Anda di halaman 1dari 11

Nama : Gustiandikha Saputri

NPM : 1910631140022
Kelas :A
Mata Kuliah : UAS Mekanika Teknik
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Januari 2021
1. Rangkuman Jurnal Tentang 6 Prinsip Dasar atau Hukum Dalam Mekanika Teknik

Penentuan Percepatan Gravitasi Pada Percobaan Gerak Jatuh Bebas Dengan


Memanfaatkan Rangkaian Relai

Relai adalah saklar yang dioperasikan secara listrik dengan menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan kontak saklar, sehingga dengan arus listrik yang
kecil dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Tujuan pembuatan
rancangan percobaan gerak jatuh bebas dengan memanfaatkan rangkaian relai adalah
untuk mempermudah pengambilan data berupa waktu jatuh bebas yang kemudian data
tersebut akan diolah untuk mendapatkan nilai percepatan gravitasi (g).
Metode pengukuran yang digunakan pada penelitian adalah dengan mengukur
waktu jatuh bebas benda menggunakan stopwatch yang bisa bekerja secara otomatis
dengan memanfaatkan rangkaian relai yang diolah dengan menggunakan persamaan gerak
jatuh bebas. Setelah alat terangkai dan dijalankan sesuai prosedur penelitian, data
langsung terlihat pada stopwatch. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan Microsoft
Exel sehingga diperoleh nilai percepatan gravitasi yang ingin didapatkan.
Hasil penelitian penentuan percepatan gravitasi pada percobaan gerak jatuh bebas
menyatakan bahwa alat dapat bekerja dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan alat
yang dapat digunakan untuk mendapatkan data yang kemudian diolah untuk memperoleh
nilai percepatan gravitasi yang mendekati nilai teoritis. Adapun nilai percepatan gravitasi
rata-rata tersebut adalah masing-masing untuk ketinggian 10 cm adalah 9,80952381 m/s2,
ketinggian 20 cm adalah 9,814058957 m/s2, ketinggian 30 cm adalah 9,845 m/s2,
ketinggian 40 cm adalah 9,858283385 m/s2, ketinggian 50 cm adalah 9,829645226 m/s2.
Sehingga diperoleh nilai percepatan rata-rata dari lima variasi ketinggian tersebut sebesar
9,831302275 m/s2.
Instrumen Kecepatan Tendangan Pencak Silat Berbasis Teknologi

Salah satu elemen penting dalam pencak silat adalah kecepatan aksi dan reaksi
tendangan yang diperlukan dan dapat memengaruhi penampilan seseorang baik pada saat
menyerang maupun dalam bertahan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang instrumen
tes kecepatan, khususnya kecepatan tendangan pencak silat yang berbasis teknologi.
Karena selama ini tes kecepatan tendangan yang ada belum melihat kecepatan dari sisi
waktu kerja dengan satuan waktu per menit.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang mengadopsi Langkah
dari Borg and Gall sehingga dilakukan uji reliabilitas menggunakan teknik test and retest.
Adapun beberapa alat ukur dan komponen elektronika yang digunakan seperti: catudaya,
multimeter, stopwatch, sensor PING, sensor tekanan, dan display (LCD) sebagai tampilan
digital, dan sebagainya. Display data yang ditampilkan terdiri atas waktu reaksi dan aksi
dari tendangan pesilat. Waktu reaksi dihitung dari lampu indikator menyala hingga kaki
pesilat akan bergerak. Sementara itu, waktu aksi dihitung saat kaki bergerak hingga
melewati sensor PING.
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas, penelitian ini memeperoleh tingkat
validitas dan realibiltas yang tinggi. Dengan demikian secara umum instrumen dalam
penelitian ini dapat digunakan sebagai alat ukur kecepatan tendangan dalam pencak silat
kategori dewasa. Selain itu, penelitian ini juga dapat menunjukkan kemampuan instrumen
untuk membedakan tingkat kemampuan kecepatan tendangan pesilat putra dan pesilat
putri melalui norma penilaian yang disusun berdasarkan prosedur ilmiah.
2. Jurnal Tentang Konsep Keseimbangan

Pengaruh Jenis Tumpuan Jembatan Penghubung (Skybridge) terhadap Kestabilan


Struktur Bangunan Berlantai Banyak

Jembatan penghubung (skybridge) adalah salah satu jenis jembatan pejalan kaki
tertutup yang menghubungkan antara dua bangunan atau lebih di area padat penduduk.
Tujuan pembangunannya yaitu untuk efektivitas waktu dan kenyamanan pejalan kaki
untuk berpindah dari gedung satu ke gedung lainnya. Jembatan penghubung juga
berfungsi untuk meningkatkan kestabilan suatu gedung terhadap suatu guncangan
(gempa) karena terhubung oleh gedung lainnya dibandingkan jika hanya berdiri sendiri.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbandingan nilai kestabilan struktur bangunan
berlantai banyak yang dihubungkan jembatan penghubung (skybridge) dengan variasi
jenis tumpuan rol, sendi, dan kaku. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif.
Penilitian ini bersifat simulasi yang dilakukan dengan memodelkan jenis-jenis
tumpuan yang berbeda pada jembatan penghubung (skybridge) dengan bantuan instrument
software ETABS dengan material bangunan beton dan dimensi ukuran kolom, balok, plat
lantai, serta skybridge yang sama, namun dibedakan dari jenis tumpuannya. Sedangkan
analisis yang digunakan adalah analisis dinamik Time linear History, menggunakan 3 data
gempa yaitu Gempa Kobe (Jepang), Gempa Tabas (Iran), dan Gempa Chi-chi (Taiwan).
Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa simpulan yang diperoleh di
antaranya yaitu nilai displacement terkecil adalah 89,955 mm yang terdapat pada variasi
tumpuan T8 yaitu tumpuan Kaku-Sendi, Sendi-Kaku. Dengan nilai displacement yaitu
91,467 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Kaku, Kaku-Kaku merupakan yang paling efektif
dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-A, A-A. Dengan nilai
displacement yaitu 95,361 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Kaku-Sendi merupakan
yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi tumpuan A-B, A-B.
Dengan nilai displacement yaitu 89,955 mm, kombinasi tumpuan Kaku-Sendi, Sendi-
Kaku merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan pada kombinasi
tumpuan A-B, B-A. Dengan nilai displacement yaitu 90,831 mm, kombinasi tumpuan
Kaku-Sendi, Kaku-Sendi merupakan yang paling efektif dalam menstabilkan bangunan
pada kombinasi tumpuan A-A, B-B.
Eksperimental Penyempurnaan Tumpuan Jenis Base Isolation Untuk Mereduksi
Pengaruh Gempa Pada Model Portal Baja

Salah satu dampak yang paling terlihat akibat gempa adalah kerusakan pada struktur
bangunan gedung. Maka diperlukan suatu sistem disipasi atau isolasi energi gempa untuk
mengurangi efek dari gaya lateral gempa terhadap struktur bangunan tersebut dan salah
satunya yang paling praktis digunakan adalah sistem isolasi dasar atau base isolation.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang base isolation yang tahan
terhadap gaya gempa lateral dengan varian roll dan menghitung perkiraan biaya dari
pengerjaan base isolation baja. Data yang dibutuhkan adalah desain portal baja lima lantai,
sepuluh lantai, limabelas lantai, desain base isolation baja dan daftar harga satuan. Proses
perekaman percepatan menggunakan software AndroSensor dan analisis menggunakan
Microsoft Excel. Analisis yang dilakukan ada tiga macam, yakni analisis respon alami
struktur, analisis dinamik hasil pengujian meja getar dan analisis biaya pengerjaan base
isolation baja.
Berdasarkan hasil analisis pengujian meja getar, diperoleh sebuah respon tereduksi
pada kondisi kerusakan sedang pada atap portal sepuluh lantai dengan base isolation dua
roda dimana percepatan rata-rata berkurang 20%, menyebabkan percepatan maksimum
berkurang 22% dan pada atap portal lima lantai dengan base isolation tiga roda dimana
percepatan rata-rata berkurang 38%, menyebabkan percepatan maksimum berkurang
35%, serta estimasi biaya pengerjaan pemodelan base isolation baja dengan satu roda
sebesar Rp 273.200, dua roda sebesar Rp 275.700, dan tiga roda sebesar Rp 278.300.
3. Metode dalam mencari Resultan Gaya
a. Metode Jajaran Genjang (Hukum Paralelogram), yaitu dengan cara membentuk
bangun jajaran genjang dari dua gaya yang sudah diketahui sebelumnya dengan garis
tengah merupakan R gaya. Metode jajargenjang merupakan cara penjumlahan vektor
dengan menghubungkan pangkal vektor yang satu ke pangkal vektor yang lainnya.

b. Menjaga Segitiga, yaitu cara penjumlahan dua buah vektor secara grafis di mana salah
satu titik tangkap dipindahkan ke ujung vektor yang lain, lalu ditarik garis lurus dari
pangkal ke ujung vektor tersebut.

c. Metode Poligon, yaitu cara penjumlahan tiga atau lebih vektor secara grafis dengan
saling menghubungkan pangkal vektor ke ujung vektor lainnya sampai vektor
terakhir.

d. Rumus Cosinus, yaitu rumus yang dipakai buat menentukan besar resultan dua buah
vektor yang mengapit sudut tertentu.

e. Metode Analitis, yaitu cara menjumlahkan vektor dengan memproyeksikan vektor-


vektor pada sumbu X dan sumbu Y diagram cartesius, lalu komponen-komponen
vektor pada masing-masing sumbu dijumlahkan secara biasa
4. Rangkuman Jurnal mengenai materi di Mekanika Teknik sesuai minat, dalam hal ini minat
saya ada pada bahasan Struktur Bangunan.

Analisis Kebutuhan Material Pembesian Pada Satu Sampel Area Struktur


Bangunan Gedung

Manajemen proyek yang baik sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga suatu
kualitas pekerjaan baik dari segi waktu, biaya dan mutu konstruksi tersebut. Salah satu
material yang sangat penting dalam suatu proyek infrastruktur diantaranya adalah besi
tulangan atau baja tulangan yang erat kaitannya dengan kualitas kekuatan dan daya tahan
pada bangunan yang dibuat. Tidak hanya untuk mendapatkan kekuatan dan kualitas
pekerjaan yang baik pengendalian material yang sesuai dengan waktu, biaya dan tenaga
kerja juga mampu meningkatkan mutu pekerjaan pada suatu proyek.
Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode analisis
perhitungan data dengan mengambil sampel dari beberapa panel untuk dihitung. Dalam
penelitian ini terdapat dua data sumber. Data primer didapatkan langsung dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung (wawancara) di lapangan. Sedangkan data
sekunder dalam penelitian ini didapat dari data proyek yang ada di perusahaan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini dapat diambil
kesimpulan bahwa dibutuhkan 9,511,745 kg atau 541 besi untuk membuat struktur
bangunan di satu sampel area yang diteliti antara lain pile cap, pondasi tapak, tie beam,
plat lantai, dan kolom. Selain itu besi yang dibeli dari supplier tidak langsung dipakai,
melainkan akan melalui proses penyesuaian berupa pemotongan dan pembekokan dengan
pembuangan kurang lebih sebanyak 10% dari panjang besi. Perhitungan kebutuhan besi
juga sangat dibutuhkan untuk suatu pembangunan sebab hal ini merupakan hal utama
dalam managemen agar meminimalisir kerugian.
Analisis Struktur Beton Bertulang Kolom Pipih Pada Gedung Bertingkat

Kolom merupakan komponen struktur mempunyai tugas utama yaitu menyangga


beban aksial tekan vertikal di mana kolom ini adalah penerus beban seluruh bangunan ke
pondasi. Kolom dengan dimensi cukup besar akan memberikan dampak ukuran ruangan
yang menjadi semakin kecil sehingga fungsi ruangan menjadi terganggu. Sedangkan jika
kolom terlalu kecil, ukuran ruangan menjadi lebih besar, tetapi belum tentu kuat untuk
menahan beban yang ada. Sebagai alternatif dibuat kolom pipih dengan tebal mengikuti
lebar ukuran dinding agar masalah pengurangan luas ruangan yang telah direncanakan
teratasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kemampuan kolom pipih dalam
menerima beban gempa dinamis serta simpangan antar lantai di tiap tingkat. Dalam
penelitian ini digunakan beberapa model khusus struktur kolomn untuk mengetahui
kemampuan kolom dalam menerima beban maupun pengaruh spektrum respon.
Berdasarkan hasil analisis model kolom dengan variasi tebal yaitu 15cm, 20cm, dan
25cm, serta variasi tinggi tiap lantainya yaitu 3m, 3.2m, dan 3.5m menunjukkan bahwa
ketebalan dinding 15cm mempunyai tinggi lantai optimal yang dihasilkan kecil
dibandingkan dengan tebal dinding 25cm yang mempunyai tinggi lantai yang lebih besar,
namun dari beberapa pertimbangan tebal 20cm dianggap sebagai pilihan yang ekonomis.
Hasil analisis model baik model awal maupun model pembanding menunjukkan bahwa
semakin besar dimensi kolom baik arah lebar maupun panjang semakin kecil nilai
simpangan antar lantai yang terjadi, namun berbanding terbalik dengan tinggi antar
tingkatnya. Di mana semakin besar tinggi antar tingkatnya semakin besar pula nilai
simpangan antar lantainya. Selain itu hasil analisis struktur kolom, menunjukkan bahwa
kolom termasuk kolom panjang atau langsing terlihat dari rasio kelangsingannya (40,93 >
22) serta kolom mengalami perilaku tertekuk.
5. Rekayasa Desain
a. Gaya Gesek Statis dan Kinetis

b. Momen Inersia

c. Rangka Batang

d. Konstruksi Rangka Batang


e. Struktur Portal
DAFTAR PUSTAKA

Candrakanta, B., & Widodo, A. (2020). Analisis Kebutuhan Material Pembesian Pada Satu
Sampel Area Struktur Bangunan Gedung. Jurnal Teknik Sipil SENDI, 54-60.
Firdausi, A. K., Rochman, T., & Suryanto, S. (2020). Eksperimental Penyempurnaan Tumpuan
Jenis Base Isolation Untuk Mereduksi Pengaruh Gempa Pada Model Portal Baja. Jurnal
Online Skripsi-Manajemen Rekayasa Konstruksi, 61-66.
Ihsan, N., Yulkifli, & Yohandri. (2018). Instrumen Kecepatan Tendangan Pencak Silat
Berbasis Teknologi. Jurnal Sosioteknologi, 124-131.
Ikhsan, M. N., Junus, N., & Imriyanti. (2020). Pengaruh Jenis Tumpuan Jembatan Penghubung
(Skybridge) terhadap Kestabilan Struktur Bangunan Berlantai Banyak. Jurnal Penelitian
Enjiniring , 38-44.
Limbongan, S., Dapas, S. O., & Wallah, S. E. (2016). Analisis Struktur Beton Bertulang Kolom
Pipih Pada Gedung Bertingkat. Jurnal Sipil Statik, 499-508.
Rosdianto, H. (2017). Penentuan Percepatan Gravitasi Pada Percobaan Gerak Jatuh Bebas
Dengan Memanfaatkan Rangkaian Relai. Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, 107-
112.

Anda mungkin juga menyukai