Anda di halaman 1dari 24

PENGENALAN ALAT TACHYMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Survey dan Pemetaan
Yang diampu oleh Dr. Ir. H. Iskandar Muda P, M.T

Oleh :

Muhammad Hafidz Gunarto

1803953

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada semua makhluk-Nya. Berkat izin-Nya Penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul
Laporan ini disusun untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai pengenalan
alat tachymetri.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT dan jungjungan kita Nabi Muhammad SAW,
2. Bapak Dr. Ir. Drs. H. Iskandar Muda P., M.T., selaku dosen Survei dan Pemetaan,
3. Orang tua yang memberikan spirit dan moril,
4. Teman-teman Teknik Sipil,
5. Dan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan penelitian ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang Penulis miliki. Saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian ini. Penulis
mengharapkan dengan terwujudnya lapopran penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................................1
1.3 Pembatasan Masalah...........................................................................................2
1.4 Perumusan Masalah.............................................................................................2
1.5 Tujuan Praktikum.................................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan...........................................................................................2

BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................4


2.1 Pengukuran Tachymetri.......................................................................................4
2.1.1 Pengukuran tachymetri untuk titik-titik horizontal.......................................4
2.1.2 Pengukuran tachymetri untuk bidang miring................................................5
2.1.3 Rambu Tachymetri.........................................................................................6
2.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................6

BAB III METODOLOGI............................................................................9


3.1 Lokasi Praktikum.............................................................................................9
3.2 Waktu Kegiatan Praktikum..............................................................................9
3.3 Metode Penelitian................................................................................................9
3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan........................................................................9
3.5 Data Primer dan Data Sekunder.........................................................................10
3.6 Instrumen Penelitian..........................................................................................10

ii
3.7 Teknik Analisis....................................................................................................10
3.8 Kerangka Berpikir...............................................................................................11
3.9 Diagram Alir........................................................................................................12

BAB IV HASIL DAN PENGOLAHAN DATA..............................................13


4.1 Pembahasan Teori..............................................................................................13
4.2 Hasil Data dan Pengolahan Data........................................................................14

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI.................................15


5.1 Kesimpulan.........................................................................................................15
5.2 Saran...................................................................................................................15
5.3 Rekomendasi......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................16

LAMPIRAN...........................................................................................17

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran tachymetri..................................................................................5


Gambar 2 Pengukuran jarak dan beda tinggi metode tachymetri..................................5
Gambar 3 Theodolite.....................................................................................................6
Gambar 4 Statif..............................................................................................................7
Gambar 5 Rambu Ukur..................................................................................................7
Gambar 6 Pita Ukur.......................................................................................................7
Gambar 7 Payung...........................................................................................................8

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran titik-titik detail tachymetri dilakukan setelah pengukuran kerangka
dasar vertikal dan pengukuran dasar horizontal. Pengukuran titik-titik detail
tachymetri pada dasarnya dilakukan dengan menggunakan peralatan dengan teknologi
lensa optis dan elektronis digital. Pengukuran metode tachymetri mempunyai
keunggulan dalam hal ketepatan dan kecepatan dibandingkan dengan metode offset.
Pengukuran metode tachymetri menggunakan alat theodolite. Alat theodolite
dididrikan di atas patok yang telah diketahui koordinat dan ketinggiannya berdasarkan
hasil pengukuran kerangka dasar. Patok tersebut mewakili titik-titik ikat pengukuran.
Titik-titik detail dapat berupa unsur alam atau unsur buatan manusia.
Data yang diperoleh di tempat alat berdiri meliputi azimuth magnetis, sudut
vertikal inklinasi (sudut miring) atau zenith dan tinggi alat. Pada alat theodolite
dengan fasilitas total station koordinat dan ketinggian tinggi titik-titik detail dapat
diperoleh langsung. Cara tachymetri adalah cara yang paling banyak digunakan
terutama untuk pemetaan daerah luas yang bentuknya tidak beraturan. Dilatar
belakangi oleh semua itulah, para mahasiswa teknik sipil diharuskan mengetahui dan
memahami cara pengukuran titik-titik detail tachymetri dan mempraktekkannya di
lapangan. Untuk memetakan dengan cara ini para surveyor memerlukan alat yang
dapat mengukur arah dan sekaligus jarak, yaitu theodolite kompas atau BTM
(Boussole Tranche Montagne).

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Peralatan Praktikum yang terbatas pada saat Praktikum.


b. Banyaknya orang yang lewat saat mencoba pengukuran.
c. Mahasiswa belum dapat mengoperasikan alat dengan baik dan benar.

1
d. Prinsip – Prinsip pengukuran yang belum dapat dipahami oleh para surveyor

2
2

di lapangan.
1.3 Pembatasan Masalah
Ruang lingkup penelitian yang diambil sangat luas, oleh sebab itu perlu
adanya pembatasan. Batasan masalah dibuat untuk membatasi ruang lingkup
penelitian agar dalam penyusunannya penulis lebih terarah. Batasan masalah
pada penelitian ini antara lain:
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membatasi permasalahan yang
akan dibahas mengenai pengenalan alat ukur titik titik detail tachymetri di
lingkungan FPTK UPI.

1.4 Perumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang dan Identifikasi Masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam laoran ini adalah sebagi berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran titik-tititk detail tachymetri?
2. Apa saja alat dan bahan yang digunakan dalam pengukurannya?
3. Bagaimana prosedur pengukuran tachymetri?

1.5 Tujuan Praktikum


Dari rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
pengukuran ini ialah :
1. Untuk mengetahui pengukuran titik-titik detail tachymetri
2. Untuk mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengukuran
3. Untuk mengetahui langkah-langkah pengukuran tachymetri

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam hal pembahsan yang lebih terperinci, maka
penulis menyusun laporan ini dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
3

BAB V PENUTUP
BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Tachymetri
“Metode Stadia” yang disebut “Tachymetri” di Eropa adalah cara yang cepat
dan efisien dalam mengukur jarak yang cukup teliti untuk sipat datar trigonometri,
metode ini cukup dibentuk regu 2 atau 3 orang, sedangkan pada metode transit
memerlukan 3 sampai 4 orang.
Metode stadia berasal dari kata Yunani untuk satuan panjang yang asalnya
diterapkan dalam pengukuran jarak-jarak untuk pertandingan atletik, dari sinilah
muncul kata “stadium” atau stadion dalam pengertian modern. Kata ini menyatakan
600 satuan Yunani atau 606 ft 9 in dalam ketentuan Amerika sekarang.
Istilah stadia sekarang dipakai untuk benang silang dan rambu yang dipakai
dalam pengukuran, maupun metodenya sendiri. Pembacaan optis (stadia) dapat
dilakukan dengan transit, theodolit, alidade, dan alat sipat datar.
Peralatan stasiun kota yang baru menggbaungkan theodolit, EDMI, dan
kemampuan mencatat-menghitung hingga reduksi jarak lereng secara otomatis dan
sudut vertikal. Yang dihasilkan adalah pembacaan jarak horizontal dan selisih elevasi,
bahkan koordinat. Prinsip pengukuran tachymetri dan metodenya memberikan
konsepsi-konsepsi dasar dan mungkin dipakai terus menerus.

2.1.1 Pengukuran tachymetri untuk titik-titik horizontal


Selain benang silang tengah, diafragma transit atau theodolite untuk
tachymetri mempunyai dua benang horizontal tambahan yang ditempatkan sama
jauh dari tengah. Jarak ke rambu yang dibagi secara desimal dalama feet,
ersepuluahan dan perseratusan dapt langsung dibaca sampat foot terdekat. Ini sudah
cukup seksama untuk menentukan detail-detail fotografi, seperti sungai, jembatan
dan jalan yang akan digambar pada peta dengan skala lebih kecil daripada 1 in =100
ft, dan kadang-kadang untuk skala lebih besar misalnya 1 in = 50 ft.

4
5

Gambar 1 Pengukuran tachymetri

2.1.2 Pengukuran tachymetri untuk bidang miring


Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bdiik miring karena
adanya keragaman topografi. Pembacaan langsung ada garis sumbu horizontal
diekrjakan bila keadaan memungkinkan untuk menyederhanakan reduksi catatan-
catatan. Denagnd emikian teropong boleh miring beberapa derajat untuk pembacaan
jarak optis setelah membuat bidikan depan yang datar untuk memeproleh sudut
vertikal.

Gambar 2 Pengukuran jarak dan beda tinggi metode tachymetri

1. Jarak datar :
dAB : 100 (BA – BB) cos2m;
dimana : m = sudut miring
2. Beda tinggi :
6

ΔHAB = 50 (BA – BB) sin 2m + i – t;


dimana : t = BT.

2.1.3 Rambu Tachymetri


Rambu-rambu tachymetri biasa berbentuk satu batang, lipatan atau potongan-
potongan dengan panjang 10 atau 12 ft. Kalau dibuat lebih panjang dapat
meningkatkan jarak bdiik rambu 12 ft akan terhalang oleh rumput atau semak,
tinggal sepanjang 10 ft. Pada bidikan yang lebih jauh, setengah interval
(perpotongan antara benang tengah dan benang stadia atas) dapat dibaca dan dilipat
untuk dipakai dalam persamaan reduksi tachymetri yang baku. Bial ada perempatan
antara benang tengahd engan benang stadia atas, secara teoritid dapat ditaksir jarak
sejauh 4000 ft pada bidikan pendek mungkin sampai 200 ft, rambu sipat datar biasa
jenis philadelpia sudah cukup memuaskan.

2.2 Alat dan Bahan

Gambar 3 Theodolite
7

Gambar 4 Statif

Gambar 5 Rambu Ukur

Gambar 6 Pita Ukur


8

Gambar 7 Payung
BAB III

METODOLOGI
3.1 Lokasi Praktikum
Tempat : Praktikum pengenalan alat tachymetri ini bertempat di
Laboratorium Survei dan Pemetaan dan Lapangan FPTK UPI
Bandung.

Alamat : Jl. Dr. Setiabudi no.207 Isola, Sukasari, Kota Bandung,


Jawa Barat

3.2 Waktu Kegiatan Praktikum


Waktu :

Hari,Tanggal :
Waktu :

3.3 Metode Penelitian


Metode Penelitian yang digunakan dalam laporan ialah menggunakan metode
penelitian Deksriptif Kuantitatif karena pengukuran titik detail tachymetri akan
menghasilkan data berupa azimuth magnetis, sudut vertikal inklinasi (sudut miring)
atau zenith dan tinggi alat .
Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif digunakan untukl menjelaskan lebih
lanjut mengenai hal yang berkaitan mengenai Pengukuran titik detail tachymetri ,
khususnya pada tinjauan pustaka dalam laporan ini.

3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan


Populasi dalam praktek pengenalanan alat ukur titik detail tachymetri ini
adalah lapangan FPTK UPI.
Teknik pengambilan sampel adalah dengan mencari azimuth magnetis,
sudut vertikal inklinasi (sudut miring) atau zenith dan tinggi alat yang akan diukur
dalam praktek titik detail tachymetri ini

9
10

3.5 Data Primer dan Data Sekunder


Data Primer pada Pengukuran Tachyetri berupa data azimuth magnetis,
sudut vertikal inklinasi (sudut miring) atau zenith dan tinggi alat yang didapat
melalui pengukuran langsung di lapangan dengan cara pengukuran menggunakan
alat ukur tachymetri.
Data Sekunder pada pengukuran Tachymetri berupa informasi mengenai
Pengukuran Tachymetri , Prinsip prinsip pengukuran tachymetri serta data yang
didapat melalui internet ataupun literatur tertulis seperti buku untuk menunjang
penulisan laporan praktikum ini.

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian dalam penulisan laporan praktikum ini yaitu dengan
menggunakan Instrumen Penelitian berupa Observasi yatu pengamatan secara
langsung mengenai kondisi di lapangan dengan melakukan pengukuran
Tachymetri di FPTK UPI. Lalu, didapatkan data berupa angka yang digunakan
untuk pengolahan data lebih lanjut serta dapat dipertanggung jawabkan.

3.7 Teknik Analisis


Teknik analisa yang dilakukan adalah teknik analisis kualitatif yang
menekan pada pemahaman dan teknik analisis kuantitatif dengan melakukan
pengumpulan data pengukuran kerangka dasar vertical yang dilaksanakan di
lapangan ( FPTK UPI).
11

3.8 Kerangka Berpikir

Dosolen (Normatur): Pengukuran titik detail Dosolen ( factual ) : Para


tacymetri adalah cara yang cepat dan efisien mahasiswa S1 Teknik Sipil FPTK
dalam mengukur jarak yang cukup teliti untuk UPI Bandung yang akan
sipat datar trigonometri, beberapa poligon dan melaksanakan praktikum
penentuan lokasi detail-detail fotografi. pengukuran Tachymetri.

Para Mahasiswa S1 Teknik Sipil FPTK UPI Bandung , belum memahami dan
mengerti materi Pengukuran titik detail tacymetri dan tata cara penggunaan
alat ukur titik detail tachymetri.

Gagasan (judul makalah) :


Pengukuran Titik Detail
Tachymetri

Teknik Analisis : Analisis Isi


Materi pengenalan alat

Hasil dan Pembahasan Feed Back

Kesimpulan, Implikasi,
Rekomendasi
12

3.9 Diagram Alir

Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal Pengukuran Kerangka Dasar


Orde-1 Horizontal Orde-1

Pengukuran Titik-Titik Detail Orde-2

Metode Offset Metode Tachymetri

Peralatan sederhana Peralatan :


 Pita ukur  Teknologi lensa optis
 Jalon  Elektronis digital
 Meja ukur
Keunggulan :
 Mistar
 Kecepatan
 Busur derajat
 Ketepatan

Theodolite

Optis Elektronis Digital


Total Station

 Azimuth Magnetis
X, Y, Z
 Sudut Vertikal
(Titik-titik detail)
(Inklinasi/Zenith)
 Benang Atas,
Tengah, Bawah
 Tinggi Alat

Unsur Alam :
Perubahan slope

 Dij = (BA-BA).100.(cos i)^2 dHij Unsur Buatan : Pojok-


pojok bangunan
= Talat + (BA-BB).50.sin 2i-BT

 Xj = Xi + Dij . Sin Aij Yj = Yi +


Dij . Cos Aij Hj = Hi + dHij
BAB IV

HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pembahasan Teori


Dalam praktikum pengenalan alat Theodolite, data yang didapatkan
dilapangan yaitu;
- Sudut horizontal
- Sudut vertical
- Tinggi Alat
- Bacaan diagrafma benang (BB,BT,BA)

Rumus yang digunakan pada pengolahan data

B A' −BT
1. BA’ – BT ⇒ COSi =
BA−BT
BA’ = (BA-BT) * COSi + BT
BT −B B'
2. BT – BB’ ⇒ COSi =
BT −BB
BB’ = BT – (BT-BB)*COSi
3. BA’ = (BA-BT) * COSi + BT
BB’ = BT – (BT-BB)*COSi

(BA’- = (BA-BB) * COS


BB’) i

13
14

4. d ABX = d AB * COSi * 100


d ABX = (BA-BB) COSi 2 X 100
5. Jadi :
X B = X A + d ABX sin α AB
Y B = Y A + d ABX cos α AB
Catatan :
Y B dan X B = Hasil Pengolahan data polygon
d ABX = Hasil pengolahan data Tachymetri
α AB = Hasil pembacaan sudut horizontal (azimuth) theodolite

O ' BT '
6. SINi = =O BT=d AB SINi
d AB
7. ∆ H AB = Tinggi alat + O ' BT – BT
∆ H AB = Tinggi alat + (BA-BB)*Sin 2i * 50- BT
Jadi :
TB = tinggi alat + ∆ H AB
BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
Pengukuran metode tachymetri menggunakan alat theodolit, baik yang bekerja secara
optis maupun elektronis digital yang dinamakan dengan total station. Alat theodolile
didirikan di atas patok yang telah diketahui koordinat dan ketinggiannya berdasarkan
hasil pengukuran kerangka dasar. Patok tersebut mewakili titik-titik ikat pengukuran.
Titik-titik detail dapat berupa unsur alam atau unsur buatan manusia. Data yang
diperoleh di tempat alat berdiri meliputi azimuth magnetis, sudut vertikal inklinasi
(sudur miring) atau Zenith dan tinggi alat. Pada alat theodolite dengan fasilitas total
stasion koordinat dan ketinggian tinggi titik-titik detail dapat langsung diperoleh dan
direkam ke dalam memori penyimpanan

5.2 Saran
1) Memahami peralatan theodolit yang digunakan dalam pengukuran tachymetri
2) Memahami cara penggunaan peralatan pengukuran tachymetri

5.3 Rekomendasi
Mahasiswa hendaknya belajar memahami serta banyak membaca khususnya mengenai
materi pengukuran Tachymetri menggunakan theodolite dan materi yang mempunyai korelasi
dengan pengukuran tachymetri dan penggunaan alatnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2008. Teknik Survei dan Pemetaan Untuk SMK.
Jakarta : Direktorat pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Purwaamijaya, Iskandar Muda. 2017. Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah.
Bandung : Laboratorium Survei dan Pemetaan DPTS UPI.

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai