitas hasil proses
pemotongan logam di Indonesia. Hal ini terkait dengan meningkatnya daya saing dan
permintaan akan produk yang berkualitas di pasar. Untuk menghasilkan produk yang
berkualitas, industri manufaktur harus mengendalikan proses manufakturnya. Oleh
karena itu, industri manufaktur melakukan proses perbaikan yang berkesinambungan
terhadap pengendalian kualitas dari proses-proses pemotongan logam. Peningkatan
efisiensi proses yang signifikan dapat diperoleh dengan mengoptimalkan parameter
proses yang teridentifikasi. Secara umum parameter-parameter pada proses
pemotongan logam adalah putaran spindel (n), gerak makan (f) dan kedalaman potong
(a). Penentuan kombinasi parameter yang tepat untuk produk-produk pemesinan yang
memiliki beberapa performansi karakteristik cukup sulit dilakukan karena
kompleksitas yang dimiliki dan harus mengandalkan sejumlah besar rangkaian
percobaan. Pada proses pemesinan, penentuan seting parameter proses yang tepat
untuk mencapai respon yang optimum sangat penting dilakukan secara efektif.

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT iv


B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, diketahui permasalahan utama


yang berhubungan dengan waktu proses pemesinan ,biaya ongkos produksi , dan
kecepatan produksi.

C. Tujuan Penelitian

 Menghitung kecepatan potong pada proses pembubutan


 Menghitung putaran / Rpm pada proses pembubutan
 Menghitung kecepatan pemakanan ( feed ) pada proses pembubutan
 Menghitung waktu pemesinan pada proses pembubutan
 Menghitung biaya ongkos produksi

D. Manfaat Penelitian
 Dapat menerapkan kecepatan potong ( Cutting Speed ) pada proses pembubutan
 Dapat menerapkan putaran / Rpm pada proses pembubutan
 Dapat menerapkan kecepatan pemakanan ( feed ) pada proses pembubutan .
 Dapat menerapkan waktu pemesinan pada proses pembubutan
 Dapat menerapkan optimasi pemesinan dalam proses produksi

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT v


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Mesin Bubut


Mesin bubut merupakan salah satu jenis mesin perkakas. Prinsip kerja pada
proses turning atau lebih dikenal dengan proses bubut adalah proses penghilangan
bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu. Komponen Utama
mesin bubut pada dasarnya terdiri dari beberapa komponen utama antara lain :
Kepala tetap (Headstock) , Kepala lepas (Tailstock) , Alas (Ways) , Eretan
(cariege/support) , Chuck .
Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses pembubutan
adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang
mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut
diantaranya. Parameter pemotongan pada proses pembubutan meliputi; kecepatan
potong (Cutting speed - Cs), kecepatan putaran mesin (Revolotion Permenit -
Rpm), kecepatan pemakanan (Feed - F) dan waktu proses pemesinannya.
Proses Pemesinan yaitu :
1. Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )
Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat
potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan
panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit). Ilustrasi kecepatan potong pada
proses pembubutan, dapat dilihat pada
Pada gerak putar seperti mesin bubut, kecepatan potongnya (Cs) adalah:
Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran atau :

Cs = π.d.n Meter/menit.

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT vi


Keterangan:

Cs : Kecepatan potong (m/menit atau feet/menit)


d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14 atau 22/7

Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum


dikerjakan pada proses pemesinan, sudah diteliti/diselidiki para ahli dan sudah
dipatenkan lihat tabel 4.1 kecepatan potong. Sehingga dalam penggunaannya
tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan dibubut dan jenis alat
potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-bahan khusus/spesial, tabel
Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut.

Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan menjadi
dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida (carbide). Pada tabel
tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong yang bahannya karbida,
kecepatan potongnya lebih besar jika dibandingkan dengan alat potong HSS
(Tabel 4.1).
Tabel 4.1. Kecepatan Potong Bahan

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT vii


Pahat BubutHSS Pahat Bubut Karbida
Bahan
m/men Ft/min M/men Ft/min
Baja lunak(Mild Steel) 18 - 21 60 - 70 30 - 250 100 - 800
Besi Tuang(Cast Iron) 14 - 17 45 - 55 45 - 150 150 - 500
Perunggu 21 - 24 70 - 80 90 - 200 300 - 700
Tembaga 45 - 90 150 - 300 150 - 450 500 - 1500
Kuningan 30 - 120 100 - 400 120 - 300 400 - 1000
Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 a.- 600

2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit - Rpm)


Yang dimaksud kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan
kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan
dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari besarnya putaran
mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar kecepatan potong dan keliling
benda kerjanya. Mengingat nilai kecepatan potong untuk setiap jenis bahan
sudah ditetapkan secara baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses
penyayatan adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus
dasar untuk menghitung putaran mesin bubut adalah: Cs = π.d.n Meter/menit
Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan satuan
diameter benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus disamakan
terlebih dahulu yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan potongnya dengan
angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran mesin menjadi;

Sehingga

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT viii


Keterangan :
d : diameter benda kerja (mm)
n : kecepatan putaran setiap menit (rpm)
Cs : kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14

3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)


Kecepatan pemakanan ditentukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,sudut-
sudut sayat alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan
mesin yang akan digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa
besar kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan pemakanan
yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut, kecepatan
pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran ditentukan pada
kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan hasil pemukaan yang
halus (waktu pembubutan lebih cepat), dan pada proses
penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan rendah dengan
tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang lebih baik sehingga
hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh
seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya dalam satuan putaran. Maka rumus
untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah ;

F = f x n (mm/menit).

Keterangan:
f = besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
n = putaran mesin (putaran/menit)

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT ix


4. Waktu Pemesinan Bubut (tm)

Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut, lamanya
waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena
dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan
kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila diameter benda kerja,
kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/ penggeseran pahatnya diketahui,
waktu pembubutan dapat dihitung.

a. Waktu pemesinan Bubut Rata


Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah,
seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm
dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar dibawah
menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah panjang
pembubutan rata ditambah star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm).
Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian
sebelumnya F= f.n (mm/putaran).

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka


perhitungan waktu pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan rumus:

L = ℓa+ ℓ (mm)
F = f.n (mm/menit)

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT x


Keterangan:
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)

b. Waktu Pengeboran pada Mesin Bubut


Perhitungan waktu pengeboran pada mesin bubut, pada
prinsipnya sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata
dan bubut muka.
Perbedaanya hanya terletak pada jarak star ujung mata bornya.
Pada gambar di bawah menunjukan bahwa, panjang total
pengeboran (L) adalah panjang pengeboran (l) di tambah star
awal mata bor (la=0,3d) sehingga: L= l + 0,3d (mm). untuk nilai
kecepatan pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya F=
f.n (mm/put)

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah di uraikan di atas, maka


perhitungan waktu pengeboran ™ dapat di hitung dengan rumus

𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒃𝒐𝒓𝒂𝒏 (𝑳)𝒎𝒎


𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐞𝐛𝐨𝐫𝐚𝐧 (𝐭𝐦) = 𝑴𝒆𝒏𝒊𝒕
𝑭𝒆𝒆𝒅 (𝑭)𝒎𝒎/𝒎𝒊𝒏

tm = l/f (menit)
L = l + 0.3d (mm)
F = f.n (mm/put)

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xi


Keterangan:
l = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor
f = pemakanan (mm/put)

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xii


BAB III
ISI

 OPTIMASI PROSES PEMESINAN


Apabila jenis proses serta mesin perkakas telah diterapkan , tindakan
selanjutnya adalah menentukan jenis pahat yang akan digunakan sesuai dengan
urutan / langkah pengerjaan. Dalam optimasi , kondisi pemesinan diperlukan
suatu algoritma ( algorithm ) yaitu urutan langkah logic yang menggunakan
suatu model matematik untuk menghitung harga paling baik atau optimum bagi
variable proses pemesinan sehingga tujuan proses pemesinan dapat dipenuhi
.Tujuan atau obyektif tersebut dapat merupakan salah satu dari tiga macam
obyektif berikut ,
1) Ongkos Produksi yang paling rendah / ekonomik; yang
memberikan kondisi untuk menghasilkan produk semurah
mungkin . Biasanya dipilih apabila banyak waktu terluang
2) Kecepatan produksi yang paling tinggi / produktif; yang
memberikan kondisi untuk menghasilkan produk secepat mungkin
atau waktu produksi serendah mungkin . Biasanya dipilih apabila
waktu sangat sempit , sedangkan target harus terpenuhi
3) Kecepatan penghasilan keuntungan yang paling tinggi/
menguntungkan; yang memberikan kondisi untuk menghasilkan
produk dengan keuntungan / ;aba per satuan waktu sebesar
mungkin . Biasanya dipilih bila ada kemungkinan untuk memilih
dari berbagai pekerjaan yang ditawarkan ( selisih antara ongkos
pembuatan dan upah yang ditawarkan terbayangkan )

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xiii


 KOMPONEN WAKTU PRODUKSI
Waktu untuk menghasilkan produk atau waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan ( memotong bagian tertentu produk ) dengan
cara yang tertentu ( menggunakan suatu jenis pahat ) adalah merupakan
variabel yang penting dalam rangka penentuan kondisi pemesinan optimum .
Secara garis besar dapat dikelompokkan 2 macam komponen waktu
yaitu ,
 Komponen waktu yang dipengaruhi oleh variabel proses dan,
 Komponen waktu bebas .
Untuk menghasilkan satu produk , umumnya terdiri atas beberapa
komponen waktu sebagai berikut :
1. KOMPONEN WAKTU YANG DI PENGARUHI VARIABEL PROSES:

a. Waktu pemotongan sesungguhnya


tc = lt/vf ; lt/n.f min/produk
Dimana: tc = waktu pemotongan sesungguhnya
lt = panjang pemesinan; mm
vt = kecepatan makan; mm/min
n = putaran poros utama; rev/min
f = gerak makan; mm/rev
b. Waktu penggantian pahat rata-rata
td. tc/T ; min/produk
Yaitu waktu penggantian pahat yang dibagi rata untuk sejumlah
produk yang dihasilkan sejak pahat yang baru dipasang sampai pahat
tersebut harus diganti karena aus . Bagi mesin perkakas NC dengan
ATC , pahat dapat diganti sewaktu pahat tersebut tidak digunakan (
tersimpan pada tempatnya ) , dengan demikian siklus proses tidak
terganggu , akibatnya komponen waktu ini dapat dihilangkan .
Dimana: td = waktu penggantian atau pemesinan pahat; min
T = umur pahat

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xiv


Tc/T = bagian dari umur pahat yang di gunakan
menyelesaikan satu produk
Catatan: untuk mesin NC, td.tc/T = 0 (diabaikan)

2. Komponen Waktu Bebas ( Non-produktif ) :

ta = Tlw + Tat + Trt + Tuw + Ts / Nl : min / produk ,

dimana ,
ta = waktu non produktif ( auxillary time )
Tlw = waktu pemasangan benda kerja ( time for loading the workplace ) ;
min / produk
Tat = waktu penyiapan , yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa /
menggerakkan pahat dari posisi mula sampai pada posisi siap untuk
memotong ( advancing time ) ; min/ produk
Trt = waktu pengakhiran , yaitu waktu yang diperlukan untuk membawa /
menggerakan pahat kembali ke posisi mula ( retracting time ) ;
min/produk
Tuw = Waktu pengambilan produk ( time for unloading the workplace ) ;
min/produk
Ts / Nl = bagian dari waktu penyiapan mesin ( fixture & attachments ) dibagi
rata untuk sejumlah produk yang di rencanakan untuk dibuat saat itu ( N , lot
size )

Jadi waktu pemesinan per produk rata – rata :

Tm = ta + tc + td . tc/T ; min / produk

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xv


Cara Meningkatkan Produktivitas :
 Memperkecil waktu nonproduktif , ta
 Menurunkan waktu pemotongan , tc
 Mempercepat cara penggantian pahat , td

 Memperkecil waktu nonproduktif , ta :


Waktu non produktif mungkin masih dapat diperkecil dengan
menggunakan alat bantu cekam ( fixture ) untuk mempermudah dan
mempercepat pemasangan (pemosisian) dan pembongkaran benda kerja ,
mempercepat tAT dan tRT serta menaikkan jumlah produksi. Sementara
bagi proses produksi yang telah berjalan , dapat dilakukan pengamatan
secara langsung ( work sampling , time & motion study ) sehingga dapat
diketahui harga rata-ratanya dan sekaligus dapat diusulkan perbaikan cara
kerja .
 Menurunkan waktu pemotongan , tc :
Waktu pemotongan dapat diturunkan dengan memperbesar
kecepatan makan Vf . Sementara itu masih harus dipertimbangkan
pengaruh penurunan umur pahat karena pembesaran n atau v dan f.
Semakin besar gaya yang dipilih umur pahat akan semakin pendek dan
semakin sering diganti . Hal ini menunjukan bahwa ada suatu kondisi
pemotongan yang memberikan suatu harga tc tertentu yang
menghasilkan produktivitas tertinggi atau ongkos pemesinan termurah.
 Mempercepat cara penggantian pahat , td :
Apabila penggantian pahat yang baru tidak tersedia didekat
mesin , berarti operator harus mencari penggantinya atau mengasah
sendiri , waktu yang hilang ini akan termasuk dalam waktu
penggantian pahat. Oleh sebab itu ,perlu dipertimbangkan untuk
menyediakan pahat cadangan .

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xvi


KOMPONEN ONGKOS PRODUKSI
Ongkos pembuatan dapat ditentukan dari beberapa komponen
ongkos yang membentuknya . berbagai bentuk struktur komponen –
komponen ongkos telah diajukan orang , berikut struktur komponen
ongkos :
1) Ongkos total per produk ( unit cost ) , dan
2) Ongkos operasi (operating cost)

1. Ongkos Total Per produk


Ongkos suatu produk ditentukan oleh ongkos material dan ongkos
produksi yang mungkin terrdiri atas gabungan beberapa langkah proses
pembuatan / pemesinan.
Rumus yang digunakan :
Cu = Cm + Cplan + ∑ Cp ; Rp / produk

Dimana ; Cu = ongkos total ; Rp/ produk


Cm = ongkos material ; Rp/ produk
Cplan = ongkos perencanaan produksi ; dapat pula dimasukkan
dalam ongkos perencanaan produk ( bila produk ybs
dirancang sendiri ) Rp / produk
Cp = ongkos salah satu proses produksi ; Rp / produksi
Ongkos satuan produk diatas diberlakukan saat produk selesai
diproses / dimesin . Jadi, rumus diatas bias diulang pemakaiannya untuk
menghitung ongkos produk sampai diterima konsumen dengan menafsirkan
ongkos bahan dasar sebagai ongkos produksi saat dihasilkan di pabrik
ditambah “ ongkos produksi “ yang dalam hal ini merupakan produk – jasa (
pengangkutan dan penyimpanan )
a. Ongkos material terdiri dari :
Harga pembelian material ,
Ongkos tak langsung ( indirect cost / overhead cost ) :

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xvi


i
 Biaya gudang ,
 Pengangkutan
 Bunga bank
 Pajak
 Asuransi.
 Pemeliharaan , dll
Rumus perhitungan :
Cm = Cmo + Cmi ; Rp / produk

Dimana : Cmo = harga pembelian ; Rp /produk


Cmi = ongkos tak langsung ; Rp / produk
Konsekuensi lebih lanjut bagi penerapan rumus , menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan urutan atau lebih proses produksi adalah suatu urutan yang sangat
erat yang tak bisa dengan mudah dipisahkan dengan alasan waktu atau ruang (
continues productions , production-lines )
b. Ongkos proses produksi terdiri dari:
 Ongkos penyiapan dan peralatan
 Ongkos pemesinan
 Ongkos pahat
Rumus perhitungan:
Cp = Cr + Cm + Cc ;Rp/Produk
Dimana: Cr = ongkos penyiapan dan peralatan;
Rp/produk
Cm = ongkos pemesinan ; Rp/produk
Cc = ongkos pahat ; Rp/produk
Setiap proses produksi umumnya dilaksanakan dalam satu siklus dengan
selang waktu tertentu . Secara umum selang waktu ini bisa diperinci menjadi
waktu produktif dan waktu non produktif.

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xvi


ii
2. Ongkos Operasi
Suatu unit produksi adalah mesin atau peralatan produksi yang
dilayani oleh operator ,oleh perusahaan, dimanfaatkan atau dijual produknya.
rumus yang digunakan
Cj = Cf + Cd + Ci ; Rp/tahun
Dimana: Cj = ongkos operasi pertahun; Rp/tahun
Cf = ongkos tetap pertahun; Rp/tahun
Cd = ongkos variable langsung; Rp/tahun
Ci = ongkos variable tak langsung; Rp/tahun
a. Ongkos operasi tetap pertahun adalah ongkos yang di pikul perushaan atas
pemilihan suatu mesin/alat produksi yang scara tetap harus di bayar setiap
tahun, seperti:
 Bunga pinjaman
 Pajak
 Asuransi
 Lain-lain
b. Ongkos variable langsung pertahun adalah ongkos yang di pikul
perusahaan pertahun akibat pengaruh langsung dari kegiatan pemesinan
yang dilakukan seperti:
 Ongkos bahan baku
 Ongkos daya listrik
 Ongkos operator
c. Ongkos variable tak langsung pertahun adalah ongkos yang dipikul
perusahaan pertahun akibat pengaruh tidak langsung dari kegiatan
pemesinan yang dilakukan sperti:
 Control kualitas
 Penjualan
 Adminitrasi

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xix


EKONOMISASI PERKAKAS BANTU
Perkakas bantu adalah suatu alat yang dibuat untuk membantu pengerjaan
benda kerja dalam menentukan lokasi , memegang benda kerja , dan menuntun
perkakas potong .
Disebabkan ketelitian dan ketahanan yang harus dipunyai perkakas bantu ,
maka ongkos pembuatannya akan relative tinggi .
Walaupun perkakas bantu dapat menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi
, perkakas tidak dapat di pertanggung jawabkan bila ongkosnya tidak diimbangi oleh
penghematan dalam ongkos produksi .

Faktor – faktor yang mempengaruhi analisa ekonomis perkakas bantu dan perumusan
faktor-faktor ini dalam penentuan keseimbangan ekonomis adalah sebagai berikut :
a) Ongkos perkakas bantu
b) Ongkos bunga dari ongkos perkakas bantu
c) Penghematan dalam ongkos buruh akibat pemakaian perkakas bantu ini;
d) Penghematan dalam ongkos mesin produksi akibat produktivitas yang
meningkat;
e) Jumlah benda kerja yang akan diproduksi dengan bantuan perkakas bantu
tersebut .

Hubungan antara faktor-faktor diatas dapat dinyatakan dalam rumus berikut ini :
1) Ongkos produksi total / produk tanpa perkakas bantu ( Cput ) :

Cput = ( R + Rm ) t ; Rp / produk

Dimana : R = Ongkos buruh per jam tanpa perkakas bantu; Rp/jam


Rm = Ongkos mesin per jam , termasuk semua overhead ; Rp/jam

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xx


t = Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu produk
tanpa perkakas bantu; jam/produk
2) Ongkos produksi total / produk dengan perkakas bantu ( Cpf ) ,( tidak
termasuk ongkos pembuatan perkakas bantu ) :

Cpf = ( Rt + Rm ) Tt ; Rp/produk

Dimana : Rt = Ongkos buruh per jam dengan perkakas bantu ; Rp/jam


tt = Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu produk
dengan perkakas bantu ; jam/produk

3) Penghematan ongkos produksi / produk ( Cps ) :

Cps = Cpuf – Cpf = ( R + Rm ) t – ( Rt + Rm ) Tt ; Rp/produk

4) Ongkos Perkakas bantu / produk ( Cfix ) :

Cfix = Ct / N ( 1 + n.i/2 ) ; Rp /produk

Dimana : Ct = ongkos pembuatan perkakas bantu; Rp


n = jumlah tahun perkakas bantu itu akan dipakai; tahun
i = suku bunga dari modal yang diinvestasi; % / tahun
N = Jumlah produk yang akan dibuat ( selama n tahun ); produk
Bila waktu pemakaian perkakas bantu diperhitungkan lebih kecil dari 1 tahun , maka
pada umumnya suku bunga tidak diperhitungkan , sehingga :

Cfix = Ct / N ; Rp / produk

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xxi


5) Perkakas bantu dapat menguntungkan secara ekonomis , bila penghematan
ongkos produksi / produk lebih besar daripada ongkos perkakas bantu /
produk , jadi :

Cps > Cfix , atau


( R + Rm ) t – ( Rt + Rm ) tt > Ct / N ( 1 + n.i / 2 )

6) Titik impas yaitu jumlah produk minimum yang harus diproduksi oleh pabrik
dengan perkakas baru tersebut supaya penghematan ongkos produksi sama
dengan ongkos pembuatan perkakas bantu ,jadi :

Cps = Cfix , atau


𝑪𝒕 𝒏.𝒊
( R + Rm ) t – ( Rt + Rm ) tt = 𝑵 (1+ )
𝒊𝒎𝒑𝒂𝒔 𝟐
𝒏.𝒊 𝒏.𝒊
𝑪𝒕 ( 𝟏+ ) 𝑪𝒕 ( 𝟏+ )
𝟐 𝟐
𝑵𝒊𝒎𝒑𝒂𝒔 = ( 𝑹+𝑹𝒎 )𝒕−( 𝑹𝒕+𝑹𝒎 )𝒕 =
𝒕 𝑪𝒑𝒔

7) Ongkos maksimum yang diperbolehkan untuk membuat perkakas bantu :

( 𝑹 + 𝑹𝒎 )𝒕 − ( 𝑹𝒕 + 𝑹𝒎 )𝒕𝒕 𝑪𝒑𝒔 . 𝑵
𝑪𝒕 𝒎𝒂𝒙 = 𝒙𝑵=
𝒏. 𝒊 𝒏. 𝒊
(𝟏+ 𝟐 ) (𝟏+ 𝟐 )

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xxii


BAB III
PENUTUP

 Kesimpulan
Dari materi di atas kita dapat mengtahui berapa kecepatan putaran mesin,kecpatan
pemakanan dan kecepatan potong pada benda kerja dan kita bisa menerapkannya
pada saat melakukan praktik pembubutan.Kita juga dapat mengetahui waktu
pemesinan yang di butuhkan dari proses bubut,baik pada saat proses pembubutan
muka,proses pembubutan rata,dan proses bor. Kemudian , tujuan optimasi pemesinan
itu sendiri meliputi : ongkos produksi yang paling rendah / ekonomik , kecepatan
produksi yang paling tinggi / produktif , dan kecepatan penghasilan keuntungan yang
paling tinggi/ menguntungkan .

 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas penulis memberikan saran kepada pembaca
agar melakukan hal hal berikut:
1. Menghitung dahulu kecepatan putaran mesin,kecepatan potong,dan kcepatan
pemakanan sebelum memulai pekerjaan.
2. Menghitung dahulu waktu pemesinan bubut agar dapat mengetahui total
waktu untuk membuat suatu produk.
3. Memperhatikan proses produksi dari waktu proses serta biaya ongkos
produksi agar menghasilkan produksi yang maksimal dan menguntungkan

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT xxii


i

Anda mungkin juga menyukai