Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian dan
Statistika yang diampu oleh :
Assalamualaikum wr.wb
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Metodologi Penelitian dan Statistika dengan judul “Pengaruh Sudut Potong Pahat
Bubut (HSS) Terhadap Hasil Pembubutan Silindris” dengan sebaik-baiknya.
1. Catur Pramono, S.T., M.Eng. selaku Dosen mata kuliah Metodologi Penelitian
dan Statistika.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan
akan tetapi sedikit harapan semoga yang sederhana ini dapat berguna dan berman
faat bagi kita semua.
Penulis,
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
PROPOSAL PENELITIAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
1.5 Sistematika Penulisan....................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4
2.1 Pengertian Pahat Bubut HSS..........................................................................4
2.2 Mesin Perkakas...............................................................................................4
2.2.1 Mesin Bubut.............................................................................................5
2.2.2 Mesin Gerinda..........................................................................................5
2.2.3 Macam-macam Mesin Gerinda................................................................6
2.3 Batu Gerinda...................................................................................................8
2.3.1 Unsur Batu Gerinda..................................................................................9
2.3.2 Faktor Pemilihan Batu Gerinda...........................................................16
2.4 Hipotesis Penelitian.....................................................................................16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................17
3.1 Metode Penelitian.........................................................................................17
3.2 Tempat dan Waktu........................................................................................17
3.3 Diagram Alir.................................................................................................17
3.4 Alat dan Bahan.............................................................................................17
3.4.1 Alat.........................................................................................................18
3.4.2 Bahan......................................................................................................18
3.5 Prosedur Penelitian......................................................................................18
3.5.1 Prosedur Proses Bubut............................................................................18
3.5.2 Uji nilai tingkat kekasaran.....................................................................19
3.5.3 Pengambilan Data..................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diantara cara tersebut yang perlu diperhatikan adalah geometri pahat,
sebab ada bagian dari geometri pahat itu yang boleh diubah-ubah sehingga
hasil dari kekasaran permukaan pembubutan benda kerja akan didapat nilai
maksimal.
Oleh karena itu, penulis dan anggota kelompok penelitian ini mencoba
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sudut Potong Pahat Bubut (HSS)
terhadap Hasil Pembubutan Silindris” yang mana dalam penelitian ini
putaran dari mesin bubut tetap (konstan) tetapi hanya geometrinya yang
berubah.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pahat bubut High Speed Steel (HSS) adalah salah satu bahan pahat
bubut yang banyak digunakan oleh operator untuk membubut baja karbon
rendah atau medium. HSS ini mempunyai kemampuan potong pada
kecepatan yang tinggi dan mampu kerja pada suhu yang tinggi.
Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang
dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan
mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja
tersebut. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan
sumbu putar dari benda kerja.
5
2.2.2 Mesin Gerinda
6
dikerjakan dari mesin gerinda jenis ini yaitu Spindle Mesin, Bearing,
Test Bar, Poros atau As, Sleeve dan lainnya.
Mesin gerinda jenis ini berukuran lebih kecil dari kedua jenis mesin
gerinda di atas dan dipasang pada meja kerja dengan baut. Mesin ini
memiliki dua batu gerinda pada kedua ujungnya dan umumnya
digunakan untuk mengasah benda-benda berukuran kecil, seperti mata
bor, pahat tangan, pahat bubut, kapak, pisau, golok dan sebagainya. Mata
gerinda kasar di pasang pada bagian sebelah kiri, sedangkan mata gerinda
halus dipasang pada bagian sebelah kanan.
7
Gambar 2.5 Mesin Gerinda Duduk (Bench Grinder)
8
Gambar 2.6 Mesin Gerinda Tangan (Hand Grinder)
Batu gerinda (grinding wheel) merupakan alat potong utama pada mesin
gerinda yang berfungsi untuk mengikis permukaan benda kerja pada proses
penggerindaan. Fungsi utama batu gerinda pada proses penggerindaan secara
umum sebagai berikut: untuk penggerindaan silindris, datar dan profil,
menghilangkan permukaan yang tidak rata, untuk pekerjaan finishing
permukaan, untuk pemotongan dan untuk penajaman alat-alat potong yang
digunakan pada mesin manual maupun CNC.
9
Gambar 2.7 Unsur-unsur Roda Gerinda
10
Aluminium oksida grit murni (AL2O3) berwarna putih memilki
struktur berongga dan tajam dengan kekuatan rendah, digunakan untuk
penggerindaan umum/pengasaran dengan hasil kehalusan sedang.
Butiran jenis ini memilki sifat kurang tahan terhadap panas dan sensitif
terhadap keras dan bahan besi.
Dipanaskan Disaring
Ukuran
11
Silikon karbida warna hijau mengandung setidaknya 97% SiC.
Memilki sifat yang lebih baik jika dibandingkan dengan silicon karbida
berwanan hitam digunakan untuk menggerinda karbida yang disemen
(bahan keras).
Serbuk gergaji
Silisium SiC
12
B. Macam-macam Perekat (Bond)
Terdapat bermacam-macam perekat dalam membuat roda gerinda
diantaranya :
diperiksa
2) Perekat silikat.
Khusus digunakan untuk mengasah alat-alat potong, karena perekat
jenis ini mudah melepaskan butiran (pulder acting). Proses pembuatan
perekat silikat dapat dilihat pada (Gambar 2.13).
13
Gambar 2.13 Proses pembuatan perekat silikat
Oksida Seng Silikat + Abrasive
Dicetak Diperiksa
260oC, 24 hari
3) Perekat shellac.
Jenis perekat ini digunakan untuk pengerjaan halus, dan ketahanan
terhadap panas rendah. Proses pembuatan perekat shellac dapat dilihat
pada (Gambar 2.14).
Shellac + Abrasive
4) Perekat Karet.
Roda gerinda dengan perekat karet digunakan untuk roda gerinda
pengontrol/penahan pada mesin gerinda silinder tanpa senter (centerless
grinding). Proses pembuatan perekat karet dapat dilihat pada (Gambar
2.15).
14
Gambar 2.15. Proses pembuatan perekat karet
Karet Murni + Belerang + Abrasive
15
dicetak diperiksa
5) Perekat Resin Syntetik (Syntetic Resin Bond).
Roda gerinda dengan perekat resin syntetik, digunakan untuk roda
gerinda pemotong yang tipis, karena perekat jenis ini elastis dan ulet.
Proses pembuatan perekat resin syntetik dapat dilihat pada (Gambar
2.16).
Bakelit + Abrasive
dicetak diperiksa
6) Perekat logam.
Roda gerinda dengan perekat logam, digunakan untuk mengikat
butiran pemotong boron nitride dan Intan. Proses pembuatan perekat
resin syntetik dapat dilihat pada (Gambar 2.17).
16
2.3.2 Faktor Pemilihan Batu Gerinda
a). Bahan dan kekerasan benda yang digerinda, untuk bahan dengan
kekuatan tarik tinggi, digunakan roda gerinda dari Aluminium oksida.
Bahan tersebut antara lain, Baja karbon, Besi tempa, Perunggu kenyal,
Tungsten, Baja campuran , dll. Untuk bahan dengan kekuatan tarik
rendah, yaitu Besi kelabu, Kuningan, Perunggu, Aluminium, tembaga,
granite, dll. Gunakan roda gerinda Silicon carbida. Selain itu, gunakan
roda gerinda keras untuk bahan yang lunak, dan roda gerinda lunak
untuk bahan yang keras.
b). Volume bahan yang digerinda, untuk volume bahan buangan yang
besar gunakan roda gerinda yang berbutir besar dan kasar, termasuk
bahan yang liat. Sedangkan roda gerinda berbutir halus digunakan
untuk volume sedikit (tipis untuk finishing), termasuk bahan yang
keras.
c). Besarnya busur singgungan antara roda gerinda dan benda kerja,
busur singgungan besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda
gerinda cepat aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak dengan
butiran yang besar. Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau
sedikit, gunakan roda gerinda yang keras dengan butiran halus.
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
PERSIAPAN MESIN
PERSIAPAN PAHAT
PROSES PENGGERINDAAN
PERSIAPAN PAHAT
PROSES PEMBUBUTAN
KEKASARAN
N7 N9
KESIMPULAN
SELESAI
18
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Alat
19
maka menggunakan Feed: 0.09 mm/rev, kecepatan spindel: 715
Rpm dengan feeding otomatis
20
3.5.3 Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan melakukan percobaan variasi
kombinasi sudut pada mata pahat. Tujuan utama dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui pengaruh variasi kombinasi sudut pahat terhadap
kekasaran permukaan setelah proses bubut. Dari data yang diperoleh tiap
percobaan akan disajikan dalam tabel sebagai berikut:
21
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Sudut garuk 25º
22
DAFTAR PUSTAKA
Rampo, Yohanis. 2011. Pengaruh Sudut Potong Utama Pahat ss Terhadap Daya
Potong Logam (Besi Cor Kelabu) Pada Proses Bubut. Jurnal Pendidikan
dan Kejuruan. Vol 2. No 1. Maret.
Rochim, Taufiq. 1993. Teori dan Teknologi Proses Permesinan. Bandung : Institut
Teknologi Bandung.
Husein, Saddam. 2015. Pengaruh Variasi Sudut Potong Terhadap Getarah Pahat
dan Kekerasan Permukaan pada Proses Bubut Mild Stell ST 42. Jember :
Universitas Jember.
23