Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU UKUR TANAH I


(Pengukuran Beda Tinggi denganSipatDatarProfilMemanjangdanMelintang )
Dosen : Fabianus J.S Nope. SST. MT

OLEH :

NAMA: YOKA PUTRA N. LOMI

NIM : 1723715339

SEMESTER : II

TEKNIK PERANCANGAN IRIGASI DAN PENANGANAN PANTAI

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugrah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan praktikum ini. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Ilmu Ukur Tanah yang telah membimbing dan
mencurahkan ilmu kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Praktikum
ini, walaupun dalam proses praktikum kami mengalami berbagai kesulitan.

Kami sadar dalam praktikum masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian
materi maupun dalam perhitungan, untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sangat kami harapkan, demi hasil yang lebih baik lebih baik
kedepannya.

Kami berharap, mudah-mudahan praktikum ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Kupang, 21 Mei 2018

Penyusun

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas anugrah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan praktikum ini. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Dosen Ilmu Ukur Tanah yang telah membimbing dan
mencurahkan ilmu kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Praktikum
ini, walaupun dalam proses praktikum kami mengalami berbagai kesulitan.
Praktikum ini akan membahas tentang Mengukur Beda Tinggi dan Jarak .

Kami sadar dalam praktikum masih banyak kekurangan, baik dalam penyajian
materi maupun dalam perhitungan, untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sangat kami harapkan, demi hasil yang lebih baik lebih baik
kedepannya.

Kami berharap, mudah-mudahan praktikum ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Amin.

Kupang, 21 Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi........................................................................................................... ii

Daftar Tabel...................................................................................................... iii

Daftar Gambar.................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 2

1.3 Tujuan........................................................................................................ 2

1.4 Waktu, tempat dan sketsa lokasi................................................................ 3

BAB II ISI

2.1 Dasar Teori................................................................................................ 4

2.2 Keselamatan Kerja..................................................................................... 12

2.3 Tabel Peminjaman Alat dari Lab............................................................... 13

2.4 Peralatan.................................................................................................... 13

2.5 Petunjuk Kerja........................................................................................... 18

2.6 Tabel Perhitungan...................................................................................... 20

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.................................................................................................... 21

3.2 Saran.......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Contoh profil memanjang............................................................. 6

Gambar 1.2 Contoh profil melintang................................................................ 7

Gambar 1.3 Sipat datar..................................................................................... 8

Gambar 1.4 Bagian-bagian sipat datar.............................................................. 9

Gambar 1.6 Beda tinggi antara dua titik........................................................... 10

Gambar 1.7 Bagian-bagian sipat datar.............................................................. 13

Gambar 1.8 Statif (Kaki Tiga).......................................................................... 15

Gambar 1.9 Unting-unting................................................................................ 15

Gambar 1.10 Rambu ukur................................................................................. 16

Gambar 1.11 Payung........................................................................................ 16

Gambar 1.12 Nivo............................................................................................ 17

Gambar 1.13 Rol meter..................................................................................... 17

Gambar 1.14 Paku............................................................................................ 18

Gambar 1.15 Alat tulis menulis........................................................................ 18


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan


menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya
untuk keperluan pekerjaan- pekerjaan konstruksi. Ilmu ini memiliki dua maksud
yang pertama maksud ilmiah menentukan bentuk permukaan bumi, dan yang
kedua maksud praktis membuat bayangan yang di namakan peta dari sebagian
besar atau sebagian kecil permukaan bumi. Dalam pembuatan peta yang dikenal
dengan istilah pemetaan, dapat dicapai dengan melakukan pengukuran-
pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan.

Pengukuran beda tinggi antara dua titik di atas permukaan tanah


merupakan bagian yang sangat penting dalam Ilmu Ukur Tanah. Beda tinggi ini
biasa ditentukan dengan berbagai macam sipat datar. Sipat datar (Levelling)
adalah suatu alat untuk mengukur dalam menentukan beda tinggi dari sejumlah
titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan yang di maksud adalah
perbedaan tinggi di atas air laut ke suatu titik tertentu sepanjang garis vertikal.
Metode sipat datar prinsipnya adalah mengukur tinggi bidik alat sipat datar optis
di lapangan menggunakan rambu ukur.

Hingga saat ini, pengukuran beda tinggi dengan menggunakan metode


sipat datar optis masih merupakan cara pengukuran beda tinggi yang paling teliti.
Sehingga ketelitian kerangka dasar vertikal (KDV) dinyatakan sebagai batas harga
terbesar perbedaan tinggi hasil pengukuran sipat datar pergi dan pulang
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana cara menggunakan alat waterpass / sipat datar
 Bagaimana menentukan beda tinggi profil memanjang dan melintang
 Bagaimana cara membaca rambu ukur disetiap titik
 Bagaimana menghitung hasil pengukuran di lapangan
 Bagaimana menggambar hasil perhitungan dalam kertas millimeter blok
 Bagaimana memasukan data hasil pengukuran dalam tabel

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

 Mengetahui metode yang digunakan untuk penentuan beda tinggi antara


titik – titik sesuai dengan kondisi di lapangan.
 Mampu menentukan titik – titik yang dapat memberikan gambaran profil
dari tempat yang diukur.
 Mampu melakukan pengukuran beda tinggi atau ketinggian dari semua
titik – titik yang telah ditentukan dengan sifat ukur datar profil dengan
baik dan benar.
 Pratikan mengetahui cara penulisan data lapangan ke formulir data ukur.
 Pratikan mampu mengolah data hasil pengukuran.
 Pratikan mengetahui cara pembuatan sketsa lapangan ke atas kertas.
1.4 Waktu, tempat dan sketsa lokasi

Kegiatan dari praktikum sipat datar ini dilakukan pada :

Hari / Tanggal : Rabu, 9 Mei 2018Watu : 09:00 – 12.00


WITA
Lokasi : Di lingkungan Politeknik Negeri Kupang

 SKETSA LOKAS
BAB II
ISI

2.1 Dasar Teori

Pengukuran sipat datar adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi


antara dua titik atau lebih. Pengukuran sipat datar ini sangat penting gunanya
untuk mendapatkan data sebagai keperluan pemetaan, perencanaan ataupun untuk
pekerjaan konstruksi.

Hasil-hasil dari pengukuran sipat datar di antaranya digunakan untuk


perencanaan jalan, jalan kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung
yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada, perhitungan urugan dan galian tanah,
penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-lain.

Dalam pengukuran tinggi ada beberapa istilah yang sering digunakan, yaitu :

 Garis vertikal adalah garis yang menuju ke pusat bumi, yang umum
dianggap sama dengan garis unting-unting.
 Bidang mendatar adalah bidang yang tegak lurus garis vertikal pada
setiap titik. Bidang horisontal berbentuk melengkung mengikuti
permukaan laut.
 Datum adalah bidang yang digunakan sebagai bidang referensi untuk
ketinggian, misalnya permukaan laut rata-rata.
 Elevasi adalah jarak vertikal (ketinggian) yang diukur terhadap bidang
datum.
 Banch Mark (BM) adalah titik yang tetap yang telah diketahui
elevasinya terhadap datum yang dipakai, untuk pedoman pengukuran
elevasi daerah sekelilingnya.

Prinsip cara kerja dari alat ukur sipat datar adalah membuat garis sumbu
teropong horisontal. Bagian yang membuat kedudukan menjadi horisontal adalah
nivo, yang berbentuk tabung berisi cairan dengan gelembung di dalamnya.
Dalam menggunakan alat ukur waterpass harus dipenuhi syarat-syarat sbb :

 Garis sumbu teropong harus sejajar dengan garis arah nivo.


 Garis arah nivo harus tegak lurus sumbu I.
 Benang silang horisontal harus tegak lurus sumbu I.

Sipat Datar Profil

Sipat datar profil bertujuan untuk menentukan bentuk permukaan tanah


atau tinggi rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, baik secara
memanjang maupun melintang.

Pengukuran profil dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tinggi


rendahnya permukaan tanah sepanjang jalur pengukuran, yaitu dengan mengukur
ketinggian dari masing-masing titik. Hasil pengukuran ini merupakan informasi
untuk perencanaan jalan raya, jalan kereta api, irigasi jalur pipa dan lain-lain,
seperti dalam:

 Menentukan gradien yang cocok untuk pekerjaan konstruksi.


 Menghitung volume pekerjaan.
 Menghitung volume galian dan timbunan yang perlu disiapkan.

Pengukuran Sipat Datar Profil dibagi menjadi dua pekerjaan yaitu sipat datar
profil memanjang dan sipat datar profil melintang sedangkan pada tahap
penggambaran, biasanya dilakukan penggambaran situasi sepanjang jalur
pengukuran sipat datar profil memanjang maupun melintang dengan skala yang
berbeda agar kondisi tanah secara vertikal akan lebih jelas terlihat.(Nurjati, 2004 )
 Profil Memanjang

Sipat datar memanjang adalah suatu pengukuran yang bertujuan untuk


mengetahui ketinggian titik-titik sepanjang jalur pengukuran dan pada umumnya
digunakan sebagai kerangka vertikal bagi suatu daerah pemetaan. Sipat datar
memanjang terbagi menjadi sipat datar terbuka dan tertutup.

Gambar 1.1 Contoh profil memanjang

Profil memanjang mempunyai ketentuan sebagai berikut :

 Pengukuran harus dilakukan sepanjang garis tengah (as) jalur pengukuran


dan dilakukan pengukuran pada setiap perubahan yang terdapat pada
permukaan tanah.
 Data ukuran jarak dengan pita ukur dan
 dicek dengan jarak optis.

 Profil Melintang

Gamabar 1.2 Contoh profil melintang

Pelaksanaan pengukuran sipat datar profil melintang dilakukan setelah


pengukuran sipat datar profil memanjang, jarak antar potongan melintang dibuat
sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan jalur memanjang
lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada
jalan raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain. Arah
potongan melintang tegak lurus dengan as, kecuali pada titik tikungan (contoh
pada titik B) maka potongan diusahakan membagi sudut tersebut sama besar atau
bila perlu dibuatkan 2 buah potongan melintang yang masing-masing tegak lurus
pada arah datang dan arah belokan selanjutnya.
SIPAT DATAR

Sipat datar adalah alat untuk mengukur beda tinggi antara dua titik.
Penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara
penempatan alat penyipat datar tergantung pada keadaan lapangan. Jikalau jarak
antara dua titik yang harus ditentukan selisih tingginya mempunyai jarak yang
terlalu panjang, sehingga rambu ukur tidak dapat dilihat dengan jelas maka jarak
tersebut dapat dibagi menjadi jarak antara yang lebih kecil.

Gambar 1.3 Sipat datar

Untuk menentukan tinggi permukaan bumi dapat dilihat dari suatu bidang
referensi, yaitu bidang yang ketinggiannya dianggap nol. Beda ketinggian diatas
permukaan bumi dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain :

1. Sipat datar (Spirit levelling).


2. Takhimetrik (tachymetric levelling).
3. Trigonometrik (trigonometric levelling)kecil.
4. Barometrik (barometric levelling).
Bagian-bagian sipat datar antara lain :

1. Lensa teropong
2. Cermin
3. Nivo
4. Alat penggerak halus

Sipat datar terdiri atas dua lensa, yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Di
samping itu terdapat lensa pembalik yang membuat jalannya sinar dari obyek ke
pengamat lurus. Fungsi cermin dipakai untuk mengawasi nivo oleh pengamat
sambil mengarahkan teropong ke obyek yang dituju. Untuk mengontrol posisi
pesawat apakah sudah datar atau belum digunakan nivo. Sedangkan untuk
mengatur teropong sehingga pembacaan titik menjadi jelas digunakan alat
penggerak halus.

Gambar 1.4 Bagian-bagian sipat datar

Keterangan gambar sipat datar :

1. Sekrup penggerak lensa teropong


2. Lensa okuler
3. Cermin pemantul bidang nivo tabung
4. Nivo tabung
5. Sekrup penyetel
6. Klem pengunci
7. Penyetel arah sudut
8. Lensa obyektif

Sipat Datar (Spirit Levelling)

Sipat datar (Spirit levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda
tinggi antara dua titik di permukaan tanah, yang biasa digunakan dalam
pembuatan jalan maupun pembangunan. Sebuah bidang datar acuan, atau datum,
ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang
ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yag ditetapkan tersebut,
dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi.

Saat digunakan, awalnya alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan
pada dua buah rambu yang berdiri vertical. Beda tinggi antara kedua titik dapat
dicari dengan menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan
belakang.

Rumus beda tinggi antara dua titik :

Gambar 1.6 Beda tinggi antara dua titik


Keterangan :

BT = beda tinggi

BTA = bacaan benang tengah A

BTB = bacaan benang tengah B

Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

BT = bacaan benang tengah

BA = bacaan banang atas

BB = bacaan benang bawah

Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

d = jarak datar optis

BA = bacaan benang atas

BB = bacaan benang bawah

100 = konstanta pesawat


Ada beberapa persyaratan pada pemakaian alat penyipat datar / waterpass antara
lain :

1. Syarat dinamis: sumbu I vertical


2. Syarat statis
3. Garis bidik teropong sejajar dengan garis arah nivo
4. Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)
5. Garis mendatar diafragma tegak lurus sumbu

Pengukuran Beda Tinggi

Fungsi dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain :

1. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai


garis gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
2. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.
3. Menghitung volume pekerjaan tanah.
4. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
5. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara
umum.

2.2 Keselamatan Kerja

1. Pelajari labsheet ini sebaik-baiknya sebelum memulai pekerjaan


2. Periksa alat-alat sebelum memulai pekerjaan
3. Perhatikan keadaan lapangan pengukuran supaya tidak terjadi kecelakaan
4. Gunakan alat dan perlengkapan sesuai dengan fungsinya.
2.3 Tabel Peminjaman Alat Dari Lab

No Nama Alat Jumlah


1 Waterpass / sipat datar 1
2 Statif / kaki tiga 1
3 Rambu ukur 2
4 Nivo 2
5 Rol meter 1
6 Unting – Unting 1
7 Paku 4
8 Payung 1
9 Palu 1

2.4 Peralatan

 Pesawat penyipat datar (PPD)

Gambar 1.7 Bagian-bagian sipat datar


Keterangan gambar:

1. Lensa bidik, berfungsi untuk membidik objek.


2. Sekrup A, B, dan C, berfungsi untuk mengatur gelembung nivo agar
berada di tengah lingkaran.
3. Nivo, berfungsi untuk menentukan kedataran alat.
4. Pemutar fokus, berfungsi untuk memperjelas objek yang dibidik.
5. Cermin nivo, untuk memantulkan bayangan nivo.
6. Vizier bidikan, untuk mengarahkan arah bidikan teropong.
7. Sekrup fokus benang, untuk memfokuskan benang bidikan.
8. Sekrup penggerak horizontal, untuk menggerakkan secara halus arah
bidikan horizontal teropong.
9. Plat dasar, untuk landasan alat ke tripod.
10. Body teropong, badan teropong.
11. Rumah lensa depan, untuk tempat lensa depan.
12. Skala gerakan sudut horizontal, untuk mengetahui besar gerakan sudut
horizontal.
13. Nomor seri alat, untuk identifikasi alat.
 Statif (Kaki Tiga)
Statif (kaki tiga) berfungsi sebagai penyangga sipat datar dengan ketiga
kakinya dapat menyangga penempatan alat yang pada masing-masing
ujungnya runcing, agar masuk ke dalam tanah. Ketiga kaki statif ini dapat
diatur tinggi rendahnya sesuai dengan keadaan tanah tempat alat itu
berdiri. Seperti tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 1.8 Statif (Kaki Tiga)

 Unting – Unting
Unting-unting ini melekat dibawah penyetel kaki statif, unting-unting ini
berfungsi sebagai tolak ukur apakah sipat datar tersebut sudah berada
tepat di atas patok.
Gambar 1.9 Unting-unting
 Rambu Ukur
Rambu ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang
berukuran  ± 3–4 cm, lebar ± 10 cm, panjang ± 300 cm, bahkan ada yang
panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi sepatu
besi. Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan  ukuran milimeter dan
diberi tanda pada bagian-bagiannya dengan cat yang mencolok. Bak ukur
diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih, maksudnya bila dilihat
dari jauh tidak menjadi silau. Bak ukur ini berfungsi untuk pembacaan
pengukuran tinggi tiap patok utama secara detail.

Gambar 1.10 Rambu ukur

 Payung
Payung digunakan untuk melindungi pesawat dari sinar matahari langsung
maupun hujan karena lensa teropong pada pesawat sangat peka terhadap
sinar matahari.
Gambar 1.11 Payung

 Nivo
Di dalam nivo terdapat sumbu tabung berupa garis khayal memanjang
menyinggung permukaan atas tepat ditengah. Selain itu, dalam tabung
nivo terdapat gelembung yang berfungsi sebagai medium penunjuk bila
nivo sudah tepat berada ditengah.

Gambar 1.12 Nivo

 Rol Meter
Rol meter terbuat dari fiberglass dengan panjang 30-50 m dan dilengkapi
tangkai untuk mengukur jarak antara patok yang satu dengan patok yang
lain.
Gambar 1.13 Rol meter

 Paku
Berfungsi sebagai suatu tanda di lapangan untuk titik utama dalam
pengukuran

Gambar 1.14 Paku

 Alat penunjang lainnya


Alat penunjang lainnya seperti blangko data, kalkulator, alat tulis lainnya,
yang dipakai untuk memperlancar jalannya praktikum.
Gambar 1.15 Alat tulis menulis
2.5 Petunjuk Kerja
1.   Profil Memanjang
 Pemasangan patok dilakukan pada jarak tertentu. Dalam hal ini sesuai
dengan keinginan kita. Namun demikian, terlebih dahulu tentukan arah
utara dengan menggunakan kompas. Kemudian menolkan nilai dari sipat
datar, dimana arah utara merupakan patokan utama. Sipat datar
diletakkan di tengah-tengah antara kedua patok.
 Sipat datar diseimbangkan dengan melihat kedudukan nivo sambil
memutar sekrup penyetel hingga gelembung yang berada di dalamnya
dalam kedudukan yang seimbang (di tengah-tengah).
 Pada pengukuran profil memanjang ini digunakan metode “Double
Standing”, yaitu suatu metode dimana pengukuran pergi dan pengukuran
pulang dilakukan serempak hanya dengan menggunakan kedudukan
pesawat, misalnya pada pengukuran pergi, P0 sebagai pembacaan
belakang dan P1 sebagai pembacaan muka, begitu pula sebaliknya.
 Bak ukur diletakkan di atas patok dengan kedudukan vertikal dari segala
arah.
 Sipat datar diarahkan ke patok pertama (P0) selanjutnya disebut
pembacaan belakang. Pada teropong terlihat pembacaan benang atas,
benang tengah dan bawah. Setelah itu • Sipat datar diarahkan ke
patok kedua (P1).
 Selanjutnya dengan mengubah letak pesawat Sipat datar kita mengadakan
pengukuran pulang dengan mengarahkan ke P1 (pembacaan belakang).
Pada teropong terlihat pembacaan benang atas, tengah dan bawah.
 Pengamatan selanjutnya dilakukan secara teratur dengan cara seperti di
atas sampai pada patok terakhir.
 Pembacaan hasil pengukuran dicatat pada tabel yang tersedia.

2. Profil Melintang
 Waterpass diletakkan pada patok utama dan diseimbangkan
kembali kedudukan nivonya seperti pada pengukuran profil
memanjang.
 Pada jarak yang memungkinkan diletakkan bak ukur. Titik yang
diukur disebelah kanan waterpass diberi simbol a, b dan disebelah
kiri diberi simbol c dan d.
 Pengukuran dilakukan secara teliti mulai dari patok pertama
sampai pada patok terakhir.
 Semua data yang diperoleh dicatat pada tabel yang tersedia.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil praktikum Ilmu Ukur Tanah kelompok 4 yang berlokasi di


Kampus Piliteknik Negeri Kupang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :

 Pengukuran beda tinggi antara dua titik yaitu dengan menentukan beda
tinggi dari sejumlah titik atau pengukuran perbedaan elevasi. Perbedaan
yang di maksud adalah perbedaan tinggi di atas air laut kesuatu titik
tertentu sepanjang garis vertical. Penentuan selisih tinggi antara dua titik
dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat penyipat datar
tergantung pada keadaan lapangan.
 Pengolahan data dilakukan setelah pengukuran selesai dilakukan. Untuk
mempercepat proses perhitungan dan efisiensi kerja, maka data yang
diperoleh dari survey atau pengukuran di lapangan diolah atau dihitung
dengan menggunakan komputer dengan menggunakan software Ms Excel

3.2 Saran

 Penggunaan waterpass dan theodolite harus selalu menggunakan payung


untuk melindungi alat agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena
sangat berpengaruh terhadap kinerja alat terlebih pada bagian nivo.
 Mengusahakan pemilihan waktu pelaksanaan pada keadaan cuaca yang
cerah.

Menggunakan alat-alat ukur sipat datar diperlukan ketelitian dari segi perhitungan
maupun kelengkapan alat-alat. Alat yang digunakan dari awal sampai akhir harus
lengkap, sehingga diperlukan rasa tanggung jawab yang besar bagi mahasiswa
yang menggunakan alat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

 Delta Fitri Sari. 4 Desember 2016. Laporan Ilmu Geografis Pengukuran


BedaTinggi. http://www.blogger.com/laporan-ilmu-geografis-pengukuran-
beda-tinggi.html . [Diakses 15 Mei 2018].
 Muhajir Ahmad. 18 Juni 2011. Pengukuran Profil Memanjang
Melintang. http://www.belajargeomatika.com/pengukuran-profil-
memanjang-melintang.html . [Diakses 15 Mei 2018].
 Zulaydi Zul. 18 Oktober 2012. Contoh laoran praktikum surfey
pengukuran menggunakan alat waterpass.
http://www.blogger.com/contoh-laporan-survey-pengukuran-
menggunakan-alat-waterpass.html . [Diakses 15 Mei 2018].
 Afis. (Tidak diketahui). Dunia Pertambangan.
https://wawasanpertambangan.blogspot.co.id/2014/03/pengukuran-profil-
memanjang-sistem.html. [Diakses 15 Mei 2018].

0 1

Anda mungkin juga menyukai