Anda di halaman 1dari 16

POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

DESAIN TULANGAN GESER KOLOM

MATA KULIAH : STRUKTUR BETON II POKOK


BAHASAN : TULANGAN GESER KOLOM SUB
POKOK BAHASAN : Desain tulangan geser kolom.
SEMESTER / SKS : IV (Empat) / 2 SKS

I. CAPAIAN MATA KULIAH.


Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa mampu mendesain pelat
beton bertulang pada pondasi (pondasi telapak dan pilecap) dan penggambaran
tulangan dengan baik dan benar.

II. CAPAIAN KHUSUS.


Mahasiswa mampu menghitung tulangan geser pada kolom.

III. DAFTAR PUSTAKA.


a) Setiawan Agus, 2016, “Perancangan Struktur Beton Bertulang
(berdasarkan
SNI2847:2013)”,PenerbitErlangga,Jakarta.
b) Asroni Ali, 2010, “Kolom, Pondasi Dan Balok T Beton
Bertulang”, Penerbit
Graha Ilmu, Yogyakarta.
c) McCormacC. Jack,2000, “Desain BetonBertulangJilid1”,
Penerbit Erlangga,
Jakarta.
d) J. Thambah Sembiring Gurki, 2002, “Beton Bertulang”,
Penerbit Rekayasa
Sains, Bandung.
e) W.C.Vis&GideonKusuma,1993,“Dasar-Dasar Perencanaan Beton
Bertulang
Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03”,PenerbitErlangga,Jakarta.

1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

DESAIN TULANGAN GESER KOLOM


Secara prinsip, konsep desain geser pada kolom sama dengan yang telah
dijelaskan pada konsep geser balok. Hal yang menjadi perbedaan adalah
besaran nilai kuat geser yang berasal dari material beton, Vc. Elemen kolom
merupakan elemen struktur yang memikul beban kombinasi aksial tekan dan
momen lentur sehingga besaran Vc akan berbeda dibandingkan elemen
balok yang didominasi lentur. Berdasarkan SNI 2847-2019; pasal 22.5.6.1 ; hal
486, persamaan Vc untuk elemen kolom adalah :

𝑽 = �, �� (� + ) 𝝀√��′�𝒘�
�𝒖

Dimana :
�𝟒𝑨�
Nu = gaya aksial terfaktor.
Ag = luas penampang kolom.
 = 1,0 (untuk beton normal).
d = tinggi efektif penampang kolom, dapat diambil 0,80.h dimana h adalah
tinggi kolom.

Namun bila ingin memperoleh nilai Vc yang lebih detail, maka bisa mengacu
pada SNI 2847:2019, pasal 22.5.6.1, tabel 22.5.6.1 ; hal 486. Terdapat dua
persamaan yang nilainya diambil nilai terkecil dari dua persamaan berikut ;

𝑽 𝒖�
𝑽� = [�, ��𝝀√��′ + ] �𝒘�
( 𝟒� − � )
��𝝆𝒘
�𝒖 − �𝒖


(4ℎ−�)
Persamaan diatas tidak perlu digunakan bila �� − 8
≤ 0.
��

2
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

�,
𝑽� = �, ��𝝀√�� ���𝒖
′�𝒘�√� +
𝑨�

Dimana :
Nu = gaya aksial terfaktor.
Vu = gaya aksial terfaktor.
Mu = momen terfaktor.
w = rasio tulangan.

Nilai Mu dan Vu diambil secara serentak pada penampang. Dari dua


persamaan diatas, diambil nilai terkecil untuk merepresentatisikan gaya geser
yang disumbangkan material beton pada elemen kolom. Terkait kebutuhan
tulangan geser pada kolom, bila :
𝑉�
𝑉 ≥

� 𝑉
� 𝜙

Aturan terkait tulangan sengkang pada kolom, baik diameter dan jarak antar
sengkang, diatur dalam SNI 2847:2019, secara umum dikelompokan menjadi
tiga, yaitu :
a. Sengkang ikat : SNI 2847:2019, pasal 25.7.2
b. Sengkang spiral : SNI 2847:2019, pasal 25.7.3
c. Sengkang pengekang : SNI 2847:2019, pasal 25.7.4

Formasi umum dari tulangan geser kolom yang mengacu pada ACI detailing
manual, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

3
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

CONTOH PERHITUNGAN TULANGAN KOLOM :


Sebuah kolom dari struktur rangka pemikul momen, dirancang untuk
memikul beban gravitasi dan beban gempa. Analisa struktur 3D
dilakukan dengan menggunakan program bantu ETABS untuk
memperoleh beban ultimate terfaktor. Rencanakan tulangan kolom
dengan program spColumm. Adapun detail dan properties kolom adalah
sebagai berikut :

Properties penampang dan material :

b = 600 mm
h = 600 mm
fc’=30Mpa

4
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

fy = 420 Mpa
D = 22 mm (tulangan longitudinal)
s = 12 mm (tulangan geser)
Ts = 40 mm (tebal selimut)

Beban rencana :

Beban rencana dari struktur kolom diperoleh dari analisa struktur 3D


dengan menggunakan ETABS, sehingga momen yang bekerja pada kolo
terjadi pada dua sumbu yaitu Mux dan Muy. Adapun skema beban yang
diterima oleh kolom dari hasil analisa struktur adalah sebagai berikut :
Pu Vu Mux Muy
No Kombinasi
(kN) (kN) (kN.m) (kN.m)
1 1,4D + 1,4SIDL 1008 5 4 0
2 1,2D + 1,2SIDL + 1,6L 1266 9 7 0
3 1,38D + 1,38SIDL + 1,3Rs-X(+) + L 1246 456 115 329
4 1,38D + 1,38SIDL + 1,3Rs-X() + L 1246 438 115 316
5 1,38D + 1,38SIDL + 1,3Rs-Y(+) + L 1247 398 299 100
6 1,38D + 1,38SIDL + 1,3Rs-Y() + L 1247 490 368 100
7 0,72D + 0,72SIDL + 1,3 Rs-X(+) 519 438 111 316
8 0,72D + 0,72SIDL + 1,3 Rs-X() 519 438 111 316
9 0,72D + 0,72SIDL + 1,3 Rs-Y(+) 521 393 295 100
10 0,72D + 0,72SIDL + 1,3 Rs-Y() 521 485 364 100

STEP 1 : setting general information

Setelah membuka program spColumm, hal pertama kali yang harus


dilakukan adalah melakukan setting general information dengan cara
pilih menu input – general information. Lakukan setting pada toolbox
yang muncul, seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

5
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

 design code.
pada bagian ini dipilih ACI 318-14
karena merupakan rujukan dari SNI
2847:2019. Pada dasarnya, hal yang
menjadi perhatian adalah setting nilai
reduksi faktor yang akan digunakan.
 unit. Pilih satuan metric.
 run option. Pada bagian ini, dipilih
invetigation untuk menentukan
tulangan kolom dengan metode trial
and error. Dengan kata lain, akan dicoba
satu per satu jumlah tertentu
dari tulangan, hingga menemukan
jumlah tulangan yang memenuhi
syarat
kekuatan kolom.

 run axis. Pada bagian ini, dipilih biaksial. Karena kolom memikul dua
momen ultimate pada sumbu x (Mux) dan sumbu y (Muy).

 consider slenderness. Pada bagian ini, dipilih No , karena hasil yang


diperoleh dari analisis struktur 3D ETABS sudah memperhitungkan
pengaruh kekakuan dan kelangsingan kolom sehingga dalam proses
spColumm, cukup melakukan input beban berupa aksial dan momen.

STEP 2 : setting material properties.

Selanjutnya yang harus dilakukan adalah setting material properties


dengan cara memilih input – material properties. Lakukan setting pada
toolbox yang muncul seperti terlihat pada gambar dibawah ini :

6
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

STEP 3 : setting section.

Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan ukuran


penampang dengan cara input –section –rectangular/circular/irregular.
Dalam kasus ini penampang yang digunakan berupa rectangular
berukuran 600/600 mm2.

STEP 4 : setting reinforcement.

Setelah ukuran penampang di input, selanjutnya memasukan besar


tulangan longitudinal kolom. Pada tahap inilah proses
“trial & error” dilakukan dengan percobaan sejumlah tulangan
yang akan digunakan pada kolom, hingga memenuhi persyaratan
kekuatan kolom. Adapun tahapannya yaitu klik menu input –
reinforcement – all side equal..dll, sesuai dengan kebutuhan. Terkait
ukuran tulangan yang digunakan adalah satuan metric, misalnya
tulangan 7 = D22.

Parameter yang digunakan bisa menggunakan rasio tulangan atau


jumlah tulangan secar langsung. Pada kasus ini menggunakan tulangan
12 D22, seperti pada gambar dibawah ini :

7
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

STEP 5 : input load.

Setelah tulangan di input,


selanjutnya memasukan beban
sesuai dengan yang diperoleh dari
hasil analisa struktur pada tabel
diatas. Proses input dilakukan
dengan cara klik menu input –
loads – factored. Dipilih
tipe factored, dikarenakan hasil
yang diperoleh dari analisa
struktur ETABS merupakan
hasil dari kombinasi beban
terfaktor. Adapun hasilnya seperti
terlihat pada gambar samping ini :

STEP 6 : Execute.

8
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

Setelah dilakukan proses input dari berbagai macam parameter yang


dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah proses execute untuk
memperoleh hasil akhir. Proses dimulai dengan klik menu solve
– execute. Maka akan diperoleh hasil seperti ditunjukan pada gambar
dibawah ini :

 P-M diagram full.


Menu P-M diagram full merupakan menu untuk menunjukan
diagram interaksi dari berbagai kondisi pembebanan yang telah
dimasukan, melalui diagram bisa di identifikasi apakah kolom
mampu memikul beban terfaktor yang telah di input.
Indikatornya adalah dengan melihat load point pada diagram
interaksi. Selama point load tersebut berada didalam diagram,
maka beban tersebut masih dalam kapasitas kolom. dan
sebaliknya, bila load point berada diluar diagram, maka beban
tersebut telah melampaui kapasitas kolom dan perlu dilakukan
perencanaan ulang, baik berupa penambahan tulangan,
perubahan dimensi, atau meningkatkan mutu material.

9
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

 Results.
Menu results merupakan menu untuk menunjukan hasil akhir
(report) dari proses spColumn. Dengan mengklik menu ini bisa
dilaporkan hasil spColumn secara lengkap termasuk
mengidentifikasi apakah kolom kuat memikul beban terfaktir atau
tidak. Untuk mengidentifikasi kolom tersebut kuat atau tidak,
parameter yang digunakan adakah Mn / Mu. Selama Mn / Mu 
1,0 menandakan beban yang dipikul dari kombinsai beban
terfaktor masih dalam kapasitas kolom. dengan kata lain, hal
tersebut menunjukan kolom kuat memikul beban terfaktor yang
telah di-input.

STEP 7 : Penentuan formasi tulangan.

Setelah ditentukan rasio tulangan sebesar  = 1,29% (12 D 22mm),


selanjutnya adalah memastikan bahwa rasio tersebut tulangan bisa
terpasang pada kolom. hal yang perlu diperhatikan adalah jarak
bersih antar tulangan yang disarankan harus lebih besar dari yang
disyaratkan.
 Jumlah total tulangan longitudinal

1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

Berdasarkanhasil”trial&error”,diperolehjumlahtu
langanpada
kolom n = 12 D22mm

Dikernakan dimensi kolom sama sisi, maka tulangan tersebut


akan disebar pada empat sisi kolom secara merata, yaitu
4 tulangan disetiap sisinya. Untuk itu perlu dipastikan bahwa jarak
bersih antar tulangan memenuhi syarat SNI 2847 : 2019, pasal
25.2.3 ; hal 560. Pada pasal tersebut diatur bahwa spasi bersih
antar tulangan harus tidak kurang dari nilai terbesar dari :
s  40 mm
atau
s  1,5db = 1,5  22 = 33 mm
atau
4 4
s  ( )3 dagregat = ( )  30 mm = 40 mm
3
jadi syarat jarak bersih adalah s  40 mm. Adapun rumus
menghitung jarak bersih adalah :
� − (2 × ��) − (2 × ∅�) − (� × 𝐷)
�=
(� − 1)
Jarak untuk 4 tulangan pada 1 sisi penampang kolom :
600�� − (2 × 40��) − (2 × 12��) − (4 ���.× 22��)

= (4 ���. −1)

� = 136 �� > 40
��

Dari hasil perhitungan jarak bersih tulangan, dapat dilihat bahwa


syarat tulangan terpasang telah memenuhi syarat jarak minimum.
Hal ini menandakan bahwa dari segi analisa kekuatan dan aplikasi
dilapangan, jumlah tulangan tersebut telah memenuhi semua
syarat kekuatan dari tulangan longitudinal yang nantinya
berperan dalam memikul beban aksial dan lentur. Adapun hasil
desain tulangan lentur dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

STEP 8 : Desain tulangan geser kolom.

Pada tahap ini akan dilakukan desain tulangan geser berdasarkan gaya
geser terfaktor yang terdapat pada tabel kombinasi pembebanan diatas.
Nilai Vu yang diambil adalah yang terbesar dari 10 kombinasi beban
yang digunakan dalam analisa struktur, yaitu Vu = 490 kN = 490.000 N.

 Menhitung nilai kuat beton Vc.



𝑉� = 0,17 (1 + � ) 𝜆√𝑓�′���
14𝐴�
1.265.923 �
𝑉� = 0,17 (1 + ) 1,0√30 �𝑝� (600)(0,8 × 600 ��)
14(600 �� × 600 ��)
𝑉� = 335.521 �

 Syarat kemampuan penampang.


Periksa syarat kemampuan panampang dalam menerima beban
geser. Dalam hal ini diambil nilai Vu terbesar, yaitu :
𝑉� ≤ 𝜙 (𝑉� + 0,66√𝑓�′���)

490.000 � ≤ 0,75 (335.521 + 0,66√30(600)(0,80 × 600))


490.000 � ≤ 1.032.474 � …..memenuhisyarat

1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

Hal ini berarti ukuran penampang kolom sudah memenuhi


persyaratan. Bila tidak, maka penampang perlu dibesarkan.

 Hitung Vs rencana berdasarkan kategori yang telah ditentukan.


𝜙𝑉� = 𝑉� − 𝜙𝑉�
𝑉� − 𝜙𝑉� 490.000 − 0,75(335.521)
𝑉� = = 317.812 �
0,75
=
𝜙

 Tentukan jarak tulangan geser (s).


Berdasarkan SNI 2847:2019, pasal 25.7.2 ; hal 599, batas minimum
penentuan jarak antar tulangan geser adalah
Smin  43 daggregat
Smin  34 40 mm (gradasi aggregat kasar adalah maks 40 mm)
Smin  53 mm

Dan jarak maksimal yang diukur dari pusat ke pusat sengkang


tidak melebihi dari nilai terkecil 16d b (sengkang) atau 48db
(longitudinal) atau dimensi terkecil komponen struktur.
Smaks = 16db = 16  12 mm = 192 mm
atau
Smaks = 48db = 48  22 mm = 1.056 mm
atau
Smaks = b = 600 mm
Nilai dari tiga persamaan tersebut diambil yang terkecil sebagai
Smaks yaitu 192 mm. Jadi persyaratan jarak tulangan geser kolom
adalah :
53 mm  S  192 mm
Dengan batas tersebut, akan ditentukan jarak tulangan sengkang
rencana S = 150 mm

1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

 Hitung nilai Av.


𝑉� . 𝑆 317 . 812 � × 150��
𝐴� = = = 413,818 �� 2
𝑦�� . � 240 �𝑝� × (0,80 × 600��)

 Nilai tulangan geser aktual.


Pastikan nilai Av aktual berdasarkan tulangan geser
yang digunakan :
s = 12 mm
1 1
𝐴 = 𝜋�2 𝜋(12��)2 = 113,04 ��2
= 4
4
Jumlah kaki dari tulangan geser adalah :
𝐴����𝑖�𝑖� 413,818
�= 2 = 3,66 ≈ 4
𝐴𝑎���𝑎� = ��
113,04 ��2
Sehingga luasan aktual tulangan geser pada daerah tumpuan :
𝐴� = 4  113,04 mm2 = 452,16 mm2

 Hitung kembali nilai 𝑉� berdasarkan luas tulangan aktual.


Gaya tulangan geser adalah :
𝐴� 𝑓𝑦� 452,16��2 × 240�𝑝� × (0,8 ×
𝑉� = �
= 600��)
𝑆 150
��
𝑉� = 347.259 �

 Hitung kembali nilai Vn.


𝑉� = 𝑉� + 𝑉� = 335.521 � + 347.259 � = 682.780 �
𝜙𝑉� ≥ 𝑉�
0,75 × 682.780 � ≥ 490.000 �
512.085 � ≥ 490.000 � ……..memenuhi syarat

Jadi tulangan geser yang digunakan disepanjang kolom adalah 412 –

1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
. JURUSAN TEKNIK SIPIL
.
. (Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id
150 mm. Adapun hasil akhir dari desain kolom dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :

1
POLITEKNIK NEGERI KUPANG (PNK)
JURUSAN TEKNIK SIPIL
(Program Studi Teknik Perancangan Jalan & Jembatan)
Jl. Adi Sucipto Penfui Kupang - NTT. P.O.Box. 139. No. telp. (0380)881245, 881246
Email : surat@pnk.ac.id

Dalam contoh kasus ini, tulangan geser sengaja disamakan sepanjang


kolom. Namun apabila perencanaan struktur sudah masuk dalam
kategori khusus (SRPMB, SRPMM, SRPMK), maka umumnya daerah
tulangan geser akan dibagi menjadi dua, yaitu daerah tumpuan (zona
sendi plastis) daerah lapangan. Dengan kata lain, dua daerah tersebut
bisa memiliki perbedaan baik dari segi jumlah kaki sengkag atau
jarak antar sengkang.

Anda mungkin juga menyukai