Anda di halaman 1dari 24

LAMPIRAN 1 Scan Barcode Link Modul Digital

BAHAN AJAR TEKNIK PEMESINAN BUBUT


MATERI PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT
KELAS XI TEKNIK PEMESINAN

Nama : Asri Mawardi, ST.


No UKG : 201501825401
Bidang Studi : Pendidikan Teknik Mesin

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Kata Pengantar

Puji sukur dan ucapan teriaksih penulis panjatkan kehadirat allah swt karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyususnan Modul Materi Ajar parameter
pemotongan pada proses pembubutan dapat terselesaikan.

Pada dasarnya modul ajar ini disusun berdasarkan kutipan dari sumber-sumber
referensi yang terlampir pada daftar Pustaka, mudul ini dibuat sebagai modul
pegangan yang digunakan oleh siswa untuk belajar yang harapannya dapat
meningkatkan kompetensi siswa sehingga siswa mempunyai bekal hidup Ketika
bermasyarakat. Modul yang yang disususn ini lebih ditekankan pada pemahaman
pada materi parameter pemotongan pada proses pembubutan sehingga siswa dapat
memahami konsep parameter pemotongan pada proses pembubutan pada Teknik
mesin bubut.

Akhirnya penulis menyadari bahwa modul ajar yang disusun ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari para akademis dan praktisi Pendidikan demi
penyempurnaan. Penulis tak lupa menyampaikan terimakasih bagi semua pihak
yang sudah membantu hingga terselesaikannya penyususnan modul materi ajar ini,
Terima Kasih.

Purwakarta, Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Hal

1. Kata Pengantar 2

2. Daftar isi 3

3. Petunjuk 4

4. Peta Konsep 4

5. KOmpetensi dasar dan indicator, tujuan pembelajaran 5

6. Materi 6

7. Rangkuman 19

8. Tes Formatif 20

9. Kunci jawaban /Pembahasan tes formatif 20

10. Penskoran 22

11. Daftar Pustaka 23

12. Glosarium 24
A. PETUJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Petunjuk bagi siswa

Untuk memperoleh prestasi belajar secara maksimal maka Langkah-


langkah yang perlu dilaksanakan dalam modul ini antara lain :

➢ Bacalah dan pahami materi yang ada pada setiap kegiatan belajar bila
ada materi yang belum jelas, siswa dapat bertanya pada guru.

➢ Kerjakan setiap tugas diskusi terhadap materi -materi yang dibahas


dalam setiap kegiatan belajar

➢ Jika belum menguasai level materi yang diharapkan , ulangi lagi pada
kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah pada guru.

2. Petunjuk bagi Guru

Dalam setiap kegiatan belajar guru berperan untuk :

➢ Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar

➢ Membimbing siswa dalam memahami konsep, Analisa, dan menjawab


pertanyaan siswa mengenai proses belajar.

➢ Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.

B. PETA KONSEP

Teori Proses
Pembubutan

Parameter Proses Langkah Kerja


Pengertian
Pembubutan Bubut
C. Kompetensi Dasar dan Indikator, Tujuan

No Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

1 3.4 Menganalisis 3.4.1 Menganalisis parameter pemotongan


kecepatan putar Mesin Bubut.
mesin bubut untuk
3.4.2 Menentukan kecepatan Pemotongan
berbagai kecepatan
Mesin Bubut dan kecepatn putaran
potong bahan
mesin bubut.

3.4.3 Menganalisis jenis Bahan Material


kecepatan putaran mesin bubut untuk
berbagai kecepatan potong bahan.

2 4.4 Menggunakan 4.1.1 Menjelaskan kecepatan putar mesin bubut


kecepatan putar untuk berbagai kecepatan potong bahan.
mesin bubut untuk
4.1.2 Merumuskan Perhitungan kecepatan
berbagai kecepatan
putar mesin bubut untuk berbagai
potong bahan.
ketepatan potong bahan.

D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat :
a. Melalui kegiatan mengamati tayangan video Peserta didik dapat Menganalisis
Parameter Pemotongan mesin bubut dengan benar
b. Setelah memperhatikan tayangan video peserta dididk dapat Menentukan
kecepatan pemotongan mesin bubut dan kecepatan putaran mesin bubut dengan
benar
c. Setelah memperhatikan tayangan video Peserta didik dapat menganalisis jenis
bahan material kecepatan putaran mesin bubut untuk kecepatan potong bahan
dengan benar
d. Peserta didik dapat Menjelaskan kecepatan putar mesin bubut untuk berbagai
kecepatan potong bahan, Melalui diskusi dan bimbingan guru pada proses
pembubutan dengan benar
e. Peseta didik dapat Merumuskan perhitungan kecepatan putar mesin bubut untuk
berbagai kecepatan potong bahan, melalui diskusi dan bimbingan guru pada
proses pembubutan dengan benar
E. MENGGUNAKAN PARAMETER PEMOTONGAN PADA MESIN BUBUT
1. Parameter Pemotongan Mesin Bubut
Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses pembubutan
adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel
yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin
bubut diantaranya. Parameter pemotongan pada proses pembubutan
meliputi: kecepatan potong (Cutting speed - Cs), kecepatan putaran mesin
(Revolution per minute), kecepatan pemakanan (Feed – F) dan waktu
proses pemesinannya.

1) Kecepatan potong (Cutting speed – Cs)


Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat
potong menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan
panjang perwaktu (meter/menit atau feet/menit). Ilustrasi kecepatan
potong pada poroses pembubutan, dapat dilihat pada (Gambar 2.95).

Gambar 2.95 Ilustrasi kecepatan potong pada proses pembubutan

Pada gerak putar seperti mesin bubut, kecepatan potongnya (Cs)


adalah: Keliling lingkaran benda kerja (π.d) dikalikan dengan putaran
(n). atau: Cs = π.d.n Meter/menit.

Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14
Kecepatan potong untuk berbagai macam bahan teknik yang umum
dikerjakan pada proses pemesinan, sudah diuji/ diselidiki para ahli dan
sudah disusun menjadi tabel kecepatan potong. Sehingga dalam
penggunaannya tinggal menyesuaikan antara jenis bahan yang akan
dibubut dan jenis alat potong yang digunakan. Sedangkan untuk bahan-
bahan khusus/spesial, tabel Cs-nya dikeluarkan oleh pabrik pembuat
bahan tersebut.
Pada tabel kecepatan potong (Cs) juga disertakan jenis bahan alat
potongnya. Yang pada umumnya, bahan alat potong dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu HSS (High Speed Steel) dan karbida
(carbide). Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa dengan alat potong
yang bahannya karbida, kecepatan potongnya lebih besar jika
dibandingkan dengan alat potong HSS (Tabel 2.4)
Tabel 2.4 Kecepatan Potong Bahan
Pahat Bubut HSS Pahat Bubut Karbida
Bahan
m/men Ft/min M/min Ft/min
Baja Lunak
(Mild Steel ) 18 – 21 60 – 70 30 – 250 100 – 800
Besi Tuang
(Cast Iron) 14 – 17 45 – 55 45 - 150 150 – 500
Perunggu 21 – 24 70 – 80 90 – 200 300 – 700

Tembaga 45 – 90 150 - 300 150 – 450 500 -1500

Kuningan 30 – 120 100 - 400 120 – 300 400- 1000

Aluminium 90 - 150 300 - 500 90 - 180 a. - 600

2) Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit - Rpm)


Yang dimaksudkecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan
kecepatan putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau
penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari itu untuk mencari
besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
kecepatan potong dan keliling benda kerjanya. Mengingat nilai
kecepatan potong untuk setiap jenis bahan sudah ditetapkan secara
baku, maka komponen yang bisa diatur dalam proses penyayatan
adalah putaran mesin/benda kerjanya. Dengan demikian rumus dasar
untuk menghitung putaran mesin bubut adalah:
Cs = π.d.n Meter/menit

n= Rpm
.

Karena satuan kecepatan potong (Cs) dalam meter/menit sedangkan


satuan diameter benda kerja dalam milimeter, maka satuannya harus
disamakan terlebih dahulu yaitu dengan mengalikan nilai kecepatan
potongnya dengan angka 1000 mm. Maka rumus untuk putaran mesin
menjadi:
.
n= Rpm
.

Keterangan:
d: diameter benda kerja (mm)
Cs: kecepatan potong (meter/menit)
π : nilai konstanta = 3,14
Contoh 1:
Sebuah baja lunak berdiameter () 62 mm, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit. Pertanyaannya adalah: Berapa
besar putaran mesinnya ?.
Jawaban:
.
n=
.
1000.25
n=
3,14.62
n = 128,415 Rpm
Jadi kecepatan putaran mesinnya adalah sebesar 128,415putaran per-
menit
Contoh 2:
Sebuah baja lunak berdiameter () 2,5 inchi, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 20 meter/menit. Berapa besar putaran mesinnya
?.
Jawaban:
Satuan inchi bila dijadikan satuan mm harus dikalikan 25,4 mm. Dengan
demikian diamter () 2 inchi= 2,5x25,4= 63,5 mm. Maka putaran
mesinnya adalah:
.
n=
.
1000.20
n=
3,14.63,5
n = 100,305 Rpm.
Jadi putaran mesinnya adalah sebesar 100,305putaran per-menit
Hasil perhitungan di atas pada dasarnya sebagai acuan dalam menyetel
putaran mesin agar sesuai dengan putaran mesin yang tertulis pada
tabel yang ditempel di mesin tersebut. Artinya, putaran mesin aktualnya
dipilih dalam tabel pada mesin yang nilainya paling dekat dengan hasil
perhitungan di atas. Untuk menentukan besaran putaran mesin bubut
juga dapat menggunakan tabel yang sudah ditentukan berdasarkan
perhitungan empiris (Lihat pada lampiran)

3) Kecepatan Pemakanan (Feed - F)


Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan,
kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat
potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan
digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar
kemampuan mesin dalam mendukung tercapainya kecepatan
pemakanan yang optimal. Disamping beberapa pertimbangan tersebut,
kecepatan pemakanan pada umumnya untuk proses pengasaran
ditentukan pada kecepatan pemakanan tinggi karena tidak memerlukan
hasil pemukaan yang halus (waktu pembubutan lebih cepat), dan pada
proses penyelesaiannya/finising digunakan kecepatan pemakanan
rendah dengan tujuan mendapatkan kualitas hasil penyayatan yang
lebih baik sehingga hasilnya halus (waktu pembubutan lebih cepat).
Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut ditentukan oleh
seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan mm/putaran
dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan putaran.
Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah: F = f x n
(mm/menit).
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran) - (lihat
lampiran)
n= putaran mesin (putaran/menit)
Contoh 1:
Sebuah benda kerja akan dibubut dengan putaran mesinnya (n) 750
putaran/menit dan besar pemakanan (f) 0,2 mm/putaran. Pertanyaannya
adalah: Berapa besar kecepatan pemakanannya ?.
Jawaban:
F=fxn
F = 0,2 x 750 = 150 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 150 mm, selama satu
menit.

Contoh 2:
Sebuah benda kerja berdiameter 40 mm, akan dibubut dengan
kecepatan potong (Cs) 25 meter/menit dan besar pemakanan (f) 0,15
mm/putaran. Pertanyaannya adalah: Berapa besar kecepatan
pemakanannya ?
Jawaban:
1000. Cs 1000.25
n= =
π. d 3,14.40
n = 199,044 ≈ 199 Rpm
F=fxn
F = 0,15 x 199 = 29,85 mm/menit.
Pengertiannya adalah, pahat bergeser sejauh 29,85 mm, selama satu
menit.

4) Waktu Pemesinan Bubut (tm)


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut,
lamanya waktu proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini
penting karena dengan mengetahui kebutuhan waktu yang diperlukan,
perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Apabila
diameter benda kerja, kecepatan potong dan kecepatan penyayatan/
penggeseran pahatnya diketahui, waktu pembubutan dapat dihitung.
a. Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah,
seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam
satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit.
Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total
pembubutan (L) adalah panjang pembubutan rata ditambah star awal
pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm). Untuk nilai kecepatan
pemakanan (F), dengan berpedoman pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran).

Gambar 2.96 Ilustrasi panjang pembubutan rata

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka


perhitungan waktu pemesinan bubut rata (tm) dapat dihitung dengan
rumus:
Waktu pemesinan bubut rata (tm) = Panjang pembubutan rata (L) mm Menit.
Kecepatan Pemakanan (F) mm/menit
tm = menit.

L = ℓa+ ℓ (mm).
F= f.n (mm/menit).
Keterangan:
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 40 mm akan
dibubut rata menjadi (d)= 30 mm sepanjang (ℓ)= 65, dengan jarak
start pahat (la)= 4 mm. Data-data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin (n)= 500 putaran/menit,
dan pemakanan mesin dalam satu putaran (f)= 0,05 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses?.
Jawaban soal 1:
L = ℓa+ ℓ = 65+4 = 69 mm
F = f.n = 0,05 x 500 = 25 mm/menit
L
tm = menit
F
69
tm = = 2,76 menit
25
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data
diatas adalah selama 2,76 menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 30 mm akan
dibubut rata menjadi (d)= 30 mm sepanjang (ℓ)= 70, dengan jarak star
pahat (ℓa)= 4 mm. Data-data parameter pemesinannya ditetapkan
sebagai berikut: Kecepatan potong (Cs)= 25 meter/menit, dan
pemakanan mesin dalam satu putaran (f)= 0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses pembubutan rata sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses?.
Jawaban soal 2:
1000. Cs
n=
π. d
.
= = 265,393 ≈ 265 Rpm
, .

L = ℓa+ ℓ = 70+4 = 74 mm
F = f.n = 0,03 x 265 = 7,95 mm/menit
L
tm = menit
F
74
tm = = 9,308 menit
7,95
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan rata sesuai data
diatas adalah selama 9,308 menit.

b. Waktu Pemesinan Bubut Muka (Facing)


Perhitungan waktu pemesinan bubut muka pada prinsipnya sama
dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata, perbedaannya
hanya terletak pada arah pemakanan yaitu melintang. Pada gambar
dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah
panjang pembubutan muka ditambah star awal pahat (ℓa), sehingga:
d
L = r + 𝑙a = + 𝑙a
2 . Untuk nilai kecepatan pemakanan (F), mengacu
pada uraian sebelumnya, maka: F= f.n (mm/putaran).

Gambar 2.97 Panjang langkah pembubutan muka (facing)

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka


perhitungan waktu pemesinan bubut muka (tm) dapat dihitung dengan
rumus:
Panjang pembubutan muka (L) mm
Waktu pemesinan bubut muka (tm) = Menit.
Kecepatan Pemakanan (F) mm/menit
tm = menit
d
L= + 𝘗a mm
2
F= f.n mm/menit
Keterangan:
d = diameter benda kerja
f = pemakanan dalam satu putaran (mm/putaran)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan muka (mm)
la = jarak startpahat (mm)
L = panjang total pembubutan muka (mm)
F = kecepatan pemakanan setiap (mm/menit)

Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 50 mm akan
dibubut muka dengan jarak star pahat (ℓa)= 3 mm. Data parameter
pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin (n)= 500
putaran/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,05
mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses pembubutan muka sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 1:
d 50
L = + 𝘗a = + 3 = 28 mm
2 2
F = f.n = 0,05 x 500= 25 mm/menit
L
tm = menit
F
28
= = 1,12 menit
25
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan muka sesuai data
diatas adalah selama 1,12 menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja dengan diameter terbesar (D)= 60 mm akan
dibubut muka dengan jarak star pahat (ℓa)= 3 mm. Data parameter
pemesinannya ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan potong (Cs)=
35 meter/menit, dan pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,06
mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan proses pembubutan muka sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawaban soal 2:
. .
n= = = 185,774 ≈ 186 Rpm
. , .
d 70
L= + 𝘗a =
+ 3 = 38 mm
2 2
F = f.n = 0,06 x 186= 11,16 mm/menit
L 38
tm = menit = = 3,405 menit
F 11,16
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pembubutan muka sesuai data
diatas adalah selama 3,405 menit.

c. Waktu Pengeboran Pada Mesin Bubut


Perhitungan waktu pengeboran pada mesin bubut, pada prinsipnya
sama dengan menghitung waktu pemesinan bubut rata dan bubut
muka. Perbedaannya hanya terletak pada jarak star ujung mata
bornya. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa, panjang total
pengeboran (L) adalah panjang pengeboran (ℓ) ditambah star awal
mata bor (ℓa= 0,3 d), sehingga: L= ℓ + 0,3d (mm). Untuk nilai
kecepatan pemakanan (F) mengacu pada uraian sebelumnya F= f.n
(mm/putaran)

Gambar 2.98 Panjang langkah pengeboran

Berdasarkan prinsip-prinsip yang telah diuraikan diatas, maka


perhitungan waktu pengeboran (tm) dapat dihitung dengan rumus:
Waktu pengeboran (tm) = Panjang pengeboran (L) mm Menit
Feed (F) mm/menit
L
tm = (menit)
F
L= ℓ + 0,3d (mm.
F= f.n (mm/putaran)
Keterangan:
ℓ = panjang pengeboran
L = panjang total pengeboran
d = diameter mata bor
n = putaran mata bor (Rpm)
f = pemakanan (mm/putaran)
Contoh soal 1:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran sepanjang 28 mm
dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Putaran mesin (n)= 700 putaran/menit,
dan pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,04 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan pengeboran pada mesin bubut sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab soal 1 :
L = 𝘗 + 0,3 d = 28 + (0, 3.10) = 31 mm
F = f.n = 0,04 x 700= 28 mm/menit
L
tm = menit
F
31
= = 1,107 menit
28
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas
adalah selama 1,107 menit.
Contoh soal 2:
Sebuah benda kerja akan dilakukan pengeboran sepanjang 40 mm
dengan mata bor berdiameter 10 mm. Data parameter pemesinannya
ditetapkan sebagai berikut: Kecepatan potong (Cs)= 25 meter/menit,
dan pemakanan dalam satu putaran (f)= 0,03 mm/putaran.
Pertanyaannya adalah: Berapa waktu yang diperlukan untuk
melakukan pengeboran pada mesin bubut sesuai data diatas, apabila
pemakanan dilakukan satu kali pemakanan/proses ?.
Jawab soal 2 :
1000. Cs
n=
π. d
1000.25
=
3,14.10
= 796,178 ≈ 796 Rpm
L = 𝘗 + 0,3 d = 40 + (0, 3.10) = 43 mm
F = f.n = 0,03 x 796= 23,88 mm/menit

tm = menit = = 1,8 menit


,

Jadi waktu yang dibutuhkan untuk pengeboran sesuai data diatas


adalah selama 1,8 menit.
Rangkuman

Yang dimaksud dengan parameter pemotongan pada proses pembubutan adalah,


informasi berupa dasar-dasar perhitungan, rumus dan tabel-tabel yang mendasari
teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin bubut diantaranya.
1. Kecepatan potong (Cutting speed – Cs)
Yang dimaksud dengan kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong
menyayat bahan dengan aman menghasilkan tatal dalam satuan panjang
perwaktu (meter/menit atau feet/menit).
Dengan rumus : Cs = π.d.n Meter/menit.
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)π :
nilai konstanta = 3,14
2. Kecepatan Putaran Mesin Bubut (Revolution Per Menit - Rpm)
Yang dimaksudkecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan
putar mesin bubut untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan
putaran/menit.
𝑪𝑺
Dengan rumus : Cs = π.d.n Meter/menit. Jadi n = 𝑹𝒑𝒎
𝝅.𝒅.
Keterangan:
d : diameter benda kerja (mm)
Cs : Cuting speed (Meter/menit)
n : putaran mesin/benda kerja (putaran/menit - Rpm)
π : nilai konstanta = 3,14
3. Kecepatan Pemakanan (Feed - F)
Kecepatan pemakanan ditentukan beberapa faktor, diantaranya: kekerasan
bahan, kedalaman penyayatan, sudut-sudut sayat alat potong, bahan alat
potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan digunakan.
Jadi feeding adalah Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada mesin bubut
ditentukan oleh seberapa besar bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan
mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran mesinnya (n) dalam satuan
putaran. Maka rumus untuk mencari kecepatan pemakanan (F) adalah:
F = f x n(mm/menit).
Keterangan:
f= besar pemakanan atau bergesernya pahat (mm/putaran)
4. Waktu Pemesinan Bubut Rata
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemesinan bubut adalah, seberapa
besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L) dalam satuan mm dan
kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit.
tm = menit.

L = ℓa+ ℓ (mm).
F= f.n (mm/menit)
Keterangan :
f = pemakanan dalam satau putaran (mm/put)
n = putaran benda kerja (Rpm)
ℓ = panjang pembubutan rata (mm)
la = jarak star pahat (mm)
L = panjang total pembubutan rata (mm)
F = kecepatan pemakanan mm/menit
Tes Formatif
1. Sebuah baja lunak diameter 62 mm, akan dibubut dengan kecepatan potong 25
m/menit. Maka berapa besar kecepatan putaran mesin yang akan dihasilkan ?..
a. 128,415 rpm
b. 130,415 rpm
c. 135,415 rpm
d. 140,415 rpm
e. 145,415 rpm
2. Untuk membubut baja lunak berdiameter 35 mm dengan kecepatan potong CS=25
m/menit, maka putaran mesin secra teoritis adalah ?...
a. 220,47 rpm
b. 227,47 rpm
c. 230,47 rpm
d. 235,47 rpm
e. 240,47 rpm
3. Membuut benda kerja berdiameter 108 mm dengan kecepatan potong 25 m/menit.
Berapakah putaran mesin nya ?...
a. 60,72 rpm
b. 70,72 rpm
c. 73,72 rpm
d. 80,72 rpm
e. 90,72 rpm
4. Penjelasan dari makna Rpm adalah
a. Diameter benda kerja
b. Kecepatan potong
c. Kecepatan pemotongan
d. Kecepatan putaran mesin
e. Kecepatan pengerjaan bahan
5. Satuan untuk kecepatan putaran mesin adalah…
a. Mm
b. M
c. Detik
d. Mm/detik
e. Rpm
6. Jika diketahui jumlah putaran mesin adalah 500 put/mnit. Feeding rate untuk
pengerjaan bahan aluminium pada table menunjukan 0,15, maka kecepatan
pemakanannya adalah…..mm/menit
a. 1,5
b. 7,5
c. 15
d. 45
e. 75
7. MIsalnya pada tabel mesin tersedia putaran 550, 600, 650, 700, 750 sedangkan hasil
perhitungankecepatan putaran mesin adalah 597, maka putaran yang dipilih adalah

a. 600
b. 550
c. 650
d. 700
e. 750
8. Untuk dapat menghitung besarnya kecepatan putaran mesin bubut juga ditentukan
oleh …
a. Kecepatan mesin
b. Setelan mesin
c. Diameter Benda kerja
d. Ketirusan
e. operator
9. Klasifikasi alat potong berdasarkan bahannya adalah …
a. Karbida dan HSS
b. HSS dan Sianida
c. Karbida dan Sianida
d. Titanium dan Silika
e. Karbida dan batu Giok
10. Satuan kecepatan mesin bubut adalah …
a. m/sekon
b. meter/sekon
c. putaran/detik
d. putaran/menit
e. Langkah/menit
Kunci Jawaban
NO Kunci Jawaban Skor Nilai Benar Nilai Salah
1 A 1 0
2 B 1 0
3 C 1 0
4 D 1 0
5 E 1 0
6 E 1 0
7 A 1 0
8 C 1 0
9 A 1 0
10 D 1 0

Pensekoran
No Soal Bobot Skor Skor x Bobot
1 1 10 10
2 1 10 10
3 1 10 10
4 1 10 10
5 1 10 10
6 1 10 10
7 1 10 10
8 1 10 10
9 1 10 10
10 1 10 10
Total (Skor
Perolehan)
Skor Total 10 100 100

𝑆𝑒𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 = 𝑥 100 = ⋯
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
DAFTAR PUSTAKA

Widarto, (2008), Teknik Pemesinan Jilid 1, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Direktorat Jendral Menengah Pendidikan dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
GLOSARIUM

Mecepatan Potong (Cutting Speed – CS) Kemampuan alat potong menyata bahan
denga naman menghasilkan tatal dalam satuan
Panjang perwaktu (meter/menit atau
feet/menit)
Kecepatan Putaran Mesin (Revolution Per Kemampuan kecepatan putar mesin bubut
Menit) untuk melakukan pemotongan atau
penyayatan dalam satuan putaran/menit
Kecepatan Pemakanan (feed-F ) Besarnya kecepatan pemakanan (F) pada
mesin bubut ditentukan oleh seberapa besar
bergesernya pahat bubut (f) dalam satuan
mm/putaran dikalikan seberapa besar putaran
mesinnya (n) dalam satuan putaran.
Waktu Proses Pemesinan ( tm ) Dalam mebuat suatu produk atau komponen
pada mesin bubut, lamnya waktu proses
pemesinannya perlu diketahui/dihitung.

Anda mungkin juga menyukai