Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Survey dan Pemetaan
Yang diampu oleh
Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T.
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Survey dan Pemetaan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW.
Selaku tim penyusun, kami berterima kasih kepada Bapak Dr. Ir. H.
Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T. selaku dosen mata kuliah Survey dan
Pemetaan yang telah membimbing kami dalam penyusunan laporan ini. Selain
itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
memudahkan proses pembuatan makalah.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu adanya kritik dan masukan yang membangun dari berbagai pihak
sangat kami nantikan untuk penyempurnaan laporan ini. Akhir kata, Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
ii
4.2 Waktu Pengukuran....................................................................................16
4.3 Pelaksanaan Praktikum .............................................................................16
BAB V PENGOLAHAN DATA ..........................................................................18
5.1 Data Lapangan ..........................................................................................18
5.2 Rumus yang Digunakan ............................................................................19
5.3 Pengolahan Data .......................................................................................21
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................30
6.1 Kesimpulan ...............................................................................................30
6.2 Saran .........................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................31
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
b. Persiapan pengukuran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendahuluan
Maksud pengukuran tinggi adalah menentukan beda tinggi antara dua titik.
Bila tinggi h diketahui antara dua titik A dan B, sedang tinggi titik A diketahui
sama dengan Hadan titik B letak lebih tinggi daripada titik A, maka tinggi titik B,
Hb = Ha + h. Yang diartikan dengan beda tinggi antara titik A dan titik B adalah
jarak antara duabidang nivo yang melalui titik A dan B. Umumnya bidang nivo
adalah bidang yang lengkung,tetapi bila jarak antara titik-titik A dan B kecil,
maka kedua bidang nivo yang melalui titik-titik A dan B dapat dianggap sebagai
bidang yang mendatar.
Beda tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara:
3
4
1. syarat utama : garis bidik teropong harus sejajar dengan garis arah nivo,
2. syarat kedua : garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu,
3. syarat ketiga : garis mendatar diafragma harus tegak lurus pada sumbu kesatu.
a. Alat ukur penyipat datar dengan semua bagiannya tetap. Nivo tetap
ditempatkan diatas teropong, sedang teropong hanya dapat diputar dengan
sumbu kesatu sebagai sumbu putar.
b. Alat ukur penyipat datar yang mempunyai nivo reversi, dan ditempatkan pada
teropong. Dengan demikian teropong selain dapat diputar dengan sumbu kesatu
sebagai sumbu putar, dapat pula diputar dengan suatu sumbu yang letaknya
searah dengan garis bidik. Sumbu putar ini dinamakan sumbu mekanis
teropong. Teropong dapat diangkat dari bagian bawah alat ukur penyipat datar.
Penentuan Beda Tinggi Antara Dua Titik Penentuan beda tinggi antara dua
titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat sipat datar tergantung pada
keadaan di lapangan, adapun tiga cara penempatan alat sipat datar, yaitu:
a. Dengan menempatkan alat sipat datar di atas titik B (salah satu titik yang akan
diukur beda tingginya), bidik pesawat ke titik lainnya (A) yang sebelumnya
telah berdiri rambu ukur. Sebagai contoh, hasil bidikan tadi kita beri nama a.
Setelah di ketahui a, pindahkan alat sipat datar ke titik A, lakukan bidikan yang
sama terhadap titik B, maka di ketahuilah hasil bidikan terhadap titik B yaitu b.
Beda tinggi dari kedua titik tersebut ( h) dapat diperoleh dengan h = b-a. Perlu
diketahui bahwa dalam setiap pengukuran, letak gelembung nivou harus berada
di tengah-tengah.
b. Alat ukur penyipat datar diletakkan diantara titik A dan titik B dan membentuk
suatu garis lurus, ukur jarak antara alat sipat datar terhadap titik A dan titik B,
Arahkan garis bidik dengan gelembung di tengahtengah ke titik A (belakang)
dan ke titik B (muka) yang telah berdiri rambu ukur, dan misalkan pembacaaan
pada dua mistar berturut turut ada b (belakang) dan m (muka). Bila selalu
diingat, bahwa angkaangka pada rambu selalu menyatakan jarak antara angka
6
dan alas mistar, maka dengan mudahlah dapat dimengerti, bahwa beda tinggi
antara titiktitik A dan B ada h = b m.
c. Alat ukur penyipat datar ditempatkan tidak diantara titik A dan B, tidak pula
diatas salah satu titik A atau titik B, tetapi di sebelah kiri titik A atau disebelah
kanan titik B, jadi diluar garis AB. Pembacaan yang dilakukan pada mistar
yang diletakkan di atas titik A dan B sekarang adalah berrturut-turut b dan m
lagi, sehingga digambar didapat dengan mudah, bahwa beda tinggi t = b m. 7
- Penyetelan agar garis holimasi sejajar dengan garis garis rangka teleskopnya.
- Penyetelan agar garis holimasi sejajar dengan sumbu nivau tabung dari
teleskopnya.
Keterangan:
1. kesalahan acak
2. kesalahan sistematis
3. kesalahan blunder
a. Waterpass.
Bagian bagian penting dari alat waterpass Teropong jurusan Teropong
jurusan terbuat dari pipa logam, di dalamnya terdapat Susunan lensa- lensa
yang terdiri dari lensa objektif, lensa okuler, dan lensa penyetel pusat.
Didalam teropong terdapat pula pelat kaca yang dibalur dengan bingkai dari
logam (diafragma), sedang pada pelat kaca terdapat goresan benang silang.
Niveau Niveau adalah suatu alat yang digunakan sebagai sarana untuk
membuat arah-arah horizontal dan vertikal. Menurut bentuknya niveau dibagi
menjadi dua macam yaitu niveau kotak dan niveau tabung. Pada waterpass
8
yang digunakan adalah niveau kotak. Niveau kotak, terdiri atas kotak dari
gelas yang dimasukkan dalam montur dari logam sedemikian hingga bagian
atas tidak tertutup. Kotak tersebut diisi dengan cairan atsiri (ether atau
alkohol), bidang atas dari gelas diberi bentuk bidang lengkung dengan jari-
jari besar. Bagian kecil kotak itu tidak berisi zat cair, sehingga bagian ini dari
atas terlihat sebagai gelembung.
b. Mistar / Rambu ukur
Umumnya terbuat dari kayu atau besi, panjangnya antara 3-4 meter,
bahkan ada yang 5 meter. Karena panjangnya, untuk pengangkutannya, maka
mistar ini dapat dilipat menjadi 1,5 m atau 2 meter. Skala mistar dibuat
dengan cm; tiap-tiap cm ada blok 10 merah, putih atau hitam. Tiap-tiap meter
diberi warna yang berlainan, merah-putih dan hitam-putih untuk
memudahkan pembacaan meter.
c. Statif
Statif adalah salah satu perlengkapan pengukuran yang berfungsi sebagai
kaki untuk meletakkan waterpass. Statip mempunyai 3 kaki yang berfungsi
untuk menyeimbangkan berdirinya statip. Saat mendirikan statip, meja statip
harus rata karena dapat mempengaruhi seimbangnya gelembung pada niveau.
d. Pita Ukur
Pita ukur terbuat dari kain diberi benang dari tembaga dimasukkan dalam
minyak cat yang masak. Panjang pita ukur ada yang 10, 15, 20, 30, sampai 50
meter. Pita ukur ini di gulung dalam kotak bulat yang disebut rol.
e. Payung
Dalam pengukuran di lapangan, payung juga memiliki peran penting, yaitu
sebagai pelindung waterpass dari sinar matahari agar cairan niveau tidak
menguap.
f. Tabel Pengukuran
Data hasil pembacaan benang dimasukkan ke dalam tabel pengukuran
untuk memudahkan analisa data.
g. Alat tulis dan Kalkulator
Alat tulis dan kalkulator, untuk mencatat data dan menghitung koreksi
kesalahan pembacaan benang.
9
BAB III
Pengukuran Sipat Datar KDV Dapat menyebutkan jenis jenis alat yang
digunakan pada pengukuran sipat datar KDV. Dapat menyebutkan tahapan
tahapan pengukuran sipat datar KDV. Dapat menggambarkan bentuk formulir
ukuran yang digunakan. Dapat memberikan nilai kesalahan garis bidik alat sipat
datar yang digunakan. Dapat membuat tabel untuk pengolahan data sipat datar
KDV. Dapat memasukan angka angka hasil survey ke dalam tabel. Dapat
memberikan nilai pengolahan data sipat datar KDV baik secara manual maupun
secara komputerisasi. Dapat menggambarkan hasil pengolahan data pada jalur
memanjang pengukuran menggunakan metode manual / grafis digital.
10
11
v. Berdasarkan batas pengukuran dari peta wilayah studi, tentukan lokasi patok-
patok pada jalur ukuran,
w. Anggota regu melakukan pematokan di jalur pengukuran dengan patok yang
telah tersedia (buat slagnya genap),
x. Dirikan alat pada slag pertama, lakukan pembacaan benang atas (BA), benang
bawah (BB), dan benang tengah (BT) ke rambu belakang dan rambu muka,
y. Mengukur jarak belakang (db) dan jarak muka (dm) (jarak mendatar)
menggunakan pita ukur,
z. Memindahkan alat ke slag dua, lakukan hal yang sama seperti pada slag-slag
selanjutnya.
NB : Pencatatan data formulir ukuran yang menggunakan pensil dan
penghapus /tipe x. jika salah angka dicoret, nilai yang benar ditulis diatas
atau sebelahnya.
4. Setelah skala dibentuk, tentukan tinggi titik awal yang terdapat pada
data pengukuran
5. Lalu, buatlah tinggi titik kedua dengan jarak yang telah ditentukan
6. Lakukan langkah ke 5 sampai slag terakhir
7. Setelah gambar sudah membentuk seperti grafik, lengkapilah
gambar dengan menggambar rambu ukur, waterpass, dan
tambahkan keterangan jarak, tinggi titik dan kemiringan.
BAB IV
PELAKSANAAN PRAKTEK
15
16
1. Hari : Rabu
Kegiatan : Pengenalan alat sipat datar dan pencarian nilai Koreksi Garis
Bidik (KGB)
3. Hari : Jumat
4. Hari : Sabtu
b. Meminjam alat sipat datar dan alat-alat lain yang diperlukan dalam kegiatan
praktikum pengukuran sipat datar.
c. Setelah ke lapangan buat sketsa untuk memberikan tanda buat penyimpanan
rambu ataupun alat sipat datar.
d. Dalam membuat seketsa pertimbangan jumlah slag jarak slag sesuai dengan
kontur yang ada di lapangan .
e. Jumlah slag yang di buat 20 slag, kemudian diberi tanda dengan paku dan cat.
f. Setelah di bidik catat data atau bacaan pada alat pada format data yang telah
disediakan.
g. Hasil data di lapangan kami melakukan pengolahan data di komputer dengan
program excel dan menampilkan gambar dengan AutoCAD.
18
BAB V
PENGOLAHAN DATA
18
19
Btbk = BTb-(kgb.db)
BTmk = BTm-(kgb.dm)
H = BTbk-BTmk
d = db + dm
Bobot =
Hk =H-(. )
Ti = T + Hk
2
Kemiringan = x 100
12
Keterangan :
BTbk : Benang tengah belakang koreksi
BTb : Benang tengah belakang
BTmk : Benang tengah muka koreksi
BTm : Benang tengah muka
Kgb : Koreksi garis bidik (0,001)
H : Beda tinggi antara dua titik
D : Jarak antara dua titik
d : Jarak keseluruhan
dm : Jarak benang muka
db : Jarak benang belakang
Bobot : Hasil bagi dari jarak antara dua titik dengan jarak seluruhnya
( H) : Jumlah dari beda tinggi antara dua titik
Hk : Beda tinggi koreksi
Ti : Tinggi titik
21
3.1445 +920
0.9292
GK1
x
2.2153
+919
GK2
Nilai X :
0.9292
=
920 919 3.1445
0.9292
=
1 3.1445
x = 0.2955000795
Tinggi Titik Awal = 920 - 0. 2955000795 = 919,7044
Rumus :
BTmk = BTm-(kgb.dm)
BTbk = BTb-(kgb.db) kgb = 0.0002333
MENCARI H DAN d
Rumus :
1. H : BTbk-BTmk
2. d : db + dm
1 H = 1,6057 - 1,6667 d = 10 + 10
= -0,06 m = 20 m
2 H = 1,4617 - 1,6187 d =14 + 14
= -0,16 m = 28 m
3 H = 1,1807 - 2,4517 d = 14 + 14
= -1,27 m = 28 m
4 H = 0,9504 - 2,0914 d = 7 + 7
= -1,14 m = 14 m
5 H = 0,6862 - 2,2472 d = 7,8 + 7,8
= -1,56 m = 15,6 m
6 H = 1,5017 - 1,4087 d =14 + 14
= 0,09 m = 28 m
7 H = 1,4767 - 1,7097 d = 14 + 14
= -0,23 m = 28 m
8 H = 1,4287 - 1,6787 d = 10 + 10
= -0,25 m = 20 m
9 H = 1,3094 - 1,5304 d =11 + 11
= -0,22 m = 22 m
10 H = ,8154 - 1,0784 d = 11 + 11
= 0,74 m = 22 m
11 H = 2,0617 - 0,7277 d = 5,5 + 5,5
= 1,33 m = 11 m
12 H = 2,2157 - 0,8167 d = 5,5 + 5,5
= 1,4 m = 11 m
13 H = 2,2503 - 1,1243 d = 11,65 + 11,65
24
= 1,126 m = 23,3 m
14 H = 1,5164 - 1,5164 d = 11 + 11
=0m = 22 m
15 H = 1,4277 - 1,3897 d = 10 + 10
= 0,04 m = 20 m
16 H = 1,4277 - 1,3897 d = 10 + 10
= 0,04 m = 20 m
17 H = 1,4721 - 1,4611 d = 8 + 8
= 0,01 m = 16 m
18 H = 1,4866 - 1,4906 d = 6 + 6
=0m = 12 m
19 H = 1,4707 - 1,4237 d = 5,5 + 5,5
= 0,05 m = 11 m
20 H = 1,4487 - 1,4227 d = 5,5 + 5,5
= 0,03 m = 11 m
TITIK KONTROL
(H) = H1 + H2 + H3 + H4 + H5 + H6 + H7 + H8 + H9 +
H10 + H11 +H12 + H13 + H14 +H15 + H16 + H17
+H18 + H19 +H20
= -0,083
(d) = d1 + d2 + d3 + d4 + d5 + d6 + d7 + d8 + d9 +
d10 + d11 + d12 + d13 + d14 + d15 + d16 + d17 +
d18 + d19 + d20
25
=20 + 28 + 28 + 14 + 15.6 + 28 + 28 + 20 + 22 + 22 + 11 + 11 +
23.3 + 22 + 20 + 20 + 16 + 12 +11 +11
= 382.9 m
MENCARI BOBOT
Rumus :
()
Bobot = () , dik (d) = 382.9
TITIK KONTROL
=1
MENCARI Hk
Rumus :
Hk : H (h.bobot)
TITIK KONTROL
= 0,000
MENCARI Ti
Rumus
Ti = Ti2 + HK1
1. Ti1 = 919,7044 m
2. Ti2 = 919,7044 + (-0,05666)
= 919,6477 m
3. Ti3 = 919,6477 + (-0,15093)
= 919,4968 m
4. Ti4 = 919,4968 + (-1,26493)
= 918,2319 m
5. Ti5 = 918,2319 + (-1,13797)
= 917,0939 m
6. Ti6 = 917,0939 + (-1,55762)
= 915,5363 m
7. Ti7 = 915,5363 + (0,09907)
= 915,6354 m
8. Ti8 = 915,6354 + (-0,22693)
= 915,4084 m
9. Ti9 = 915,4084 + (-0,24566)
= 915,1628 m
10. Ti10 = 915,1628 + (-0,21623)
= 914,9465 m
11. Ti11 = 914,9465 + (0,74177)
= 915,6883 m
29
= 918,4261 m
14. Ti12 = 918,4261 + (1,13105)
= 919,5571 m
15. Ti11 = 919,5571 + (0,00477)
= 919,5619 m
16. Ti12 = 919,5619 + (0,04234)
= 919,6042 m
17. Ti11 = 919,6042 + (0,00934)
= 919,6136 m
18. Ti12 = 919,6136 + (0,01447)
= 919,6280 m
19. Ti11 = 919,6280 + (-0,00140)
= 919,6266 m
20. Ti12 = 919,6266 + (0,04938)
= 919,6760 m
21. Ti1 = 919,6760 + (0,02838)
= 919,7044 m
MENCARI KEMIRINGAN
Rumus :
Kemiringan = HK / d * 100 %
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Saat mengambil alat sesuaikan kebutuhan alat dengan mencocokan kondisi
waterpass
Pastikan alat waterpass, statif, pita ukur, dan lainnya layak pakai
Ikuti peraturan dan langkah peraturan dengan benar.
Lakukan pengukuran dengan teliti untuk menghindari kesalahan.
Saling berkoordinasi antar anggota kelompok untuk saling bekerjasama
dalam pelaksanaan pengukuran.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
LAMPIRAN