Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH 1

PENGUKURAN PROFIL MEMANJANG DENGAN ALAT WATERPASS

DOSEN PEMBIMBING :

DEDY VIRNAWAN, S.T., M.Tr.T.

DISUSUN OLEH :

Afrizal Dharma Yudha (3202124012)


Christoper Tubung Wibowo (3202124024)
Abdu Qusyairi AL-Taqim (3202124023)
Vita Triyana (3202124033)
Nadia Rahmi (3202124029)
Meisi (3202124018)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

PDD POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK DI KAPUAS HULU

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
rahmat dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini yang
berjudul “Pengukuran Profil Memanjang Dengan Alat Waterpass” Kami
menyadari bahwa laporan praktikum yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan bahasa,maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan praktikum ini biasa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan ilmu pengetahuan.

Putussibau, Januari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

DAFTAR TABEL....................................................................................................5

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................6

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................8

I.1 Latar Belakang................................................................................................8

I.2 Tujuan Praktikum............................................................................................9

BAB II DASAR TEORI........................................................................................10

II.1 Teori Pengukuran.........................................................................................10

II.1 Bagian-bagian Alat Waterpass....................................................................10

II.3 Pengoperasian Alat......................................................................................11

II.3.1 Mengukur jarak optis dan evelasi dengan waterpass...........................12

II.4 Kesalahan Dalam Pengukuran.....................................................................12

II.4.1 Kesalahan disebabkan manusia.............................................................12

II.4.2 Disebabkan oleh alat.............................................................................13

II.4.3 Disebabkan oleh alam...........................................................................13

BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................14

III.1 Langkah Kerja............................................................................................15

III.1.1 Persiapan..............................................................................................15

III.1.2 Setting nivo..........................................................................................15

III.1.3 Pengukuran..........................................................................................16

III.1.4 Pengolahan data...................................................................................17

III.1.5 Kesimpulan..........................................................................................17
III.2 Peralatan.....................................................................................................17

BAB IV PENGOLAHAN DATA..........................................................................20

IV.1 Pengolahan Data.........................................................................................20

IV.2 Peyelesaian Hasil Pengukuran Data...........................................................20

IV.2.1 Analisis data pada titik patok 1 (P1)....................................................20

IV.3 Pengolahan Data dan Analisis Data...........................................................22

IV.3.1 Pengolahan data...................................................................................22

IV.4 Analisa Data...............................................................................................23

IV.4.1 Posisi alat di titik 0..............................................................................23

IV.4.2 Posisi alat di titik 1..............................................................................23

IV.4.3 Posisi alat di titik 2..............................................................................23

IV.4.4 Posisi alat di titik 3..............................................................................24

IV.4.5 Posisi alat di titik 4..............................................................................24

IV.4.6 Posisi alat di titik 5..............................................................................25

BAB V PENUTUP................................................................................................26

V.1 Kesimpulan..................................................................................................26

V.2 Saran............................................................................................................26
DAFTAR TABEL

Tabel III. 1 : Daftar peralatan.................................................................................17


Tabel IV. 1 : Data yang diperoleh dari pengukuran di Jl. Pancasila 1...................20
Tabel IV. 2: Pengolahan Data Memanjang dengan Elevasi +90...........................22
DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1 : Waterpass dan bagian-bagianya.....................................................11


Gambar III. 1 Diagram alir pengukuran.................................................................14
Gambar III. 2: Gambar sketsa pengukuran............................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Definisi ilmu ukur tanah ilmu ukur tanah disebut juga plan
surveying yaitu ilmu yang mempelajari cara menyajikan bentuk
permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur manusia (mencakup
seni dan teknologi) diatas permukaan yang dianggap datar.

Dalam ilmu ukur tanah, beberapa hal yang harus dipelajari antara lain :

a) Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas


permukaan bumi

b) Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda


diatas atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang
permukaan air laut tenang

c) Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya

d) Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat
diatas permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu areal
tertentu.
Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang tidak
beraturan dan yang melengkung pula kebidang peta yang datar,
diperlukan bidang perantara yang dipilih sedemikian, hingga
pemindahan keadaan ini dapat dilakukan dengan semudah-mudahnya.
Dari sinilah kami bermaksud untuk melakukan suatu praktikum dan
akhirnya selama satu semester ini kami telah melakukan praktikum
tersebut dan kami susun dalam bentuk laporan ini.
I.2 Tujuan Praktikum

a) Mahasiswa bisa mengetahui profil memanjang dilapangan dengan


mempraktekan penggunaan waterpass .

b) Mahasiswa dapat menggambarkan profil memanjang di lapangan


dengan data yang didapat dari pengukuran yang dilakukan dengan
waterpass

c) Mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui alat-alat untuk


penggambaran profil memanjang dilapangan.

d) Dengan adanya praktikum mahasiswa diajarkan kerja sama tim


dalam menjalankan tugas yang diberikan kepada mahasiswa.
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Teori Pengukuran


Pengukuran sifat datar profil banyak digunakan dalam perencanaan suatu
wilayah. Pengukuran ini terbagi menjadi dua macam, yaitu profil memanjang
dan profil melintang. Dengan pengukuran profil ini, banyak manfaat yang
bisa diperoleh dari data yang dihasilkan karena beda tinggi di setiap bagian di
wilayah tersebut dapat diketahui. Informasi mengenai beda tinggi sangat
berguna dalam cut dan fill suatu permukaan tanah yang tidak rata, misalnya
saja dalam pengerjaan jalan raya atau jalur kereta api.
Salah satu cara untuk menguasai pengukuran sifat datar profil adalah
dengan pelaksanaan praktikum secara sungguh-sungguh atau dengan
memperbanyak jam terbang pengukuran.
Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain :
a) Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai
garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
b) Merencanakan proyek-proyek kontruksi menurut evualasi terencana
c) Menghitung volume pekerjaan tanah.
d) Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
e) Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara
umum.

II.1 Bagian-bagian Alat Waterpass


Alat ukur waterpass yang sederhana hanya terdiri dari 4 komponen
atau bagian alat yaitu:
a) nivo berada ditengah berarti Sumbu Satu dalam keadaan tegak
Teropong yang didalamnya terdapat lensa bidik,
b) Nivo kotak ,cermin nivo,
c) Skrup fokus benang,
d) Skala gerakan sudut horizontal dan,
e) Tiga skrup pendatar.
Gambar II. 1 : Waterpass dan bagian-bagianya

Berikut bagian – bagian utama dari alat ukur waterpass dan fungsinya
sebagai berikut:

1. Penggerak diafragma, berfungsi untuk memperjelas benang


silang mendatar tegak lurus sumbu.
2. Vizier, berfungsi untuk membantu mengarahkan teropong ke
arah yang dituju.
3. Pengarah lensa, memperjelas bayangan objek yang dituju.
4. Nivo, berfungsi membuat sumbu I vertikal.
5. Klem, berfungsi untuk menggerakan teropong ke kiri atau ke
kanan untuk mendapatkan posisi sudut secara halus sesuai yang
di inginkan.
6. Plat dasar, berfungsi sebagai dudukan waterpass.
7. Sekrup pengatur datar, berfungsi untuk mengatur instrument
agar vertikal dengan cara memutarnya naik turun.
8. Lensa objektif, berfungsi menangkap bayangan objek.
9. Lensa okuler, berfungsi sebagai tempat melihat bayangan objek.

II.3 Pengoperasian Alat

Waterpass harus disetel sebelum memulai praktikum. Setelah alat disetel,


pengoperasi waterpass terdiri dari memasang, mendatarkan, dan melakukan
pembacaan sampai ketepatan tertentu. Pembacaan terdiri dari pembidikan
alat dimulai dengan mengarahkan sasaran yang akan dibidik memfokuskan
diagram agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidik agar objek yang
dibidik terlihat jelas dan terakhir menetapkan benang diagram tegak dan
diagram mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan. Lalu mencatat hasil
pembacaan tersebut.
II.3.1 Mengukur jarak optis dan evelasi dengan waterpass

Untuk mendapat jarak optis diperlukan persamaan seperti berikut:

Jarak optis = (𝐁𝐀 − 𝐁𝐁) × 𝟏𝟎𝟎 .................... ( II.1)

Keterangan :

BA = Benang atas

BB = Benang bawah

Beda Tinggi = 𝑩𝑻𝒃 − 𝑩𝑻𝒅 ........................ ( II.2)

Keterangan :

BT = Benang tengah belakang

BB = Benang tengah depan

II.4 Kesalahan Dalam Pengukuran

II.4.1 Kesalahan disebabkan manusia


 Kesalahan pembacaan.

 Kesalahan pencatatan.

 Kurang paham tentang pembacaan rambu

 Kondisi fisik yang lemah

 Pendengaran yang kurang


II.4.2 Disebabkan oleh alat

 Garis bidik tidak sejajar arah nivo

 Kesalahan titik nol rambu

 Kesalahan karena rambu yang tidak betul-betul vertikal

 Kesalahan karena sambungan rambu yang tidak sempurna


(terutama pada tipe perpanjangan).
II.4.3 Disebabkan oleh alam

 Karena kelengkungan permukaan bumi

 Kesalahan karena cuaca

 Kesalahan karena kondisi tanah tidak stabil

 Pengaruh sinar matahari langsung

 Pengaruh refraksi cahaya


BAB III
METODE PELAKSANAAN

Praktikum ini kami laksanakan di lokasi jalan Pancasila No.1


putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Hari Kamis 30 Desember 2021
dalam keadaan cuaca yang cerah. Adapun tahapan dari praktikum
seperti ditunjukan pada gambar III.1.

MULAI

PERSIAPAN

NO
NIVO DITENGAH

YES
PENGUKURAN

PENGOLAHAN DATA
KESIMPULAN

SELESAI

Gambar III. 1 Diagram alir pengukura


Saat memulai praktikum hal pertama yang harus di lakukan yaitu
persiapan seperti yang di paparkan pada Gambar III.1 : Diagram alir
pengukuran. Setelah melakukan persiapan, hal selanjutnya yang di lakukan
yaitu menentukan nivo derajat. Jika terjadi kesalahan pada nivo derajat,maka
harus kembali pada persiapan. Jika pada nivo derajat sudah benar-benar tepat
maka melakukan langkah selanjutnya yaitu pengukuran. Jika pengukuran
selesai maka selanjutnya melakukan pengolahan data. Dan terakhir adalah
menyimpulkan hasil dari praktikum.

III.1 Langkah Kerja


III.1.1 Persiapan
 Membuat sketsa lokasi.
 Menyiapkan alat seperti waterpass, roll meter, rambu ukur, payung,
unting-unting, tripod, pen ukur dan pilok.
 Setelah menyiapkan alat, maka selanjutnya adalah mendirikan
tripod setinggi dada.
 Setelah itu, pasang waterpass di atas tripod lalu kunci agar
waterpass tidak jatuh di atas tripod.
 Terakhir pasang unting-unting, persiapan selesai di lanjutkan
dengan setting nivo pada waterpass.
III.1.2 Setting nivo
 Pertama, arahkan gelembung ke arah bawah dengan memutarkan
skrup sehingga gelembung mengarah ke arah bawah.
 Saat gelembung berada di bawah, gunakan skrup yang ada di depan
memasukkan gelembung ke posisi tengah.
 Setelah itu, tentukan titik ikat.
III.1.3 Pengukuran

0 1 2 3 4 5

X A B C D E F

8,2 m 25 m 50 m 50 m 50 m 50 m 50 m

Gambar III. 2: Gambar sketsa pengukuran

 Pertama tentukan lebih dahulu titik ikat (X) yang akan di ukur
seperti yang ditujukan pada Gambar III.2
 Setelah menentukan titik ikat, maka lakukanlah pengukuran pada titik
0 ke titik X.
 Setelah di tentukan aturlah lensa untuk memperjelas penglihatan
pada rambu,sehingga benang atas, benang tengah dan benang bawah
bisa di lihat.
 Hitunglah benang atas(BA) dan benang bawah(BB) serta benang
tengah nya (BT).
 Tulislah data yang di dapat dari perhitungan tadi ke dalam data
yang di ukur target ke belakang.
 Selanjutnya tentukan titik A. Lakukan kembali pengukuran seperti
yang telah di lakukan. Lalu masukkan data yang di ukur ke dalam
target ke depan.
 Setelah itu, untuk mencari titik 1 maka lakukanlah pengukuran
menggunakan pita ukur sepanjang 25 meter.
 Setelah itu, pasanglah alat pada titik 1 yang telah di dapatkan.
Lakukan pengukuran bolak-balik pada titik 1 yaitu ke titik A dan titik
B.
 Selanjutnya tentukan titik 2 dengan cara yang sama dengan saat
menentukan titik 1.
 Lakukanlah pengukuran yang sama pada titik 2 yaitu pengukuran
bolak-balik.
 Lakukan lah terus hingga berada pada titik 5.
III.1.4 Pengolahan data
 Masukan data yang sudah diukur kedalam tabel.

 Hitung data yang di peroleh dari pengukuran yang telah di dapat.

 Gunakan persamaan (II.1) untuk menghitung jarak optis pada data


yang sudah dimasukan dalam tabel dan persamaan (II.2) untuk
mengitung elevasi tanah.
 Setelah mendapatkan jarak optis, jarak pita ukur dan elevasi tanah dari
data yang ada didalam tabel ,maka buatlah titik sesuai dengan data
yang sudah diukur sesuai dalam tabel.
 Setelah semua data dititikan buatlah garis sesuai dengan sketsa lokasi
yang telah digambar.
III.1.5 Kesimpulan
 Kumpulkan data-data sesuai dengan hasil praktikum .

 Setelah itu buatlah kesimpulan sesuai dangan praktikum yang


dilaksanakan.
III.2 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan yaitu :

Tabel III. 1 : Daftar peralatan

No Alat Gambar Funsi

Untuk mengukur
Waterpass perbedaan
1
(1 buah) ketinggian dari
satu titik acuan ke
acuan berikutnya.
Untuk mengukur
Roll Meter jarak,jarak jalan dan
(1 buah) untuk mengukur
tinggi alat.

Untuk membuat alat


waterpassdalam
Rambu Ukur memperjelas sasaran
yang akan dioptik.

Untuk melindungi

Payung alat waterpass dari

(1 buah) pengaruh cuaca


(panasdanhujan).

untuk menstabilkan
alat yang dipasang,
Statif / Tripot dengan pengaturan
(1 buah) yang tepat akan
diperoleh statif yang
stabil.
Untuk menyetel dasar

Unting-unting sumbu pertama

(1 buah) terhadap titik tempat


berdirinya alat.

Untuk menghitung
Kalkulator selisih jarak

Untuk menandai titik

Pilox alat
Y dan X
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

IV.1 Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari perhitungan profil memanjang menggunakan


waterpass kemudian dimasukan kedalam tabel perhitungan seperti ditunjukan
pada Tabel IV.1

Tabel IV. 1 : Data yang diperoleh dari pengukuran di Jl. Pancasila 1


POSIS BACAAN RAMBU JARAK
TP I TARGET BELAKANG MUKA
BELAKANG MUKA
ALAT BA BT BB BA BT BB

1,540 -0,082 0,000 1,515 1,474 1,433 8,2


1,500 0,025
0,000 1,559 1,432 1,308 25
0,050 2,402 2,279 2,151 25,1
1,560 0,075
0,050 1,851 1,728 1,601 25
0,100 1,711 1,585 1,461 25
1,550 0,125
0,100 2,014 1,889 1,764 25
0,150 1,749 1,622 1,499 25
1,560 0,175
0,150 1,661 1,438 1,411 25
0,200 1,711 1,588 1,461 25
1,560 0,225
0,200 1,689 1,563 1,439 25
0,250 1,593 1,469 1,343 25

IV.2 Peyelesaian Hasil Pengukuran Data


IV.2.1 Analisis data pada titik patok 1 (P1)
Analisis data pada titik A menuju B dengan posisi alat berada
pada patok 1 dan target pertama adalah dari patok 1 menuju titik A
dan dilanjutkan dari patok 1 menuju titik B , kami melakukan
pengukuran yaitu sebagai berikut :

Target = (Titik A)

BA = 1,559
BT = 1,432
BB= 1,308
Jarak optis = (𝐵𝐴 − 𝐵𝐵) 𝑥 100
= ( 1,559 – 1,308) x 100
= 25 m
Sehinnga diperoleh jarak optis dari titik patok 1 ke titik A sejauh 25
meter.
Dilanjutkan dengan penentuan beda tinggi titik A dengan titik B dari
patok 1 dengan menggunakan persamaan II.2 hasil pengukuran
sebagai berikut :

Target = (Titik A dan titik B)


BTA =1,432
BTB = 2,279
Jarak optis = 𝐁𝐓𝐛 − 𝐁𝐓𝐝
= ( 1,432 – 2,279 )
= -0,847 cm
Sehingga diperoleh beda tinggi jalan dititik A dan B sebesar -0,847
cm dan evalasi tanah yaitu 99,153 cm.
IV.3 Pengolahan Data dan Analisis Data
IV.3.1 Pengolahan data
Tabel IV. 2: Pengolahan Data Memanjang dengan Elevasi +90
BEDA TINGGI TINGGI
TP POSISI ALAT TARGET BA BT BB JARAK OPTIS MUKA
NAIK TURUN TANAH

1.54 0.000 A1 1.541 1.531 1.522 1.9 0.009 100.000


A2 1.602 1.583 1.564 3.8 -0.043 99.957
A3 1.599 1.597 1.595 0.4 -0.057 99.900
1.59 50.000 B1 1.544 1.534 1.524 2.0 0.056 99.157
B2 1.504 1.489 1.454 5.0 -1.489
B3 1.405 1.379 1.355 5.0 -1.379
B4 1.407 1.376 1.355 5.2 -1.376
B5 1.670 1.665 1.659 1.1 -1.665
B6 2.125 2.119 2.112 1.3 -2.119
B7 2.118 2.111 2.103 1.5 -2.111
1.59 100.000 C1 1.559 1.552 1.546 1.3 0.038 99.300
C2 1.636 1.620 1,604 3.2 -1.620
C3 1.764 1.743 1.729 3.5 -1.743
C4 1.849 1.829 1.810 3.9 -1.829
C5 1.870 1.844 1.819 5.1 -1.844
C6 1.608 1.603 1.598 1.0 -1.603
C7 1.628 1.620 1.611 1.7 -1.620
C8 1.837 1.829 1.819 1.8 -1.829
C9 1.979 1.968 1.957 2.2 -1.968
C10 1.801 1.789 1.774 2.7 -1.789
1.8 150.000 D1 1.588 1.574 1.570 1.8 0.226 99.567
D2 1.699 1.680 1.660 3.9 0.120
D3 2.088 2.002 1.920 16.8 -0.202
D4 1.579 1.569 1.557 2.2 0.231
1.5 200.000 E1 1.522 1.514 1.507 1.5 -0.014 99.517
E2 1.636 1.618 1.600 3.6 -1.618
E3 1.945 1.871 1.798 14.7 -1.871
E4 1.539 1.530 1.520 1.9 -1.530
1.57 250.000 F1 1.482 1.479 1.466 1.6 0.091 99.611
IV.4 Analisa Data
IV.4.1 Posisi alat di titik 0
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 0 X (bacaan rambu
muka) = 8,2m
 Dari bacaan rambu belakang dan muka diperoleh beda tinggi -0,847
cm dengan rumus BTb-BTd ( benang tengah belakang – benang tengah
muka ) dan tinggi muka tanah 100 dengan rumus 100(-0,847).
IV.4.2 Posisi alat di titik 1
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 1 ke A (bacaan rambu
belakang)= 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas 25 m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x
100 sehingga tidak terdapat selisih.
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 1 ke B ( bacaan rambu
muka) = 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas
25 m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x 100
sehingga terdapat selisih sebesar 0 m.
 Dari bacaan rambu belakang dan muka diperoleh beda tinggi -0,847 m
dengan rumus BTb-BTd ( benang tengah belakang – benang tengah
muka ) , dan tinggi muka tanah 99,153 dengan rumus 100,000
+(+0,847).
IV.4.3 Posisi alat di titik 2
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 2 ke B ( bacaan rambu
belakang) = 25 m.

 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 2 ke C ( bacaan rambu


muka) = 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas
25 m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x 100
sehingga terdapat selisih 0 m.
 Dari bacaan rambu belakang dan muka diperoleh beda tinggi +0,143
cm dengan rumus BTb – BTd ( benang tengah belakang – benang
tengah muka ), dan tinggi muka tanah 99,296 dengan rumus 99,153 +
(+0,143).
IV.4.4 Posisi alat di titik 3
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 3 ke C ( bacaan rambu
belakang) = 25 m menggunakan pita ukur.
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 3 ke D ( bacaan rambu
muka) = 25 m menggunakan pita ukur.
 Dari bacaan rambu belakang dan muka diperoleh beda tinggi +0,267
dengan rumus BTb – BTd ( benang tengah belakang – benang tengah
muka ), dan tinggi muka tanah 99,563 dengan rumus 99.296+(0,267).
IV.4.5 Posisi alat di titik 4
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 4 ke D ( bacaan rambu
belakang) = 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas 25 m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x
100 sehingga tidak terdapat selisih.
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 4 ke E ( bacaan rambu
muka) = 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas 25m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x
100 sehingga tidak terdapat selisih.
 Dari bacaan rambu belakang dan muka diperoleh beda tinggi -0,150
dengan rumus BTb – BTd ( benang tengah belakang – benang tengah
muka ), dan tinggi muka tanah 99,413 dengan rumus 99,563 +(-
0,150).
IV.4.6 Posisi alat di titik 5
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 5 ke E ( bacaan rambu
belakang) = 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas 25 m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x
100 sehingga tidak terdapat selisih.
 Dari hasil pengukuran diperoleh data jarak dari 5 ke F ( bacaan rambu
muka) = 25 m menggunakan pita ukur. Dan menggunakan alat
waterpas 25m telah dihitung dengan mengunakan rumus (BA-BB) x
100 sehingga tidak terdapat selisih..
 Dari bacaan rambu belakang dan muka diperoleh beda tinggi -0,195
dengan rumus BTb – BTd ( benang tengah belakang – benang tengah
muka ), dan tinggi muka tanah 99,312 dengan rumus 99,507+(-0,195)
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengukuran profil melintang dijalan


Pancasila 1 antara lain :

 Tempat tertinggi berada dititik 5 elevasi sebesar 99,611 cm.

 Tempat terendah berada dititik 1 elevasi sebesar 99,157 cm.


V.2 Saran

Adapun saran dalam pengukuran membuat profil memanjang antara lain :

1. Perlu ketelitian dalam membaca rambu agar tidak terjadi selisih dalam
menentukan jarak menggunakan pita ukur dan jarak optis.

2. Lakukan pengecekan kembali dalam menentukan jarak menggunakan


waterpass.

3. Dalam keadaan panas nipo harus dilihat apakah gelembungnya masih


berada di tengah atau tidak, karena dengan panasnya matahari aspal yang
menjadi lemah bisa mempengaruhi pembacaan benang dirambu.

4. Bagilah tugas masing-masing individu agar tidak terjadinya kesalahan


dalam melakukan cara mengukur situasi dengan cara koordinat pola

Anda mungkin juga menyukai