Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jembatan merupakan sebuah struktur kosntruksi yang berfungsi untuk
menghubungkan jalan yang terpisahkan oleh aliran sungai, lembah, saluran
irigasi, saluran pembuangan serta rintangan lainnya. Jembatan akan semakin
panjang apabila jarak yang ditempuh untuk menghubungkan rintangan tersebut
semakin lebar. Jembatan sangat penting dikarenakan menjadi penghubung moda
transportasi darat. Akan tetapi, jembatan yang menjadi salah satu akses
transportasi terkadang mengalami masalah kegagalan struktur. Salah satu jenis
kegagalan struktur yang terjadi yakni diakibatkan adanya beban kendaraan yang
berlebihan.
Kegagalan struktur yang terjadi jika dibiarkan akan berakibat pada runtuhnya
jembatan, sehingga perlu adanya kontrol jembatan secara berkala untuk
memastikan struktur jembatan selalu dalam keadaan prima dan pengguna jalan
tetap aman. Selama ini struktur jembatan selalu di evaluasi oleh pihak terkait
yakni PUPR Bina Marga. Namun, dalam sistem evaluasi struktur jembatan ini
masih menggunakan metode konvensional.
Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini, membuat kita harus
menemukan cara yang lebih inovatif dalam mendeteksi kegagalan struktur
tersebut. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kegagalan struktur dengan
cara menggunakan Sensor Accelerometer. Sensor accelerometer merupakan
sensor yang digunakan untuk mengukur besarnya kecepatan yang diberikan suatu
objek. Sensor ini terdiri dari beberapa komponen, yaknik sensor acceselerometer,
arduino dan LCD (liquid crystal display). Proses kerja sensor accelerometer
dibantu menggunakan program arduino untuk membaca berat suatu benda.
Alat ini berfungsi untuk mendeteksi percepatan kendaraan yang melintasi
jembatan. Accelerometer dapat mengukur percepatan dinamis dan juga statis.
Pengukuran dinamis adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak,
sedangkan pengukuran statis adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi.
Accelerometer dapat mengukur getaran yang terjadi pada kendaraan, bangunan
dan mesin. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengukur getaran yang terjadi di
dalam bumi, getaran mesin, jarak yang dinamis, dan kecepatan dengan ataupun
tanpa pengaruh gravitasi bumi.
Alat ini nantinya diharapkan dapat membantu dalam proses evaluasi yang
dilakukan oleh pihak terkait.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka usulan Program Kreativitas
Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) dengan judul diatas dalam rangka
menyelesaikan permasalahan:
1. Bagaimana efisiensi dan keakuratan pembacaan menggunakan sensor
accelerometer untuk evaluasi struktur jembatan?
2. Bagaimana hasil pengukuran percepatan dan frekuensi serta defleksi pada
struktur jembatan di lokasi penelitian?
1.3 Tujuan
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) ini,
yakni:
1. Mengetahui efisiensi dan keakuratan pembacaan menggunakan sensor
accelerometer untuk evaluasi struktur jembatan.
2. Mengetahui hasil pengukuran percepatan dan frekuensi serta defleksi
pada struktur jembatan di lokasi penelitian

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat dari pembuatan alat sensor accelerometer ini, yakni
dapat membantu evaluasi dan monitoring struktur jembatan. Kemudian alat sensor
ini juga diharapkan dapat membantu memberikan inovasi yang tepat dan efisien
dalam perbaikan struktur jembatan kedepannya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Structural Health Monitoring System (SHMS)
SHMS mendeteksi kerusakan dengan metoda pengujian tidak merusak
dengan cara mengintegrasikannya dengan struktur untuk memonitor kesehatan
dari jembatan secara keseluruhan maupun secara parsial (Nababan, 2008, 2009,
2010). Teknologi ini dapat memperpanjang umur pelayanan jembatan karena
penurunan kemampuan dan kerusakan dapat diidentifikasi lebih awal sebelum
terjadinya kerusakan yang lebih parah yang membutuhkan biaya rehabilitasi yang
sangat besar. SHMS ini didefinisikan sebagai “penggunaan secara in-situ”,
penginderaan tak rusak dan analisis karakter struktur, termasuk respon struktur
untuk mendeteksi perubahan yang mengindikasikan adanya kerusakan atau
penurunan kemampuan struktur.
Dengan perencanaan yang seksama di dalam penempatan instrumen atau
sensor maka SHMS ini dapat mengumpulkan data yang diperlukan tentang
kondisi jembatan seperti stress, strain, defleksi, temperatur, dan time-dependent
properties seperti creep dan shrinage pada struktur. Data tersebut juga dapat
digunakan untuk mem-verifikasi asumsi-asumsi yang dibuat dalam disain
sehingga dapat dilakukan perbaikan pada disain jembatan berikutnya, menilai
kondisi umum dari jembatan-jembatan, dan menyediakan data bagi infrastructure
management system untuk pengambilan keputusan (Suhendro 2010). Dengan
tersedianya teknologi untuk SHMS maka disain SHMS sesuai kebutuhan, jumlah,
dan spesifikasi sensor-sensor yang tepat akan mendukung kondisi
jembatan/infrastruktur.
Tujuan pemasangan SHMS adalah:
 Menginformasikan kondisi struktur jembatan;
 Mewujudkan perencanaan pemeliharaan yang rasional dan ekonomis;
 Mendapatkan pelayanan struktur yang aman dan ekonomis;
 Mengidentifikasikan penyebab kondisi struktur yang tidak layak;
 Memberikan peringatan dini apabila terjadi hal yang mengancam
keselamatan dan berkurangnya kenyamanan pada pemakai jembatan;
2.2 Penilaian Kondisi Jembatan
Kesehatan jembatan memiliki korelasi dengan frekuensi alamiahnya.
Prosedur investigasi penilaian respons dinamik kondisi jembatan terdiri atas
empat langkah. Langkah pertama adalah membangun Finite Element Analysis
(FEA) tiga dimensi skala penuh dari konstruksi jembatan yang merepresentasikan
kondisi ideal jembatan. Langkah ini bersifat opsional dan dapat menggunakan
analisis numerik. Selama FEA, dijalankan simulasi model jembatan seolah-olah
dilalui beban truk untuk memperoleh frekuensi alamiah dan amplitude puncaknya.
Langkah kedua adalah melakukan FFT dari data akselerasi di domain waktu dan
mengidentifikasi amplitude puncak dari frekuensi-frekuensi dominan yang
dihasilkan, lalu diambil frekuensi dengan puncak amplitude terbesar. Langkah
ketiga adalah perancangan jaringan WSN untuk mengumpulkan respons
akselerasi waktu nyata jembatan ketika dibebani truk yang bergerak. Dan langkah
keempat adalah mengidentifikasi perbedaan antara respons dinamik FEA dengan
data yang diperoleh dari lapangan dan mengaitkan keduanya untuk mendapatkan
perbedaan frekuensi yang dihasilkan. Dari perbedaan frekuensi antara FEA
dengan yang diperoleh dari data sensor, dapat ditentukan nilai jembatan melalui
rumus berikut:
f −f 1000
Nilai Jembatan = (int) 9 - FEA sensor x (1)
f FEA 123
dengan 𝑓𝐹𝐸𝐴 adalah frekuensi alamiah jembatan yang diperoleh dari FEA dan
𝑓𝑆𝑒𝑛𝑠𝑜𝑟 adalah frekuensi alamiah jembatan yang dihitung dari data yang
diperoleh dari sensor. Rentang nilai jembatan adalah 0-9. Secara berturut-turut,
nilai mulai dari terendah mengindikasikan kondisi gagal, menuju kondisi gagal,
kondisi kritis, kondisi serius, kondisi buruk, kondisi cukup baik, kondisi
memuaskan, kondisi bagus, kondisi sangat bagus, dan kondisi luar biasa bagus.
Nilai 0-4 memerlukam rehabilitasi atau penggantian jembatan, nilai 5-6
memerlukan pemeliharaan preventif dan perbaikan, dan nilai 7-9 memerlukan
pemeliharaan preventif.
2.3 Beban Dinamis
Beban dinamis dapat diartikan “bervariasi” terhadap waktu dalam konteks
gaya yang berkerja (eksitasi) pada struktur. Variasi beban dinamis dapat berupa
besarannya (magnitude), arahnya (direction) dan atau titik pangkatnya (point of
application), respon struktur teresebut bekerja pada defleksi dan tegangan yang
bervariasi pula terhadap waktu, baik respon dinamis maupun respon statis. Beban
dinamis dibagi dalam 3 kategori :
• Periodik (berulang)
• Kejut (impuls)
• Acak (random)
Arti lain tentang beban dinamik yaitu beban yang besarnya (intensitasnya)
berubah-ubah menurut waktu, sehingga dapat dikatakan besarnya beban
merupakan fungsi waktu, yang bekerja hanya untuk rentang waktu tertentu saja.
Beban dinamik dapat menyebabkan timbulnya gaya inersia pada pusat massa yang
arahnya berlawanan dengan arah gerakan, beban dimanis lebih kompleks dari
pada beban statis baik di tinjau dari bentuk fungsi bebannya maupun akibat yang
di timbulkan
Faktor yang memepengaruhi beban dinamik pada struktur adalah fungsi
beban dan fungsi waktu. Hal ini menyebabkan struktur juga akan berubah-ubah
terhadap waktu. Oleh karena itu, penyelesaian persoalan dinamik harus dilakukan
secara berulang-ulang mengikuti sejarah pembebanan yang ada. Jika penyelesaian
problem statik bersifat tunggal (single solution), maka dalam penyelesaian
masalah statik bersifat tunggal (single solution), dan dalam penyelesaian masalah
dinamik bersifat berulang-ulang (multiple solution).
Pada saat bergetar bahan dari struktur akan melakukan resistensi terhadap
getaran atau gerakan, pada umumnya dikatakan bahan yang bersangkutan
mempunyai kemampuan untuk meredam getaran. Dengan demikian pada
pembebanan dinamik akan terdapat peristiwa redaman yang hal ini tidak terdapat
pada pembebanan statik.
Contoh beban dinamik :
1. Getaran yang diakibatkan oleh gerakan kendaraan.
2. Getaran yang diakibatkan oleh suara yang keras, seperti mesin jet pesawat.
3. Angin dengan kecepatan tinggi dan menerpa suatu struktur bangunan dan di
ekuivalenkan sebagai suatu gaya yang bekerja sekaligus menggetarkan struktur
bangunan.
2.4 Degradasi, Keselamatan dan Ketahanan Struktur
Faktor penyebab kegagalan konstruksi dapat bersumber dari akumulasi
kegagalan berbagai faktor. Untuk setiap kondisi penilaian (assessment) terdapat
dua kategori utama potensi kegagalan layanan struktur:
a. Cacat (Defect)
Komponen struktur tidak memenuhi persyaratan minimum kekuatan atau
spesifikasi peraturan. Hal ini dapat terjadi mulai dari tahap perencanaan,
manufaktur, fabrikasi, atau pekerjaan konstruksi sebelum struktur difungsikan
atau masa penggunaan dan pemeliharaan yang menyimpang dari fungsi layanan.
b. Kemunduran kapasitas layanan (Deterioration)
Material bahan bangunan mengalami kemunduran kualitas sejalan dengan
layanan bangunan. Proses penuaan dan pengaruh lingkungan secara alami juga
beperan pada kemunduran kualitas bahan. Perawatan dan pemeliharaan secara
berkala dengan melakukan perbaikan, renovasi dan penggantian material jembatan
adalah usaha mempertahankan layanan jembatan yang optimal. Cacat bangunan
dapat mempengaruhi tingkat kemunduran mutu/kualitas atau menjadi awal
kegagalan fungsi material; hal mana kedua parameter ini adalah faktor hubungan
sebab dan efek kemunduran. Cacat dan kemunduran kualitas bahan menjadi
penting dalam penentuan keselamatan layanan dan keamanan sistem struktur.
Evaluasi sistem struktur diperlukan bagi kemungkinan kegagalan yang tidak
diduga. Kegagalan unsur struktur menunjukan masalah yang tidak terdeteksi.
Keruntuhan elemen struktur akibat muatan dan terlampauinya kekuatan bahan
oleh kekeliruan penanganan dan kemunduran kekuatan unsur elemen terjadi tanpa
dapat diamati sebelum terjadinya keruntuhan
2.5 Sensor
Septinurriandiani (2011) dalam kajiannya menyebutkan bahwa sensor adalah
sebuah perangkat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Beberapa kriteria yang penting untuk dipertimbangkan ketika memilih sensor
untuk aplikasi monitoring dan pengujian jembatan ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Pemilihan Sensor
Karakteristik kinerja sensor Batasan lingkunan Pertimbangan ekonomi
Kepekaan Kisaran Suhu Biaya
Resolusi Kisaran kelambatan Ketersediaan keandalan
Rentang Ukuran Kemudahan instalasi
Linearitas Pengemasan Kebutuhan akuisisi data
Hysteresis Isolasi
Akurasi Efek termal
Pengulangan
Stabilitas
Waktu respon
Respon
2.5.1 Accelerometer ADXL335
Accelerometer adalah sensor yang berfungsi untuk mengukur
percepatan linear yang disebabkan oleh gerak benda atau percepatan grafitasi
bumi. Perangkat sederhana yang dapat digunakan untuk mengukur percepatan
adalah sistem massa pegas. Dengan menggunakan hukum dasar gaya Newton
(F=ma) dan hukum Hooke (F=k.∆x), percepatan yang dialami oleh sebuah
massa dapat dihitung dengan mengukur perpindahan massa tersebut.
Perubahan kecepatan yang mampu di deteksi oleh sensor percepatan
salah satunya adalah percepatan gravitasi bumi. Dalam kondisi diam, setiap
benda secara normal akan memperoleh gaya tarik bumi. Nilai percepatan
yang dialami benda tersebut adalah senilai dengan percepatan gravitasi.
Sensor ADXL335 mampu mengukur percepatan dengan range sebesar
±3g.SensorADXL335 mempunyai keluaran analog berupa tegangan. Secara
matematis, dapat diformulakan sebagai berikut:
Vout = (a x µ) V0g (2)
Dengan:
Vout = keluaran sensor (V),
a = percepatan aktual (g),
µ = sensitivitas sensor (V/g),
V0g = tegangan ZeroG (V)
Percepatan gravitasi yang dideteksi oleh sensor Percepatan ini bisa
dimanfaatkan sebagai informasi sudut orientasi benda.

Gambar 1.1 Accelerometer ADXL335

2.5.2 Arduino Mega 2560


Arduino Mega 2560 adalah board (papan) mikrokontroler berbasiskan
ATmega 2560 (sebuah keping yang secara fungsional bertindak seperti
sebuah komputer. Arduino Mega 2560 memiliki 54 pin digital input/output,
dimana 15 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 16 pin sebagai input
analog, dan 4 pin sebagai UART (port serial hardware), 16 MHz kristal
osilator, koneksi USB, jack power, header ICSP, dan tombol reset yang
diperlukan untuk mendukung mikrokontroler. Untuk dapat mengaktifkan
Arduino Mega 2560 cukup dengan menghubungkannya ke komputer melalui
kabel USB atau power dihubungkan dengan adaptor AC-DC atau baterai.
Arduino Mega 2560 beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor
pull-up internal (yang terputus secara default) sebesar 20-50 kOhms. Arduino
mega 2560 memiliki tombol reset yang dihubungkan dengan ground
berfungsi ketika tombol reset ditekan saat terjadi error menjalankan program
pada Arduino maka secara otomatis program akan kembali pada keadaan
standby. Arduino mega 2560 memiliki pengalamatan suatu input dan output
diantaranya adalah pinMode(pin,mode) berfungsi untuk menetapkan mode
input atau output dari suatu pin.
(https://www.academia.edu/14716220/Arduino_Mega2560)
a. Spesifikasi Arduino Mega2560
Adapun spesifikasi singkat mengenai Arduino Mega 2560 adalah sebagai
berikut :
-Mikrokontroler : Atmega 2560
-Tegangan Operasi : 5V
-Input Voltage (disarankan) : 7-12V
-Input Voltage (limit) : 6-20V
-Pin Digital I/O : 54 (yang 15 pin digunakan sebagai output )
-Pins Input Analog : 16
-Arus DC per pin I/O : 40 mA
-Arus DC untuk pin 3.3V : 50 mA
-Flash Memory : 256 KB (8 KB digunakan untuk
bootloader)
-SRAM : 8 KB
-EEPROM : 4 KB 12
-Clock Speed : 16 MHz
(https://www.academia.edu/14716220/Arduino_Mega2560)

Gambar 2.2 Arduino Mega 2560


Sumber:(http://www.progsisdel.com/images/Tutoriales/Bascom/5_Lcd/
06_Arduin o_Mega.jpg)

Beberapa penjelasan tentang konfigurasi pin Arduino Mega 2560 berdasarkan


gambar 2.2. adalah sebagai berikut:
- VIN adalah input tegangan untuk board (papan) Arduino ketika menggunakan
sumber daya eksternal (sebagai tegangan 5 Volt dari koneksi USB atau
sumber daya ter-regulator lainnya). Pengguna dapat memberikan tegangan
melalui pin 13 ini melalui jack power sehinnga dapat mengakses dan
menggunakan tegangan lainnya melalui pin ini.
- 5V adalah sebuah pin yang mengeluarkan tegangan ter-regulator 5 Volt, dari
pin ini tegangan sudah diatur (ter-regulator) dari regulator yang tersedia
(builtin) pada papan. Arduino dapat diaktifkan dengan sumber daya baik
berasal dari jack power DC (7-12 Volt), konektor USB (5 Volt), atau pin VIN
pada board (7-12 Volt). Memberikan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V
secara langsung tanpa melewati regulator dapat merusak papan Arduino.
- 3V3 adalah sebuah pin yang menghasilkan tegangan 3,3 Volt. Tegangan ini
dihasilkan oleh regulator yang terdapat pada papan (on-board). Arus
maksimum yang dihasilkan adalah 50 mA.
- GND adalah Pin Ground atau Massa.
- IOREF adalah pin ini pada papan Arduino berfungsi untuk memberikan
referensi tegangan yang beroperasi pada mikrokontroler. Sebuah perisai
(shield) dikonfigurasi dengan benar untuk dapat membaca pin tegangan
IOREF dan memilih sumber daya yang tepat atau mengaktifkan penerjemah
tegangan (voltage translator) pada output untuk bekerja pada tegangan 5 Volt
atau 3,3 Volt.
- 16 pin sebagai input atau output analog yaitu pin A0 sampai dengan A15.
- 54 pin sebagai input atau output digital yaitu pin D0 sampai dengan D53
tetapi ada 15 pin untuk output PWM (dapat dilihat gambar 6.).
- Serial terdiri dari Serial : 0 (RX) dan 1 (TX), Serial 1 : 19 (RX) dan 18 (TX),
Serial 2 : 17 (RX) dan 16 (TX), dan Serial 3 : 15 (RX) dan 14 (TX).
Digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan (TX) data serial TTL.
Pins 0 dan 1 juga terhubung ke pin chip ATmega16U2 Serial USB-to-TTL.
- Eksternal Interupsi berada pada pin 2 (interrupt 0), pin 3 (interrupt 1), pin 18
(interrupt 5), pin 19 (interrupt 4), pin 20 (interrupt 3), dan pin 21 (interrupt 2).
Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang
rendah, meningkat atau menurun, atau perubah nilai.
- SPI berada pada pin 50 (MISO), pin 51 (MOSI), pin 52 (SCK), pin 53 (SS).
Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan perpustakaan SPI. Pin SPI
juga 14 terhubung dengan header ICSP, yang secara fisik kompatibel dengan
Arduino Uno, Arduino Duemilanove dan Arduino Diecimila.
- LED dapat digunakan pada Pin 13. Tersedia secara built-in pada papan
Arduino ATmega 2560. LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin diset
bernilai HIGH, maka LED menyala (ON), dan ketika pin diset bernilai LOW,
maka LED padam (OFF).
- TWI berada pada pin 20 (SDA) dan pin 21 (SCL). Yang mendukung
komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire. Perhatikan bahwa pin ini
tidak di lokasi yang sama dengan pin TWI pada Arduino Duemilanove atau
Arduino Diecimila.
- AREF adalah referensi tegangan untuk input analog. Digunakan dengan
fungsi analogReference().
- RESET adalah jalur LOW ini digunakan untuk me-reset (menghidupkan
ulang) mikrokontroler. Jalur ini biasanya digunakan untuk menambahkan
tombol reset pada shield yang menghalangi board utama Arduino.
(https://www.academia.edu/14716220/Arduino_Mega2560)

2.5.3 LCD 16 X 2
LCD (liquid crystal display) adalah suatu perangkat elektronik yang
dapat digunakan untuk menampilkan angka atau teks. Untuk keperluan antar
muka suatu komponen elektronika dengan mikrokontroler, perlu diketahui
fungsi dari setiap kaki yang ada pada komponen tersebut seperti gambar 2.3
Berdasarkan gambar 2.3. fungsi pin LCD tersebut adalah sebagai berikut :
- VCC ( pin 1)
Merupakan sumber tegangan +5V
- GND 0V ( pin 2)
Merupakan sambungan ground
- VEE (pin 3)
Merupakan input tegangan Kontras LCD
- RS Register Select (pin 4)
Merupakan register pilihan 0 = Register Perintah, 1 = Register Data
- R/W (pin 5)
Merupakan read select , 1 = Read, 0 = Write
- Enable Clock LCD (pin 6)
Merupakan masukan logika 1 setiap kali pengiriman atau pembacaan data
- D0 – D7 ( pin 7 – pin 14)
Merupakan Data Bus 1 – 7 ke port

Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN
dinamakan Enable yang digunakan untuk memberitahu LCD bahwa sebuah
data sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD yang berupa data
ASCII yang akan ditampilkan dilayar (tabel 3), maka melalui program EN
harus dibuat logika low “0” dan set pada dua jalur kontrol yaitu RS dan RW.
Ketika dua jalur tersebut telah siap, set EN dengan logika “1” dan tunggu dan
berikutnya di set.
Gambar 2.3 Pin LCD 16 X 2
Sumber : (http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/528/jbptunikompp-gdl-
andriyanan-26373-4-unikom_a-i.pd

BAB 3 TAHAP PELAKSANAAN PELAKSANAAN

Mulai

Penentuan Lokasi Penelitian

Instalasi Alat Sensor

Pemasangan Alat Sensor

Pengumpulan Data

Tidak
Analisis Data

Ya

Selesai
3.1 Penentuan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dimulai dengan menentukan lokasi objek pengamatan. Pada
objek pengamatan tersebut akan di lakukan pemasangan alat sensor
accelerometer.
3.2 Instalasi Alat Sensor
Pada saat instalasi, sensor accelerometer dihubungkan dengan arduino mega
2560 yang kemudian hasil pembacaan sensor di tampilkan dengan menggunakan
LCD 16x2. Untuk mengaktifkan sensor dan LCD dilakukan simulasi terlebih
dahulu pada website Wokwi Simulator. Bahasa pemrogramannya diperolah dari
website tersebut, kemudian beberapa bahasa tersebut diubah dan disesuaikan
dengan tipe Arduino, sensor dan LCD yang digunakan. Sebelum alat ini
digunakan untuk pengujian pada jembatan maka harus dilakukan pengkalibrasian
agar sensor ini mendapatkan hasil data yang akurat. Skema instalasi sensor
accelerometer ADXL335 dan LCD 16X2 dapat dilihat pada gambar 3.1

LCD 16 X 2

Resistor

Arduino Mega

ADXL 335

Gambar 3.1 Rencana Instalasi Sensor


3.3 Pemasangan Alat Sensor
Perencanaan pemasangan alat sensor dilakukan dengan memasang 8 sensor
accelerometer pada objek penelitian dengan masing-masing alat memiliki 3
sumbu.
2 accelerometer akan dipasang dibagian kanan struktur jembatan dan 2
accelerometer akan dipasang dibagian kiri jembatan untuk mengetahui nilai
geteran vertikal, kemudian 4 accelerometer akan dipasang dibagian bawah
jembatan untuk mengetahui nilai getaran pada arah horizontal. Pemasangan alat
sensor pada jembatan dapat dilihat pada gambar 3.2.

a) Tampak samping titik penempatan sensor

b) Tampak atas titik penempatan sensor

Gambar 3.2 Titik penempatan sensor pada jembatan (Ghafiruzzambi, M. S., 2022)

3.4 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pembacaan pada alat
accelerometer tersebut. Data yang didapatkan yakni berupa frekuensi getaran dan
percepatan.
3.5 Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan data yang didapat dari alat
accelerometer tersebut. Data yang dihasilkan dari pembacaan sensor
accelerometer kemudian diolah untuk menghasilkan nilai lendutan dari jembatan
yang menjadi objek penelitian.

3.6
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Table 2 Rekaptulasi Rencana Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Biaya
Belmawa Rp 3.520.000,00
1 Belanja Bahan Perguruan Tinggi Rp 800.000,00
Instansi Lain (Jika ada) -
Belmawa Rp 600.000,00
2 Transportasi Lokal Perguruan Tinggi Rp 200.000,00
Instansi Lain (Jika ada) -
Belmawa Rp 400.000,00
3 Lain - lain Perguruan Tinggi Rp 185.000,00
Instansi Lain (Jika ada) -
Jumlah Rp 5.705.000,00
Belmawa Rp 4.520.000,00
Perguruan Tinggi Rp 1.185.000,00
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain (Jika ada) -
Jumlah Rp 5.705.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Table 3 Jadwal Kegiatan
Bulan
No Keterangan Penanggung Jawab
1 2 3 4
1 Persiapan Mirdamad
2 Studi literatur Eka
Perakitan dan
3 Mirdamad dan Hakim
Instalasi alat Sensor
Survey Lokasi
4 Hakim
Penelitian
Penelitian dan
5 Mirdamad
Pengumpulan data
6 Analisis Data Eka

DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 2.1 Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Email
7 Nomor Telepon/HP

B. Kegiatan kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Yogyakarta, Februari 2023


Ketua

( )
Lampiran 2.2 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Mir Damad Findy Rizqy
2 Jenis Kelamin Laki – Laki
3 Program Studi Teknik Sipil
4 NIM 5190811134
5 Tempat dan Tanggal Lahir Makassar , 03 Februari 2000
6 Alamat Email Mirdamadf5@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP

B. Kegiatan kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Yogyakarta, Februari 2023


Anggota Tim

( )
Lampiran 2.3 Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Email
7 Nomor Telepon/HP

B. Kegiatan kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1
2
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Yogyakarta, Februari 2023


Anggota

( )
Lampiran 3. Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 Alamat Email
7 Nomor Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan

No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus


1
2

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS


1
2
3
Penelitian

No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun


1
2
3
Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian kepada masyarakat Penyandang Dana Tahun


1
2
3
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-KI.

Yogyakarta, Februari 2023


Dosen Pendamping

( )
Lampiran 4. Justifikasi Anggaran Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Jumlah
1 Belanja Bahan ( 60 % )
Sensor Accelerometer 8 buah Rp 150.000,00 Rp 1.200.000,00
Arduino Mega 8 buah Rp 350.000,00 Rp 2.800.000,00
Lcd 16 x 2 8 Buah Rp 25.000,00 Rp 200.000,00
Kabel Connector 8 Buah Rp 15.000,00 Rp 120.000,00
SUB TOTAL Rp 4.320.000,00
2 Perjalanan Lokal (30%)
Bensin Transportasi
4 Bulan Rp 200.000,00 Rp 800.000,00
kelompok 3 orang

SUB TOTAL Rp 800.000,00


3 Lain - Lain (15%)
Kuota Internet 3 orang 4 Bulan Rp 80.000,00 Rp 320.000,00
Masker 1 Dus Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
ATK 1 Set Rp 50.000,00 Rp 50.000,00
Pembuatan Laporan 1 Set Rp 200.000,00 Rp 200.000,00
SUB TOTAL Rp 585.000,00
GRAN TOTAL Rp 5.705.000,00
LIMA JUTA TUJUH RATUS LIMA RIBU RUPIAH
Lampiran 5. Susunan Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

Program Bidang Alokasi/Waktu


No Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (jam/minggu)
Lampiran 6. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertandatangan dibawah ini :


Nama Ketua Tim :
Nomor Induk Mahasiswa :
Program Studi :
Nama Dosen Pendamping :
Perguruan Tinggi :
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-KI saya dengan judul .....................
yang diusulkan untuk tahun anggaran 2023 adalah asli karya kami dan belum
pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Yogyakarta, Februari 2023


Yang Menyatakan

Muhammad Subhanu Alhakim


519081212

Anda mungkin juga menyukai